bab ii_skripsi-proses manufaktur penyemprot tanaman.docx
TRANSCRIPT
JURUSAN TEKNIK MESINFAKULTAS TEKOLOGI INDUSTRIINSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
SKRIPSI / Analisis Proses Manufaktur Pembuatan Alat Penyemprot Tanaman Multi Fungsi
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1. Alat penyemprot tanaman
Pada penelitian terdahulu alat penyemprot tanaman ini hanya untuk
penyemprotan tanaman dan tidak bisa di manfaatkan untuk pekerjaan lain.
Gambar 2.2. Alat penyemprot tanaman multi fungsi
7
JURUSAN TEKNIK MESINFAKULTAS TEKOLOGI INDUSTRIINSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
SKRIPSI / Analisis Proses Manufaktur Pembuatan Alat Penyemprot Tanaman Multi Fungsi
Fungsi dari alat penyemprot tanaman multi fungsi ini sendiri adalah
untuk penyemprotan tanaman dan di kembangkan menjadi multi fungsi sebagai
alat pengangkut barang berkapasitas besar.
2.2. Pengertian Dasar Proses Manufaktur
Proses manufaktur merupakan suatu prosedur atau langkah-langkah
mengubah bahan mentah atau bahan baku menjadi bahan setengah jadi atau
bentuk lain yang memiliki nilai tambah dengan menggunakan mesin, alat,
metode dan manusia. Maka proses manufaktur dapat diurutkan sebagai berikut:
a. Casting & molding (penuangan logam cair ke dalam cetakan)
b. Forming (proses pembentukan logam)
c. Machining (proses pemesinan)
d. Joining & assembly (perakitan)
e. Finishing
2.3. Pengertian Dasar Proses Pemesinan
Proses pemesinan merupakan suatu proses yang digunakan untuk
membuat komponen mesin yang berasal dari logam, umumnya bahan baku
komponen mesin berasal dari proses penuangan (casting) dan proses
pengolahan bentuk (metal forming). Dengan menggunakan mesin perkakas,
bahan tersebut dapat dirubah bentuk dan ukurannya dengan cara meraut atau
memotong. Adapun lima elemen dasar pada proses pemesinan yaitu:
1. Kecepatan potong (cutting speed) : v ( m
min )
8
JURUSAN TEKNIK MESINFAKULTAS TEKOLOGI INDUSTRIINSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
SKRIPSI / Analisis Proses Manufaktur Pembuatan Alat Penyemprot Tanaman Multi Fungsi
2. Keepatan makan (feeding speed) : v f ( mmmin
)
3. Kedalaman potong (depth of cut) : a ( mm )
4. Waktu pemotongan (cutting time) : t c ( min )
5. Kecepatan penghasilan geram
(rate of metal removal) : Z ( cm3
min )
Elemen proses pemesinan tersebut dihitung berdasarkan dimensi benda
kerja, pahat serta dari mesin perkakas yang digunakan. Oleh karena itu rumus
yang digunakan untuk menghitung setiap elemen proses pemesinan pada
pembuatan alat penyemprot tanaman multi fungsi berlainan. Pertama-tama
akan ditinjau proses pemesinan yang umum dikenal yaitu proses membubut.
2.4. Proses Bubut (Turning)
Mesin bubut merupakan salah satu jenis mesin perkakas. Prinsip kerja
pada proses turning atau lebih dikenal dengan proses bubut adalah proses
penghilangan bagian dari benda kerja untuk memperoleh bentuk tertentu. Di
sini benda kerja akan diputar/rotasi dengan kecepatan tertentu bersamaan
dengan dilakukannya proses pemakanan oleh pahat yang digerakkan secara
translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda
kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut
gerak umpan (feeding).
Teknik membubut secara umum, benda kerja dicekam oleh pencekam
yang dipasang di ujung poros utama, lihat gambar 2.1. dengan mengatur lengan
9
JURUSAN TEKNIK MESINFAKULTAS TEKOLOGI INDUSTRIINSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
SKRIPSI / Analisis Proses Manufaktur Pembuatan Alat Penyemprot Tanaman Multi Fungsi
pengatur yang terdapat pada sisi muka kepala tetap, putaran poros utama (n)
dapat ditentukan. Harga putaran poros utama umumnya dibuat bertingkat,
dengan aturan yang telah distandartkan. Untuk mesin bubut dengan putaran
motor variabel, ataupun dengan sistem transmisi variabel, kecepatan putaran
poros utama tidak lagi bertingkat melainkan berkesinambungan (continue).
Pahat dipasangkan pada dudukan pahat atau rumah pahat dan kedalaman
potong (a) diatur dengan menggeserkan peluncur silang melalui roda pemutar.
Skala pada pemutar menunjukan selisih harga diameter, dengan demikian
kedalaman potong adalah setengah harga tersebut. Pahat bergerak translasi
bersama-sama dengan kereta (saddle) dan gerak makannya diatur dengan
lengan pengatur pada rumah roda gigi. Gerak makan ( f ) yang tersedia pada
mesin bubut bermacam-macam menurut tingkatan yang distandarkan, misalnya
: ...., 0.1 , 0.112 , 0.125 , 0.14 , 0.16 , ...., ...., (mm / put)
Gambar 2.3. Mesin Bubut
10
JURUSAN TEKNIK MESINFAKULTAS TEKOLOGI INDUSTRIINSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
SKRIPSI / Analisis Proses Manufaktur Pembuatan Alat Penyemprot Tanaman Multi Fungsi
Rumus-rumus perhitungan elemen dasar pada mesin bubut sebagai berikut :
1. Kecepatan potong : V= π . d . n1000
; ¿.......................................................... 2.1
Dimana : d = diameter benda kerja (mm)
= d0+dm
2=d ; (mm) ......................................................... 2.2
2. Kecepatan makan : V f =f .n ; (mm/min) ................................................ 2.3
3. Waktu pemotongan : t c=lt
v f
; (min) ......................................................... 2.4
4. Kecepatan penghasilan geram : Z=A .V ;¿) ........................................... 2.5
Dimana : A= penampang geram sebelum terpotong
A=f . a ;(mm2) ................................................................... 2.6
Maka : Z=f . a . v ;(cm3/min)
Lebar pemotongan : b= asin kr
; (mm) ...................................................... 2.7
Tebal geram sebelum terpotong : h=f . sin kr ;(mm) .............................. 2.8
Dengan demikian penampang geram sebelum terpotong dapat
dituliskan sebagai berikut :
A=f . a=b . h ;(mm2) .............................................................................. 2.9
Dimana : a=¿ kedalaman potong
¿(d0−dm)/2 ;(mm) ........................................................... 2.10
f =¿ gerak makan ; (mm / put)
n=¿ putaran poros utama ; ( put /min)
11
JURUSAN TEKNIK MESINFAKULTAS TEKOLOGI INDUSTRIINSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
SKRIPSI / Analisis Proses Manufaktur Pembuatan Alat Penyemprot Tanaman Multi Fungsi
b=¿ lebar pemotongan ; (mm)
h=¿ tebal geram sebelum terpotong ; (mm)
Untuk memperjelas permasalahan diatas, maka bisa dilihat pada gambar
dibawah ini :
Gambar 2.4. Elemen Proses Bubut
2.4.1 Gaya Pemotongan pada Proses Bubut
Gaya potong dalam proses pemesinan dapat ditentukan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
F y=F t=K s . A ;(N ) ......................................................................... 2.11
12
JURUSAN TEKNIK MESINFAKULTAS TEKOLOGI INDUSTRIINSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
SKRIPSI / Analisis Proses Manufaktur Pembuatan Alat Penyemprot Tanaman Multi Fungsi
K s=K s . 1,1. h−z
Dimana :
F y=F t=¿ gaya potong ; (N )
K s=¿ gaya potong spesifik (spesific cutting force) ; ¿)
Z=¿ pangkat tebal geram ; rata-rata : 0,2 mm
A=¿ b .h=a . f =¿ penampang geram sebelum terpotong ; (mm)
2.4.2 Daya Pemotongan pada Proses Bubut
Daya pemotongan dalam proses pembentukan geram ditentukan
oleh gaya pemotongan dengan kecepatan pemotongan (kecepatan pahat
relatif terhadap benda kerja). Atau momen puntir pada pahat pada
kecepatan putarannya. Gaya atau momen puntir tersebut dapat diukur
secara langsung dengan memakai dinamometer karena salah satu
komponen gaya tersebut umumnya tidak melakukan gerakan, maka
daya pemotongan (pembentukan geram) adalah :
Net=N c+N f ;(kW ) .......................................................................... 2.12
Dimana :
Net=¿ daya pemotongan total ; (kW )
N c=¿ daya potong ; (kW )
N f =¿ daya roakan ; (kW )
V=¿ kecepatan potong ; (m /min)
F v=¿ gaya potong ; (N )
13
JURUSAN TEKNIK MESINFAKULTAS TEKOLOGI INDUSTRIINSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
SKRIPSI / Analisis Proses Manufaktur Pembuatan Alat Penyemprot Tanaman Multi Fungsi
N c=Fv . V
60000; (kW ) ............................. 2.13
2.4.3 Tinjauan Singkat Teori Dasar Pemotongan
Suatu analisis mekanisme geram yang dikemukakan oleh
merchant berdasarkan atas model pemotongan sistem tegak (orthogonal
system). Sistem pemotongan tegak merupakan penyederhanaan dari
sistem pemotongan miring (oblique system) dimana gaya dan
komponennya hanya dianalisa pada suatu bidang. Beberapa asumsi
yang digunakan dalam penganalisaan model adalah:
Mata potong pahat sangat tajam sehingga tidak menggosok atau
menggaruk benda kerja.
Deformasi terjadi hanya dua dimensi.
Deformasi tegangan yang merata pada bidang geser.
Gaya aksi dan reaksi dari pahat terhadap geram adalah sama besar
dan segaris.
hm=f z . sin Kr . sin∅m ;(mm) ............................................... 2.14
Dengan demikian gaya pemotongan untuk setiap gigi akan
berfluktuasi. Sesuai dengan rumus pada proses membubut, gaya
tangensial pada setiap saat adalah :
F t=F y=A . K s ;(N ) .............................................................. 2.15
Dimana :
F t=¿ gaya potong tangensial ; (N )
2.5. Proses Gurdi (Drilling)
14
JURUSAN TEKNIK MESINFAKULTAS TEKOLOGI INDUSTRIINSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
SKRIPSI / Analisis Proses Manufaktur Pembuatan Alat Penyemprot Tanaman Multi Fungsi
Pengerjaan membuat lubang yang semula belum ada disebut drilling,
sedangkan untuk memperbesar lubang yang sudah ada disebut boring. Namun
pada dasarnya kedua pekerjaan itu sama dan dikerjakan dengan satu mesin
yang sama. Pahat gurdi mempunyai dua mata potong dalam melakukan gerak
potong karena diputar pada poros utama mesin gurdi. Putaran tersebut dapat
dipilih dari beberapa tingkatan putaran yang tersedia pada mesin gurdi, atau
ditetapkan sesuai dengan kehendak bila sistem transmisi putaran mesin gurdi
merupakan sistem berkesinambungan (stepless spindle drive). Gerak makan
dapat dipilih bila mesin gurdi mempunyai sistem gerak makan dengan tenaga
motor (power feeding).
Gambar 2.5. Elemen Proses Gurdi
Benda kerja ; lw = panjang pemotongan benda kerja ; (mm)
Pahat ; d = diameter gurdi ; (mm)
Kr = sudut potong utama ; °
15
JURUSAN TEKNIK MESINFAKULTAS TEKOLOGI INDUSTRIINSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
SKRIPSI / Analisis Proses Manufaktur Pembuatan Alat Penyemprot Tanaman Multi Fungsi
= 12
sudut ujung (point angle)
Mesin gurdi ; n = putaran poros utama ; (put /min)
Vf = kecepatan makan ; (mm /min)
Elemen proses gurdi :
Kecepatan potong ; v = π . d . n1000
; (m /min) ........................... 2.16
Gerak makan permata potong ; f z = v f
nz ; z=2 ; (mm / put) ................... 2.17
Kedalaman potong ; a = d2
; (mm) ........................................ 2.18
Waktu potongan ; tc = ¿vf ; (min) ....................................... 2.19
Dimana : ¿=lv+lw+ln ; (mm),
ln= d /2tan Kr
; (mm)
Kecepatan penghasilan geram ; z=π .d2
4.
vf1000
; (cm3/min) .................... 2.20
2.5.1. Momen dan Gaya Pemotongan pada Gurdi
Momen dan gaya pemotongan pada proses menggurdi ini
didapat berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan memilih satu set
pahat gurdi dari berbagai diameter dengan geometri yang sama yang
merupakan geometri standar dan biasa digunakan untuk menggurdi
suatu jenis material benda kerja. Hasil yang diperoleh dengan berbagai
jenis penggurdian umumnya menghasilkan rumus korelasi sebagai
berikut :
16
JURUSAN TEKNIK MESINFAKULTAS TEKOLOGI INDUSTRIINSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
SKRIPSI / Analisis Proses Manufaktur Pembuatan Alat Penyemprot Tanaman Multi Fungsi
Mt=C1. d x . f y ; (N . mm) ..................................................... 2.21
Fz=C2. dm . f m ; (N ) ............................................................ 2.22
Dimana ;
Mt : momen puntir ; (N . mm)
Fz : gaya tekan ; (N )
d : diameter gurdi ; (mm)
f : gerak makan ; (mm / put)
C1, C2 : konstanta yang harganya dipengaruhi oleh jenis
benda kerja dan pemakaian cairan pendingin.
x , y , m ,n : pangkat untuk diameter dan gerak makan dalam
rumus korelasi momen dan gaya.
Gaya potong spesifik pada proses gurdi dapat didefinisikan
sebagai berikut :
kd=FtA
.................................................................................. 2.23
Dimana :
kd = gaya potong spesifik ; (N . mm)
Ft = gaya tangensial pada mata potong, merupakan gaya
kopel akibat momen puntir dan titik tangkap gaya
tersebut dianggap pada pertengahan mata potong
= Mt /( d2) ; (N )
A = penampang geram sebelum terpotong
= d . f / 4 ; (mm2)
17
JURUSAN TEKNIK MESINFAKULTAS TEKOLOGI INDUSTRIINSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
SKRIPSI / Analisis Proses Manufaktur Pembuatan Alat Penyemprot Tanaman Multi Fungsi
Dengan harga x dan y dipengaruhi oleh jenis benda kerja dan
harga rata-rata atau harga terbaik.
Baja x=1,8 ; y=0,78
Besi tuang x=1,7 ; y=0,60
Kuningan x=1,9 ; y=0,73
Aluminium x=1,9 ; y=0,83
Dengan memasukkan harga diatas kedalam rumus dan
menetapkan gaya potong spesifik k d .1.1=8 C1 diperoleh hubungan :
k d=kd .1.1 d−0.2, f−0.22 ; baja
k d=kd .1.1 d−0.3 , f−0.40 ; besi tuang
k d=kd .1.1 d−0.1, f−0.27 ; kuningan
k d=kd .1.1 d−0.1, f−0.17 ; aluminium
2.5.2. Daya Pemotongan pada Proses Gurdi
Daya pemotongan dalam proses pembentukan geram ditentukan
oleh gaya pemotongan dengan kecepatan pemotongan, atau momen
puntir pada pahat dengan kecepatan putarannya. Maka daya
pemotongan (daya pembentukan geram) adalah :
Nct=Nc+Nf ; (kW ) ........................................................... 2.24
Dimana :
Nct=¿ daya pemotongan total ; (kW )
Nc=¿ daya potong ; (kW )
Nf =¿ daya makan ; (kW )
18
JURUSAN TEKNIK MESINFAKULTAS TEKOLOGI INDUSTRIINSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
SKRIPSI / Analisis Proses Manufaktur Pembuatan Alat Penyemprot Tanaman Multi Fungsi
Untuk proses gurdi,
Nf = Fz . vf60.000 .000
; (kW ) ..................................................... 2.25
Dimana :
Mt=¿ momen puntir ; (N . mm)
n=¿ putaran ; (put /min)
2.6. Biaya Produksi pada Proses Pemesinan
Dalam optimasi kondisi pemesinan diperlukan suatu urutan langkah
logis yang menggunakan suatu model matematika untuk menghitung harga
paling baik atau optimum bagi variabel proses-proses pemesinan dipenuhi.
Tujuan atau obyektif tersebut dapat merupakan salah satu dari ketiga macam
obyektif berikut :
1. Ongkos produksi yang rendah / ekonomis yang memberikan kondisi untuk
menghasilkan produk semurah mungkin biasanya dipilih apabila banyak
waktu terluang.
2. Kecepatan produksi yang paling tinggi / produktif yang memberikan kondisi
untuk menghasilkan produk secepat mungkin, atau waktu produksi serendah
mungkin, biasanya dipilih apabila waktu sangat sempit, sedangkan target
harus terpenuhi.
3. Kecepatan penghasilan keuntungan yang paling tinggi dan menguntungkan
yang memberikan kondisi untuk menghasilkan produk dengan keuntungan
atau laba persatuan waktu sebesar mungkin, biasanya dipilih bila ada
kemungkinan untuk memilih dari berbagai jenis pekerjaan yang ditawarkan
19
JURUSAN TEKNIK MESINFAKULTAS TEKOLOGI INDUSTRIINSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
SKRIPSI / Analisis Proses Manufaktur Pembuatan Alat Penyemprot Tanaman Multi Fungsi
(dimana telah diketahui keuntungan dari selisih antara ongkos pembuatan
dan upah yang ditawarkan).
2.6.1. Komponen Waktu Produksi
Waktu untuk menghasilkan produk atau waktu yang diperlukan
untuk menyelesaikan suatu pekerjaan (memotong bagian tertentu
produk) dengan cara yang tertentu menggunakan suatu jenis pahat
adalah merupakan variabel yang penting dalam rangka menentukan
kondisi pemesinan optimal sesuai dengan tujuannya optimasi maka
diinginkan pembagian waktu menurut komponennya sehingga dapat
diketahui komponen waktu yang mana yang mungkin diperkecil secara
garis besar dapat dikelompokan 2 macam komponen yaitu :
1. Komponen waktu yang dipengaruhi variabel proses.
2. Komponen waktu yang bebas.
Untuk menghasilkan satu produk , maka diperlukan komponen-
komponen waktu sebagai berikut :
1. Komponen waktu yang dipengaruhi variabel proses :
tc=¿ ¿vf ¿
¿n . f (min / produk) ............................................... 2.26
Dimana :
tc = waktu pemotongan sesungguhnya (min / produk)
¿=¿ panjang pemesinan (mm)
vf =¿ kecepatan makan (mm / produk)
20
JURUSAN TEKNIK MESINFAKULTAS TEKOLOGI INDUSTRIINSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
SKRIPSI / Analisis Proses Manufaktur Pembuatan Alat Penyemprot Tanaman Multi Fungsi
td .tcT
; (min / produk) .......................................................... 2.27
Yaitu waktu pergantian pahat yang dibagi rata untuk sejumlah
produk yang dihasilkan sejak pahat yang baru dipasang sampai pahat
tersebut harus diganti karena aus,
Dimana :
td=¿ waktu pergantian atau pemasangan pahat (min)
T=¿ umur pahat ; (min)
tcT
¿ bagian dari umur pahat yang digunakan untuk
menyelesaikan satu produk (harus diusahakan lebih kecil)
2. Komponen waktu bebas :
t a=tL .W+t AT +tRT+tUW +¿ tsnt
; (min / produk) ....................... 2.28
Dimana :
t a = waktu non produktif ; (min / produk)
tL .W = waktu pemasangan benda kerja ; (min / produk)
t AT = waktu penyiapan yaitu waktu yang dibutuhkan untuk
membawa / menggerakan pahat dari posisi awal sampai
posisi pahat mau memotong benda kerja, termasuk
waktu penggantian pahat.
Dalam hal ini waktu pengukuran produk tidak dimasukan,
Karena dianggap produk tersebut diukur oleh operator sewaktu
proses pemesinan produk yang lain berlangsung (min/produk).
21
JURUSAN TEKNIK MESINFAKULTAS TEKOLOGI INDUSTRIINSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
SKRIPSI / Analisis Proses Manufaktur Pembuatan Alat Penyemprot Tanaman Multi Fungsi
tRT = waktu pengukuran, yaitu waktu yang diperlukan untuk
membawa / menggerakan pahat kembali ke posisi mula
(min / produk)
tUW = waktu pengambilan produk ; (min / produk)
tsnt
= Bagian dari waktu penyiapan mesin beserta
perlengkapannya yang dibagi rata untuk sejumlah
produk yang direncanakan.
Dengan demikian waktu pemesinan per produk rata-rata adalah :
tm=t a+t c+t d tcT
..................................................................... 2.29
2.6.2. Komponen Ongkos Produksi
Perhitungan ongkos pembuatan suatu produk pada suatu
perusahaan atau bengkel adalah sangat penting. Hal itu dimaksudkan
agar perusahaan tersebut dapat membayangkan berapa keuntungan yang
akan diperoleh pada satu unitnya. Dalam kenyataannya ongkos
pembuatannya tergantung pada ukuran perusahaan, ragam, dan
kompleksivitas produk yang ditanganinya.
Ongkos pembuatan dapat ditentukan dari beberapa komponen
ongkos yang membcntuknya. Beberapa bentuk struktur komponen
ongkos yang telah diajukan orang, masing masing dengan cara
pendekatan yang berbeda dengan anggapan dan penyederhanaan yang
berlainan disesuaikan dengan kondisi atau ukuran perusahaan guna
22
JURUSAN TEKNIK MESINFAKULTAS TEKOLOGI INDUSTRIINSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
SKRIPSI / Analisis Proses Manufaktur Pembuatan Alat Penyemprot Tanaman Multi Fungsi
mempermudah perhitungan ongkos. Terlepas dari perbedaan yang ada
tersebut, dapatlah dikatakan bahwa semakin teliti penentuan ongkos
pembuatan maka keuntungan yang bakal diperoleh akan semakin pasti
atau perusahaan akan berani mengajukan penawaran serendah mungkin.
2.6.2.1. Ongkos Total Perproduk (Unit Cost)
Ongkos suatu produk ditentukan oleh ongkos material
(bahan dasar) dan ongkos produksi yang mungkin terdiri atas
gabungan beberapa langkah proses pembuatan/pemesinan
sebagaimana rumus berikut :
Cu=CM+C plan+Σ Cp ; (Rp/ Produk)......................... 2.30
Dimana,
Cu = ongkos total ; (Rp/ Produk)
CM = ongkos material ; (Rp/ Produk)
C plan = ongkos persiapan/perencanaan produksi
C p = ongkos salah satu proses produksi ; (Rp/ Produk)
Ongkos material terdiri atas harga pembelian dan ongkos
tak langsung (indirect / overhead cost of material) yang
merupakan ongkos khusus yang dibebankan bagi material yang
berkaitan dengan penyimpanan (sewaktu masih berupa bahan
ataupun setelah menjadi produk) dan penyiapan bagian gudang
membebani perusahaan dengan adanya ruang/ gedung mesin-
mesin pemotong (preecuting) pengangkutan (material
23
JURUSAN TEKNIK MESINFAKULTAS TEKOLOGI INDUSTRIINSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
SKRIPSI / Analisis Proses Manufaktur Pembuatan Alat Penyemprot Tanaman Multi Fungsi
handling) dengan perhitungan atas bunga, pajak dan asuransi,
pemeliharaan serta karyawan yang menangani bagian
pergudangan. Kesemuanya itu dibagi (dengan faktor pemberat)
dan dibebankan bagi masing-masing material yang ada
digudang sesuai dengan luas lantai yang diperlukan dan lama
penyimpanan.
CM=CM 0+CM 1 ; (Rp/ Produk) ............................. 2.31
Dimana,
CM = ongkos material ; (Rp/ Produk)
CM 0 = harga pembelian ; (Rp/ Produk)
CM 1 = ongkos tak langsung ; (Rp/ Produk)
Ongkos proses produksi dapat dirinci menjadi ongkos
penyiapan dan peralatan (special tolling fixture), ongkos
pemesinan (machining cost) dan ongkos pahat (cutter / tool
cost) yaitu :
Cp=Cr+Cm+Ce ...................................................... 2.32
Dimana,
Cp = ongkos produksi ; (Rp/ Produk)
Cr = ongkos penyiapan dan peralatan ; (Rp/ Produk)
Cm = ongkos pemesinan ; (Rp/ Produk)
Ce = ongkos pahat ; (Rp/ Produk)
Ongkos pemesinan dihitung berdasarkan waktu
pemesinan rata -rata perproduk dan ongkos operasi (persatuan
24
JURUSAN TEKNIK MESINFAKULTAS TEKOLOGI INDUSTRIINSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
SKRIPSI / Analisis Proses Manufaktur Pembuatan Alat Penyemprot Tanaman Multi Fungsi
waktu, menit) dengan demikian dipengaruhi oleh laju
kecepatan produksi ongkos pahat ditetapkan sebagai
komponen ongkos yang terpisah karena mempunyai kaitan
langsung dengan umur pahat yang merupakan variabel utama
dalam proses pemesinan.
Cm=cm .tm ; (Rp/ Produk) ..................................... 2.33
Dimana,
Cm = ongkos pemesinan ; (Rp/ Produk)
cm = ongkos operasi mesin (mesin, operator, overhead)
persatuan waktu ; (Rp/min)
tm = waktu pemesinan ; (min /Produk)
ce=Ce . tcT
; (Rp/ Produk) ...................................... 2.34
Dimana,
ce = ongkos pahat ; (Rp/ Produk)
Ce = ongkos pahat per mata potong ; (Rp/ Produk)
tcT
= sebagian dari umur pahat (yang berkurang akibat
pemakaiannya setiap menghasilkan satu produk)
merupakan rasio antara waktu pemotongan efektif
tc dengan umur pahat T ; (mata potong /Produk)
2.6.2.2. Ongkos Operasi
Ongkos tetap pertahun merupakan beban yang dipikul
perusahaan atas pemilikan (pembelian) suatu mesin / alat
25
JURUSAN TEKNIK MESINFAKULTAS TEKOLOGI INDUSTRIINSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
SKRIPSI / Analisis Proses Manufaktur Pembuatan Alat Penyemprot Tanaman Multi Fungsi
produksi hal ini berhubungan dengan modal, dengan tambahan
bunga pajak dan asuransi. Sesuai dengan namanya, maka
ongkos ini tetap muncul dan tidak peduli apakah mesin dan
pabrik melakukan kegiatan yang produktif atau tidak sama
sekali salah satu bentuk rumus tersebut ( rata - rata ) adalah :
C t=Co ( 1y+ y+1
2 yIpti) ; (Rp/ tahun) ...................... 2.35
Dimana,
C t = ongkos tetap atas pemilikan mesin ; (Rp/ tahun)
Co = harga pembelian mesin lengkap dengan
peralatannya, ongkos pengangkutan dan
pemasangan termasuk training operator (mesin
siap berproduksi) ; (Rp)
y = umur mesin produktif yang ditetapkan bagi
mesin yang bersangkutan, atau periode
penyusutan (decrease period) ; (tahun)
Ipti = besarnya bunga (interest), pajak (tax) dan
asuransi (insurance) bagi mesin yang
bersangkutan.
Rumus untuk menghitung ongkos variabel langsung per
tahun (Cd) secara umum akan sulit untuk dibuat. Meskipun
ongkos operator dapat dipisahkan, maka masih ada ongkos
bahan bantu dan ongkos daya yang harganya tidak mudah
untuk ditetapkan terhadap suatu referensi tertentu selama
26
JURUSAN TEKNIK MESINFAKULTAS TEKOLOGI INDUSTRIINSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
SKRIPSI / Analisis Proses Manufaktur Pembuatan Alat Penyemprot Tanaman Multi Fungsi
periode 1 tahun. Jenis mesin, jenis proses dan gambaran umum
atas kondisi pemotongan yang akan digunakan mempengaruhi
besarnya daya rata - rata yang dikonsumsi suatu mesin selama
periode tertentu secara teoritik harga pendekatan pemakaian
daya dapat dihitung, asalkan penjadwalan pemakaian mesin
yang teliti telah dibuat. Sehingga ongkos variabel langsung
hanyalah ongkos operator, yaitu :
Cd=L.12 ; (Rp/ tahun) ........................................... 2.36
Dimana :
L = ongkos operator mesin per bulan, (Rp/bulan)
( mungkin dapat Pula dimasukkan ongkos
kesejahteraan, bonus dan sebagainya).
2.6.2.3. Ongkos Mata Potong
Pahat (tool/cutler) merupakan bahan habis yang
diperlukan dalam proses pemesinan suatu langkah proses
pemesinan menghabiskan sebagian dari umur pahat sehingga
perlu dikenakan beban atau ongkos mata potong pahat. Ongkos
ini dapat dihitung berdasarkan harga pokok mata potong
tersebut ditambah dengan biaya pendukungnya yaitu
penyetelan dan pengasahan.
Pahat yang dapat diasah :
Ce=¿ Cotb+rg . cg . t g
rg+1 + (Cs . ts ) ; (Rp/mata potong)......
2.37
27
JURUSAN TEKNIK MESINFAKULTAS TEKOLOGI INDUSTRIINSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
SKRIPSI / Analisis Proses Manufaktur Pembuatan Alat Penyemprot Tanaman Multi Fungsi
Dimana,
Cotb = harga pahat HSS atau pahat dengan karbida
sisipan yang dipatri keras (brazed carbide tip),
dalam kondisi siap pakai (tajam) ; (Rp)
rg = jumlah pengasahan yang mungkin dilakukan
sampai mata potong menjadi terlalu pendek
(diperkirakan sekitar 4 s/d 15 kali)
c gt g = ongkos pengasahan pahat, tergantung pada
ongkos operasi permenit bentuk proses
pengasahan c g, dan waktu pengasahan t g.
Cs ts = ongkos penyetelan pahat pada tool shank atau
tool block yang dilakukan diluar mesin
perkakas NC ; (Rp/mata potong)
2.7. Perhitungan Harga Pokok Produksi (Hpp=CTOTAL)
Dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya kedalam harga pokok
produksi menggunakan metode full costing dimana metode tersebut merupakan
metode penentuan harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik yang berperilaku
variabel maupun tetap. Maka untuk menghitung harga pokok produksi adalah
sebagai berikut:
Harga Pokok Produksi
CTOTAL=Cu(total)+CNM+CRK
Dimana :
28
JURUSAN TEKNIK MESINFAKULTAS TEKOLOGI INDUSTRIINSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
SKRIPSI / Analisis Proses Manufaktur Pembuatan Alat Penyemprot Tanaman Multi Fungsi
CTOTAL = Total biaya produksi keseluruhan dalam pembuatan alat (
Rp/unit)
Cu(total) = Total biaya produksi proses pemesinan poros alat.
CNM = Total jumlah biaya keseluruhan, pembelian material atau
komponen, non pemesinan (Rp/unit)
CRK = Biaya tak langsung (Rp/unit)
29