bab iii.docx

33
BAB III IDENTIFIKASI MASALAH 3.1 Analisis Hasil Berdasarkan data pencapaian kegiatan 6 program berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Puskesmas Tempuran periode Januari sampai September 2015, diperoleh hasil beberapa program yang pencapaiannya kurang dari 100%. Program-program tersebut disajikan dalam tabel di bawah ini. Tabel 1. Daftar Program Pokok Puskesmas Tempuran periode Januari – September 2015 dengan pencapaian target kurang dari 100% No Masalah Capaian Besar masalah 1 Cakupan bumil K4 94,29% 5,71 % 2 Deteksi Dini tumbuh kembang anak balita dan prasekolah 62,58 % 37,42 % 3 Cakupan pelayanan kesehatan remaja (Penjaringan kelas 1 SLTP,SLTA/Setingkat) 70,41 % 29,59 % 4 Cakupan pelayanan pra usila dan Usila 64,7 % 35,3 % 5 Jumlah Tempat Tempat Umum (TTU) yg diperiksa 8,26 % 91,74 % 6 TP2M yg diperiksa 11,16 % 88,84 % 7 Cakupan suspek TB paru 26,00% 74,00% 8 Penemuan kasus TB BTA(+) (Case Detection Rate) 30,00% 70,00% 9 Angka konversi(convertion rate) 31,00% 69,00% 10 Cakupan pnemoni balita yang ditangani 16,00% 84,00% 11 Jumlah bumil yg mendapat TT1 51,00 % 49,00 % 12 Jumlah bumil yg mendapat TT2 52,00 % 48,00 % 17

Upload: anggara

Post on 14-Apr-2016

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III.docx

BAB III

IDENTIFIKASI MASALAH

3.1 Analisis Hasil

Berdasarkan data pencapaian kegiatan 6 program berdasarkan Standar

Pelayanan Minimal (SPM) Puskesmas Tempuran periode Januari sampai

September 2015, diperoleh hasil beberapa program yang pencapaiannya kurang

dari 100%. Program-program tersebut disajikan dalam tabel di bawah ini.

Tabel 1. Daftar Program Pokok Puskesmas Tempuran periode Januari – September 2015 dengan pencapaian target kurang dari 100%

No Masalah Capaian Besar masalah

1 Cakupan bumil K4 94,29% 5,71 %2 Deteksi Dini tumbuh kembang anak balita dan

prasekolah62,58 % 37,42 %

3 Cakupan pelayanan kesehatan remaja (Penjaringan kelas 1 SLTP,SLTA/Setingkat)

70,41 % 29,59 %

4 Cakupan pelayanan pra usila dan Usila 64,7 % 35,3 %5 Jumlah Tempat Tempat Umum (TTU) yg

diperiksa8,26 % 91,74 %

6 TP2M yg diperiksa 11,16 % 88,84 %7 Cakupan suspek TB paru 26,00% 74,00%8 Penemuan kasus TB BTA(+) (Case Detection

Rate)30,00% 70,00%

9 Angka konversi(convertion rate) 31,00% 69,00%10 Cakupan pnemoni balita yang ditangani 16,00% 84,00%11 Jumlah bumil yg mendapat TT1 51,00 % 49,00 %12 Jumlah bumil yg mendapat TT2 52,00 % 48,00 %13 Jumlah kader terlatih 92,49 % 7,51 %14 Penyuluhan P3 NAPZA 44,44 % 55,56 %15 Penyuluhan HIV/ AIDS 55,56 % 44,44 %16 Penyuluhan NAPZA dan HIV/AIDS untuk

masyarakat0 % 100,00 %

17 Pengadaan obat essensial 93,19 % 6,81 %18 Pengadaan obat generik 94,71 % 5,29 %19 Penyediaan narkotika psikotropika 77,04 % 22,96 %20 Penulisan resep generik 92,33 % 7,67 %21 Pelayanan gangguan jiwa di sarkes umum 2,00 % 98,00 %

17

Page 2: BAB III.docx

18

3.2 Prioritas Masalah

Dari 21 masalah yang ada di Puskesmas Tempuran ditentukan prioritas

masalah berdasarkan metode Hanlon Kuantitatif sebagai berikut :

1. Kriteria A : Penentuan Besar Masalah

Besarnya masalah dilihat dari besarnya dampak pada penduduk dengan kategori

sebagai berikut :

Kelas = 1 + 3,3 log 21

= 5,36 ~ 5

interval kelas=nilai max−nilaiminkelas

¿ 100,00−5,295

¿18,9

Tabel 2. Kriteria A (Besar Masalah)

NO MASALAHI (1) II (2) III

(4)IV (8) V (10)

BOBOT5,29-24,19

24,2- 43,1

43,2-62,1

62,2-81,1

≥ 81,2

1 Cakupan bumil K4 V 1

2 Deteksi Dini tumbuh kembang anak balita dan prasekolah

V 2

3 Cakupan pelayanan kesehatan remaja (Penjaringan kelas 1 SLTP,SLTA/Setingkat)

V 2

4 Cakupan pelayanan pra usila dan Usila

V 2

5 Jumlah Tempat Tempat

V 10

Page 3: BAB III.docx

19

Umum (TTU) yg diperiksa

6 TP2M yg diperiksa V 10

7 Cakupan suspek TB paru

V 8

8 Penemuan kasus TB BTA(+) (Case Detection Rate)

V 8

9 Angka konversi(convertion rate)

V 8

10 Cakupan pnemoni balita yang ditangani

V 10

11 Jumlah bumil yg mendapat TT1

V 4

12 Jumlah bumil yg mendapat TT2

V 4

13 Jumlah kader terlatih V 1

14 Penyuluhan P3 NAPZA V 4

15 Penyuluhan HIV/ AIDS V 4

16 Penyuluhan NAPZA dan HIV/AIDS untuk masyarakat

V 10

17 Pengadaan obat essensial V 1

18 Pengadaan obat generik V 1

19 Penyediaan narkotika psikotropika

V 1

20 Penulisan resep generik V 1

21 Pelayanan gangguan jiwa di sarkes umum

V 10

Page 4: BAB III.docx

20

2. Kriteria B : Kegawatan masalah

Kegawatan masalah terdiri dari 3 sub kriteria, yaitu keganasan, tingkat

urgensi, dan tingkat biaya yang dikeluarkan. Skor yang tercantum pada tabel skor

kegawatan masalah dibawah ini adalah hasil rata-rata pengambilan suara dari 12

anggota kelompok.

Keterangan Skoring

Keganasan : 4 = sangat ganas

3 = ganas

2 = kurang ganas

1 = tidak ganas

Tingkat urgency : 4 = sangat urgent

3 = urgent

2 = kurang urgent

1 = tidak urgent

Biaya yang dikeluarkan : 4 = sangat murah

3 = murah

2 = mahal

1= sangat mahal

Tabel 3. Kriteria B (Kegawatan Masalah)

NO MASALAH KEGANASAN URGENSI BIAYA TOTAL

1 Cakupan bumil K4 1,9 2,9 3,1 7,92 Deteksi Dini tumbuh

kembang anak balita dan prasekolah

2,6 3 3,2 8,8

3 Cakupan pelayanan kesehatan remaja (Penjaringan kelas 1 SLTP,SLTA/Setingkat)

2 1,9 3 6,9

4 Cakupan pelayanan pra usila dan Usila 2 1,9 3,2 7,1

5 Jumlah Tempat Tempat Umum (TTU) yg diperiksa

3,3 2,6 1,6 7,5

Page 5: BAB III.docx

21

6 TP2M yg diperiksa 3,3 2,5 1,7 7,57 Cakupan suspek TB

paru 2,5 2,5 3,4 8,4

8 Penemuan kasus TB BTA(+) (Case Detection Rate)

2,3 2,6 1,6 6,5

9 Angka konversi(convertion rate)

2,5 2 3 7,5

10 Cakupan pnemoni balita yang ditangani 3 2,1 2,3 7,4

11 Jumlah bumil yg mendapat TT1 1,9 1,4 2,2 5,5

12 Jumlah bumil yg mendapat TT2 1,9 1,4 2,9 6,2

13 Jumlah kader terlatih 1 1 1,7 3,714 Penyuluhan P3

NAPZA 2 2,1 1,8 5,9

15 Penyuluhan HIV/ AIDS 2,1 2,6 1,7 6,4

16 Penyuluhan NAPZA dan HIV/AIDS untuk masyarakat

3,6 3,1 3 9,7

17 Pengadaan obat essensial 1,1 1,3 2,7 5,1

18 Pengadaan obat generik 1 1,2 3 5,2

19 Penyediaan narkotika psikotropika 1,3 1,3 3 5,6

20 Penulisan resep generik 1,4 1,3 3,2 5,9

21 Pelayanan gangguan jiwa di sarkes umum 2,5 1,8 2 6,3

3. Kriteria C : Menentukan Kemudahan Penanggulangan

Penanggulangan kriteria ini bersifat subyektif, di mana untuk menilai

kemudahan dalam penanggulangan masalah, pertanyaan yang harus dijawab

adalah apakah sumber daya seperti: tenaga, alat, obat, biaya, fasilitas kesehatan

dan teknologi yang tersedia mampu dan mudah menyelesaikan masalah.

Kemudahan dalam penanggulangan masalah diukur dengan sistem skoring dengan

nilai 1 – 4 di mana:

a. Sangat mudah : 4b. Mudah : 3c. Sulit : 2

Page 6: BAB III.docx

22

d. Sangat sulit : 1

Tabel 4. Kriteria C (Kemudahan Penanggulangan)

NO MASALAHKEMUDAHAN

PENANGGULANGAN

1 Cakupan bumil K4 3,62 Deteksi Dini tumbuh kembang anak balita dan

prasekolah3,3

3 Cakupan pelayanan kesehatan remaja (Penjaringan kelas 1 SLTP,SLTA/Setingkat)

3,6

4 Cakupan pelayanan pra usila dan Usila 3,25 Jumlah Tempat Tempat Umum (TTU) yg diperiksa 1,46 TP2M yg diperiksa 1,47 Cakupan suspek TB paru 2,68 Penemuan kasus TB BTA(+) (Case Detection

Rate)1,8

9 Angka konversi(convertion rate) 1,810 Cakupan pnemoni balita yang ditangani 2,911 Jumlah bumil yg mendapat TT1 2,912 Jumlah bumil yg mendapat TT2 2,813 Jumlah kader terlatih 3,414 Penyuluhan P3 NAPZA 2,315 Penyuluhan HIV/ AIDS 2,216 Penyuluhan NAPZA dan HIV/AIDS untuk

masyarakat2,4

17 Pengadaan obat essensial 1,718 Pengadaan obat generik 1,319 Penyediaan narkotika psikotropika 1,820 Penulisan resep generik 1,321 Pelayanan gangguan jiwa di sarkes umum 2,6

4. Kriteria PEARL Factor

Penilaian PEARL meliputi propriety, economy, acceptability, resources of

vialibility, dan legality:

P : Propriate (Kesesuaian dengan program nasional/kesepakatan

dunia/program daerah)

E : Economic (Secara ekonomi murah, kegiatan tersebut untuk dilaksanakan)

A : Acceptable (Dapat diterima oleh masyarakat, Pemda, dll)

R : Resource (Tersedianya sumber daya yang mendukung kegiatan)

L : Legality (Ada landasan hukum/etika kedokteran, dll)

Skor yang digunakan:

Page 7: BAB III.docx

23

1 = setuju

0 = tidak setuju

Tabel 5. PEARL FactorNO MASALAH P E A R L TOTAL1 Cakupan bumil K4 1 0 1 1 1 02 Deteksi Dini tumbuh kembang anak balita dan

prasekolah 1 0 1 1 1 0

3 Cakupan pelayanan kesehatan remaja (Penjaringan kelas 1 SLTP,SLTA/Setingkat) 1 1 1 1 1 1

4 Cakupan pelayanan pra usila dan Usila 1 1 1 1 1 15 Jumlah Tempat Tempat Umum (TTU) yg

diperiksa 1 1 1 1 1 1

6 TP2M yg diperiksa 1 1 1 1 1 17 Cakupan suspek TB paru 1 0 1 1 1 08 Penemuan kasus TB BTA(+) (Case Detection

Rate) 1 1 1 1 1 1

9 Angka konversi(convertion rate) 1 0 1 1 1 010 Cakupan pnemoni balita yang ditangani 1 1 1 1 1 111 Jumlah bumil yg mendapat TT1 1 1 1 1 1 112 Jumlah bumil yg mendapat TT2 1 1 1 1 1 113 Jumlah kader terlatih 1 0 1 1 1 014 Penyuluhan P3 NAPZA 1 1 1 1 1 115 Penyuluhan HIV/ AIDS 1 1 1 1 1 116 Penyuluhan NAPZA dan HIV/AIDS untuk

masyarakat 1 1 1 1 1 1

17 Pengadaan obat essensial 1 0 1 1 1 018 Pengadaan obat generik 1 0 1 1 1 019 Penyediaan narkotika psikotropika 1 0 1 1 1 020 Penulisan resep generik 1 0 1 1 1 021 Pelayanan gangguan jiwa di sarkes umum 1 1 1 1 1 1

Prioritas Masalah Kegiatan Pelayanan Kesehatan

Setelah nilai kriteria A, B, C dan D didapatkan, nilai tersebut dimasukkan ke

dalam formula sebagai berikut:

Nilai Prioritas Dasar (NPD) : (A + B) x C

Nilai Prioritas Total (NPT) : (A + B) x C x D

Tabel 6. Prioritas MasalahNo Masalah A B C PEARL NPD NPT1 Cakupan bumil K4 1 7,9 3,6 0 32,04 02 Deteksi Dini tumbuh kembang

anak balita dan prasekolah2 8,8 3,3 0 35,64 0

3 Cakupan pelayanan kesehatan remaja (Penjaringan kelas 1

2 6,9 3,6 1 32,04 32,04

Page 8: BAB III.docx

24

SLTP,SLTA/Setingkat)4 Cakupan pelayanan pra usila dan

Usila2 7,1 3,2 1 29,12 29,12

5 Jumlah Tempat Tempat Umum (TTU) yg diperiksa

10 7,5 1,4 1 24,5 24,5

6 TP2M yg diperiksa 10 7,5 1,4 1 24.5 24,57 Cakupan suspek TB paru 8 8,4 2,6 0 42,64 08 Penemuan kasus TB BTA(+)

(Case Detection Rate)8 6,5 1,8 1 26,1 26,1

9 Angka konversi(convertion rate) 8 7,5 1,8 0 27,9 010 Cakupan pnemoni balita yang

ditangani10 7,4 2,9 1 50,46 50,46

11 Jumlah bumil yg mendapat TT1 4 5,5 2,9 1 27,26 27,2612 Jumlah bumil yg mendapat TT2 4 6,2 2,8 1 28,56 28,5613 Jumlah kader terlatih 1 3,7 3,4 0 15,98 014 Penyuluhan P3 NAPZA 4 5,9 2,3 1 22,77 22,7715 Penyuluhan HIV/ AIDS 4 6,4 2,2 1 22,88 22,8816 Penyuluhan NAPZA dan

HIV/AIDS untuk masyarakat10 9,7 2,4 1 47,28 47,28

17 Pengadaan obat essensial 1 5,1 1,7 0 10,37 018 Pengadaan obat generik 1 5,2 1,3 0 8,06 019 Penyediaan narkotika psikotropika 1 5,6 1.8 0 11,88 020 Penulisan resep generik 1 5,9 1,3 0 8,97 021 Pelayanan gangguan jiwa di

sarkes umum10 6,3 2,6 1 42,38 42,38

Setelah dilakukan analisis Hanlon kuantitatif maka didapatkan prioritas masalah :

1. Cakupan pneumoni balita yang ditangani

2. Penyuluhan NAPZA dan HIV/AIDS untuk masyarakat

3. Pelayanan gangguan jiwa di sarkes umum

4. Cakupan pelayanan kesehatan remaja

5. Cakupan pelayanan prausila dan usila

6. Jumlah bumil yang mendapat TT2

7. Jumlah bumil yg mendapat TT1

8. Penemuan kasus TB BTA +

9. Tempat pengolahan makanan dan penjualan yang diperiksa

10. Jumlah tempat umum yang diperiksa

11. Penyuluhan HIV/AIDS

12. Penyuluhan P3 NAPZA

Page 9: BAB III.docx

Gambar 1. Bagan Pendekatan Sistem

25

Berdasarkan diskusi dengan Kepala Puskemas Tempuran, dari hasil prioritas

diatas maka dipilih prioritas masalah yang kesembilan yaitu rendahnya cakupan

tempat pengolahan dan penjualan makanan (TP2M) yang diperiksa, sebesar

10,5% pada periode bulan Januari sampai dengan September di Puskesmas

Tempuran

3.3 Analisis Penyebab Masalah

a. Analisis penyebab masalah dengan menggunakan pendekatan sistem

Melalui pendekatan sistem selanjutnya dicari penyebab masalah utama

tersebut. Secara skematis sistem tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

Tabel 7. Identifikasi Kemungkinan Penyebab Masalah Tahap Analisis Pendekatan Sistem

Komponen

Kekurangan Kelebihan

Input Petugas belum Petugas kesehatan

OUTCOMEMutu

- Simple Problem- Complex Problem

LINGKUNGAN :

Kebijakan

OUTPUT

Cakupan Hasil

PROSES

P1P2P3

INPUT

Man

Money

Material

Methode

Machine IMPACTKecacatanKesakitanKematian

Page 10: BAB III.docx

26

Man memberdayakan kader di bidang kesehatan untuk melakukan pencatatan atau survey sementara dan membantu melakukan penyuluhan kepada pemilik usaha pengolahan dan penjualan makanan

Petugas belum membuat jadwal kunjungan rutin untuk pemeriksaan pada industri pengolahan dan penjualan makanan

berkompeten di bidangnya

Money Tidak ada masalah Biaya untuk program pemeriksaan tempat pengolahan dan penjualan makanan ditanggung oleh puskesmas

Method Tidak ada masalah Petugas dapat menggunakan alat pemeriksaan dengan baik

Material Data TP2M yang akan dilakukan pemeriksaan kurang lengkap

Terdapat instrumen yang digunakan dalam memeriksa TP2M

Machine Peralatan untuk melakukan pemeriksaan kualitas air bersih rusak dan tidak memenuhi standar

Terdapat transportasi yang memadai

ProsesP1 Rencana susunan kegiatan

pengawasan tempat pengelolaan dan penjualan makanan belum ada

Tidak terdapat kelebihan

P2 Kurangnya koordinasi dalam penatalaksanaan tugas / kerjasama lintas program / lintas sektor

Tidak terdapat kelebihan

P3 Kurangnya pengawasan kepala puskesmas terhadap program kesehatan lingkungan khususnya tempat pengolahan makanan

Mekanisme pertanggung jawaban dari pelaksana program kepada pimpinan berjalan baik

Lingkungan

Tidak ada masalah Adanya dukungan pemerintah terhadap program pemeriksaan

Page 11: BAB III.docx

27

TP2M

Tabel 8. Identifikasi Penyebab Masalah Setelah Konfirmasi Kepada Pihak Puskesmas

Komponen KekuranganInputMan Petugas belum memberdayakan kader di bidang kesehatan untuk

melakukan pencatatan atau survey sementara dan membantu melakukan penyuluhan kepada pemilik usaha pengolahan dan penjualan makanan

Petugas belum membuat jadwal kunjungan rutin untuk pemeriksaan pada industri pengolahan dan penjualan makanan

Money Tidak ada masalahMethod Tidak ada masalahMaterial Data TP2M yang akan dilakukan pemeriksaan kurang lengkapMachine Peralatan untuk melakukan pemeriksaan kualitas air bersih rusak

dan tidak memenuhi standarProses

P1 Rencana susunan kegiatan pengawasan tempat pengelolaan dan penjualan makanan belum ada

P2 Kurangnya koordinasi dalam penatalaksanaan tugas / kerjasama lintas program / lintas sector

P3 Kurangnya pengawasan kepala puskesmas terhadap program kesehatan lingkungan khususnya tempat pengolahan makanan

Lingkungan Tidak ada masalah

b. Analisis penyebab masalah dengan menggunakan Quality Assurance (QA)

Selain dengan pendekatan sistem, analisis masalah manajemen dan mutu

pelayanan puskesmas juga dilakukan dengan penilaian mutu dari pelayanan

kesehatan Puskesmas. Penilaian ini meliputi 2 hal, yaitu:

Simple problem: Penilaian mutu pelayanan petugas Puskesmas dilakukan

dengan observasi terhadap pelayanan kesehatan terkait tempat pengolahan

makanan dan penjualan yang diperiksa oleh petugas kesehatandi Puskesmas

Tempuran tanggal 10 November 2015. Observasi dilakukan dengan

menggunakan standar prosedur operasional yang sudah diubah menjadi

daftar tilik dengan sasaran tempat pengolahan makanan dan penjualan

(TP2M) yang diperiksa.

Page 12: BAB III.docx

28

Tabel 9. Daftar tilik tempat pengolahan dan penjualan makananNO

PERTANYAAN Y T TB

1 Apakah petugas mempelajari hasil pendataan TPM?

2

3

4

5

6

7

8

Apakah petugas membuat rencana pengawasan TPM?Apakah petugas memberitahu pemerintahan desa pengelola TPM dengan adanya rencana pengawasan TPM?Apakah petugas menyiapkan sarana dan peralatan yang digunakan dalam pengawasan TPM?Apakah petugas melakukan inspeksi sanitasi pada sasaran TPM?Apakah petugas menyimpulkan hasil pengawasan denganmerekapitulasi hasil inspeksi sanitasi TPM? Apakah petugas memberikan saran secara lisan secara langsung kepada pengelola TPM?Apakah petugas mencatat hasil pengawasan ke dalam buku pengawasan TPM?

HitungCR= YY +T

x100 %

HitungCR= 66+2

x100 %

HitungCR=75 %

Complex problem: Penilaian mutu pelayanan Puskesmas salah satunya

dilakukan lewat pendekatan complex problem, yaitu dengan menggunakan

sembilan dimensi mutu. Kuesioner ditanyakan kepada 3 pemilik tempat

pengolahan makanan yaitu industri keripik di desa Kalisari, industri ekstrak

jahe dan industri makaroni di Tanggulrejo.

Page 13: BAB III.docx

29

Tabel 10. Kuesioner 9 dimensi mutu

No. PernyataanPuskesmas(n=3)

TotalPendapatYa Tidak

I Akses pelayanana. Apakah akses menuju pelayanan

kesehatan untuk melaporkan usaha makanan yang anda miliki mudah dijangkau?

3 0 100%

II Efektivitasa. Apakah menurut anda metode yang

digunakan puskesmas dalam melakukan pengawasan dan penyuluhan sudah tepat?

b. Apakah program dari puskesmas tentang kesehatan lingkungan memberikan kemajuan dalam usaha anda?

c. Apakah anda mengikuti saran yang diberikan oleh petugas puskesmas saat mengunjungi tempat anda?

3

3

3

0

0

0

100%

100%

100%

III Efisiensia. Apakah waktu kunjungan yang

dilakukan oleh petugas puskesmas dirasa tepat?

3 0 100%

IV Hubungan interpersonala. Apakah petugas kesehatan memberikan

senyum, salam dan sapa saat berkunjung ke tempat industri?

b. Apakah petugas menggunakan bahasa yang mudah dimengerti saat memberikan penjelasan?

c. Apakah petugas ramah dalam memberikan pelayanan?

3

3

3

0

0

0

100%

100%

100%

V Kesinambungana. Apakah petugas puskesmas rutin

berkunjung ke tempat usaha anda? (sesuai dengan SPM satu tahun dua kali)

2 1 67%

VI Keamanana. Apakah anda merasa aman (tidak

terganggu) dengan kedatangan petugas puskesmas?

b. Apakah petugas kesehatan menggunakan tanda pengenal dan seragam saat berkunjung?

c. Apakah petugas kesehatan mengajak tokoh masyarakat saat berkunjung?

3

3

0

0

0

3

100%

100%

0%

Page 14: BAB III.docx

30

VII Kenyamanana. Apakah petugas kesehatan memberikan

suasana yang kondusif dalam melakukan kunjungan?

b. Apakah anda merasa nyaman dalam menyampaikan keluhan kepada petugas puskesmas?

c. Apakah anda menginginkan petugas puskesmas kembali berkunjung ke tempat usaha anda?

3

3

3

0

0

0

100%

100%

100%

VIII Informasia. Apakah petugas kesehatan memberikan

penjelasan dan informasi setelah berkunjung?

b. Apakah petugas kesehatan memberitahu pemerintah desa saat akan melakukan kunjungan?

3

1

0

2

100%

33%

IX Kompetensi teknis, pengetahuan, keterampilana. Apakah petugas yang berkunjung

langsung dari puskesmas?3 0 100%

Jaminan mutu diukur dari kepuasan pelanggan/konsumen dimana

pelanggan/konsumen dianggap puas terhadap pelayanan yang diberikan jika

persentase pelanggan yang puas mencapai 80%. Dari wawancara didapatkan 3

item pertanyaan (dari 18 pertanyaan) yang menunjukkan pelanggan/konsumen

tidak puas terhadap pelayanan petugas :

1. 33% responden mengatakan petugas puskesmas tidak rutin berkunjung ke

tempat usaha responden (sesuai SPM satu tahun dua kali)

2. 100% responden mengatakan petugas kesehatan tidak mengajak tokoh

masyarakat saat berkunjung

3. 67% responden mengatakan petugas kesehatan tidak memberitahu pemerintah

desa saat akan melakukan kunjungan

c. Analisis kemungkinan penyebab masalah dengan Fishbone analysis

ManLingkungan Material

Data TPM yang akan dilakukan pemeriksaan kurang lengkap

Petugas belum memberdayakan kader di bidang kesehatan untuk melakukan pencatatan atau survey sementara dan membantu melakukan penyuluhan kepada pemilik usaha pengolahan dan penjualan makanan

Petugas tidak membuat jadwal kunjungan rutin

Page 15: BAB III.docx

31

a. Penyebab Masalah Berdasar MP dan QA

Tabel 11. Penyebab Masalah Berdasar MP dan QANo. Penyebab MasalahA Belum diberdayakannya kader di bidang kesehatan untuk melakukan

pencatatan atau survey sementara dan membantu melakukan penyuluhan kepada pemilik usaha pengolahan dan penjualan makanan

B Tidak adanya jadwal kunjungan rutin untuk pemeriksaan pada tempat pengolahan dan penjualan makanan

C Kurang lengkapnya data TP2M yang akan dilakukan pemeriksaanD Tidak memenuhi standart dan rusaknya peralatan untuk melakukan pemeriksaan

kualitas air bersihE Rencana susunan kegiatan pengawasan tempat pengeolahan dan penjualan

makanan belum adaF Kurangnya koordinasi dalam penatalaksanaan program/ kerjasama lintas

program dan lintas sektor dengan pemerintah desa

G Kurangnya pengawasan kepala puskesmas terhadap program kesehatan lingkungan khususnya tempat pengolahan makanan

H Responden mengatakan petugas puskesmas tidak rutin berkunjung ke tempat

Gambar 2. Diagram analisis kemungkinan penyebab masalah dengan metode Fishbone Analysis

Petugas belum memberdayakan kader di bidang kesehatan untuk melakukan pencatatan atau survey sementara dan membantu melakukan penyuluhan kepada pemilik usaha pengolahan dan penjualan makanan

Petugas tidak membuat jadwal kunjungan rutin

Page 16: BAB III.docx

32

usaha responden (sesuai SPM satu tahun dua kali)

I Responden mengatakan petugas kesehatan tidak mengajak tokoh masyarakat saat berkunjung

J Responden mengatakan petugas kesehatan tidak memberitahu pemerintah desa saat akan melakukan kunjungan

3.4 Prioritas Penyebab Masalah

Penyebab masalah telah ditentukan berdasarkan pendekatan sistem dan

pendekatan mutu serta telah dikonfirmasi dengan pemegang program Tempat

Pengolahan dan Penjualan Makanan (TP2M) yang diperiksa Puskesmas

Tempuran dan Kepala Puskesmas Tempuran. Kemudian prioritas penyebab

masalah ditentukan menggunakan Paired Comparison.

Tabel 12. Paired ComparisonPenyeba

b

Masalah

A B C D E F G H I J

JUMLAH

(VERTIKAL +

HORIZONTAL

)

A 4

B B 8

C C B 6

D A B C 3

E E E E E 9

F F B C F E 5

G A B C D E F 1

H H B H H E H H 7

I A B C D E F G H 0

J A B C D E F J H J 2

Page 17: BAB III.docx

33

Tabel 13. Pareto Penyebab MasalahPenyebab masalah Frekuensi Persen (%) Frekuensi

KumulatifPersen

Kumulatif (%)E 9 20.00 9 20.00B 8 17.78 17 37.78H 7 15.56 24 53.33C 6 13.33 30 66.67F 5 11.11 35 77.78A 4 8.89 39 86.67D 3 6.67 42 93.33J 2 4.44 44 97.78G 1 2.22 45 100I 0 0 45 100

Berdasarkan tabel Paired Comparison diatas dapat dijelaskan bahwa

penyebab masalah terbesar adalah E yakni rencana susunan kegiatan pengawasan

tempat pengolahan dan penjualan makanan belum ada. Kemudian penyebab-

penyebab masalah dituangkan dalam tabel Pareto sebagai berikut :

Page 18: BAB III.docx

34

E B H C F A D J G0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

% KUMULATIF% FREKUENSI

Gambar 3.. Diagram Pareto

Berdasarkan diagram pareto penyebab masalah yang nilainya dibawah 80%

saat ini dianggap mempunyai daya ungkit untuk memecahkan masalah yaitu :

1. Rencana susunan kegiatan pengawasan tempat pengelolaan dan penjualan

makanan belum ada

2. Tidak adanya jadwal kunjungan rutin untuk pemeriksaan pada tempat

pengolahan dan penjualan makanan

3. Responden mengatakan petugas puskesmas tidak rutin berkunjung ke tempat

usaha responden (sesuai SPM satu tahun dua kali)

4. Kurang lengkapnya data TP2M yang akan dilakukan pemeriksaan

5. Kurangnya koordinasi dalam penatalaksanaan program/ kerjasama lintas

program dan lintas sektor dengan pemerintah desa

3.5 Alternatif Pemecahan Masalah

Dari hasil analisis pareto didapatkan bahwa dengan mengatasi 5 penyebab

masalah, dianggap masalah dapat diselesaikan. Penyebab dan alternatif

pemecahan masalah tersebut adalah:

Page 19: BAB III.docx

35

Tabel 14. Penyebab dan Alternatif Pemecahan MasalahNo.

Penyebab Alternatif pemecahan masalah

1 Rencana susunan kegiatan

pengawasan tempat

pengelolaan dan penjualan

makanan belum ada

Membuat susunan rencana kegiatan pengawasan TP2M yang dikoordinasikan dengan program puskesmas lainnya.

2 Tidak adanya jadwal

kunjungan rutin untuk

pemeriksaan pada tempat

pengolahan dan penjualan

makanan

Membuat jadwal kunjungan rutin untuk pemeriksaan TP2M dengan berkoordinasi bersama pemerintah desa

3 Responden mengatakan

petugas puskesmas tidak rutin

berkunjung ke tempat usaha

responden (sesuai SPM satu

tahun dua kali)

Membuat jadwal kunjungan rutin untuk pemeriksaan TP2M dengan berkoordinasi bersama pemerintah desa

4 Kurang lengkapnya data TP2M

yang akan dilakukan

pemeriksaan

Melakukan survey untuk memperoleh data TP2M

Memberdayakan kader dalam proses pengumpulan data

Membuat database TP2M5 Kurangnya koordinasi dalam

penatalaksanaan program/

kerjasama lintas program dan

lintas sektor dengan pemerintah

desa

Melakukan rapat koordinasi bersama penanggung jawab program puskesmas dan pemerintah desa

3.6 Pengambilan Keputusan

Proses pengambilan keputusan menggunaan kriteria mutlak dan kriteria

keinginan. Kriteria mutlak dan kriteria keinginan yang dipakai antara lain :

a. Kriteria mutlak:

Page 20: BAB III.docx

36

Ketersediaan dan kemampuan SDM (pelaksana kegiatan)

Dana tidak melebihi Rp. 500.000,00/kegiatan

Dalam 1 bulan dapat dilihat hasil kegiatan

b. Kriteria keinginan :

Mudah dilaksanakan : 30

Biaya murah : 25

Efektif : 20

Berkesinambungan : 15

Peran serta masyarakat :10

Beberapa alternatif pemecahan masalah tersebut antara lain :

1. Membuat susunan rencana kegiatan pengawasan TP2M yang

dikoordinasikan dengan program puskesmas lainnya.

2. Membuat jadwal kunjungan rutin untuk pemeriksaan TP2M dengan

berkoordinasi bersama pemerintah desa

3. Melakukan survey untuk memperoleh data TP2M

4. Memberdayakan kader dalam proses pengumpulan data

5. Membuat database TP2M

6. Melakukan rapat koordinasi bersama penanggung jawab program

puskesmas dan pemerintah desa

Alternatif-alternatif tersebut diuji dalam matriks kriteria mutlak dan kriteria

keinginan sebagai berikut :

Tabel 15. Kriteria MutlakAlternatif Kriteria Mutlak L/TL

SDM Dana ≤ Rp.500.000,00

Terlihat hasil dalam 1 bulan

1 1 1 1 L2 1 1 1 L3 1 1 1 L4 1 1 1 L5 1 1 1 L6 1 1 1 L

Page 21: BAB III.docx

37

L = Lulus TL = Tidak Lulus

Tabel 16. Kriteria keinginan

Kriteria BobotAlternatif

1 2 3 4 5 6

Mudah dilaksanakan

30 5150

5150

390

130

4120

5150

Biaya murah 25 4100

4100

250

250

375

4100

Efektif 20 360

480

480

5100

120

240

Berkesinambungan

15 230

230

460

575

460

230

Peran serta masyarakat

10 110

110

440

540

110

110

Jumlah 350 370 320 295 285 330

Berdasarkan kriteria mutlak dan keinginan, maka diambil keputusan

sementara dari dua skor tertinggi, yaitu:

1. Membuat jadwal kunjungan rutin untuk pemeriksaan TP2M dengan

berkoordinasi bersama pemerintah desa

2. Membuat susunan rencana kegiatan pengawasan TP2M yang dikoordinasikan

dengan program puskesmas lainnya.

Dari 2 alternatif pemecahan masalah di atas, kemudian dibuat inventarisasi

faktor pendorong dan penghambat.

Tabel 17. Keputusan SementaraAlternatif Faktor Pendorong Faktor Penghambat

Membuat jadwal kunjungan rutin untuk pemeriksaan TP2M dengan berkoordinasi bersama pemerintah desa

- Biaya yang dikeluarkan tidak terlalu mahal

- Mudah dilaksanakan- Efektif dan efisien- Melibatkan peran serta

pemerintah desa

- Memerlukan waktu khusus untuk melaku-kan koordinasi dengan pemerintah desa

Membuat susunan rencana kegiatan pengawasan TP2M

- Efektif- Biaya yang dikelurkan

murah

- Kesulitan menerapkan SPO dalam praktik di lapangan

Page 22: BAB III.docx

38

yang dikoordinasikan dengan program puskesmas lainnya.

- Mudah dilaksanakan

Berdasarkan keputusan sementara dan inventarisasi faktor pendorong dan

penghambat, maka diambil keputusan tetap yaitu: membuat jadwal kunjungan

rutin untuk pemeriksaan TP2M dengan berkoordinasi bersama pemerintah

desa dengan rencana kegiatan sebagai berikut:

Page 23: BAB III.docx

39

3.7 Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan

Tabel 18.Rencana Pelaksanaan KegiatanKegiatan Tujuan Sasaran Tempat Pelaksana Waktu Biaya Metode Indikator

PerencanaanMenetapkan waktu yang sesuai untuk melakukan kunjungan rutin

Terbentuknya jadwal yang selaras antara petugas dan pemerintah desa

Pemerintah desa, kepala puskesmas

Puskesmas Tempuran

Pemegang program TP2M

Awal tahun

Dana BOK

Rapat Koordinasi penyusunan jadwal

Diperolehnya waktu kunjungan

PelaksanaanPembuatan jadwal tertulis dan penginformasian ke pemerintah desa

Agar jadwal dapat dikonfirmasikan ke pemerintah desa

Pemerintah desa, kepala puskesmas

Puskesmas Tempuran dan Kantor Desa

Pemegang program TP2M

Awal bulan

Dana BOK

Penyuluhan Seluruh kepala desa mengetahui jadwal kunjungan petugas

Pengawasan, pengendalian, penilaian kegiatan:Penilaian dan pengawasan langsung dari kepala puskesmas

- Mengawasi kegiatan penjadwalan dari mulai perencanaan hingga pelaksanaan

- Melakukan evaluasi bulanan

- Pembuatan laporan pertanggungjawaban dan pencatatan hasil kunjungan.

Pemegang program TP2M

Puskesmas Tempuran

Kepala Puskesmas

Saat lokmin

Dana BOK

Pengamatan langsung

- Tersedianya laporan kegiatan, hasil dan pertanggungjawaban pemegang program

- Terlaksananya jadwal kunjungan rutin