bab iv hasil dan pembahasan 4.1. gambaran umum …repository.ub.ac.id/2878/5/bab iv.pdf · offering...

31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1. Sejarah PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, yang selanjutnya disebut TELKOM atau perseroan, merupakan perusahaan informasi dan komunikasi ( InfoCom) serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap ( full service and nerwork provider) yang terbesar di Indonesia. TELKOM menyediakan jasa telepon terap kabel (fixed wire line), jasa telepon tetap nirkabel (fixed wireless), jasa telepon bergerak (mobile service), data dan internet serta jasa multimedia lainnya, dan network & interkoneksi, baik secara langsung maupun melalui perusahaan asosiasi. Kantor pusat perusahaan berlokasi di Jalan Japati No. 1, Bandung, Jawa Barat. Perusahaan perseroan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (“perusahaan”) pada mulanya merupakan bagian dari “post and telegraafdienst”, yang didirikan pada tahun 1884 berdasarkan keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda No. 7 tanggal 27 maret 1884 dan diumumkan dalam berita Negara Hindia Belanda No. 52 tanggal 3 April 1884. Pada tahun 1991, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 1991, status perusahaan diubah menjadi Perseroan Terbatas Milik Negara (persero). Perusahaan didirikan berdasarkan Akta Notaris Imas Fatimah SH. No. 128 tanggal 24 September 1991. Akta pendirian tersebut telah disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan surat keputusan No. C2- 6870.HT.01Th.1991 tanggal 19 November 1991 dan diumumkan dalam Berita

Upload: others

Post on 19-Oct-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1. Gambaran Umum Perusahaan

    4.1.1. Sejarah PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk,

    PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, yang selanjutnya disebut TELKOM

    atau perseroan, merupakan perusahaan informasi dan komunikasi (InfoCom) serta

    penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap (full service and nerwork

    provider) yang terbesar di Indonesia. TELKOM menyediakan jasa telepon terap

    kabel (fixed wire line), jasa telepon tetap nirkabel (fixed wireless), jasa telepon

    bergerak (mobile service), data dan internet serta jasa multimedia lainnya, dan

    network & interkoneksi, baik secara langsung maupun melalui perusahaan asosiasi.

    Kantor pusat perusahaan berlokasi di Jalan Japati No. 1, Bandung, Jawa

    Barat. Perusahaan perseroan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (“perusahaan”)

    pada mulanya merupakan bagian dari “post and telegraafdienst”, yang didirikan

    pada tahun 1884 berdasarkan keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda No. 7

    tanggal 27 maret 1884 dan diumumkan dalam berita Negara Hindia Belanda No.

    52 tanggal 3 April 1884.

    Pada tahun 1991, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 1991,

    status perusahaan diubah menjadi Perseroan Terbatas Milik Negara (persero).

    Perusahaan didirikan berdasarkan Akta Notaris Imas Fatimah SH. No. 128 tanggal

    24 September 1991. Akta pendirian tersebut telah disetujui oleh Menteri

    Kehakiman Republik Indonesia dengan surat keputusan No. C2-

    6870.HT.01Th.1991 tanggal 19 November 1991 dan diumumkan dalam Berita

  • Negara Republik Indonesia No. 5 tanggal 17 Januari 1992. Anggaran Dasar

    Perusahaan telah beberapa kali diubah, perubahan terakhir berdasarkan akta

    notaries A. Partomuan Pohan, S.H., LLM. No. 4 tanggal 6 April 2006 dan telah

    diumumkan dalam Berita Negara RI No. 51 tanggal 27Juni 2006, antara lain

    mengubah kewenangan dan tanggung jawab direksi dan komisaris perusahaan.

    Berdasarkan Undang-Undang No. 3 tahun 1989 mengenai Telekomunikasi,

    yang berlaku sejak tanggal 1 April 1989, badan usaha Indonesia diizinkan untuk

    menyelenggarakan jasa telekomunikasi dasar dalam bentuk kerja sama dengan

    perusahaan sebagai badan penyelenggara jasa telekomunikasi dalam negeri.

    Peraturan Pemerintah No. 8 tahun 1993 mengenai penyelanggaraan telekomunikasi

    mengatur lebih lanjut bahwa kerja sama penyelenggaraan jasa telekomunikasi dasar

    tersebut dapat dilakukan dalam bentuk perusahaan patungan, kerja sama operasi,

    atau kontrak manajemen dan bahwa badan usaha yang bekerja sama dengan badan

    penyelenggara jasa telekomunikasi dalam negeri harus menggunakan jaringan

    telekomunikasi badan penyelenggara tersebut. Jika jaringan telekomunikasi

    tersebut tidak tersedia, Peraturan Pemerintah tersebut mengharuskan kerja sama

    dilakukan dalam bentuk perusahaan patungan yang dapat membangun jaringan

    telekomunikasi yang diperlukan.

    Kegiatan perusahaan dalam menyelenggarakan jasa telekomunikasi dalam

    negeri, meliputi telepon, teleks, telegram, satelit, sikrit langganan, surat elektronik

    dan jasa telekomunikasi bergerak dan selular. Dalam rangka mempercepat

    pembangunan sarana telekomunikasi dan menjadikan perusahaan sebagai operator

    bertaraf internasional, serta meningkatkan teknologi, pengetahuan dan keahlian

    para karyawannya, pada tahun 1995, perusahaan telah melakukan kerja sama

  • dengan para mitra dalam pembangunan, pengelolaan dan pengoperasian sarana

    telekomunikasi di lima dari tujuh divisi regional melalui pola kerja sama operasi.

    Menteri Pariwisata, Pos dan Telekominikasi Republik Indonesia melalui dua surat

    keputusan, yang keduanya tertanggal 14 Agustus 1995, menegaskan kembali status

    perusahaan sabagai badan penyelenggara telekomunikasi dalam negeri.

    Selanjutnya, terhitung sejak tanggal 1 Januari 1996, perusahaan memperoleh hak

    eksklusif untuk menyelnggarakan jasa jaringan tetap lokal dan jaringan tetap

    nirkabel (local wireline dan fixed wireless) untuk jangka waktu minimum 15 tahun

    dan hak eksklusif untuk menyelenggarakan jasa telekomunikasi sambungan

    langsung jarak jauh dalam negeri (SLJJ) untuk jangka waktu minimum 10 tahun.

    Hak eksklsif tersebut juga termasuk penyelenggaraan jasa telekomunikasi untuk

    dan atas nama perusahaan melalui KSO. Pemberian hak tersebut tidak

    mempengaruhi hak perusahaan untuk menyelenggarakan jasa telekomunikasi

    dalam negeri lainnya.

    Berdasarkan Undang-Undang No. 36\1999 mengenai telekomunikasi, yang

    berlaku efektif pada bulan september 2000, kegiatan telekomunikasi meliputi ;

    a) Jaringan Telekomunikasi

    b) Jasa Telekomunikasi

    c) Telekomunkasi Khusus

    Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, Badan Usaha Swasta dan

    Koperasi diizinkan untuk menyelenggarakan jaringan dan jasa telekomunikasi.

    Sedangkan telekomunikasi khusus dapat diselenggarakan oleh perseorangan,

    instansi pemerintah dan badan hukum selain penyelenggara jaringan dan jasa

    telekomunikasi.

  • Pada tanggal 13 Mei 2004, berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan

    No. KP. 162\2004, perusahaan telah memperoleh ijin untuk menyelenggarakan jasa

    sambungan langsung Internasional (SLI).

    Pada tanggal 14 november 1995, pemerintah RI melakukan penjualan

    saham perusahaan melalui penawaran umum perdana saham (Initial Public

    Offering atau IPO) di Bursa Efek Jakarta.

    4.1.2. Produk dan Layanan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk,

    Ada beberapa produk yang telah dihasilkan oleh PT. Telekomunikasi

    Indonesia Tbk. Diantaranya adalah:

    1. Telepon Tetap Kabel (fixed wire line)

    1) Telkom lokal

    Adalah merupakan layanan komunikasi telepon antar pelanggan dalam

    jarak di bawah 30 km atau di dalam satu wilayah lokal.

    2) Telkom SLJJ (Sambungan Langsung Jarak Jauh)

    Adalah layanan komunikasi jarak jauh antar pelanggan yang masih dalam

    satu wilayah Negara.

    3) TIC 007 (Telecomunikation International Calling)

    Adalah layanan telekomunikasi internasional, dimana dengan kode ini

    pelanggan dapat menghubungi semua negara tujuan diseluruh dunia.

    4) Telkom Speedy

    Adalah layanan internet berkecepatan tinggi yang menggunakan telepon

    rumah. Saluran telepon tersebut dapat digunakan untuk pembicaraan

    telepon dan akses internet secara bersamaan.

  • 5) Kartu Prabayar atau Panggil Merdeka

    Adalah salah satu produk PT telkom yang berfungsi sebagai kartu telepon

    prabayar. Prabayar adalah system pembayaran yang disesuaikan dengan

    kemampuan pemakai. Artinya, pemakai dapat mengatur dan mengontrol

    pemakaian pulsa telepon sesuai dengan kemampuan dan kebutuhannya,

    tanpa dikenakan biaya abonemen.

    2. Telepon Tetap Nirkabel (fixed wireless)

    Telkom flexy adalah layanan telapon tetap nirkabel yang menggunakan

    teknologi CDMA, yaitu layanan yang terbatas pada satu kode area tertentu.

    3. Fitur

    1) Lacak (Call Forwarding)

    Adalah fasilitas untuk mengalihkan panggilan telepon ke nomor yang

    dikehendaki oleh pamakainya. Pengalihan biasa ke telepon biasa, interlokal,

    internasional, maupun telepon selluler. Panggilan dialihkan jika tidak

    dijawab atau sedang sibuk.

    2) Nada Sela (Call Waiting)

    Adalah fasilitas pada layanan telepon yang memungkinkan untuk

    mengetahui panggilan telepon lain yang hendak masuk pada saat sedang

    melakukan pembicaraan, juga untuk mengadakan pembicaraan dengan

    penelepon kedua secara bergantian.

    3) Trimitra (Three Party Calling)

    Adalah fasilitas yang memungkinkan untuk malakukan panggilan lain pada

    saat sedang berbicara lewat telepon, juga fasilitas yang memungkinkan

  • untuk melakukan pembicaraan tiga arah pada saat atau waktu yang

    bersamaan dengan dua rekan atau keluarga anda lainnya.

    4) Sandi Nada (Abbreviated Dialling)

    Adalah fasilitas layanan telepon untuk mensandikan nomor telepon yang

    dipanggil menjadi nomor yang singkat dan mudah diingat.

    5) KLIP (Kenali Langsung Identitas Pelanggan)

    Adalah layanan tembahan bagi pelanggan telepon (extanded product

    PTOS) yang memberikan informasi berupa identitas nomor telepon

    pemanggil.

    6) Andara (Direct Hot Line)

    Adalah fitur sentral yang memungkinkan pesawat telepon secara otomatis

    terhubung ke nomor tertentu langsung setelah Hand set diangkat. Dengan

    adanya fitur ini, maka untuk pemakaiannya pesawat telepon tersebut tidak

    memerlukan proses dial dan hanya dapat tersanbung ke nomor yang sudah

    ditetapkan. Hal ini menguntungkan pelanggan (pamakai) karena tidak perlu

    manghafalkan nomor telepon tujuan, dan akan terhindar dari kemungkinan

    salah sambung. Fitur ini tidak memerlukan aktivasi dan deaktivasi oleh

    pelanggan, tapi sudah ditangani oleh operator sentral.

    7) Free Call atau 0800

    Adalah pelayanan bebas pulsa dimana pemanggil malakukan panggilan ke

    palanggan free call tanpa dikenakan biaya pulsa. Pulsa (tariff normal)

    dibebankan pada pelanggan free call.

  • 8) Premium Call

    Adalah layanan informasi yang disediakan oleh penyedia jasa informasi

    kepada pemanggil sebagai pengguna jasa, dimana biaya pemakaian pulsa

    premium seluruhnya dibebankan kepada pemanggil.

    4. Data dan Internet berupa SMS

    1) Telkom save (VoIP)

    Adalah layanan internet telepon two stage dialing untuk komunikasi

    domestik jarak jauh dan international yang dikemas dalam PIN registered

    (akses 17017). Kelebihan layanan ini buat pelanggan adalah kemudahan

    pengendalian pemakaian karena pelanggan dapat membatasi dan

    mengetahui jumlah tagihan maximal setiap bulan.

    2) Telkom Global (VoIP)

    Adalah layanan internet one stage dialing untuk komunikasi internasional

    yang dikemas dalam bentuk postpaid. Pelanggan dapat menggunakan

    layanan ini setelah terlebih dahulu melakukan registrasi malalui customer

    service telkom (tanpa biaya aktivasi maupun abonemen). Biaya penggunaan

    layanan ini lebih ekonomis dibanding layanan SLI malalui telepon tetap.

    3) Telkom Net Instan

    Adalah layanan akses internet dengan kecepatan rendah (Dial-Up) dan

    layanan akses internet dengan kecepatan tinggi (dedicated link). Pelanggan

    dapat memilih berbagai layanan Telkom Net seperti, Telkom Net Instant,

  • Telkom Net ISDN, Telkom Net ASTINET Turbo, DSL, dan Telkom net

    Whole Sale.

    5. Network dan Interkoneksi Telkom

    1) Telkom Intercarrier

    Adalah layanan interkoneksi untuk penyelenggara jasa dan atau

    penyelenggara jaringan lainnya.

    2) Telkom satellite

    Adalah semua produk layanan untuk pelanggan korporasi berupa sewa

    kanal atau saluran pada satelit telkom-I maupun palapa B-4 yang berbasis

    teknologi satelit. Kelompok layanan ini mencakup antara lain: jasa sewa

    transponder, TV Uplink, Sateliite Data Communication (VSAT) dll.

    6. Selluler

    1) Kartu Halo (Pasca Bayar)

    Adalah subscriber identity module card GSM telkomsel. Kartu halo

    menjamin penggunanya memperoleh keunggulan GSM berarti keamanan

    (bebas dari penyadapan dan penggandaan), aksebilitas, harga yang

    terjangkau, mutu yang prima, dan jangkauan yang luas.

    2) Kartu Simpati Nusantara (Prabayar)

    Adalah produk telkomsel yang merupakan pengembangan dari simpati yang

    ada sebelumnya. Simpati nusantara muncul sebagai jawaban atas kebutuhan

    pasar terhadap kartu prabayar dengan tarif terjangkau, pengisian ulang yang

    mudah, serta bisa digunakan dimana saja diseluruh wilayah nusantara.

    3) Kartu AS (Prabayar)

  • Adalah merupakan kartu prabayar seluler berjangkauan paling luas dengan

    harga starter pack yang sangat terjangkau.

    Dengan adanya teknologi maju yang dimiliki PT. Telkomsel,

    memungkinkan fasilitas-fasilitas yang terdapat pada kartu seluler GSM, PT.

    Telkomsel selalu selangkah lebih maju dibandingkan perusahaan sejenis lainnya,

    fasilitas-fasilitas tersebut antara lain :

    1. Veronica (Voice Mail Service)

    Merupakan fasilitas mesin penjawab yang menampung pesan yang masuk jika

    pelanggan berada diluar area atau tidak bisa dihubungi atau ponsel sedang di

    nonaktifkan.

    2. SMS (Short Message Service)

    Memungkinkan pelanggan mengirim dan menerima pesan singkat berupa data

    huruf dan nomor antar pamakai kartu.

    3. CLI (Calling Line Identification)

    Fasilitas ini memungkinkan pelanggan untuk mengenali nomor telepon yang

    masuk, bahkan nama, bila nama dan nomor telepon sudah disimpan dalam

    memory.

    4. Multy Party Calling / Call Waiting dan Call Holding

    5. Farida (Fax Respon and Interactive Data)

    Fasilitas jelajah internet dan cyberfase yang memungkinkan pelanggan

    mengakses aneka informasi, baik lokal maupun global dimana saja berada.

    6. Roaming (Nasional Dan Internasional)

    Fasilitas komunikasi lebih dari 400 kota di seluruh Indonesia dan lebih dari 50

    Negara didunia, termasuk Amerika Serikat.

  • 7. Call Forwarding

    Merupakan fasilitas yang memungkinkan telepon ke pangguna dialihkan ke

    nomor yang lain yang dikehendaki. Pelanggan juga dapat mengalihkan semua

    telepon yang masuk ke nomor lain tanpa tergantung pada status telepon.

    8. Ring Back Tone (NSP- Nada Sambung Pribadi)

    Nada sambung pribadi adalah inovasi baru dari telkomsel yang memungkinkan

    pelanggan mengganti suara tuut… tuut… dari nada sambung yang biasa

    didengar dengan berbagai jenis musik sesuai dengan selera pelanggan.

    Sehingga siapapun yang menelepon pelanggan bisa mendengar lagu-lagu asik

    saat menunggu panggilannya diangkat.

    Selain itu masih banyak lagi produk telkom yang lainnya. Tapi karena

    keterbatasan tempat, maka penulis hanya menyebutkan seperti diatas. Untuk

    pelayanan, PT. Telkom memiliki prinsip keikhlasan dan kejujuran adalah inti dari

    pelayanan yang paling dinantikan oleh setiap pelanggan dan pengguna jasa

    infokom. Credo baru telkom Commited 2 U meneguhkan semangat pelayanan

    telkom untuk memnerikan layanan yang terbaik kepada masyarakat.

  • 4.2. Pembahasan Hasil Penelitian

    4.2.1. Likuiditas

    4.2.1.1. Rasio Lancar (Current Ratio)

    Current Rasio atau disebut juga rasio lancar, yaitu rasio yang

    membandingkan aktiva lancar dengan hutang lancar. Rasio ini menunjukkan sejauh

    mana tagihan-tagihan jangka pendek dari kreditur dapat dipenuhi.

    Tabel 4.1.

    Perhitungan Rasio Lancar (Current Ratio)

    Dalam Persen %

    Perusahaan

    Telekomunikasi Indonesia Tbk,

    Tahun

    2012 2013 2014 2015 2016

    Rasio Lancar 116,03 116,30 106,21 135,29 119,96

    Sumber Data Diolah 2017

    Gambar 4.1.

    Grafik Rasio Lancar

    Berdasarkan perhitungan terhadap rasio lancar yang ditunjukkan pada tabel

    4.1 di atas dapat diketahui perusahaan memiliki perubahan yaitu mengalami

    kenaikan dan penurunan. Pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Menunjukkan

    pada tahun 2012 memiliki nilai rasio lancar sebesar 116,03%, naik sebesar 11,6%

    0

    50

    100

    150

    2012 2013 2014 2015 2016

    Rasio Lancar

  • pada tahun 116,30% pada tahun 2014 turun sebesar 106,21%, pada tahun 2015 naik

    sebesar 135% dam menurun kembali pada tahun 2016 menjadi 119,96%.

    Apabila dilihat dari current ratio atau rasio lancarnya selama kurun waktu 5

    tahun yaitu tahun 2012 sampai dengan tahun 2016, jika dilihat dari rasio lancarnya

    terdapat kenaikan dari tahun 2015, yang disebabkan karena adanya penurunan

    hutang lancar dan kenaikan nilai aktiva lancar. Dari uraian tersebut kesanggupan

    PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya

    sangat baik. Bila nilai rasio lancarnya 1:1 ini berarti bahwa aktiva lancar dapat

    menutupi semua hutang lancarnya. Rasio lancar yang aman adalah jika diatas 1 atau

    100% tetapi yang paling aman jika rasionya 2:1 atau 200% keatas. Artinya, aktiva

    lancar harus jauh diatas hutang lancarnya. Dalam hal ini, hasil perhitungan nilai

    rasio lancar pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, rata-rata diatas 1. Artinya

    Koperasi telah mampu memenuhi kewajiban lancarnya.

    4.2.1.2. Rasio Cepat (Quick Ratio)

    Quick Rasio merupakan ukuran kamampuan perusahaan dalam memenuhi

    kewajiban jangka pendeknya dengan tidak memperhitungkan persediaan.

    Tabel 4.2.

    Perhitungan Rasio Cepat (Quick Ratio)

    Dalam Persen %

    Perusahaan

    Telekomunikasi Indonesia Tbk,

    Tahun

    2012 2013 2014 2015 2016

    Rasio Cepat 113,63 114,51 104,72 133,80 118,49

    Sumber Data Diolah 2017

  • Gambar 4.2.

    Grafik Rasio Cepat

    Berdasarkan tabel dari hasil analisis tersebut di atas menunjukkan bahwa

    nilai Quick ratio PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, mengalami penurunan dan

    peningkatan pada tahun 2012-2016, pada tahun 2012 memiliki nilai rasio cepat

    sebesar 113,63 dan 2013 nilai rasio pada perusahaan sebesar 114,51%, pada tahun

    2014 turun sebesar 104,72%, naik kembali sebesar 133,80% pada tahun 2015 dan

    turun kembali menjadi 118,49% pada tahun 2016.

    Pada umumnya tingkat rasio cepat 1,00 sudah dianggap baik, berarti

    kondisi pada tahun 2012 sampai tahun 2016 koperasi mampu menutupi kewajiban

    lancarnya tanpa menjual persediaan.

    4.2.2. Profitabilitas

    4.2.2.1. Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)

    Gross Profit Margin digunakan untuk mengukur berapa besar laba kotor

    yang dihasilkan dibanding dengan total nilai penjualan bersih perusahaan.

    0

    50

    100

    150

    2012 2013 2014 2015 2016

    Rasio Cepat

  • Tabel 4.3.

    Perhitungan Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)

    Dalam Persen %

    Perusahaan

    Telekomunikasi Indonesia Tbk,

    Tahun

    2012 2013 2014 2015 2016

    Margin Laba Kotor 31,40 32,72 31,80 30,58 32,82

    Sumber Data Diolah 2017

    Gambar 4.3

    Grafik Margin Laba Kotor

    Gross profit margin menunjukkan kemampuan perusahaan dalam

    menghasilkan laba kotor yang diperoleh dari setiap rupiah dari tahun ke tahun.

    Berdasarkan tabel dari hasil analisis tersebut dapat diketahui nilai Gross Profit

    Margin PT. Telekomunikasi Indonesia cenderung berfluktuatif yaitu sebesar

    31,40% pada tahun 2012, naik menjadi 32,72% pada tahun 2013, turun 31,80%

    pada tahun 2014, turun lagi sebesar 30,58% pada tahun 2015 dan kemudian naik

    sebesar 32,82% pada 2016. Artinya, pada tahun 2016 untuk setiap Rp.1 pendapatan

    perusahaan harus membayar beban usahanya sebesar Rp. 32,82. Jika presentasi

    Gross Profit Margin rendah, artinya beban penjualan perusahaan tinggi sehingga

    menyebabkan laba kotor rendah. Perusahaan perlu menerapkan strategi bisnis baru

    jika Gross Profit Margin-nya dibawah angka 50%.

    30

    31

    32

    33

    34

    2012 2013 2014 2015 2016

    Margin Laba Kotor

  • 4.2.2.2. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)

    Net Profit Margin digunakan untuk mengukur besarnya laba bersih yang

    dicapai dari sejumlah penjualan tertentu.

    Tabel 4.4.

    Perhitungan Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)

    Dalam Persen %

    Perusahaan

    Telekomunikasi Indonesia Tbk,

    Tahun

    2012 2013 2014 2015 2016

    Margin Laba Bersih 23,80 24,45 23,83 22,75 25,07

    Sumber Data Diolah 2017

    Gambar 4.4.

    Grafik Margin Laba Bersih

    Net profit margin menunjukkan besarnya pendapatan bersih atau laba bersih

    yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini maka akan semakin

    baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan keuntungan

    cukup tinggi.

    Berdasarkan tabel dari hasil analisis tersebut diatas nilai net profit margin

    PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, pada tahun 2012 samapi 2014 nilainya

    cenderung sama yaitu sebesar 24% dan mengalami penurunan pada tahun 2015

    sebesar 23,83%, dan mengalami kenaikan yang cukup tinggi yaitu sebesar 25,07%

    22

    23

    24

    25

    26

    2012 2013 2014 2015 2016

    Margin Laba Bersih

  • pada tahun 2016. Marjin laba Net tampak konstan, mengindikasi bahwa

    kemampuan bisnis perusahaan untuk menghasilkan laba tetap statis. peningkatan

    dalam gross profit mungkin disebabkan oleh peningkatan penjualan atau

    pengendalian biaya penjualan yang lebih baik.

    4.2.2.3. Return on Investment - ROI

    Return on Inventory (ROI) merupakan rasio pengukur terhadap penghasilan

    yang dicapai bagi pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun

    pemegang saham preferen) atas modal yang diinvestasikan.

    Tabel 4.5.

    Perhitungann Return on Investment (ROI)

    Dalam Persen %

    Perusahaan

    Telekomunikasi Indonesia Tbk,

    Tahun

    2012 2013 2014 2015 2016

    ROI 16,48 15,85 15,22 14,03 16,24

    Sumber Data Diolah 2017

    Gambar 4.5.

    Grafik Return on Investment (ROI)

    ROI (Return on Investment) merupakan rasio yang mengukur kemampuan

    perusahaan dalam menciptakan keuntungan bersih setelah pajak untuk menutupi

    pengeluaran investasi yang dilakukan.

    13

    14

    15

    16

    17

    2012 2013 2014 2015 2016

    ROI

  • Berdasarkan tabel hasil analisis tersebut diatas nilai ROI PT.

    Telekomunikasi Indonesia Tbk, pada lima tahun terakhir ini mengalami penurunan

    dan peningkatan secara fluktuasi, hal ini dapat dilihat dari pada tahun ke tahun,

    yaitu dari tahun 2012 dan 2013 nilai ROI sebesar 16%, turun menjadi 15,22% pada

    tahun 2014, lalu turun lagi menjadi 14,03% pada tahun 2015 dan naik sebesar

    16,24%. Tidak stabilnya penggunaan asset dapat mempengaruhi perusahaan dalam

    peningkatan laba yang kurang maksimal.

    Rasio ini merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara

    keseluruhan didalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva

    yang tersedia dalam perusahaan. Tujuan perhitungan rasio ini adalah untuk

    mengetahui sampai seberapa jauh aset yang digunakan dapat menghasilka laba.

    Laba usaha berarti laba dari kegiatan utama perusahaan. Aktiva PT.

    Telekomunikasi Indonesia Tbk, adalah aktiva yang dipakai untuk menghasilkan

    laba usaha tersebut. Dengan kata lain, aset yang dihitung disini hanya aset yang

    memberikan kontribusi terhadap pencapaian laba usaha. Semakin tinggi ROI dalam

    perusahaan maka semakin baik kinerja perusahaan tersebut.

  • Gambar 4.6.

    Grafik Return on Investment

    Sumber Data Diolah 2017

    Berdasarkan gambar grafik perhitungan Return on Investment diatas dapat

    diketahui bahwa ROI pada PT. Telekomunikasi Indosnesia Tbk, sama halnya

    seperti ROE, ROI juga mengalami penurunan dan kenaikan namun tidak terlalu

    terlihat. Pada PT. XL Axiata Tbk, mengalami penurunan dari 2,56% pada tahun

    2013 menjadi -1,39% pada tahun 2014, pada tahun 2015 naik persentase menjadi

    0,04% lalu naik persentase sebesar 0,68% pada tahun 2016. Untuk PT. Indosat Tbk,

    dan PT. Smartfren Telecom Tbk, tetap mengalami kerugian dari tahun 2013 hingga

    tahun 2016 yaitu dibawah 0%. Namun, PT. Indosat Tbk mengalami peningkatan

    pada tahun 2016 sebesar 2,50%.

    Jika dibandingkan dengan competitor lain, PT. Telekomunikasi Indonesia

    Tbk, paling mampu dan paling stabil dalam menghasilkan laba bersih setelah pajak.

    Atau Bahasa sederhananya PT. Telekomunikasi Indonesia merupakan perusahaan

  • paling baik dalam pengambilan keuntungan atas investasi dibandingkan kompetitor

    yang lain.

    4.2.2.4. Return on Equity - ROE

    Return on Equity (ROE) digunakan untuk mengukur kamampuan

    perusahaan dalam menghasilkan keuantungan dengan menggunakan aktiva yang

    dimiliki oleh perusahaan.

    Tabel 4.6.

    Perhitungan Return on Equity (ROE)

    Dalam Persen %

    Perusahaan

    Telekomunikasi Indonesia Tbk,

    Tahun

    2012 2013 2014 2015 2016

    ROE 27,41 26,20 24,90 24,95 27,63

    Sumber Data Diolah 2017

    Gambar 4.7.

    Grafik Return on Equity (ROE)

    ROE (Return on Equity) merupakan penghasilan atau laba yang bersih yang

    diperoleh oleh pemilik perusahaan atas modal yang diivestasikan di dalam

    perusahaan atau laba bersih yang diperoleh oleh pemilik modal.

    23

    24

    25

    26

    27

    28

    29

    2012 2013 2014 2015 2016

    ROE

  • Berdasarkan tabel hasil analisis tersebut diatas nilai ROE PT.

    Telekomunikasi Indonesia Tbk, mengalami penurunan dari tahun 2013 hingga

    tahun 2015 yaitu dari tahun 2012 sebesar 27,41% turun menjadi 26,20% pada 2013,

    lalu menurun menjadi 24,90% pada tahun 2014 dan menetap pada 24,95% ditahun

    2015. Walaupun PT. Telekomunikasi Indonesia mengalami kecenderungan

    menurun, penurunan tersebut tidak terlalu besar karena kemudian meningkat

    menjadi sebesar 27,63% pada tahun 2016. Nilai masing-masing rasio diatas

    menunjukkan bahwa laba bersih yang dimiliki oleh perusahaan untuk menutupi

    pengeluaran investasi bernilai cukup besar.

    Gambar 4.8.

    Grafik Return on Equity

    Sumber Data Diolah 2017

    Dapat diketahui bahwa ROE pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk,

    mengalami penurunan dan kenaikan yang tidak terlalu terlihat dari tahun ketahun

    dengan kata lain perubahan banyak terjadi dalam jarak angka yang kecil. Pada PT.

    XL Axiata Tbk, mengalami titik terendahnya pada tahun 2014 yaitu -6,38% dan

  • mengalami peningkatan menjadi 1,77% yang terjadi pada tahun 2016. Lain halnya

    dengan PT. Indosat Tbk, dan PT. Smartfren Telecom Tbk, yang mengalami ROE

    dibawah 0% dari tahun 2013 hingga 2016.

    Jika dibandingkan dengan perusahaan telekomunikasi yang lain, PT.

    Telekomunikasi Indonesia Tbk, paling tinggi dan paling efisien menggunakan

    modal sendiri untuk menghasilkan laba bagi pemegang saham daripada kompetitor

    lainnya yang sejenis.

    4.2.3. Solvabilitas

    4.2.3.1. Dept to Equity Ratio - DER

    Debt to Equity Rasio menunjukkan hubungan antara jumlah hutang jangka

    panjang dengan modal sendiri yang diberikan oleh perusahaan guna mengetahui

    financial leverage perusahaan.

    Tabel 4.7.

    Perhitungan Dept to Equity Ratio (DER)

    Dalam Persen %

    Perusahaan

    Telekomunikasi Indonesia Tbk,

    Tahun

    2012 2013 2014 2015 2016

    DER 66,27 65,26 63,59 77,86 70,17

    Sumber Data Diolah 2017

  • Gambar 4.9.

    Grafik Dept to Equity Ratio (DER)

    Debt to equity ratio menggambarkan perbandingan hutang dan ekuitas

    dalam pendanaan perusahaan, dan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk

    memenuhi seluruh kewajibannya. Berdasarkan tabel dari hasil analisis tersebut di

    atas nilai debt to equity ratio PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, pada tahun 2012-

    2014 cenderung sedikit menurun yaitu sebesar 66,27% pada tahun 2012, 65,26%

    pada tahun 2013 dan 63,59 % pada tahun 2014.

    Pada tahun ke 2015 mengalami peningkatan sebesar 77,86% dan kembali

    menurun sebesar 70,17% pada tahun 2016. Tingkat pengembalian hutang yang

    relatif rendah tersebut disebabkan oleh besarnya hutang perusahaan, sedangkan

    modal yang dimiliki belum mencukupi untuk meningkatkan jumlah pengembalian

    hutangnya.

    Untuk itu perusahaan harus mencari investor baru sebagai penanam modal

    diperusahaan. Dengan demikian akan terjadi perputaran modal yang dapat

    mendukung perkembangan operasional perusahaan, dan perusahaan dapat

    memenuhi kewajibannya dengan baik. Sehingga dengan demikian beban yang

    ditanggung perusahaan akan berkurang.

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    2012 2013 2014 2015 2016

    DER

  • 4.2.3.2. Dept to Assets Ratio – DAR

    Dept to Assets Ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan

    dalam menjamin hutang dengan sejumlah aktiva yang dimiliki

    Tabel 4.8.

    Perhitungan Dept to Assets (DAR)

    Dalam Persen %

    Perusahaan

    Telekomunikasi Indonesia Tbk,

    Tahun

    2012 2013 2014 2015 2016

    DAR 39,85 39,48 38,87 43,77 41,23

    Sumber Data Diolah 2017

    Gambar 4.10.

    Grafik Dept to Assets (DAR)

    Debt to Assets Ratio mengukur kemampuan perusahaan dalam menjamin

    hutang dengan sejumlah aktiva yang dimiliki. Semakin tinggi rasio ini berarti

    semakin besar pula jumlah modal pinjaman yang digunakan dalam menghasilkan

    keuntungan dibanding dengan aktiva yang dimiliki.

    Berdasarkan tabel dari hasil analisis tersebut di atas menunjukkan bahwa

    nilai Debt Rasio perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, sebesar 39,85%

    pada tahun 2012 dan pada 2013 mengalami sedikit penurunan yaitu sebesar

    36

    38

    40

    42

    44

    46

    2012 2013 2014 2015 2016

    DAR

  • 39,48%. Pada tahun 2014 mengalami sedikit penurunan kembali yaitu sebesar

    38,87%. Kemudian dari tahun 2014 ke tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar

    43,77% dan kemudian turun menjadi 41,23% pada tahun 2016.

    Tingkat pengembalian hutang yang relatif rendah dan tidak stabil tersebut

    disebabkan oleh besarnya hutang perusahaan. Sedangkan asset yang dimiliki oleh

    perusahaan belum mencukupi untuk meningkatkan jumlah pengembalian hutang.

    Untuk itu perusahaan harus lebih mengoptimalkan kegiatan usahanya, sehingga

    nantinya dapat meningkatkan asset perusahaan dan dapat memenuhi kewajibannya

    dengan baik. Sehingga beban yang ditanggung perusahaan semakin berkurang.

    4.2.4. Aktivitas

    4.2.4.1. Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)

    Inventory Turnover menunjukkan kemampuan dana yang tertanam dalam

    Inventory berputar pada suatu periode tertentu.

    Tabel 4.9.

    Perhitungan Perputaran Persediaan

    Dalam Persen %

    Perusahaan

    Telekomunikasi Indonesia Tbk,

    Tahun

    2012 2013 2014 2015 2016

    Perputaran Persediaan 13,32 16,30 18,92 19,40 19,92

    Sumber Data Diolah 2017

  • Gambar 4.11.

    Grafik Perputaran Persediaan

    Perputaran persediaan atau biasa disebut inventory turnover pada PT.

    Telekomunikasi Indonesia Tbk, menunjukkan kemampuan dana yang tertanam

    dalam inventory berputar pada suatu periode tertentu. Berdasarkan tabel dari hasil

    analisis tersebut di atas, nilai rasio ini cenderung meningkat pada lima tahun

    terakhir ini yakni pada tahun 2012 inventory berputar sebesar 13,32%, pada tahun

    2013 sebesar 16,30%, pada tahun 2014 sebesar 18,92%, pada tahun 2015 sebesar

    19,40%, dan yang terakhir pada tahun 2016 sebesar 19,92%.

    Berdasarkan gambar diatas diketahui pergerakan Kinerja PT.

    Telekomunikasi Indonesia Tbk, jika dilihat dari nilai rasio perputaran

    persediaannya. Nilai rasio mengalami peningkatan pada tahun 2012 sampai dengan

    tahun 2014 dan mengalami penurunan pada tahun 2015.

    Berdasarkan analisis diatas, dapat diketahui kinerja PT. Telekomunikasi

    Indonesia Tbk, jika dilihat dari nilai rasio perputaran persediaannya. Kinerja yang

    terbaik tampak pada tahun 2016 yang merupakan nilai tertinggi dari rasio

    perputaran persediaan. Pada tahun 2016 besar nilai pembelian sangat tinggi

    sehingga rasio yang dihasilkan tinggi. Semakin tinggi rasio perputaran persediaan,

    maka semakin cepat pula persediaan menjadi kas atau piutang.

  • Untuk dapat lebih memaksimalkan kinerja agar lebih stabil, maka

    diperlukan nilai HPP sehingga dapat menghasilkan kinerja yang lebih baik.

    Semakin kecil nilai persediaan yang dihasilkan semakin baik karena nilai rasio yang

    dihasilkan akan semakin besar, artinya PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, dapat

    mengadakan kegiatan penjualan dengan cepat.

    4.2.4.2. Perputaran Total Aktiva (Total Assets Turnover)

    Total Assets Turnover adalah kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan

    aktiva berputar dalam suatu periode tertentu untuk kemampuan modal yang

    diinvestasikan untuk menghasilkan pendapatan.

    Tabel 4.10.

    Perhitungan Perputaran Total Aktiva

    Dalam Persen %

    Perusahaan

    Telekomunikasi Indonesia Tbk,

    Tahun

    2012 2013 2014 2015 2016

    Perputaran Total Aktiva 69,26 64,84 63,66 61,66 64,76

    Sumber Data Diolah 2017

    Gambar 4.12.

    Grafik Perputaran Total Aktiva

    58

    60

    62

    64

    66

    68

    70

    2012 2013 2014 2015 2016

    Perputaran Total Aktiva

  • Rasio perputaran total aktiva pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk,

    mengalami fluktuasi. Pada tahun 2012 nilai perputaran aktiva sebesar 69,26%

    perusahaan mengalami penurunan atas usia penjualan atas total aktiva menjadi

    64,84% pada tahun 2013 dan mengalami penurunan secara terus menerus sampai

    2014 menjadi 63,66% dan 61,66% pada tahun 2015. Kemudian kembali meningkat

    menjadi 64,76% pada tahun 2016.

    Salah satu penyebab dari menurunnya perputaran total aktiva ini adalah

    membesarnya total aktiva, hal ini menandakan bahwa pihak manajemen kurang

    optimal dalam mengelola seluruh aktiva perusahaannya. Jadi, kondisi perusahaan

    bisa dikatakan kurang baik, karena jika semakin tinggi perputaran yang diperoleh,

    maka semakin optimal perusahaan dalam mengelola seluruh aktiva perusahaannya

    begitu pula sebaliknya.

    4.2.4.3. Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Assets Turnover)

    Fixed Assets Turnover mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan

    dalam menghasilkan penjualan berdasarkan aktiva tetap yang dimiliki oleh

    perusahaan.

    Tabel 4.11.

    Perhitungan Fixed Assets Turnover

    Dalam Persen %

    Perusahaan

    Telekomunikasi Indonesia Tbk,

    Tahun

    2012 2013 2014 2015 2016

    Fixed Assets Turnover 92,50 87,44 83,97 86,64 88,19

    Sumber Data Diolah 2017

  • Gambar 4.13.

    Grafik Fixed Assets Turnover

    Fixed asset turnover mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan dalam

    menghasilkan penjualan berdasarkan aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan.

    Berdasarkan tabel hasil analisis tersebut diatas, dapat dikatakan bahwa perputaran

    aktiva tetap PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, masih lambat, perusahaan kurang

    begitu efektif dalam mengelola aktiva tetapnya. Dikarenakan fixed asset turnover

    menurun dari 92,50% pada tahun 2012 menurun hingga 87,44% pada tahun 2013

    dan terus menurun menjadi 83,97% pada tahun 2014.

    Meningkat ditahun 2015 dan 2016 yaitu perputarannya hanya berkisar

    antara 86,64% pada tahun 2015, dan sebesar 88,19% pada tahun 2016. Hal ini jelas

    tidak efektif, dan dapat dikatakan bahwa kondisi perusahaan dalam keadaan kurang

    baik. Karena kalau saja dana perusahaan tidak tertanam pada aktiva tetap secara

    berlebihan, maka perusahaan bisa terhindar dari pembiayaan hutang yang terlalu

    tinggi dan akan membayar beban bunga lebih rendah.

    80

    85

    90

    95

    2012 2013 2014 2015 2016

    Fixed Assets Turnover

  • 1.2.4.4. Rasio Pertumbuhan

    Selanjutnya adalah rasio pertumbuhan, dimana rasio ini digunakan untuk

    menggambarkan kemampuan perusahaan mempertahankan posisi ekonominya

    ditengah pertumbuhan perekonomian dan sektor usahanya.

    Sumber Data Diolah 2017.

    Dapat diketahui bahwa rasio pertumbuhan pada PT. Telekomunikasi

    Indonesia Tbk, mengalami kenaikan dari tahun 2013 hingga 2015 dan mengalami

    penurunan yang tidak terlalu terlihat dari 14,24% pada tahun 2015 menurun

    menjadi 13,52% pada tahun 2016. Pada PT. XL Axiata Tbk, mengalami kenaikan

    sebesar 10,32% pada tahun 2014 dan terus mengalami penurunan hingga pada

    tahun 2016 persentase menurun hingga -6,70%. PT. Indosat Tbk, mengalami

    penurunan dari 6,40% pada tahun 2013 menjadi 0,96% pada tahun 2014 dan

    mengalami kenaikan sebesar 11,14% pada tahun 2015 dan sedikit menurun menjadi

    9,02% pada tahun 2016. Pada PT. Smartfren Telecom Tbk, mengalami penurunan

    secara signifikan sebesar 47,27% dari tahun 2013 hingga 2,41% pada tahun 2015

    dan megalami peningkatan menjadi 20,21% pada tahun 2016.

  • Gambar 4.14.

    Grafik Rasio Pertumbuhan

    Jika dibandingkan dengan beberapa perusahaan telekomunikasi besar di

    Indonesia maka dapat disimpulkan bahwa PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk,

    adalah perusahaan yang paling stabil, stabil dalam arti tidak mengalami naik

    turunnya persentasi yang begitu terlihat dibandingkan dengan kopetitor lainnya. PT.

    Telekomunikasi Indonesia Tbk, selalu unggul dalam menghasilkan laba, walaupun

    pada rasio pertumbuhannya PT. Smartfren Telecom Tbk, lebih unggul ditahun

    2013. Namun, PT. Smartfren Telecom Tbk dari tahun 2013 hingga tahun 2015

    mengalami penurunan persentasi secara terus menerus hingga dibawah PT.

    Telekomunikasi Indonesia Tbk, dan sedikit unggul lagi ditahun 2016 diatas PT.

    Telekomunikasi Indonesia Tbk.

    Hal ini merupakan warning pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, bahwa

    PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, memiliki kompetitor yang mempunyai

  • kecenderungan melampaui penjualannya yaitu PT. Smarfren Tbk, yang harus

    dicermati oleh PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk,