bab iv (feed))
DESCRIPTION
utilitasTRANSCRIPT
Kerja Praktek PT Pertamina (Persero) UP V
Balikpapan, Juli – Agustus 2013
Laporan UmumBAB IV
BAHAN BAKU DAN BAHAN PENUNJANG
IV. 1. Jenis dan Asal Bahan Baku
Berdasarkan desain CDU V Kilang Balikpapan I dirancang untuk mengolah minyak
mentah yang berasal dari SLC (33%), Duri (25%), Attaka (25%), dan Arun (17%) sedangkan
CDU IV Kilang Balikpapan II untuk mengolah minyak mentah yang berasal dari Handil
(60%) dan Bekapai (40%). Namun karena keterbatasan bahan baku ditetapkan beberapa
sumber minyak mentah di luar Kalimantan yaitu minyak mentah dalam negeri antara lain dari
Duri, Minas, Badak, Sangatta, Pelida, Cinta, Lalang, Kakap, dan Sumatera Light Crude
(SLC). Minyak mentah yang diolah sebagian juga didatangkan dari luar negeri antara lain
Malaysia (Tapis), Australia (Jabiru), Chalyst dan Copper Basin, China (Nanhai dan Xijiang),
Nile Blend Crude, Nigeria (Nigerian Brass, Farcados, dan QuaIboe), dan lain-lain.
Oleh karena jenis bahan baku yang beraneka ragam, bahan baku (minyak mentah) yang
akan diolah pertama kali mengalami proses pencampuran (blending) untuk mempertahankan
kualitas bahan baku sedekat mungkin dengan spesifikasi bahan baku yang dapat diolah oleh
Kilang Pertamina RU V.
Yusra Yuliana_1106139935 (Chemical Engineering University Of Indonesia)
Kerja Praktek PT Pertamina (Persero) UP V
Balikpapan, Juli – Agustus 2013
Laporan Umum
Gambar 1. Sumber Minyak Mentah RU V Balikpapan
Yusra Yuliana_1106139935 (Chemical Engineering University Of Indonesia)
IMPORT
DOMESDOMES
KALTIKALTI
Kerja Praktek PT Pertamina (Persero) UP V
Balikpapan, Juli – Agustus 2013
Laporan Umum
Gambar 2. Sebagian Lokasi Asal Minyak Mentah Domestik Yang Diolah di RU V
Yusra Yuliana_1106139935 (Chemical Engineering University Of Indonesia)
West
MAMBURU
SENIPA SANGSANG BADA
TARAK BUNYU
BEKAHANDI SEPINGTANJU
KERA
SEMBILMIN
WARU
BELILALA
CINT
ARB
RANTAU/
WIDU
JATIBAR
Kerja Praktek PT Pertamina (Persero) UP V
Balikpapan, Juli – Agustus 2013
Laporan Umum
Gambar 3. Sebagian Lokasi Asal Minyak Mentah Import Yang Diolah Di Kilang RU V
Produk
1. LPG
Syarat LPG yang dipasarkan di Indonesia adalah kandungan fraksi ringan etana yang
kurang dari 0,2% volum. Selain itu, kandungan i-C5, n-C5 dan fraksi yang lebih berat dalam
LPG maksimum 2%-volume. Dengan alasan keselamatan, LPG dicampur dengan etil
Yusra Yuliana_1106139935 (Chemical Engineering University Of Indonesia)
MUTINE
SEBAGIAN LOKASI ASAL MINYAK MENTAH IMPORT
LEGENDCOSSA
KUTU
AZERI
TAPISSERICHAMPI
BENCHA
BUNGA
RANGDO
BACHO
NANHAWENCHA
PANYU
XIJIANFORCAD BRAS
S BONY LIGHT
QUAIBOESCRAV
Kerja Praktek PT Pertamina (Persero) UP V
Balikpapan, Juli – Agustus 2013
Laporan Umummerkaptan untuk memberi bau yang khas sebagai indikator kebocoran. Tabel 1 menunjukkan
spesifikasi LPG menurut Dirjen Migas.
Tabel 1. Spesifikasi Produk LPG Jenis Propana
No. Analisa Metode Min Max
1. Specific Gravity 60/60°F ASTM D - 1657 To be reported
2. Komposisi : ASTM D - 2163
C3 95 -
C4 + (C4 and havier) % vol - 2.5
C3 + C4 % vol - -
C5 % vol - -
C5 + (C5 and havier) % vol - -
C6 + (C6 and havier) % vol - Nil
3. R. V. P at 100°F Psi ASTM D - 1267 - 210
4. Weathering test at 36°F %vol ASTM D - 1837 95 -
5. Total sulphur Grain/100 cuft ASTM D - 2784 - 15+
6. Copper corrosion 1hr/100°F ASTM D - 1838 - No. 1
7. Ethyl or buthyl mercaptan added mL/1000 AG 50
8. Free water content VISUAL - -
Tabel 2. Spesifikasi Produk LPG Jenis Butana
No. Analisa Metode Min Max
1 Specific gravity 60/60°F ASTM D - 1657 To be reported
2 Komposisi : ASTM D – 2163
C4 + (C4 and havier) % vol 97,5 -
C3 + C4 % vol - -
C5 % vol - 2,5
C5 + (C5 and havier) % vol - -
C6 + (C6 and havier) % vol - Nil
3 R. V. P at 100°F Psi ASTM D - 1267 - 70
4 Weathering test at 36°F %vol ASTM D - 1837 95 -
5 Total sulphur Grain/100 cuft ASTM D - 2784 - 15 +
6 Copper corrosion 1hr/100°F ASTM D - 1838 - No. 1
Yusra Yuliana_1106139935 (Chemical Engineering University Of Indonesia)
Kerja Praktek PT Pertamina (Persero) UP V
Balikpapan, Juli – Agustus 2013
Laporan Umum
7 Ethyl or buthyl mercaptan added mL/1000 AG 50
8 Free water content VISUAL - -
Naphta
Naphta yang diproduksi PT Pertamina RU V Balikpapan selain dijadikan bahan
blending bensin, juga digunakan sebagai bahan baku oleh perusahaan lain seperti British
dan Sietco.
Tabel 3. Spesifikasi Produk Light Naphta
No. Analisa Metode Min Max
1 Specific Gravity 60/60°F ASTM – 1298 0,68 0,74
2 Paraffins % vol ASTM D – 2159 65 -
3 Olefins % vol ASTM D – 1319 - 1,0
4 Total Sulphur ppm wt ASTM D – 4045 - 300
5 Colour Saybolt ASTM D - 156 +22 -
6 Distillation : ASTM D – 86 - 2,0
IBP °C 25 -
End Point °C - 204
Residu % vol - 2,0
7 R. V. P at 100°F Psi ASTM D – 323 - 13,0
8 Lead content Ppb IP – 224 95 100
9 Existent Gum mg/100 cuft ASTM D – 381 - 4,0
10 Arsenic Content *) Ppb UOP – 296 - -
11 Total chlorine *) ppm wt UOP - 395 - -
12 Mercury *)
Tabel 4. Spesifikasi Produk Medium Naphta
No
.
Analisa Metode Min Max
1 Specific Gravity 60/60°F ASTM – 1298 0,72 -
2 Parrafins % vol ASTM D – 2159 20 -
3 Olefins % vol ASTM D – 1319 - 1,0
Yusra Yuliana_1106139935 (Chemical Engineering University Of Indonesia)
Kerja Praktek PT Pertamina (Persero) UP V
Balikpapan, Juli – Agustus 2013
Laporan Umum
4 Naphtanes + Aromatics ppm wt ASTM D – 2159
& D – 1319
35 -
5 Total Sulphur ppm wt ASTM D – 4045 - 300
6 Colour Saybolt ASTM D - 156 + 20 -
7 Distillation :
IBP °C 45 -
End Point °C - 180
Residu % vol - 2,0
8 R. V. P at 100°F Psi ASTM D – 323 - 6,0
9 Lead content Ppb IP – 224 - 100
10 Existent Gum mg/100 cuft ASTM D – 381 - 4,0
11 Arsenic Content *) Ppb UOP – 296 - -
12 Total chlorine *) ppm wt UOP - 395 - -
13 Mercury *)
Premium dan Pertamax
Premium merupakan campuran reformat, light naphta dan heavy naphta dengan
angka oktan 88 dengan kandungan TEL yang rendah. Premium dibuat dengan cara mem-
blending reformat (Okta Number = 92-94), light naphta (O kta Number = 70) dan heavy
naphta (Okta Number = 60). Jika syarat ini belum tercapai, HOMC (High Octane Mogas
Component) dapat ditambahkan pada campuran ini. Kilang RU V juga memproduksi
pertamax dan pertamax plus yang masing-masing memiliki angka oktan 92 dan 94.
Tabel 5. Spesifikasi Premium
No. Analisa Metode Min M ax
1 Research Octane Number ASTM D – 2699 88,0 -
2 Lead Content ASTM D – 3341 - 0,30
3 Distillation : ASTM D – 86
10% Vol. Recovery °C - 74
50% Vol. Recovery °C 88 125*)
Yusra Yuliana_1106139935 (Chemical Engineering University Of Indonesia)
Kerja Praktek PT Pertamina (Persero) UP V
Balikpapan, Juli – Agustus 2013
Laporan Umum90% Vol. Recovery °C - 180
End Point °C - 205
Residu % vol - 2,0
4 R. V. P at 100°F Kpa ASTM D – 323 - 62*)
5 Existent Gum mg/100 cuft ASTM D – 381 - 4
6 Induction Period Minutes ASTM D – 525 240 -
7 Total sulphur Ppb ASTM D – 1266 - 0,20
8 Cu. Strip. Corrosion 3 hrs/50°C ASTM D – 130 - -
9 Doctor test or No. 9 IP – 30 - negative
10 Mercaptan sulphur % wt ASTM D – 3277 - 0,002
11 Colour Visual Yellow
12 Dye content : Yellow gr/100 L - - 0,13
13 Odour : - Marketable
Tabel 6. Spesifikasi Pertamax
No. Analisa Metode Min Max
1 Research Octane Number RON ASTM D – 2699 92 -
2 Lead Content gr/L ASTM D – 3341/ D –
5059
- 0,013
3 Distillation :
10% vol. Recovery °C ASTM D – 86 - 70
50% vol. Recovery °C 77 110
90% vol. Recovery °C - 180
End Point °C - 205
Residu % vol - 2,0
4 R. V. P at 100°F Kpa ASTM D – 323 - 60
5 Existent Gum mg/100 cuft ASTM D – 381 - 4
6 Induction Period Minutes ASTM D – 525 360 -
7 Cu. Strip. Corrosion 3 hrs/50°C ASTM D – 130 - No.1
8 Doctor test or No. 9 IP – 30 - negative
9 Mercaptan sulphur % wt ASTM D – 3277 - 0,002
10 Total sulphur % wt ASTM D – 1266 - 0,1
Yusra Yuliana_1106139935 (Chemical Engineering University Of Indonesia)
Kerja Praktek PT Pertamina (Persero) UP V
Balikpapan, Juli – Agustus 2013
Laporan Umum
11 Aromatic content % vol ASTM D – 1319 - 50
12 Olefin content % vol ASTM D - 1320 - 30
13 Oxcygenate content % vol Mixed - 11
14 Colour Visual Pink
15 Dye content gr/100 L Colour trial - 0,13
ADO, IFO dan IDO
Automotive diesel oil (ADO/solar) merupakan bahan bakar kendaraan bermotor yang
bermesin diesel. Kompresor yang tinggi dapat menyebabkan minyak diesel tersebut tersulut
secara otomatis. Faktor yang perlu diperhatikan adalah angka cetane dimana semakin tinggi
angka cetane maka semakin baik kualitas suatu minyak diesel. ADO yang memiliki bilangan
cetane minimal 45 dan merupakan campuran dari LGO, HGO, LVGO dan HVGO.
Tabel 7. Spesifikasi ADO
No. Analisa Metode Min Max
1 Density 15°C Kg/m3 ASTM D – 1298 815 870
2 C.C.I or Cetane Number ASTM D – 976 45 -
3 Visc. Kinematic at 37,8 °C cSt ASTM D – 613 48 -
4 Pour point °C ASTM D – 445 1,6 5,8
5 Flash point PMcc °C ASTM D – 97 60 18
6 Distillation recovery at 300°C °C ASTM D – 86 40 -
7 Total sulphur %wt ASTM D – 1552 - 0,5
8 Cu. Strip. Corrosion 3 hrs/100°C ASTM D – 130 - No.1
9 Condradson Carbon Residu % wt (On 10%
vol bottom)
ASTM D – 189 - 0,1
10 Ash content % wt ASTM D – 4530 - 0,01
11 Water content % vol ASTM D – 482 - 0,05
12 Sediment by extraction % wt ASTM D – 95 - 0,01
13 Strogen acid number mg KOH/g ASTM D – 473 - NIL
Yusra Yuliana_1106139935 (Chemical Engineering University Of Indonesia)
Kerja Praktek PT Pertamina (Persero) UP V
Balikpapan, Juli – Agustus 2013
Laporan Umum14 Total acid number mg KOH/g ASTM D – 664 - 0,6
15 Colour ASTM ASTM D – 1500 - 3
IV. 2. Jumlah Bahan Baku dan Produksi
Jumlah minyak mentah yang diolah oleh PT. Pertamina (Persero) UP V Balikpapan
saat ini adalah sebanyak 260.000 barrel per hari. Kilang Balikpapan I mengolah 60.000 barrel
per hari dan Kilang Balikpapan II mengolah 200.000 barrel per hari. Daerah pemasaran hasil
pengilangan minyak adalah Indonesia bagian Timur dan Jawa Timur (Surabaya).
IV. 3. Bahan Penunjang
Bahan penunjang dalam PT. Pertamina (Persero) UP V Balikpapan terutama untuk
mendukung proses-proses pengolahan kedua (secondary treatment), misalnya katalis untuk
proses perengkahan dan proses pengkondisian (treatment), seperti proses penghilangan wax
(dewaxing). Beberapa bahan kimia pendukung utama yang dipakai dalam proses di Unit
Pengolahan V Balikpapan adalah :
1. Asam Sulfat (H2SO4) 98% digunakan untuk menghilangkan senyawa tak jenuh dalam
proses pembuatan lilin (wax).
2. Activated Clay, digunakan untuk proses penghilangan warna dan bau dalam proses
penghilangan lilin (wax). Dalam hal ini, clay berfungsi sebagai absorber.
3. Kapur, banyak digunakan dalam upaya menjaga kestabilan pH dalam proses pembuatan
lilin, terutama dalam proses treating.
4. Polyethylene, berfungsi sebagai pengeras lilin.
5. TEL (Tetra Ethyl Lead), digunakan untuk menaikkan bilangan oktan premium yang akan
dipasarkan. Penggunaan TEL saat ini maksimum sebanyak 0.1 gram per galon premium
berdasar U.S. Enviromental Protection Agency.
6. High Octane Number Mogas Component (HOMC), digunakan untuk menaikkan bilangan
oktan premium dengan cara blending, terutama jika produk reformat tidak mencukupi.
7. Deemulsifier, mempercepat pemecahan emulsi minyak-air dalam proses desalting minyak
mentah sebelum didestilasi dalam CDU (Crude Distillation Unit).
8. Corrosion Inhibitor, yang dimaksud inhibitor dalam hal ini adalah inhibitor korosi yang
digunakan dalam proses-proses yang rentan terhadap korosi, sebagai contoh dalam proses
LPG recovery, dimana sejumlah inhibitor diinjeksikan di bagian overhead deethanizer
Yusra Yuliana_1106139935 (Chemical Engineering University Of Indonesia)
Kerja Praktek PT Pertamina (Persero) UP V
Balikpapan, Juli – Agustus 2013
Laporan Umumkarena umpan mengandung sejumlah gas H2S sehingga dapat menyebabkan korosi pada
pipa-pipa pada bagian overhead.
9. Amoniak, digunakan untuk menjaga kestabilan pH pada berbagai unit proses.
10. Methyl Mercaptan, digunakan sebagai aditif dalam LPG agar memiliki bau sehingga
diharapkan dapat menjadi indikator terhadap kebocoran LPG.
11. Static Dissipator Additive, digunakan untuk menaikkan konduktivitas elektrik dari avtur.
DEA (Diethilamine), digunakan sebagai absorben untuk mengabsorbsi H2S diharapkan
konsentrasi H2S jauh lebih kecil sehingga tidak mengganggu proses permeasi membran
pada Hydrogen Recovery System.
Yusra Yuliana_1106139935 (Chemical Engineering University Of Indonesia)