BAB IVANALISIS PERENCANAAN KAWASAN (kawasan apa ?)Sesuaikan dengan sistematika penulisan yg sudah saya paparkan di kelas. 4.1 Kriteria Evaluasi dan Penilaian Alternatif KonsepSebelum bicara kriteriaseharusnya sebutkan alternative nyadasar persilangannyabaru kriteria, indicator, matriks pembobotan, dllJangan lupa dasar penetuan pembobotan & justifikasinyaa. Kriteria Evaluasi Konsep Pengembangan No.Kriteria Evaluasi Konsep PembobotanIndikator Penilaian

1.Kesesuaian dengan visi Kota Surakarta40%1= Tidak sesuai dengan visi Kota Surakarta2 = Cukup sesuai dengan visi Kota Surakarta3 = Sesuai dengan visi Kota Surakarta

Pada kriteria evaluasi konsep 1 yaitu Kesesuaian dengan visi Kota Surakarta dibuat pembobotan 40%. Hal ini dikarenakan tujuan dari perencanaan pengembangan kawasan Pasar Klewer adalah berbasis budaya. Di samping itu pula di dalam visi Kota Surakarta tercantum terciptanya kota budaya yang salah satunya berbasis perdagangan dan jasa. Indikator penilaian yang diberi nilai 1 adalah tidak sesuai dengan visi Kota Surakarta, karena, jika konsep perencanaan kawasan perdagangan dan jasa di Kota Surakarta tidak sesuai dengan visi Kotanya maka perencanaan itu akan kurang bersinergi dengan Kota Surakarta itu sendiri. Indikator penilaian diberikan nilai 2 adalah cukup sesuai dengan visi Kota Surakarta. Jika konsep sudah cukup sesuai dengan visi Kota Surakarta maka konsep perencanaan kawasan perdagangan dan jasa di Kota Surakarta dapat bersinergi dengan Kota Surakarta namun belum optimal. Indikator penilaian yang diberi nilai 3 adalah sesuai dengan visi Kota Surakarta. Jika konsep perencanaan kawasan perdagangan dan jasa di Kota Surakarta sudah sesuai dengan visi Kota surakarta itu sendiri maka dapat dipastikan konsep tersebut dapat bersinergi secara optimal dengan Kota Surakarta.No.Kriteria Evaluasi Konsep PembobotanIndikator Penilaian

2.Menarik partisipasi30%1= menarik partisipasi pemerintah2 = menarik partisipasi investor / dinas dan pemerintah3 = menarik partisipasi seluruh masyarakat, investor, dan pemerintah

Pada kriteria evaluasi konsep 2 yaitu menarik partisipasi dibuat pembobotan 30%. Hal ini dikarenakan menarik partisipasi pemerintah, inverstor/dinas, dan masyarakat dalam konsep perencanaan kawasan perdagangan dan jasa, sangat penting dalam tercapai atau tidaknya kawasan perdagangan dan jasa yang berbasis budaya. Namun tingkat kepentingannya masih di bawah kesesuaian dengan visi Kota Surakarta. Indikator penilaian diberi nilai 1 adalah menarik partisipasi pemerintah. Karena jika hanya menarik partisipasi pemerintah saja, belum tentu bisa terlaksana tanpa adanya partisipasi investor dan masyarakat Kota Surakarta. Indikator penilaian diberi nilai 2 adalah menarik partisipasi investor/dinas dan pemerintah. Memang bisa terlaksana dengan adanya partisipasi dari pemerintah yang bekerjasama dengan invetor / dinas, namun belum bisa optimal tanpa adanya partisipasi masyarakat Kota Surakarta. Indikator penilian 3 adalah menarik partisipasi seluruh masyarakat, investor, dan pemerintah. Karena dengan partisipasi ketiga komponen itu, konsep perencanaan kawasan perdagangan dan jasa akan secara optimal terlaksana. Diamana pemerintah yang mendanai dan pengatur, pihak dinas sebagai pelaksana pekerjaan, dan masyarakat Kota Surakarta yang memutar roda kegiatan perekonomian kawasan perdagangan dan jasa di kawasan yang di rencanakan.No.Kriteria Evaluasi Konsep PengembanganPembobotanIndikator Penilaian

3.Berbiaya rendah15%1 = >15 milyar2 = 8-15 milyar3 = < 8 milyar

Pada kriteria evaluasi konsep 3 yaitu berbiaya rendah dibuat pembobotan 15% karena biaya kurang berpengaruh dengan tujuan dari perencanaan kawasan perdagangan dan jasa yang berbasis budaya. Namun tetap di perhitungkan sebagai tolak ukur kriteria evaluasi konsep. Indikator penilaian diberi nilai 1 adalah >15 miliyar. Karena dengan biaya di atas 15 miliyar untuk mengembangkan kawasan perdagangan dan jasa yang berbasis budaya tergolong sangat mahal dan boros biaya. Disamping itu pula hal tersebut dapat mengurangi APBD Kota Surakarta cukup signifikan. Indikator penilaian diberi nilai 2 adalah 8-15 miliyar. Karena dengan biaya antara 8-15 miliyar sudah tergolong cukup dalam pengembangan kawasan perdagangan dan jasa berbasi budaya. Di samping itu pula dengan biaya itu, tidak terlalu menguragi APBD Kota Surakarta. Indikator penilaian diberi nilai 3 adalah 12 milyar2 = 6-12 milyar3 = < 6 milyar

Pada kriteria evaluasi skenario 3 yaitu berbiaya rendah dibuat pembobotan 15% karena biaya kurang berpengaruh dengan tujuan dari perencanaan kawasan perdagangan dan jasa yang berbasis budaya. Namun tetap di perhitungkan sebagai tolak ukur kriteria evaluasi skenario. Indikator penilaian diberi nilai 1 adalah >12 miliyar. Karena dengan biaya di atas 12 miliyar, skenario untuk mengembangkan kawasan perdagangan dan jasa yang berbasis budaya tergolong sangat mahal dan boros biaya. Disamping itu pula hal tersebut dapat mengurangi APBD Kota Surakarta cukup signifikan. Indikator penilaian diberi nilai 2 adalah 6-12 miliyar. Karena skenario dengan biaya antara 6-12 miliyar sudah tergolong cukup dalam pengembangan kawasan perdagangan dan jasa berbasi budaya. Di samping itu pula dengan biaya itu, tidak terlalu menguragi APBD Kota Surakarta. Indikator penilaian diberi nilai 3 adalah 10 milyar 2= 5-10 milyar 3= < 5 milyar

Pada kriteria evaluasi strategi 3 yaitu berbiaya rendah dibuat pembobotan 15% karena biaya kurang berpengaruh dengan tujuan dari perencanaan kawasan perdagangan dan jasa yang berbasis budaya. Namun tetap di perhitungkan sebagai tolak ukur kriteria evaluasi strategi. Indikator penilaian diberi nilai 1 adalah >10 miliyar. Karena dengan biaya di atas 10 miliyar strategi untuk mengembangkan kawasan perdagangan dan jasa yang berbasis budaya tergolong sangat mahal dan boros biaya. Disamping itu pula hal tersebut dapat mengurangi APBD Kota Surakarta cukup signifikan. Indikator penilaian diberi nilai 2 adalah 5-10 miliyar. Karena strategi dengan biaya antara 5-10 miliyar sudah tergolong cukup dalam pengembangan kawasan perdagangan dan jasa berbasi budaya. Di samping itu pula dengan biaya itu, tidak terlalu menguragi APBD Kota Surakarta. Indikator penilaian diberi nilai 3 adalah 7 milyar 2= 5-7 milyar 3=< 5 milyar

Pada kriteria evaluasi rencana 3 yaitu berbiaya rendah dibuat pembobotan 15% karena biaya kurang berpengaruh dengan tujuan dari perencanaan kawasan perdagangan dan jasa yang berbasis budaya. Namun tetap di perhitungkan sebagai tolak ukur kriteria evaluasi strategi. Indikator penilaian diberi nilai 1 adalah >7 miliyar. Karena dengan biaya di atas 7 miliyar, rencana untuk mengembangkan kawasan perdagangan dan jasa yang berbasis budaya tergolong sangat mahal dan boros biaya. Disamping itu pula hal tersebut dapat mengurangi APBD Kota Surakarta cukup signifikan. Indikator penilaian diberi nilai 2 adalah 5-7 miliyar. Karena strategi dengan biaya antara 5-7 miliyar sudah tergolong cukup dalam pengembangan kawasan perdagangan dan jasa berbasi budaya. Di samping itu pula dengan biaya itu, tidak terlalu menguragi APBD Kota Surakarta. Indikator penilaian diberi nilai 3 adalah