bab iv baruuu

5
BAB IV HASIL DAN DISKUSI Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka didapatkan hasil seperti yang terlihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1. Hasil analisis kadar kalsium pada cangkang telur itik dengan variasi ukuran partikel dan konsentrasi pelarut Variabel berubah Konsentrasi 0,1 N Konsentrasi 0,2 N Konsentrasi 0,3 N Lolos 40 mesh 0,18 gr 0,31 gr 0,35 gr Lolos 60 mesh 0,18 gr 0,33 gr 0,38 gr Lolos 100 mesh 0,19 gr 0,36 gr 0,42 gr Dari tabel dapat dilihat bahwa semakin kecil ukuran partikel sampel maka semakin banyak jumlah Ca yang terekstraksi. Hal ini disebabkan oleh kelarutan dipengaruhi oleh ukuran partikel. Semakin kecil sampel maka semakin luas bidang kontak reaksi antara partikel sampel dan pelarut sehingga reaksi semakin banyak terjadi. Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan bahwa hasil maksimum ekstraksi Ca adalah pada ukuran lolosan 100 mesh. Selain dipengaruhi oleh ukuran partikel, kelarutan juga dipengaruhi oleh konsentrasi pelarut. Berdasarkan

Upload: wahyu-herry-kurniawan

Post on 24-Dec-2015

218 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

wdddddd

TRANSCRIPT

Page 1: Bab IV Baruuu

BAB IV

HASIL DAN DISKUSI

Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka didapatkan hasil seperti yang

terlihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1. Hasil analisis kadar kalsium pada cangkang telur itik dengan variasi

ukuran partikel dan konsentrasi pelarut

Variabel berubah Konsentrasi 0,1 N Konsentrasi 0,2 N Konsentrasi 0,3 NLolos 40 mesh 0,18 gr 0,31 gr 0,35 grLolos 60 mesh 0,18 gr 0,33 gr 0,38 grLolos 100 mesh 0,19 gr 0,36 gr 0,42 gr

Dari tabel dapat dilihat bahwa semakin kecil ukuran partikel sampel maka

semakin banyak jumlah Ca yang terekstraksi. Hal ini disebabkan oleh kelarutan

dipengaruhi oleh ukuran partikel. Semakin kecil sampel maka semakin luas bidang

kontak reaksi antara partikel sampel dan pelarut sehingga reaksi semakin banyak

terjadi. Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan bahwa hasil maksimum ekstraksi Ca adalah

pada ukuran lolosan 100 mesh.

Selain dipengaruhi oleh ukuran partikel, kelarutan juga dipengaruhi oleh

konsentrasi pelarut. Berdasarkan konsentrasi pelarut yang digunakan yaitu 0,1 N ; 0,2

N dan 0,3 N hasil maksimum pada penelitian ini didapatkan pada konsentrasi pelarut

0,3 dengan kadar Ca 0,42 gr. Jadi semakin besar konsentrasi pelarut maka semkian

besar pula kadar Ca yang didapat.Namun terlihat bahwa ekstraksi Ca ini belum

mencapai optimum karena belum terlihatnya tiitik jenuh pada ketiga variasi

konsentrasi.

Penelitian kadar Ca ini termasuk dalam kategori ektrakasi maserasi. Ekstraksi

adalah pemisahan suatu zat dari campurannya dengan menggunakan pelarut sebagai

pengekstraknya. Sedangkan maserasi adalah salah satu jenis metoda ekstraksi dengan

sistem tanpa pemanasan atau dikenal dengan istilah ekstraksi dingin, jadi pada

Page 2: Bab IV Baruuu

metoda ini pelarut dan sampel tidak mengalami pemanasan sama sekali dan biasanya

dengan perendaman dalam waktu tertentu. Sehingga maserasi merupakan teknik

ekstraksi yang dapat digunakan untuk senyawa yang tidak tahan panas ataupun tahan

panas. Dalam penelitian ini digunakan asam asetat sebagai pengekstraknya dengan

perendaman selama 24 jam. Penggunaan asam asetat sebagai pelarut karena selain

harganya murah dan mudah didapat, penelitian terdahulu juga menunjukkan bahwa

kelarutan Ca sangat bagus dengan pelarut asam asetat. Karena ekstraksi maserasi ini

tida menggunakan pemanasan, maka dari itu dibutuhkan perendaman dalam waktu

lama sehingga dilakukan perendaman selama 24 jam. Perendaman selama 24 jam

adalah untuk memastikan bahwa Ca terlarut sempurna dalam asam asetat.

CaCO3 (s) + 2CHCOOH (aq) → H2O (l) + CO2 + (CH3COO)2Ca(aq)

Kulit telur + Asam cuka → Air + Karbondioksida + Kalsium asetat

Kalsium adalah logam terbanyak yang terkandung dalam cangkang telur.

Karena Ca merupakan logam, untuk mendapatkan kadar Ca yang terekstraksi dalam

penelitian ini digunakan analisa kompleksometri. Titrasi kompleksometri atau

kelatometri adalah suatu jenis titrasi dimana reaksi antara bahan yang dianalisis dan

titrat akan membentuk suatu kompleks senyawa. Kompleks senyawa ini dsebut kelat

dan terjadi akibat titran dan titrat yang saling mengkompleks. Kelat yang terbentuk

melalui titrasi terdiri dari dua komonen yang membentuk ligan dan tergantung pada

titran serta titrat yang hendak diamati. Pengompleks yang digunakan adalah EDTA

(Etilen Diamin Tetraasetat). Penggunaan EDTA karena mudah didapat

dilaboratorium. Pada penelitian ini mula-mula dilakukan standarisasi EDTA karena

EDTA bukan merupakan standar primer. Selain itu juga bertujuan untuk

mendapatkan nilai EDTA yang akurat. Sebelum dititrasi, sampel ditambahkan buffer

pH 10 terlebih dahulu. Tujuannya adalah untuk mempertahankan pH pada nilai 10

karena Ca dapat membentuk kompleks dengan EDTA pada pH 10. Kompleksometri

dibutuhkan suatu indikator agar titik kompleks senyawa bisa terlihat dengan

Page 3: Bab IV Baruuu

perubahan warna yang terjadi yaitu dari warna ungu menjadi warna biru. Indikator

yang biasa digunakan adalah EBT ( Eriochrome Black T). Ada indicator lain yang

bisa digunakan seperti mureksida, namun yang mudah didapat dan tersedia di

laboratorium adalah EBT.

Setelah didapatkan volume hasil titrasi, lalu dilakukan perhitungan untuk

mendapatkan kadar Ca yang dilampirkan pada Lampiran C.

Analisis kalsium dilakukan berdasarkan sifat bahwa ion kalsium dapat

diendapkan dengan amonium oksalat membentuk endapan kalsium oksalat.

Penambahan larutan ammonium oksalat jenuh menurut Svehla (1995) bertujuan

untuk mengendapkan kalsium menjadi kalsium oksalat. Ammonium oksalat akan

mengalami ionisasi dan memberikan ion C2O42- kepada kalsium lalu mengendap

menurut reaksi berikut:

CaCO3 + (NH4)2C2O4 → CaC2O4 ↓ + (NH4)2CO3

Pengujian kalsium pada sampel menunjukkan hasil positif, yang mana dapat

diketahui dari terbentuknya endapan berwarna putih setelah amonium oksalat

ditambahkan pada filtrat (Gambar 2). Hal tersebut menunjukkan bahwa cangkang

telur itik mengandung kalsium. Fungsi penambahan amonium oksalat yaitu untuk

mengikat kalsium dan membentuk senyawa baru. Fungsi penambahan amonium

oksalat adalah menjadikan larutan yang diuji bersifat basa sehingga mudah untuk

mengendap (Vogel 1985). Menurut Suhardjo et al.(1986), penambahan pereaksi

amonium oksalat akan bereaksi dengan kalsium yang ada difiltrat tersebut yang

berwujud endapan putih. endapan ini dinamakan kalsium oksalat.