bab iv analisa dan pembahasanrepository.uib.ac.id/1080/7/s_1411038_chapter4.pdf · jalur pejalan...
TRANSCRIPT
39
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1 Pendahuluan
Bab IV akan membahas rumusan masalah yang sebelumnya telah disajikan.
Data – data yang diperolah selanjutnya dianalisis pada bab ini. Jumlah penggunaan
transportasi yang terdiri dari transportasi umum dan transportasi pribadi selanjutnya
dijadikan tolak ukur dari perencanaan sistem transportasi pada Kecamatan Batu Aji
dan Sagulung. Pengamatan untuk mengetahui variabel – variabel yang telah ditentukan
sebelumnya dilakukan pada ruas jalan Jl. Letjen Suprapto. Kendaraan yang melintas
disepanjang jalan tersebut dihitung menurut kategori pada MKJI selanjutnya,
dilakukan pengelompokkan terhadap kendaraan pribadi dan kendaraan umum yang
tersedia juga pada ruas jalan Jl. Letjen Suprapto. Volume kendaraan yang telah diamati
kemudian dilakukan perhitungan menurut MKJI untuk mengetahui Tingkat Pelayanan
Jalan (LOS) pada waktu pengamatan.
4.2 Tingkat Pelayanan Jalan pada Wilayah Kecamatan Batu Aji dan
Sagulung
Pengamatan untuk mengetahui Tingkat Pelayanan Jalan (LOS) dilakukan pada
waktu – waktu yang telah ditetapkan. Penetapan waktu dipertimbangkan aktifitas yang
terjadi pada jalan di jalur utama Kecamatan Batu Aji dan Kecamatan Sagulung menurut
Jessy Rizki Hapsari, Studi Perencanaan Sistem Transportasi TOD (Transit Oriented Development) pada Kecamatan Batu Aji dan Kecamatan Sagulung - Kota Batam, UIB Repository©2018
Universitas Internasional Batam
40
jam sibuk dan jam normal. Pengamatan di hari minggu mengikuti pola pergerakan jalan
raya pada jam normal dimana aktifitas pengguna jalan raya seharusnya tidak sepadat
pada jam sibuk, maka dibagi menjadi 2 waktu di hari minggu yakni pukul 07:00 – 08:00
pagi dan 17:00 – 18:00 sore dan pada ruas jalan yang berbeda, menuju arah Batu Aji
dan menuju arah Muka Kuning. Pengamatan pada jam sibuk dilakukan pada hari senin
dimana aktifitas jalan raya dilalui para pengguna jalan yang akan melakukan kegiatan
rutin mereka, seperti bekerja, sekolah dan lain sebagainya, maka dari itu waktu yang
diambil untuk penelitian adalah pukul 06:30 – 07:30 pagi yang mana aktifitas pada
kedua arahnya ramai kendaraan dan diwaktu siang pukul 12:30 – 13:30, pengamatan
juga dilakukan terhadap kedua ruas jalan tersebut yakni arah menuju Batu Aji dan arah
menuju Muka Kuning.
Tabel 4.1: Tingkat pelayanan jalan
No. Lokasi Hari /Waktu Volume
Kend/Jam
Volume
(smp/jam) C DS LOS
1
Arah
Muka
Kuning
Minggu/Pukul
07:00-08:00 1226 454.45 1411.2 0.322031 B
2 Minggu/Pukul
17:00-18:00 3223 1278.4 1411.2 0.905896 E
3 Senin/Pukul
06:30-07:30 6236 2145.95 1411.2 1.520656 F
4 Senin/Pukul
12:30-13:30 2337 1119.6 1411.2 0.793367 D
5
Arah
Batu
Aji
Minggu/Pukul
07:00-08:00 1470 542.85 1411.2 0.384673 B
6 Minggu/Pukul
17:00-18:00 3040 1176.9 1411.2 0.833971 D
7 Senin/Pukul
06:30-07:30 5317 2625.6 1411.2 1.860544 F
8 Senin/Pukul
12:30-13:30 2209 1130.4 1411.2 0.80102 D
Rata-rata LOS Kawasan Batu Aji dan Sagulung 0.92777 E
Sumber: Hasil Analisa, 2018
Jessy Rizki Hapsari, Studi Perencanaan Sistem Transportasi TOD (Transit Oriented Development) pada Kecamatan Batu Aji dan Kecamatan Sagulung - Kota Batam, UIB Repository©2018
Universitas Internasional Batam
41
Tabel 4.1 menunjukan tingkat pelayanan jalan di kawasan Kecamatan Batu Aji
dan Kecamatan Sagulung rata – rata 0.92777 yang mana tingkat pelayanan jalan pada
skala E, hasil tersebut menunjukan bahwa arus mendekati kapasitas jalan sehingga
tidak stabil dan kendaraan kadang berhenti (Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997).
Walaupun kendaraan yang melintas terlihat lancar namun kecepatan tidak stabil dan
rawan macet jika terjadi penambahan volume kendaraan contohnya pada jam puncak.
Tabel 4.2: Variabel penelitian
Y X1 X2 X3 X4 X5 X6
1 454.45 45.25 1419.25 20.25 46.81 61.86
2 1278.4 131.25 3609 140.75 40.13 55.64
3 2145.95 137.25 7246.75 218.5 39.47 43.64
4 1119.6 59.25 2539 156.25 34.56 41.54
5 542.85 29.25 1723.25 28.75 43.87 45.77
6 1176.9 134.25 3438.5 96.5 40.86 61.81
7 2625.6 82.25 6961 123.25 41.06 43.85
8 1130.4 97.25 2248 255.25 28.51 27.58 Sumber: Hasil Analisa, 2017
Tabel 4.2 merupakan variabel hubungan antara waktu penelitian (Y) terhadap
jumlah kendaraan (X1), waktu penelitian (Y) terhadap jumlah kendaraan umum (X2),
waktu penelitian (Y) terhadap jumlah kendaraan pribadi (X3), waktu penelitian (Y)
terhadap jumlah angkutan barang (X4), waktu penelitian (Y) terhadap kecepatan rata –
rata kendaraan pribadi (X5), waktu penelitian (Y) terhadap kecepatan rata – rata
kendaraan umum (X6). Hasil analisa regresi menggunakan SPSS menunjukan model
regresi yang terbentuk adalah sebagai berikut:
Jessy Rizki Hapsari, Studi Perencanaan Sistem Transportasi TOD (Transit Oriented Development) pada Kecamatan Batu Aji dan Kecamatan Sagulung - Kota Batam, UIB Repository©2018
Universitas Internasional Batam
42
Y= 49.575 + 0.001X1 + 0.073 X2 + 0 X3 + (- 0.090) X4 + (- 0.689) X5 + (- 0.314)
X6 + ɛ (4.1)
Model regresi diatas terdapat nilai yang menunjukan nol terhadap X3, maka dari
itu untuk akhir model regresi yang terbentuk adalah sebagai berikut:
Y= 49.575 + 0.001 X1 + 0.073 X2 + (- 0.090) X4 + (- 0.689) X5 + (- 0.314) X6 +
ɛ (4.2)
Berdasarkan tabel hasil correlations, (lihat Lampiran II) Jumlah kendaraan
umum terhadap jumlah kendaraan pribadi, kecepatan kendaraan pribadi jumlah
angkutan barang, dan jumlah kendaraan memiliki hubungan yang signifikan. Jumlah
kendaraan pribadi terhadap jumlah kendaraan umum, kecepatan kendaraan umum,
jumlah angkutan barang dan jumlah kendaraan memiliki hubungan yang signifikan.
Kecepatan kendaraan umum terhadap jumlah kendaraan pribadi saja yang memiliki
hubungan yang signifikan. Kecepatan kendaraan pribadi terhadap jumlah kendaraan
umum dan kecepatan kendaraan umum memiliki hubungan yang signifikan. Jumlah
angkutan barang terhadap jumlah kendaraan umum, jumlah kendaraan pribadi, dan
jumlah kendaraan keseluruhan memiliki hubungan yang signifikan. Jumlah kendaraan
terhadap jumlah kendaraan umum, jumlah kendaraan pribadi dan jumlah angkutan
pribadi memiliki hubungan yang signifikan.
Tabel coefficients (lihat Lampiran II) menunjukan waktu survey dipengaruhi
hubungan positif oleh jumlah kendaraan dan jumlah kendaraan umum, namun nilai
Jessy Rizki Hapsari, Studi Perencanaan Sistem Transportasi TOD (Transit Oriented Development) pada Kecamatan Batu Aji dan Kecamatan Sagulung - Kota Batam, UIB Repository©2018
Universitas Internasional Batam
43
signifikan membuktikan bahwa jumlah kendaraan, jumlah kendaraan umum, jumlah
kendaraan pribadi, jumlah angkutan barang, kecepatan rata – rata kendaraan umum,
dan kecepatan rata – rata kendaraan pribadi dengan jumlah kendaraan pribadi memiliki
taraf signifikan sebesar 97.7% terhadap waktu survey.
4.3 Analisa TOD (TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT)
4.3.1 Pejalan Kaki
Berdasarkan Prinsip TOD pada sub-bab 2.3.2 yang menjadi prinsip pertama
adalah budaya berjalan kaki, sehingga fasilitias pendukung pejalan kaki perlu
dilakukan pengamatan ketersediaanya, sebagian besar wilayah Kecamatan Batu Aji
dan Kecamatan Sagulung masih belum memiliki jalur pejalan kaki yang memadai
seperti tidak adanya trotoar yang disediakan.
Gambar 4.1: Tidak tersedia trotoar pada sisi jalan Sumber: Penelitian Primer, 2018
Jessy Rizki Hapsari, Studi Perencanaan Sistem Transportasi TOD (Transit Oriented Development) pada Kecamatan Batu Aji dan Kecamatan Sagulung - Kota Batam, UIB Repository©2018
Universitas Internasional Batam
44
Gambar 4.2: Pedestrian tidak tersedia disepanjang jalan menuju halte Sumber: Penelitian Primer, 2018
Gambar 4.2 memperlihatkan bahwa tidak ada tempat khusus bagi pejalan kaki
di sepanjang jalan menuju halte. Sisi jalan yang masih kosong sering kali dipergunakan
kendaraan bermotor untuk melintas disaat kondisi jalan macet, yang mana hal tersebut
dapat menyebabkan kemacetan berlebih akibat dari ketidaktertiban berkendara.
Pengguna sisi jalan lainnya seperti pejalan kaki juga merasa tidak aman dan nyaman
akan kondisi tersebut.
Gambar 4.3: Jalur pejalan kaki tersedia di beberapa lokasi pada Kecamatan Batu Aji Sumber: Penelitian Primer, 2018
Jessy Rizki Hapsari, Studi Perencanaan Sistem Transportasi TOD (Transit Oriented Development) pada Kecamatan Batu Aji dan Kecamatan Sagulung - Kota Batam, UIB Repository©2018
Universitas Internasional Batam
45
Jalur Pejalan Kaki juga harus dipertimbangkan dari segi lebar jalan yang
diadaptasi pada sub-bab 2.3.2 seperti jumlah angka pejalan kaki yang melintas pada
area tersebut sehingga lebar pejalan kaki bisa disesuaikan.
4.3.2 Pesepeda
Konsep TOD selain memberikan prioritas terhadap pejalan kaki juga prioritas
ditujukan terhadap pengguna sepeda yang mana juga merupakan alat transportasi yang
ramah lingkungan. Hasil pengamatan menunjukan tidak adanya fasilitas dan jalur
khusus bagi pengguna sepeda.
Gambar 4.4: Fasilitas parkir sepeda Sumber: Transit Oriented Development-Guidelines, 2012
Jessy Rizki Hapsari, Studi Perencanaan Sistem Transportasi TOD (Transit Oriented Development) pada Kecamatan Batu Aji dan Kecamatan Sagulung - Kota Batam, UIB Repository©2018
Universitas Internasional Batam
46
Gambar 4.5: Fasilitas parkir sepeda tidak tersedia pada ruang publik Sumber: Penelitian Primer, 2018
4.3.3 Menghubungkan
Jalur untuk menghubungkan lebih mudah berjalan kaki atau dengan sepeda.
Prinsip ketiga dari TOD masih mengutamakan berjalan dan bersepeda. Kriteria
menghubungkan bertujuan agar koneksi antar bangunan mudah dijangkau bagi non-
motorized transport namun sulit dijangkau dengan motorized transport, sehingga
masyarakat akan diharapkan lebih memilih menggunakan tranportasi umum menuju
lokasi pusat tersebut dan pastinya pada kawasan pusat tersebut tidak banyak ditemui
kendaraan bermotor.
Jessy Rizki Hapsari, Studi Perencanaan Sistem Transportasi TOD (Transit Oriented Development) pada Kecamatan Batu Aji dan Kecamatan Sagulung - Kota Batam, UIB Repository©2018
Universitas Internasional Batam
47
Gambar 4.6: Area perbelanjaan yang menyediakan berbagai barang dan jasa Sumber: Penelitian Primer, 2018
Gambar 4.7: Toko-toko di sepanjang jalan wilayah Batu Aji-Sagulung Sumber: Penelitian Primer, 2018
Gambar 4.6 menunjukkan area komersial dan pasar yang setiap bangunan
terhubung untuk segala jenis kebutuhan. Mirip dengan Gambar 4.7 perbedaannya
adalah Gambar 4.6 ditempatkan di satu area dan gambar 4.7 terletak di sepanjang jalan
dan orang – orang bebas melewatinya. Gambar 4.7 memiliki gerbang masuk dan keluar
dan tidak dikategorikan sebagai jalan umum. Bangunan yang terhubung dengan baik
Jessy Rizki Hapsari, Studi Perencanaan Sistem Transportasi TOD (Transit Oriented Development) pada Kecamatan Batu Aji dan Kecamatan Sagulung - Kota Batam, UIB Repository©2018
Universitas Internasional Batam
48
yang menyediakan rute langsung dan bervariasi serta lingkungan yang lebih
mempromosikan untuk berjalan dan bersepeda.
4.3.4 Transit
Jarak dari rumah ke halte terdekat sekitar 200-350 meter atau 5 menit berjalan
kaki. Pokok TOD keempat mirip dengan prinsipal sebelumnya, yaitu menempatkan
pejalan kaki terlebih dahulu. Akses mudah untuk pejalan kaki untuk bepergian, 5 - 10
menit jarak berjalan ke halte bus adalah salah satu prinsip TOD.
Gambar 4.8: Halte tambahan di Perumnas Sagulung Sumber: Penelitian Primer, 2018
4.3.5 Beralih
Ketika tujuh prinsip utama TOD terpenuhi (sub-bab 2.3.2), kita hampir tidak
membutuhkan kendaraan pribadi lagi. Berpergian menggunakan kendaraan umum
Jessy Rizki Hapsari, Studi Perencanaan Sistem Transportasi TOD (Transit Oriented Development) pada Kecamatan Batu Aji dan Kecamatan Sagulung - Kota Batam, UIB Repository©2018
Universitas Internasional Batam
49
menjadi kebutuhan yang menyenangkan dan mudah. Pejalan kaki dan pengguna sepeda
diutamakan di jalan sehingga tercipta rasa aman dan nyaman serta tujuan dapat dicapai
dengan lebih efisien.
4.4 Perencanaan dan Penerapan Titik Transit
Meskipun penggunaan angkutan umum begitu aktif, tetapi penyimpangan
masih terjadi karena penggunaan kendaraan pribadi, terutama sepeda motor masih
tinggi yang terlihat di berbagai tempat di kawasa Batu Aji – Sagulung
Gambar 4.9: Angkot sedang menunggu penumpang di bawah jembatan penyebrangan Sumber: Penelitian Primer, 2018
Jessy Rizki Hapsari, Studi Perencanaan Sistem Transportasi TOD (Transit Oriented Development) pada Kecamatan Batu Aji dan Kecamatan Sagulung - Kota Batam, UIB Repository©2018
Universitas Internasional Batam
50
Gambar 4.10: Kendaraan pribadi parkir pada lajur khusus pemberhentian Trans
Batam Sumber: Penelitian Primer, 2018
Menaikkan dan menurunkan penumpang sering kali terjadi di tengah jalan raya,
meskipun pemberhentian bus sudah disediakan. Tidak tersedianya jalur khusus untuk
bus menyebabkan aktivitas bus menjadi sangat terganggu dengan kehadiran kendaraan
pribadi yang bebas parkir untuk kendaraan mereka. Gambar 4.10 menunjukkan bahwa
bus tidak memiliki pilihan untuk menaikkan dan menurunkan penumpang di jalan
karena di samping halte bus ada mobil yang diparkir. Tanpa disadari penggunaan
transportasi pribadi sangat mengganggu bagi pengguna transportasi umum dan pejalan
kaki.
Jessy Rizki Hapsari, Studi Perencanaan Sistem Transportasi TOD (Transit Oriented Development) pada Kecamatan Batu Aji dan Kecamatan Sagulung - Kota Batam, UIB Repository©2018
Universitas Internasional Batam
51
Gambar 4.11: Kendaraan pribadi parkir bebas pada ruang terbuka Sumber: Penelitian Primer, 2018
4.4.1 Kondisi Pergerakan Trans Batam saat ini
Table 4.3: Jarak dan waktu kedatangan masing – masing halte
No. Halte Jarak
(meter)
Waktu
Kedatangan
(detik)
1 H. Fanindo-H.Taman Carina 800 19
2 H. Taman Carina - H. Simp. Base Camp 750 42
3 H. Simp. Base Camp - H. Kavling Baru 1000 120
4 H. Kavling Baru - H. Puskopkar (1) 700 224
5 H. Puskopkar (1) - H. Puskopkar (2) 335 290
6 H. Puskopkar (2) - H. Buana Raya 325 291
7 H. Buana Raya - H. Genta II 330 339
8 H. Genta II - H. Simp. Pandawa 250 402
9 H. Simp. Pandawa - H. Putri Hijau 700 496
10 H. Putri Hijau - JPO SP 600 534
11 JPO SP - H. Putri Tujuh 550 689
12 H. Putri Tujuh - H. Villa Muka Kuning 500 839
13 H. Villa Muka Kuning - H. Simp. Barelang 800 925
14 H. Simp. Barelang - JPO Univ. Putera Batam 550 980
Jarak Total 8190 16.3 menit
Sumber: Penelitian Primer, 2018
Jessy Rizki Hapsari, Studi Perencanaan Sistem Transportasi TOD (Transit Oriented Development) pada Kecamatan Batu Aji dan Kecamatan Sagulung - Kota Batam, UIB Repository©2018
Universitas Internasional Batam
52
Sebanyak 12 halte bus yang ada dengan 2 lainnya adalah jembatan
penyeberangan orang (JPO) yang juga berfungsi sebagai halte bus. Jarak untuk setiap
halte yang terlihat pada Tabel 4.3. Jarak minimum dalam H. Genta II ke H. Simp.
Pandawa yang hanya berjarak 250 meter sementara H. Simp. Basecamp ke H.
Perumnas berjarak 1 km sebagai jarak maksimum antara setiap halte bus. Waktu
tunggu Trans Batam dan pergantian bus adalah 32 menit (Hasil Pengamatan, 2018).
Stasiun interchange di Fanindo, Trans Batam akan berangkat jika Trans Batam dari
arah berlawanan tiba di halte bus.
Hasil pengamatan menunjukan bahwa waktu perjalanan dari H. Fanindo ke JPO
Univ. Putera Batam adalah 980 detik (16.3 menit), kecepatan rata – rata Trans Batam
yang dapat ditempuh adalah 30.1 km/jam. Pengamatan tersebut dilakukan pada jam
normal, Trans Batam juga beberapa kali melewati halte tanpa transit karena tidak
adanya penumpang yang menunggu. Rute untuk Trans Batam yang melintas wilayah
Kecamata Batu Aji dan Kecamatan Sagulung ada 2, yakni menuju Sekupang dan
menuju Batam Center.
Jessy Rizki Hapsari, Studi Perencanaan Sistem Transportasi TOD (Transit Oriented Development) pada Kecamatan Batu Aji dan Kecamatan Sagulung - Kota Batam, UIB Repository©2018
Universitas Internasional Batam
53
Gambar 4.12: Halte yang tersedia di Kecamatan Batu Aji dan Kecamatan Sagulung
Sumber: Penelitian Primer, 2018
Tabel 4.4: Rute Trans Batam di jalur utama Kecamatan Batu Aji dan Kecamatan
Sagulung
No Rute
Jalur di Batu Aji - Sagulung Tujuan
Akhir 1 2 3 4 5
1 Tanjung
Uncang –
Batam Center
Central Busway
Simp.
Sagulung
Fanindo Simp.
Base
Camp
Batu
Aji
Simp.
Barelang
Batam
Center
Central
Busway
2 Tanjung
Uncang –
Sekupang
Simp.
Sagulung
Fanindo Simp.
Base
Camp
Marina
Sei
Harapan-
Sekupang
Sumber: Jadwal dan rute Trans Batam, 2018
Jessy Rizki Hapsari, Studi Perencanaan Sistem Transportasi TOD (Transit Oriented Development) pada Kecamatan Batu Aji dan Kecamatan Sagulung - Kota Batam, UIB Repository©2018
Universitas Internasional Batam
54
Tabel 4.5: Lebar Halte
No. Halte Lebar (m)
1 H. Pasar Fanindo 8.51
2 H. Taman Carina 4.41
3 H. Simpang Base Camp 6.77
4 H. Kavling Baru 7.56
5 H. Puskopkar (1) 8.51
6 H. Puskopkar (2) 9.14
7 H. Buana Raya 4.73
8 H. Genta II 8.19
9 H. Simpang Pandawa 6.30
10 H. Putri Hijau 6.30
11 JPO SP 4.73
12 H. Putri Tujuh 6.30
13 H. Villa Muka Kuning 6.30
14 H. Simpang Barelang 6.77
15 JPO Univ. Putera Batam 4.73
Sumber: Hasil Analisa, 2018
Lebar minimum untuk halte harus tidak kurang dari 10' (3,05 meter), lebih
diutamakan 12' (3,66 meter) (Rosenberg, 2015). Halte bus yang ada di Kecamatan Batu
Aji dan Kecamatan Sagulung telah memenuhi persyaratan dengan minimum 4,41 meter
dan lebar maksimum 9,14 meter. Selain itu, ada beberapa persyaratan teknis lain untuk
membuat BRT (Trans Batam) layak sesuai prinsip TOD mulai dari lajur bus, kriteria
pemberhentian bus, kriteria bus itu sendiri dan akomodasi di sekitar halte bus, lebih
spesifik dari kriteria tercantum pada Tabel 4.6.
Jessy Rizki Hapsari, Studi Perencanaan Sistem Transportasi TOD (Transit Oriented Development) pada Kecamatan Batu Aji dan Kecamatan Sagulung - Kota Batam, UIB Repository©2018
Universitas Internasional Batam
55
Tabel 4.6: Daftar cocok (Checklist) kriteria transit menurut TOD
No
Kriteria Status
Halt
e
H.
Pas
ar F
anin
do
H.
Tam
an C
arin
a
H.
Sim
p.
Bas
e C
amp
H.
Kav
ling
Bar
u
H.
Pu
sko
pk
ar (
1)
H.
Pu
sko
pk
ar (
2)
H.
Bu
ana
Ray
a
H.
Gen
ta I
I
H.
Sim
pan
g P
and
awa
H.
Pu
tri
Hij
au
JPO
SP
H.
Pu
tri
Tuju
h
H.
Vil
la M
uk
a K
un
ing
H.
Sim
p.
Bar
elan
g
JPO
Un
iv. P
ute
ra
Bat
am
I Lajur khusus bus
1 Lajur khusus
2 Lajur menaikkan dan menurunkan
penumpang
3 Frekuensi kedatagan 5-10 menit waktu
normal
4 Frekuensi kedatangan 10-12 menit waktu
sibuk
II Halte
5 Jarak antar bus 0.2 mil – 1 mil (322m-
1,610m)
6 Lebar halte 10’ – 12’
7 Mesin pembelian tiket bus
8 Papan informasi
9 Informasi jadwal kedatangan
10 Penerangan yang memadai
11 Akses yang aman bagi pejalan kaki dan
pesepeda
12 Akses yang aman bagi pesepeda
13 Peta rute
Jessy Rizki Hapsari, Studi Perencanaan Sistem Transportasi TOD (Transit Oriented Development) pada Kecamatan Batu Aji dan Kecamatan Sagulung - Kota Batam, UIB Repository©2018
Universitas Internasional Batam
56
No
Kriteria Status
Halt
e
H.
Pas
ar F
anin
do
H.
Tam
an C
arin
a
H.
Sim
p.
Bas
e C
amp
H.
Kav
ling
Bar
u
H.
Pu
sko
pk
ar (
1)
H.
Pu
sko
pk
ar (
2)
H.
Bu
ana
Ray
a
H.
Gen
ta I
I
H.
Sim
pan
g P
and
awa
H.
Pu
tri
Hij
au
JPO
SP
H.
Pu
tri
Tuju
h
H.
Vil
la M
uk
a K
un
ing
H.
Sim
p.
Bar
elan
g
JPO
Un
iv. P
ute
ra
Bat
am
14 Tempat duduk
15 Fasilitas parkir sepeda
16 Pelindung dari cuaca
III Kendaraan
17 Panjang 60’
18 Rak sepedan dan Wi-fi
19 Bus elektrik
IV Akomodasi bagi pejalan kaki dan pengguna sepeda
20 Jalur pejalan kaki dan pesepeda yang aman
21 Jalur yang mudah diakses pada kedua sisi
jalan
22 Lebar jalur pejalan kaki min. 6’
23 Pepohonan atau peneduh
24 Sinyal pejalan kaki
25 Fasilitas pejalan kaki diantara jalur pejalan
kaki dan lalu lintas
: Tersedia : Tersedia dengan tidak baik : Tidak tersedia
Sumber: Penelitian Primer, 2018
Jessy Rizki Hapsari, Studi Perencanaan Sistem Transportasi TOD (Transit Oriented Development) pada Kecamatan Batu Aji dan Kecamatan Sagulung - Kota Batam, UIB Repository©2018
Universitas Internasional Batam
57
Berdasarkan kriteria kelayakan BRT, terdapat poin yang sudah baik namun
tidak sedikit juga butir yang perlu ditambahkan atau diperbaiki dari keadaan saat ini.
Kondisi saat ini Trans Batam beroperasi di jalan campuran. Trans Batam jarang juga
harus terjebak dalam kemacetan jalan sehingga butir pada nomor 3 dan 4 pada Tabel
4.6 tidak terpenuhi. Penundaan sering terjadi tanpa kepastian waktu kedatangan (Tabel
4.6 butir 9), ini menjadi salah satu peluang bagi pengemudi angkot untuk mendapatkan
penumpang tetapi dengan sistem yang tidak terkendali. Namun dalam menaikkan dan
menurunkan penumpang Trans Batam telah memiliki jalur khusus di halte sehingga
diharapkan untuk memfasilitasi penumpang dan bebas dari kemacetan sebagai akibat
dari Trans Batam harus sering berhenti.
Halte itu sendiri masih membutuhkan banyak perhatian untuk memperbaiki dan
menata ulang. Butir 5 dan 6 pada Tabel 4.6 telah memenuhi syarat dari persyaratan
minimum. Pembelian tiket terjadi langsung di bus atau co-driver akan melakukan
penjualan dan pembelian di halte bus interchange, karena itu mesin untuk membeli
tiket tidak disediakan. Di beberapa halte menyediakan papan informasi tetapi tidak
memiliki fungsi yang jelas. Informasi yang ditampilkan sebagian besar adalah promosi
usaha kecil perorangan dan untuk lowongan pekerjaan dalam lingkup kecil juga, akan
lebih baik jika di halte bus menempatkan billboard dibuat semenarik mungkin atau
dengan layar LED dan menyewakan ruang untuk beriklan sehingga penyedia bus dan
Trans Batam juga mendapatkan penghasilan lain dengan harapan harga tiket Trans
Batam menjadi lebih murah. Pencahayaan perlu dipertimbangkan juga demi
Jessy Rizki Hapsari, Studi Perencanaan Sistem Transportasi TOD (Transit Oriented Development) pada Kecamatan Batu Aji dan Kecamatan Sagulung - Kota Batam, UIB Repository©2018
Universitas Internasional Batam
58
kenyamanan dan keamanan serta halte bus terlihat lebih menarik. Tetapi kondisi
sebenarnya adalah bahwa hanya 1 dari 15 halte bus yang memiliki pencahayaan.
Jalur pejalan kaki dan pengendara sepeda belum tersedia, tetapi R.O.W jalan
masih sangat lebar dengan jangkauan lebih dari 5 meter sehingga orang yang berjalan
di sisi jalan tidak langsung bersinggungan dengan kendaraan bermotor. Namun, masih
tidak aman bagi pejalan kaki dan pengguna sepeda dengan permukaan tanah yang tidak
rata dan tidak ada penghalang yang jelas antara pengguna bermotor dan tidak bermotor.
Poin 13 tidak tersedia di semua halte bus yang diamati, pengguna bus mencari
informasi mengenai jalur bus dari liputan berita dan hasil pencarian internet. 1 dari 15
puncak bus yang diamati tidak memiliki tempat duduk menunggu, yaitu di jembatan
pejalan kaki Putera Batam yang juga bukan merupakan prioritas halte bus. Point 15
sama dengan poin 12, ketidaktersediaan fasilitas akses dan parkir khusus untuk
pengguna sepeda. Namun, untuk semua halte sudah memiliki atap sebagai pelindung
cuaca. Bus yang tersedia di Batu Aji-Sagulung adalah sekitar 8 - 12 meter (26 '- 40'),
untuk bus berukuran lebar 48 'yang ditempatkan di jalan utama. Bus yang tersedia
masih konvensional dengan solar sebagai bahan bakar tanpa wi-fi dan rak sepeda.
Daftar cocok (checklist) akomodasi untuk orang yang berjalan dan bersepeda
ditunjukkan pada Tabel 4.6.
Jessy Rizki Hapsari, Studi Perencanaan Sistem Transportasi TOD (Transit Oriented Development) pada Kecamatan Batu Aji dan Kecamatan Sagulung - Kota Batam, UIB Repository©2018
Universitas Internasional Batam
59
4.4.2 Perencanaan Sistem Transportasi Trans Batam Wilayah Kecamatan Batu
Aji dan Kecamatan Sagulung
Perencanaan sistem transportasi di Batu Aji-Sagulung menggunakan konsep
TOD dengan prioritas pengguna pejalan kaki dan sepeda yang idealnya mencapai halte
bus terdekat 10 menit berjalan kaki dari rumah atau tempat lain. Dalam merencanakan
sistem transportasi dengan konsep TOD, kriteria utama (Tabel 4.6) harus dipenuhi
terlebih dahulu dengan perencanaan prioritas. Berikut adalah aspek-aspek yang harus
dicapai agar masyarakat mudah mengakses transportasi umum (Trans Batam):
1. Lajur
a. Jalur khusus yang bebas dari lalu lintas untuk bus dan secara fisik
dipisahkan dengan cat berwarna (merah) dan beri tanda “Bus Only”
b. Kedatangan untuk Trans Batam 5-12 menit dengan pengoperasian 18
jam per hari mulai jam 5 pagi hingga 11 malam.
2. Halte
a. Jarak antar halte 0.2 mil sampai 1 mil (322 meters 1.600 meters)
b. Lebar halte minimal 3.05 meters sampai 3.66 meters
c. Mesin penjualan tiket Trans Batam
d. Papan infromasi yang teratur dan jelas
e. Waktu kedatangan Trans Batam
f. Pencahayaan yang memadai
g. Akses yang aman bagi pejalan kaki dan pengguna sepeda menuju halte
Jessy Rizki Hapsari, Studi Perencanaan Sistem Transportasi TOD (Transit Oriented Development) pada Kecamatan Batu Aji dan Kecamatan Sagulung - Kota Batam, UIB Repository©2018
Universitas Internasional Batam
60
h. Peta rute yang jelas
i. Teredia tempat duduk
j. Tempat parkir sepeda
k. Pelindung cuaca
3. Kendaraan
Trans Batam yang ada saat ini masih dapat digunakan yakni berukuran
medium, namun tidak menutup kemungkinan seiring dengan keberhasilan
perencanaan sistem transportasi dengan konsep TOD dan semakin
banyaknya masyarakat yang beraih menggunakan Trans Batam, bus
selayaknya diganti dengan kriteria BRT yang ada yakni bus ukuran 60’.
4. Akomodasi bagi pejalan kaki dan pengguna sepeda
a. Jalur penghubung aman
b. Jalur yang dapat diakses pada kedua sisi jalan
c. Ukuran minimal trotoar 6 kaki
d. Pepohonan atau peneduh
e. Sinyal Pejalan Kaki dan Penyandang Cacat
f. Fasilitas parkir sepeda antara trotoar dengan lalu lintas
Jessy Rizki Hapsari, Studi Perencanaan Sistem Transportasi TOD (Transit Oriented Development) pada Kecamatan Batu Aji dan Kecamatan Sagulung - Kota Batam, UIB Repository©2018
Universitas Internasional Batam
61
Aspek diatas perlu dilaksanakan agar terjadi ketertiban dalam sistem
transportasi yang ada. Jalur pemisah untuk kendaraan campuran ke Trans Batam
diperlukan agar pengguna angkutan umum khususnya Trans Batam tidak merasa
kesulitan baik dalam hal waktu, ongkos, fasilitas dan akses tersedia dengan harapan
kepentingan dalam angkutan umum di masa depan meningkat dan secara individual
mulai meninggalkan kendaraan pribadi.
Gambar 4.13: Perencanaan pembagian jalan Sumber: Hasil Analisa, 2018
Jessy Rizki Hapsari, Studi Perencanaan Sistem Transportasi TOD (Transit Oriented Development) pada Kecamatan Batu Aji dan Kecamatan Sagulung - Kota Batam, UIB Repository©2018
Universitas Internasional Batam
62
Melihat kondisi Batu Aji-Sagulung yang masih memiliki muka depan yang
besar, dapat digunakan untuk membangun fasilitas jalan yang lebih baik seperti pada
Gambar 4.13. Total lahan yang dibutuhkan adalah lebar 41,5 meter dengan lebar saat
ini adalah 25 meter untuk jalan, median, dan halte bus, sisanya 16,5 diambil dari muka
depan. Rencananya dapat memaksimalkan lahan yang tersedia tanpa mengubah
struktur yang ada begitu banyak.
Table 4.7: Perencanaan jarak antar halte
No. Halte Jarak (m)
1 H. Fanindo – H.Taman Carina 800
2 H. Taman Carina H. Simp. Base Camp 750
3 H. Simp. Base Camp – H. Kavling Baru 1000
4 H. Kavling Baru – H. Puskopkar (1) 700
5 H. Puskopkar (1) – H. Genta 990
6 H. Genta II – H. Putri Hijau 950
7 H. Putri Hijau – JPO SP 600
8 JPO SP – H. Putri Tujuh 550
9 H. Putri Tujuh – H. Simpang Barelang 1300
10 H. Simp. Barelang – JPO Univ. Putera Batam 550
Jarak Keseluruhan 8190
Sumber: Hasil Analisa, 2018
Mempertimbangkan efisiensi halte bus yang ada, penulis menyempitkannya
menjadi hanya 11 perhentian dengan setiap jarak yang ditunjukkan pada Tabel 4.7.
Kriteria jarak antara halte bus yang diizinkan adalah minimum 322 meter hingga 1,6
Jessy Rizki Hapsari, Studi Perencanaan Sistem Transportasi TOD (Transit Oriented Development) pada Kecamatan Batu Aji dan Kecamatan Sagulung - Kota Batam, UIB Repository©2018
Universitas Internasional Batam
63
km jauhnya. Jarak terdekat adalah 550 meter dengan jarak rencana terpanjang berjarak
1,3 km. Perencanaan perjalanan waktu dan lama perjalanan menggunakan Trans Batam
ada pada Tabel 4.8 di bawah ini.
Tabel 4.8: Perencanaan waktu perjalanan
H.No Halte Waktu
Transit
Jarak
(m)
Waktu
Perjalanan
(s)
Kumulatif
(s)
Waktu
Perjalanan
(m)
1
H. Pasar
Fanindo 10 - - 10.0 0.17
2
H. Taman
Carina 7 800 72.0 89.0 1.48
3
H. Simpang
Base Camp 7 750 67.5 163.5 2.73
4 H. Kavling Baru 10 1000 90.0 263.5 4.39
5
H. Puskopkar
(1) 7 700 63.0 333.5 5.56
6 H. Genta II 10 990 89.1 432.6 7.21
7 H. Putri Hijau 7 950 85.5 525.1 8.75
8 JPO SP 10 600 54.0 589.1 9.82
9 H. Putri Tujuh 7 550 49.5 645.6 10.76
10
H. Simpang
Barelang 10 1300 117.0 769.6 12.83
11
JPO Univ.
Putera Batam 0 550 49.5 819.1 13.65
Sumber: Hasil Analisa, 2018
Waktu tempuh pada 4.4.1 dengan 32 menit waktu tunggu dan 16,3 menit waktu
perjalanan normal jika kecepatan bus 30,1km/jam sekarang berkurang seperti pada
Tabel 4.13 dan kecepatan bus 40 km/jam. Pada Tabel 4.8, penumpang diberi kepastian
Jessy Rizki Hapsari, Studi Perencanaan Sistem Transportasi TOD (Transit Oriented Development) pada Kecamatan Batu Aji dan Kecamatan Sagulung - Kota Batam, UIB Repository©2018
Universitas Internasional Batam
64
waktu menunggu dan juga waktu ketika penumpang harus bersiap untuk naik bus.
H.No 1, 4, 6, 8, dan 10 diberi waktu lebih lama untuk menunggu karena merupakan
daerah rencana pusat transit yang juga merupakan lokasi untuk melanjutkan perjalanan
ke jalan lokal menggunakan angkot.
Tabel 4.9: Halte yang berada di rencana pusat transit
H.No Halte Pusat Transit
1 H. Pasar Fanindo 1
4 H. Kavling Baru 2
6 H. Genta II 3
8 JPO SP 4
11 H. Simpang Barelang 5
Sumber: Penelitian Primer, 2018
Table 4.10: Pusat transit kawasan TOD
Pemukiman Bukan Pemukiman*
Transit 1 24.56% 75.44%
Transit 2 34.75% 65.25%
Transit 3 35.72% 64.28%
Transit 4 27.31% 72.69%
Transit 5 27.31% 72.69%
*Termasuk penggunaan penjualan dan pelayanan, perkantoran dan industry, dan fasilitas umum
Sumber: Penelitian Primer, 2018
Jessy Rizki Hapsari, Studi Perencanaan Sistem Transportasi TOD (Transit Oriented Development) pada Kecamatan Batu Aji dan Kecamatan Sagulung - Kota Batam, UIB Repository©2018
Universitas Internasional Batam
65
4.5 Penerapan Park-and-Ride di Kawasan Batu Aji-Sagulung
Salah satu dari lima pusat transit pada Tabel 4.8 dimaksudkan untuk park-and-
ride sebagai lokasi di 300 kaki persegi untuk parkir kendaraan pribadi dan melanjutkan
perjalanan ke pusat karyawan di luar daerah Batu Aji dan Sagulung dengan H. Kavling
Baru sebagai penghubung.
Gambar 4.14: Park-and-ride pada kawasan rencana transit 2 Sumber: Hasil Analisa, 2018
Jessy Rizki Hapsari, Studi Perencanaan Sistem Transportasi TOD (Transit Oriented Development) pada Kecamatan Batu Aji dan Kecamatan Sagulung - Kota Batam, UIB Repository©2018
Universitas Internasional Batam
66
Gambar 4.15: Pusat tenaga kerja Sumber: Penelitian Primer, 2018
Tabel 4.11: Jarak dari park-and-ride menuju pusat tenaga kerja
No. Pusat Tenaga Kerja Jarak (Km)
1 Batamindo Industrial Park, Muka Kuning 10.5
2 Batam Center 17.3
3 Sekupang 11.6
4 Batu Ampar 24.5
5 Kabil 28.6
Sumber: Penelitian Primer, 2018
Park-and-ride diharapkan lebih efisien dengan tidak menghalangi jalan setapak
dan memberikan batasan yang jelas. Kegiatan drop-and-ride (yaitu kiss-and-ride) juga
Jessy Rizki Hapsari, Studi Perencanaan Sistem Transportasi TOD (Transit Oriented Development) pada Kecamatan Batu Aji dan Kecamatan Sagulung - Kota Batam, UIB Repository©2018
Universitas Internasional Batam
67
perlu diberikan jalur khusus agar tidak menghalangi jalur pejalan kaki atau
mengganggu jarak pandang antara zona pemuatan transit dan tempat parkir.
Jessy Rizki Hapsari, Studi Perencanaan Sistem Transportasi TOD (Transit Oriented Development) pada Kecamatan Batu Aji dan Kecamatan Sagulung - Kota Batam, UIB Repository©2018
Universitas Internasional Batam