pokok-pokok pikiran menteri perindustrian pada ”seminar nasional feed the world”
DESCRIPTION
POKOK-POKOK PIKIRAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ”SEMINAR NASIONAL FEED THE WORLD”. DENGAN TEMA : ”MENUJU SWASEMBADA YANG KOMPETITIF DAN BERKELANJUTAN SERTA MENDORONG PRODUK-PRODUK UNGGULAN MENJADI PRIMADONA DUNIA”. DAFTAR ISI. 2. - PowerPoint PPT PresentationTRANSCRIPT
1
POKOK-POKOK PIKIRANMENTERI PERINDUSTRIAN
PADA”SEMINAR NASIONAL FEED THE WORLD”
DENGAN TEMA :”MENUJU SWASEMBADA YANG KOMPETITIF DAN BERKELANJUTAN SERTA MENDORONG PRODUK-PRODUK UNGGULAN MENJADI PRIMADONA DUNIA”
DENGAN TEMA :”MENUJU SWASEMBADA YANG KOMPETITIF DAN BERKELANJUTAN SERTA MENDORONG PRODUK-PRODUK UNGGULAN MENJADI PRIMADONA DUNIA”
DAFTAR ISI
2222
BAGIAN 1 : PERANAN CABANG INDUSTRI TERHADAP PDB NON MIGAS TAHUN 2008
BAGIAN 2 : POTENSI PANGAN DI INDONESIA
BAGIAN 3 : ARAH PEMBANGUNAN EKONOMI
BAGIAN 4 : BANGUN INDUSTRI MASA DEPAN (2025)
BAGIAN 5 : KENDALA DALAM PENINGKATAN PRODUKSI PERTANIAN
BAGIAN 6 : PERMASALAHAN PENGEMBANGAN INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN
BAGIAN 7 : ARAH PENGEMBANGAN
BAGIAN 8 : SASARAN PENGEMBANGAN INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN
BAGIAN 9 : KEBIJAKAN DAN PROGRAM PENGEMBANGAN
BAGIAN 10 : KLASTER INDUSTRI PRIORITAS AGRO
3
1. PERANAN CABANG INDUSTRI TERHADAP PDB NON MIGAS TAHUN 2008
Barang Lainnya0,8%
Logam Dasar, Besi dan Baja 2,6%
Semen dan BGNL3,5%
Kertas dan Barang Cetakan
4,6%
Kayu dan Hasil Hutan6,4%
Tekstil, kulit, alas kaki
9,2%
Pupuk, Kimia danBarang Karet
13,5%
Alat Angkut, Mesin dan Peralatan
29,0%
Makanan dan Minuman30,4%
Industri agro terdiri dari industri makanan & minuman, industri kertas dan barang cetakan, industri kayu dan hasil hutan, dan industri barang karet, yang mempunyai peranan terhadap PDB non migas lebih dari 40%. Peranan terbesar adalah industri makanan dan minuman yaitu 30,4%
4
Indonesia Sebagai Penghasil Potensial
Untuk Bahan Pangan, antara
lain :
Minyak Mentah Sawit (CPO & CPKO)
Minyak Mentah Sawit (CPO & CPKO)
KopiKopi
BuahBuah
Rumput LautRumput Laut
KakaoKakao
BerasBeras
2. POTENSI PANGAN DI INDONESIA
5
3. Arah Pembangunan Ekonomi3. Arah Pembangunan Ekonomi
Menjadikan Indonesia Negara Industri Yang Maju
dengan Didukung Pertanian yang Kuat dan Tangguh
6
4. BANGUN INDUSTRI MASA DEPAN 4. BANGUN INDUSTRI MASA DEPAN (2025)(2025)
4. BANGUN INDUSTRI MASA DEPAN 4. BANGUN INDUSTRI MASA DEPAN (2025)(2025)
BASIS INDUSTRI
MANUFAKTUR
INDUSTRI ANDALAN
MASA DEPAN
INDUSTRI ALAT
ANGKUT
SUMBER DAYA MANUSIASUMBER DAYA MANUSIA
INDUSTRIAGRO
PETRO KIMIASEMENBAJADLL
TPTSEPATU
ELEKTRONIKDLL
INDUSTRI BARANG MODAL
INDUSTRI KOMPONENBASIS U K M)
SDA TERBARUKAN SDA TIDAK TERBARUKAN
INDUSTRITELEMATIKA
UU No.17 Tahun 2007 (RPJMN 2005-2025)Perpres No. 28 Tahun 2008
7
5. Kendala Dalam Peningkatan Produksi 5. Kendala Dalam Peningkatan Produksi Pertanian Pertanian
1. Pembibitan, pemupukan dan Pengolahan yang kurang baik,
2. Alih fungsi lahan,
3. Pergeseran musim,
4. Beralihnya tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor lainnya.
1. Pembibitan, pemupukan dan Pengolahan yang kurang baik,
2. Alih fungsi lahan,
3. Pergeseran musim,
4. Beralihnya tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor lainnya.
8
6. PERMASALAHAN PENGEMBANGAN INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN
6. PERMASALAHAN PENGEMBANGAN INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN
• Kurangnya bahan baku karena diekspor dalam bentuk produk primer,
• Adanya produk makanan impor yang tidak sesuai dengan ketentuan,
• Adanya hambatan tarif dan non tarif.
• Kurangnya dukungan permodalan dan tingginya suku bunga bank serta kurangnya dukungan infrastruktur.
9
7. ARAH PENGEMBANGAN
• VISI“Terwujudnya Pertumbuhan dan Perkembangan Industri Makanan dan Minuman yang Berdaya Saing dan Bernilai Tambah Tinggi serta Mampu Memenuhi Kebutuhan Pangan Nasional”
MISI Meningkatkan pengolahan produk primer hasil pertanian dan
perkebunan menjadi produk yang bernilai tambah tinggi; Memperkuat ketahanan pangan nasional untuk memenuhi
kebutuhan pangan masyarakat; Meningkatkan perolehan devisa melalui ekspor.
10
8. SASARAN PENGEMBANGAN INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN
• Meningkatkan struktur dan daya saing industri makanan dan minuman berdasarkan klaster industri
• Meningkatkan pemanfaatan utilisasi kapasitas produksi industri makanan dan minuman
• Meningkatkan penguasaan pasar dalam negeri dan ekspor produk makanan dan minuman
• Mengembangkan keanekaragaman produk makanan• Meningkatkan penyerapan tenaga kerja• Meningkatkan ketahanan pangan nasional• Meningkatkan pemanfaatan bahan baku yang berasal
dari SDA.
11
9. KEBIJAKAN DAN PROGRAM PENGEMBANGAN
• Menumbuhkembangkan industri makanan dan minuman melalui pengembangan klaster industri prioritas.
• Mengembangkan industri makanan dan minuman untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri dan substitusi produk impor.
• Mengembangkan industri melalui peningkatan kemitraan.• Meningkatkan kualitas SDM dalam penguasaan teknologi dan
manajemen• Memperkuat keterkaitan antar industri makanan dan minuman
dengan sektor ekonomi lainnya.• Penyebaran industri makanan yang disesuaikan dengan potensi
SDA.• Meningkatkan kualitas produk melalui penerapan SNI, HACCP dan
GMP.• Peningkatan iklim usaha yang kondusif.
12
10. KLASTER INDUSTRI PRIORITAS AGRO
Terdapat 12 Klaster Industri Prioritas Agro, yaitu :
1) Industri Pengolahan Kakao
2) Industri Gula
3) Industri Pengolahan Susu
4) Industri Hasil Tembakau
5) Industri Pengolahan Buah
6) Industri Pengolahan Kelapa
7) Industri Pengolahan Kopi
8) Industri Pengolahan Kelapa Sawit
9) Industri Pengolahan Hasil Laut
10) Industri Pulp dan Kertas
11) Industri Furniture
12) Industri Pengolahan Karet
= pangan= pangan dan non pangan= non pangan
Agro
a. Industri Pengolahan Kelapa Sawit (Permenperin No.111/M-IND/PER/10/2009)
13
Agro 14
a. Industri Pengolahan Kelapa Sawit (Permenperin No.111/M-IND/PER/10/2009)
Agro
b. Industri Kakao (Permenperin No.113/M-IND/PER/10/2009)
15
Agro
b. Industri Kakao (Permenperin No.113/M-IND/PER/10/2009)
16
Agro
c. Industri Pengolahan Kelapa (Permenperin No.114/M-IND/PER/10/2009)
17
Agro
c. Industri Pengolahan Kelapa (Permenperin No.114/M-IND/PER/10/2009)
18
Agro
d. Industri Pengolahan Kopi (Permenperin No.115/M-IND/PER/10/2009)
19
Agro
Aceh
Sumbar
Sumsel
JambiBabel
KalselSulteng
Sulut
DKIBanten
Jabar
Jateng
DIY Bali
Lokasi pengembangan : Sumut., Lampung, Bengkulu, Jatim., Bali dan Sulsel (didasarkan atas potensi bahan baku).
Sentra : Sebaran industri pengolahan kopi ternyata tidak selalu pada daerah penghasil biji kopi: Sumut. (2), Lampung (3), Jatim. (10), Bali (1), Sulsel. (3), Sumsel. (2), DKI Jakarta (4), Jabar. (6), Jateng. (2), Sulut. (3) dan
daerah lain berjumlah 41 unit (usaha skala menengah).
Jumlah sentra : 77 unit pengolahan kopi skala menengah dan besar.
Perusahaan : PT Sari Incofood Corporation (Sumut.), PT Nestle Indonesia (Lampung), PT Aneka Coffee Industry (Jatim.), PT Santos Jaya Abadi (Jatim.), PT Gunung Mas Lestari Jaya (Banten). PT Putra Bhineka Perkasa (Bali),
PT Setia Unggul Mandiri (Sulsel).
d. Industri Pengolahan Kopi (Permenperin No.115/M-IND/PER/10/2009)
20
Agro
e. Industri Gula (Permenperin No.116/M-IND/PER/10/2009)
21
Agro
e. Industri Gula (Permenperin No.116/M-IND/PER/10/2009)
22
Agro
f. Industri Hasil Tembakau (Permenperin No.117/M-IND/PER/10/2009)
23
Agro
f. Industri Hasil Tembakau (Permenperin No.117/M-IND/PER/10/2009)
24
Agro
: Bahan Baku Utama(Tembakau) : Sumatera Utara, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB.: Bahan Baku Utama(Tembakau) : Sumatera Utara, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB.
: Industri Rokok : Sumut (PT STTC, Pagi Tobacco), Jabar (PT BAT Indonesia & pabrik rokok kecil), Jateng (PT Djarum, PT : Industri Rokok : Sumut (PT STTC, Pagi Tobacco), Jabar (PT BAT Indonesia & pabrik rokok kecil), Jateng (PT Djarum, PT Nojorono, PR Sukun, PR Gentong Gotri, PR Jamu Bol, Filasta, Wikatama, PR Menara dan Industri rokok kecil lainnya). Jatim (PT Nojorono, PR Sukun, PR Gentong Gotri, PR Jamu Bol, Filasta, Wikatama, PR Menara dan Industri rokok kecil lainnya). Jatim (PT Gudang Garam Tbk, PT H.M Sampoerna, PT Bentoel Prima, PT Philip Moris Indonesia, PT Gelora Jaya, PT Karya Niaga Bersama, Gudang Garam Tbk, PT H.M Sampoerna, PT Bentoel Prima, PT Philip Moris Indonesia, PT Gelora Jaya, PT Karya Niaga Bersama, PT Gandum dan perusahaan rokok kecil lainnya), NTB(industri rokok kecil).PT Gandum dan perusahaan rokok kecil lainnya), NTB(industri rokok kecil).: Bahan Baku Pendukung (Cengkeh) : Sumbar, Lampung, Jateng, Jatim, Bali, Sulsel, Sulut, Maluku Utara, Maluku.: Bahan Baku Pendukung (Cengkeh) : Sumbar, Lampung, Jateng, Jatim, Bali, Sulsel, Sulut, Maluku Utara, Maluku.
Keterangan :Keterangan :
Sumut
Sumbar
Lampung
Jabar
Jateng Jatim
Bali
NTB
Sulsel
Sulut Malut
Maluku
f. Industri Hasil Tembakau (Permenperin No.117/M-IND/PER/10/2009)
25
Agro
g. Industri Pengolahan Buah (Permenperin No.118/M-IND/PER/10/2009)
26
Agro
g. Industri Pengolahan Buah (Permenperin No.118/M-IND/PER/10/2009)
27
Agro
h. Industri Pengolahan Ikan (Permenperin No.120/M-IND/PER/10/2009)
28
Agro
h. Industri Pengolahan Ikan (Permenperin No.120/M-IND/PER/10/2009)
29
Agro
i. Industri Pengolahan Susu (Permenperin No.122/M-IND/PER/10/2009)
30
3131 31