bab iii.docx
TRANSCRIPT
BAB III
SISTEM KEMUDI POWER STEERING JENIS HIDROLIK TIPE RACK
AND PINION PADA MOBIL ALL NEW COROLLA
A. Pengertian
Mobil ialah suatu alat transportasi yang digunakan untuk meringankan
suatu pekerjaan manusia dalam kehidupan sehari-hari, sistem alat yang ada
dalam mobil diantaranya sistem kelistrikan, sistem pengapian, sistem bahan
bakar, sistem pemindah tenaga, sistem rem, sistem hidrolik, sistem kemudi,
dan bagian-bagian chasis lainya. Bagian–bagian lain yang disusun sedemikian
rupa untuk mendukung mobil tersebut, karena kebutuhan manusia bermacam-
macam sesuai kebutuhan manusia masing-masing. Dengan demikian maka
mobil-mobil yang ada di pasaran terdiri dari berbagai model yang mempunyai
penampilan dan biaya pembuatan berbeda, namun pada dasarnya mempunyai
prinsip kerja yang sama. Yang tidak terikat dengan bentuk atau model yang
berbeda-beda.
Untuk lebih memahami prinsip kerja mekanik mobil, maka konstruksi
mobil yang ada dapat dibagi menjadi beberapa bagian yaitu mesin, transmisi,
kopling, kelistrikan, roda-ban, rem, kemudi dan chasis-body mobil.
Gabungan bagian-bagian mobil merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan yang saling berkaitan dan berhubungan. Sehingga komponen-
komponen tersebut membutuhkan perbaikan dan perawatan agar tidak
mengalami kerusakan yang berat. Pada kesempatan kali ini penulis
mengambil judul laporan kerja praktek “ SISTEM KEMUDI POWER
15
16
STEERING JENIS HIDROLIK TIPE RACK AND PINION PADA MOBIL
ALL NEW COROLLA ”. Sesuai dengan judul yang dipilih oleh penulis,
maka disini akan di bahas beberapa hal yang menyangkut sistem kemudi,
bagian-bagian dan cara kerja sistem kemudi.
B. Prinsip Sistem Kemudi
Pada prinsip sistem kemudi menggunakan hukum pascal, pada awal
abad 17, seorang ilmuan asal Francis bernama Pascal menemukan suatu alat
pengungkit hidrolis. Melalui percobaan yang dilakukannya di laboratorium
dia berhasil membuktikan bahwa gaya dan gerak dapat ditransfer oleh cairan
yang dipadatkan (misalnya oli). Percobaan selanjutnya dengan menggunakan
benda berat dan piston yang yang ukurannya bervariasi.
Pascal juga menemukan bahwa mekanikal atau multi gaya dapat
diperoleh dari sistem tekanan hidrolis ini, pada sistem pengungkit secara
mekanikal hubungan antara gaya dan jarak adalah sama. dari data
laboratorium Pascal yang diperoleh, Dia merumuskan hukum Pascal dengan
menyatakan : “Tekanan suatu cairan padat yang ditransmisikan ke segala arah
hasilnya akan sama”.
Pada hukum pascal telah banyak diaplikasikan pada kehidupan kita
sehari-hari guna mempermudah pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan.
Misalnya : gerak piston, sistem hidrolis, fluid reservoir, pump, mekanisme
katup.
17
Gambar 4 Prinsip Hukum Pascal
1. Gaya
Definisi sederhana gaya adalah Suatu dorongan atau tarikan
terhadap suatu objek. Ada dua jenis gaya yaitu gaya gesek dan berat.
Gaya gesek terjadi bila kedua objek mencoba bergerak bertolakan satu
sama lainnya. Contohnya satu balok dengan berat 100 kg diluncurkan ke
lantai, maka terjadi suatu gaya antara balok tersebut dengan lantai.
Gaya berat adalah massa atau berat suatu objek, dengan kata lain
bila satu balok baja dengan berat 100 kg ditempatkan di lantai, maka
dapat dikatakan balok tersebut mempunyai gaya sebesar 100 kg diatas
lantai. Apabila kita perhatikan katup hidrolis, sebenarnya timbul gaya
ketiga, yang disebut gaya pegas. Gaya pegas adalah suatu gaya yang
terjadi saat spring ditekan atau direntangkan. Satuan ukur yang biasa
digunakan untuk mengukur suatu gaya adalah kg (kilogram), atau ukuran
sejenis seperti g (gram).
18
2. Tekanan
Definisi tekanan adalah gaya (kg) dibagi ruas (m²), atau gaya per
ruas. Satu balok baja yang sama seberat 100 kg dan dengan ruas 10 m²
pada lantai, tekanan yang ditimbulkan oleh desakan balok tersebut adalah
100 kg/10 m² atau 10 kg meter per segi.
3. Tekanan oleh cairan padat
Tekanan oleh cairan padat ialah suatu tekanan yang didesak oleh
suatu cairan yang dipadatkan (pelumas, oli) ke beberapa ruas yang terisi
cairan padat. Satu contoh bila suatu cylinder diisi dengan pelumas dan
satu piston dipasang di dalam cylinder tersebut, kemudian piston tersebut
ditekan sehingga mendesak cairan didalamnya. Apakah akan terjadi
tekanan?, tentu tidak karena ada celah “bocor” yang melewati piston
tersebut. Untuk menghasilkan tekanan harus ada suatu penahan terhadap
aliran didalam cylinder dengan menggunakan piston sealing, yaitu suatu
perangkat penting dalam kerja hidrolis.
Tekanan yang terbentuk oleh benda cair padat sama dengan
tekanan yang diberikan dibagi oleh ruas piston. Bila tekanan 100 kg, dan
ruas piston 10 m², maka tekanan yang terbentuk sama dengan 10 kg/m² =
100 kg/10m². Pengartian lain dari hukum Pascal adalah sebagai berikut
“Tekanan oleh benda cair padat yang dikirim ke segala arah jumlah
tekanannya tidak akan berkurang.” Tanpa dipengaruhi oleh bentuk dan
besarnya ruas, tekanan akan tetap selama terdesak oleh cairan padat
tersebut. Dengan kata lain, tekanan oleh benda cair dimana saja akan
19
sama. Tekanan dalam ruang yang ada di atas piston sama persis dengan
tekanan yang berada dibawah piston, begitu juga tekanan yang berada di
sisi ruang akan sama dengan yang ada di atas dan dibawah ruang.
4. Multi gaya
Pada gambar ilustrasi diatas diterangkan bahwa dengan
menggunakan ruas sebesar 10 kg/m², suatu gaya sebesar 1000 kg dapat
dipindahkan hanya oleh gaya sebesar 100 kg. Rahasia dari multi gaya
pada sistem hidrolis adalah total kontak pada cairan padat didalam ruang.
Kita lihat di dalam gambar sebelumnya suatu ruas yang besarnya 10 kali
lipat dari ruas aslinya. Tekanan yang dibentuk dengan input lebih kecil
100 kg adalah 10 kg/m2. Konsep “Tekanan dimana saja akan sama”,
artinya bahwa tekanan dibawah piston yang lebih besar juga 10 kg/m².
Lihat kembali rumus :
Tekanan = Gaya/Ruas atau P = F/A, dengan menggunakan
perhitungan sederhana output gayanya dapat ditemukan. Contoh: 10
kg/m2 = F (kg) / 100 m². Konsep ini dipakai untuk semua sistem
pemindah daya atau sebagian yang ada pada transaxle. Jadi bukan hanya
sekedar penggunaan ruang untuk membentuk tekanan agar dapat
memindahkan suatu objek.
C. Fungsi Sistem Kemudi
Fungsi sistem kemudi adalah untuk mengatur arah kendaraan dengan
cara membelokkan roda depan. Cara kerjanya bila steering wheel (roda
kemudi) diputar, steering coulomn (batang kemudi) akan meneruskan tenaga
20
putarnya ke steering gear (roda gigi kemudi). Steering gear memperbesar
tenaga putar ini sehingga dihasilkan momen puntir yang lebih besar untuk
diteruskan ke steering lingkage. Steering lingkage akan meneruskan gerakan
steering gear ke roda-roda depan. Jenis sistem kemudi pada kendaraan
menengah sampai besar yang banyak digunakan adalah model recirculating
ball dan pada kendaraan ringan yang banyak digunakan adalah model rack
and pinion.
D. Syarat-syarat Sistem Kemudi
Agar sistem kemudi sesuai dengan fungsinya maka harus memenuhi
persyaratan seperti berikut :
1. Kelincahannya baik.
2. Usaha pengemudian yang baik.
3. Recovery (pengembalian) yang halus.
4. Pemindahan kejutan dari permukaan jalan harus seminimal mungkin.
Gambar 5 kontruksi Sistem kemudi
21
E. Komponen Sistem Kemudi
1. Steering column
Steering column atau batang kemudi merupakan tempat poros utama.
Steering column terdiri dari main shaft yang meneruskan putaran roda
kemudi ke steering gear, dan column tube yang mengikat main shaft ke
body. Ujung atas dari main shaft dibuat meruncing dan bergerigi, dan roda
kemudi diikatkan ditempat tersebut dengan sebuah mur. Steering column
juga merupakan mekanisme penyerap energi yang menyerap gaya dorong
dari pengemudi pada saat tabrakan.
Gambar 6 Steering Column
Gambar 7 Kontruksi Steering Column
Steering column juga merupakan mekanisme penyerap energi yang
menyerap gaya dorong dari pengemudi pada saat tabrakan. Ada dua tipe
steering column yaitu :
22
a. Model Collapsible
Model ini mempunyai keuntungan, apabila kendaraan
berbenturan atau bertabrakan dan steering gear box mendapat tekanan
yang kuat, maka main shaft column atau bracket akan runtuh sehingga
pengemudi terhindar dari bahaya. Kerugiannya adalah Main shaftnya
kurang kuat, sehingga hanya digunakan pada mobil penumpang atau
mobil ukuran kecil, dan kontruksinya lebih rumit.
Gambar 8 Konstruksi Sistem Kemudi Collapsible
b. Model Non collapsible
Model ini mempunyai keuntungan adalah main shaftnya lebih
kuat sehingga banyak digunakan pada mobil-mobil besar atau mobil-
mobil kecil, konstruksinya sederhana Kerugiannya adalah apabila
berbenturan dengan keras, kemudinya tidak dapat menyerap goncangan
sehingga keselamatan pengemudi relatif kecil.
23
Gambar 9 Model Non Collapsible
2. Steering Gear
Steering Gear berfungsi untuk mengarahkan roda depan dan dalam
waktu yang bersamaan juga berfungsi sebagai gigi reduksi untuk
meningkatkan momen agar kemudi menjadi ringan. Steering gear ada
beberapa tipe yang banyak di gunakan adalah tipe recirculating ball dan
rack and pinion. Berat ringannya kemudi ditentukan oleh besar kecilnya
perbandingan steering gear dan umumnya berkisar antara 18 sampai 20:1.
Perbandingan steering gear yang semakin besar akan menyebabkan
kemudi semakin ringan akan tetapi jumlah putarannya semakin banyak,
untuk sudut belok yang sama.
a. Tipe recirculating ball
Tipe recirculating ball digunakan pada mobil penumpang ukuran
sedang sampai besar dan mobil komersial.
Perbandingan Steering Gear = Jumlah Putaran Roda Kemudi ( Derajat )jumla hGerakan Pit Man Arm ( Derajat )
24
Gambar 10 Steering Gear Type Recirculating ball
b. Tipe rack and pinion
rack and pinion digunakan pada mobil penumpang ukuran kecil
sampai sedang.
Perbandingan Steering gear =
Jumlah Putaran Roda Kemudi ( Derajat )Besarnya Sudut Belok Roda Depan ( Derajat )
Gambar 11 Steering Gear Type Rack and pinion.
25
Selain untuk mengarahkan roda depan, steering gear juga berfungsi
sebagai gigi reduksi untuk meningkatkan momen agar kemudi menjadi
ringan. Untuk itu diperlukan perbandingan reduksi yang disebut
perbandingan Steering Gear, Perbandingan yang semakin besar akan
menyebabkan kemudi menjadi semakin ringan, tetapi jumlah putarannya
akan bertambah banyak, untuk sudut belok yang sama. Ada beberapa
bentuk steering gear box, diantaranya :
1) Model worm dan sector roller
Worm gear berkaitan dengan sector roller dibagian tengahnya.
Gesekannya dapat mengubah sentuhan antara gigi dengan gigi menjadi
sentuhan menggelinding.
Gambar 12 Bentuk Steering Gear Box Model Worm Dan Sector Roller
2) Model worm dan sector
Pada model ini worm dan sector berkaitan langsung.
26
Gambar 13 Bentuk Steering Gear Box Model Worm Dan Sector
3) Model screw pin
Pada model ini pin yang berbentuk tirus bergerak sepanjang worm
gear.
Gambar 14 Bentuk Steering Gear Box Model Screw Pin
4) Model screw dan nut
Model ini di bagian bawah main shaft terdapat ulir dan sebuah nut
terpasang padanya. Pada nut terdapat bagian yang menonjol dan
dipasang kan tuas yang terpasang pada rumahnya.
Gambar 15 Bentuk Steering Gear Box Model Screw Dan Nut
27
5) Model recirculating ball
Pada model ini peluru-peluru terdapat dalam lubang-lubang nut
untuk membentuk hubungan yang menggelinding antara nut dan worm
gear. Mempunyai sifat tahan aus dan tahan goncangan yang baik.
Gambar 16 Bentuk Steering Gear Box Model Recirculating Ball
6) Model Rack And Pinion
Gerakan putar pinion diubah langsung oleh rack menjadi gerakan
mendatar. Model rack and pinion mempunyai konstruksi sederhana,
sudut belok yang tajam dan ringan, tetapi goncangan yang diterima dari
permukaan jalan mudah diteruskan ke roda depan.
Gambar 17 Bentuk Steering Gear Box Model Rack And Pinion
28
3. STEERING LINKAGE
Steering linkage terdiri dari rod dan arm yang meneruskan tenaga
gerak dari steering gear ke roda depan. Walaupun mobil bergerak naik dan
turun, gerakan roda kemudi harus diteruskan ke roda-roda depan dengan
sangat tepat setiap saat. Ada beberapa tipe steering linkage dan konstruksi
joint yang dirancang untuk tujuan tersebut. Bentuk yang tepat sangat
mempengaruhi kestabilan pengendaraan, yaitu :
a. Steering linkage untuk suspensi rigid
Gambar 18 Steering Llinkage Type Suspensi Rigid
b. Steering linkage untuk suspensi independent
Gambar 19 Steering Lingkage Type Rack And Pinion
29
Gambar 20 Steering Lingkage Type Recirculating Ball
Komponen sistem kemudi lainnya bergantung pada jenis kemudi
yang digunakan antara lain :
1) Steering wheel (Roda kemudi)
Bentuk ini mempunyai keuntungan, yaitu mendapatkan momen
yang besar sehingga pada waktu membelokkan kendaraan , akan
terasa ringan dan lebih stabil.
Gambar 21 Steering Wheel (Roda Kemudi)
2) Steering Main Shaft
Steering main shaft atau Poros Utama Kemudi berfungsi untuk
menghubungkan atau sebagai tempat roda kemudi dengan steering
gear.
30
Gambar 22 Steering Main Shaft
3) Pitman Arm
Pitman arm meneruskan gerakan gigi kemudi ke relay rod atau
drag link. Berfungsi untuk merubah gerakan putar steering column
menjadi gerakan maju mundur.
Gambar 23 Pitman Arm
4) Tie Rod
Ujung tie rod yang berulir dipasang pada ujung rack pada
kemudi rack and pinion, atau ke dalam pipa penyetelan pada
recirculating ball, dengan demikian jarak antara joint-joint dapat
disetel.
31
Gambar 24 Tie Rod
5) Tie Rod End (Ball Joint)
Tie rod end dipasanglkan pada tie rod untuk menghubungkan tie
rod dengan knuckle arm, relay roda dan lain-lain.
Gambar 25 Tie Rod End (Ball Joint)
6) Knuckle arm
Knuckle arm meneruskan gerakan tie rod atau drag link ke roda
depan melalui steering knuckle.
Gambar 26 Knuckle Arm
32
7) Steering knuckle
Steering knuckle untuk menahan beban yang diberikan pada roda-
roda depan dan berfungsi sebagai poros putaran roda. Berputar dengan
tumpuan ball joint atau king pin dari suspension arm.
Gambar 27 Steering Knuckle
8) Idler arm
Pivot dari idler arm dipasang pada body dan ujung lainnya
dihubungkan dengan relay rod dengan swivel joint. Arm ini memegang
salah satu ujung relay rod dan membatasi gerakan relay rod pada
tingkat tertentu.
Gambar 28 Idler Arm
33
F. Bentuk-bentuk Sitem Kemudi
Pada dasarnya sistem kemudi dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Sistem kemudi secara manual
a. Dibutuhkan tenaga yang besar untuk menggerakkan roda kemudi.
b. Pengemudi lebih cepat lelah.
2. Sistem kemudi Daya (Power Steering)
Penggunaan power steering memberikan keuntungan seperti :
a. Mengurangi daya pengemudian (steering effort).
b. Kestabilan yang tinggi selama pengemudian.
1. Sistem Kemudi Secara Manual
Sistem kemudi secara manual jarang dipakai terutama pada mobil-
mobil modern. Pada sistem ini dibutuhkan adanya tenaga yang besar untuk
mengemudikannya. Akibatnya pengemudi akan cepat lelah apabila
mengendarai mobil terutama pada jarak jauh. Tipe sistem kemudi secara
manual yang banyak digunakan adalah :
a. Tipe recirculating Ball
Cara kerjanya ialah Pada waktu pengemudi memutar roda
kemudi, poros utama yang dihubungkan dengan roda kemudi langsung
membelok. Diujung poros utama kerja dari gigi cacing dam mur pada
bak roda gigi kemudi menambah tenaga dan memindahkan gerak putar
dari roda kemudi ke gerakan mundur maju lengan pitman (pitman arm).
34
Gambar 29 Konstruksi Sistem Kemudi Jenis Recirculating Ball
Lengan-lengan penghubung (linkage), batang penghubung (relay
rod), tie rod, lengan idler (idler arm) dan lengan nuckle arm
dihubungkan dengan ujung pitman arm. Mereka memindahkan gaya
putar dari kemudi ke roda-roda depan dengan memutar ball joint pada
lengan bawah (lower arm) dan bantalan atas untuk peredam kejut. Jenis
ini biasanya digunakan pada mobil penumpang atau komersial.
Keuntungan :
1) Komponen gigi kemudi relative besar, bisa digunakan untuk mobil
ukuran sedang, mobil besar dan kendaraan komersial.
2) Keausan relative kecil dan pemutaran roda kemudi relative ringan.
Kerugian :
3) Konstruksi rumit karena hubungan antara gigi sector dan gigi pinion
tidak langsung.
4) Biaya perbaikan lebih mahal.
35
b. Type Rack And Pinion
Cara kerjanya ialah ada waktu roda kemudi diputar, pinion pun
ikut berputar. Gerakan ini akan menggerakkan rack dari samping ke
samping dan dilanjutkan melalui tie rod ke lengan nuckle pada roda-
roda depan sehingga satu roda depan didorong, sedangkan satu roda
tertarik, hal ini menyebabkan roda-roda berputar pada arah yang sama.
Gambar 30 Konstruksi Sistem Kemudi Jenis Rack And Pinion
Kemudi jenis rack and pinion jauh lebih efisien bagi pengemudi
untuk mengendalikan roda-roda depan. Pinion yang dihubungkan
dengan poros utama kemudi melalui poros intermediate, berkaitan
denngan rack.
Keuntungan :
1) Konstruksi ringan dan sederhana.
2) Persinggungan antara gigi pinion dan rack secara langsung.
3) Pemindahan momen relatif lebih baik, sehingga lebih ringan
Kerugian :
1) Bentuk roda gigi kecil, hanya cocok digunakan pada mobil
penumpang ukuran kecil atau sedang.
2) Lebih cepat aus.
36
3) Bentuk gigi rack lurus, dapat menyebabkan cepatnya keausan.
2. Sistem Kemudi Daya (Power Steering)
Lahirnya sistem kemudi daya ini didasari oleh kekurangan yang
didapat pada sistem kemudi manual dimana rendahnya kemampuan di
dalam pengemudian terutama pada perjalanan yang jauh, dan pada
kecepatan rendah sehingga membuat pengemudi cepat lelah. Disamping
itu kekakuan pada kemudi manual turut mempengaruhi pengembangan
sistem kemudi kendaraan. Pengembangan sistem kemudi saat ini sudah
menjangkau pada sistem pengontrolan secara otomatis. Pada umumnya
sistem kemudi daya dibagi atas 2 tipe, yaitu :
a. Hydraulic Power steering (HPS)
Sistem kemudi ini memiliki sebuah booster hidraulis dibagian
tengah mekanisme kemudi agar kemudi menjadi lebih ringan. Dalam
keadaan normal beratnya putaran roda kemudi adalah 2-4 kg. Sistem
power steering direncanakan untuk mengurangi usaha pengemudian
bila kendaraan bergerak pada putaran rendah dan menyesuaikan pada
tingkat tertentu bila kendaraan bergerak, mulai kecepatan medium
sampai kecepatan tinggi.
1) Cara Kerja Power Steering
Pembatasan dalam sirkuit hidrolis dilakukan oleh gerakan
putar dari control valve shaft dalam kaitanya dengan rotary valve.
Pada saat membelok ke kanan, tekanan ditutup orifice X dan Y
pada saat membelok ke kiri pembatasan dilakukan oleh orifice X’
dan Y’.
37
Pada saat steering wheel diputar, maka control shaft valve
berputar memutarkan pinion gear melalui torsion bar. Pada saat
ini control valve terpuntir berlawanan dengan pinion gear sesuai
dengan gaya permukaan jalan, control valve shaft berputar hanya
sebatas puntiran dan bergerak ke kiri atau ke kanan mengikuti
rotary valve. Akibatnya, orifice X dan Y (X’ dan Y’) terbentuk
dan perbedaan tekanan hidrolis terjadi pada ruang silinder kiri
atau kanan.
Dengan cara ini putaran control valve melakukan perubahan
saluran untuk merubah pengaturan tekanan minyak. Minyak
dalam vane pump dari lingkaran luar rotary valve akan kembali
ke tangki reservoir melalui celah antara torsian bar dan control
valve shaft.
Gambar 31 Pengaturan Sirkuit Minyak Pada Rotary valve
a) Posisi Netral
Selama control valve shaft dan katup rotary (rotary
valve) tidak berputar, maka dalam posisi netral. Posisi ini
terjadi saat berjalan lurus tanpa memutar roda kemudi.
38
Minyak yang dialirkan dari pompa kembali ke tangki
reservoir melalui lubang D pada ruang D. Ruangan sebelah
kiri dan kanan dalam silinder mulai bertekanan, tetapi
keduanya tidak ada perbedaan maka tidak terjadi bantuan
power steering.
Gambar 32 Cara Kerja Power Steering Posisi Netral
b) Posisi Belok Kanan
Pada saat membelok kekanan, Torsian bar terpuntir dan
control valve berputar kekanan. Minyak dari pompa ditahan
oleh orifice X dan Y dari edge untuk menghentikan aliran
kelubang C dan D. Akibatnya minyak mengalir kelubang B
ke sleeve B dan kemudian ke silinder kanan, menyebabkan
rack pinion bergerak ke kekiri dengan bantuan power
steering. Pada saat bersamaan minyak dari ruang silinder kiri
kembali ke reservoir tank melalui sleeve C- lubang C- lubang
Druang D.
39
Gambar 33 Cara Kerja Power Steering Posisi Belok Kanan
c) Posisi Belok Kiri
Sama halnya dengan membelok ke kanan, kendaraan
membelok ke kiri torsian bar terpuntir dan control shaft
berputar ke kiri. Minyak yang dialirkan dari pompa ditahan
oleh orifice X’ dan Y’ dan menutup aliran ke lubang B dan
D. Akibatnya minyak mengalir dari lubang C ke Sleeve C
dan kemudian ke ruang silinder kiri memberikan bantuan
power steering. Pada waktu yang sama, minyak pada silinder
kanan mengalir kembali ke reservoir tank melalui sleeve C-
lubang B- lubang D- ruang D.
Gambar 34 Cara Kerja Power Steering Posisi Belok Kiri
40
2) Komponen-komponen Power Steering
a) Vane Pump
Vane pump adalah bagian utama dari system power steering
berfungsi menghasilkan tekanan tinggi dan debit yang besar.
Vane pump juga berfungsi untuk mengatur jumlah aliran fluida
yang diperlukan sesuai dengan putaran mesin, Adapun komponen
yang ada dalam vane pump adalah :
- Reservoir Tank. berfungsi untuk tampungan fluida power
steering.
- Pump Body, adalah rumah dari rotor blade dan pompa
digerakan oleh puli poros engkol mesin dengan drive blet,
dan mengalirkan tekanan fluida ke gear housing.
- Flow Control Valve, mengatur volume aliran minyak dari
pompa ke gear housing dan menjaga agar volumenya tetap
pada rpm pompa yang berubah-ubah.
Gambar 35 Komponen Vane Pump
41
b) Gear Housing
Merupakan rumah tempat roda gigi Kemudi, gear
housing pada power steering menggunakan roda gigi tipe rack
and pinion. Dimana steering pinion bagian ujung pada poros
utama kemudi bersinggungan dengan steering rack, sehingga
pada saat steering wheel diputar dan diikuti shaft pinion akan
menggerakkan steering rack ke kiri atau ke kanan. Gerakan
steering rack diteruskan rack and pinion dan tie rod ke roda
depan kiri dan kanan. Roda gigi rack and pinion mempunyai
keuntungan sebagai berikut :
- Konstruksinya sederhana, ringan karena gear box kecil,
rack and pinion sebagai steering linkage.
- Gigi reduksinya lebih besar maka momen untuk
menggerakkan roda lebih ringan.
- Persinggungan giginya langsung sehingga respon
pengemudian sangat tajam.
- Rakitan steering tertutup sehingga tidak memerlukan
perawatan.
Gambar 36 Komponen Gear Housing
42
c) Power Silinder
Power silinder adalah tempat piston bekerja
menggerakkan roda gigi kemudi (steering Gear), Power
silinder juga merupakan tempat piston bekerja dan
ditempatkan pada rack, rack bergerak karena tekanan minyak
yang dihasilkan oleh tekanan vane pump yang bekerja pada
power piston. Kebocoraan minyak dicegah oil seal pada kedua
ruangan silinder dan bagian ujung power cylinder juga dicegah
oil seal untuk mencegah kebocoran fluida. Minyak yang
digunakan dextron dengan SAE 10. Steering wheel
dihubungkan dengan steering main shaft untuk menggerakkan
control valve.
Gambar 37 Komponen Power Silinder
d) Katup Rotary
Mengatur Arah aliran minyak dari pompa, aliran minyak
dari pompa ditentukan oleh control valve (rotary valve) yang
ada didalam rumah gigi (gear housing). Control valve shaft
yang menerima momen dari steering wheel dengan pinion gear
43
dihubungkan oleh pasak dan berputar bersama-sama. Bila tidak
ada tekanan minyak dari vane pump, torsion bar akan terpuntir
sepenuhnya. Control valve shaft dengan pinion gear
berhubungan dengan stopper, sehingga momen dari control
valve diteruskan langsung ke pinion gear.
Gambar 38 Kontruksi Rotary Valve
b. Tipe Hydraulic Power Steering
Ada beberapa tipe power steering, tetapi masing-masing
mempunyai 3 bagian yang terdiri dari pompa, control valve dan power
silinder. Ada dua jenis power steering yaitu :
1) Tipe Integral
Sesuai dengan namanya, control valve dan power piston
terletak di dalam gear box. Tipe gear yang dipakai ialah
recirculating ball. Diperlihatkan di sini mekanisme sistem power
steering tipe integral. Bagian yang utama terdiri dari :
- Tangki reservoir yang berisi fluida.
- Vane pump yang membangkitkan tenaga hidraulis.
44
- Gear box yang berisi control valve, power piston dan steering
gear.
- Pipa-pipa yang mengalirkan fluida.
- Selang-selang flexible.
Gambar 39 Komponen Power Steering Type Integral
Gambar 40 Power Steering Type Integral
2) Tipe Rack and Pinion
Control valve power steering tipe ini termasuk didalam
gear housing dan power pistonnya terpisah di dalam power
45
cylinder. Tipe rack and pinion hampir sama dengan mekanisme
tipe integral.
Gambar 41 Komponen Power Steering Type Rack And Pinion
Gambar 42 Power Steering TyPe Rack And Pinion
c. Electric Power Steering (EPS)
Tujuan dari pengembangan EPS adalah meningkatkan efisiensi
kerja kendaraan dengan melakukan perubahan proses kerja power
steering. Perubahan ini mengalihkan sistem hidraulis ke elektrik.
Power steering yang proses kerjanya dibantu arus listrik ini dapat
mereduksi pemakaian energi kendaraan yang tidak perlu.
46
1) Komponen Utama EPS
Umumnya sistem Electric Power Steering (EPS)
menggunakan beberapa perangkat elektronik yang sama, seperti:
a) Control module sebagai komputer untuk mengatur kerja EPS.
b) Motor elektrik bertugas langsung membantu meringankan
perputaran setir.
c) Vehicle speed sensor terletak digear box dan bertugas
memberitahu control module tentang kecepatan mobil.
d) Torque sensor berada di kolom setir dengan tugas memberi
informasi ke control module jika setir mulai diputar oleh
pengemudi.
e) Clutch (kopling) ini ada di antara motor dan batang setir.
Tugasnya untuk menghubungkan dan melepaskan motor
dengan batang setir sesuai kondisi.
f) Noise Suppressor bertindak sebagai sensor yang mendeteksi
mesin sedang bekerja atau tidak dan on-board Diagnostic
Display berupa indikator di panel instrumen yang akan
menyala jika ada masalah sengan sistem EPS.
Gambar 43 Konstruksi EPS
47
2) Cara Kerjanya
a) Setelah kunci diputar ke posisi ON, Control Module
memperoleh arus listrik untuk kondisi stand-by. Seketika itu
pula, indikator EPS pada panel instrumen menyala.
b) Begitu mesin hidup, maka Noise Suppressor segera
menginformasikan pada Control Module untuk mengaktifkan
motor listrik dan clutch pun langsung menghubungkan motor
dengan batang setir.
c) Torque Sensor salah satu sensor yang terletak pada steering
rack bertugas member informasi pada Control Module ketika
setir mulai diputar. Dan mengirimkan informasi tentang sejauh
apa setir diputar dan seberapa cepat putarannya.
d) Dengan dua informasi itu, Control Module segera mengirim
arus listrik sesuai yang dibutuhkan ke motor listrik untuk
memutar gigi kemudi. Dengan begitu proses memutar setir
menjadi ringan.
e) Vehicle Speed Sensor bertugas menyediakan informasi bagi
control module tentang kecepatan kendaraan. Pada kecepatan
tinggi, umumnya dimulai sejak 80 km/jam, motor elektrik akan
dinonaktifkan oleh Control Module. Dengan begitu setir
menjadi lebih berat sehingga meningkatkan safety. Jadi sistem
EPS ini mengatur besarnya arus listrik yang dialirkan ke motor
listrik hanya sesuai kebutuhan saja. Selain mengatur kerja
motor elektrik berdasarkan informasi dari sensor, Control
48
Module juga mendeteksi jika ada malfungsi pada sistem EPS.
Lampu indikator EPS pada panel instrumen akan menyala
berkedip tertentu andai terjadi kerusakan. Selanjutnya ia juga
menonaktifkan motor elektrik dan clutch akan melepas
hubungan motor dengan batang setir. Namun karena sistem
kemudi yang dilengkapi EPS in masih terhubung dengan setir
via batang baja, maka mobil masih dimungkinkan untuk
dikemudikan. Walau memutar setir akan terasa berat seperti
kemudi tanpa power steering.
Gambar 44 Cara Kerja EPS
3) Macam-Macam EPS
a) Fully Electric
Artinya motor listrik bekerja langsung dalam membantu
gerakan kemudi. Baik yang letaknya menempel pada batang
kemudi, seperti pada Toyota Yaris dan Vios Juga yang
49
letaknya menempel pada rack dan di tempatkan pada gearbox
steering.
Gambar 45 Tipe EPS Fully Electric
b) Semi Electric
Putaran motor elektrik hanya dimanfaatkan untuk
mendorong hidraulis, ini sebagai pengganti pompa power
steering yang menempel di mesin dan diputar oleh sabuk V-
belt. Perangkat EPS yang digunakan tentunya tidak lagi
menempel pada mesin. Namun masih mengandalkan minyak
untuk meringankan gerak setir. Power steering hidraulis
membuat mobil lebih boros BBM hingga sekitar 1,07 km/l.
Gambar 46 Tipe EPS Semi Electric