bab iii.docx

37
BAB III MODALITAS PEMERIKSAAN RADIOLOGI 3.1 Sejarah Radiologi Sinar x ditemukan oleh Wilhem Conrad Roentgen, seorang professor fisika dari Universitas Wurzburg, Jerman. Saat itu ia melihat timbulnya sinar fluoresensi yang berasal dari Kristal barium platinosianida dalam tabungCrookes-Hittorf yang dialiri listrik. Pada tahun 1901 mendapat hadiah nobel atas penemuan tersebut. Akhir Desember 1895 dan awal Januari 1896 Dr Otto Walkhoff (dokter gigi) dari Jerman adalah orang pertama yang menggunakan sinar x pada foto gigi ( premolar bawah) dengan waktu penyinaran 25 menit, selanjutnya seorang ahli fisika Walter Koenig menjadikan waktu penyinaran 9 menit dan sekarang waktu penyinaran menjadi 1/10 second (6 impulses). William Rollins adalah orang yang mengerjakan intraoral radiograf pada tahun 1896 mengalami cedera disebabkan efek pekerjaan yaitu kulit tangannya terbakar sehingga direkomendasikanlah pemakaian tabir/pelindung antara tabung, pasien maupun radiographer. Korban lain dr Max Hermann Knoch orang Belanda yang bekerja sebagai ahli radiologi di Indonesia. Ia bekerja tanpa menggunakan pelindung tahun 1904 dr Knoch menderita kelainan yang cukup berat luka yang tak kunjung sembuh pada kedua belah 44

Upload: echacaccaa

Post on 15-Nov-2015

232 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

BAB IIIMODALITAS PEMERIKSAAN RADIOLOGI3.1 Sejarah RadiologiSinar x ditemukan oleh Wilhem Conrad Roentgen, seorang professor fisika dari Universitas Wurzburg, Jerman. Saat itu ia melihat timbulnya sinar fluoresensi yang berasal dari Kristal barium platinosianida dalam tabungCrookes-Hittorf yang dialiri listrik. Pada tahun 1901 mendapat hadiah nobel atas penemuan tersebut. Akhir Desember 1895 dan awal Januari 1896 Dr Otto Walkhoff (dokter gigi) dari Jerman adalah orang pertama yang menggunakan sinar x pada foto gigi ( premolar bawah) dengan waktu penyinaran 25 menit, selanjutnya seorang ahli fisika Walter Koenig menjadikan waktu penyinaran 9 menit dan sekarang waktu penyinaran menjadi 1/10 second (6 impulses). William Rollins adalah orang yang mengerjakan intraoral radiograf pada tahun 1896 mengalami cedera disebabkan efek pekerjaan yaitu kulit tangannya terbakar sehingga direkomendasikanlah pemakaian tabir/pelindung antara tabung, pasien maupun radiographer. Korban lain dr Max Hermann Knoch orang Belanda yang bekerja sebagai ahli radiologi di Indonesia. Ia bekerja tanpa menggunakan pelindung tahun 1904 dr Knoch menderita kelainan yang cukup berat luka yang tak kunjung sembuh pada kedua belah tangannya. Lama kelamaan tangan kiri dan kanan jadi nekrosis dan lama diamputasi yang akhirnya meninggal karena sudah metastase ke paru.Dalam membangun dan merencanakan fasilitas ruangan penyinaran radiografi,harus memperhatikan hal-hal yang tertera dibawah ini.1. Lokasi bagian radiologi ditempatkan disentral yang mudah dicapai dari poliklinik.2. Besarnya ruangan harus sesuai dengan peralatan yang akan ditempatkan, seperti rumah sakit tipe A,B,C dan D.3. Proteksi radiasi peralatan Roentgen dan dinding ruangan harus dapat dipertanggungjawabkan untuk menjamin keamanan pasien, radiographer,4. Pegawai, dokter dan masyarakat umum.

5. Alat-alat proteksi yang dipakai ahli radiologi, radiographer serta karyawan adalah sarung tangan berlapis timah hitam dan jubah/apron yang berlapis timah hitam setebal 0,5 mm Pb. Dinding proteksi berlapis Pb dengan ketebalan ekivalen 2 mm Pb.6. Luas ruangan menurut Departemen Kesehatan harus 4x3x2,8m sehingga memudahkan memasukkan tempat tidur pasien, khusus untuk alat-lat kedokteran gigi lebih kecil dari ukuran yang diatas dengan catatan ukuran ruangan memudahkan pasien keluar dan masuk untuk melakukan foto ronsen. Dinding ruangan terbuat dari bata yang dipasang melintang (artinya 1 bata ; jika dipasang memanjang dipakai 2 bata). Bata yang dipakai harus berkualitas baik ukuran 10x20 cm. Plesteran dengan campuran semen dan pasir tertentu, tebal minimal dengan bata adalah 25 cm. Bila memakai beton, tebal dinding beton minimal adalah 15 cm. dinding yang dibuat harus ekivalen dengan 2 mm Pb. Bila ada jendela boleh ditempatkan 2 m diatas7. dinding atau kaca yang berlapis Pb.8. Kamar gelap yang dipakai minimal 3x2x2,8 m dan jga dibuat bak-bak pencucian film dengan porselen putih bagi yang menggunakan pencucian dengan cara manual. Harus ada air yang bersih dan mengalir, kipas angin/exhauster atau air-conditioner agar udara dalam kamar gelap selalu9. bersih dan cukup nyaman bagi petugas yang bekerja di dalamnya selama berjam-jam. Untuk masuk ke kamar gelap dapat dipakai sistem lorong yang melingkar tanpa pintu atau sistem dua pintu untuk menjamin supaya cahaya tidak masuk. Warna dinding kamar gelap tidak perlu hitam, sebaiknya dipakai warna cerah, kecuali lorong lingkar ke kamar gelap dicat hitam untuk mengabsorpsi cahaya sebanyak mungkin.10. Ruang operator dan tempat pesawat sinar x sebaiknya dibuat terpisah atau bila berada dalam satu ruangan maka disediakan tabir yang berlapis Pb dan dilengkapi dengan kaca intip dari Pb.11. Pintu ruang pesawat sinar x harus diberi penahan radiasi yang cukup sehingga terproteksi dengan baik. Pintu tersebut biasanya terbuat dari tripleks dengan tebal tertentu yang ditambah lempengan Pb setebal 1 1,5 mm12. Tanda radiasi berupa lampu merah harus dipasang di atas pintu yang dapat menyala pada saat pesawat digunakan.

Radiasi adalah pemancaran/pengeluaran dan perambatan energi menembus ruang atau sebuah substansi dalam bentuk gelombang atau partikel. Partikel radiasi terdiri dari atom atau subatom dimana mempunyai massa dan bergerak, menyebar dengan kecepatan tinggi menggunakan energi kinetik. Beberapa contoh dari partikel radiasi adalah electron, beta, alpha, photon & neutron. Sumber radiasi dapat terjadi secara alamiah maupun buatan. Sumber radiasi alamiah contohnya radiasi dari sinar kosmis, radiasi dari unsur-unsur kimia yang terdapat pada lapisan kerak bumi, radiasi yang terjadi pada atsmosfir akibat terjadinya pergeseran lintasan perputaran bola bumi. Sedangan sumber radiasi buatan contohnya radiasi sinar x, radiasi sinar alfa, radiasi sinar beta , radiasi sinar gamma.Sinar x adalah pancaran gelombang elektromagnetik yang sejenis dengan gelombang listrik, radio, inframerah panas, cahaya, sinar gamma , sinar kosmik dan sinar ultraviolet tetapi dengan panjang gelombang yang sangat pendek. Penggunaan sinar x adalah sesuatu yang penting untuk diagnosa gigi geligi serta jaringan sekitarnya dan pemakaian yang paling banyak pada diagnostic imaging system.Perbedaan antara sinar dengan sinar elektromagnetik lainnya terletak pada panjang gelombang dimana panjang gelombang pada sinar x lebih pendek yaitu : 1 A = 1/100.000.000 cm = 10-8 cm. Lebih pendek panjang gelombang dan lebih besar fekwensinya maka energi yang lebih banyak. Energi pada sinar x memberikan kemampuan untuk penetrasi khususnya gigi, tulang dan jaringan disekitar gigi. Efek dari radiasi elektromagnetik dalam kehidupan, bervariasi tergantung panjang gelombang, Gelombang TV dan radio dimana berada di atsmosfir tidak mempunyai efek pada jaringan manusia. Microwave dengan energi radiasi yang rendah dapat menghasilkan energi panas dalam jaringan organik yang juga bekerja pada microwave ovens.Elektromagnetik dengan energi yang sangat rendah dapat menyebabkan ionisasi seperti yang ada pada MRI (magnetic resonance imaging) untuk diagnostik. Kemampuan sinar x menghasilkan gambar mengindikasikan sinar x dapat menembus kulit, jaringan dan tulang.Sinar x mempunyai beberapa sifat fisik yaitu daya tembus, pertebaran, penyerapan, efek fotografik, fluoresensi, ionisasi dan efek biologik, selain itu,sinar x tidak dapat dilihat dengan mata, bergerak lurus yang mana kecepatannya sama dengan kecepatan cahaya, tidak dapat difraksikan dengan lensa atau prisma tetapi dapat difraksikan dengan kisi kristal. Dapat diserap oleh timah hitam, dapat dibelokkan setelah menembus logam atau benda padat, mempunyai frekuensi gelombang yang tinggi.a) Daya tembusb) Sinar x dapat menembus bahan atau massa yang padat dengan daya tembus yang sangat besar seperti tulang dan gigi. Makin tinggi tegangan tabung ( besarnya KV) yang digunakan, makin besar daya tembusnya. Makin rendah berat atom atau kepadatan suatu benda, makin besar daya tembusnya.c) Pertebarand) Apabila berkas sinar x melalui suatu bahan atau suatu zat, maka berkas sinar tersebut akan bertebaran keseluruh arah, menimbulkan radiasi sekunder (radiasi hambur) pada bahan atau zat yang dilalui. Hal ini akan menyebabkan terjadinya gambar radiograf dan pada film akan tampak pengaburan kelabu secara menyeluruh. Untuk mengurangi akibat radiasi hambur ini maka diantara subjek dengan diletakkan timah hitam (grid) yang tipis.e) Penyerapanf) Sinar x dalam radiografi diserap oleh bahan atau zat sesuai dengan berat atom atau kepadatan bahan atau zat tersebut. Makin tinggi kepadatannya atau berat atomnya makin besar penyerapannya.g) Fluoresensih) Sinar x menyebabkan bahan-bahan tertentu seperti kalsium tungstat atau zink sulfide memendarkan cahaya (luminisensi). Luminisensi ada 2 jenis yaitu :1. Fluoresensi, yaitu memendarkan cahaya sewaktu ada radiasi sinar x saja.2. Fosforisensi, pemendaran cahaya akan berlangsung beberapa saati) walaupun radiasi sinar x sudah dimatikan (after glow).j) Ionisasik) Efek primer dari sinar x apabila mengenai suatu bahan atau zat dapat menimbulkan ionisasi partikel-partikel atau zat tersebut.l) Efek biologim) Sinar x akan menimbulkan perubahan-perubahan biologi pada jaringan. Efek biologi ini yang dipergunakan dalam pengobatan radioterapi. Kesimpulan, sinar x dihasilkan dengan konversi energi listrik menjadi radiasi, tidak terlihat, penjalarannya berupa garis lurus, dapat menembus jaringan lunak dan kerasn sertan mempunyai efek fotografis dengan menghasilkan gambar yang dapat dilihat.

Untuk pembuatan sinar X diperlukan sebuah tabung rontgen hampa udara di mana terdapat elektron elektron yang diarahkan dengan kecepatan tinggi pada suatu sasaran (target). Dari proses tersebut di atas terjadi suatu keadaan di mana energi elektron sebagian besar di rubah menjadi panas ( 99% ) dan sebagian kecil (1 %) menjadi sinar x.Suatu tabung pesawat rontgen mempunyai beberapa persyaratan yaiatu:1. Mempunyai sumber electron2. Gaya yang mempercepat gaya electron3. Lintasan elektron yang bebas dalam ruang hampa udara4. Alat pemusat berkas electron ( focusing cup )5. Penghenti gerakan electron Sumber ElektronSebagian sumber elektron adalah kawat pijar atau filamen pada katode di dalam tabung pesawat rontgen. Pemanasan filament dilakukan dengan suatu transformator khusus. Gaya yang mempercepat gerakan elektron Gaya tersebut bergantung pada tegangan yang dipasang pada tabung rontgen Lintasan elektron yang bebas dalam hampa udara Lintasan ini terjadi dalam ruang yang praktis hampa udara di antara katoda dan anoda Alat pemusat berkas elektron Alat ini menyebabkan elektron elektron tidak bergerak terpencar pencar tetapi terarah ke bidang focus ( focal spot ) Penghenti gerakan elektron Penghentian gerakan elektron dapat dibedakan atas keeping Wolfarm yang ada pada anoda yang diam dan piring Wolfarm di atas tangkai molybdenum pada tabung rontgen anoda berputar. Wolfarm adalah bahan focus yang mempunyai titik lebur tinggi mencapai 34000C dan no atom 74.

Dalam menggunakan sinar x saat pemeriksaan radiologi terjadi beberapa proses, proses tersebut dijelaskan sebagai berikut :a. Katoda (filament) dipanaskan (besar dari 20.0000C) sampai menyala dengan mengalirkan listrik yang berasal dari transformator.b. Karena panas electron-elektron dari katoda (filamen) terlepas.c. Sewaktu dihubungkan dengan transformator tegangan tinggi, elektronelektron gerakannya dipercepat menuju anoda yang berpusat di focusing cup.d. Awan-awan elektron mendadak dihentikan pada target (sasaran) sehingga terbentuk panas (99%) den sinar x (1%)e. Pelindung (perisai) timah akan mencegah keluarnya sinar x, sehingga sinar x yang terbentuk hanya dapat keluar melalui jendela.f. Panas yang tinggi pada target (sasaran) akibat benturan electron dihilangkan dengan radiator pendingin.g. Ringkasan terjadinya sinar x Melalui generator yang membuat aliran listrik dengan potensial tinggi, logam pijar molybdenum memijar, pada saat tertentu logam pijar tersebut menghasilkan awan elektron (logam pijar molybdenum disebut sebagai filamen) pada suhu tertentu serta saat tertentu pula electron-elektron tertarik ke anoda (anoda adalah unsur radioaktif barium platinum sianida atau tungsten carbide). Dengan kata lain bila anoda dibombardir oleh electron, akan timbul pancaran sinar radiasi roentgen atau sinar x, keadaan ini terjadi di dalam tabung vakum Coolidge.

Tabung sinar x terdiri dari tabung gelas hampa udara, elektroda positif disebut anoda dan elektroda positif disebut katoda. Katoda dibalut dengan filament, bila diberi arus beberapa mA bisa melepaskan elektron. Dengan memberi tegangan tinggi antara anoda dan katoda maka elektron katoda ditarik ke anoda. Arus elektron ini dikonsentrasikan dalam satu berkas dengan bantuan sebuah silinder (focusing cup). Antikatoda menempel pada anoda dibuat dari logam dengan titik permukaan lebih tinggi, berbentuk cekungan seperti mangkuk. Waktu elektron dengan kecepatan tinggi di dalam berkas tersebut menumbuk antikatoda, terjadilah sinar x. Makin tinggi nomor atom katoda maka makin tinggi kecepatan elektron, akan makin besar daya tembus sinar x yang terjadi. Antikatoda umumnya dibuat dari tungsten, sebab elemen ini nomor atomnya tinggi dan titik leburnya juga tinggi (34000C) hanya sebagian kecil energi elektron yang berubah menjadi sinar x kurang dari 1% pada tegangan 100 kV dan sebagian besar berubah menjadi panas waktu menumbuk antikatoda. Panas yang tinggi pada tabung didinginkan dengan menggunakan pendingin minyak emersi / air.

3.2 Foto Polos AbdomenPada apendisitis akut, pemeriksaan foto polos abdomen tidak banyak membantu. Mungkin terlihat adanya fekalit yaitu kotoran yang mengeras dan terkalsifikasi, berukuran sebesar kacang polong yang menyumbat muara apendiks (appendikolit). Gambaran appendikolit ini hanya ditemukan 6 mm, tidak ada peristaltik pada penampakan longitudinal, dan gambaran target pada penampakan transversal. Keadaan awal apendisitis akut ditandai dengan perbedaan densitas pada lapisan apendiks, lumen yang utuh, ditemukan adanya fekalit, udara intralumen, diameter apendiks lebih dari 6 mm, penebalan dinding apendiks lebih dari 2 mm dan pengumpulan cairan perisekal. Keadaan apendiks supurasi atau gangren ditandai dengan distensi lumen oleh cairan, penebalan dinding apendiks dengan atau tanpa apendikolit. Keadaan apendiks perforasi ditandai dengan tebal dinding apendiks yang asimetris, cairan bebas intraperitonial, dan abses tunggal atau multipel20.Akurasi USG antara 90 94%, dengan nilai sensitivitas dan spesifisitas yaitu 85% dan 92%. Walaupun begitu, appendik hanya dapat dilihat pada 50% pasien selama terjadinya appendisitis. Oleh karena itu, dengan tidak terlihatnya apendiks saat USG tidak menyingkirkan adanya appendisitis. USG juga berguna pada wanita untuk menyingkirkan diagnosis banding lain yang melibatkan organ genitalia interna seperti ovarium, tuba falopi dan uterus.Hasil USG dapat dikategorikan menjadi normal, non spesifik, kemungkinan penyakit lain, atau kemungkinan apendiks. Hasil USG yang tidak spesifik meliputi adanya dilatasi usus, udara bebas, atau ileus. Hasil USG dikatakan kemungkinan appendiks jika ditemukan dilatasi appendik di daerah fossa iliaka kanan, dan dikonfirmasikan dengan gejala klinik yang mengarah pada appendisitis21.Dalam penggunaan USG terdapat beberapa komponen, komponen tersebut akan dijelaskan, seperti: TransduserTransduser adalah komponen USG yang ditempelkan pada bagian tubuh yang akan diperiksa, seperti dinding perut atau dinding poros usus besar pada pemeriksaan prostat. Di dalam transduser terdapat kristal yang digunakan untuk menangkap pantulan gelombang yang disalurkan oleh transduser. Gelombang yang diterima masih dalam bentuk gelombang akusitik (gelombang pantulan) sehingga fungsi kristal disini adalah untuk mengubah gelombang tersebut menjadi gelombang elektronik yang dapat dibaca oleh komputer sehingga dapat diterjemahkan dalam bentuk gambar. Monitor Monitor yang digunakan dalam USG Mesin USGMesin USG merupakan bagian dari USG dimana fungsinya untuk mengolah data yang diterima dalam bentuk gelombang. Mesin USG adalah CPUnya USG sehingga di dalamnya terdapat komponen-komponen yang sama seperti pada CPU pada PC.Pemeriksaan USG pada radiologi memiliki beragam jenis, tergantung kebutuhan untuk mendiagnosis suatu penyakit, seperti: USG 2 Dimensi Menampilkan gambar dua bidang (memanjang dan melintang). Kualitas gambar yang baik sebagian besar keadaan janin dapat ditampilkan. USG 3 Dimensi Dengan alat USG ini maka ada tambahan 1 bidang gambar lagi yang disebut koronal. Gambar yang tampil mirip seperti aslinya. Permukaan suatu benda (dalam hal ini tubuh janin) dapat dilihat dengan jelas. Begitupun keadaan janin dari posisi yang berbeda. Ini dimungkinkan karena gambarnya dapat diputar (bukan janinnya yang diputar). USG 4 Dimensi Sebetulnya USG 4 Dimensi ini hanya istilah untuk USG 3 dimensi yang dapat bergerak (live 3D). Kalau gambar yang diambil dari USG 3 Dimensi statis, sementara pada USG 4 Dimensi, gambar janinnya dapat "bergerak". Jadi pasien dapat melihat lebih jelas dan membayangkan keadaan janin di dalam rahim. USG Doppler Pemeriksaan USG yang mengutamakan pengukuran aliran darah terutama aliran tali pusat. Alat ini digunakan untuk menilai keadaan/kesejahteraan janin. Penilaian kesejahteraan janin ini meliputi: - Gerak napas janin (minimal 2x/10 menit). - Tonus (gerak janin). - Indeks cairan ketuban (normalnya 10-20 cm). - Doppler arteri umbilikalis. - Reaktivitas denyut jantung janin.

3.4 Computed Tomography Scanning (CT-Scan)Pada keadaan normal apendiks jarang tervisualisasi dengan pemeriksaan ini. Gambaran penebalan diding apendiks dengan jaringan lunak sekitar yang melekat mendukung kecurigaan apendisitis. CT-Scan mempunyai sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi yaitu 90 - 100% dan 96 97%, serta akurasi 94 - 100%. CT-Scan sangat baik antuk mendeteksi apendiks dengan abses atau flegmon26.Pada pasien yang tidak hamil, CT-scan pada daerah appendik sangat berguna untuk mendiagnosis appendisitis dan abses peri-appendikular sekaligus menyingkirkan adanya penyakit lain dalam rongga abdomen dan pelvis yang menyerupai appendisitis.Gambar 3.3 CT-Scan Appendix (Faecolith)

Tabel 4. Perbandingan USG dan CT Scan Appendix pada AppendisitisUSGCT Scan Appendix

Sensitivitas85%

90-100%

Spesifitas92%

95-97%

KeuntunganAmanRelatif murahDapat menyingkirkanpenyakit pelvis pada wanitaLebih baik pada anak-anak

Lebih akuratLebih baik dalammengidentifikasi Appendixnormal, phlegmon danabses

PenggunaanEvaluasi pasien padapasien Appendisitis

Evaluasi pasien pada pasien Appendisitis

KerugianTergantung operatorSecara teknik tidak adekuatdalam menilai gasNyeri

MahalRadiasi ionisasiKontras

3.5 Magnetic resonance imaging (MRI)Penggunaan MRI cukup terbatas karena biaya yang cukup mahal, waktu sken yang cukup panjang, dan tidak selalu tersedia. Meskipun demikian, rendahnya radiasi ionisasi membuat MRI menjadi modalitas utama pemeriksaan pada wanita hamil. MRI juga lebih superior dibandingkan USG transabdominal dalam evaluasi pasien hamil yang diduga mengalami apendisitis. Jadi jika tidak terdiagnosis dengan USG, seharusnya dilakukan pemeriksaan MRI abdomen dan pelvis.

3.6 Appendicogram Appendicogram merupakan pemeriksaan berupa foto barium usus buntu yang dapat membantu melihat terjadinya sumbatan atau adanya kotoran (skibala) di dalam lumen usus buntu28. a. Teknik Pemeriksaan Indikasi dilakukannya pemeriksaan appendicogram adalah apendisitis kronis atau akut. Sedangkan kontraindikasi dilakukan pemeriksaan appendicogram adalah pasien dengan kehamilan trimester I atau pasien yang dicurigai adanya perforasi. Persiapan Bahan: Larutan Barium Sulfat ( 250 gram) + 120-200 cc air. Persiapan Pasien: Sehari sebelum pemeriksaan pasien diberi BaSO4 dilarutkan dalam air masak dan diminta untuk diminum pada jam 24.00 WIB setelah itu puasa. Pasien di panggil masuk ke ruang pemeriksaan dalam keadaan puasa. Pasien diminta untuk membuka pakaian. Pasien diberi baju RS untuk dipakai. Prosedur: Pasien naik ke atas meja pemeriksaan. Kaset ditempatkan di bawah meja pemeriksaan. Meminta pasien agar kooperatif dan menuruti perintah radiografer sehingga pemeriksaan berjalan dengan baik. Sesudah pasien difoto, pasien diminta mengganti pakaian dan diminta untuk datang keesokan harinya untuk dilakukan foto kembali selama 3 hari berturut-turut.

b. Gambaran Radiologis Appendicogram dengan non-filling apendiks (negatif appendicogram) merupakan apendisitis akut. Appendicogram dengan partial filling (parsial appendicogram) diduga sebagai apendisitis dan appendicogram dengan kontras yang mengisi apendiks secara total (positif appendicogram) merupakan apendiks yang normal28.Appendicogram sangat berguna dalam diagnosis apendisitis akut, karena merupakan pemeriksaan yang sederhana dan dapat memperlihatkan visualisasi dari apendiks dengan derajat akurasi yang tinggi28.

Gambar 3.4. Gambaran dari pemeriksaan appendicogram

3.7 Gambaran USG pada diagnosis banding Apendisitis1. Pelvic inflammatory disease (PID) Pelvic inflammatory disease adalah suatu proses peradangan organ kelamin wanita yang terdapat di rongga panggulyaitu pada traktus genital terdiri dari uterus, tuba fallopi, maupun sekitarnya termasuk peritoneum.

Gambar 3.5 Pelvic inflammatory disease (PID) . Tampak adanya ketebalan dinding tuba lebih dari 5 mm, adanya septa inkomplit dalam tuba, cairan mengisi tuba fallopi, dan tanda cogwheel. Tuba fallopi normal biasanya tidak terlihat pada USG.2. EndometriosisEndometriosis adalah implant jaringan (sel-sel kelenjar dan stroma) abnormal mirip endometrium (endometrium like tissue) yang tumbuh di sisi luar kavum uterus, dan memicu reaksi peradangan menahun.

Gambar 3.6 Tampak massa tidak teratur (irregular) yang berada di uterus anterior.3. Kehamilan Ektopik Terganggu

Gambar 3.7 Kehamilan Ektopik Terganggu. Tampak adanya cairan bebas di hepatorenal space dan cavum douglas, namun tidak ditemukan adanya gestational sac maupun fetus di dalam uterus maupun adneksa. Gambaran USG kehamilan ektopik sangat bervariasi, tergantung pada usia kehamilan, ada tidaknya gangguan kehamilan (ruptur, abortus), serta banyak dan lamanya perdarahan intra abdomen2. Diagnosis pasti kehamilan ektopik secara USG hanya bisa ditegakkan bila terlihat kantong gestasi berisi mudgah atau janin yang letaknya di luar kavum uteri, namun sayangnya gambaran ini hanya bisa dijumpai pada 5-10 % kasus.

4. Mioma uteriMioma uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat sehingga dalam kepustakaan disebut juga leiomioma, fibromioma, atau fibroit.

Gambar 3.8 Lokasi Mioma UteriGambaran USG mioma tergantung dari lokasi mioma.

Gambar 3.9 Mioma subserosum. Tampak gambaran masa hipoekoik yang menonjol ke luar dinding uterus

Gambar 3.10 Mioma intramuralTampak massa hipoekoik yang berada di dalam dinding uterusGambar 3.11 Mioma submukosumMassa hipoekoik menekan endometrial line

5. Divertikulitis Divertikulitis adalah peradangan atau infeksi pada satu atau beberapa divertikel.

Gambar 3.12 Gambar divertikulitis

Gambar 3.13 Gambaran USG diverticulitisTerlihar divertikula penuh dengan fekalith, struktur bulat, terdapat akustic shadow dan kontur luar sigmoid kosong. Terdapat penebalan muskularis diverticulosis ( normal 4-12mm).

Gambar 3.14 Gambaran USG diverticulitis6. Crohn diseasePenyakit Crohn (Enteritis Regionalis, Ileitis Granulomatosa, Ileokolitis) adalah peradangan menahun pada dinding usus.Enteritis regional, ileokolitis, atau Penyakit Crohn merupakan suatu penyakit peradangan granulomatosa kronik pada saluran cerna yang sering terjadi berulang.Penyakit ini mengenai seluruh ketebalan dinding usus.Kebanyakan terjadi pada bagian terendah dari usus halus (ileum) dan usus besar, namun dapat terjadi pada bagian manapun dari saluran pencernaan, mulai dari mulut sampai anus, dan bahkan kulit sekitar anus29.

Gambar 3.15 Gambaran USG crohn diseaseIleitis Crohn dengan fistula (panah) ke apendik yang berdekatan. Perhatikan hilangnya fokus struktur lapisan dinding ileum lemak disekitar meradang.

7. Ca colon

Gambar 3.16 Gambaran USG ca sekumterdapat gambaran terdapat gambaran hipoechoic, penebalan dinding dari sekum (panah) dengan penyempitan lumen bias any disertai pembesaran kelenjar getah bening8. Kolesistitis

Gambar 3.17 Gambaran USG kolesistitisTerdapat gambaran penebelan dinding dari kantung empedu, gambaran cairan bebas dan terdapat gambaran hoperecoic disertai acoustic shadow yang menandakan batu empedu.9. Enteritis bacterial

Gambar 3.18 Gambaran USG enteritis bakterialMenunjukkan gambaran penebalan dinding dari ileum terminal dan sekum tanpa peradangan jaringan sekitarnya.10. Adnesitis mesenterium

Gambar 3.19 Gambaran USG adnesitis mesentriumTerdapat penebalan dinding kelenjar getah bening mesentrika yang ditunjukkan oleh panah. Gambaran USG tersebut didapat dari perut kanan bawah.11. Torsio omentum

Gambar 3.20 Gambaran USG torsio omentumGambaran USG yang dipanah menunjukkan massa echogenic dengan munculnya jaringan lemak yang abnormal.

60