bab iv analisis dan pembahasan 4.1 karakteristik …...15 juni 2013 sampai 19 september 2013. jumlah...

24
32 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Responden Populasi penelitian ini adalah semua investor di Danareksa Salatiga, PT Trimegah Asset Management Semarang dan investor individu dengan menggunakan teknik snowball sampling. Penelitian ini dilakukan dari 15 Juni 2013 sampai 19 September 2013. Jumlah kuesioner yang dikembalikan berjumlah 76 dan semua kuesioner dapat dianalisis. Dari data tersebut diperoleh karakteristik responden meliputi jenis kelamin, usia, status perkawinan, pendidikan terakhir, pekerjaan, pendapatan per tahun, sejak kapan memulai investasi saham, frekuensi melakukan trading dan tujuan dalam berinvestasi saham. Pengenalan terhadap data responden perlu dilakukan untuk mengetahui dan memahami perilaku responden dalam kaitannya dengan tipe kepribadian, risk tolerance dan orientasi investasi .

Upload: others

Post on 08-Feb-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 32

    BAB IV

    ANALISIS DAN PEMBAHASAN

    4.1 Karakteristik Responden

    Populasi penelitian ini adalah semua investor di

    Danareksa Salatiga, PT Trimegah Asset Management

    Semarang dan investor individu dengan menggunakan

    teknik snowball sampling. Penelitian ini dilakukan dari

    15 Juni 2013 sampai 19 September 2013. Jumlah

    kuesioner yang dikembalikan berjumlah 76 dan semua

    kuesioner dapat dianalisis. Dari data tersebut diperoleh

    karakteristik responden meliputi jenis kelamin, usia,

    status perkawinan, pendidikan terakhir, pekerjaan,

    pendapatan per tahun, sejak kapan memulai investasi

    saham, frekuensi melakukan trading dan tujuan dalam

    berinvestasi saham. Pengenalan terhadap data

    responden perlu dilakukan untuk mengetahui dan

    memahami perilaku responden dalam kaitannya

    dengan tipe kepribadian, risk tolerance dan orientasi

    investasi .

  • 33

    Tabel 4.1

    Karakteristik Responden

    Karakteristik Kategori Jumlah Responden Prosentase

    Jenis kelamin Perempuan 18 23,7% Laki-Laki 58 76,3%

    Usia 20-29 tahun 32 42,1% 30-39 tahun 25 32,9% 40-49 tahun 14 18,4% >50 tahun 5 6,6%

    Status Perkawinan Menikah 42 55,3% Belum

    Menikah 34 44,7%

    Pendidikan SMA/SMK 15 19,7% Diploma 8 10,5% Sarjana 39 51,3% Pascasarjana 14 18,4%

    Pekerjaan PNS/BUMN 11 14,5% Pegawai Swasta 41 53,9%

    Wiraswasta 17 22,4% Mahasiswa 6 7,9%

    Pensiunan 1 1,3% Pendapatan/tahun < 25 juta 23 30,3%

    25-50 juta 7 9,2% 50-100 juta 21 27,6% 100-150 juta 10 13,2%

    150-250 juta 11 14,5% >250 juta 4 5,3% Tahun Awal Investasi

    2008 45 59,2%

    Sumber : Lampiran 2

    Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dalam hal

    jenis kelamin ada perbedaan yang cukup besar di mana

  • 34

    responden didominasi oleh laki-laki yakni sebanyak 58

    orang (76,3%), dibanding dengan responden perempuan

    sebanyak 18 orang (23,7%). Selanjutnya, berdasarkan

    data jumlah pendapatan per tahun, diketahui bahwa

    tingkat pendapatan di bawah 25 juta adalah jumlah

    pendapatan yang paling dominan dari para responden.

    Hal ini memberikan indikasi bahwa investasi saham

    juga banyak diminati oleh berbagai kalangan, tidak

    hanya oleh kalangan yang berpenghasilan besar saja

    tetapi yang berpenghasilan kecil juga (di bawah 25

    juta). Selain itu, ada juga beberapa informasi tambahan

    yang terkait dengan investor. Informasi yang berkaitan

    dengan sumber informasi investasi saham, frekuensi

    perdagangan dalam hal ini melakukan trading harian,

    dan tujuan investasi saham disediakan dalam tabel

    berikut.

    Tabel 4.2

    Informasi Responden Terkait Investasi Saham Informasi

    Responden Kategori Jumlah Prosentase

    Sumber Awal Informasi Saham

    Teman/Rekan 49 64,5% Pembicara Seminar 12 15,8% Majalah/Koran 6 7,9% Internet 9 11,8%

    Trading Harian

    Ya 14 18,4% Tidak 63 81,6%

    Tujuan Investasi Saham

    Investasi Jangka Pendek 18 23,7%

    Investasi Jangka Panjang 47 61,8%

    Keduanya 11 14,5% Sumber : Lampiran 2

  • 35

    Dari tabel 4.2 diketahui sumber awal investasi

    saham, yang terbesar adalah yang bersumber dari

    teman atau rekan yaitu sebanyak 64,5% (49 orang),

    ternyata untuk memperkenalkan investasi saham pada

    calon investor sangat mudah yaitu dengan promosi dari

    mulut ke mulut, hal ini patut untuk dijadikan acuan

    bagi para pengelola perusahaan sekuritas atau

    danareksa yang ingin menarik nasabah atau investor.

    Ketika suatu investasi memiliki prospek yang baik,

    maka seorang investor akan dengan mudahnya

    mempromosikan investasi tersebut kepada teman atau

    rekannya, dan teman/rekan yang dipromosikan akan

    lebih cepat tertarik apabila yang mengajak untuk

    melakukan investasi adalah temannya sendiri. Dari

    hasil penelitian juga diketahui bahwa sebagian besar

    responden yaitu sebanyak 62 orang (81,6%) tidak

    melakukan trading harian. Hal ini dapat memberi

    indikasi bahwa trading saham bukan merupakan

    pekerjaan utama dari sebagian besar responden.

    Diketahui pula bahwa sebanyak 47 orang (61,8%)

    tujuan utama berinvestasi adalah melakukan investasi

    jangka panjang.

  • 36

    4.2 Uji Validitas dan Reliabiltas

    Sebelum melakukan teknik analisis data atas

    data yang telah dikumpulkan, maka penulis melakukan

    uji validitas. Uji validitas ini berguna untuk

    mengetahui apakah instrumen penelitian yang telah

    disusun sudah benar-benar akurat sehingga mampu

    mengukur variabel-variabel dalam penelitian ini.

    Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah

    76 orang. Syarat item valid adalah r hitung lebih besar

    r tabel (Ghozali, 2006), sehingga dapat digunakan

    untuk analisis lebih lanjut.

    Selain melakukan uji validitas, penulis juga

    melakukan uji reliabilitas item instrument penelitian.

    Uji reliabilitas ini berguna untuk mengetahui sejauh

    mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten jika

    diulangi beberapa kali. Menurut Ghozali (2006)

    instrument penelitian dikatakan valid jika nilai alpha

    hitung lebih besar dari 0,600. Hasil pengujian validitas

    dan reliabilitas instrumen penelitian disajikan dalam

    tabel sebagai berikut :

  • 37

    Tabel 4.3

    Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian Tipe

    Kepribadian Variabel Indikator r

    hitung Neuroticism X1 .291

    X2 .346 X3 .224

    Extraversion

    X4 .288 X5 .255 X6 .317

    Openness to

    experience

    X7 .469 X8 .270 X9 .375

    Agreeableness

    X10 .230 X11 .450 X12 .324

    Conscientiousness

    X13 .313 X14 .187* X15 .327

    Sumber : Lampiran 3 Keterangan : r tabel = 0,1901; * = item tidak valid

    Tabel 4.3 menunjukan hasil pengujian validitas

    instrument penelitian tipe kepribadian. Dari tabel di

    atas, dapat dilihat bahwa ada 1 item yang tidak valid,

    yaitu pada variabel tipe kepribadian: conscientiousness

    (item nomor 14). Item yang tidak valid ini kemudian

    dibuang dan di dapat bahwa item yang lain sudah valid

    semua, sehingga dapat digunakan untuk analisis lebih

    lanjut.

  • 38

    Tabel 4.4

    Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian

    Risk Tolerance No. Indikator r hitung

    1 Y1 .225

    2 Y2 .567

    3 Y3 .632

    4 Y4 .575

    Sumber : Lampiran 4 Keterangan : r tabel = 0,1901

    Tabel 4.4 menunjukan hasil pengujian validitas

    instrument penelitian risk tolerance. Dari tabel di atas,

    dapat dilihat bahwa semua item valid, sehingga dapat

    digunakan untuk analisis lebih lanjut.

    Tabel 4.5

    Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian

    Orientasi Investasi No Indikator r hitung

    1 Y5 .391

    2 Y6 .550

    3 Y7 .509

    4 Y8 .148*

    Sumber : Lampiran 4 Keterangan : r tabel = 0,1901

    Tabel 4.5 menunjukan hasil pengujian validitas

    instrument penelitian orientasi investasi. Dari tabel di

    atas, dapat dilihat bahwa ada 1 item yang tidak valid,

  • 39

    yaitu pada item nomor 31. Item yang tidak valid ini

    kemudian dibuang dan didapat bahwa item yang lain

    sudah valid semua, sehingga dapat digunakan untuk

    analisis lebih lanjut.

    Tabel 4.6

    Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Variabel Alpha hitung Ket

    Tipe kepribadian .706 Reliabel

    Risk Tolerance .699 Reliabel

    Orientasi Investasi .668 Reliabel

    Sumber : Lampiran 4 Nilai Cronbach Alpha : 0.600

    Hasil pengujian reliabilitas dapat dilihat pada tabel

    4.6. Dari hasil perhitungan didapat nilai keseluruhan

    nilai alpha instrument penelitian di atas 0,600. Oleh

    karena itu dapat disimpulkan bahwa hasil uji

    reliabilitas menunjukan bahwa keseluruhan

    pertanyaan pada kuisioner adalah reliabel dan

    memenuhi persyaratan untuk digunakan untuk

    analisis lebih lanjut.

    4.3 Statistik Deskriptif Data Penelitian

    Deskripsi jawaban responden secara keseluruhan

    dari variabel tipe kepribadian, risk tolerance dan

    orientasi investasi akan dibahas berdasarkan mean

    atau rata-rata, standar deviasi, minimum dan

  • 40

    maksimum. Statistik deskriptif dari setiap jawaban juga

    akan dibahas dengan menitikberatkan pada rata-rata,

    di mana rata-rata tersebut akan dikategorikan mulai

    dari sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju

    untuk mengintrepretasikan jawaban responden dari

    setiap pertanyaan. Jumlah pernyataan ada 23

    pernyataan dan diberikan kepada 76 sampel penelitian.

    Tipe kepribadian menurut Costa dan McRae

    (1992) adalah dengan menggambarkan tipe kepribadian

    the big five sebagai neuroticsm, extraversion, openness to

    experience, agreeableness dan conscientiousness.

    Neuroticsm adalah ketidakstabilan emosional. Orang

    dengan peringkat tinggi pada skala ini cenderung

    mengalami perasaan negatif seperti rasa cemas, gelisah

    dan kuatir yang berlebihan dan cenderung merasa

    pesimis. Extraversion adalah kepribadian dengan

    karakteristik penuh semangat dan energik, optimis,

    sangat aktif dalam kegiatan dan berani menghadapi

    ketidakpastian. Openness to experience ditandai oleh

    orang berpikiran terbuka dan ingin tahu dengan hal-

    hal yang baru (berkebalikan dengan tradisional dan

    konservatif), memiliki ide-ide kreatif, inovatif dan

    imajinatif. Agreebleness memiliki karakteristik

    cenderung memahami orang lain (bijaksana), lebih

    mengutamakan kepentingan orang lain di atas

    kepentingan pribadi, sabar, patuh dan cenderung

    menghindari perdebatan (lebih memilih menyatukan

  • 41

    pendapat). Conscientiousness ditandai dengan

    karakteristik sebagai orang yang sangat hati-hati,

    penuh kesadaran, berpikir ulang sebelum bertindak,

    cermat, berpikir sistematis, perencanaan dan

    perhitungan matang, teliti dan rapih dalam bertindak.

    Kepribadian seorang investor dapat menentukan

    pengambilan keputusan dalam berinvestasi, dan juga

    dapat mempengaruhi tingkat risk tolerance investor.

    Risk tolerance adalah kondisi seseorang yang mau

    mengambil risiko dalam rangka untuk mendapatkan

    return yang lebih tinggi. Individu dengan risk tolerance

    tinggi lebih bisa menerima peristiwa volatile atau

    fluktuasi, sedangkan individu dengan tingkat risk

    tolerance rendah memerlukan kepastian. Orientasi

    investasi adalah keputusan investor dalam memilih

    investasi menurut horizon waktu berinvestasi yaitu

    investasi jangka pendek dan investasi jangka panjang

    dalam saham. Keputusan investasi pada dasarnya

    menyangkut masalah pengelolaan dana pada suatu

    periode tertentu, di mana para investor mempunyai

    harapan untuk memperoleh pendapatan atau

    keuntungan dari dana yang diinvestasikan selama

    periode waktu tertentu. Investor menanamkan dananya

    di pasar modal tidak hanya bertujuan untuk investasi

    jangka pendek tetapi juga bertujuan untuk memperoleh

    pendapatan untuk jangka panjang.. Hasil data

  • 42

    deskriptif instrumen penelitian disajikan dalam tabel

    sebagai berikut :

    Tabel 4.7

    Data Deskriptif Variabel Penelitian

    Indikator Mean Standart Deviasi Neuroticism 3,101 0,797 Extraversion 3,632 0,618

    Openness to experience 3,465 0,609 Agreeableness 3,167 0,681

    Conscientiousness 3,697 0,721 Risk tolerance 3,507 0,751

    Orientasi Investasi 3,272 0,837 Mean keseluruhan variabel 3,406 0,419

    Sumber : Lampiran 5 Keterangan : Interval kategori jawaban : 1 - 1,8 (sangat

    tidak setuju); 1,81 – 2,6 (tidak setuju); 2,61 – 3,4 (netral); 3,41 – 4,2 (setuju); 4,21 – 5 (sangat setuju)

    Dari tabel 4.7, diindikasikan bahwa rata-rata

    responden cenderung netral. Pada tipe kepribadian,

    rata-rata responden tidak memiliki kecenderungan

    yang tinggi terhadap salah satu tipe kepribadian. Rata-

    rata kecenderungan tipe kepribadian tertinggi terdapat

    pada tipe kepribadian extraversion pada indikator ke 2.

    Sedangkan rata-rata kecenderungan tipe kepribadian

    terendah terdapat pada tipe kepribadian neuroticism.

    Selanjutnya pada variabel risk tolerance, dijelaskan

    bahwa rata-rata responden memiliki risk tolerance yang

    tinggi. Para investor cenderung memiliki risk tolerance

    yang tinggi dalam rangka untuk mendapatkan return

    yang lebih tinggi. Dapat dijelaskan pula bahwa rata-

  • 43

    rata responden cenderung berinvestasi jangka panjang

    dan juga jangka pendek dalam berorientasi investasi.

    4.4 Uji Asumsi

    Dalam perhitungan menggunakan analisis regresi

    berganda diperlukan uji asumsi klasik. Uji asumsi

    klasik dilakukan untuk mengetahui apakah model

    regresi yang dihasilkan merupakan model regresi yang

    baik, sehingga dapat digunakan untuk melihat

    pengaruh dari variabel independen terhadap variabel

    dependennya (Ghozali, 2006). Jadi uji asumsi klasik

    dilakukan terlebih dahulu sebelum melakukan uji

    regresi linear. Dalam uji asumsi klasik, yang harus

    dilakukan adalah:

    Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji

    apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar

    variabel bebas (independen). Model regresi yang baik

    seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel

    independen. Menurut Ghozali (2006), multikolinearitas

    dapat dilihat dari nilai tolenrance dan variance

    inflantion factor (VIF). Nilai cutoff yang umum dipakai

    untuk menunjukkan adanya multikolenearitas adalah

    nilai Tolenrance ≥ 0.10 dan VIF ≥ 10. Dalam penelitian

    ini, dihasilkan beberapa tabel tolerance dan VIF sesuai

    dengan jumlah hipotesis yang ada. Berikut ini adalah

    hasil perhitungannya:

    Tabel 4.8

  • 44

    Uji Multikolinearitas No. Hipotesis Nilai

    Tolerance VIF

    1 Uji hipotesis 1 0,696 1,436

    2 Uji hipotesis 2 0,672 1,487

    3 Uji hipotesis 3 0,521 1,921

    4 Uji hipotesis 4 0,600 1,667

    5 Uji hipotesis 5 0,732 1,366

    6 Uji hipotesis 6 0,736 1,359

    Sumber : Lampiran 6

    Dari tabel 4.8, diindikasikan bahwa syarat-syarat

    uji multikolinearitas terpenuhi. Jadi dalam model-

    model regresi tidak ditemukan adanya multikolinearitas

    antar variabel indenpenden.

    Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji

    apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara

    kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan

    periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik

    adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Dalam

    penelitian ini ada 3 hipotesis, sehingga ada beberapa

    nilai Durbin – Watson (DW test) yang dihasilkan.

    Berikut ini adalah hasil uji autokorelasi menggunakan

    uji Durbin – Watson (DW test):

  • 45

    Tabel 4.9

    Uji Autokorelasi

    No Hipotesis Nilai

    DW test dl du

    1 Uji Regresi Linear berganda 1 1,992 1,487 1,770

    2 Uji Regresi Linear berganda 2 1,772 1,487 1,770

    3 Uji Regresi Linear berganda 3 2,024 1,456 1,801

    Sumber : Lampiran 6

    Dari tabel 4.9, diketahui nilai DW masing-masing

    hipotesis. Kemudian nilai ini akan dibandingkan

    dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikan

    1%, jumlah sampel 76 (n) dan disesuaikan dengan

    jumlah variabel bebasnya, maka didapat nilai tabel dari

    Durbin Watson (dl dan du). Dari perbandingan tersebut

    di dapat kesimpulan bahwa tidak terdapat autokorelasi

    yang positif dan negative pada model regresi.

    Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji

    apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan

    variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan

    yang lain. Model regresi yang baik adalah model regresi

    yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji

    heteroskedastisitas dapat dilihat melalui grafik

    scatterplot.

    Dari semua diagram scatterplot model-model

    regresi ini, terlihat titik-titiknya menyebar secara acak

    baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y.

    Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

  • 46

    heteroskedastisitas pada setiap model regresi atau

    setiap model regresi ini dapat dipakai. Hasil diagram

    scatterplot dari semua model regresi dapat dilihat pada

    lampiran.

    Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah

    dalam model regresi, variabel-variabel berdistribusi

    normal. Uji normalitas dilakukan dengan melihat hasil

    perhitungan uji kolmogorov smirnov. Berikut adalah

    hasil perhitungannya:

    Tabel 4.10 Uji Normalitas

    No. Hipotesis Nilai

    Kolmogorov Smirnov Signifikan

    1 Uji Regresi Linear berganda 1 0,737 0,649

    2 Uji Linear berganda 2 0,804 0,538

    3 Uji Regresi Linear bergada 3 0,659 0,778

    Sumber: Lampiran 6

    Dari tabel 4.10 diindikasikan bahwa semua

    model regresi berdistribusi normal. Hal ini dapat di

    lihat dari seluruh nilai p > 0,05. Syarat data normal

    adalah memiliki p > 0,05 (Ghozali, 2006). Sedangkan

    nilai kolmogorov smirnov dapat dilihat pada tabel di

    atas.

  • 47

    4.5 Hasil Uji Hipotesis

    Selanjutnya setelah lolos melalui beberapa

    pengujian yaitu validitas dan reabilitas serta uji

    asumsi klasik dilakukan pengujian terhadap hipotesis

    yang telah dirumuskan dengan menggunakan analisis

    jalur (path analysis) dengan memakai teknik

    bootstrapping. Path analysis ini untuk mengetahui

    pengaruh langsung maupun pengaruh tidak langsung

    dari variabel independen (X) ke variabel independen (Y)

    dan melalui variabale intervening (M). Tipe kepribadian

    neuroticsm (X1), extraversion (X2), opennes to experience

    (X3), agreeableness (X4), conscientiousness (X5), risk

    tolerance (M) sebagai variabel intervening dengan

    orientasi investasi (Y) sebagai variabel dependen.

    Tabel 4.11

    Hubungan Kausal Antar Variabel Hipo

    tesis

    Alur (Path) Koefi-

    sien

    Sig

    H1 Neuroticism Orientasi Investasi 0,169 0,036**

    H2 Extraversion Orientasi Investasi 0,090 0,395

    H3 Openness to Experience Orientasi

    Investasi

    0,045 0,676

    H4 Agreeableness Orientasi Investasi 0,347 0,000*

    H5 Conscientiousness Orientasi

    Investasi

    -0,044 0,624

    H6 Risk Tolerance OI 0,274 0,001*

    H7 Neuroticism Risk Tolerance OI 0,080 0,336

  • 48

    H8 Extraversion Risk Tolerance OI 0,017 0,864

    H9 Openness to Experience Risk

    Tolerance OI

    -0,023 0,773

    H10 Agreeableness Risk Tolerance OI 0,267 0,005*

    H11 Conscientiousness Risk Tolerance

    OI

    -0,103 0,232

    Sumber : Lampiran 7 Keterangan : *) signifikan pada p < 0,01; **) signifikan pada

    p < 0,05; ***) signifikan pada p < 0,10

    Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan

    menguji hubungan antar variabel. Dari sebelas

    hipotesis yang diajukan, hanya empat hipotesis yang

    memiliki cukup bukti berpengaruh positif dan

    signifikan yaitu H1, H4, H6 dan H10.

    Tabel 4.11 menunjukkan variabel neuroticism

    memiliki pengaruh secara langsung ke orientasi

    investasi jangka pendek dengan koefisien sebesar

    0,169. Agreeableness memiliki pengaruh secara

    langsung ke orientasi investasi jangka pendek dengan

    koefisien sebesar 0,347. Hasil kedua variabel itu

    signifikan sehingga H1 dan H4 diterima. Hal ini berarti

    bahwa seseorang yang memiliki tipe kepribadian dasar

    neuroticism dan agreeableness memiliki pengaruh

    terhadap pemilihan orientasi investasi. Dari hasil

    regresi pengaruh risk tolerance terhadap variabel

    dependen (orientasi investasi) diperoleh nilai koefisien

    sebesar 0,274 dengan signifikansi sebesar 0,001

    sehingga hipotesis ini diterima. Risk tolerance memiliki

  • 49

    pengaruh terhadap variabel dependen (orientasi

    investasi) sehingga variabel ini dapat dianalisis lebih

    lanjut sebagai variabel intervening.

    Dari hasil uji terlihat bahwa variabel neuroticism

    dapat berpengaruh secara langsung ke orientasi

    investasi, namun tidak memiliki pengaruh secara tidak

    langsung ke orientasi investasi dengan melalui variabel

    intervening risk tolerance. Sedangkan dari uji pada

    variabel agreeableness dapat berpengaruh secara

    langsung ke orientasi investasi jangka pendek, dan juga

    dapat berpengaruh secara tidak langsung dengan

    melalui variabel intervening risk tolerance. Besarnya

    koefisien pengaruh langsung adalah 0,347 sedangkan

    besar koefisien pengaruh tidak langsung adalah 0,267.

    Hasil uji ini menunjukan bahwa risk tolerance sebagai

    variabel intervening dapat dijadikan sebagai intervening

    antara agreeableness terhadap orientasi investasi

    jangka pendek.

    4.6 Pembahasan

    Hipotesis pertama diterima, hal ini sejalan

    dengan hasil penelitian Durand el al, 2008 neuroticsm

    memiliki hubungan yang positif dan signifikan secara

    statistik dalam pengambilan risiko dan aktifitas

    trading. Sejalan dengan penelitian Durn dan Huberman

    (2002) bahwa investor yang lebih cemas cenderung

  • 50

    melakukan trading lebih banyak. Dapat diduga bahwa

    hubungan positif neuroticsm terhadap trading dapat

    dikaitkan dengan kecenderungan meningkatnya

    aktivitas untuk menghasilkan suatu keuntungan dalam

    trading, rangsangan tersebut dapat meningkatkan

    kecemasan investor. Trading mungkin dianggap sebagai

    sarana untuk mengurangi perasaan yang tidak

    menyenangkan, sehingga untuk mengurangi

    kecemasan, investor lebih banyak melakukan trading.

    Sehingga individu dengan tipe kepribadian neuroticism

    lebih sering melakukan transaksi jual beli saham dalam

    jangka waktu pendek atau memiliki kecenderungan

    berorientasi investasi jangka pendek.

    Hipotesis kedua ditolak, hal ini dapat dijelaskan

    bahwa tipe kepribadian extraversion mengambil

    keputusan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan

    eksternal dan tidak mengambil keputusan sesuai

    dengan hasil evaluasi mereka sendiri (Sadi, 2011).

    Menurut Mayfield (2008) tipe kepribadian ini lebih

    sering perlu masukan orang lain. Sehingga

    pertimbangan-pertimbangan eksternal ini sangat

    berpengaruh dalam mengambil keputusan untuk

    memilih orientasi investasi bagi individu extraversion.

    Hipotesis yang ketiga ditolak, hal ini dapat

    dijelaskan karena investor dengan tipe kepribadian

    openness to experience adalah seseorang yang kreatif,

    inovatif dan imajinatif dan berani berspekulasi. Investor

  • 51

    dengan kecenderungan tipe kepribadian openness to

    experience dapat diduga lebih senang mengandalkan

    ide-ide kreatif, inovatif dan imajinatif dalam melakukan

    trading tanpa memperhatikan orientasi investasi yang

    sedang dilakukan. Investor cenderung tidak

    memperhatikan orientasi investasi karena investor

    cenderung percaya terhadap kemampuannya.

    Hipotesis keempat diterima, agreeableness atau

    keterbukaan terhadap kesepakatam memiliki ciri

    antara lain: suka bekerja sama, tidak mementingkan

    diri sendiri, dan tidak suka berselisih dengan orang

    lain. Menurut hasil penelitian Purnomo (2010)

    pengusaha yang memiliki kepribadian agreeableness

    akan cenderung untuk bisa mencapai kesuksesan

    dalam usahanya. Individu agreeableness suka bekerja

    sama dengan orang lain dan sifatnya yang patuh

    membuat tipe kepribadian ini dengan mudah dapat

    terpengaruh ajakan rekan sesama investor, atau

    kelompoknya dan mengikuti tren yang sedang terjadi,

    untuk memilih orientasi investasinya.

    Hipotesis kelima ditolak, hal ini sejalan dengan

    penelitian yang dilakukan oleh Beutler (2012) tentang

    keuangan di mana conscientiousness tidak mempunyai

    pengaruh signifikan terhadap sikap remaja dalam

    penggunaan uang. Investor dengan tipe kepribadian

    conscientiousness sangat hati-hati, banyak berpikir

    sebelum mengambil keputusan, sehingga dihadapkan

  • 52

    dengan keputusan yang harus segera diambil, investor

    tersebut akan menjadi lebih tidak berani dalam

    mengambil keputusan untuk memilih orientasi

    investasi.

    Hipotesis keenam diterima, penelitian ini sejalan

    dengan hasil penelitian Dorn (2002) yang menyatakan

    bahwa risk tolerance secara positif berkaitan dengan

    profolio risiko dan kinerja investasi. Hipotesis yang

    keenam diterima, hal ini dapat disebabkan karena risk

    tolerance selalu ada pada saat setiap investor

    mengambil keputusan trading, baik itu orientasi

    investasi jangka panjang ataupun investasi jangka

    pendek (orientasi investasi). Setiap investor cenderung

    dapat mengukur risk tolerancenya sebelum

    memutuskan orientasi investasi. Semakin tinggi risk

    tolerance maka semakin tinggi return yang diperoleh.

    Selanjutnya pada hipotesis yang ketujuh sampai

    dengan hipotesis yang kesebelas erat kaitannya dengan

    hipotesis pertama sampai dengan hipotesis yang

    kelima. Sebab pada hipotesis yang ketujuh sampai

    dengan hipotesis yang kesebelas ini ditambahkan

    variabel risk tolerance sebagai variabel intervening. Jika

    pada hipotesis yang kedua, ketiga dan kelima ditolak,

    maka pada hipotesis yang kedelapan, kesembilan dan

    kesebelas secara langsung juga akan menghasilkan

    keputusan ditolak.

  • 53

    Pada hipotesis yang pertama hasilnya diterima,

    namun saat ditambahkan variabel risk tolerance

    sebagai variabel intervening, hasilnya ditolak. Dapat

    disimpulkan bahwa variabel intervening tidak dapat

    menambah nilai pengaruh variabel tipe kepribadian

    neurticism terhadap variabel orientasi investasi jangka

    pendek. Hal ini mengindikasikan bahwa saat variabel

    risk tolerance ditambahkan maka diasumsikan bahwa

    sekalipun individu dengan kepribadian neuriticism yang

    pada memiliki tingkat kekhawatiran yang tinggi akan

    keputusan berinvestasi, maka karakter awal yang

    dimilikinya akan diminimalisasi sedemikian rupa dalam

    situasi atau kondisi tertentu. Adapun hal ini dapat

    terjadi karena adanya tingkat toleransi yang tinggi

    terhadap resiko negatif dari keputusannya dalam

    berinvestasi tersebut akan mendorong individu yang

    bersangkutan untuk tetap melakukan investasi.

    Pada hipotesis yang kesepuluh diterima, di mana

    tipe kepribadian agreeableness memiliki pengaruh

    terhadap orientasi investasi dengan variabel risk

    tolerance sebagai variabel intervening. Hal tersebut

    mengindikasikan bahwa individu dengan karakter

    utama patuh dan senang bekerja sama, lebih dapat

    menerima saran dari manager investasi atau rekan-

    rekannya dalam memutuskan orientasi investasinya,

    pengaruh dari orang luar selain dirinya sendiri kuat

    bagi tipe kepribadian ini, lebih banyak mengikuti tren

  • 54

    yang terjadi dan juga memiliki risk rolerance yang

    tinggi, untuk menghasilkan keuntungan yang tinggi

    dalam investasi yang dilakukannya.

  • 55