bab i.pdf
TRANSCRIPT
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai Negara yang kaya akan keanekaragaman hayatinya, Indonesia
mempunyai potensi besar dalam bidang pengolahan bahan pangan olahan. Hal ini
ditunjang pula dengan banyaknya tumbuhan yang khas Indonesia yang bisa dijadikan
bahan pokok yang tumbuh subur dialam maupun yang dibudidayakan.
Namun, dalam pengolahannya sebagian besar bahan pokok yang digunakan harus
melalui proses pengeringan terlebih dahulu sebelum digunakan. Hal ini di karenakan
sebelum sampai pada proses akhir bahan pokok tersebut harus melewati rangkaian proses
sebelumnya yang memakan waktu yang lama. Sehingga proses pengeringan memegang
peranan penting dalam dalam proses pengolahan sebuah bahan pangan.
Pengeringan didefinisikan sebagai proses pemindahan air dengan menggunakan
panas atau aliran udara untuk mencegah atau menghambat pertumbuhan jamur dan
bakteri sehingga tidak dapat berkembang lagi atau menjadi lambat berkembang. Salah
satu jenis pengeringan adalah pengeringan alami atau penjemuran (sun drying). Tujuan
dari pengeringan adalah mengurangi sejumlah kecil air dari bahan padat dimana
pengeringan merupakan langkah terakhir dari sederetan operasi yang hasilnya langsung
dikemas atau diolah ke proses selanjutnya. Selain itu, proses pengeringan juga akan
membantu dalam hal penyimpanan bahan pangan sebelum dilakukan proses akhir.
Sehingga bahan pangan dapat bertahan dalam kurun waktu yang lebih lama. Dan juga
Proses pengeringan juga membantu mempermudah penyimpanan produk dalam rangka
pendistribusian baik dalam skala domestik maupun ekspor.
Di Indonesia, pengeringan bahan pangan pada umumnya masih dilakukan dengan
memanfaatkan tenaga matahari, khusus bagi industry kecil dan menengah. Namun, cara
ini tentunya sangat tergantung pada musim, waktu pengeringan, kondisi cuaca, dan
tempat yang luas. Kondisi ini tentunya selain memakan banyak biaya juga akan
membutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak. Sehingga banyak aspek yang harus
dipertimbangkan untuk memperoleh hasil yang maksimal. Misal, pengeringan pada bahan
pangan dengan kadar air tinggi tentu memerlukan waktu yang lebih lama.
-
2
Selain itu, pengeringan dengan menggunakan cara sinar matahari juga mempunyai
resiko yang cukup besar. Hal biasa yang terjadi adalah pengeringan yang dilakukan
terhadap suatu bahan berlangsung terlalu lama pada suhu yang rendah, sehingga
mempercepat aktivitas mikroorganisme seperti tumbuhnya jamur atau pembusukan
menjadi sangat cepat. Sebaliknya, pengeringan yang dilakukan pada suhu yang terlalu
tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada komponen-komponen bahan yang
dikeringkan, baik secara fisik maupun kimia. Oleh karena itu, perlu dipilih cara
pengeringan yang efektif dan efisien agar tidak terjadi kerusakan pada produk.
Namun seiring dengan perkembangan teknologi, dan tuntutan akan kerja
instrument yang lebih cepat dan lebih teliti, sehingga perlu dilakukan sebuah inovasi baru
dalam pengolahan bahan pangan. Sehingga diperoleh suatu hasil maksimal yang dapat
memenuhi kebutuhan akan bahan pangan yang baik bagi kehidupan semua elemen
masyarakat.
Oleh karena itu dibutuh suatu mekanisme yang dapat membantu proses
pengeringan tanpa harus terbeban ongkos produksi yang lebih besar dan dapat
menghemat penggunaan tenaga kerja yang berlebihan. Untuk tujuan tersebut maka
diperlukan adanya suatu alat pengering yang dapat beroperasi dengan keandalan yang
tinggi, aman dan ekonomis seperti alat rotary dryer.
Oleh karena itu pada tugas desain elemen mesin terpadu ini didesain sebuah alat
pengering makanan dengan system rotary dryer ( Drying Of Foodstuffs With Rotary
Dryers ) untuk memudahkan masyarakat dalam proses pengeringan bahan makanan.
-
3
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari perancangan alat pengering dengan system rotary ( Drying Of
Foodstuffs With Rotary Dryers ) ini adalah untuk membuat suatu system meknisme alat
pengering yang dapan diguakan untuk mengerigkan bahan makanan.
1.2.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari perancangan system terpadu desain elemen mesin,
mesin penegering system rotary ( Drying Of Foodstuffs With Rotary Dryers ) adalah:
1. Mendesain Drying Of Foodstuffs With Rotary Dryers
2. Menentukan variabel-variabel yang berpengaruh dalam sistem kerja alat rotary
dryer
3. Menentukan laju perpindahan kalor pada alat pengering
4. Bagimana performance Drying Of Foodstuffs With Rotary Dryers
1.3 Batasan Masalah
Dalam merancang mesin pengolah sagu terpadu, permasalahan yang dibahas
dibatasi sebagai berikut:
1. Merancang sistem kerja alat rotary dryer
2. Menentukan variabel-variabel yang berpengaruh dalam sistem kerja alat rotary
dryer
3. Menentukan laju perpindahan kalor pada alat pegering
-
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bahan Pangan ( Foodstuffs )
Menurut kamus besar bahasa Indonesia pengertian bahan makanan ( foodstuffs )
adalah bahan yang dapat dijadikan makanan, seperti beras, terigu, jagung, dan ubi,
daging, tepung dan lain-lain. Secara sederhana bahan pangan juga diartikan sebagai
bahan, biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan, yang dimakan oleh makhluk hidup
mendapatkan tenaga dan nutrisi yang membantu pertumbuhan badan dan otak. Secara
garis besar bahan pangan dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan dari asalnya yaitu
Bahan makanan Hewani dan Bahan makanan Nabati.
Gambar 2.1 : Bahan makanan ( sumber :www.ibukuhebat.com )
Bahan makanan hewani adalah bahan makanan yang merupakan produk dari
hewan atau bahan makanan olahan yang berasal dari hewan. kebanyakan merupakan
sumber protein dan lemak bagi tubuh. Contohnya : susu, telur ayam, daging hewan, ikan,
cumi, udang dan lain-lain. Bahan makanan nabati adalah bahan makanan yang berasal
dari tumbuhan atau bahan makanan yang berbahan dasar dari tumbuhan. kebanyakan
-
5
merupakan sumber karbohidrat,vitamin, lemak dan protein. Contohnya : ubi, jagung,
beras, buah-buahan dan lain-lain.
Makanan yang dikonsumsi oleh makhluk hidup mempunyai fungsi untuk :
menghasilkan energi untuk kelangsungan aktivitas
mengganti sel-sel tubuh yang telah usang atau rusak
pertumbuhan tubuh
sebagai zat pelindung dalam tubuh
Secara umum bahan pangan akan melewati serangkaian proses terlebih dahulu
sebelum benar bear dapat diguakan sebagai makanan. Hal ini dilakukan dengan tujuan
agar bahan pangan tersebut sudah sangat aman bagi kesehatan manusia. Adapun
serangkaian proses tersebut seperti Penggilingan, pengendapan, pengeringan, dan lain
sebagainya.
Dari semua proses pengolahan bahan pangan, proses pengeringan adalah proses
yang sering dilakukan. Hampir setiap jenis bahan makan yang beredar dipasaran terutama
bahan makan dari tumbuhan berada pada kondisi kering. Sebuah produk makanan kering
lebih tahan terhadap pembusukan yang disebabkan oleh pertumbuhan bakteri, jamur, dan
serangga. Demikian juga, risiko oksidatif yang tidak menguntungkan dan reaksi
enzimatik yangmemperpendek umur simpan makanan juga akan berkurang. Selain itu
Kemasan, penanganan, dan transportasi kering produk lebih mudah dan lebih murah
karena berat dan volume produk akan berkurang ketika dikeringkan.
2.2 Proses Pengeringan ( Drying )
Pengeringan atau penghidratan atau drying adalah proses menghilangkan
kandungan air dari suatu bahan. Proses pengeringan berlaku apabila bahan yang
-
6
dikeringkan kehilangan sebahagian atau keseluruhan air yang dikandungnya. Proses
utama yang terjadi pada proses pengeringan adalah penguapan. Penguapan terjadi apabila
air yang dikandung oleh suatu bahan teruap ketika diberikan panas. Panas ini dapat dari
berbagai sumber, seperti kayu api, minyak dan gas, arang baru ataupun tenaga surya.
Proses Pengeringan terjadi denga pengeluaran air atau pemisahan air dalam
jumlah yang relative kecil dari bahan dengan menggunakan energi panas. Hasil dari
proses pengeringan adalah bahan kering yang mempunyai kadar air setara dengan kadar
air keseimbangan udara (atmosfir) normal atau setara dengan nilai aktivitas air (aw) yang
aman dari kerusakan mikrobiologis, enzimatis dan kimiawi. Meskipun demikian ada
kerugian yang ditimbulkan selama pengeringan yaitu terjadinya perubahan sifat fisik dan
kimiawi bahan serta terjadinya penurunan mutu bahan.
Pengeringan juga dapat berlangsung dengan cara lain yaitu dengan memecahkan
ikatan molekul-molekul air yang terdapat di dalam bahan. Apabila ikatan molekul-
molekul air yang terdiri dari unsur dasar oksigen dan hidrogen dipecahkan, maka molekul
tersebut akan keluar dari bahan. Akibatnya bahan tersebut akan kehilangan air yang
dikandungnya.
Cara ini juga disebut pengeringan atau penghidratan. Untuk memecahkan ikatan
oksigen dan hidrogen ini, biasanya digunakan gelombang mikro. Gelombang mikro
merambat dengan frekuensi yang tinggi. Apabila gelombang mikro disesuaikan setara
dengan getaran molekul-molekul air maka akan terjadi resonansi yaitu ikatan molekul-
molekul oksigen dan hidrogen digetarkan dengan kuat pada frekuensi gelombang mikro
yang diberikan sehingga ikatannya pecah. Hal ini yang menyebabkan air tersebut
menguap. Proses yang sama terjadi pada oven gelombang mikro (microwave) yang
digunakan untuk memasak makanan. Pada pembahasan selanjutnya kita tidak akan
menyinggung proses pengeringan menggunakan gelombang mikro, tetapi difokuskan
-
7
pada pengeringan menggunakan tenaga panas. Hal ini disebabkan sistem pengeringan
gelombang mikro mahal dan tidak digunakan secara luas untuk mengeringkan suatu
bahan makanan.
Dalam industry kecil sistem pengeringan yang umum digunakan adalah tenaga
surya. Pada sistem tenaga surya ini, bahan diexpose ke sinar surya secara langsung
maupun tidak langsung. Uap air yang terjadi dipindahkan dari tempat pengeringan
melalui aliran udara. Proses aliran udara ini terjadi karena terdapat perbedaan tekanan.
Perbedaan tekanan udara ini dapat terjadi secara konveksi bebas maupun konveksi paksa.
Konveksi bebas terjadi tanpa bantuan luar, yaitu pengaliran udara hanya bergantung pada
perbedaan tekanan yang disebabkan oleh perbedaan densitas udara, sedangkan pada
konveksi secara paksa digunakan kipas untuk memaksa gerakan udara.
Pada sistem pengeringan yang bersumberkan tenaga minyak, bahan yang akan
dikeringkan diletakkan di dalam suatu ketel tertutup. Udara panas hasil pembakaran
minyak dialirkan mengenai permukaan bahan tersebut. Akhir-akhir ini, cara tersebut
diatas juga digunakan dalam teknologi tenaga surya. Udara yang dipanaskan oleh
pengumpul surya digunakan untuk menguapkan air pada bahan. Udara merupakan
medium yang sangat penting dalam proses pengeringan, untuk menghantar panas kepada
bahan yang hendak dikeringkan, karena udara satu-satunya medium yang sangat mudah
diperoleh dan tidak memerlukan biaya operasional. Oleh karena itu untuk memahami
bagaimana proses pengeringan terjadi, maka perlu ditinjau sifat udara.
Secara umum tujuan dilakukannya proses pengeringan adalah untuk:
1. Memudahkan penanganan selanjutnya
2. Mengurangi biaya trasportasi dan pengemasan
3. Mengawetkan bahan
4. Mengurangi biaya korosi
-
8
2.3 Prinsip Dasar Pengeringan
Proses pengeringan pada prinsipnya menyangkut proses pindah panas dan pindah
massa yang terjadi secara bersamaan (simultan). Proses perpindahan panas yang terjadi
adalah dengan cara konveksi serta perpindahan panas secara konduksi dan radiasi tetap
terjadi dalam jumlah yang relative kecil. Pertama-tama panas harus ditransfer dari
medium pemanas ke bahan. Selanjutnya setelah terjadi penguapan air, uap air yang
terbentuk harus dipindahkan melalui struktur bahan ke medium sekitarnya. Proses ini
akan menyangkut aliran fluida dengan cairan harus ditransfer melalui struktur bahan
selama proses pengeringan berlangsung. Panas harusdisediakan untuk menguapkan air
dan air harus mendifusi melalui berbagai macam tahanan agar dapat lepas dari bahan dan
berbentuk uap air yang bebas. Lama proses pengeringan tergantung pada bahan yang
dikeringkan dan cara pemanasan yang digunakan, sedangkan waktu proses
pengeringannya ditetapkan dalam dua periode (Batty dan Folkman. 1984), yaitu:
1. Periode pengeringan dengan laju tetap (Constant Rate Periode)
Pada periode ini bahan-bahan yang dikeringkan memiliki kecepatan pengeringan
yang konstan. Proses penguapan pada periode ini terjadi pada air tak terikat, dimana
suhu pada bahan sama dengan suhu bola basah udara pengering. Periode pengeringan
dengan laju tetap dapat dianggap sebagai keadaan steady.
2. Periode pengeringan dengan laju menurun (Falling Rate Periode)
Periode kedua proses pengeringan yang terjadi adalah turunnya laju pengeringan
batubara (R=0). Pada periode ini terjadi peristiwa penguapan kandungan yang ada di
dalam batubara (internal moisture).
-
9
Prinsip pengeringan biasanya akan melibatkan dua kejadian yaitu panas harus
diberikan pada bahan, dan air harus dikeluarkan dari bahan. Dua fenomena ini
menyangkut pindah panas ke dalam dan pindah massa ke luar. Yang dimaksudkan
dengan pindah panas adalah peristiwa perpindahan energi dari udara ke dalam bahan
yang dapat menyebabkan berpindahnya sejumlah massa (kandungan air) karena gaya
dorong untuk keluar dari bahan (pindah massa). Dalam pengeringan umumnya
diinginkan kecepatan pengeringan yang maksimum, oleh karena itu semua usaha dibuat
untuk mempercepat pindah panas dan pindah massa. Perpindahan panas dalam proses
pengeringan dapat terjadi melalui dua cara yaitu pengeringan langsung dan
pengeringan tidak langsung. Pengeringan langsung yaitu sumber panas berhubungan
dengan bahan yang dikeringkan, sedangkan pengeringan tidak langsung yaitu panas dari
sumber panas dilewatkan melalui permukaan benda padat (conventer) dan konventer
tersebut yang berhubungan dengan bahan pangan. Setelah panas sampai ke bahan maka
air dari sel-sel bahan akan bergerak ke permukaan bahan kemudian keluar. Mekanisme
keluarnya air dari dalam bahan selama pengeringan adalah sebagai berikut:
1. Air bergerak melalui tekanan kapiler.
2. Penarikan air disebabkan oleh perbedaan konsentrasi larutan disetiap bagian
bahan.
3. Penarikan air ke permukaan bahan disebabkan oleh absorpsi dari lapisan-lapisan
3. Perpindahan air dari bahan ke udara disebabkan oleh perbedaan tekanan uap
2.3 Faktor-faktor yang berpengaruh dalam kecepatan pengeringan
Proses pengeringan suatu material padatan dipengaruhi oleh beberapa factor
antara lain: luas permukaan kontak antara padatan dengan fluida panas, perbedaan
-
10
temperature antara padatan dengan fluida panas, kecepatan aliran fluida panas serta
tekanan udara. Berikut ini dijelaskan tentang factor-faktor tersebut.
a. Luas Permukaan
Air menguap melalui permukaan bahan, sedangkan air yang ada di bagian tengah
akan merembes ke bagian permukaan dan kemudian menguap. Untuk mempercepat
pengeringan umumnya bahan yang akan dikeringkan dipotong-potong atau dihaluskan
terlebih dulu. Hal initerjadi karena:
1. Pemotongan atau penghalusan tersebut akan memperluas permukaan bahan dan
permukaan yang luas dapat berhubungan dengan medium pemanasan sehingga air
mudah keluar,
2. Partikel-partikel kecil atau lapisan yang tipis mengurangi jarak dimana panas
harus bergerak sampai ke pusat bahan. Potongan kecil juga akan mengurangi jarak
melalui massa air dari pusat bahan yang harus keluar ke permukaan bahan dan
kemudian keluar dari bahan tersebut.
b. Perbedaan Suhu dan Udara Sekitarnya
Semakin besar perbedaan suhu antara medium pemanas dengan bahan, makin
cepat pemindahan panas ke dalam bahan dan makin cepat pula penghilangan air dari
bahan. Air yang keluar dari bahan yang dikeringkan akan menjenuhkan udara sehingga
kemampuannya untuk menyingkirkan air berkurang. Jadi dengan semakin tinggi suhu
pengeringan maka proses pengeringan akan semakin cepat. Akan tetapi bila tidak sesuai
dengan bahan yang dikeringkan, akibatnya akan terjadi suatu peristiwa yang disebut
"Case Hardening", yaitu suatu keadaan dimana bagian luar bahan sudah kering sedangkan
bagian dalamnya masih basah.
-
11
c. Kecepatan Aliran Udara
Udara yang bergerak dan mempunyai gerakan yang tinggi selain dapat mengambil
uap air juga akan menghilangkan uap air tersebut dari permukaan bahan pangan, sehingga
akan mencegah terjadinya atmosfir jenuh yang akan memperlambat penghilangan air.
Apabila aliran udara disekitar tempat pengeringan berjalan dengan baik, proses
pengeringan akan semakin cepat, yaitu semakin mudah dan semakin cepat uap air
terbawa dan teruapkan.
d. Tekanan Udara
Semakin kecil tekanan udara akan semakin besar kemampuan udara untuk
mengangkutair selama pengeringan, karena dengan semakin kecilnya tekanan berarti
kerapatan udara makin berkurang sehingga uap air dapat lebih banyak tetampung dan
disingkirkan dari bahan. Sebaliknya, jika tekanan udara semakin besar maka udara
disekitar pengeringan akan lembab, sehingga kemampuan menampung uap air terbatas
dan menghambat proses atau laju pengeringan. Densitas batubara dapat bervariasi yang
menunjukkan hubungan antara rank dan kandungan karbon. Batubara dengan kandungan
karbon 85% biasanya menunjukkan suatu derajat ciri hidropobik yang lebih besar dari
batubara dengan rank paling rendah. Bagaimanapun, hasil temuan terbaru pada prediksi
sifat hidropobik batubara mengindikasikan bahwa korelasi kharakteristik kandungan air
lebih baik dari pada kandungan karbon dan begitupun rasio kandungan air/karbon lebih
baik daripada rasio atomik oksigen/karbon. Begitupun, terdapat suatu hubungan antara
sifat hidropobik batubara dan kandungan air. (Labuschagne. 1988).
-
12
Udara merupakan medium yang sangat penting dalam proses pengeringan, untuk
menghantar panas kepada bahan yang hendak dikeringkan, karena udara satu-satunya
medium yang sangat mudah diperoleh dan tidak memerlukan biaya operasional.
2.4 Klasifikasi Pengeringan
Dalam beberapa kasus Pengeringan terdapat berbagai cara yang dilakukan unutk
mengeringkan suatu bahan makanan. Seperti Pengeringan dapat dilakukan dengan
penjemuran yang memanfaatkan sinar matahari atau dengan cara buatan. Pengeringan
buatan disamping untuk mengatasi pengaruh cuaca, kelembaban nisbi yang tinggi
sepanjang tahun juga dimaksudkan untuk meningkatkan mutu hasil pengeringan. Dengan
adanya klasifikasi dari sistempengeringan ini maka dapat dipilih cara yang tepat untuk
untuk proses pengeringan suatu bahan. Namun secara sederhana pengeringan dibagi atas
berbagai aspek sebagai berikut.
Berdasarkan prosesnya dikenal dua macam pengeringan, yaitu :
1. Pengeringan Alami, Pengeringan alami adalah pengeringan yang dilakukan
dengan memanfaatkan sinar matahari. Pengeringan di tingkat petani Indonesia
sebagian besar dilakukan dengan bantuan sinar matahar dan diletakkan diatas lantai
yang terbuat dari semen.
2. Pengeringan Buatan, Pengeringan buatan adalah pengeringan dengan
menggunakan udara yang dipanaskan. Udara yang dipanaskan tersebut dialirkan ke
bahan yang akan dikeringkan dengan menggunakan alat yang dirancang dengan
mekanisme dan konsep dari perpindahan panas.
Ditinjau dari pergerakan bahan padatnya, pengeringan dapat dibagi menjadi dua,
yaitu pengeringan batch dan pengeringan kontinyu. Pengeringan batch adalah
-
13
pengeringan dimana bahan yang dikeringakan dimasukan ke dalam alat pengering dan
didiamkan selama waktu yang ditentukan. Pengeringan kontinyu adalah pen eringan
dimana bahan basah masuk secara sinambung dan bahan kering keluar secara sinambung
dari alat pengering.
Pembagian pokok pengering (dryer) :
1. Pengering (dryer) dimana zat yang dikeringkan bersentuhan langsung dengan gas
panas (biasanya udara) disebut pengering adiabatik (adiabatic dryer) atau
pengering langsung (direct dryer).
2. Pengering (dryer) dimana kalor berpindah dari zat ke medium luar, misalnya uap
yang terkondensasi, biasanya melalui permukaan logam yang bersentuhan disebut
pengering non adiabatik (non adiabatic dryer) atau pengering tak langsung
(indirect dryer). (Mc. Cabe, 2002)
Berdasarkan kondisi fisik yang digunakan untuk memberikan panas pada sistem
dan memindahkan uap air, proses pengeringan dapat dibagi menjadi tiga, yaitu: (Sumber:
Geankoplis, 1993)
1. Pengeringan vakum, Menggunakan logam sebagai medium pengontak panas
atau menggunakan efek radiasi. Pada proses ini penguapan air berlangsung lebih
cepat pada tekanan rendah.
2. Pengeringan beku, Pengeringan yang melibatkan proses sublimasi air dari suatu
material beku.
Sedangkan berdasarkan tipe dan cara kerjanya pengering dibagi menjadi beberapa
bagian yang antara lain :
-
14
1. Fluidized Bed Dryers
Gambar 2.2 : Fluidized Bed Dryers ( sumber : www.imtechventilex.com )
Pengering fluidized bed (FBD) digunakan secara ekstensif untuk pengeringan
partikulat basah dan bahan granular yang dapat fluidized, dan bahkan lumpur, pasta, dan
suspensi yang dapat fluidized di tempat tidur dari lembam padatan. Mereka umumnya
digunakan dalam pengolahan produk seperti bahan kimia, karbohidrat, bahan
makanan,biomaterial, produk minuman, keramik, obat-obatan dalam bentuk bubuk atau
diaglomerasi, kesehatan produk, pestisida dan bahan kimia pertanian, zat warna dan
pigmen, deterjen dan bahan aktif permukaan, pupuk, polimer dan resin, tanin, produk
untuk kalsinasi, pembakaran, pembakaran, pengelolaan limbah proses, dan proses
perlindungan lingkungan.
2. Drum Dryer
Pengeringan dengan drum (Drum Drying) secara luas digunakan dalam
pengeringan komersial di industri pangan untuk berbagai jenis produk makanan berpati,
makanan bayi, maltodekstrin, suspensi dan pasta dengan viskositas tinggi (heavy pastes),
dan dikenal sebagai metode pengeringan yang paling hemat energi untuk jenis produk
-
15
tersebut. Karena terpapar pada suhu tinggi hanya dalam beberapa detik, drum drying
sangat cocok untuk kebanyakan produk yang sensitif terhadap panas.
Gambar 2.3 : Drum Dryer ( sumber : www.wlimg.com )
Tujuan utama dari pengeringan ini adalah memecah struktur granula pati sehingga
meningkatkan daya larut (solubility) produk dan penyerapan air (water absorption) dalam
air dingin pada pasta dari pati (Panuwat S. and Athapol N., 2003).
Pengering drum dikembangkan pada awal tahun 1900-an dan hampir digunakan
pada semua bahan makanan cair sebelum penggunaan pengeringan semprot. Saat ini
pengering drum digunakan dalam industri makanan untuk mengeringkan berbagai produk
seperti produk susu, makanan bayi, sereal, buah dan sayur, pure kentang, dan pati masak.
2. Spray Dryer
Spray drying merupakan suatu proses pengeringan untuk mengurangi kadar air
suatu bahan sehingga dihasilkan produk berupa bubuk melalui penguapan cairan. Spray
drying menggunakan atomisasi cairan untuk membentuk droplet, selanjutnya droplet yang
terbentuk dikeringkan menggunakan udara kering dengan suhu dan tekanan yang tinggi.
-
16
Bahan yang digunakan dalam pengeringan spry drying dapat berupa suspensi, dispersi
maupun emulsi. Sementara produk akhir yang dihasilkan dapat berupa bubuk, granula
maupun aglomerat tergantung sifat fisik-kimia bahan yang akan dikeringkan, desain alat
pengering dan hasil akhir produk yang diinginkan.
Gambar 2.4 : Spray Dryer ( sumber : www.masontechnology.com )
Prinsip dasar Spray drying adalah memperluas permukaan cairan yang akan
dikeringkan dengan cara pembentukan droplet yang selanjutnya dikontakkan dengan
udara pengering yang panas. Udara panas akan memberikan energi untuk proses
penguapan dan menyerap uap air yang keluar dari bahan. Bahan (cairan) yang akan
dikeringkan dilewatkan pada suatu nozzle (saringan bertekanan) sehingga keluar dalam
bentuk butiran (droplet) yang sangat halus. Butiran ini selanjutnya masuk kedalam ruang
pengering yang dilewati oleh aliran udara panas. Hasil pengeringan berupa bubuk akan
berkumpul dibagian bawah ruang pengering yang selanjutnya dialirkan ke bak
penampung.
-
17
3. Rotary dryer
Gambar 2.5 : Rotary Dryer ( sumber : www.masontechnology.com )
Rotary dryer merupakan alat pengering berbentuk sebuah drum yang berputar
secara kontinyu yang dipanaskan dengan tungku atau gasifier. Secara umum, alat rotary
dryer terdiri dari sebuah silinder yang berputar di atas sebuah bearing dengan kemiringan
yang kecil menurut sumbu horisontal, rotor, gudang piring, perangkat transmisi,
perangkat pendukung, cincin meterai, dan suku cadang lainnya.. Panjang silinder
biasanya bervariasi dari 4 sampai lebih dari 10 kali diameternya (bervariasi dari 0,3
sampai 3 m). Feed padatan dimasukkan dari salah satu ujung silinder dan karena rotasi,
pengaruh ketinggian dan slope kemiringan, produk keluar dari salah satu ujungnya.
Pengering putar ini dipanaskan dengan kontak langsung gas dengan zat padat atau dengan
gas panas yang mengalir melalui mantel luar, atau dengan uap yang kondensasi di dalam
seperangkat tabung longitudinal yang dipasangkan pada permukaan dalam selongsong.
4. Tray dryer
Pengering baki (tray dryer) disebut juga pengering rak atau pengering kabinet,
dapat digunakan untuk mengeringkan padatan bergumpal atau pasta, yang ditebarkan
pada baki logam dengan ketebalan 10-100 mm. Pengeringan jenis baki atau wadah adalah
dengan meletakkan material yang akan dikeringkan pada baki yang lansung berhubungan
dengan media pengering. Cara perpindahan panas yang umum digunakan adalah konveksi
-
18
dan perpindahan panas secara konduksi juga dimungkinkan dengan memanaskan baki
tersebut.
Gambar 2.6 : Tray Dryer ( sumber : www.equipmentsexporters.com )
2.5 Rotary Dryer
2.5.1 Rotary Dryer
Rotary dryer atau bisa disebut drum dryer merupakan alat pengering berbentuk
sebuah drum yang berputar secara kontinyu yang dipanaskan dengan tungku atau gasifier.
Alat pengering ini dapat bekerja pada aliran udara melalui poros silinder pada suhu 1200-
1800 oF tetapi pengering ini lebih seringnya digunakan pada suhu 400-900
oF.
Rotary dryer sudah sangat dikenal luas di kalangan industri karena proses
pengeringannya jarang menghadapi kegagalan baik dari segi output kualitas maupun
kuantitas. Namun sejak terjadinya kelangkaan dan mahalnya bahan bakar minyak dan
gas, maka teknologi rotary dryer mulai dikembangkan untuk berdampingan dengan
teknologi bahan bakar substitusi seperti burner batubara, gas sintesis dan sebagainya.
-
19
Pengering rotary dryer biasa digunakan untuk mengeringkan bahan yang
berbentuk bubuk, granula, gumpalan partikel padat dalam ukuran besar. Pemasukkan dan
pengeluaran bahan terjadi secara otomatis dan berkesinambungan akibat gerakan vibrator,
putaran lubang umpan, gerakan berputar dan gaya gravitasi. Sumber panas yang
digunakan dapat berasal dari uap listrik, batubara, minyak tanah dan gas. Debu yang
dihasilkan dikumpulkan oleh scrubber dan penangkap air elektrostatis.
Secara umum, alat rotary dryer terdiri dari sebuah silinder yang berputar di atas
sebuah bearing dengan kemiringan yang kecil menurut sumbu horisontal, rotor, gudang
piring, perangkat transmisi, perangkat pendukung, cincin meterai, dan suku cadang
lainnya.. Panjang silinder biasanya bervariasi dari 4 sampai lebih dari 10 kali diameternya
(bervariasi dari 0,3 sampai 3 m). Feed padatan dimasukkan dari salah satu ujung silinder
dan karena rotasi, pengaruh ketinggian dan slope kemiringan, produk keluar dari salah
satu ujungnya. Pengering putar ini dipanaskan dengan kontak langsung gas dengan zat
padat atau dengan gas panas yang mengalir melalui mantel luar, atau dengan uap yang
kondensasi di dalam seperangkat tabung longitudinal yang dipasangkan pada permukaan
dalam selongsong.
Pengering rotary telah menjadi andalan bagi banyak industri yang menghasilkan
produk dalam tonase yang tinggi. Pengeringan ini biasanya membutuhkan modal yang
besar dan kurang efisien, tetapi sangat fleksibel. Penggunaan tabung uap yang
dibenamkan dalam sel yang berputar membuat pengeringan pancuran (cascanding rotary
dryer) lebih efisien secara termal.
Pengering rotary memiliki keuntungan dari struktur yang wajar, manufaktur yang
sangat baik, output tinggi, konsumsi energi yang rendah, operasi yang mudah digunakan
dan sebagainya. Pengering rotary berlaku untuk bahan partikel, dan juga berlaku untuk
-
20
bahan pasta dan kental yang bercampur dengan bahan partikel, atau bahan yang kadar air
tinggi. Ini memiliki keuntungan dari volume produksi yang besar, berbagai aplikasi,
hambatan aliran kecil, rentang disesuaikan besar, dan operasi yang mudah digunakan, dll.
Secara umum, unit pemanas langsung merupakan unit yang sederhana dan paling
ekonomis. Unit ini digunakan pada saat kontak langsung antara padatan dan flue gas
dapat ditoleransi. Karena beban panas total harus diberikan dan diambil, sejumlah volume
total gas yang besar dan kecepatan yang tinggi diperlukan. Kecepatan gas yang ekonomis
biasanya kurang dari 0,5 m/s.
Bagian dalam alat yang berbentuk silindris ini, semacam sayap yang banyak.
Melalui antara sayap-sayap tersebut dialirkan udara panas yang kering sementara silinder
pengering berputar. Dengan adanya sayap-sayap tersebut bahan seolah-olah diaduk
sehinga pemanasan meratadan akhirnya diperoleh hasil yang lenih baik. Alat ini
dilengkapi 2 silinder, yang satu ditempatkan di bagian dekat pemasukan bahan yang akan
dikeringkan, dan yang satu lagi di bagian dekat tempat pengeluaran bahan hasil
pengeringan. Masing- masing silinder tersebut berhubungan dengan sayap-sayap (kipas)
yang mengalirkan secara teratur udara panas disamping berfungsi pula sebagai pengaduk
dalam proses pengeringan, sehingga dengan cara demikian pengeringan berlangsung
merata.
Keuntungan penggunaan rotary/drum dryer sebagai alat pengering adalah :
Penanganan bahan yang baik sehingga menghindari terjadinya atrisi
Proses pencampuran yang baik, memastikan bahwa terjadinya proses pengeringan
bahan yang seragam/merata
Efisiensi panas tinggi
-
21
Operasi sinambung
Instalasi yang mudah
Menggunakan daya listrik yang sedikit
Kekurangan dari penggunaan pengering rotary diantaranya adalah :
Karakteristik produk kering yang inkonsisten
Efisiensi energi rendah
Perawatan alat yang susah
Tidak ada pemisahan debu yang jelas
2.5.2 Prinsip Kerja Rotary Dryer
Pada alat pengering rotary dryer terjadi dua hal yaitu kontak bahan dengan
dinding dan aliran uap panas yang masuk ke dalam drum. Pengeringan yang terjadi akibat
kontak bahan dengan dinding disebut konduksi karena panas dialirkan melalui media
yang berupa logam. Sedangkan pengeringan yang terjadi akibat kontak bahan dengan
aliran uap disebut konveksi karena sumber panas merupakan bentuk aliran. Pada
pengeringan dengan menggunakan alat ini penyerapan panas mudah dilakukan dan terjadi
penyusutan bobot yang lebih tajam dibandingkan dengan penurunan pembobotan yang
dialami tray dryer.
Pengeringan pada rotary dryer dilakukan pemutaran berkali-kali sehingga tidak
hanya permukaan atas yang mengalami proses pengeringan, namun juga pada seluruh
bagian yaitu atas dan bawah secara bergantian, sehingga pengeringan yang dilakukan
oleh alat ini lebih merata dan lebih banyak mengalami penyusutan. Selain itu rotary ini
mengalami pengeringan berturut-turut selama satu jam tanpa dilakukan penghentian
-
22
proses pengeringan. Pengering rotary ini terdiri dari unit-unit silinder, dimana bahan
basah masuk diujung yang satu dan bahan kering keluar dari ujung yang lain.
Proses pengeringan terjadi ketika bahan dimasukkan ke dalam silinder yang
berputar kemudian bersamaan dengan itu aliran panas mengalir dan kontak dengan bahan.
Didalam drum yang berputar terjadi gerakan pengangkatan bahan dan menjatuhkannya
dari atas ke bawah sehingga kumpulan bahan basah yang menempel tersebut terpisah dan
proses pengeringan bisa berjalan lebih efektif. Pengangkatan memerlukan desain yang
hati-hati untuk mencegah dinding yang asimetri. Selain itu bahan bergerak dari bagian
ujung dryer keluar menuju bagian ujung lainnya akibat kemiringan drum. Bahan yang
telah kering kemudian keluar melalui suatu lubang yang berada di bagian belakang
pengering drum. Sumber panas didapatkan dari gas yang diubah menjadi uap panas
dengan cara pembakaran.
Kontak yang terjadi antara padatan dan gas pada alat pengering rotary dryer
dilengkapi dengan flights, yang diletakkan di sepanjang silinder rotary dryer. Volume
material yang ditransport oleh flights antara 10 sampai 15 % dari total volume material
yang terdapat di dalam rotary dryer. Mekanismenya sebagai berikut, pada saat silinder
pengering berputar, padatan diambil keatas oleh flights, terangkat pada jarak tertentu
kemudian terhamburkan melalui udara. Kebanyakan pengeringan terjadi pada saat seperti
proses ini, dimana padatan berkontak dengan gas. Flights juga berfungsi untuk
mentransfer padatan melalui silinder.
Proses yang terjadi di dalam rotary dryer sangat kompleks dan masih sedikit
dimengerti dengan baik sehingga menjadi obyek penelitian dari banyak peneliti. Untuk
dapat menganalisis dan mendesain sistem rotary dryer secara benar dan meyakinkan,
perlu difahami fenomena perpindahan panas, perpindahan massa dan transportasi partikel
-
23
padat di dalam rotary dryer. Mula-mula panas dipindahkan dari gas ke padatan basah,
karena adanya driving force suhu, dan temperatur padatan akan naik dan kehilangan uap
air. Uap air berpindah ke aliran gas karena adanya gradien tekanan uap. Hal ini
merupakan proses simultan dari perpindahan massa dan perpindahan panas yang terjadi
pada saat partikel padat bergerak secara kontinyu membentuk pancaran berputar di
seluruh silinder dari masukan sampai keluaran (Earle,1989). Metoda perpindahan panas
yang terjadi adalah konveksi dan konduksi.
Pada umumnya kebanyakan alat pengering, panas dipindahkan dengan lebih dari
satu cara, tetapi pengering industri tertentu (misalnya pengeringan makanan) mempunyai
satu metoda perpindahan panas yang dominan. Sedangkan pada rotary dryer, perpindahan
panas yang dominan adalah perpindahan panas konveksi, panas yang diperlukan biasanya
diperoleh dari kontak langsung antara gas panas dengan padatan basah. Pengeringan
dalam rotary dryer menggunakan suhu tidak lebih dari 70oC dengan lama pengeringan
80-90 menit, dan putaran rotary dryer 17-19 rpm. Untuk memperoleh hasil pengeringan
yang baik selain ditentukan oleh suhu dan putaran mesin juga ditentukan oleh kapasitas
mesin pengering. Kapasitas per batch mesin pengering ditentukan oleh diameter mesin
itu.
Dalam merencanakan alat pengering rotary dryer hendaklah diketahui kadar air
input, kadar air output, densiti material, ukuran material, maksimum panas yang diijinkan,
sifat fisika atau kimia, kapasitas output, dan ketersediaan jenis bahan bakar sehingga
dapat ditentukan dimensi rotary dryer, sistem pemanas (langsung atau tidak langsung),
arah gas panas (co-current atau counter current), volume dan tekanan udara, kecepatan
dan tenaga putar, dan dimensi siklon.
2.5.3 Tipe Rotary Dryer
-
24
Pengering rotary diklasifikasikan sebagai langsung, tidak langsung-langsung,
tidak langsung, dan khusus tipe. Klasifikasi ini didasarkan pada metode perpindahan
panas yang langsung ketika panas ditambahkan ke atau dihapus dari padatan pertukaran
langsung antara gas dan padatan, dan menjadi tidak langsung ketika media pemanas
dipisahkan dari kontak dengan padatan oleh dinding logam atau tabung. Ada yang tak
terbatas jumlah variasi, yang karakteristik operasi ini cocok untuk pengeringan, reaksi
kimia, pencampuran, pemulihan pelarut, dekomposisi termal, sintering, dan aglomerasi
padatan. Secara khusus, rotary dryer debedakan menajadi :
1. Direct rotary dryer, yaitu berbentuk silinder kosong tanpa menggunakan sirip.
Tipe ini sangat cocok untuk pengeringan dengan suhu rendah dan suhu sedang dan
bahan denaan karakteristik tertentu
2. Direct rotary kiln, yaitu pengering rotary berbentuk silinder dengan blok
berisolasi. Tipe pengeringan ini sangat cocok untuk pengeringan dengan suhu
tinggi.
3. Indirect steam-tube dryer, yaitu berbentuk silender dengan tabung lugam yang
dipasang longitudinal didalamnya. Pengering dengan tipe ini memerlukan air
sebagai media pendinginnya.
4. Direct Roto-Louvre dryer, tipe pengering ini merupakan tipe khusus yang sangat
cocok untuk pengeringan dengan suhu rendah.
2.5.4 Desain Rotary Dryer
Perancangan rotary dryer pada dasarnya adalah proses penerapan formula
theotritical dan factor tertentu yang dijadikan sebagai landasan untuk perancangan
sebuah alat yan beroperasi dengan baik. Kadang-kadang. Dalam perancangan desainya
-
25
semua elemen yang menjadi dasar konsep pengeringan harus menjadi pertimbangan dan
menjadi patokan dasar. Adapun factor yang harus diperhatikan dalam mendesain sebuah
alat rotary dryer adalah sebagai berikut.
1. Desain Flight
Dalam silinder sebuah rortary dryer terdapat lifting flight yang menempel pada
dinding sepanjang dryer yang berfungsi mengangkat bahan dan menebarkannya melewati
udara panas. Bahan yang akan dikeringkan masuk pada ujung pengering yang tinggi,
dengan adanya perputaran dari pengering serta didukung oleh adanya lifting flight di
dalamnya. Produk akan keluar secara perlahan-lahan pada ujung yang lebih rendah.
Gambar 2.7 : Flight ( sumber : inovasibiomasa.blogspot.com )
Direct rotary dryer panas biasanya dilengkapi dengan lifting flight untuk
mengangkat dan bahan yang masuk dalam bentuk padatan melalui aliran gas selama
perjalanan melalui silinder. Lifting flight ini biasanya berjarak antara 0,6-2 m. Bentuk
lifting flight tergantung pada karakteristik bahan. Untuk bahan mengalir bebas, radial
lifting flight bersudut 90.
-
26
Gambar 2.8 : Tipe Flight ( Sumber : Handbook of Industrial Drying )
Pada berbagai kasus flight disesuaikan dengan bahan yang akan dikeringkan. Pada
kasus rotary dryer dengan flight bersudut makan besarnya sudut menjadi factor yang
harus diperhatikan agar memperoleh kesetimbangan pada system rotary. Schofield dan
Glikin menentukan sudut ini dari keseimbangan keseimbangan gaya yang bekerja pada
partikel, Keseimbangan kekuatan menghasilkan persamaan berikut:
= + ( )
( + )
Dimana, =
= (
2
)
-
27
System flight yang berbagai bentuk ini bertujuan untuk memastikan bahwa bahan akan
mengalami kontak dengan gas pengering. Selain itu desain flight ini juga menentukan
jumlah dan bentuk flight dalam system pengering.
2. Residence time
Sebuah studi Residence Time distribusi padatan dalam rotary dryer (Miskell &
Marshall 1956, Hirosue & Shinohara 1982, Hallstrm 1985) menunjukkan bahwa
pergerakan padatan dapat diibaratkan sebagai aliran plug dengan sejumlah kecil dispersi
axial. Sehigga Alat pengering modern dapat digunakan sebagai pencampuran reaktor
yang ideal dengan tingkat pencampuran baik. Oleh karena itu Residence time dapat
digunakan untuk mengukur kecepatan partikel. Meskipun demikian kecepatan partikel
dipengaruhi beberapa faktor-faktor yang menyebabkan beberapa partikel bergerak lebih
cepat atau lebih lambat melalui drum daripada yang lain.
Secara matematis Residence Time dirumuskan sebagai
=
Dimana, =
=
=
Selain persamaan tersebut resistence time juga dapat ditentukan berdasarkan geometry
dari silinder rotary dryer,
=
tan +
60
-
28
Dimana, =
=
=
=
= ( )
=
=
=
K m
0,275 for 6 flight 177 -532 (cocurrent flow)
0,375 for 12 flight 236 -945 ( countercurrent flow )
-
29
3. Heat And Mass Transfer
Selama pengeringan, panas dipasok ke bahan untuk proses penguapan air.
Sehingga dalam proses ini panas akan mengalami pergerakan dari suatu bagian ke bagian
lainnya. Penting untuk diketahui bahwa dalam perancangan alat pengering system rotary
adalah perlunya untuk diketahui nilai dari koefisien panas keseluruhan sehinnga panas
yang ditransfer melalu silinder dapat didefinisikan. Secara matematis, perpindahan panas
didefenisikan sebagai berikut
=
Dimana, =
=
=
=
Sedangkan kofisien perpindahan panas volumetric dijabarkan dalam bentuk :
=
Dimana, = 44
= ( 0.16 )
Flight rotary dryer memiliki peranan penting dalam hal perpindahan panas yang
terjadi. Hal ini dikarenakan pergerakan bahan didalam silinder tergantung pada posisi dan
jumlah flightnya. Secara matematis hubungan antara flight dengan perpindaha panas
antara lain.
-
30
= 1,02 ( 1 )
2 0,46 6
= 0,228 ( 1 )
2 0,46 12
= 0,652 1 1 0,46 6
= 0,145 1 1 0,46 6
Dimana, =
Bila kuantitas uap yang diinginkan dipindah dari permukaan material dan
temperatur material tidak diketahui, pendekatan yang baik untuk D tm adalah rata-rata
logaritmik antara wet bulk udara pengering di inlet dan outlet pengering. Hubungan yang
direkomendasikan untuk pengering komersial yang di produksi di United States yang
biasanya mempunyai flight count per circle 2.4 sampai 3.0 D dan kecepatan shell
peripheral 60 sampai 75 ft/min :
= 0,5 0,67
-
31
= 0,4 0,67
Karakteristik material dibatasi temperatur gas, temperatur masuk biasanya
ditetapkan oleh medium pemanas (400 K sampai 450 K untuk uap dan 800 K sampai
1100 K untuk pemanas gas atau minyak).
4. Analis biaya dan Energi
Dalam sebuah perancangan penggunaan biaya dan energy adlah hal yang harus
diperhatikan. Sebuah pengering yang baik adalah pengering yang mampu melakukan
kerja maksimal dengan kapasitas energy yang optimal. Sehingga dapat menghemat biaya
produksi. Dalam sebuah alat pengering hubungan antara biaya dan penggunaan eergi
dihubungkan dengan rumus
= ( 4.75 + 0.1952 + 0.33 )
100000
Dimana, = ( 1 = 0.75 )
=
=
= + 2
=
W = berat total
-
32
5. Desain Geometri dryer
Sebuah alat pengering dirancang dalam model dan bentuk yang sesuai agar terjadi
kesetimbangan system dan system dapat berjala dengan maksimal. Oleh karena itu dalam
perancangan pembuat harus mengikuti ketentuan yang telah ditentukan secara matematis.
Adapun ketentuan yang harrus diperhatikan antara lain
5% <
< 15%
2 <
< 20
5 <
< 15
Dimana , =
=
=
=
Rasio L/D yang paling efisien untuk keperluan komersial berada antara 4 sampai
10. Rotary Dryer biasanya dioperasikan dengan 10 sampai 15 % dari volumenya diisi
dengan material. Dan Waktu yang dibutuhkan untuk melalui Rotary Dryer dapat
diestimasikan menggunakan hubungan Friedman dan Marshall :
= 0.23
0.9 0.6
-
33
= 5 0,5
Dimana, =
=
=
=
=
=
=
=
+ =
=
Dalam sebuah perancangan system rotary tentu dibutuhkan sebuah motor listrik
yang digunakan untuk memutar siilinder, daya motor listrik yang dibutuhkan sebuah alat
pengering system rotary dirumuskan dalam bentuk
= +
Dimana, =
=
=
-
34
BAB III
METODE PENELITIAN
1.1. Alur Penelitian
Pertama yaitu, penulis mengumpulkan sebanyakbanyaknya referensi atau
literatur dari buku buku ataupun internet. Studi literatur sebanyak banyaknya dilakukan
agar dapat mengkompilasi seluruhnya sehingga didapat suatu hasil yang baik. Studi
literatur dilakukan secara terusmenurus sehingga penulis memahami betul tentang
perancangan yang akan dibuat. Setelah mendapatkan literatur, tahap selanjutnya adalah
mulai mendesain benda kerja yang akan dirancang sehingga tercapai tujuan perancangan.
1.2. Tempat dan Waktu
1.1.1. Tempat
Kegiatan perancangan ini dilaksanakan di Departemen Teknik Mesin Fakultas
Teknik Universitas Sumatera Utara dan di rumah penulis. Tempat pelaksanaan membuat
alat ini di bengkel produksi.
1.1.2. Waktu
Waktu perancangan ini selama satu semester ganjil dan genap tahun akademik
2013/2014
-
35
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada perancangan Drying Of Foodstuffs With Rotary Dryers ini penulis
melakukan perancangan dengan tujuan untuk menghasilkan alat pengering yang
berkualitas dengan meningkatkan efisiensi dan efektifitas alat pengering. Dalam proses
ini memanfaatkan efek sebaik mungkin dengan menganalisa komponen komponen
pendukung.
Dalam perancangan rotary dryer hanya atas dasar prinsip fundamental sangatlah
sulit. Karena Beberapa korelasi yang tersedia untuk mendesain tidak terbukti mencukupi
untuk banyak sistem. Desain pengering rotary lebih baik dilakukan dengan menggunakan
pilot plant uji data dan data operasi skala penuh pengering jenis yang sama jika tersedia,
bersama-sama dengan persamaan desain yang tersedia. Sebuah jumlah yang cukup besar
variabel yang terlibat seperti bahan untuk dikeringkan per jam, inlet dan kelembaban
keluar isi padat, kandungan air kritis dan keseimbangan, suhu dan kelembaban gas
pengeringan. Prosedur desain berdasarkan prinsip-prinsip dasar dan korelasi tersedia
dibahas di bawah. Dalam kasus ini kita asumsikan bahwa bahan hanya memiliki
kelembaban terikat dan seperti yang ditunjukkan pada gambar
-
36
Pada tugas perancangan ini akan dibahas sebuah alat pengerig bahan makanan
dengan system rotary ( Drying Of Foodstuffs With Rotary Dryers ) . Semua bahan
makanan mengandung kadar air tertentu, Berikut adalah table kadar air beberapa
komoditi bahan makanan menurut berbagai sumber :
Nama Kadar Air Nama Kadar Air
Tomat* 94% Selada (Lactuca sativa) *** 95%
Semangka* 93% Kubis*** 92%
Kol* 92% Jeruk*** 87%
Nenas** 85% Biji Kopi, Panggang*** 5%
Kacang hijau* 90% Kentang*** 78%
Susu sapi** 88% Pisang*** 75%
Ikan teri kering** 38% Ayam*** 70%
Daging sapi* 66% Keju*** 37%
Roti* 36% Selai*** 28%
Buah kering* 28% Madu*** 20%
Susu bubuk** 14% Mentega dan Margarin*** 16%
Tepung ** 12% Beras*** 12% Sumber : Hartley, 1970; **Poerwosoedarmo, 1977 ***John M deMan 1997
Pada perancangan ini Bahan makan yang dikeringka di fokuskan pada bahan
makanan berupa tepung seperti terigu, tapioca, tepung sagu dan sebagainya. Berdasarkan
data diatas tepug dikatakan kering jika kadar air yang dimilikinya adalah sekitar 12 %.
Oleh karena itu akan dirancang sebuah alat pengering yag digunakan untuk mengeringkan
tepung hingga kadar air 12 %.
5.1 Persyaratan Kondisi Sistem
Pada perancangan alat pengering system Rotary ini ( Drying Of Foodstuffs With
Rotary Dryers ) diasumsikan pada beberapa kondisi untuk mempermudah perancangan
system ini.
-
37
Kapasitas Pengering 1000 kg / jam
Temperatur Bahan 26 0C
Kadar Air Awal 28%
Kadar Air Kering 0,3 %
Temperatur Udara keluar 1500C
Kelembaban udara keluar 0,015
Cps 1.54 KJ/KgK
Kecepatan Udara 1,5 m/s
Berdasarkan kondisi diatas akan dilakukan perhitungan secara matematis untuk
memperoleh panjang, diameter serta parameter parameter lain sebuah rotary dryer.
Sihingga alat pengering yang akan dirancang sesuai dengan secara model fisik dan model
matematis.
5.2 Desain Sistem
Perhitungan matematis adalah hal dasar dalam perancangan sebuah system.
Sebuah system yang baik haruslah dapat dilakukan perhitungan matematis, pada pada
peracangan system pengering rotary ini akan dilakukan semua perhitungan matematis
seluruh komponen system. Adapun perhitungan ini diasumsikan system bekerja dalam
satu jam kerja. Berikut Adalah Perhitungan semua Parameter Pembangun Sistem.
5.1.1 Dryer
-
38
Silinder dryer adalah merupakan tempat terjadinya proses pengeringan suatu
bahan. Dididalm silinder ini terjadi proses pertukanran panas dari bahan dengan gas
bertemparatur yang dilewatkat didalam silinder. Pada perancangannya terdapat berbagai
hal yang menentuan besarnya sebuah silinder dryer.
1. Massa Dan Moisture Balance
Tingkat kelembaban adalah kontrol kualitas, produksi, inspeksi masuk pada
sebuah produk. Penentuan kadar air dalam bahan baku, merupakan faktor kunci dalam
memberikan produk yang seragam konsisten dalam aplikasi produksi. Dalam
perancangan alat pengering kesitimbangan tingkat kelembaban suatu produk adalah kunci
awal perancang system.
-
39
Berdasarkan Kondisi yang telah diasumsikan diatas maka:
=
Dimana, =
=
=
Sehingga Kelembaban kondisi bahan berdasarka kondisi yang telah diasumsikan untuk
membantu proses perancangan adalah sebagi berikut:
1. Kelembapan bahan pada saat basah ( 1 )
1 = 28
72= 0,38
2. Kelembapan bahan pada saat kering ( 2 )
2 = 0,3
99,7= 0,00301
3. Massa Bahan Kering ( Ms )
= 1000 1 0,4 = 600 /
3. Tingkat Penguapan ( ms)
= 1 2
= 600 0,38 0,00301
= 226,194
-
40
2. Enthalpy Balance
Entalpi adalah istilah dalam termodinamika yang menyatakan jumlah energi dari
suatu sistem termodinamika. Entalpi terdiri dari energi dalam sistem, termasuk satu dari
lima potensial termodinamika dan fungsi keadaan, juga volume dan tekanannya. Jika kita
hubungkan entalpi dengan hukum termodinamika yang pertama, kita akan tahu bahwa
entalpi secara global tidak pernah berubah. Energi hanya bergerak, namun tidak
bertambah atau sehingga menyebabkan kesetimbangan system.
Berdasarkan data, maka kesetimbangan Entalpi system adalah:
1 = 260 1 = 135
0 2 = 0,015 = 0,8 /
Sehingga, ( diasumsikan bahwa suhu gas masuk 2 = 600 dan bahan 2 = 100
0
* 1 = + 4,187 1 1 0
1 = 0,8 + 4,187 0,38 26 0
1 = 62,16 /
* 2 = + 4,187 2 2 0
2 = 0,8 + 4,187 0,00301 100 0
2 = 81,2 /
* 2 = + 1,88 2 2 0 + 2 ( 2500 )
2 = 1,005 + 1,88 0,015 135 0 + 0,015( 2500 )
2 = 177 /
* 1 = + 1,88 1 2 0 + 1 ( 2500 )
-
41
1 = 1,005 + 1,88 1 60 0 + 1 ( 2500 )
1 = 60,3 + 2612,8 1
Karena terjadi kesetimbangan massa, maka berlaku
1 2 = 1 2
Sehingga,
1 0,015 = 600 0,38 0,00301
= 600 ( 0,380,00301 )
1 0,015
= 226,194
1 0,015
Jika,
2 1 = 1 2
600 81,2 62,16 = 226,194 1 0,015
177 60,3 + 2612,8 1
11424 = 226,194
1 0,015 116,7 2612,8 1
114241 171,36 = 26396,8 590999,68 1
602423,68 1 = 26568,16
1 = 0,044
-
42
Maka massa kering gas dapat diperoleh ( )
= 226,194
0,044 0,015
= 7799,79 /
3. Dryer Diameter
Shell adalah bagian utama dari sebuah rotary dryer. Diameter dari shell ini
ditentukan dengan cara menghitung volume lengas, yaituselisi Volume campuran udara
dengan uap air pada kondisi kelembaban relatif dan temperature tertentu., sehingga
* 1350 2 = 0,015
, = ( 2,83 103 + 4,56 103 )
, = ( 135 + 273 )( 2,83 103 + 4,56 103 0,015 )
= 1,183 3
* 600 1 = 0,044
, = ( 2,83 103 + 4,56 103 )
, = ( 135 + 273 )( 2,83 103 + 4,56 103 0,044 )
= 1,236 3
*
= 4
3600 = 0,85
-
43
= 4(545,045 )
3600 0,85 1,5
= 0,38 = 38 40
Dalam perancangan ini secara matematis diameter dryer yang akan dibuat untuk
menegringkan bahan dengan kapasistas 600 kg/ jam adalah 38 cm, namun pada
pembuatan diameter dibuat dengan diameter 40 cm.
4. Panjang Dryer
Dalam perancangan, panjang dari dryer secara matematis ditentukan sebagai
berikut:
Stage III
Pada kondisi ini diasumsikan =
= = 410
Maka, tingkat kelembaban Pada titik SB diperoleh,
= + 4,187 2 0
= 0,8 + ( 4,187 ) 0,00301 ( 41 0 )
= 33, 31 /
Jika panas spesifik gas Pada kondisi diatas adalah
= 1,005 + 1,88 0,015 = 1,003
Sehingga proses kesetimbnagan yang terjadi adalah:
-
44
2 1 = ( 135 )
600 81,2 62,16 = 7799,79 1,003 ( 135 )
= 133,530
Dengan diperolehnya maka suhu pada stage III diperoleh secara keseluruha,
sehingga LMTD-nya adalah:
= 133,53 41 = 92,53
2 = 135 100 = 35
= 92,5335
ln92 ,53
35
= 59,17
Sehingga, panjang dryer pada proses ini dirumuskan dengan
=2
=
135 133 ,53
59,17
= 0,024
Stage II
Karena , = 0,015
* = + 1,88 2 0 + 2 ( 2500 )
= 1,005 + 1,88 0,015 133,53 0 + 0,015( 2500 )
= 175,46 /
-
45
* = + 1,88 1 0
= 0,8 + 4,187 0,38 41 0
= 98,03 /
Sehingga, proses kesetimbangan yang terjadi adalah :
=
600 33, 31 98,03 = 7799,79 ( 175,46 )
= 180,43 /
Dengan diketahuinya nilai dari maka temperature gas pada titik A dapat dihitung
dengan cara berikut:
= + 1,88 1 0 + 1 ( 2500 )
180,43 = 1,005 + 1,88 0,044 0 + 0,044( 2500 )
= 64,750
Dengan diperolehnya maka suhu pada stage III diperoleh secara keseluruha,
sehingga LMTD-nya adalah
= 64,75 41 = 50,45
= 92,53
= 92,5323,75
ln92,53
23,75
= 47,8
Sehingga, panjang dryer pada proses ini dirumuskan dengan
-
46
=
=
133,5364,75
47,8 =1,43
Stage I
1 = 60 26 = 34
= 50,45
= 50,4534
ln50,45
34
= 41,68
Sehingga, panjang dryer pada proses ini dirumuskan dengan
= 1
=
64,7560
41,68 =0,11
Dari seluruh proses pada setiap stage maka dapat diperoleh total dari system, yaitu
= 0,024 + 1,43 + 0,11 = 1,564
Untuk menentukan panjang Dari sebuah dryer harus terlebih dahulu meencari panjang
unit transfer yaitu dengan cara berikut.
. =7799,79 1,015 + 7799,79 ( 1,044)
2
. = 16059,76
-
47
=16059 ,76
3600
4 0,4 2
= 0,56 /2
Koefisien perpindahan panas volumentric
=237( )0,67
=237( 0,56 )0,67
0,4
= 401,76 /3
Kelembaban udara akhir
1 = 1,005 + 1,88 0,015 = 1,033
2 = 1,005 + 1,88 0,044 = 1,087
. =1,033+1,087
2= 1,06
Sehingga, panjang daerah transfer Lt
= .
=
0,56 1060
401,76= 1,47
Maka Panjang dari dryer adalah
= . = 1,564 1,47 = 2,31
-
48
5. Heat Transfer
Sebuah pengering secara bekerja dengan memanfaatkan konsep perpidahan panas.
Yaitu dengan mengalirkan suatu energy panas melewati bahan melalu sebuah system
tertutup. Dalam perancangan ini konsep perpindahan panas akan dijabarkan sebagai
berikut:
=
2 = 135 100 = 35
1 = 60 26 = 34
=3534
ln35
34
= 34,9
= 401,76 4 0,42 2,31 0,4 34,9
= 401,76 4 2,31 0,4 34,9
= 1609,29 /
6. Flight Desain
Dalam silinder sebuah rortary dryer terdapat lifting flight yang menempel pada
dinding sepanjang dryer yang berfungsi mengangkat bahan dan menebarkannya melewati
udara panas. Perancangan flight adalah dengan cara berikut:
Jumlah Flight
= 0, 4 = 1,28
= 3
-
49
= 3 1,28
= 3,84
Karena = 3,84 maka jumlah flight bisa dikatakan adalah 4
Panjang radial Flight
= 1 8
= 1 8 1,28
= 0,16 = 5
7. Check Variabel Sistem
Dalam peranacangan semua variable diatas haruslah sesuai dengan ketentuan yang
telah ditetapkan, agar system berjalan denga baik. Berikut ini adalah pemeriksaan
variable system agar berjalan dengan baik:
<
< <
<
2 <
< 20
= 2,31 = 0,4
=
2,31
0,4= 5,775 sistem memenuhi syarat
5 <
< 15
= 4 = 0,4
=
4
0,4= 10 sistem memenuhi syarat
-
50
5.1.2 Motor Penggerak
Sebuah rotary Dryer tentu harus memiliki sebuah motor listrik yang digunakan
untuk memutar silider dryer sehingga terjadi prose pengeringan secara merata. Dalam
Perancagan rotary dryer pemilihan motor listrik yang tepat sangat diperlukan. Hal ini
dikarenakan adalah untu mendapatkan kerja yang optiamal dan dapat menghindarkan
kerugian kerugian yang sia sia.
Gambar 4.1 : Motor Listrik ( Sumber : www.ebay.com )
Kecepatan putar silinder dryer :
=
= ( 30-90 / asumsi 30 )
= 30
1,3
= 7,4 7
Dalam pemilihan motor listrik haruslah terlebih dahulu kita harus mengetahui
perputaran silinder yang diinginkan.
Kecepatan putar Silinder : 7 rpm
Kecepatan Motor : 1200 rpm
Daya Motor : 1 HP
-
51