bab iv gambaran umum kota denpasar dan ......denpasar mencatat jumlah penduduk kota denpasar tahun...

25
BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA DENPASAR DAN PERKAWINAN CAMPURAN 4.1. Sejarah Kota Denpasar Kota Denpasar Ibukota Daerah Tingkat I Provinsi Bali adalah salah satu kota besar di Indonesia. Sebagai pusat pariwisata yang terletak dekat pelabuhan atau Bandar Udara Internasional Ngurah Rai Kota Denpasar mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal ini dapat dilihat dari dua segi yaitu non-fisik dan dari fisik. Dari segi non fisik tampak jelas betapa pesat terjadinya pertumbuhan proses urbanisasi. Proses urbanisasi dan perubahan struktur sosial kota adalah perhatian utama dari mereka yang tertarik pada studi sosiologi perkotaan. Sedangkan dari segi fisik tampak betapa pesatnya pembangunan gedung-gedung, baik itu gedung perkantoran, sekolah, kampus, universitas, pertokoan, pasar, terminal, perumahan penduduk maupun jalan raya tumbuh dengan cepat. Semua penunjang bagi semakin ramainya kota serta semakin banyaknya sarana angkutan. Dilihat dari segi kehidupan kotanya, Kota Denpasar memiliki tiga kegiatan utama yaitu (1) sebagai pusat pemerintahan (2) sebagai pusat pariwisata dan perekonomian dan (3) sebagai kota kesenian. Dengan melihat Denpasar sebagai pusat pemerintahan maka kita akan terbawa pada asal mula kota ini, yaitu pada masa kerajaan-kerajaan di Bali. Nama Denpasar berasal dari masa kerajaan-kerajaan di Bali. Nama Denpasar berasal dari kata (den dan pasar yang berarti sebelah utara pasar (den=utara, pasar=pasar), mengingatkan kita pada suatu pola letak istana (puri) yaitu bahwa letak sebuah puri selalu berada disebelah utara pasar. Jadi rupanya nama Denpasar ini diambil berdasarkan letak puri yang selalu berada disebelah utara pasar. Pada masa kerajaan, puri merupakan pusat pemerintahan, bahkan tidak jarang juga sebagai pusat kebudayaan. Di masa kolonial perkembangan Kota Denpasar dipengaruhi oleh unsur-unsur “barat”, seperti pengaturan gedung-gedung adminitrasi pemerintahan dan mulai munculnya bangunan sekolah-sekolah. Dengan demikian maka nilai tradisional mulai mengalami perubahan. Pasar yang dulunya ada di depan istana kemudian dipindahkan

Upload: others

Post on 17-Aug-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA DENPASAR DAN ......Denpasar mencatat jumlah penduduk Kota Denpasar tahun 2015 mencapai 880.600 jiwa Demografi dalam arti jumlah, kepadatan, dan laju pertumbuhan

BAB IV

GAMBARAN UMUM KOTA DENPASAR DAN PERKAWINAN CAMPURAN

4.1. Sejarah Kota Denpasar

Kota Denpasar Ibukota Daerah Tingkat I Provinsi Bali adalah salah satu kota

besar di Indonesia. Sebagai pusat pariwisata yang terletak dekat pelabuhan atau

Bandar Udara Internasional Ngurah Rai Kota Denpasar mengalami perkembangan

yang cukup pesat. Hal ini dapat dilihat dari dua segi yaitu non-fisik dan dari fisik.

Dari segi non fisik tampak jelas betapa pesat terjadinya pertumbuhan proses

urbanisasi. Proses urbanisasi dan perubahan struktur sosial kota adalah perhatian

utama dari mereka yang tertarik pada studi sosiologi perkotaan. Sedangkan dari segi

fisik tampak betapa pesatnya pembangunan gedung-gedung, baik itu gedung

perkantoran, sekolah, kampus, universitas, pertokoan, pasar, terminal, perumahan

penduduk maupun jalan raya tumbuh dengan cepat. Semua penunjang bagi semakin

ramainya kota serta semakin banyaknya sarana angkutan.

Dilihat dari segi kehidupan kotanya, Kota Denpasar memiliki tiga kegiatan

utama yaitu (1) sebagai pusat pemerintahan (2) sebagai pusat pariwisata dan

perekonomian dan (3) sebagai kota kesenian. Dengan melihat Denpasar sebagai pusat

pemerintahan maka kita akan terbawa pada asal mula kota ini, yaitu pada masa

kerajaan-kerajaan di Bali. Nama Denpasar berasal dari masa kerajaan-kerajaan di

Bali. Nama Denpasar berasal dari kata (den dan pasar yang berarti sebelah utara

pasar (den=utara, pasar=pasar), mengingatkan kita pada suatu pola letak istana (puri)

yaitu bahwa letak sebuah puri selalu berada disebelah utara pasar. Jadi rupanya nama

Denpasar ini diambil berdasarkan letak puri yang selalu berada disebelah utara pasar.

Pada masa kerajaan, puri merupakan pusat pemerintahan, bahkan tidak jarang juga

sebagai pusat kebudayaan.

Di masa kolonial perkembangan Kota Denpasar dipengaruhi oleh unsur-unsur

“barat”, seperti pengaturan gedung-gedung adminitrasi pemerintahan dan mulai

munculnya bangunan sekolah-sekolah. Dengan demikian maka nilai tradisional mulai

mengalami perubahan. Pasar yang dulunya ada di depan istana kemudian dipindahkan

Page 2: BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA DENPASAR DAN ......Denpasar mencatat jumlah penduduk Kota Denpasar tahun 2015 mencapai 880.600 jiwa Demografi dalam arti jumlah, kepadatan, dan laju pertumbuhan

ke tempat yang baru, sedangkan lokasi pasar itu dijadikan lapangan, yang dulu

dikenal sebagai alun-alun. Ini salah satu ciri dari pola kota kolonial dimana gedung-

gedung pemerintahan dan rumah pejabat pemerintah ada disekitar alun-alun tersebut.

Beberapa bangunan dengan corak dan bentuk mengikuti model “barat” ini tentu

berkembang sampai masa pembangunan dewasa ini.

Kedudukan Kota Denpasar sebagai ibu-kota Daerah Tingkat I Provinsi Bali

tidak dapat dilepaskan dari beberapa unsur yang menunjang terutama masyarakatnya

yang sebagian besar memeluk agama Hindu. Oleh karena itu disamping mempunyai

kedudukan sebagai ibu kota, kota Denpasar lebih banyak berperan pula sebagai pusat

segala aktivitas baik dalam bidang ekonomi maupun dalam bidang kebudayaan. Dari

segi kebudayaan ini rupanya akan lebih menonjol pada masa-masa sekarang ini

terutama pada masa pembangunan yaitu sejak Pelita I sampai akhir Pelita II. Hal ini

sudah tentu kita tidak dapat melepaskan pandangan terhadap kedudukan Pulau Bali

dimata dunia internasional yang sejak zaman penjajahan Belanda sudah dikenal

dengan kebudayaannya termasuk berbagai macam dan bentuk kesenian, upacara

keagamaan serta adat-istiadatnya yang menarik bagi para wisatawan asing dan

wisatawan dalam negeri. Demikian pesatnya arus wisatawan ke Bali, ini berarti

semua kegiatan berpusat di Kota Denpasar. Dampak ini sangat berpengaruh pada

perkembangan dan perluasan kota, munculnya hotel-hotel bertaraf Internasional

maupun nasional, rumah makan, toko-toko, tempat-tempat rekreasi ataupun taman

hiburan sehingga pembangunan dalam bidang pariwisata berkembang dengan pesat.

Salah satu yang menonjol mengenai kekhasan Kota Denpasar adalah sebagai

pusat kebudayaan. Hal ini tercermin dalam kegiatan pendidikan yaitu munculnya

sekolah-sekolah dari tingkat taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi. Banyaknya

sekolah ini menyebabkan penduduk Kota Denpasar semakin padat, keramaian kota

semakin meningkat dan secara tidak langsung berpengaruh juga pada masalah inovasi

terutama menyadarkan masyarakat Kota Denpasar pada tingkat pengetahuan. Akibat

dari dampak ini muncul stratifikasi sosial dalam masyarakat kota yang terdiri atas

Page 3: BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA DENPASAR DAN ......Denpasar mencatat jumlah penduduk Kota Denpasar tahun 2015 mencapai 880.600 jiwa Demografi dalam arti jumlah, kepadatan, dan laju pertumbuhan

golongan elite dan non-elite atau dapat dilihat dari golongan bawah sampai golongan

atas.

Kota Denpasar dalam hubungannya dengan penelitian ini, bukanlah merupakan

pusat pemerintahan atau kota administratif, melainkan sebagai tempat pertemuan dan

interaksi masyarakat dari berbagai latar belakang serta jenis pekerjaan di dalamnya,

yang membentuk suatu masyarakat multikultural dan dinamis.

4.2. Geografi Kota Denpasar

BPS Kota Denpasar memetakan Kota Denpasar secara geografis terletak pada

08º 35° 31° – 08º 44° 49° lintang selatan dan 115º 10° 23° – 115° 16° 27° bujur timur

yang berbatasan dengan: disebelah Utara Kabupaten Badung, disebelah Timur

Kabupaten Gianyar, di sebelah Selatan Selat Badung dan di sebelah Barat Kabupaten

Badung. Luas wilayah 227,78 km² atau 22.778 Ha atau sekitar 2,27% dari luas pulau

Bali. Kota Denpasar terletak ditengah-tengah dari Pulau Bali, selain merupakan

kotamadya, juga merupakan ibukota Propinsi Bali sekaligus sebagai pusat

pemerintahan, pendidikan, perekonomian. Letak yang sangat strategis ini sangatlah

menguntungkan, baik dari segi ekonomi maupun dari pariwisata karena merupakan

titik sentral berbagai kegiatan sekaligus sebagai penghubung dengan kabupaten

lainnya.

Sementara itu Kota Denpasar pada saat ini mempunyai wilayah yang cukup

luas terdiri dari 4 (empat) kecamatan yaitu Kecamatan Denpasar Timur, Kecamatan

Denpasar Selatan, Kecamatan Denpasar Barat, Kecamatan Denpasar Utara. Ada 27

Desa/Kelurahan meliputi 406 Banjar Dinas dan 360 Banjar Adat. Berikut data jumlah

penduduk menurut jenis kelamin per kecamatan di Kota Denpasar Tahun 2013.

Page 4: BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA DENPASAR DAN ......Denpasar mencatat jumlah penduduk Kota Denpasar tahun 2015 mencapai 880.600 jiwa Demografi dalam arti jumlah, kepadatan, dan laju pertumbuhan

Tabel 3Penduduk Menurut Jenis Kelamin per Kecamatan Di

Kota Denpasar Tahun 2013

Kecamatan Laki-Laki Perempuan Total

Denpasar Selatan 136090 130330 266420

Denpasar Timur 74460 72050 146510

Denpasar Barat 125470 120110 245580

Denpasar Utara 95980 91710 187690

Total 432000 414200 846200

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Denpasar

4.3. Demografi Kota Denpasar

Secara luas pengertian demografi Kota Denpasar meliputi hal-hal yang secara

erat berhubungan dengan masalah kependudukan seperti jumlah penduduk,

kelompok-kelompok etnis dan mobilitas sosial yang ada serta mewarnai

perkembangan kota Denpasar. Secara khusus dari jumlah penduduk, perkembangan

Kota Denpasar tampak sangat pesat. Tentu saja perkembangan ini bukan hanya

disebabkan oleh faktor kelahiran, tetapi yang lebih berpengaruh adalah faktor

urbanisasi atau migrasi yakni perpindahan penduduk dari daerah lain ke Denpasar.

Perpindahan ini sebagian besar dari daerah lain ke Denpasar.

Kota Denpasar mengalami perkembangan yang cukup pesat. BPS Kota

Denpasar mencatat jumlah penduduk Kota Denpasar tahun 2015 mencapai 880.600

jiwa Demografi dalam arti jumlah, kepadatan, dan laju pertumbuhan penduduk di

Kota Denpasar dari tahun 2011-2015 seperti yang telah dipaparkan di atas, secara

rinci dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.

Page 5: BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA DENPASAR DAN ......Denpasar mencatat jumlah penduduk Kota Denpasar tahun 2015 mencapai 880.600 jiwa Demografi dalam arti jumlah, kepadatan, dan laju pertumbuhan

Tabel 4

Penduduk Kota Denpasar Menurut Kelompok Umur 2010 – 2015Population of Denpasar Municipality by Age Group 2010 – 2015

Kelompok Umur (Tahun) 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Age Group (Year)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)             0-4 75900 76000 75900 75500 75500 758005-9 67700 69800 70900 72200 73000 72800

10-14 55700 57300 59500 61700 63800 6590015-19 66800 67000 67700 68300 68900 7030020-24 88900 91200 93200 94900 96100 9670025-29 84500 85500 86900 88500 91000 9300030-34 81000 81200 81700 82000 82600 8340035-39 73700 74900 75800 76400 77000 7760040-44 65700 67600 69500 70900 72500 7360045-49 44500 47700 50800 53800 56200 5840050-54 30600 32200 34100 35800 38100 4080055-59 22200 23400 24600 26000 27500 2890060-64 14100 14700 15400 16100 17100 1780065-69 9400 9800 10100 10700 11100 1170070-74 5700 5700 6100 6400 6500 680075+ 6600 6900 6700 7000 6700 7100             

Jumlah 793000 810900 828900 846200 863600 880600

Sumber : Proyeksi Penduduk

Dari tabel 3 sangat jelas menggambarkan bahwa jumlah penduduk Kota

Denpasar dari tahun 2010-2015 menunjukkan kecenderungan meningkat. Jumlah

penduduk tahun 2010 adalah 793.000 jiwa dan meningkat menjadi 880.600 jiwa

tahun 2015. Demikian pesatnya arus wisatawan ke Bali menyebabkan Kota Denpasar

menjadi jantungnya Pulau Bali karena faktor urbanisasi atau juga migrasi yakni

perpindahan penduduk dari daerah lain ke Denpasar. Perpindahan ini sebagian besar

Page 6: BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA DENPASAR DAN ......Denpasar mencatat jumlah penduduk Kota Denpasar tahun 2015 mencapai 880.600 jiwa Demografi dalam arti jumlah, kepadatan, dan laju pertumbuhan

akibat perkembangan Kota Denpasar sendiri yang tumbuh sebagai pusat pariwisata

yang berarti semua kegiatan berpusat di Kota Denpasar juga sebagai akibat

pertumbuhan Kota Denpasar sebagai salah satu kota besar di Indonesia. Laju

urbanisasi yang semakin meningkat merupakan pemicu timbulnya keragaman budaya

di Kota Denpasar. Penduduk pendatang yang datang dari berbagai daerah asal dengan

latar belakang adat istiadat, bahasa, suku, agama, yang berbeda-beda membentuk satu

kesatuan masyarakat yang multikultural. Jumlah penduduk pendatang yang berasal

dari luar Kota Denpasar turut mempengaruhi jumlah perkawinan antar etnis bahkan

perkawinan antar bangsa. Berikut Data jumlah penduduk pendatang di Kota Denpasar

berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Denpasar.

Tabel 5

Jumlah Penduduk pendatang di Kota Denpasar

Kecamatan 2011 2012 2013 2014 2015L P L P L P L P L P

Denpasar Barat

2180 11012 5113 3301 5111 3299 738 1107 1126 862

Denpasar Timur

2499 1688 2574 1464 2567 1458 349 211 1155 750

Denpasar Selatan

2410 1709 6870 5867 6821 5837 1085 1496 1297 1334

Denpasar Utara

1115 699 1596 961 1596 961 1556 3237 4868 2131

Jumlah 23.312 27.746 27.650 9.779 13.523Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Denpasar

Banyaknya wisatawan Mancanegara yang datang langsung ke Provinsi Bali

tahun 2015 dapat dirinci sebagai berikut. Asia Pasifik 1.868.047 (56.98%), ASEAN

418.493 (12.76%), Afrika 14.389 (0.44%), Amerika 162.887 (4,97%), Eropa 719.806

(21.95%), Timur Tengah 18/245 (0.56%), Lainnya 76.731 (2.34%) jumlah

seluruhnya 3.631.195 jiwa. Jumlah wisatawan yang datang ke Provinsi Bali turut

mempengaruhi meningkatnya angka perkawinan campuran antarbangsa di Kota

Denpasar. Wisatawan domestik yang datang langsung ke Provinsi Bali selama tahun

Page 7: BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA DENPASAR DAN ......Denpasar mencatat jumlah penduduk Kota Denpasar tahun 2015 mencapai 880.600 jiwa Demografi dalam arti jumlah, kepadatan, dan laju pertumbuhan

2015 adalah 3.277.998 jiwa. Jumlah wisatawan asing yang datang langsung ke

Provinsi Bali tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 6 seperti berikut ini.

Tabel 6

Jumlah Wisatawan yang Datang Ke Provinsi Bali Tahun 2015

No Negara Asal Jumlah Presentasi (%)1 Asia Pasifik 1,868,047 56.98%2 ASEAN 418,493 12.76%3 Afrika 14,389 0.44%4 Amerika 162,887 4.97%5 Eropa 719,806 21.95%6 Timur Tengah 18,245 0.56%7 Lainnya 76,731 2.34%

Sumber: BPS Kota Denpasar

Tabel 6 menggambarkan bahwa wisatawan yang datang ke Provinsi Bali

didominasi oleh wisatawan asing yaitu 97.66%, dan jumlah tertinggi adalah

wisatawan yang berasal dari Asia Pasifik yaitu 1.868.047 (56.98%).

Kegiatan pariwisata di wilayah Kota Denpasar tentu tidak akan dipisahkan dari

kedudukan Pulau Bali sebagai daerah yang terkenal di dunia pariwisata juga tidak

terlepas dari kaitannya dengan Pemerintah Indonesia yang memikirkan pembangunan

pariwisata di Indonesia. Berikut data KEMENTERIAN PARIWISATA DAN

EKONOMI KREATIF RI dan KANWIL DEPARTEMEN KEHAKIMAN DAN

HAM PROVINSI BALI mengenai jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung

ke Bali Tahun 1969-2014.

Page 8: BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA DENPASAR DAN ......Denpasar mencatat jumlah penduduk Kota Denpasar tahun 2015 mencapai 880.600 jiwa Demografi dalam arti jumlah, kepadatan, dan laju pertumbuhan

Tabel 2KEDATANGAN WISATAWAN MANCANEGARA YANG LANGSUNG

KE INDONESIA DAN BALI TAHUN 1969 – 2014YEAR NUMBER OF FOREIGN

TOURIST ARRIVALSSHARE % REMARK

INDONESIA BALI19691970197119721973

86,067129,319178,781221,195270,303

11,27824,34034,31347,00453,803

13.1018.8219.1921.2519.90

PELITA I

TOTAL 885,665 170,738 19.2819741975197619771978

313,452366,293401,237456,718468,614

57,45675,790115,220119,095133,225

18.3320.6928.7226.0828.43

PELITA II

TOTAL 2,006,314 500,786 24.9619791980198119821983

501,430561,178600,151592,046638,855

120,084146,644158,926152,364170,505

23.9526.1326.4825.7426.69

PELITA III

TOTAL 2,893,660 748,523 26.0019841985198619871988

700,910749,351825,035

1,060,5471,301,049

189,460211,244243,354309,294360,415

27.0328.1929.5029.1627.70

PELITA IV

TOTAL 4,636,892 1,313,767 28.33

19891990199119921993

1,625,9652,051,6862,569,8703,060,1973,403,138

436,358490,729555,939738,533885,516

26.8423.9221.6324.1326.02

PELITA V

TOTAL 12,710,856 3,107,075 24.441994199519961997199819992000200120022003200420052006

4,006,3124,310,5045,034,4725,184,4864,606,4164,600,0005,064,2175,153,6205,033,4004,467,0215,321,1655,002,1014,871,351

1,032,4761,015,3141,140,9881,230,3161,187,1531,355,7991,412,8391,356,7741,285,844993,029

1,458,3091,386,4491,260,317

25.7723.5522.6623.7325.7729.4727.9026.3325.5522.2327.4127.7225.87

Page 9: BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA DENPASAR DAN ......Denpasar mencatat jumlah penduduk Kota Denpasar tahun 2015 mencapai 880.600 jiwa Demografi dalam arti jumlah, kepadatan, dan laju pertumbuhan

20072008200920102011201220132014

5,505,7596,234,4976,323,7307,002,9447,649,7318,044,4628,802,1299,435,411

1,664,8541,968,8922,229,9452,493,0582,756,5792,892,0193,278,5983,766,638

30.2431.5835.2635.6036.0335.9537.2539.92

Sumber: KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF RI dan KANWIL DEPARTEMEN KEHAKIMAN DAN HAM PROVINSI BALI

Tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah kedatangan wisatawan manca negara

yang datang ke Bali setiap tahunnya mengalami peningkatan yang signifikan.

Sehingga hal ini mendukung proses terjadinya perkawinan campuran baik antar

bangsa. Hal ini didukung oleh data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kota Denpasar tahun 2010-2014 yang mencatat bahwa ada sebanyak 450 pasangan

perkawinan campuran WNI dan WNA di Kota Denpasar.

4.4. Kelompok Etnis

Kota Denpasar sebagai kota besar, sangat menarik bila kita lihat kelompok-

kelompok etnis yang ada di Kota Denpasar seperti golongan Tionghoa, Arab sebagai

golongan minoritas yang lebih banyak hidup dari perdagangan. Disamping itu masih

tampak lagi beberapa kelompok suku bangsa seperti Jawa, Madura, dan Minang yang

jumlahnya semakin meningkat di Kota Denpasar dimana sebagian dari mereka hidup

dengan mendirikan rumah-rumah makan sebagai salah satu sarana yang ikut

menunjang kehidupan pariwisata di Kota Denpasar. Daya tarik Kota Denpasar dari

berbagai aspek itu menyebabkan timbulnya urbanisasi yang membawa dampak yang

sangat kompleks dalam kehidupan masyarakat kota.

Masyarakat Kota Denpasar adalah masyarakat yang majemuk (heterogenitas)

dengan berbagai ragam kebudayaan didalamnya meliputi berbagai suku, agama,

bahasa, dan etnis. Sejarah menunjukkan bahwa masyarakat Bali adalah masyarakat

yang terbuka dalam menerima kehadiran etnis lain. Hubungan antara Bali dengan

masyarakat luar, baik melalui hubungan politik, ekonomi maupun hubungan

perdagangan pada masa lampau telah menjadikan masyarakat Bali sebagai

Page 10: BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA DENPASAR DAN ......Denpasar mencatat jumlah penduduk Kota Denpasar tahun 2015 mencapai 880.600 jiwa Demografi dalam arti jumlah, kepadatan, dan laju pertumbuhan

masyarakat multietnis. Ini menyebabkan masyarakat Bali saat ini bukan lagi

masyarakat yang homogen, melainkan masyarakat yang heterogen. Realitas

heterogenitas tersebut merambah hampir semua lini kehidupan masyarakat, meliputi

bidang ekonomi, agama, budaya, dan bahasa. Burhanuddin (2008:39-40) mengatakan

bahwa heterogenitas tersebut terjadi ketika pulau ini menjadi pusat perdagangan

hasil-hasil bumi dan budak, telah membuat Bali beragam secara etnis, agama, bahasa,

dan juga budaya.

Bentangan sejarah cikal bakal munculnya etnis lain di Bali, seperti suku Cina,

Arab, Bugis, Jawa, dan Madura adalah melalui jalur perdagangan. Burhanuddin

(2008:21) mendeskripsikan latar historis pembauran etnis di Bali. Perdagangan

adalah jalur pertama munculnya kontak antara orang-orang Bali dengan suku-suku

lain dari daerah lain luar Bali. Hal tersebut didukung oleh kenyataan adanya orang-

orang sunantara yang menetap di Bali sejak abad XVII. Wong sunantara termasuk di

dalamnya adalah orang-orang Bugis, Cina, dan Arab. Orang Bugis datang dari

Makasar karena terjadi perang antara kerajaan Sulawesi Selatan, bersamaan dengan

datangnya Belanda (VOC) yang bersekutu dengan Raja Aru Palaka dari Bone untuk

mengalahkan Makasar.

Meskipun etnis Bali (beragama Hindu) merupakan kelompok etnis dominan,

tetapi dalam kenyataannya memberikan ruang gerak dan kebebasan kepada etnis lain

sebagai etnis minoritas untuk mengembangkan kebudayaannya. Hal ini tampak dari

rasa persaudaraan yang terjadi antaretnis yang didasari oleh nilai-nilai kearifan lokal

budaya Bali.

Page 11: BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA DENPASAR DAN ......Denpasar mencatat jumlah penduduk Kota Denpasar tahun 2015 mencapai 880.600 jiwa Demografi dalam arti jumlah, kepadatan, dan laju pertumbuhan

4.4.1. Budaya Etnis Sumba Timur

Dalam masyarakat Sumba Timur, perkawinan menganut adat eksogami

asimetris satu arah. Ego mengambil istri dari anak saudara laki-laki ibunya

(mother’s brother’s daughter marriage) dan tidak sebaliknya. Dalam ungkapan

Sumba disebut piti ana tuya (ambil anak paman). Selain adat endogami yaitu

endogami dedi (keturunan) dan identik dengan endogami kasta. Seseorang dari

golongan maramba tidak dibenarkan oleh adat untuk kawin dengan seseorang

yang berasal dari golongan ata . Prinsip kewargaan seseorang dalam masyarakat

Sumba ditentukan melalui garis keturunan ayahnya (patrinial).

Proses belajar dan penyesuaian alam pikiran serta sikap terhadap adat-

istiadat, sistem norma serta semua peraturan yang terdapat dalam kebudayaan

Sumba masih berlangsung secara terus menerus dilaksanakan oleh seorang

individu dalam masyarakat Sumba Timur. Proses belajar dan penyesuaian alam

pikiran serta sikap itu, diawali dalam lingkungan keluarganya dengan cara meniru

tingkah-laku dan kebiasaan-kebiasaan orang tua atau saudara-saudaranya.

Selanjutnya proses tersebut masih akan berlangsung terus pada lingkungan yang

lebih luas melalui pergaulan dalam masyarakat.

Seiring berjalannya waktu dengan masuknya bangsa-bangsa asing sebagai

penjajah di Indonesia, khususnya di kepulauan Nusa Tenggara pada awal abad ke-

16, yang ditandai sebagai titik awal proses akulturasi (base line of acculturation)

yang berjalan lambat selama kurang lebih tiga abad dan melaju dengan cepat sejak

akhir abad ke-19 atau awal abad ke-20, masuklah pula misionaris-misionaris

Kristen untuk menyebarkan agama Kristen, penyuluhan kesehatan, pendidikan

formal di sekolah, serta unsur-unsur kebudayaan Eropa.

Menurut Kapita (1976:16-28), orang Sumba masih mengingat asal usul

leluhurnya dan oleh karena itu mereka masih mengadakan hubungan dengan

beberapa suku-bangsa seperti Jawa, Sumbawa, Bugis, Makassar, Selayar, Buton,

Bajau, Sabu, Flores dan lain-lain. Kecuali itu, pada abad 16, suku bangsa Sumba

telah bergaul dengan bangsa-bangsa asing seperti Portugis, Spanyol, Cina, Arab,

Page 12: BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA DENPASAR DAN ......Denpasar mencatat jumlah penduduk Kota Denpasar tahun 2015 mencapai 880.600 jiwa Demografi dalam arti jumlah, kepadatan, dan laju pertumbuhan

Perancis, dan Inggris. Hubungan itu terjalin karena adanya perdagangan diantara

mereka. Bangsa-bangsa asing itu sangat tertarik dengan kayu cendana yang harum,

kayu kemuning yang indah, dan hewan-hewan terutama kuda Sumba yang gagah

dan terkenal dengan sebutan kuda sandlewood. Kayu-kayu dan hewan, mereka

tukarkan dengan kain-kain, barang pecah belah yang dibuat dari porselin,

bermacam-macam muti terutama muti salak (ana hi’da), parang dan pisau dan lain

sebagainya. Dari orang inggris mereka mendapat uang emas dalam bentuk pound

dan dukaton yang lafal Sumba dikenal dengan matimbi dan likatongu atau nduaka.

4.4.2. Sejarah Masuknya Etnis Sumba di Bali

Pada tahun 1950 berdasarkan peraturan pemerintah No. 21 tahun 1950

daerah-daerah Flores, Sumba, Timor, Sumbawa, Lombok dan Bali merupakan satu

Propinsi Administratif dengan nama Propinsi Sunda Kecil. Nama Sunda kecil

kemudian diganti dengan nama Nusa Tenggara. Pada tahun 1957 setelah

berlakunya UU No.1 tahun 1957 tentang pokok-pokok Pemerintahan Daerah dan

dengan UU No. 64 tahun 1958 Propinsi Nusa Tenggara dibagi menjadi tiga daerah

Swantantra Tingkat 1, yaitu masing-masing Swantara Tingkat 1 Bali, Nusa

Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur meliputi bekas daerah pulau Flores,

Sumba dan Timor dan kepulauannya.

Masa dimana Flores, Sumba, Timor, Sumbawa, Lombok dan Bali menjadi

satu provinsi hubungan diantara masyarakat Flores, Sumba, Sumbawa, Lombok

Timor, Sumba dan Bali juga cukup dekat. Hubungan ini mendorong proses

urbanisasi penduduk antara satu pulau ke pulau yang lain. Seperti yang terlihat

dalam kehidupan masyarakat Kota Denpasar dimana banyak masyarakat Sumba

yang melakukan urbanisasi ke pulau Bali khususnya di Kota Denpasar.

4.4.3. Sejarah Perkawinan Etnis Sumba

Dalam urusan perkawinan, masyarakat Sumba Timur masih menggunakan

tata cara/upacara perkawinan yang diputuskan oleh para leluhur pada musyawarah

adat yang ke-4 di Mandas. Hal ini masih dirasakan pada beberapa kelompok

masyarakat, tetapi sudah tampak kelompok masyarakat yang melakukannya

Page 13: BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA DENPASAR DAN ......Denpasar mencatat jumlah penduduk Kota Denpasar tahun 2015 mencapai 880.600 jiwa Demografi dalam arti jumlah, kepadatan, dan laju pertumbuhan

dengan perubahan/pembaharuan, disesuaikan dengan perkembangan kemajuan

tanpa menghilangkan yang bersifat ciri-ciri khas.

Musyawarah adat yang diadakan oleh Pemerintah Daerah kabupaten Sumba

Timur pada tanggal 15-18 Mei 1953 di Waingapu ibukota kabupaten Sumba

Timur, telah membahas masalah adat-istiadat antara lain yang menyangkut:

1. Bentuk susunan masyarakat (Lii panaungu-lii panggolu = hal hubungan

kekeluargaan dan tata cara pergaulan hidup);

2. Hukum Adat Perkawinan (Lii mangoma-lii lalei = perihal beristri dan

bersuami);

3. Kematian dan Upacara Penguburan (Lii heda-lii meti = Perihal hidup dan

perihal mati).

Keputusan musyawarah adat tersebut diatas itulah yang dipergunakan untuk

melaksanakan segala tingkatan upacara adat di daerah Sumba Timur. Hal-hal yang

menyimpang dari keputusan-keputusan tersebut dalam pelaksanaannya, dapat

diawasi dan diarahkan secara langsung oleh pimpinan kecamatan dan desa

setempat.

Khusus yang menyangkut pelaksanaan dari upacara kawin mawin (lii

mangoma-lii lalei) banyak hal-hal yang telah menyimpang dari keputusan

musyawarah para leluhur. Karena sudah dicampur lagi dengan sifat dan sikap

feodalisme serta semangat komersialisme, disamping karena sudah majunya

masyarakat, maka musyawarah adat tahun 1963 telah menolak beberapa tata cara

yang sudah tidak sesuai lagi dengan tingkat kemajuan masyarakat sekarang dan

karena dapat merusak atau mengganggu keamanan dan ketertiban, bertentangan

dengan Hak Asasi Manusia (HAM), ajaran agama dsb, yaitu:

a) Maranggangu (mengambil isteri secara merampok);

b) Tama rumbak (masuk bilik secara paksa);

c) Piti Rambangu (ambil isteri dengan kekerasan, secara paksa);

d) Pahamburungu la marada (mempertemukan di padang);

e) Wili bara-rau karaki (melamar gadis sejak masih kecil);

Page 14: BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA DENPASAR DAN ......Denpasar mencatat jumlah penduduk Kota Denpasar tahun 2015 mencapai 880.600 jiwa Demografi dalam arti jumlah, kepadatan, dan laju pertumbuhan

f) Lale Tama (kawin masuk);

g) Perkawinan dengan menggunakan “ata ngandi”

h) Welli papaha tau (merampas isteri orang)

i) Poligami dan perceraian

Tata cara-tata cara diatas sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan karena

masyarakat sudah bertambah maju sehingga keamanan dan ketertiban sudah

semakin baik dan terjamin, pergaulan kehidupan sudah semakin harmonis dan

selaras. Karena masih ada hal-hal yang sudah tidak sesuai lagi sejalan dengan

perkembangan keadaan ataupun didalam pelaksanaannya sering terjadi

penyimpangan yang merugikan, maka pemerintah kecamatan Pahunga Lodu dan

didukung oleh segenap lapisan masyarakat telah mengadakan Musyawarah adat

se-kecamatan Pahunga Lodu dalan Tahun 1988, yang sudah dipersiapkan sejak

awal tahun.

Pada waktu yang lampau, perkawinan terjadi karena dijodohkan oleh

orangtua, sehingga banyak juga pasangan yang sebenarnya kawin karena terpaksa

dan cinta tumbuh dan bersemi kemudian. Akan tetapi sekarang ini perkawinan

hanya dapat terjadi karena suka sama suka, akibat dari sebelumnya telah

terjalinnya percintaan diantara keduanya.

Walaupun terjalinnya hubungan cinta sudah terjadi diantara kedua sejoli,

namun urusan selanjutnya sudah merupakan “urusan keluarga”. Bukan lagi urusan

pribadi dari dua sejoli yang bersangkutan. Pemberian belis berupa emas dan hewan

dari pihak laki-laki dan pemberian balasan berupa kain dan sarung (=kamba) serta

hiasan perempuan oleh pihak pemberi perempuan adalah tuntutan adat-istiadat

yang mulia, karena sebenarnya harus seimbang. “Banda wili” (emas dan hewan

belis) harus diimbangi dengan “kamba wili” (kain, sarung dan hiasan). Anak

perempuan yang dengan mudah dilepaskan dengan tidak diadatkan atau tidak

dibelis, sama dengan merendahkan harga dirinya dan harkat dan martabatnya

dinilai rendah oleh masyarakat. Ungkapannya “Napakahoru alu mbatanya -

napakitu ngahu mberanya” (=anaknya disorong sebagai alu patah dan diguling

Page 15: BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA DENPASAR DAN ......Denpasar mencatat jumlah penduduk Kota Denpasar tahun 2015 mencapai 880.600 jiwa Demografi dalam arti jumlah, kepadatan, dan laju pertumbuhan

seperti lesung pecah) yang artinya, anaknya dikawinkan dengan tiada perempuan

itu kurang dihargai, karena seakan-akan dipungut ditengah jalan, di dapat dengan

cara gampang. Oleh karena itu, pemberian belis itu adalah harus, dan pembalasan

dari pihak wanita juga harus yang seimbang.

Apabila keadaan dari pihak laki-laki belum memungkinkan terselenggaranya

urusan adat istiadat atau pembayaran belis itu juga ada jalan keluarnya. Dapat saja

mereka kawin lebih dahulu melalui prosedur adat yang diperingankan, kemudian

(satu dua tahun) urusan penyelesaian belis dapat diselenggarakan. Hal demikian

disebut: pa halelaya la mangilu, pambotuya la malamuri (diringankan lebih

dahulu, diberatkan kemudian). Ini semuanya sudah barang tentu harus melewati

kesepakatan kedua pihak.

Adapun tingkatan tata perkawinan yang cocok dengan keadaan

perkembangan pembangunan dewasa ini serta tidak menjurus kepada pemborosan

adalah tata cara “meminang” (“keulu tau”, menyampaikan lamaran dan proses

penyelesaiannya dilakukan secara adat), yang dilaksanakan dengan cara-cara yang

sudah sangat disederhanakan.

Yaitu dengan urutan upacara sebagai berikut:

1. Kerumah pihak wanita

Setelah si pemuda dewasa menyampaikan orangtuanya keputusan tentang

pilihan hidupnya, maka pihak keluarga laki-laki mengirim utusan (wunang)

kepada keluarga wanita untuk mengungkapkan isi hati dan menyampaikan

maksud dan tujuannya antara lain mengatakan: Himbunggunya kanjonga ningu

waingu, luku ningu kurangu (terjemahannya secara harafiah: “saya mencari

lembah yang ada airnya, sungai yang ada udangnya”). Sama artinya: mencari

kembang di taman, mencari taman yang ada gadisnya. Adakalanya tahap ini

masih didahului dengan acara memperkenalkan diri atau biasa juga disebut

ketuk pintu dimana yang datang hanya anak laki-laki itu didampingi oleh satu

dua orang dewasa, dengan membawa satu buah mamuli mas dengan lulu amah

dan seekor kuda. Kalau sudah diterima, maka dibalas dengan kain dan ditikam

Page 16: BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA DENPASAR DAN ......Denpasar mencatat jumlah penduduk Kota Denpasar tahun 2015 mencapai 880.600 jiwa Demografi dalam arti jumlah, kepadatan, dan laju pertumbuhan

seekor babi sebagai kameti. Setelah itu baru wunang sebagai utusan resmi.

Pembawaan wunang dan rombongannya pada tahap ini:

Satu buah mamuli mas ma pawiti (mamuli mas berukir) dan satu buah

lulu amahu;

Satu buah mamuli mas ma makamuluku (mamuli emas polos) dan satu

utas lulu amahu;

Satu ekor kuda jantan cukup umur dan satu ekor kuda betina cukup umur;

Mamuli emas yang disampaikan pada tahap ini disebut: Kabela punggu

oka, pariku buta rumba (Parang pemotong kayu pagar, tajak untuk mencabut

rumput). Maksudnya sebagai perintis (permulaan) dari pembawaan-pembawaan

selanjutnya. Semua pembawaan ini adalah untuk orang tua dari si gadis, tidak

akan dibagi-bagikan kepada anggota keluarga lain.

Pada zaman dulu, kuda merupakan sarana transportasi yang handal dan

vital. Penanggung jawab keseluruhan upacara dari awal sampai selesai adalah

orangtua dari laki-laki, atau saudara yang “dituakan” dalam kabihu atau dalam

kampung pihak laki-laki. Dialah yang menyuruh wunang, dan menerima

laporan pelaksanaannya. Karena tokoh ini menunggu dikampungnya, maka

disebut sebagai manu manda puru, wei manda luhu (ayam yang tidak turun,

babi yang tidak keluar), artinya penanggung jawab yang berdiam dan

menunggu di tempat.

Pembalasan sebagai jawaban dari pihak wanita (kalau pihak perempuan

menerima lamaran dari pihak laki-laki itu):

Satu lembar kain kombu dan satu lembar sarung Sumba ditambah satu

potong kain merah; kain dan sarung adalah balasan dari mamuli dan

hewan, sedangkan kain merah adalah tanda perjanjian yang harus ditepati;

Menikam seekor babi jantan besar (kameti), dimana yang sebelah/separuh

dari babi itu dimasak untuk menjadi lauk makan bersama dan yang

sebelah lagi dibawa pulang oleh rombongan pihak laki-laki.

Page 17: BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA DENPASAR DAN ......Denpasar mencatat jumlah penduduk Kota Denpasar tahun 2015 mencapai 880.600 jiwa Demografi dalam arti jumlah, kepadatan, dan laju pertumbuhan

Potongan kain merah (=tera kaha) menandakan penerimaan lamaran dan

perjanjian untuk urusan-urusan selanjutnya dengan ungkapan: “Mata wa

kana njanga njara kana njanga karimbua” (=supaya dia menjadi kuda

yang baik dan kerbau yang kembali).

2. Ke rumah laki-laki

Sesuai perjanjian (yang ditandai oleh potongan kain merah), kedua pihak

menentukan dan menetapkan waktunya (waktu yang disepakati disebut: rahi

pakawuku, tula pakajanga), kapan pihak perempuan pergi ke keluarga laki-laki

untuk melihat atau mencari tahu persiapan dan tingkat kemampuan dari pihak

laki-laki (melihat padang = melihat hewan di padang dan hewan di “mbola” =

emas adat). Tahap ini disebut “lua pa pangga” (terjemahan langsungnya: pergi

berlenggang). “Lua pa pangga” dapat juga dikatakan “lua pa ngangu ahu”

(pergi makan anjing).

Acara ini dapat dilaksanakan, dapat juga tidak. Kalau kedua pihak belum

pernah mempunyai hubungan kawin mawin sebelumnya sehingga merupakan

hubungan kekeluargaan yang baru (kalembi budi = keluarga baru) maka “lua pa

pangga” ini sangat perlu diadakan. Rombongan pihak perempuan yang hanya

terdiri dari laki-laki yang mengikuti acara ini, jumlahnya bisa besar sekali, bisa

juga hanya beberapa puluh orang.

Ketika rombongan tiba dan akan memulai pembicaraan adat, ditikam

seekor babi jantan besar (keluar taring) berwarna hitam polos. Kameti ini

disebut “kameti tanda taka” (tanda tiba). Sesudah itu untuk santapan bagi tamu

selama mereka masih menjadi tamu (ari ya), dipotong sapi atau ditikam babi

sebagai lauk pauk, tergantung jumlah dan berapa lama tamu itu berada di

keluarga laki-laki (dulu, bisa beberapa bulan, tetapi sekarang hanya beberapa

hari saja).

Sesudah itu, dibicarakan urusan-urusan selanjutnya. Biasanya kain

(kamba) yang dipakai untuk meminta belis oleh pihak perempuan, disampaikan

Page 18: BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA DENPASAR DAN ......Denpasar mencatat jumlah penduduk Kota Denpasar tahun 2015 mencapai 880.600 jiwa Demografi dalam arti jumlah, kepadatan, dan laju pertumbuhan

pada tahap ketika pihak laki-laki pergi membayar belis. Tetapi ada kalanya

semua “kamba” itu dibawa ketika pergi “pa pangga”, dan hewan-hewan serta

emas dibawa sendiri oleh pihak rombongan perempuan ketika kembali ke

negerinya.

Kalau pembicaraan sudah akan berakhir karena sudah tercapainya

kesepakatan dan keputusan bersama (pa hamanya ka la ngaru, pa batanya ka la

lima), maka pihak tuan rumah (pihak laki-laki) memperlihatkan mamuli-

mamuli yang terdiri dari satu buah mamuli mas berukir (ma pawiti) dan satu

buah mamuli mas polos (ma kamuluku) yang akan dibawa nanti ketika pergi

membayar belis kerumah pihak perempuan. Demikian juga harus

mempertunjukkan hewan/kuda yang akan dibawa nanti. Setelah melihat itu,

pihak perempuan akan mengatakan “supaya mamulinya tambah dimerahkan

dan ukurannya diperbesar lagi, dan kudanya dipelihara lagi”. Artinya agar

supaya mutunya ditingkatkan lagi, atau diganti dengan yang lebih bermutu.

Sesudah segala pembicaraan selesai dan tamu akan pulang, maka pihak

tuan rumah (laki-laki) menikam seekor babi jantan besar keluar taring, berbulu

hitam polos (mampu dipikul oleh 8-12 orang). Kameti ini disebut “kameti tanda

luhu” (=tanda keluar). Biasanya babi tersebut ditikam lalu dibagi dua, yang

sebelah ditinggalkan atau diberikan kepada tuan rumah untuk menjadi lauk

pauk pada santapan perpisahan, yang sebelah lagi dibawa pulang. Tetapi

sekarang mulai biasa dibawa bulat-bulat. Maka rombongan pun pulanglah ke

negeri mereka, untuk menunggu saat datangnya pihak laki-laki untuk

membayar belis dan menjemput serta membawa pulang gadisnya.

3. Ke rumah pihak perempuan

Setelah tiba waktu yang sudah dijanjikan, maka pihak keluarga laki-laki

pun berkumpul untuk pergi ke rumah pihak perempuan guna membayar belis

dan menjemput gadis yang sudah dilamar. Rombongan pihak laki-laki yang

pergi membayar dan menjemput si gadis ini, besarnya atau jumlahnya harus

melebihi jumlah rombongan dari pihak perempuan ketika datang “pangga”.

Page 19: BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA DENPASAR DAN ......Denpasar mencatat jumlah penduduk Kota Denpasar tahun 2015 mencapai 880.600 jiwa Demografi dalam arti jumlah, kepadatan, dan laju pertumbuhan

Pada zaman dahulu, pihak tuan rumah sudah menugaskan satu dua orang

untuk menghitung jumlah anggota rombongan itu, laki-laki dan perempuan. Ini

merupakan pekerjaan gampang, oleh karena itu rombongan menggunakan

kendaraan kuda, sehingga rombongan datang beriringan. Sekarang, rombongan

datang dalam kendaraan truk atau bus sehingga lebih sukar melakukan

perhitungan. Ketika sudah memasuki kampung, wunang tamu akan ditanya

berapa orang bangsawan dan berapa orang hamba. Ini perlu nanti ketika tamu

disuguhi makanan secara adat. Yang statusnya hamba tidak boleh dibagikan

tempat minum bagi yang bangsawan tidak boleh sama dengan yang hamba.

Misalnya, cangkir minuman para bangsawan memakai tutup, yang hamba tidak

tertutup, dan lain sebagainya. Kini, hal-hal seperti ini tidak lagi, tetapi masih

berlaku di beberapa tempat tertentu. Tetapi informasi tentang siapa yang

bangsawan dan yang tidak, hanya diberikan secara diam-diam saja.

Sampai dikampung pihak perempuan, rombongan disambut tuan rumah

diluar kampung dan dipintu gerbang kampung sudah dipasang satu lembar kain

Sumba menghalangi jalan. Rombongan hanya boleh masuk kalau kain itu sudah

diambil oleh pihak laki-laki dengan membayar mamuli, maka rombongan pun

sudah boleh masuk kampung dan diterima tuan rumah dengan tari-tarian,

kemudian dilanjutkan dengan penyuguhan sirih pinang atau dengan pertukaran

tempat sirih pinang.

Ketika sudah akan memulai pembicaraan pembayaran belis, maka pihak

tuan rumah menikam satu ekor babi besar, sebagai “tanda taka” (tanda tiba).

Sesudah itu, pembicaraan-pembicaraan pun dilanjutkan.

4. Pelaksanaan Pemberian Belis

Acara adat ini merupakan tahapan terakhir dalam urusan kawin mawin (lii

lalei-lii mangoma). Sebelum acara ini dilaksanakan, kedua belah pihak sudah

mengetahui perkiraan jumlah “kamba” yang akan disodorkan oleh pihak

perempuan, dan perkiraan jumlah dan jenis hewan yang perlu disediakan oleh

pihak laki-laki. Perkiraan ini sudah dibicarakan ketika acara “lua pa pangga”

Page 20: BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA DENPASAR DAN ......Denpasar mencatat jumlah penduduk Kota Denpasar tahun 2015 mencapai 880.600 jiwa Demografi dalam arti jumlah, kepadatan, dan laju pertumbuhan

sebelumnya. Itulah gunanya kain merah itu, “tera kaha” tanda perjanjian.

Urutan penerimaan belis adalah sebagai berikut:

a. Tanggu na ma paanangu (bagian orang-tua/ Ibu-Bapa, na pingi ai

papunggu, na mata wai pataku):

Satu buah mamuli mas ma pawiti dan satu utas lulu amahu

Satu buah mamuli mas ma kamuluku dan satu utas lulu amahu (kedua

jenis tersebut diatas sudah pernah diperlihatkan ketika pergi pangga,

tinggal di cek saja apakah yang itu dan sudah lebih besar dari karat

masnya sudah lebih tinggi atau tidak).

Adakalanya lulu amahu yang dibawa dibuat dari bahan emas, namanya

“kanataru”.

Pihak perempuan membalasnya dengan muti salak dan kamba (kain

dan sarung) yang mutunya seimbang dari bahan emas yang dibawa.

Penambahan hewan berupa kerbau atau sapi dan penambahan mamuli

mas atau kanatar (rantai mas) dan lulu bara (rantai perak) tergantung dari

persiapan dari kedua belah pihak (pembawaan pihak perempuan dan

kemampuan pihak laki-laki).

b. Kuta rara kaliti pangga (bagian paman):

Sesuai dengan jumlah paman yang berhak menerima bagian. Untuk dapat

berhak menerima, sudah barang tentu mereka harus menyediakan kambanya,

satu lembar kain Sumba dan satu lembar sarung Sumba. Tiap paman menerima

satu buah mamuli mas (polos) dan satu utas lulu amahu, ditambah satu ekor

kuda jantan cukup umur.

c. Kuta rara aya na – kuta rara eri na (bagian saudara laki-laki)

Sesuai jumlah saudara laki-laki yang berhak menerima dan menyediakan

kamba. Masing-masing saudara laki-laki menerima satu buah mamuli mas

(polos) dan satu utas lulu amahu, ditambah satu ekor kuda umur satu adik.

Page 21: BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA DENPASAR DAN ......Denpasar mencatat jumlah penduduk Kota Denpasar tahun 2015 mencapai 880.600 jiwa Demografi dalam arti jumlah, kepadatan, dan laju pertumbuhan

Pemberian ini bisa langsung disetujui atau masih menuntut mas yang lebih

merah atau yang lebih besar.

d. Ma pajurungu – Ma pandalarungu (bagian tetangga)

Sesuai jumlah tetangga yang hadir dan menyediakan kamba. Masing-

masing mendapat satu buah mamuli mas atau perak dan satu utas lulu amahu

dan satu ekor kuda jantan atau kuda betina. Pada tingkatan ini, umumnya tidak

mutlak harus dibayar kontan, tetapi bisa berupa janji (=puha). Ada juga yang

pantas diberikan mamuli mas, karena walaupun dia hanya termasuk tetangga,

tetapi mempunyai kedudukan tertentu dalam adat, dengan ungkapan: Ta tongu

wili ana, ta tongu wili ana wini.

Balasan dari pihak Perempuan

a. Dari Pihak Ibu-Bapak (=Pokok)

Dua lembar kain kombu dan dua lembar sarung tenun (lau pahudu), satu

leher (=nggelu) muti salak, satu pasang (=hamawangu) gading atau satu

pasang gelang perak; muti salak dan gading/gelang tidaklah harus/mutlak.

b. Dari pihak kuta rara kaliti pangga

Satu lembar kain kombu, satu lembar sarung tenun, satu leher atau satu

tangan muti salak. Soal muti ini juga tidak mutlak atau tidak harus.

c. Dari pihak kuta rara aya na – kuta rara eri na (saudara laki-laki)

Satu lembar kain kombu, satu lembar sarung tenun, satu utas muti salak

(ini tidak mutlak).

d. Dari pihak mapajurungu ma pandalarunggu (tetangga)

Masing-masing tetangga yang mau menerima belis harus membalasnya

dengan satu lembar kain kombu dan satu lembar sarung tenun.

Sesuai tingkatan kedudukan sosial kedua belah pihak, pihak perempuan

dapat pula memberikan satu atau dua orang hamba yang menyatu dengan gadis

yang akan dibawa pihak laki-laki. Hamba atau dayang-dayang ini ketika dibawa

Page 22: BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA DENPASAR DAN ......Denpasar mencatat jumlah penduduk Kota Denpasar tahun 2015 mencapai 880.600 jiwa Demografi dalam arti jumlah, kepadatan, dan laju pertumbuhan

disebut “mamoha”. Jika demikian, pihak laki-laki tentu harus memberikan belis

tambahan, dan disinggung juga dalam pembicaraan-pembicaraan adat.

5. Tata cara penyerahan

Semua kamba dibawa pihak perempuan untuk meminta belis, diserahkan

seluruhnya kepada pihak laki-laki, tentu saja melalui wunang, disertai dengan

daftar nama dari pemiliknya dan kedudukannya. Lalu pihak laki-laki

menghitung dan meneliti daftar nama pemilik dari kamba itu, lalu dipilih jenis

mamuli dan menetapkan jenis dan keadaan hewan yang akan dipakai sebagai

balasannya. Biasanya, tuntutan belis yang banyak harus pula disesuaikan

dengan pembawaan pihak perempuan. Namun hal ini sudah dapat diperkirakan

sebelum dalam perundingan diantara kedua pihak.

Setelah balasan dari pihak laki-laki disesuaikan masing-masing, lalu

diserahkan semuanya kepada pihak keluarga perempuan (tentu saja harus

melalui wunang) untuk dibagikan kepada masing-masing sesuai nama dan

kedudukannya. Bagi pihak yang belum puas, akan mengutus kembali wunang

untuk menyampaikan tuntutannya.

Proses tawar menawar atau negosiasi ini bisa berlangsung cepat, bisa juga

lambat bahkan bisa sampai pagi. Kadang-kadang terjadi selisih paham. Tetapi

bagaimanapun juga, “menuntut” itu adalah hak pihak perempuan, sehingga

kalau ada yang menuntut banyak, adalah hal yang wajar-wajar saja. Ada

kalanya, ada dari pihak perempuan yang menuntut belis tinggi-tinggi tetapi

sesudah diberikan balasannya, langsung saja menerimanya.

Selesai segala urusan belis, ataupun terjadi kemelut dalam negosiasi itu,

maka pihak keluarga laki—laki meminta (secara adat) agar si anak perempuan

datang “bersama-sama untuk membantu pembahasan” urusan tawar menawar

belis ini. Maka tibalah saatnya si anak perempuan berpindah atau menyeberang

ke pihak laki-laki (“pa palangu”, =penyebrangan), dengan membawa

pembawaannya (mbola ngandi-kahidi yutu = tempat bawaan, pisau jinjingan)

berisi pakaian, perhiasan, muti salak, dan barang-barang adat lainnya. Ini semua

Page 23: BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA DENPASAR DAN ......Denpasar mencatat jumlah penduduk Kota Denpasar tahun 2015 mencapai 880.600 jiwa Demografi dalam arti jumlah, kepadatan, dan laju pertumbuhan

merupakan hak pribadi dari anak perempua itu dan suaminya, tidak perlu

dibagi-bagikan lagi kepada anggota keluarga. Sudah barang tentu dalam acara

“pa palangu” ini, baik anak perempuan maupun anak laki-laki calon pengantin

itu sudah berhias dengan sebaik-baiknya.

Sebelum itu diadakan acara pemberian nasihat (lii panaungu-lii

pangerangu), dimana orang yang memberikan nasihat, membawa barang adat

juga. Penasihat dari pihak laki-laki akan memberikan mamuli, dari pihak

perempuan akan menyerahkan sarung, muti salak atau jenis perhiasan wanita

lainnya lalu memberikan nasihat. Biasanya, inti dari nasihat antara lain: kalau

disuruh pergi mengambil air, jangan justru mengambil api, kalau disuruh ke

dapur, jangan justru mengambil air”. Maksudnya, setialah kepada suamimu”.

Anak laki-laki juga diberikan nasihat yang sama.

Selesai pemberian nasihat, maka resmilah si gadis yang dilamar itu

berpindah dan menjadi bagian dari keluarga laki-laki. Setelah menerima

nasihat, si gadis pun pamit dari keluarganya dan dari seluruh keluarga pihak

perempuan.

6. Membawa Pulang Si Gadis

Selesai acara nasihat, maka saatnya tiba untuk keluarga laki-laki pulang

membawa serta gadis yang dipinang. Selesai menikam babi tanda keluar (tanda

luhu) maka pihak keluarga laki-laki pun berkemas, pamit dan pulang bersama

rombongannya. Untuk membalas “babi atau kameti tanda luhu”, pihak laki-laki

menyerahkan satu ekor kerbau cukup umur, yang boleh dipotong boleh juga

tidak, oleh pihak perempuan. Oleh orang tua, si anak gadis diberikan seekor

kuda jantan besar untuk menjadi “kuda tunggang” (njara kaliti) bagi anak

perempuan mereka (Hal ini tidaklah mutlak, tergantung kemampuan pihak

perempuan. Tetapi ada kalanya, pihak orangtua perempuan yang mampu,

memberikan juga hewan atau emas untuk menjadi bekal dan modal usaha dari

anak perempuan mereka di tempat keluarganya yang baru).

Page 24: BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA DENPASAR DAN ......Denpasar mencatat jumlah penduduk Kota Denpasar tahun 2015 mencapai 880.600 jiwa Demografi dalam arti jumlah, kepadatan, dan laju pertumbuhan

Sejak saat itu, resmilah hubungan kekerabatan diantara kedua pihak.

Pihak perempuan disebut “yera, atau ai ngia papunggu, wai ngia pataku”

(tempat memotong kayu, tempat menimba air), sedangkan pihak laki-laki

disebut “ulayea”, atau “ana kawini”.

Biasanya, ketika akan keluar dari kampung itu, sudah banyak orang-orang

(biasanya anak-anak tetapi bisa juga orang besar) dari kampung itu yang

menyiapkan air kotor atau kotoran hewan untuk ditebarkan kepada rombongan

ketika melintas dipintu gerbang kampung, sehingga ada yang kena kotoran, air

kotor dan lain-lain. Supaya orang-orang ini tidak sempat melempar kotoran,

pihak rombongan laki-laki harus membuang uang perak ataupun uang kertas

kejalan sehingga mereka sibuk berebutan uang dan melupakan kotoran yang

sudah mereka siapkan.

Tiba kembali dikampung asalnya, rombongan akan diterima dengan tari-

tarian oleh keluarga yang tidak ikut ke kampung pihak perempuan. Pesta di

kampung pihak laki-laki disebut “pa maupapa” dimana tiap-tiap malam

diadakan tari-tarian, dimana hadir pula keluarga dari kampung-kampung lain.

Pesta “pa maupapa” ini bisa bulanan, tetapi biasanya hanya satu dua hari saja.

7. Hari Pernikahan

Dengan sudah beradanya si gadis di rumah pihak laki-laki, maka

sebenarnya secara adat sudah resmi laki-laki dan si gadis resmi menjadi suami

isteri. Tetapi sesuai dengan ajaran agama yang dianut dan ketentuan undang-

undang perkawinan (UU No.1 1974) maka perlu diselenggarakan upacara

perkawinan. Penyelengaraannya menjadi hak dan kewajiban dari pihak laki-

laki, sedangkan dari pihak perempuan hanya menjadi undangan. Dalam

pelaksanaannya, kegotong-royongan diantara kedua pihak tetap dipertahankan

sehingga bisa juga “acara pernikahan” dilakukan dirumah keluarga wanita.

Selesai pernikahan barulah diberikan “tanda luhu” dan rombongan kembali

dengan membawa sepasang muda-mudi yang sudah menjadi suami-isteri

karena sudah menjalani pernikahan adat dan acara pernikahan modern.

Page 25: BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA DENPASAR DAN ......Denpasar mencatat jumlah penduduk Kota Denpasar tahun 2015 mencapai 880.600 jiwa Demografi dalam arti jumlah, kepadatan, dan laju pertumbuhan

Bagi yang beragama kristen, pernikahan diselenggarakan di gereja, yang

diikuti dengan pencatatan oleh Dinas Pemerintah yang berwajib, biasanya

disebut BS. Kemudian diselenggarakan pesta atau resepsi yang biasanya sangat

mewah. Selesai pesta, rombongan dari pihak perempuan yang menghadiri pesta

akan di sapa lagi secara adat, yaitu dengan diberikan satu buah mamuli mas,

satu utas lulu amahu dan satu ekor kuda serta menikam satu ekor babi sebagai

tanda ucapan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas telah

terselenggaranya upacara perkawinan itu. Babi atau kameti tersebut bisa

ditikam disitu, bisa juga dibawa pulang hidup-hidup.