bab iii tinjauan kasus i. pengkajian dilakukan pada...

23
BAB III TINJAUAN KASUS I. Pengkajian dilakukan pada tanggal 19 januari 2008. A. Idenitas Klien. . Tanggal masuk RSJ : 19 januari 2008. dengan diagnosa medik : skizofrenia berulang. Klien bernama Nn. I, umur 21 tahun, jenis kelamin perempuan, pendidikan SMP, dan tidak mempunyai pekerjaan. Klien tinggal di purwodadi Grobogan dan klien di bawa oleh keluarganya ke RSJ. Penanggung jawab klien adalah Tn. B, jenis kelamin laki-laki, hubungan dengan klien adalah sebagai orang tua. B. Riwayat Keperawatan. 1. Alasan masuk. Dirumah klien mengamuk tanpa sebab, ingin mencoba bunuh diri, sering melamun kadang bicara sendiri. Di rumah klien mencoba bunuh diri dengan melukai tubuhnya dengan pisau. 2. Faktor predisposisi. Di anggota keluarga klien ada yang memiliki riwayat gangguan jiwa yaitu paman klien. Sebelumnya klien pernah dirawat di RS. AMINOGONDOHUTOMO kurang lebih 20 hari yang lalu. Klien dirawat selama 8 hari, setelah klien dinyatakan sembuh oleh dokter kemudian klien dibawa oleh keluarga untuk pulang.

Upload: duonghanh

Post on 02-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB III

TINJAUAN KASUS

I. Pengkajian dilakukan pada tanggal 19 januari 2008.

A. Idenitas Klien. .

Tanggal masuk RSJ : 19 januari 2008. dengan diagnosa medik :

skizofrenia berulang. Klien bernama Nn. I, umur 21 tahun, jenis kelamin

perempuan, pendidikan SMP, dan tidak mempunyai pekerjaan. Klien

tinggal di purwodadi Grobogan dan klien di bawa oleh keluarganya ke

RSJ. Penanggung jawab klien adalah Tn. B, jenis kelamin laki-laki,

hubungan dengan klien adalah sebagai orang tua.

B. Riwayat Keperawatan.

1. Alasan masuk.

Dirumah klien mengamuk tanpa sebab, ingin mencoba bunuh diri,

sering melamun kadang bicara sendiri. Di rumah klien mencoba bunuh

diri dengan melukai tubuhnya dengan pisau.

2. Faktor predisposisi.

Di anggota keluarga klien ada yang memiliki riwayat gangguan jiwa

yaitu paman klien. Sebelumnya klien pernah dirawat di RS.

AMINOGONDOHUTOMO kurang lebih 20 hari yang lalu. Klien

dirawat selama 8 hari, setelah klien dinyatakan sembuh oleh dokter

kemudian klien dibawa oleh keluarga untuk pulang.

3. Faktor presipitasi.

Di rumah klien merasa ada yang menyuruhnya untuk bunuh diri , dan

itu membuat klien sering melamun, menyendiri, dan mengamuk.

Setiap hari klien selalu mendengar ada seseorang yang menyuruh

klien untuk tidur. “ ayo…….tidur…..ayoooo….tiduuur…..,

ayo….bunuh diri…ambil pisau….” dan suara itu datang berulang-

ulang. Suara tersebut datang ketika klien sedang berdiam diri,

melamun, dan sendirian. Suara tersebut adalah suara seorang laki-laki

dan perempuan bergantian menyuruhnya untuk bunuh diri dengan

menggunakan pisau untuk melukai tubuhnya sendiri.

C. Pemeriksaan fisik.

1. Tanda- tanda vital.

Tekanan darah 110/70 mmHg, pernapasan :16 kali / menit, nadi : 80

kali / menit, suhu : 36° Celcius, berat badan : 53 kg, tinggi badan :

157 cm.

2. Keadaan umun : baik

a. Kepala : mesocepal. Tidak terdapat luka

b. Mata : simetris, conjungtiva tidak anemis, sclera tidak

ikterus.

c. Hidung : simetris, tidak terdapat polip, tidak ada secret,

tidak ada gangguan pada pola penghidu klien.

d. Telinga : simetris, tidak terdapat secret, tidak terdapat

gangguan pada pola pendengaran klien.

e. Mulut : simetris, membran mukosa bibir lembab, tidak

terdapat stomatitis, tidak ada secret, gigi bersih, lidah bersih.

f. Leher dan tenggorokan : tidak ada nyeri saat menelan, tidak

ada pembesaran kelenjar thyroid.

g. Dada dan thorak

Paru-paru

Inspeksi : simetis

Palpasi : stem fremitus kanan = kiri

Perkusi : sonor seluruh lapisan paru

Auskultasi : suara dasar vesikuler

Jantung

Inspeksi : ictus cordus tak tampak

Palpasi : ictus cordus teraba

Perkusi : configurasi jantung

Auskultasi : bunyi jantung I-II murni, tidak

terdengar gallop, tidak terdengar wising.

Abdomen :

Inspeksi : simetris, datar, supel

Palpasi : tidak teraba massa

Perkusi : thimpany, tidak terdapat nyeri tekan.

Auskultasi : bising usus ada 22 X / menit

h. Extrimitas : klien merasa lemas pada ektrimitas bawah dan

atas. Klien tidak terpasang infus pada ekstrimitas. Tidak terdapat

oedem pada ekstrimitas.

Keluhan fisik : klien mengatakan kepalanya pusing dan tidak bias

tidur karena ada suara yang menyuruhnya bunuh diri.

D. Psikososial.

1. Genogram

klien

Keterangan :

Klien dirumah tinggal bersama orang tua, nenek, dan kakak serta

adiknya. Hubungan klien dengan keluarga baik karena klien selalu

membantu semua anggota keluarga jika membutuhkan bantuan.

Dalam keluraga yang mengambil keputusan adalah Tn. B.

keluarga menjelaskan bahwa ada sil – silah keluarga yang

mengalami gangguan jiwa yaitu paman klien dari ibu klien. Klien

merupakan anak ke 3 dari 7 bersaudara.

2. Konsep diri.

a. Gambaran diri : klien mengatakan menyukai semua anggota

tubuhnya, kecuali kaki dan tangannya.

b. Identitas : klien puas dan senang dengan identitasnya sebagai

perempuan. Klien merupakan anak ke-3 dari 7 bersaudara.

c. Peran : klien dikeluarga adalah sebagai anak dan peran klien

dalam keluarga baik karena klien selalu membantu menyelesaikan

pekerjaan rumah misalnya membersihkan halaman rumah.

Dilingkungan masyarakat klien tidak mengikuti kegiatan

organisasi desa seperti karang taruna.

d. Harga diri : klien mengatakan dalam hidupnya ia ingin menjadi

manusia normal seperti teman-temannya, klien ingin cepat

sembuh dan segera pulang kerumah agar bisa membantu

pekerjaan orang tua dirumah.

e. Harga diri : klien mengatakan malu dengan semua orang

disekitarnya karena sakitnya tidak sembuh-sembuh. Klien juga

putus asa dengan penyakitnya yang aneh / tidak wajar.

3. Hubungan sosial.

Klien mengatakan orang yang berarti dalam hidupnya adalah bapak

klien. Tetapi klien juga menyayangi semua anggota keluarganya.

Hubungan klien dengan masyarakat cuckup baik karena klien ramah

terhadap semua orang yang ada disekitarnya.

Dirumah sakit klien senang bergaul dengan siapapun, baik dengan

perawat maupun dengan sesama pasien lain.

Klien mengatakan tidak mempunyai kesulitan dalam berhubungan

dengan orang lain karena klien menganggap semua orang yang ada

disekitarnya adalah saudaranya sendiri.

4. Spiritual.

Klien beragama islam, sebelum dirumah sakit klien selalu

melaksanakan sholat fardhu demikian pula setelah dirawat di rumah

sakit klien tetap melaksanakan sholat fardhu.

E. Status Mental.

1. Penampilan

Penampilan klien rapi, bersih, berpakaian dengan tepat, berganti

pakaian 2 kali sehari, cara berjalan lambat, kontak mata ada,

pandangan mata sering tampak kosong, ekspresi wajah bingung.

2. Pembicaraan.

Klien tidak bicara ngelantur saat berinteraksi dengan perawat, klien

sering bicara ketakutan saat mendengar suara yang menyuruhnya

untuk bunuh diri.

3. Aktifitas motorik.

Klien gelisah, bingung, tertawa, pandangan mata tidak kosong, sering

menoleh ke kanan/kekiri, klien aktif mengikuti kegiatan di rumah

sakit.

4. Alam perasaan.

Saat menceritakan halusinasinya klien bersedih, mata klien berkaca-

kaca, klien mengatakan takut dan benci mendengar suara orang yang

menyuruhnya untuk bunuh diri.

5. Afek.

Afek klien sesuai dengan stimulus yang diberikan, saat bercerita

tentang penyakit serta masalah yang dipikirkan klien menunjukkan

ekspresi wajah sedih.

6. Interaksi selama wawancara.

Klien kooperatif, kontak mata ada, sesekali mengalihkan pandangan

memandang sekeliling/terfokus pada satu tempat yang menarik

perhatiannya.

7. Persepsi.

Halusinasi pendengaran, klien sering mendengar suara-suara Yang

menyuruh klien untuk bunuh diri, menyuruh tidur. Halusinasi dating

ketika klien sendirian atau melamun. Frekuensi halusinasi terjadi /

datang setiap waktu dan bersifat kuat selalu mendesak klien untuk

bunuh diri dengan menggunakan pisau untuk melukai tubuh klien

sendiri. Klien sering mengamuk dan takut saat suara itu datang. Suara

tersebut adalah suara laki-laki dan perempuan yang bergantian saat

menyuruh bunuh diri.

Masalah keperawatan : Gangguan sensori persepsi :

halusinasi pendengaran.

8. Proses pikir.

Klien dapat menjawab semua pertanyaan perawat. Klien tidak mudah

lupa saat diberi penjelasan tentang halusinasinya.

9. Isi pikir.

Saat dilakukan interaksi klien mengatakan bahwa saat ini dia merasa

sakit , dan belum sudah sembuh.

10. Tingkat kesadaran.

Klien tampak bingung, , pandangan mata tidak focus, sering menoleh

ke kanan/kekiri. Klien tahu sekarang ada di rumah sakit di rumah

sakit DR. AMINOGONDOHUTOMO Semarang. Orientasi tempat,

waktu dan orang cukup baik.

11. Memory

Daya ingat jangka panjang klien baik, klien dapat mengingat tahun

lahir, umur dan tempat klien sekolah SD.

Daya ingat jangka pendek klien cukup baik, Klien dapat mengingat

kapan dibawa ke rumah sakit terakhir kali.

Daya ingat saat ini klien cukup baik, klien dapat mengingat nama

perawat, strategi untuk mengendalikan halusinasi.

12. Tingkat konsentrasi berhitung.

Konsentrasi klien mudah teralih, jika terdapat hal yang menurut klien

menarik, klien mengalihkan perhatiannya, klien sering tampak

bingung memandang sekeliling.

Klien mampu berhitung sederhana misalnya 3+3 =6. klien dapat

menyebutkan jumlah anggota keluarga.

Klien dapat mengitung umur klien (mengurangi tahuan sekarang

dengan tahun lahir klien).

13. Daya tilik diri.

Klien dapat mengambil keputusan yang sederhana, saat diberikan

pilihan mau istirahat atau tetap ngobrol klien memilih untuk istirahat.

Klien tidak mengingkari penyakit yang dideritanya, dan Klien tahu

kenapa dibawa ke Rumah Sakit.

14. Mekanisme koping.

Menurut klien, sejak dulu pasien tidak pernah menceritakan masalah

yang dialaminya.

Jika ada yang menyinggung perasaan klien, klien akan

memendamnya dalam hati.

15. Pengetahuan klien.

Klien tidak mengetahui sakit apa yang sebenarnya dialami oleh klien,

dan bagaimana cara mengatasinya. Klien tidak tahu tentang koping

yang adaptif untuk mengatasi masalahnya dan menggunakan sistem

pendukung dalam keluarganya

F. Kebutuhan persiapan Pulang.

1. Makan.

Klien makan 3 kali sehari dengan menu yang di sediakan dari Rumah

Sakit, saat makan klien habis 1 porsi, klien makan dengan

menggunakan sendok.

Klien mampu menyiapkan dan membersihkan peralatan makan

sendiri.

2. Eliminasi.

Klien tidak membutuhkan bantuan untuk BAB/BAK.

3. Mandi.

Tubuh klien cukup bersih, tidak bau. Selama di Rumah Sakit, klien

mandi 2 kali sehari tanpa bantuan, ganti baju 1 kali sehari, mengosok

gigi 2 kali sehari, selama di Rumah Sakit klien mencuci rambut 2 hari

sekali.

4. Berpakaian atau berhias.

Klien mampu mengenakan pakaian sendiri secara tepat, pakaian

sesuai dengan pasangannya. Setiap klien mandi klien mengganti

bajunya. Klien menggunakan alas kaki (sandal). Dandanan klien

cukup rapi.

5. Istirahat dan tidur.

Menurut klien, selama di Rumah Sakit sehari klien tidur selama + 10

jam, tidur malam mulai jam 19.00 – 05.00 WIB. klien akan tidur jika

merasa ngantuk, klien tidak pernah tidur siang dengan alasan biar

dapat tidur malam dengan nyenyak. Aktivitas pasien setelah bangun

tidur, sholat dan mandi.

6. Penggunaan obat.

Selama di Rumah Sakit klien mendapat obat oral Trihexyphenidyl

(THP) 2x2 mg, Haloperidol 2x5 mg, Perpenazim 2x8 mg. Setelah

diberi obat oleh perawat Klien dapat meminum obat sendiri.

7. Mekanisme koping.

Menurut klien, sejak dulu pasien tidak pernah menceritakan masalah

yang dialaminya.

Jika ada yang menyinggung perasaan klien, klien akan

memendamnya dalam hati.

G. Penatalaksanaan. .

1. Diagnosa medic : skizofrenia berulang.

2. Therapy obat :

Haloperidrol 2 x 5 mg

Trihexyprinidil 2 x 2 mg

Perpenazim 2 x 8 mg

ECT 1 kali

3. Laboratorium.

tanggal pemeriksaan hasil satuan 19 januari 2008 Glukosa sewaktu

Ureum Creatini Cholesterol total Trigliserida Protein total Albumin SGOT SGPT Uric acid

92 21,7 1,1 114 76 7,0 4,0 22 28 5,7

mg / 100 ml mg / 100 ml mg / 100 ml mg / 100 ml mg / 100 ml mg / 100 ml mg / 100 ml unit / L unit / L mg / 100 ml

II. ANALIS DATA

Tanggal / jam

Data focus Masalah

19 januari 2008

S :Klien mengatakan “saya sering mendengar suara – suara yang menyuruh saya untuk bunuh diri, menyuruh tidur. Halusinasi dating ketika saya sendirian atau melamun. Suara itu terjadi / dating setiap waktu dan bersifat kuat selalu mendesak saya untuk bunuh diri dengan menggunakan pisau untuk melukai saya sendiri. Saya sering mengamuk dan takut saat suara itu dating. Suara terrsebut adalah suara laki – laki dan perempuan yang bergantian saat menyuruh saya bunuh diri “. O :

• Klien sering berdiam diri. • Klien melamun. • Klien sering ketakutan dan minta ditemani perawat. • Bicara sendiri

Perubahan presepsi sensori : halusinasi pendengaran

20 januari 2008

S :Klien mengataka ” saya sering mengamuk dan takut saat suara itu datang. Suara tersebut adalah suara laki – laki dan perempuan yang bergantian saat menyuruh bunuh diri. Dirumah saya pernah melakukan bunuh diri pakai pisau. Karena itu sekarang saya minta di ikat biar tidak bunuh diri ”. O :

• Klien terikat ditempat tidur. • Muntah • Kejang • Bicara kacau

Resiko mencedarai dir, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan halusinasi.

H. POHON MASALAH.

Resiko mencederai diri, orang lain

dan lingkungan

Gangguan Konsep Diri : Menarik Diri

CORE PROBLEM

Perubahan Sensori-Persepsi : Halusinasi

pendengaran

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN.

a. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan

dengan halusianasi.

A. Intervensi Keperawatan.

1. Resiko tinggi mencederai (diri sendiri, orang lain maupun

lingkungan). ( Keliat, 1991 ).

Tujuan umum : klien tidak mencederai diri sendiri dan orang lain.

Tujuan khusus :

a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.

Intervensi Keperawatan :

1) Bina hubungan saling percaya dengan mengguanakan prinsip

komunikasi terapeutik.

2) Ciptakan lingkungan yang hangat dan bersahabat.

3) Dorong dan beri kesempatan klien untuk mengungkapkan

perasannya.

b. Klien dapat mengenal halusinasinya.

Intervensi Keperawatan :

1) Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap.

2) Observasi perilaku (verbal dan nonverbal) yang berhubungan

dengan halusinasinya.

3) terima halusinasi sebagai hal nyata bagi klien dan tidak nyata

bagi perawat.

4) Identifikasi bersama klien tentang waktu munculnya halusinasi,

isi halusinasi dan frekuensi timbulnya halusinasi.

5) Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya ketika

halusinasi muncul.

6) diskusikan dengan klien mengenai perasaannya saat terjadi

halusinasi.

c. Klien dapat mengontrol halusinasinya.

Intervensi Keperawatan :

1) Identifikasi bersama klien tindakan yang biasa dilakukan jika

halusinasi muncul.

2) Beri penguatan dan pujian terhadap tindakan klien yang positif.

3) Bersama klien merencanakan kegiatan untuk mencegah

terjadinya halusinasi.

4) Diskusikan cara mencegah timbulnya halusinasi dan mengontrol

halusinasi.

5) Dorong klien untuk memilih cara yang digunakan dalam

menghadapi halusinasi.

6) Beri penguatan dan pujian terhadap pilihan klien yang benar.

7) Diskusikan dengan klien hasil upaya yang telah dilakukan.

d. Klien mendapatkan dukungan keluarga untuk mengendalikan

halusinasinya

Intervensi keperawatan :

1) Bina hubungan saling percaya dengan keluarga.

2) Kaji pengetahuan keluarga tentang halusinasi dan tindakan

yang dilakukan dalam merawat klien.

3) Beri penguatan dan pujian terhadap tindakan yang positif.

4) Diskusikan dengan keluarga tentang halusinasi, tanda dan cara

merawat klien di rumah.

5) Anjurkan keluarga mendemonstrasikan cara merawat klien

dirumah.

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN. Nama Klien : Nn. I Ruang : XI ( LARASATI ) Tanggal/ Jam No.

DP Implementasi Keperawatan Evalu

19-01-2008 16.30 WIB 16.35 WIB 20-01-2008 08.30 WIB

1 1 1

TUK 1 1. Membina hubungan saling percaya 2. Menyapa klien denga ucapan selamat sore. 3. Memperkenalkan diri dengan menyebut nama

lengkap, nama panggilan, alamat dan berjabat tangan. 4. Menanyakan nama lengkap klien, nama panggilan

klien, menananyakan asal. 5. Menjelaskan tujuan pertemuan, yaitu ingin membantu

menyelesaikan masalah klien.

TUK 2 : • Mengobservasi tingkah laku klien terkait

dengan.halusinasinya. • Membantu klien mengenal halusinasinya. • Mendiskusikan dengan klien situasi yang

menimbulkan halusinasi, waktu dan frekuensi terjadinya halusinasi.

• Mendiskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi halusinasi, beri kesempatan mengungkapkan perasaannya.

TUK 3 :

1. Memvalidasi perasaan klien hari ini. 2. Mengajak klien untuk olahraga pagi bersama dengan

pasien-pasien lain. 3. Mengingatkan tentang kontrak yang dibuat kemarin

S: selamat sore, saya ina dari grobobiar nggak sakit seperti ini. Saya

O: • Klien berjabat tangan dengan• Klien tersenyum. • Duduk berdampingan. • Klien tenang. Kontak mata

kekanan jika ada yang menar• Kooperatif

A: klien mampu membina hubungan salinMasalah teratasi. P: lanjutkan intervensi. perawat : lanjutkan TUK 2 klien : anjurkan klien untuk menginga S: di rumah saya sering mengamuk

saya bunuh diri kalau pas sendisuara perempuan dia bilangpisau.....cepaaat..bunuh diri....” dasuara itu. Lalu saya juga menurutibunuh diri. Kadang saya menolak dan marah-marah.

O: • Klien duduk berdampingan d• Klien tenang. • Kontak mata ada, sesekali m

yang menarik perhatiannya. • Klien mengungkapkan peras

A: klien mengenali halusinasinya. Masalah teratasi. P : optimalkan intervensi TUK 1 dan perawat :

lanjutkan TUK 3 membuat kontrak waktu tentang cara mengontrol hal

klien : anjurkan klien untuk lebih mAnjurkan klien untuk mengintelah dibuat untuk mendishalusinasi.

S :

Saya mau ikut olahraga biar sSaya sekarang jarang mendesaya untuk bunuh diri, kemarsuara-suara yang menyuruh sendiri, tapi suara itu gak ma

21-01-2008 07.10 WIB 10.00 WIB

1

untuk membahas tentang cara mengontrol halusinasi dengan cara yang baru.

4. Mengidentifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi.

5. Mendiskusikan manfaat cara yang digunakan klien. 6. Mendiskusikan cara baru untuk memutus/ mengontrol

timbulnya halusinasi a. Katakan “saya tidak mau melihat” (saat

halusinasi terjadi) b. Menemui orang lain untuk bercakap-

cakap atau mengatakan halusinasi yang dialaminya.

c. Membuat jadwal harian agar halusinasi tidak sempat muncul

d. Minum obat secara teratur. 7. Membantu klien memilih dan berlatih cara memutus

halusinasi secara bertahap. 8. Membuat kontrak pertemuan untuk membahas cara

mengontrol halusinasi dengan cara yang baru.

• Mengajak klien untuk olahraga pagi ( mengajak klien refreshing dengan jalan-jalan mengelilingi ruang-ruang di rumah sakit )

• Mengajarkan dengan klien tentang mengontrol halusinasi dengan cara menemui orang lain untuk bercakap-cakap atau mengatakan halusinasi yang dialaminya.

saya biar nggak mendengarnyYa saya ingat janjian kemarimengusir halusinasi. Bagaima“Nggak aku nggak mau mend“ pergi kamu aku nggak mau

O: • klien tenang • klien olahraga pagi bersama den• mendengarkan penjelasan peraw• Mendemonstrasikan cara mengh• Klien menarik nafas panjang da

yang diajarkan perawat. • Kooperatif. • Klien tersenyum.

A: klien mampu mengusir haluhalusinasi.

P: optimalkan TUK 3 perawat :

Lanjutkan diskusi tentang mlain membuat kontrak waktu ptentang cara mengontrol halus

klien : anjurkan klien untuk memengontrol halusinasi. Anjurkan klien untuk mengintelah dibuat untuk mendishalusinasi dengan cara lain.

S: saya mau ikut jalan-jalan O: Klien jalan-jalan mengelilingi ru

beberapa pasien lain. A: penyegaran refreshing dengan jalanP: optimalkan TUK 3 perawat : Lanjutkan diskusi tentang mengontrolklien :

anjurkan klien untuk memengontrol halusinasi.

S:

mbak tadi saya mendengartidur, saya minta diikat saja msaya mau bilang sama mbakitu.

O: • kooperatif • klien mengatakan pada perawat• minta di ikat. • Klien di ikat di tempat tidur. • Cemas • Gelisah. • Ekspresi wajah ketakutan.

A: masalah teratasi yaitu klien mammengontrol halusinasi dengan m

22-01-2008 06.40 WIB 10.10 WIB 23-01-2008 07.00 WIB

1 1

f. Membimbing klien untuk olahraga pagi. TUK 4 :

• Membina hubungan saling percaya dengan keluarga klien.

• Menganjurkan keluarga untuk membantu klien jika klien sedang halusinasi.

• Mendiskusikan dengan keluarga tentang : o gejala halusinasi yang timbul pada klien. o cara yang dilakukan keluarga saat klien

halusinasi. • Memberi reinforcement pada klien dan keluarga.

• Memvalidasi perassan klien ( masihkah mendengar suara-suara yang menyuruh klien untuk melakukan

cakap atau mengatakan halusinasP: optimalkan TUK 3 perawat : Lanjutkan diskusi tentang mengontrolklien :

anjurkan klien untuk memengontrol halusinasi.

S: saya mau ikut olahraga. O:

Klien berolahraga bersama paKlien aktif mengikuti olahras

A: penyegaran tubuh sebagai bentuk rP: optimalkan TUK 3 perawat : Lanjutkan diskusi tentang mengontrolklien : Anjurkan klien memilih cara mengodan anjurkan klien mencari cara lain u S:

Ya mbak suster... saya bapakberterimakasih karena sustentang keadaan anak saya. Mulanya anak saya itu di rudia juga kejang-kejang, diatanpa sebab. Saya dan adik-adiknya selalusendirian atau melamun kelumenegurnya. Saya berharap anak saya kerumah.

O: • Keluarga berjabat tangan denga• Keluarga tersenyum. • Keluarga menjawab semua pert• Duduk berdampingan. • Kooperatif. • Keluarga memberi informasi ten

A: Keluarga mampu bina hubungan salinKeluarga tahu tentang tanda, gejalaklien. Masalah teratasi TUK 4 P: optimalkan TUK 3 perawat : Lanjutkan diskusi tentang mengontdengan klien. klien : Anjurkan klien memilih cara mengodan anjurkan klien mencari cara lain u S: • Saya sekarang sudah tidak men

07.30 24/01/08 17.00 23/01/08 09.00

1 1 1

sesuatu ) • Menanyakan apakah klien menemukan cara baru

untuk mengontrol halisinasinya. • Mengajarkan pada klien membuat jadwal harian agar

halusinasi tidak sempat muncul.

• Menganjurkan klien untuk meminta obat kepada perawat, tidak tidak perlu perawat yang memberikan.

• Memvasilitasi perasaan klien ( apakah masih mendengar suara-suara yang menyuruh klien untuk melakukan sesuatu ).

• Menanyakan apakah klien sudah meminta obat secara mandiri pada perawat.

• Memvasilitasi perasaan klien ( apakah masih mendengar suara-suara yang menyuruh klien untuk melakukan sesuatu ).

• Memvasilitasi cara mengotrol halusinasi dengan

saya ndak perlu mengusir suaralagi saya kasih tahu mbak aja.

• Saya mau diajari buat jadwal ke• O: • Klien kooperatif. • Klien tersenyum. • Membuat catatan kegiatan seha

A: Masalah teratasi klien membuat jadwaP: optimalkan TUK 3 perawat : Lanjutkan TUK 5 klien :

Anjurkan klien memilih carapilihannya, dan anjurkan klien mhalusinasi.

S : Mbak saya semalama diare, saya

sama perawatnya. Ya mbak mulai besok saya minum.

O : • Klien kooperatif • Kontak mata anda • Mendengarkan intruksi perawat• Bertanya tentang obat, kalau be

A : Masalah teratasi. P : Pertahankan intervensi Perwat : Masalah teratasi Klien : anjurkan untuk melakukan intr

S : Sekarang sudah nggak mendsenang mbak sudah tidak menden

O : • Klien berjabat tangan dengan pe• Klien meminta obat pada peraw• Klien tersenyum, menunjukan r• Kooperatif, tenang. • Menunjukan catatan kegiatan se

A : Masalah teratasi. P : Lanjutkan TUK 3 Perawat : • Mengenalkan manfaat obat. • Mengenalkan efek samping oba

Klien : • Anjurkan untuk berdiam diri • Anjurkan untuk memberitahu

yang diberikan oleh perawat. S : Saya sudah tidak mendengar sumelakukan sesuatu. Semalam saya rasanya gelisah sekalmelanyang-lanyang. O :

26/01/08 11.00

1

keseluruhan cara yang ditemukan klien. • Mengerjakan cara mengotrolhalusinasi. • Dengan cara menghardik ( mengusir / menolak ) • Mencari seseorang, teman, perawat untuk berbicara

jika halusinasi datang. • Membuat jadwal kegiatan sehari-hari. • Minum obat dengan teratur. • Memberikan reward / reinforcement atas keberhasilan

klien.

• Memvasilitasi perasaan klien ( apakah masih mendengar suara-suara yang menyuruh klien untuk melakukan sesuatu ).

• TUK 5 • Mengenalkan obat pada klien tentang manfaat,

efek samping. • Mengenalkan tentang obat yang dikonsumsi

klien. • Mengevaluasi catatan kegiatan sehari-hari klien.

• Kooperatif. • Kontak mata ada. • Tenang.

A : Klien mengungkapkan perasaannyP : Optimalkan TUK 3 Perawat : mengulang TUK 3, cara

diajarkan dan menggali cara yanKlien : Anjurkan klien mengingat TU Anjurkan klien menggunakanS : • Cara mengusir halusinasi yang

tidak mau mendengarnkamu. Pe• Yang kedua dengan menemuka• Yang ketiga dengan membuat ja• Yang keempat dengan minum

minta sediri obatnya ke perwperawat.

O : • Kooperatif. • Duduk berhadapan. • Menjawab semua pertanyaan pe• Kontak mata ada. • Klien menghardik halusinasi

mengusir halusinasi. • Klien tersenyum. • Klien membuat dan menunjuka• Klien minum obat teratur.

A : • Klien mampu mendemonstras

dengan 4 cara : • Menghardik. • Megajak komunikasi orang lain• Membuat catatan kegiatan. • Minum obat teratur.

P : Optimalkan TUK 3 bagi klien. Perawat : lenjutkan TUK 5 Klien dapat memanfaatkan obat. Klien : anjurkan klien minu obat deng S : • Saya sudah tidak pernah mend

saya melakukan sesuatu. • Hari ini saya senang bertemu de• Ya saya mau diberitahu tentang• Ada THP yang gunanya meng

menyuruh saya melakukan sesu• Ini yang namanya PPZ yang

untuk menghilangka suara / halu• CPZ juga untuk menenangkan

oren yang agak besar. O : • Klien kooperatif

27/01/08 10.00 28/01/08 10.00

1 1

TUK 5

• Memualidasi perasaan klien ( Apakah masih mendengar suara yang menyuruh klien melakukan sesuatu )

• ( Cara apa yang klien gunakan untuk mengontrol halusinasi )

• ( Apakah masih ingat tentang obat dan manfaatnya / efek samping obat yang klien minum )

• Memberi reinformasi atas jawaban klien. TUK 5

• Memvalidasi perasaan klien hari ini ( apakah klien masih gelisah di malam hari, apa yang membuat klien gelisah ).

• Memjelaskan / mengulang tentang obat yang diminum klien dan manfaatnya.

• Mengevaluasi kemampuan klien mengenal obat yang dikenal oleh perawat.

• Klien mengangguk jika menger• Klien bertanya jika kurang jelas• Kooperatif. • Kontakmata ada. • Duduk berdampingan. • Catatan kegiatan sehari-hari terp• Klien kadang lupa jika ditanya l

A : TUK 5 belum teratasi sebagmanfaatnya tapi klien belum seplupa jika ditnya lagi.

P : Ulangi TUK 5. Perawat : Ulangi interaksi tentang penKlien : Anjurkan klien untuk menging

manfaat / efek sampingnya. S : • Persaan saya senang kerena say• Saya sudah tidak pernah mend

saya untuk melakukan sesuatu kadang-kadang gelisah.

• Saya tidak halusinasi lagi jadi saya masih membuat catatan seh

• Saya lupa’e mbak tentang obat efek sampingnya )

O :

• Kooperatif. • Tersenyum. • Kontak mata + • Duduk berhadapan. • Tampak tenang. • Klien tidak halusinasi. • Klien masih ingat cara mengont• Klien lupa tentang obat yang su

A : TUK 5 belum teratsi Klien lupa tetang obat dan manfaat / eP : Uangi TUK 5 Perawat : • Memberitahu nama dan efek sa• Berikan catatan kecil / mencata

tentang obat dan efek sampingnKlien : • Anjurkan klien untuk mengenal• Anjurkan klien minum obat tep

S : Perasaan saya hari ini senang Saya tadi malam tidur nyeny Obat :

4. THP itu yang warnauntuk menetralkan obndak kejang. 5. PPZ itu yang bentbiru dan gunanya untuhalusinasi.

29/01/08 10.00 30/01/08 16.00

1 1

• Mengevaluasi catatan kegiatan sehari-hari klien. • Membuat kontrak waktu untuk melanjutkan TUK 5

tentang prinsip 5 benar obat.

• Memvalidasi perasaan klien • Mengingatkan kontrak yang telah disetujui untuk

memperkenalkan prinsip 5 benar obat pada klien. • Mengevaluasi yang telah disampaikan perawat. • Mengulang tentang obat dan efek sampingnya sesuai

dengan yang disampaikan perawat kemarin. 1. Memvalidasi perasaan klien hari ini.

6. CPZ itu yang bewarnanya oranye. Guucemas, ataupun gelisah

O : • Kooperatif. • Klien tersenyum. • Berjabat tangan dengan perawa• Duduk berhadapan. • Klien mendemonstraikan memb• Kantak mata ada dengan peraw• Kadang klien masih lupa untuk

diminum klien. A : TUK 5 teratasi sebagian. Klien mengenal obat yang diP : Lanjutkan interfensi. Lanjutkan TUPerawat : Menjelasklan prinsip 5 bena

efek sampingnya. Klien : anjurkan klien membaca tentang obat dan efek sampingnya. Anjurkan klien mengingat pada pukul 09.00 selama 10 menit di r

S : • Selamat pagi mbak ; persaan s

mbak lagi. • Ya … mbak saya masih in

kemarin, katanya mau memberi• Saya masih sering lupa sama ef• Yang saya ingat itu yang putih

kejang, nggak kaku, sama obagunanya untuk biar tenang, tida

• Prinsip 5 benar obat. O : • Kooperatif. • Duduk berhadapan. • Tersenyum. • Kontak mata ada. • Menunjukkan catatan kegiatan • Mengungkapan persaannya hari• Klien berhubungan dengan baik

A : TUK 5 tercapai. • Klien mampu menyebutkan pris• Klien mengingat efeksamping o

P : Optimalkan TUK 5 Perwat : mengulang TUK 3, 4, 5 unt

Keberhasilan asuhan keperawatKlien : anjurkan klien untuk selalu

hari, anjurkan klien untuk meng5 benar obat.

S : • Persaan saya biasa saja, saya s

pernah sedih, saya nggak gelisa• Nama saya I. Alamatnya Grobo

31/01/08 16.00

1

2. Mengajak klien untuk TAK bersama klien lain. • Memvalidasi perasaan klien ( apakah masih

mendengar suara ) • Mengingatkan cara mengontrol halusinasi • Menganjurkan untuk minum obat secara mandiri

tanpa menunggu diberi oleh perwat.

O : • Klien tenang. • Kooperatif. • Mengikuti TAK perkenalan sko• Membuat catatan kegiatan seha• Klien berinteraksi dengan semu• Klien mencari perawat jika tak

A : Msalah teratsi. Klien mengikuti TAK denagn skoKlien mampu BHSP dengan pera

P : Optimalkan TUK 3, 4, 5. Perawat : • Mengulangi tentang cara meng

lupa. • Mengulangi pengenalan obat da• Menerapkan prisip 5 benar obat

Klien : • Anjurkan klien untuk mencari c• Anjurkan klien minum obat se

obat.

S : • Perasaan saya senang mbak.. • Saya tidak pernah mendengar su• Saya minta sendiri ke ibu peraw

O : • Tenang. • Kooperatif. • Melihat TV. • Istirahat cukup. • Makan dan minum obat masu• Klien tersenyum. • Duduk berdampingan. • Membuat catatan kegiatan se• Minum obat mandiri. • Mengungkapkan perasaannyA : • Masalah teratasi sebagian. • Klien mampu memanfaatkan ob

P : Optimalkan TUK 3, 4, 5 Perawat : ulangi penyampaian TUK

asuhan keperawat. Klien : anjuran klien selalu mengulan

lupa anjurkan Tanya pada peraw