bab iii.docx
DESCRIPTION
KASUS KESEHATANTRANSCRIPT
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK “A” DENGAN TUNAGRAHITA RINGAN
DI SLBN PEMBINA MATARAM
I.Pengkajian
Nama Pengkaji : Anita Muawanah
Tgl Pengkajian: Senin, 03 Januari 2014
Tempat : SLBN Pembina Mataram
1.Identitas
Nama Anak : An. “A”
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tempat/tgl Lahir : Mataram, 10 April 1999
Umur : 15 tahun
Anak ke : 2 (kedua)
Nama Ayah : Tn.“S”
Nama Ibu : Ny.“M”
Pendidikan Ayah : SMA
Pendidikan Ibu : SMA
Pekerjaan Ayah : Pegawai Swasta
Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa / Indonesia
Alamat : Panji Pesona, Mataram
Diagnosa Medis : Retardasi Mental (Tuna Grahita)
Sumber Informasi : Ibu Anak
2.Riwayat Keperawatan (Nursing History)
a. Keluhan Utama
Anak bisa belajar, membaca, dan menulis seperti anak-
anak seusianya namun memiliki sedikit keterlambatan.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Bicara cukup jelas, membaca dan menulis masih kurang,
misalnya: saat disuruh menulis anak mampu melakukannya
namun agak lambat dan ketika disuruh membaca, anak
sudah bisa. Ketika ditanya tentang bagian-bagian
tubuhnya, anak sudah mampu menyebutkannya. Anak juga
sudah bisa berhitung namun sedikit lambat. Ibu anak
“A” mengatakan kurang mengerti tentang keadaan anaknya
ini karena hingga saat ini anak masih belum bisa
seperti anak yang sesuai dengan umurnya. Ibu merasa
khawatir dengan kondisi anaknya. Ekspresi wajah ibu
tampak sedih saat menceritakan kondisi anaknya.
c. Riwayat Kehamilan dan persalinan
1) Prenatal
Ibu anak mengatakan sebelumnya tidak mengetahui
kehamilannya sampai usia kehamilan 5 bulan. Karena
pada saat itu, ibu masih menggunakan KB spiral.
Tidak mengkonsumsi tablet Fe pada awal kehamilan.
Tidak ada tanda-tanda kehamilan sebelumnya. Ibu
mengatakan tidak mengalami sakit (ngidam).
2) Natal
Usia kehamilan ibu saat melahirkan adalah 9 bulan.
Anak lahir normal. Ibu melahirkan dibantu oleh
bidan dengan cara normal. Ada hambatan dalam proses
persalinan, yakni ada lilitan tali pusar sehingga
bayi tidak langsung menangis saat lahir. Bayi
tampak kebiruan. BB 3000 gram, dan panjang lahir
anak 50 cm.
3) Postnatal
Saat dilahirkan, anak tidak langsung menangis. Anak
tampak kebiruan dan anak langsung mendapatkan
vitamin A, Vitamin K dan salep mata.
d. Riwayat Penyakit dahulu
Ibu Anak mengatakan anak tidak pernah menderita
sakit parah atau sakit menular lainnya. Anak juga
tidak pernah dirawat di Rumah Sakit. Ibu Anak
mengatakan anaknya mengalami gangguan sejak anak
berusia 18 bulan. Hal itu diketahui oleh Ibu Anak
ketika anak tidak mampu untuk mengucapkan kata-kata yg
sudah mampu diucapkan oleh anak seusianya. Saat itu
anak juga belum bisa berjalan. Pada saat usia anak 2
tahun, anak pernah dibawa periksa ke poli tumbuh
kembang di RSUP. Namun, ibu mengatakan tidak
mendapatkan hasil apa-apa dan tidak dilakukan
pemeriksaan lanjutan.
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan, tidak ada anggota keluarga yang
mengalami gangguan seperti anak “A” dan tidak ada
anggota keluarga yang mengalami penyakit keturunan
maupun penyakit menular lainnya seperti hipertensi,
DM, TBC, Hepatitis dll.
f. Genogram
Keterangan :
: Laki-laki / perempuan hidup
: Laki-laki / Perempuan meninggal
: Garis keturunan
: Garis pernikahan
: Garis tinggal serumah
: Pasien
g. Riwayat Imunisasi
Ibu Anak mengatakan membawa anaknya imunisasi secara
teratur sesuai dengan jadwal imunisasi, anak sudah
mendapatkan imunisasi lengkap.
Tahun Vaksin Yang sudah dilakukan
Saat lahir Hepatitis B-1Polio-0
0-2 bulan BCG 1 bulan HB2 2 bulan DPT-1, polio-1 4 bulan DPT-2,
Hb-3, polio-2
6 bulan DPT-3, polio-3, Hepatitis A
9 bulan Campak
h. Riwayat sosial dan lingkungannya
Anak tinggal dengan kedua orang tua dan kakak
laki-laki serta adik perempuannya. Anak diasuh oleh
kedua orang tuanya. Anak diberikan izin untuk bermain
keluar rumah karena orang tuanya ingin anaknya dapat
berinteraksi dengan baik dengan orang lain, selain itu
juga emosi anak stabil tidak ngamuk tanpa sebab yang
jelas. Anak biasanya bermain dengan teman-teman
seusianya. Anak tetap mendapat pengawasan orang tuanya
atau kakaknya saat bermain. Anak juga sering dibawa
bermain ke tempat umum oleh ayahnya atau ibunya.
Terutama hari minggu, anak sering diajak jalan-jalan
oleh ayahnya. Ibu anak mengaku anaknya tidak merasa
malu dengan kondisinya saat berinteraksi dengan teman-
temannya. Namun, sering malu jika bertemu dengan orang
baru. Anak “A” tergolong anak yang ramah. Ibu anak
mengatakan bahwa anak sering menyapa siapa saja yang
lewat depan rumahnya. Terutama orang yang sudah
dikenal. Sehingga anak “A” banyak dikenal oleh
tetangga-tetangganya.
3.Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Vital Sign
1) TD : 100/70 mmHg
2) Nadi : 80 x /menit
3) Pernafasan : 24 x/menit
4) Suhu tubuh : 36,7o C
d. BB/TB : tidak terkaji
1) Kepala
Inspeksi : Rambut lurus, tebal, sedikit kotor dan
berminyak, warna rambut hitam.
Palpasi : Tidak ada benjolan pada kulit kepala dan
tidak ada nyeri tekan.
2) Mata
Inspeksi : simetris, konjungtiva tidak anemis,
sklera anikterik, tidak ada kotoran pada mata,
penglihatan jelas.
Palpasi : Tidak ada benjolan pada mata, tidak
terdapat nyeri pada mata, palpebra tidak mengalami
pembengkakan.
3) Hidung
Inspeksi : Pesek (tidak mancung), lubang hidung ada
2, kurang bersih, ada secret, tidak tampak adanya
pernapasan cuping hidung
Palpasi : Tidak ada benjolan pada batang hidung,
dan tidak terdapat nyeri tekan.
4) Telinga
Inspeksi : simetris, letak sejajar dengan mata,
lubang telinga cukup bersih, tidak ada pengeluaran
serumen pada telinga, tidak ada gangguan
pendengaran.
Palpasi : Tidak ada benjolan dan nyeri tekan pada
telinga.
5) Mulut
Inspeksi : bentuk normal, mukosa bibir lembab tidak
kering, bibir tampak tipis dan kecil, lidah bersih,
tidak menggunakan gigi palsu dan aksesoris gigi,
mukosa mulut lembab, tidak terdapat karies gigi,
gigi tampak rata.
6) Leher
Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, tidak ada
pembengkakan kelenjar getah bening, tidak ada
pembesaran vena jugularis. Tidak ada nyeri tekan
pada leher.
e. Paru-paru :
Inspeksi : Dada simetris, saat bernafas tidak
terdapat retraksi dinding dada
Palpasi : Tidak terdapat benjolan pada dada serta
tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Vesikuler, tidak terdapat Wheezing
f. Abdomen
1) Bentuk : simetris, tidak ada acites, tidak
ada bekas luka, tidak ada benjolan, tidak ada
pembesaran hati dan jantung.
2) Bising usus : tidak terkaji
3) Peristaltik : tidak terkaji
4) Nyeri tekan : Tidak ada nyeri tekan pada perut
g. Genetalia : Tidak terkaji
h. Ekstremitas: jari-jari gemuk dan lebar, jumlah masing-
masing jari ada 5.
1) Ektremitas atas dextra:
Gerak : Aktif
Tonus : Normal (5 = dapat melawan tahanan
pemeriksa dengan kekuatan penuh)
Trofi : Tidak ada pembesaran dan pengecilan otot
2) Ektremitas atas sinistra:
Gerak : terbatas
Tonus : (5 = dapat melawan tahanan pemeriksa
dengan kekuatan penuh)
Trofi : Tidak ada pembesaran dan pengecilan otot
3) Ektremitas bawah dextra:
Gerak : Aktif
Tonus : Normal (5 = dapat melawan tahanan
pemeriksa dengan kekuatan penuh)
Trofi : Tidak ada pembesaran dan pengecilan otot
4) Ektremitas bawah dextra:
Gerak : terbatas
Tonus : (5 =tidak dapat melawan tahanan pemeriksa
dengan kekuatan penuh)
Trofi : Tidak ada pembesaran dan pengecilan otot
5) Refleks fisiologis :
- Reflek Bisep : Ada
- Reflek trisep : Ada
6) Meningeal sign : Tidak terdapat kaku kuduk
7) Sensibilitas : Sensitif terhadap suhu (panas dan
dingin), sensitif terhadap rasa sakit.
i. Tingkat perkembangan
1) Motorik Kasar : Anak bisa berjalan, bisa berlari,
anak bisa duduk dan bangun sendiri, memasang sepatu
dengan sendiri, memakai baju dan melepaskan baju
sendiri, mandi sendiri, serta makan bisa dilakukan
sendiri.
2) Motorik Halus : Anak bisa memegang pensil dan sudah
bisa menulis huruf maupun angka yang dicontohkan,
kurang fokus dengan apa yang sedang dikerjakan,
anak kadang-kadang terdiam dan tidak banyak bicara.
3) Bicara : Anak lancar dan jelas dalam berbicara
ataupun berkomunikasi dengan teman-temannya. Anak
bisa menirukan kata-kata yang diajarkan, anak
menjawab setiap pertanyaan yang ditanyakan dengan
tepat namun terkadang anak hanya terdiam dan tidak
menjawab pertanyaan. Ibu juga mengatakan bahwa anak
aktif dalam berkomunikasi. Anak dapat mengikuti
pelajaran dengan baik namun terdapat sedikit
keterlambatan dalam membaca dan menulis serta
berhitung. Anak sulit mengerti dengan pelajaran
yang diajarkan.
4) Sosial : sosialisasi anak sudah baik dengan teman
sebayanya di sekolah, anak terlihat bermain dengan
teman sekelasnya saat waktu istirahat tiba. Ibu
anak mengatakan bahwa anak dapat bermain dengan
baik dengan teman sebayanya, baik disekolah maupun
dirumah.
5) Sekolah : Anak sekarang sekolah di SLBN Pembina
Mataram, di sekolah anak mendapatkan pelajaran yang
sesuai dengan kelasnya yaitu kelas 1 SMP. Di
sekolah, anak juga mendapatkan pelajaran
kedisiplinan, kesopanan, saling menghargai dengan
sesama serta bagaimana cara menjaga kebersihan
lingkungan sekitar.
j. Pola Nutrisi
1) Makan : Nafsu makan Anak baik, makan sampai 4 x
sehari, jenis makanan 4 sehat 5 sempurna, porsi
makan sedikit tapi sering. Tidak ada makanan
pantangan bagi Anak (tidak ada alergi makanan). Di
sekolah anak sering membeli mie goreng atau mie
rebus.
2) Minum : Anak suka semua jenis minuman, baik itu
susu maupun minuman kaleng. Anak sering membeli
minuman di kantin sekolahnya.
k. Aktivitas : Di rumah anak bermain di kamar dengan
kakaknya. Anak sering bermain di luar rumah, bermain
bola atau permainan apa saja dengan teman-temannya.
Anak tetap dijaga oleh kakaknya saat bermain sore
hari. Untuk kebutuhan makan dan minum anak biasa
mengambil makanan sendiri. Sedangkan kebutuhan mandi
dan memakai baju juga bisa dengan sendiri.
l. Istirahat tidur : anak tidak biasa tidur siang, lebih
banyak bermain. Dan tidur malam 8-9 jam mulai jam
21.00 – 06.00 WITA.
m. Eliminasi : Ibu Anak mengatakan Anak bisa BAK dan BAB
sendiri karena itu ibu tidak terlalu khawatir. Tidak
menggunakan popok. BAK lancar kira-kira 3-5 kali
sehari dan BAB lancar 1 kali sehari, tidak ada
gangguan pada BAK dan BAB.
Faktor genetik Faktor prenatal Faktor perinatal Faktor pascanatal
Kelainan jumlah dan bentuk kromosom
GiziMekanisToksinEndokrinRadiasiInfeksiStressImunitasAnoksia embrio
Proses kelahiran yang lamaPosisi janin yang abnormalKecelakaan pada waktu lahir dan kegawatan fatal
Akibat infeksi Trauma kapitis dan tumor otak.Kelainan tulang tengkorak.Kelainan endokrin dan metabolic, keracunan pada otak.
Kerusakan pada fungsi otak:Hemisfer kanan: keterlambatan perkembangan motorik kasar dan halus.Hemisfer kiri: keterlambatan perkembangan bahasa, social, dan kognitif.
Penurunan fungsi intelektual secara umumGangguan perilaku adaftasi sosial
keluarga Hubungan sosial perkembangan
Kecemasan keluarga.Kurang pengetahuan.Koping keluarga tak efektif
gangguan komunikasi.Gangguan bermainIsolasi social.Kerusakan interaksi social.
Fungsi intelektual menurun
Resiko ketergantunga.Resiko cidera.
4.Clinical Pathway
I. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah1. DS :
Ibu mengatakan anaknya bisa belajar namun memiliki sedikit keterlambatan
DO : a. membaca dan menulis
sudah mampu namun sedikit lambat
b. Ketika ditanya nama panjangnya, anak tidak bisa menyebutkannya.
c. Ketika ditanya alamat rumah, anak tidak bisa menyebutkan dengan lengkap.
d. Motorik halus: Anak bisa memegang pensil dan sudah bisa menulis huruf maupun angka yang disebutkan, namun didalam menulis huruf maupun angka mengalami sedikit keterlambatan. kurang fokus dengan apa yang sedang dikerjakan, anak cepat bosan dan mudah teralih perhatiannya.
Faktor penyebab tunagrahita
Kerusakan pada fungsi otak
(hemisfer kanan dan kiri)
Penurunan fungsi intelektual secara
menyeluruh
Perkembangan terganggu
Gangguan perkembangan (kognitif, bahasa)
2
3
DS: a.Ibu anak “A”
mengatakan kurang mengerti tentang keadaan anaknya ini karena hingga saat ini anak masih belum bisa seperti anak yang sesuai dengan umurnya.
b.Ibu merasa khawatir dengan kondisi anaknya.
DO:a.Pendidikan terakhir
ibu SMAb.Ekspresi wajah ibu
tampak sedih saat menceritakan kondisi anaknya
Ds : klien mengatakan anaknya mandi 1 kali sehari sikat gigi jarang, mengganti pakaian semaunya, jarang mau merawat diri
Do :Anak “A” berpenampilan agak kotor, muka lembab dipenuhi keringat, bibir kering, gigi agak kotor.
a.P
Faktor penyebab Retardasi Mental (tuna grahita)
Kerusakan pada fungsi otak
(hemisfer kanan dan kiri)
Penurunan fungsi intelektual secara
menyeluruh
Kurang pengetahuan orang tua tentang
kondisi anak
Kecemasan
RM
perkembangan terlambat
ketidakmampuan perawatan diri
deficit perawatan diri
Kecemasan
Defisit perawatan diri
II. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan tingkat perkembangan (personal sosial,
bahasa, dan kognitif) b/d atrofi hemisfer kiri
(disfungsi otak)
2. Kecemasan orang tua b/d keadaan pertumbuhan dan
perkembangan anak yang lambat, kurang pengetahuan
tentang kondisi anak
3. Defisit perawatan diri b/d keterlambatan
perkembangan
III.Intervensi Keperawatan
Gangguan tingkat perkembangan (personal sosial, bahasa,
dan kognitif) b/d atrofi hemisfer kiri (disfungsi otak).
Tujuan: dalam waktu 2x24 jam klien memperlihatkan
tingkat perkembangan (personal sosial, bahasa, dan
kognitif) seoptimal mungkin sesuai dengan kelompok
usianya.
Kriteria Hasil: perilaku sangat ingin tahu dan
lebih memungkinkan melakukan kegiatan secara
mandiri, belajar dengan kata-kata melalui perabaan
bahasa, pengucapan verbal meningkat 1-2 kata, dapat
berbicara pada diri sendiri dan/atau orang lain,
keluarga mau melakukan stimulan terhadap tugas-
tugas perkembangan anak.
INTERVENSI RASIONAL
Monitor tingkat
pertumbuhan dan
perkembangan anak pada
area fungsi motorik
kasar dan halus (BB, TB,
ligkar kepala, lingkar
dada, dan lingkar lengan
atas)
Diskusikan dan ajarkan
keluarga dan pengasuh
tentang tugas-tugas
perkembangan anak yang
sesuai dengan kelompok
Pertumbuhan dan
perkembangan individu
tergantung pada
sensitivitas suatu organ
dalam fase cepat seperti
fungsi biologis, gizi,
dan faktor lingkungan
serta pola asuh, asah,
dan asih, yang dapat
menilai tingkat
kenormalan fisik
individu yang sesuai
dengan usianya.
Anak harus lebih
diperlakukan sebagai
pribadi anak yang aktif
yang perlu distimulasi
untuk menghadapi dan
usia dan stimulasinya.
Ajarkan dan beri
kesempatan pada anak
untuk memenuhi tugas
perkembangan sesuai
dengan kelompok usianya.
Cari pengasuh yang
konsisten
Ajarkan dan tingkatkan
perkembangan kata-kata
dengan pengulangan kata-
kata yang digunakan
anak.
mampu mengatasi masalah
melalui interaksi dan
komunikasi antara orang
tua-klien, dan pengasuh.
Tindakan pemberian
stimulasi untuk
ungkapkan rasa kasih
sayang yang dilakukan
secara bertahap dan
berkelanjutan dimulai
dari tahap yang sudah
dicapai oleh anak secara
wajar atau tanpa paksaan
serta beri pujian bila
hal yang dilakukan itu
mencapai keberhasilan.
Peran aktif pengasuh
diperlukan untuk
adaptasi anak dalam pola
asuh, asih, dan asah
terutama pada balita.
Stimulasi pendengaran
dengan memanggil nama
anak, mengulangi kata-
kata yang diucapkan
dengan jelas, dengan
menyebutkan anggota
badan dapat melatih
Kolaborasi dengan
rehabilitasi medis dan
audiologi
memori sel otak anak.
Latihan bicara dapat
merangsang otot-otot
bicara dan memori sel
otak, sekaligus memberi
pelajaran pada orang tua
tentang cara
menstimulasi anaknya.
Kecemasan orang tua b/d keadaan pertumbuhan dan
perkembangan anak yang lambat.
Tujuan: dalam waktu 1x24 jam kecemasan orang tua
berkurang.
Kriteria hasil: keluarga mau menerima keadaan
pertumbuhan dan perkemangan anaknya yang dialami
sekarang, keluarga mengerti tentang pertumbuhan dan
perkembangan, serta faktor-faktor yang
mempengaruhi, keluarga tampak tenang dan mau
bekerja sama dalam perawatan dan penatalaksanaan.
INTERVENSI RASIONAL
Bina hubungan saling
percaya antara dokter-
perawat-keluarga dalam
pengumpulan
data/pengkajian dan
penatalaksanaan.
Diskusikan dan
Rasa percaya yang terbina
antara perawat-keluarga
klien/klien-dokter
merupakan modal dasar
komunikasi efektif dalam
pengumpulan data,
menemukan masalah, dan
alternatif pemecahan
masalah.
Diskusi merupakan metode
informasikan dengan
jelas sesuai tingkat
pengetahuan dan
pengalaman keluarga:
tingkat pertumbuhan dan
perkembangan anaknya.
Jelaskan tentang tingkat
pertumbuhan dan
perkembangan yang
dicapai saat dikaji.
Beri kesempatan keluarga
untuk bertanya dan
mengungkapkan perasaan
cemasnya.
Beri reinforcement
terhadap kemauan dan
kemampuan keluarga untuk
semangat dan tanggapan
yang positif serta benar
tentang persepsi keadaan
anaknya.
efektif untuk
menyampaikan informasi
untuk diterima dan
dipertimbangkan oleh
keluarga, sehingga
informasi tersebut
mendapat tanggapan,
kooperatif serta
partisipatif yang
berkesinambungan.
Penjelasan yang diterima
cenderung memberikan
jalan pikiran terbuka,
sehingga mau menerima
keadaan anaknya dan
sedikit menekan stres.
Asertivitas dalam
menghadapi sesuatu dengan
segala perasaan dan
kepuasan akan mendorong
atau memberi semangat
untuk memfasilitasi
tingkat pertumbuhan dan
perkembangan anaknya
mencapai tingkat optimal
sesuai dengan kelompok
sebayanya.
Reinforcement sebagai
kekuatan untuk
meningkatkan tingkat
psikologis yang baik dan
positif sehingga
termotivasi untuk
menstimulasi pertumbuhan
dan perkembangan anaknya.
Defisit perawatan diri b/d keterlambatan perkembangan
Tujuan: dalam waktu 3x24 jam klien mau merawat diri
sendiri
Kriteria Hasil:
- Mampu melakukan perawtan diri sendiri
- Anak merasa nyaman
- Berpenampilan rapi
INTERVENSI RASIONAL
Bina hubungan saling
percaya
Ajarkan anak untuk
melakukan kegiatannnya
sehari-hari seperti mandi
teratur, sikat gigi,
merawat kuku serta.
Libatkan keluarga untuk
melakukan tindakan dirumah
Beri reinforcement positif
Memudahkan dalam
tindakan selanjutnya
Dapat memandirikan anak
dalam perawatan diri
secara berkelanjutan
Keluarga sangat berpanguruh
terhadap kesehatan anak
Untuk memberikan semangat
terhadap anak bila
berhasil.
pada anak.