bab isi.radenfatah.ac.id/c_panel/panel/download/uploads/draft... · web viewbab i pendahuluan...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
Banyak buku teks atau buku referensi yang tersedia di berbagai toko buku. Bahkan
buku-buku tersebut dapat dipesan secara online dengan memesan penerbitnya. Hanya saja,
masih sangat sedikit buku-buku yang diterbitkan dari hasil karya ilmiah atau tugas akhir
(skripsi) mahasiswa. Dengan kata lain, buku yang selama ini ada di pasaran banyak ditulis
oleh mereka yang memang sudah ahli di bidangnya masing-masing, seperti praktisi, dosen,
akademisi, peneliti, dan lain sebagainya. Kalaupun ada buku yang diterbitkan oleh kalangan
mahasiswa (anak muda), buku yang dimaksud cenderung bersifat fiksi seperti novel, puisi,
cerita pendek, dan lain sebagainya. Masih cukup sedikit mahasiswa yang berani dan mampu
untuk menerbitkan sebuah buku yang memiliki latar belakang ilmiah. Buku tersebut
merupakan hasil penelitian dari mahasiswa yang bersangkutan, khususnya dari skripsi yang
telah selesai dibuatnya.
Skripsi sebagai salah satu syarat kelulusan bagi mereka yang berada di jenjang sarjana
mensyaratkan mahasiswa untuk melakukan penelitian. Bagi mereka yang ada di bidang ilmu
sosial, mereka seperti terbiasa untuk melakukan penelitian di masyarakat (turun ke lapangan).
Selanjutnya, mahasiswa juga bisa menggunakan metode studi literatur sebagai salah satu
metode penelitian. Di sisi lain, bagi mereka yang berada di bidang ilmu alam, tidak hanya
turun di lapangan, mereka juga bisa melakukan penelitian berdasarkan hasil eksperimen yang
dilakukannya. Sebagai tugas atau penilaian akhir di masa kuliah, skripsi pada dasarnya
memiliki bobot nilai yang cukup tinggi. Selain itu, mahasiswa juga diminta untuk
menghasilkan karya ilmiah berupa skripsi yang memiliki kualitas ilmiah yang tinggi. Dengan
kata lain, mahasiswa diminta untuk menghasilkan laporan yang komprehensif.
Sebagai salah satu instrumen penilaian akhir terhadap proses perkuliahan yang
dilakukan mahasiswa, skripsi telah berhasil menjatuhkan mental mahasiswa. Hal tersebut bisa
dilihat dari banyaknya fenomena mahasiswa yang tidak lulus karena kualitas skripsi yang
dibuatnya tidak bagus, termasuk mereka yang gagal mengerjakan skripsi. Proses penyusunan
skripsi yang membutuhkan waktu berbulan-bulan tentu membuat mahasiswa bosan terhadap
proses penyusunannya. Pada titik itulah kemudian mahasiswa cenderung asal dalam
mengerjakan skripsi. Tidak mengherankan ada mahasiswa yang kemudian meminta
pertolongan orang lain (berupa jasa) untuk membuatkan skripsinya. Proses yang lama dan
banyaknya aturan yang ada dalam proses penyusunan skripsi tentu menjadi tantangan
tersendiri bagi mahasiswa untuk mendapatkan gelar kesarjanaannya.
Pedoman penulisan alih skripsi menjadi buku referensi-FST 2019
2
Tantangan tugas akhir ini terus berlanjut ketika mahasiswa telah berhasil menyelesaikan
skripsinya. Adapun tantangan yang dimaksud adalah kewajiban mahasiswa untuk menghadapi
pendadaran atau ujian skripsi dimana ada beberapa dosen penguji yang akan menguji hasil
karya ilmiah mahasiswa yang bersangkutan. Ketika sidang tersebut selesai dijalani oleh
mahasiswa, tantangan kembali datang. Tantangan tersebut yaitu kewajiban mahasiswa untuk
melakukan revisi terhadap skripsi yang telah dibuatnya. Bagi beberapa jurusan, revisi bisa
jadi menjadi hal opsional. Dengan kata lain, mahasiswa juga bisa untuk tidak melakukan
revisi terhadap skripsi yang dibuatnya. Hanya saja hal tersebut akan berpengaruh pada
kualitas nilai yang akan didapatkannya. Proses revisi yang dilakukan mahasiswa juga tidak
dalam jangka waktu yang sebentar. Hal tersebut membutuhkan waktu berminggu-minggu,
bahkan kembali berbulan-bulan.
Setelah proses revisi tersebut selesai dilakukan, maka selanjutnya mahasiswa akan
mendapatkan nilai dari apa yang telah mereka kerjakan selama berbulan-bulan. Apabila
mereka berhasil mendapatkan nilai maksimal (seperti A), maka dosen menilai bahwa kualitas
skripsi mahasiswa yang bersangkutan pada dasarnya baik dan berpeluang besar untuk
dipublikasikan di dalam perpustakaan. Dengan kata lain, skripsi tersebut akan disimpan di
perpustakaan sebagai bahan referensi bagi mereka yang ingin menyusun skripsi atau karya
ilmiah lain yang temanya masih relevan. Meskipun demikian, ada cara lain untuk menghargai
proses yang telah diperjuangkan oleh mahasiswa selama berbulan-bulan tersebut yaitu dengan
cara dibukukan. Apabila dibukukan, maka skripsi tersebut kemudian akan masuk dalam
kategori buku teks dimana buku tersebut berfungsi sebagai referensi bagi lingkungan
akademik. Hal tersebut tentu akan mengangkat nilai jual dari skripsi yang telah dibuat oleh
mahasiswa.
Proses perubahan dari skripsi menjadi buku pada dasarnya tidak rumit karena sifat
skripsi yang cenderung komprehensif. Hanya saja, mahasiswa yang bersangkutan perlu untuk
melakukan revisi ulang terhadap skripsinya seperti gaya bahasa dan susunan bab. Saat ini,
mahasiswa tidak perlu ragu untuk membukukan skripsinya karena proses penerbitan skripsi
menjadi buku tidak sulit. Bahkan mereka bisa mempublikasikan karyanya tersebut tidak
dalam jumlah yang besar, bahkan bisa diterbitkan dalam jumlah satuan. Apabila proses
mahasiswa mengalami kesulitan dalam proses editing, maka pihak penerbit pun akan
memberikan bantuan. Bahkan apabila skripsi mahasiswa tersebut berhasil dibukukan, maka
pihak penerbit juga akan membantu penulis untuk mempromosikan buku tersebut kepada
publik, khususnya melalui media internet.
Pedoman penulisan alih skripsi menjadi buku referensi-FST 2019
3
Pertanyaan selanjutnya adalah mengapa skripsi yang baik perlu untuk dibukukan.
Setidaknya ada beberapa keuntungan yang didapatkan mahasiswa sebagai penulis dengan cara
menerbitkan buku sendiri, yaitu menerbitkan skripsinya menjadi sebuah buku.
a) Penerbitan skripsi menjadi buku tersebut secara tidak langsung akan membantu
mahasiswa yang bersangkutan mendapatkan profit yang tidak sedikit. Dengan kata
lain, semakin laku buku tersebut di kalangan publik, maka secara finansial juga akan
semakin banyak keuntungan yang didapatkan oleh penulis. Hal tersebut nantinya akan
dibicarakan antara pihak penerbit dan penulis terkait dengan kontrak penerbitan buku.
b) Buku yang dipromosikan, baik melalui internet ataupun di-supply ke toko buku tentu
akan membuat nama penulis semakin dikenal oleh publik. Sebagai buku teks, apabila
buku tersebut banyak dicari publik, maka buku tersebut bisa dijadikan referensi bagi
mereka.
c) Mahasiswa yang berhasil menerbitkan skripsinya menjadi buku tentu berkontribusi
nyata di dalam dunia pendidikan. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa
buku ilmiah yang disusun mahasiswa tersebut berfungsi sebagai buku teks yang bisa
dijadikan referensi oleh berbagai kalangan yang membutuhkan kajian tersebut.
Bahkan dari buku tersebut, mahasiswa sebagai penulis bisa berinteraksi atau
berdiskusi langsung dengan mereka yang telah membaca buku tersebut.
d) Menerbitkan skripsi menjadi buku adalah cara yang bijak untuk menghargai kerja
keras mahasiswa selama melakukan penyusunan skripsi yang memakan waktu hingga
berbulan-bulan. Bahkan buku tersebut bisa disimpan di rumah sebagai kenang-
kenangan atas kerja keras yang telah dilakukannya selama masa kuliah. Apabila ingin
menjadi akademisi, menerbitkan buku tentu menjadi langkah yang tepat untuk
menunjukkan kualitas diri sebagai calon akademisi yang patut dipertimbangkan.
Oleh karena itu, fakultas Sains dan teknologi UIN Raden Fatah berupaya membuat pedoman
ini sebagai bentuk kepedulian menghargai jasil karya ilmiah mahasiswa yang mungkin
mahasiswa dengan cara menerbitkan buku sendiri. Cara menerbitkan buku sendiri ini tidaklah
susah, karena skripsi yang sudah jadi sudah merupakan hasil penelitian, tinggal perlu
membahasakannya menjadi sebuah buku. Tentu hal ini lebih mudah daripada dengan cara
menerbitkan buku sendiri dari awal atau dari nol. Pimpinan fakultas sains dan teknologi UIN
Raden Fatah Palembang memandang perlu untuk memfasilitasi hal ini, untuk melakukan
inovasi untuk menjadikan skripsi mahasiswa sebagai bentuk output produk luarannya dalam
bentuk buku ilmiah sebagai referensi yang bisa di baca oleh khalayak umum.
Pedoman penulisan alih skripsi menjadi buku referensi-FST 2019
4
Tujuan penyusunan buku hasil skripsi
Adapun tujuan penyusunan buku hasil skripsi adalah sebagai berikut:
a) Untuk memberikan nilai manfaat yang lebih baik kepada mahasiswa dalam
menyebarkan informasi kelimuan hasil penenltiannya dalam memecahkan masalah
secara ilmiah atas topik yang sesuai dengan program studi masing-masing.
b) Untuk menilai hasil produk dan tindak lanjut hasil luaran skripsi mahasiswa sesuai
dengan SKNI yang diterapkan oleh prodi masing-masing.
c) Untuk menilai kemampuan penalaran logis dan analisis mahasiswa pada bidang kajian
keilmuan masing-masing dan untuk menghargai kerja keras mahasiswa selama
melakukan penyusunan skripsi yang lebih baik dan dapat dijadikan rujukan resmi
dalam bidangnya.
Pedoman penulisan alih skripsi menjadi buku referensi-FST 2019
5
BAB II
PROSES ALIH SKRIPSI MENJADI BUKU
A. Sidang Skripsi
Sidang skripsi adalah ujian tertutup yang dilakukan secara verbal/oral/presentasi oleh setiap
mahasiswa yang telah menyelesaikan ujian seminar hasil. Sidang skripsi sebagai syarat
kelulusan mata kuliah skripsi. Skripsi bertujuan untuk mempertanggung-jawabkan pembuatan
skripsi yang telah dilakukan oleh mahasiswa yang bersangkutan secara komprehensif
keilmuan dalam bidang sains dan teknologi. Ada tiga poin yang harus diperhatikan berkaitan
dengan prosedur sidang skripsi, yaitu pendaftaran sidang skripsi, prosedur administrasi sidang
skripsi dan pelaksanaan sidang skripsi. Pada bagian selanjutnya akan dijelaskan dengan lebih
rinci.
a. Pendaftaran sidang skripsi
Pada proses pendaftaran sidang skripsi terdapat beberapa syarat yang harus diikuti
mahasiswa, yaitu :
1) Telah lulus ujian seminar hasil
2) Melampirkan bukti lulus ujian komprehensif.
3) Melampirkan bukti lulus ujian BTA
4) Melampirkan bukti lulus TOEFL 425 dari lembaga yang diakui dan terdaftar di
Dikti dan Diktis.
5) Melampirkan bukti hafalan surat juz’amma
6) Mengisi mata kuliah seminar hasil dengan melampirkan foto kopi KRS.
7) Melampirkan foto kopi pembayaran SPP terakhir
8) Melampirkan foto kopi ijazah SMA/MA
9) Melampirkan foto kopi sertifikat KKN
10) Melampirkan transkripsi nilai sementara yang dilegalisir.
11) Melampirkan Surat Keterangan Bebas Laboratorium.
12) Mengumpulkan buku PA sebagai bukti hadir dalam seminar proposal dan hasil.
13) Mendaftar ujian sidang skripsi minimal dua minggu setelah ujian seminar hasil.
14) Telah mengirim dan memasukkan draft jurnal ilmiah bagian skripsinya sesuai dengan
format penulisan jurnal yang berlaku secara ilmiah.
Pedoman penulisan alih skripsi menjadi buku referensi-FST 2019
6
b. Prosedur administrasi sidang skripsi
Ada beberapa prosedur administrasi yang harus dilalui mahasiswa untuk mengikuti ujian
sidang skripsi, yaitu sebagai berikut :
1) Mahasiswa menyerahkan satu berkas Skripsi yang telah diperbaiki dan disetujui tim
penguji kepada Koordinator Skripsi.
2) Mahasiswa mendapatkan blanko Surat Penunjukkan Tim Penguji Sidang Skripsi untuk
ditujukan kepada Ketua Program Studi.
3) Ketua Program Studi menentukan tim dosen penguji pada Surat Penunjukkan Tim
Penguji Sidang Skripsi.
4) Ketua Program Studi membuat Surat Permohonan Penerbitan SK Tim Penguji Sidang
Skripsi yang ditujukan kepada Dekan.
5) Mahasiswa menyerahkan Surat Permohonan Penerbitan SK Tim Penguji Sidang
Skripsi, Surat Penunjukkan Tim Penguji Sidang Skripsi, dan melampirkan Skripsi
kepada Dekan untuk diterbitkan SK Tim Penguji Sidang Skripsi.
6) Mahasiswa mendapat SK Tim Penguji Sidang Skripsi dari Dekan untuk melanjutkan
proses Sidang Skripsi.
7) Mahasiswa menyerahkan SK Tim Penguji Sidang Skripsi kepada Koordinator Skripsi.
8) Koordinator Skripsi mejadwalkan dan menyiapkan berkas Sidang Skripsi.
9) Mahasiwa menyerahkan berkas sidang skripsi kepada Tim Penguji paling lambat 3
hari sebelum sidang.
c. Pelaksanaan sidang skripsi
Dalam pelaksanaan sidang skripsi, hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu sebagai berikut :
1) Mahasiswa harus hadir paling lambat 15 menit sebelum pelaksanaan ujian.
2) Mahasiswa berpakaian rapi dan sopan.
a) Bagi putra, memakai kemeja putih, dasi hitam, almamater dan celana panjang
hitam.
b) Bagi putri, memakai jilbab hitam, kemeja putih, almamater dan rok hitam.
3) Mahasiswa menyiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan.
4) Tim penguji sidang skripsi terdiri dari dua dosen pembimbing dan 2 (dua) dosen
penguji utama dan 1 (satu) dosen penguji unsur pimpinan.
5) Pakaian Tim penguji:
a) Bagi Bapak, memakai kemeja lengan panjang, dasi dan celana panjang gelap
Pedoman penulisan alih skripsi menjadi buku referensi-FST 2019
7
b) Bagi Ibu, memakai jilbab dan blazer
6) Dosen pembimbing I bertindak sebagai Ketua dan Pimpinan Sidang. Apabila dosen
pembimbing I berhalangan hadir pada hari pelaksanaan sidang, maka pimpinan sidang
dapat dialihkan kepada dosen pembimbing II sebagai Sekretaris. Jika kedua Dosen
Pembimbing tidak dapat hadir, maka sidang skripsi tidak dapat dilaksanakan, dan
mahasiswa harus mengkonfimasi ulang kepada Koordinator Skripsi, dosen
pembimbing dan dosen penguji mengenai waktu pelaksanaan ujian sidang skripsi
berikutnya.
7) Ujian sidang skripsi dihadiri dua dosen penguji yang telah ditetapkan dan 1 (satu)
dosen unsur pimpinan, dan apabila tidak terdapat atau hanya satu orang dosen penguji
maka ujian sidang skripsi tidak dapat dilaksanakan, dan mahasiswa harus
mengkonfimasi ulang kepada Koordinator Skripsi, dosen pembimbing dan dosen
penguji mengenai waktu pelaksanaan sidang skripsi berikutnya.
8) Ujian sidang skripsi dapat dilaksanakan dengan jumlah peserta minimal tiga orang dan
sesuai waktu yang telah ditetapkan oleh Koordinator Skripsi.
9) Ujian sidang skripsi dilaksanakan maksimum 60 menit dengan pembagian waktu
sebagai berikut :
a) Mahasiswa mempresentasikan skripsi selama 10 menit.
b) Tanya jawab selama 50 menit.
10) Setelah pelaksanaan sidang skripsi, mahasiswa berhak mendapatkan nilai atas ujian
sidang skripsi yang dilaksanakannya pada hari itu juga dari Tim Penguji.
11) Apabila mahasiswa tidak lulus dalam sidang skripsi maka, diberikan kesempatan
untuk melakukan ujian ulang dengan revisi paling lama dua bulan. Dengan ketentuan
pembimbing dan penguji adalah dosen yang sama.
12) Ketua Tim Penguji melaporkan hasil akhir ujian kepada Koordinator Skripsi dalam
bentuk berita acara ujian.
13) Koordinator Skripsi menyerahkan Nilai Akhir ujian sidang skripsi ke bagian
Akademik Fakultas.
14) Komponen penilaian ujian sidang skripsi adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Komponen Penilaian Ujian Sidang Skripsi
Kriteria Indikator Penilaian Bobot
Efektivitas Pendahuluan Ketajaman Perumusan Masalah 10
Pedoman penulisan alih skripsi menjadi buku referensi-FST 2019
8
Tujuan Penelitian
Kebaharuan dan Originalitas
Kesesuaian Judul dengan Isi
Motivasi pada Penelitian Pengembangan IPTEK
Pembangunan atau
Pengembangan Kelembagaan
Ada perubahan paradigma berpikir dari
konten keilmuan secara kontekstual
20
Literatur review Referensi Jurnal (70%)
Kedalaman Tinjauan Pustaka (30%)15
Metodologi dan Konten
Teknis
Ketepatan Desain & Instrumen
Ketepatan Analisis Data
Relevansi Kejelasan Isi Konten
15
Efektivitas Pengambilan
Kesimpulan dan Saran
Bersifat Logis dan Sistematis Sesuai
dengan Hasil Penelitian
Kesimpulan sesuai dengan tujuan
penelitian
Saran dan tindak lanjut yang realistik
20
Sikap/Presentasi Mampu mempertahankan secara sistematis
& logis saat menjawab
Kepercayaan diri saat Berbicara
20
Skor 100
15) Kriteria nilai ujian adalah lulus (A, B, C) dan tidak lulus/mengulang (D atau E).
Keterangan :
A : 80,00 – 100
B : 70,00 – 79,99
C : 60,00 – 69,99
D : 56,00 – 59,99
E : < 55,99
16) Setelah mahasiswa dinyatakan lulus, dan telah melakukan perbaikan maka tugas
selanjutnya adalah membuat alih status skrispi menjadi karya buku yang ber ISBN.
17) Kemudian hasil sebagian skripsi dijadikan karya ilmiah berupa artikel riset untuk
publikasi ilmiah di jurnal bereputasi nasional.
Pedoman penulisan alih skripsi menjadi buku referensi-FST 2019
9
18) Revisi evaluator untuk proses alih skripsi menjadi buku oleh pembimbing dan prodi
B. Alih skripsi menjadi buku ilmiah
Pada prinsipnya, buku yang dihasilkan adalah buku referensi ilmiah dengan katalog
ISBN yang merupakan hasil penelitian mahasiswa dibawah proses pembimbingan dari dosen
yang besangkutan. Setelah proses sidang skripsi dan ditentukan layak untuk diluluskan, maka
ketua siding dengan membentuk tim verifikator dari dosen pembimbing untuk ke tahap
berikutnya yaitu publikasi skripsi dalam bentuk buku yang memiliki ISBN. Proses yang
panjang tersebut dapat disederhanakan dalam waktu yang singkat sebagai bentuk output
luaran hasil riset mahasiswa dan dosen dalam bentuk buku referensi. Pergantian judul buku
dari hasil skripsi bisa di modifikasi sesuai dengan nilai jual buku tersebut agar menjadi
menarik. Adapun langkah-langkah alih status skripsi menjadi buku referensi sebagai berikut:
A. Bab I Pendahuluan
Isi pendahuluan merupakan penjelasan-penjelasan yang erat sekali hubungannya
dengan masalah yang dibahas dalam bab-bab. Penjelasan-penjelasan itu dirinci sebagai
berikut:
1. Latar belakang alasan pemilihan permasalahan (topik). Alasan itu harus
meyakinkan sehingga pokok masalah dapat dibahas lebih mendalam dalam
suatu skripsi.
2. Uraian singkat, lengkap dan jelas tentang masalah yang diteliti atau tujuan
umum dari suatu studi.
3. Perumusan masalah itu dikaitkan dengan uraian pada latar belakang.
4. Sumber-sumber dalam penelitian yang digunakan dan dapat dipertanggung
jawabkan untuk menjawab masalah yang dikemukakan.
5. Pemecahan masalah dan langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian
dijelaskan dengan menyebutkan metode-metode yang dipakai dan tata kerja
yang ditempuh oleh penulis.
6. Rangkuman skripsi yang disusun secara singkat dan padat.
B. Bab Materi Utama
Materi utama pada umumnya berisikan tentang tinjauan pustaka, metodologi penelitian,
analisis hasil penelitian dan pembahasan. Dalam kasus tertentu bagi mahasiswa yang
mengadakan penelitian lapangan, boleh menambahkan satu bab tentang deskripsi wilayah
Pedoman penulisan alih skripsi menjadi buku referensi-FST 2019
10
dimana penelitian tersebut dilaksanakan. Oleh karena itu bab materi utama disesuaikan
dengan tema/judul penelitian yang dibuat. Materi utama dapat berupa sub judul yang sudah di
modifikasi sebagai berikut:
1. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka menyajikan teori-teori dan konsep-konsep yang digunakan oleh peneliti
yang merupakan titik pangkal dalam penelitian tersebut, apapun materinya tinjuan pustaka
tersebut harus merupakan sesuatu yang harus sudah dipersoalkan atau dibuktikan lagi
kebenarannya, sekurang-kurangnya bagi masalah yang akan diteliti pada saat itu. Teori
digunakan juga sebagai alat analisis dalam pembahasan. Perlu diketahui bahwa perumusan
masalah itu tidak dapat dipisahkan dari penelaahan kepustakaan yang relevan. Pilihlah
kepustakaan yang terbaru dan usahakan diambil dari sumber aslinya. Semua pustaka yang
digunakan harus disebutkan nama penulis dan tahun penerbitannya. Sebagai bentuk antisipasi
dari kegiatan plagiasi.
2. Kerangka pemikiran dari riset terdahulu
Pada bagian ini dapat dibuat sebagai bentuk perbandingan hasil dengan riset terdahulu
agar pengayaan referensi menjadi kuat. Hasil ini menjadi urutan dalam membuat buku
menjadi referensi ilmiah. Kmposisi referensi merupakan 70% dari riset jurnal yang telah
dipublikasi buka dari skripsi. Hasil ini menjadi penguat logis berpikir bagi pembaca tentang
keunggulan skripsi menjadi buku sebagai bacaan referensi.
C. Bab Metodologi
Pada bagian ini, mahasiswa hanya mengubah bentuk gaya penulisan dengan membuat
langkah kerja dari penelitiannya. Sehingga pembaca bisa melakukan aktivitas yang sama
apabila buku tersebut dijadikan referensi. Metodologi atau biasanya BAB III pada skripsi
tetap dibuat namun bukan melalui item per sub judul melainkan dalam bentuk narasi dalam
paragrap. Langkah kerja yang jelas dengan metodenya.
Narasi per sub bab dibuat dalam paragrap yang mudah dipahami seperti jenis penelitian,
populasi sampel, tempat dan lain sebagainya. Namun untuk langkah-langkah prosedur
penelitian harus jelas dan rinci, jika ada desainnya maka dibuat diagram alirnya dengan
referensi yang jelas. Jika ada modifikasi dari metode yang dibuat, maka sumber utama harus
dicantumkan dengan keterangan modifikasi.
D. Hasil penelitian dan Pembahasan
Pedoman penulisan alih skripsi menjadi buku referensi-FST 2019
11
Bab ini memuat hasil penelitian dan pembahasannya. Penyajian hasil penelitian dapat
dilengkapi dengan penggunaan tabel, grafik, foto, dan sebagainya. Sebaliknya hasil penelitian
juga dibandingkan dengan hasil penelitian terdahulu yang relevan. Pembahasan hasil
penelitian berupa penjelasan teoritis, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Dalam
pembahasan diperlukan sikap ilmiah peneliti, yakni sikap bersedia dan terbuka untuk dikeritik
dan juga sikap tidak segan-segan untuk mengemukakan hasil penelitian secara jelas dan apa
adanya tanpa meninggalkan tata krama ilmiah. Dalam proses ini, teori-teori yang disebutkan
dalam landasan teori dapat digunakan sebagai alat analisis. Untuk penelitian pengembangan
sistem, format hasil dan pembahasan disesuaikan dengan format yang berlaku.
E. Bagian Penutup
Bagian penutup (bab penutup) sebuah skripsi sebagai satu karya ilmiah yang dibuat
oleh mahasiswa, berisikan dua hal yang masuk dalam sub bab yaitu, Simpulan dan saran.
Simpulan merupakan bab tersendiri yang berfungsi menyatukan semua bagian dari teks
skripsi. Kesimpulan menegaskan kembali pokok-pokok argumen atau temuan-temuan yang
telah disajikan dan didiskusikan pada bab-bab sebelumnya secara singkat dengan cara
memberikan pemaknaan secara terpadu. Dengan demikian maka isi kesimpulan akan berbeda
dengan rangkuman. Kesimpulan merupakan jawaban atas masalah penelitian.
Dalam penulisan kesimpulan dapat ditempuh salah satu dari dua cara berikut: dengan
cara butir demi butir atau dengan cara essai padat. Kesimpulan ditarik dari pembuktian atau
dari uraian yang ditulis terdahulu dan bertalian erat dengan pokok masalah, dengan demikian
tidak dibenarkan apabila sesuatu yang dibahas dalam bab sebelumnya diambil sebagai
kesimpulan. Saran ditulis setelah kesimpulan. Saran dibuat berdasarkan hasil penelitian yang
dapat bersifat teoritis dan praktis. Saran dapat ditujukan kepada para pembuat kebijakan,
kepada para pengguna hasil penelitian yang bersangkutan, dan kepada penelitian berikutnya
yang berminat untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Saran harus sesuai atau sejalan
dengan masalah yang diteliti.
F. Bagian Akhir
Bagian akhir memuat daftar pustaka dan lampiran.
1. Daftar Pustaka atau Referensi
Daftar pustaka memuat semua pustaka yang diacu dalam penelitian. Baik berupa
buku-buku, majalah, surat kabar, jurnal, ensiklopedi, dan lain-lain, disusun dalam daftar
khusus yang diletakkan pada akhir skripsi. Penulisan daftar pustaka ini dilakukan secara
Pedoman penulisan alih skripsi menjadi buku referensi-FST 2019
12
berurutan sesuai alfabetis ke bawah menurut abjad nama akhir penulis (penulis pertama
jika penulisnya lebih dari satu) dan tanpa nomor urut. Bagi sebuah sumber tertulis yang
memakan tempat lebih dari satu baris, jarak antara baris yang satu dengan baris yang
lainnya adalah satu spasi. Sedangkan jarak antara sumber-sumber tertulis yang saling
berurutan adalah dua spasi. Urutan informasi yang harus dicantumkan dalam daftar
pustaka adalah nama penulis, tahun terbit, judul buku (dicetak miring), edisi, jilid, kota
tempat penerbitan, dan nama penerbit. Semua sumber dalam daftar pustaka harus ditulis
dalam huruf latin. Khusus penelitian pustaka (library research) tidak menggunakan
istilah daftar pustaka tetapi daftar sumber dibedakan menjadi dua yaitu sumber primer
dan sumber sekunder.
2. Lampiran
Lampiran-lampiran ini berisi semua dokumen yang digunakan dalam penelitian
dan data atau keterampilan lain yang tidak dicantumkan dalam naskah skripsi tetapi tetap
menjadi bagian penting dari isi skripsi sehingga tetap dirujuk dan diberi halaman dan
nomor. Misalnya angket, surat keterangan atau izin penelitian, hasil wawancara, tabel-
tabel perhitungan, dan lain-lain. Setiap lampiran diberikan nomor urut sesuai dengan
urutan penggunaannya untuk memudahkan pembaca menghubungkannya dengan bab
terkait.
3. Biografi Penulis
Pada bagian akhir ini berisi informasi penulis terhadap biografi singkatnya dan
karya ilmiah yang telah dibuat, selain itu juga memuat data tentang proses penulisan
buku.
Pedoman penulisan alih skripsi menjadi buku referensi-FST 2019
13
BAB III
FORMAT ALIH SKRIPSI MENJADI BUKU
Pada prinsipnya, alih skripsi menjadi buku referensi tidak mengubah format secara
khusus. Gaya penulisan tetap menggunakan bagian bab per bab sesuai dengan format skripsi,
namun gaya penulisannya disatukan dalam bentuk narasi pada bagian metodologi. Pada
bagian bab 2 atau tinjauan/kajian pustaka disesuaikan dengan tema/judul penelitian sehingga
uraiannya akan menjadi satu kesatuan yang saling mengikat dan saling menjelaskan urutan
pustaka yang digunakan. Penulisan bab 3, format yang digunakan hanyalah teknik dan cara
kerja dari penelitian yang telah digunakan, sehingga tidak ada bagian bagaimana cara
pengambilan dan sebagainya.
Bagian hasil dan pembahasan juga dibuat sesuai dengan tujuan penelitian sehingga
menjadi bagian sub judul pada bagian isi. Pembahasan yang dilakukan secara komprehensif,
tidak terpisah. Masing-masing hasil yang ditemukan ditampilkan dalam bentuk tabel, gambar,
grafik dan sebagainya, kemudian setiap bagian hasilnya dilakukan pembahasan yang terpadu.
Hasil dan Pembahasan tidak lagi menjadi judul bab, tetapi bagian dari tujuan penelitian yang
menjadi judul dan sub judul dalam alih skripsi menjadi buku.
Penulisan akhir pada bagian skripsi adalah bab kesimpulan. Pada bagian ini mahasiswa
hanya memodifikasi kesimpulan dalam bentuk narasi yang menegaskan hasil dengan
memberikan rekomendasi yang kuat sebagai penutupnya. Kesimpulan yang dilakukan tidak
membuat point number, tetapi kesimpulan secara komprehensif dengan rekomendasi hasil
yang bisa ditindak lanjuti oleh pembaca atas temuan penelitiannya.
Pada bagian akhir, daftar bacaan atau pustaka yang dikutip dalam penulisan skripsnya.
Setelah penulisan daftar pusataka, biodata penulis dan pembimbing yang menjadi bahan
referensi dari karya buku ini. Semua lampiran yang memungkinkan untuk dirujuk bisa
menjadi bagian isi buku/skripsi dan tetap menjadi satu-kesatuan yang utuh.
Untuk lebih jelasnya berikut diberikan contoh sederhana pada skripsi/riset yang
dialihkan menjadi buku sebagai berikut:
Judul skripsi:
Pedoman penulisan alih skripsi menjadi buku referensi-FST 2019
14
PENGGUNAAN BIOPESTIDA EKSTRAK KULIT DUKU SEBAGAI PENGDALIAN
ULAT API (SETHOSEA ASIGNA) PADA TANAMAN KELAPA SAWIT
Cara penulisan skripsi menjadi buku seperti contoh berikut ini:
BAB I
PENDAHULUAN
Kelapa Sawit merupakan komoditi unggulan Provinsi Sumatera Selatan. Luas
perkebunan Kelapa sawit di Sumatera Selatan mencapai 10.78% dari luas total perkebunan
kelapa sawit Indonesia dengan luas total 866.763 hektar, tersebar di beberapa Kabupaten dan
Kota Sumatera Selatan (Dinas Perkebunan Sumatera Selatan, 2011). Berdasarkan Data
Statistik Perkebunan Indonesia, luas area perkebunan di Sumatera Selatan pada tahun 2017
akan meningkat menjadi 1.020.328 Ha dengan produksi 3.268.548 ton (Direktorat Jendral
Perkebunan, 2016).
Dalam perkembangan budidaya kelapa sawit, pengendalian Organisme Pengganggu
Tanaman (OPT) menjadi salah satu kajian penting. Salah satu hama penganggu yang
menyerang kelapa sawit adalah hama ulat api. Hama ini termasuk ke dalam ordo serangga
Lepidoptera dan famili Limacodidae (Kalshoven, 1981). Hama ini menyerang daun tanaman
kelapa sawit pada fase larva. Pada kasus yang berat, hama akan memakan permukaan daun
hingga daun tampak melidi dengan konsumsi daun seluas 300-500 cm2 (Purba et al., 2005).
Berdasarkan laporan, terdapat 3 jenis ulat api yang paling umum ditemukan di perkebunan
sawit, yaitu Setothosea asigna, Setora nitens dan Darna trima (Purba et al., 2005). Menurut
Girsang dan Daswir (1995), serangan ulat api dari spesies Setora nitens dapat menimbulkan
kerugian yang signifikan jika populasi ulat tersebut tidak ditekan.
………….
. Kulit buah duku diketahui banyak mengandung seco-onoceranoids, salah satu tipe
triterpenoid yang berupa asam lansat dan asam lansiolat (Tanaka et al., 2002) Asam lansium
(asam lansat) pada kulit buah duku bersifat toksik seperti pada kulit batang yang dapat
digunakan sebagai racun bagi serangga atau larva. Dengan demikian, kandungan metabolit
sekunder pada kulit buah duku (Lansium domesticum Corr.) berpotensi sebagai pestisida
nabati (biopeptisida) untuk hama ulat api pada perkebunan kelapa sawit di Sumatera Selatan.
Pedoman penulisan alih skripsi menjadi buku referensi-FST 2019
15
Sehingga perlu dilakukan pengkajian lebih lanjut untuk mengetahui respon ekstrak kulit duku
(Lansium domesticum Corr.) terhadap perkembangan ulat api.
Pada penulisan bab 1 tersebut tidak ada lagi tujuan, manfaat yang terpisah. Semua
bagian yang ada di bab 1 tersebut inklud dalam uraian narasi, seperti rumusan masalah, tujuan
penelitian dan manfaat penelitian, sehingga komprehensif dalam satu bab.
BAB II
KELAPA SAWIT
1. Kelapa sawit secara umum
Kelapa sawit dengan nama Latin Elaeis guineesis Jack. merupakan komoditas
perkebunan yang cukup penting dan memiliki prospek yang cerah di Indonesia. Tanaman ini
berasal dari Benua Afrika. Namun, telah tersebar hingga di benua Amerika dan Asia. Saat ini,
kelapa sawit dibudidayakan di berbagai Negara beriklim tropis, terutama di kawasan yang
terletak 10 derajat Lintang utara dan 10 derajat lintang Selatan. Di kawasan tersebut terdapat
beberapa Negara penghasil utama kelapa sawit seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, Papua
nugini, RRC, India, Nigeria, Ghana, Pantai Gading dan Kamerun, serta beberapa Negara di
Amerika Selatan seperti Columbia, Costarica, Honduras dan Equador (Setyamidjaja 2006).
2. Morfologi Kelapa Sawit
a. Akar
.........uraikan sesuaikan dengan sub judul sehingga bisa di pecah menjadi beberapa bab tulisan
untuk referensi mendukung.
BAB III
HAMA TANAMAN KELAPA SAWIT
1. Terjadinya Hama
a. Perubahan Lingkungan
Pedoman penulisan alih skripsi menjadi buku referensi-FST 2019
16
Pada ekosistem alami makanan serangga terbatas dan musuh alami berperan aktif selain
hambatan lingkungan, sehingga populasi serangga rendah. Sebaliknya pada ekosistem
pertanian, terutama yang monokultur makanan serangga relatif tidak terbatas sehingga
populasi bertambah dengan cepat tanpa dapat diimbangi oleh musuh alaminya. Sebagai
contoh Kumbang kentang Colorado (Leptinotarsa decei»lineata Say.) (Falahudin, 2012).
3. Hama yang terdapat pada perkebunan kelapa sawit
A. Ulat-Ulat Dari Familia “Limacodidae” Ulat api
Sama dengan bab 2 uraikan sesuai dengan bacaan yang menjadi rujukan pada setiap tujuan
penelitian.
BAB IV
PENGENDALIAN HAMA ULAT API KELAPA SAWIT
Dalam rangka pengendalian hama yang sudah eksplosif maka tindakan cepat perlu
segera dilakukan untuk mencegah kerusakan yang lebih besar dan mengingat serangan dapat
meluas serta menghabiskan seluruh daun kelapa sawit yang ada. Hamadapat menyerang
kelapa sawit pada semua umur namun penyebaran akan lebih tinggi pada tanaman berumur
diatas 8 tahun karena tajuk antara tanaman yang satu dengan yang lainnya sudah
bersinggungan. Keberadaan hama dapat menimbulkan kerugian yang sangat signifikan
apabila populasi hama tersebut tidak dikelola dengan baik (Girsang dan Daswir, 1995).
Pengendalian hama dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya :
1. Pengendalian Secara Kimiawi
................pada bab ini sesuaikan dengan hasil penelitian yang dilakukan sehingga menjadi
sub bab hasil agar bisa di bahas dalam hasil lainnya.
BAB VI
DUKU (Lansium domesticum Corr.)
1. Tinjauan Umum Tanaman Duku
Duku (Lansium domesticum Corr.) merupakan tanaman khas kawasan Asia
yang berasal dari Indonesia. Duku dapat ditemukan di beberapa negara Asia lainnya
seperti Vietnam, Myanmar, Thailand, dan India (Lim, 2012). Di Indonesia, tanaman
Pedoman penulisan alih skripsi menjadi buku referensi-FST 2019
17
ini tersebar di daerah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Jawa. Duku di Provinsi
Sumatera Selatan menjadi salah satu buah unggulan dan komoditi penting. pada tahun
2014, produksi duku di Sumatera Selatan mencapai 104.567 ton (Badan Pusat Statistik
Sumatera Selatan, 2014).
BAB VII
PEMBUATAN PESTISIDA DAN ANALISA KANDUNGAN KIMIA KULIT DUKU
Analisa kandungan kimia kulit duku dapat dilakukan secara kualitatif dengan
beberapa tahap, diantaranya :
1) Pembuatan simplisia
Duku segar yang didapatkan dari Baturaja, Kabupaten Ogan Komering Ulu dikelupas.
Kulit dipisahkan dari isinya. Kulit basah disortir untuk mendapatkan kulit yang masih
segar lalu ditimbang. Kulit duku dikeringkan dengan menggunakan oven selama 2 hari
pada suhu 350C hingga kering merata kemudian ditimbang. Proses penggilingan
dilakukan dengan blender untuk mendapatkan serbuk berwarna krem, lalu disaring
untuk mendapatkan ukuran yang sama. Berikut diagram alir pembuatan simplisia:
Pedoman penulisan alih skripsi menjadi buku referensi-FST 2019
18
Pada bab ini merupakan bab 3 pada skripsi yang diuraikan menjadi bab vii, tentang cara
melakukan penelitian dengan membuat urutan langkah kerja yang jelas dengan rincian atau
referensi yang jelas. Penulisan bab III pada skirpsi ini, menjadi bab VII tergantung dari tema
atau judul skripsi dengan beberpa proto type perancangan atau desain penelitian yang dibuat
dalam bentuk narasi. Hasil yang diharapkan adalah buku yang dijadikan referensi ini bisa
ditiru dan dilakukan oleh orang lain.
BAB VIII
UJI PENGENDALIAN ULAT API DENGAN EKSTRAK KULIT DUKU
1. Prosedur Pengambilan Sampel (Ulat api)
Pengambilan sampel ulat api (Setothosea sp.) di lapangan selama 2 hari. Pengumpulan ulat
api dilakukan dengan cara mengamati tanaman yang terdapat ulat api, dengan menggunakan
cara Hand Collecting, yaitu teknik pengambilan sampel secara langsung tanpa menggunakan
jebakan (Falahudin, 2012). Ulat diambil dengan memotong daun yang dimakan dengan
gunting dengan tujuan agar ulat tidak stres. Waktu yang akan dibutuhkan dalam pengambilan
sampel ini dari pukul 08.00 s/d 14.00. Sample yang diperoleh dimasukan dalam toples yang
ditutup bagian atasnya dengan tutup yang telah dilubangi. Ulat api yang diambil ulat instar 3
dengan ciri-ciri menurut Simanjuntak (2011)
.........................
Selanjutnya hasil ini menyesuaikan barapa banyak rumusan dan tujuan penelitian yang ditulis
sehingga bisa dipecah menjadi bagian sub judul pembahasan hasil, seperti contoh tersebut.
Begitu juga seperti contoh bab ix berikut ini:
BAB IX
HASIL UJI EKSTRAK KULIT DUKU TERHADAP ULAT API
Pedoman penulisan alih skripsi menjadi buku referensi-FST 2019
Duku segar Baturaja Ogan Komering Ulu (dok.pribadi)
19
A. Potensi ekstrak kulit buah duku (Lansium domesticum Corr.) sebagai pestisida
nabati (biopeptisida) pada ulat api
Duku (Lansium domesticum Corr) merupakan tanaman tropis beriklim basah berupa pohon
yang berasal dari Malaysia dan Indonesia (Kalimantan Timur). Dari negara asalnya, duku
menyebar ke Vietnam, Myanmar, dan India. Bahkan sekarang duku tekah banyak
berkembang di Sumatera Selatan, yang lebih terkenal adalah duku komering. Selain buahnya
dagingnya yang bisa dimanfaatkan sebagai makanan yang memiliki rasa manis, namun kulit
dan bijinya juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan bahan obat. Duku nama latinnya adalah
Lansium domesticum Corr adalah pohon yang bergetah.
Tabel 1. Hasil pengujian senyawa ekstrak kental kulit duku
No Parameter Hasil Analisis Metode Analisis
1 Alkaloid Negatif Kualitatif
2 Steroid Negatif Kualitatif
3 Triterpenoid Positif Kualitatif
4 Tanin Negatif Kualitatif
5 Saponin Positif Kualitatif
6 Flavonoid Postif Kualitatif
Sumber: Analisis Laboratorium FST, 2018.
B. Respon Ulat api terhadap Ekstrak Kulit Buah Duku (Lansium Domesticum Corr.)
terhadap Perkembangan Ulat Api
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan selama enam hari pengamatan dengan
perlakuan pemberian ekstrak kulit duku dengan empat konsentrasi yang berbeda didapatkan
hasilnya bahwa pestisida nabati dari ektrak kulit duku berbeda nyata dari perlakuan kontrol
untuk parameter yang diamati hari ulat mati, hari ulat makan dan penurunan aktifitas makan
serta geraknya.
Pedoman penulisan alih skripsi menjadi buku referensi-FST 2019
20
1 2 3 4 50
1
2
3
4
5
6
Respon Ulat Api terhadap Konsentrasi Ekstrak Kulit Duku
K1 Linear (K1) K2K3 K4
Gambar 1. Histogram Respon ulat api (mati) Setelah pemberian ekstrak kulit duku
setelah enam hari pengamatan
................
Hasil yang ditemukan langsung dibahas menjadi bagian sub bab baru sehingga bisa menyatu
alur cerita dalam referensi buku yang dibuat. Setelah semua selesai ditulis, maka dilanjutkan
dengan bab penutup atau keseimpulan (bab v kalau di skripsi) seperti berikut ini:
BAB X
PENUTUP
Pengendalian ulat api banyak cara yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti, satu
diantaranya yang telah dilakukan adalah menggunakan kulit duku. Penggunaan kulit duku
dalam penelitian ini adalah bagian esktrak kulit buah yang digunakan sebagai biopestisida
alami. Oleh karena itu dari hasil penelitian ini kita bisa memberikan sumbangsih aplikasi
praktisnya kepada para petani kelapa sawit dan kepada ilmuwan biologi dalam pemanfaatan
kulit duku sebagai alternative lain dalam membasmi hama pada perkebunan kelapa sawit.
Hasil yang telah didapatkan pada penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah
duku (Lansium domesticum Corr.) berpotensi sebagai pestisida nabati (biopeptisida) karena
dari hasil uji kualitatif kulit duku terdapat positif zat senyawa yang berpotensi sebagai
insektisida nabati yaitu senyawa mengandung triterpenoid, Saponin dan flavonoid yang
berfungsi sebagai zat senyawa racun pada sistem pencernaan ulat api (zat anti feedant).
Ekstrak kulit buah duku (Lansium domesticum Corr.) memberikan respon positif terhadap
perkembangan ulat api. Berdasarkan analisis sidik ragam (ansira) desain rancangan acak
Pedoman penulisan alih skripsi menjadi buku referensi-FST 2019
21
lengkap (RAL) bahwa pemberian ekstrak kulit duku (Lansium domesticum Corr) terhadap
ulat api (Setora nitens) berpengaruh nyata terhadap aktifitas gerak dan kematian ulat api,
dimana Fhitung > Ftabel (3,862 >3,24; α 0,05). Konsentrasi yang memberikan pengaruh positif
adalah perlakuan konsentrasi K3 (75%). Dengan tingkat kematian paling cepat pada
konsentrasi K4 (100%).
Oleh karena itu, hasil yang telah dibahas dalam buku ini dapat memberikan saran dan
kontribusi kepada pembaca, petani bahwa perlu penelitian lebih lanjut untuk menguji
kandungan senyawa kulit duku secara kuantitatif untuk memastikan zat senyawa aktif untuk
direkomendasikan sebagai zat insektisida nabati. Penggunaan limbah kulit buah duku menjadi
alternative lain untuk pembuatan biopestisida nabati alami untuk menggantikan pestisida
sintetis lainnya. Semoga buku ini menjadi alternatifi lain untuk menjadikan bumi kita bersih
dan hijau dalam eco green Indonesia.
……………….
Terlihat seperti contoh kesimpulan, saran dan rekomendasi menyatu dalam narasi pada
paragraph dan sebagai kata penutup yang meyakinkan pembaca untuk bisa menggunakan
hasil temuan kita ini. Apabila ada lampiran skirpsi merupakan bagian dari risetnya, maka
tetap di masukkan dan diurutkan sesuai alur cerita dan data yang ditulis. Setelah itu
dilanjutkan dengan daftar bacaan atau daftar pustaka sebagi rujukan penulis sepeti contoh
berikut ini:
DAFTAR PUSTAKA (cara menulis)
Al-Hikmah. 2008. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Diterjemahkan oleh Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur’an, Disempurnakan oleh Lajnah Pentashih Mufhaf Al-Qur’an. CV. Diponogoro.
Arinafril dan P. Muller. 1999. Aktivitas biokimia ekstrak mimba terhadap perkembangan Plutella xylostella. hlm. 381-386. Prosiding Seminar Nasional: Peranan Entomologi dalam Pengendalian Hama yang Ramah Lingkungan dan Ekonomis. Perhimpunan Entomologi Indonesia.
Arneti. 2012. Bioaktivitas ekstrak buah Piper aduncum L. (Piperaceae) terhadap Crocidolomia pavonana (F.) (Lepidoptera:Crambidae) dan formulasinya sebagai insektisida botani. Desertasi Program Pasca Sarjana. Universitas Andalas Padang
Asmaliyah, wati EE, Utami S, Mulyadi K, Yudistira, Sari FW. 2010. Pengenalan Tumbuhan Pengahsil Pestisida Nabati dan Pemanfaatannya secara Tradisional. Kementerian Kehutanan: Pusat Penelitian dan Pengembangan Produktivitas Hutan.
Pedoman penulisan alih skripsi menjadi buku referensi-FST 2019
22
Biodata Penulis
Pedoman penulisan alih skripsi menjadi buku referensi-FST 2019
Irham Falahudin, lahir di Bengkulu, 2 Oktober 1971
menamatkan studi S1 di Bengkulu, S2 dan S3 di Universitas
Andalas –Padang. Bekerja pada FST UIN Raden Fatah
Palembang sampai dengan sekarang. Karya tulis yang telah
dipublikasi antara lain:.....
Ike Apriani, lahir di Bengkulu, 2 April 1985 menamatkan
studi S1 di Unsri Palembang, S2 di IPB Bogor. Bekerja pada FST
UIN Raden Fatah Palembang sampai dengan sekarang. Karya
tulis yang telah dipublikasi antara lain:.....
23
BAB IV
PENUTUP
Kebaanggaan seorang pembimbing skripsi dan mahasiswa apabila suatu karya tulis
ilmiah mahasiswanya dapat dijadikan sebagai buku referensi sesuai dengan bidang
ilmunya. Namun upaya ini perlu kerja tambahan setelah mereka dinaytakan lulus ujian
skripsi untuk melakukan penyempurnaan sesuai format. Peran pembimbing dan prodi
sebagai evaluator menjadi sangat penting, disamping itu ada juga jasa editor penerbit
yang akan menyempurnakan buku yang akan dicetak. Editor akhir yang dibutuhkan
adalah format cover yang menarik dan judul disesuaikan dengan selera pasar.
Semoga pedoman ini bisa menjadi rujukan untuk memulai inovasi baru, agar luaran
Fakultas Sains dan Teknologi memiliki kontribusi ilmiah dalam penulisan buku
referensi dalam bidangnya masing-masing.
Pedoman penulisan alih skripsi menjadi buku referensi-FST 2019