bab iii solusi bisnis -...
TRANSCRIPT
19
BAB III
SOLUSI BISNIS
3.1 Alternatif Solusi Bisnis
Seperti yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya bahwa salah satu faktor internal
perusahaan yang menimbulkan masalah dalam PDAM Kota Bandung adalah
ketidakseimbangan antara kebutuhan pelanggan dengan sumber daya operasional. Salah
satu alternatif untuk mengatasi masalah ini adalah dengan merumuskan strategi operasi
yang dapat merekonsiliasi antara kebutuhan pasar dengan sumber daya perusahaan.
3.1.1 Metodologi Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah dalam proyek akhir ini mengikuti metodologi yang dapat
digambarkan dengan diagram alir berikut:
Identifikasi Masalah
Research Questions:
− Bagaimana mengevaluasi strategi operasi untuk mengatasi atribut pelayanan yang perlu
diperbaiki
− Bagaimana merancang suatu strategi operasi yang berorientasi pelanggan dan
mengoptimalkan sumber daya operasi
Studi Pustaka
Menggunakan kerangka srategi operasi sesuai Slack & Lewis
Tujuan Penelitian
Merumuskan strategi operasi untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan pelanggan
Pengumpulan dan Pengolahan Data
A
20
Sumber daya
Operasi
Persyaratan
Pasar OPERATIONS
STRATEGY
Strategic
Reconciliation
Gambar 3.1 Metodologi Pemecahan Masalah
3.1.2 Strategi Operasi
Strategi operasi merupakan usaha-usaha yang dilakukan perusahaan untuk
mempertemukan dua sudut pandang, yaitu kebutuhan pasar dan sumber daya perusahaan-
apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan perusahaan (Slack & Lewis, 2002). Strategi
operasi juga merupakan rencana jangka panjang di bidang operasional yang dilakukan
perusahaan dalam menggunakan sumber daya untuk mendukung strategi bisnisnya.
Gambar 3.2 Model Strategi Operasi
Penyusunan Matriks Strategi Operasi
Rencana Implementasi
Analisis Persyaratan
Pasar:
Atribut-atribut yang perlu
diperbaiki dikelompokkan
sesuai performance
objective seperti kualitas,
kecepatan, dependability,
fleksibilitas, dan biaya
Analisis Sumber Daya
Operasional:
Sumber daya operasi yang
dimiliki perusahaan seperti
kapasitas, supply network,
proses teknologi, dan
organisasi & pengembangan
Analisis Lingkungan
Makro:
Faktor-faktor eksternal yang
mempengaruhi kinerja
perusahaan, seperti politik &
regulasi, ekonomi, sosial, dan
teknologi
A
21
3.2 Analisis Solusi Bisnis
3.2.1 Analisis Persyaratan Pasar
Sesuai dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri No 47 tahun 1999 tentang Pedoman
Penilaian Kinerja PDAM, Harapan para stakeholder kepada PDAM dari Corporate Plan,
serta dari sumber literatur dan wawancara, PDAM sebagai sebuah perusahaan yang
bergerak di sektor pelayanan publik mengelompokkan aspek pelayanan (aspek
operasional) pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Analisis Aspek Pelayanan dan Kebutuhan Pelanggan
Aspek Pelayanan Variabel 1. Cakupan Pelayanan � Jumlah penduduk terlayani dibandingkan dengan jumlah
penduduk di wilayah administratif PDAM 2. Kualitas pasokan air bersih
� Kualitas air memenuhi syarat air minum dari Departemen
Kesehatan
3.Kuantitas dan kontinuitas
pasokan air � Jumlah air mencukupi kebutuhan pelanggan (150-160
lt/orang/hari) � Air mengalir 24 jam sehari � Proses penjadwalan air
4. Peneraan Meter Air � Kehadiran petugas PDAM untuk melakukan peneraan
meter air pelanggan � Kemampuan SDM untuk pembacaan meter air sehingga
memperkecil kesalahan dalam pembacaan meter dan
tagihan 5. Kecepatan Penyambungan
Baru � Lamanya waktu yang dibutuhkan calon pelanggan untuk
pemasangan sambungan baru dari pembayaran sampai
penyambungan 6. Kemampuan Penanganan
Pengaduan
� Jumlah pengaduan yang selesai ditangani dibandingkan
dengan jumlah seluruh pengaduan � Pengaduan cepat ditangani dan dapat diselesaikan dalam
waktu singkat � Keahlian petugas dalam menangani gangguan
7.Kemudahan dan Kenyamanan
Pelayanan � Ketersediaan service point di luar Kantor Pusat untuk
menghindari antrian � Kenyamanan tempat pembayaran � Pelayanan yang sopan dan bersahabat � Media informasi & sarana komunikasi jasa PDAM kepada
pelanggan � Media penyampaian keluhan pelanggan � Adanya pemberitahuan sebelum dilakukan penghentian
pasokan air 8. Tarif Layanan � Tarif yang dikenakan pada pelanggan sesuai golongan dan
jumlah pemakaian (m3)
� Tarif yang terjangkau dan murah
22
Pada tahun 2005, PDAM Kota Bandung telah melakukan analisa terhadap kondisi
internal dan eksternal perusahaan yang tercantum di dalam Corporate Plan. Analisa ini
kemudian digunakan untuk analisa SWOT. Untuk menganalisa kondisi internal,
pengumpulan data dan analisis menggunakan metode WEPA (Water Enterprise
Performance Assessment) dan analisa berdasarkan Kepmendagri. Sedangkan untuk
analisa kondisi eksternal digunakan hasil Survey Kepuasan Pelanggan (SKP).
Aspek yang dinilai dalam metode WEPA meliputi:
a. Tingkat Pelayanan
b. Keuangan
c. Efisiensi
d. Fungsi-fungsi penting
e. Organisasi
f. Kesinambungan (kontinuitas)
g. Pengembangan perusahaan
Karena pembahasan proyek akhir ini fokus kepada aspek operasional yang mencakup
pelayanan dan hal-hal yang terkait, maka hasil analisis kondisi internal berdasarkan
metode WEPA difokuskan pada aspek tersebut, seperti terlihat pada Tabel 3.2.
23
Tabel 3.2 Analisis Kondisi Internal PDAM Kota Bandung Berdasarkan Metode WEPA
49.20% > 38%
10.21% >9%
Persentase penambahan konsumen -0.0021% > 10%
Persentase sambungan langsung sistem gilir 15.81% < 5%
Persentase sambungan langsung sistem pompa Tidak ada Tidak ada
8 sampel air nol
Aduan mengenai kualitas air > 2% Tidak ada (0.007%) Tidak ada
2 kali Tidak pernah
4 kali < 3 kali
Sambungan baru pelanggan dengan proses > 2 bulan 10-30 sambungan < 10 SL
Tersedia informasi penyambungan dan profil
perusahaan kepada pelanggan dan catatan keluhan
pelanggan Ya Ya
Lama tanggapan dan keluhan 1-4 minggu < 1 hari
6.95% < 2%
Persentase kapasitas produksi terpakai 72.22% > 80%
Persentase kehilangan air 55% < 20%
Kondisi Eksisting Maksimum
WEPAParameterIndikatorBidang PrestasiNo
Kuantitas air*
Kualitas air*
Keandalan dalam
melakukan
pelayanan*
Persentase penduduk yang dilayani sambungan
langsung
Persentase penduduk yang dilayani Kran Umum,
Hidran Umum
Contoh air pelanggan yang tidak memenuhi syarat air
bersih selama 12 bulan
Pelayanan terhenti 24 jam karena kerusakan tidak
terduga
Pelayanan terhenti 4 jam karena proses pemeliharaan
EFISIENSI
TINGKAT
PELAYANAN
Perbandingan jumlah keluhan pelanggan tercatat
dengan jumlah pelanggan aktif
Pelayanan
langganan*FUNGSI PENTING
Produksi air terkait
dengan
pemanfaatannya*
Cakupan Pelayanan
3
2
1
Distribusi air terkait
dengan kehilangan
air*
24
Tabel 3.2 Analisis Kondisi Internal PDAM Kota Bandung Berdasarkan Metode WEPA (lanjutan)
Program pemeliharaan fasilitas Semua Semua
Ya Ya
Program penekanan tingkat kebocoran Ya Ya
1.42% > 5%
Kontinu
Program pemeriksaan sumber air Ya Ya
Program pemeriksaan pipa Ya Ya
Ya Ya
Ya Ya
Hasil produksi dan distribusi terukur akurat Ya Ya
Maksimum
WEPA
Program penggantian Water Meter pelanggan secara
teratur
Persentase hasil penekanan tingkat kebocoran selama
1 tahun terakhir
Pemeriksaan sisa Chlor, bakteriologis, fisika dan kimia
Program pemeriksaan akurasi meter induk distribusi
Monitoring terhadap
kondisi instalasi yang
ada
Ketersediaan alat ukur (pH, sisa Chlor, bakteriologis,
fisika dan kimia)
Peralatan penunjang
yang mendukung
pemeliharaan
KONTINUITAS4
Pemeliharaan
instalasi produksi,
transmisi, dan
distribusi*
Kontinu 2 kali
seminggu
No Bidang Prestasi Indikator Parameter Kondisi Eksisting
*) Variabel yang perlu diperbaiki
25
Analisis kondisi internal juga dilakukan berdasarkan Kepmendagri tahun 2005. Hasil
analisis ini meliputi aspek-aspek operasional sebagai berikut:
1. Cakupan pelayanan
2. Kualitas air distribusi
3. Kontinuitas air
4. Produktivitas pemanfaatan instalasi produksi
5. Tingkat kehilangan air
6. Peneraaan meter air
7. Kecepatan penyambungan baru
8. Kemampuan penananan pengaduan rata-rata per bulan
9. Kemudahan pelayanan
10. Rasio karyawan per 1000 pelanggan
Hasil penilaian kinerja berdasarkan Kepmendagri tahun 2005 dapat dilihat pada Tabel
3.3.
26
No Indikator Prestasi Parameter Rumus Kondisi Eksisting
1 Cakupan Pelayanan* Jumlah penduduk yang dilayani tahun sekarang (jiwa)
Rasio Nilai >80% 5 >60%-80% 4 >40%-60% 3 >20%-40% 2 <=20% 1
1,239,838
Jumlah penduduk administratif saat ini
(jiwa) 2,228,268
Cakupan pelayanan tahun ini (%) 55% Cakupan pelayanan tahun lalu (%) 53%
2 Kualitas air distibusi Baku mutu kualitas air minum Kualitas Air Nilai -Memenuhi syarat air minum 3 -Memenuhi syarat air bersih 2 -Tidak memenuhi syarat 1
Memenuhi syarat air
minum
3 Kontinuitas air* Lama air mengalir ke pelanggan Kontiunitas Air Nilai -Semua pelanggan mendapat 2 aliran air 24 jam -belum semua pelanggan 1 mendapat aliran air 24 jam
Belum semua mendapat aliran air selama 24 jam
4 Produktivitas pemanfaatan instalasi
produksi*
Kapasitas produksi (l/det) Rasio Nilai >90% 4 >80%-90% 3
>70%-80% 2 <=70% 1
2,220 Kapasitas terpasang (l/det) 3,180 Produktivitas (%) 72.22%
5 Tingkat Kehilangan
Air* Jumlah air yang didistribusikan terjual
(m3) Rasio Nilai <=20% 4 >20%-30% 3
>30%-40% 2 >40% 1
42,381,915
Jumlah air yang didistribusikan (m3) 76,476,667 Tingkat kehilangan air (%) 55% Tingkat kehilangan air tahun lalu (%) 54%
6 Peneraan Meter Air
Pelanggan* Jumlah pelanggan yang meter airnya
ditera Rasio Nilai >20%-25% 3
>10%-20% 2 >0%-10%; atau >25% 1
22,892
Jumlah seluruh pelanggan aktif 142,818 Rasio peneraan meter air (%) 16.03%
Tabel 3.3 Hasil Penilaian Aspek Operasional Berdasarkan Kepmendagri Tahun 2005
27
Tabel 3.3 Hasil Penilaian Aspek Operasional Berdasarkan Kepmendagri Tahun 2005 (lanjutan)
*) Variabel yang perlu diperbaiki
No Indikator Prestasi Parameter Rumus Kondisi Eksisting
7 Kecepatan penyambungan baru*
Hari kerja Lamanya Nilai <=6 hari kerja 2 >6 hari kerja 1
25
8 Kemampuan
penanganan pengaduan
rata-rata per bulan*
Jumlah pengaduan yang telah selesai
ditangani Rasio Nilai >=80% 2 <80% 1
7,753
Jumlah seluruh pengaduan 9,940 Rasio (%) 78%
9 Kemudahan pelayanan Adanya service point Ketersediaan Nilai Tersedia 2 Tidak Tersedia 1
Ada
10 Rasio karyawan per 1000 pelanggan*
Jumlah karyawan aktif tahun ini Rasio Nilai <=6 5 >6-7 4 >7-9 3 >9-10 2 >10 1
928 Jumlah seluruh pelanggan aktif 142,818 Rasio 6.5
28
3.2.2 Analisis Sumber Daya Operasi
Untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan dari suatu bisnis, perlu diidentifikasi dan
dievaluasi aspek-aspek internal dari perusahaan. Aspek-aspek tersebut terdiri dari
transforming resource, yaitu sumber daya yang berhubungan langsung dengan
transformasi input menjadi output perusahaan, misalnya fasilitas fisik & peralatan,
sumber daya manusia. Aspek lain adalah tranformed resource, yaitu sumber daya
pendukung, seperti material, informasi & teknologi, dan pelanggan.
a. Fasilitas Fisik
PDAM memiliki fasilitas fisik yang terdiri dari Instalasi Air Bersih, Instalasi Pengolahan
Air Limbah (IPAL), kantor pelayanan, dan loket pembayaran. Fasilitas tersebut dapat
dilihat pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4 Fasilitas Fisik yang Dimiliki PDAM Kota Bandung
Fasilitas fisik Lokasi Keterangan Instalasi Air Bersih Badaksinga, Dago Pakar, Mini
Plan Dago, Mini Plan Cibeureum
& Cipanjalu
� Pengolahan dilakukan di
Badaksinga � Kapasitas terpakai 2700L/dt dari
3120 L/dt kapasitas max Kantor pelayanan &
Loket pembayaran � Badaksinga � 13 kantor kas pembantu yang
tersebar di lima wilayah
Bandung
� Melayani pengaduan pelanggan
& pemasangan meter baru � Melayani pembayaran tagihan
Lokasi Instalasi Pengolahan Air Bersih dan sumber intake PDAM Kota Bandung dapat
dilihat pada Tabel 3.5.
29
Tabel 3.5 Sumber Air dan Lokasi Instalasi Air Bersih PDAM Kota Bandung
No Sumber Air Intake Instalasi/ Pengolahan Kapasitas Desain
Max Produksi (L/dt)
1 S. Cisangkuy Cikalong-Banjaran Badaksinga 1800
2 S. Cikapundung - Bantar Awi Dago Pakar 600
- Kolam Pakar Mini Plan Dago 60
- Bbk Siliwangi Badaksinga 250
3 S. Cibeureum Cibeureum Mini Plan Cibeureum 40
4 S. Cipanjalu Cipanjalu Mini Plan Cipanjalu 20
5 Air Tanah Sumur Artesis Reservoir IX, X, dan 180
Distribusi ke konsumen
6 Mata Air Bangunan Penangkap Air Reservoir (Ledeng) 170
TOTAL (L/dt) 3120
Dalam melakukan pengolahan baik untuk air bersih maupun air kotor, PDAM sebagian
besar masih menggunakan peralatan manual, yaitu dengan menggunakan bak-bak
penampung untuk perlakuan fisik dan menggunakan zat-zat disinfektan untuk perlakuan
kimiawi.
b. Sumber daya manusia
Karyawan PDAM Kota Bandung hingga tahun 2006 berjumlah 890 orang dengan jumlah
terbesar di bagian produksi air permukaan (14.7%) dan hubungan langganan (14.5%)
dengan latar belakang yang mendominasi dari pendidikan SMA (26.5%). Komposisi
karyawan secara jelas diperlihatkan pada Gambar 3.3.
Gambar 3.3 Komposisi Pegawai PDAM Kota Bandung Berdasarkan Tingkat Pendidikan
0
50
100
150
200
250
Jumlah
karyawan
(orang)
SD SMP SMA Kejuruan D3 S1 S2
Tingkat Pendidikan
30
Secara umum, jumlah dan latar belakang pendidikan yang dimiliki oleh PDAM kurang
efektif untuk jalannya bisnis. Penerimaan karyawan baru tidak melihat kompetensi dari
seseorang. Selain itu, penempatan karyawan tidak sesuai dengan core business PDAM.
Seperti telah dijelaskan, PDAM memiliki core business dalam pengolahan air bersih dan
air kotor. Kegiatan bisnis ini didukung oleh bagian-bagian divisi, seperti personalia,
litbang, dll. Namun, penempatan karyawan pada bagian divisi tersebut masih
mendominasi dibandingkan dengan jumlah karyawan yang terlibat dalam bisnis inti.
c. Pelanggan
Pelanggan PDAM Kota Bandung dibagi berdasarkan kelompok tarif, yaitu tarif Sosial,
Rumah Tangga, Instansi, Niaga, Industri. Cakupan pelayanan PDAM berdasarkan jenis
pelanggan pada Triwulan IV Tahun 2005 dapat dilihat pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6 Cakupan Pelayanan PDAM Kota Bandung (Triwulan IV Tahun 2005)
Golongan Tarif Jumlah Pelanggan Rasio Pemakaian (Orang) Jumlah
IA Sosial 1,753 150 262,950
IB Sosial 143 40 5,720
IIA1 Rumah Tangga 859 7 6,013
IIA2 Rumah Tangga 65,817 7 460,719
IIA3 Rumah Tangga 44,473 7 311,311
IIA4 Rumah Tangga 10,500 7 73,500
IIB Instansi 2,277 30 68,310
IIIA Niaga Kecil 5,678 10 56,780
IIIB Niaga Besar 8,240 40 329,600
IVA Industri Kecil 291 25 7,275
IVB Industri Besar 242 70 16,940
Jumlah Total 140,273 1,599,118
Jumlah Penduduk 2,501,506
Presentase Cakupan Pelayanan 63.93%
Tabel di atas memperlihatkan bahwa jumlah pelanggan hingga tahun 2005 sekitar
140.273 pelanggan yang didominasi oleh sektor Rumah Tangga (86,7%). Jumlah ini
berfluktuasi setiap bulannya yang disebabkan beberapa faktor, seperti pemutusan tagihan
akibat pelanggan tidak membayar atau tidak selesainya penanganan pengaduan sehingga
pelanggan memilih alternatif sumber air lain, misalnya sumur.
31
Hingga tahun 2005, cakupan pelayanan PDAM Kota Bandung sekitar 63%. PDAM telah
berusaha untuk memenuhi kebutuhan seluruh pelanggan selain dengan pengaliran
melewati pipa-pipa tetapi juga pengiriman air melalui truk tangki sesuai permintaan
pelanggan atau ke daerah yang tidak mendapatkan air bersih.
PDAM Kota Bandung memberikan juga pelayanan mobil tangki tinja bagi pelanggan
yang belum terlayani jaringan air kotor. Hal ini sebagai bukti dan komitmen pelayanan
PDAM Kota Bandung, agar pelanggan tidak merasa dirugikan dengan membayar biaya
tersebut.
d. Sumber Daya Teknologi
PDAM Kota Bandung menggunakan teknologi untuk mendukung operasional, seperti
dalam bidang pengolahan air, bidang distribusi, bidang pengolahan data, dan bidang
hubungan pelanggan.
Tabel 3.7 Sumber Daya Teknologi PDAM Kota Bandung
Bidang Sarana dan Sistem Teknologi
Pengolahan air � Sistem pembuangan lumpur
� Sistem pengawasan
� Otomatis
� Automatic monitoring
Pengolahan data � Sarana pengolahan data � Sistem pengolahan data
� Komputerisasi
� Sistem informasi terintegrasi
Hubungan langganan � Sistem pembayaran
� Sistem pengaduan
pelanggan
� On line system (kantor
pembayaran & ATM)
� On line system (SMS)
e. Sumber Daya Mitra Kerja
Dalam menjalankan proses bisnisnya, PDAM Kota Bandung memiliki mitra kerja untuk
mendukung kegiatan operasional pelayanan kepada pelanggan. Hubungan bertujuan agar
PDAM dapat fokus pada bisnis intinya, yaitu pengolah air bersih dan air kotor.
32
Mitra kerja yang terlibat dalam mendukung operasional PDAM Kota Bandung dapat
dilihat pada Tabel 3.8.
Tabel 3.8 Mitra Kerja PDAM Kota Bandung
3.2.3 Isi (Content) Strategi Operasi
Isi dari strategi operasi berarti sekumpulan keputusan-keputusan yang dibuat dalam area
strategi operasi Hal ini berupa elemen-elemen strategi operasi yang berhubungan dengan
rekonsiliasi atau penyatuan antara sumber daya operasi dengan persyaratan pasarnya. Isi
strategi operasi terdiri dari tujuan kinerja (performance objectives) perusahaan dan area
keputusan (decision area).
3.2.4 Tujuan Kinerja (Performance Objectives)
Tujuan kinerja adalah dimensi dari kinerja suatu operasi yang ingin dicapai perusahaan
untuk memuaskan atau memenuhi persyaratan pasarnya. Obyek kinerja tersebut secara
garis besar dibagi dalam lima faktor kompetitif, yaitu:
� Kualitas: spesifikasi produk atau jasa yang sesuai dengan yang dijanjikan dan sesuai
harapan konsumen.
� Kecepatan: waktu yang dibutuhkan dari awal operasi sampai selesai, misalnya dari
saat konsumen memesan produk atau jasa sampai konsumen menerima produk/ jasa
tersebut.
� Dependability: berhubungan dengan ketepatan waktu memenuhi janji pelayanan.
� Fleksibilitas: dapat menyesuaikan dengan cepat dan baik apabila diperlukan pada
kondisi yang berbeda dari biasanya.
Bidang Kerja Mitra Kerja
Perbaikan dan pemeliharaan peralatan Koperasi Tirta Karya, Gapensi
Pembayaran rekening Bank Mandiri
Penyediaan sumber air baku PT. PLN, Perum perhutani,Dinas
PSDA Provinsi
Pelatihan karyawan Lembaga konsultan
33
Market Competitiveness
Speed
Flexibility
Cost
Dependability
Quality Being RIGHT
Being FAST
Being ON TIME
Being ABLE TO CHANGE
Being PRODUCTIVE
� Biaya: dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu biaya operasi, biaya modal, dan biaya
modal kerja. Semakin besar perusahaan dapat menekan biaya produksi, maka
semakin murah harga yang dapat ditawarkan kepada konsumennya.
Gambar 3.4 Lima Tujuan Kinerja (Sumber; Slack & Lewis, 2002)
3.2.5 Area Keputusan (Decision Area)
Area keputusan pada strategi operasi adalah kumpulan dari keputusan-keputusan yang
dibutuhkan dan harus diatur dari sumber daya - sumber daya opoerasi perusahaan dalam
jangka panjang. Area keputusan pada strategi operasi dan isu-isu yang berhubungan
dengannya dapat dijelaskan dan dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 3.5 Empat Kategori dari Area Keputusan dalam Strategi Operasi
(Sumber; Slack & Lewis, 2002)
34
Performance Objectives
Market Positioning
Customer Needs
Competitors’ Actions
Required performance
Understanding markets
Operations Strategy
Decision Areas
Tangible and Intangible Resources
Operations
Capabilities
Operations Processes
Understanding resources and processes
Strategic decisions
Area keputusan ini menyangkut sumber daya operasi yang dapat dikategorikan sebagai:
� kapasitas, termasuk di dalamnya fasilitas secara umum.
� supply network, termasuk di dalamnya pembelian dan logistik.
� teknologi, yaitu proses teknologi yang digunakan untuk memproduksi barang dan
jasa.
� pengembangan dan organisasi dari proses-proses operasi.
3.2.6 Penyatuan Sudut Pandang Pasar dengan Sudut Pandang Sumber Daya Operasi
Setelah diketahui persyaratan pasar serta sumber daya - sumber daya operasi yang
dimiliki oleh perusahaan, kemudian disusun strategi operasi dengan cara mempertemukan
dan menyesuaikan kedua sudut pandang ini melalui proses rekonsiliasi yang dijalankan
terus menerus dan berulang-ulang. Pada kenyataannya persyaratan pasar dan sumber
daya operasi berubah terus secara dinamis yang menyebabkan proses rekonsiliasi ini
menjadi kompleks dan prosesnya sangat menantang. Gambar berikut menggambarkan
proses rekonsiliasi antara sumber daya yang dimiliki dengan persyaratan pasarnya.
Gambar 3.6 Proses Rekonsiliasi antara Sumber Daya Operasi dengan Persyaratan Pasarnya dalam Strategi
Operasi (Sumber; Slack & Lewis, 2002)
Pada PDAM Kota Bandung, kesesuaian antara kebutuhan pelanggan dengan sumber daya
yang ada dapat dilihat pada Gambar 3.7.
35
Gambar 3.7 Kesesuaian antara kebutuhan pelanggan dengan sumber daya yang ada
Resources
Tangible:
• Instalasi pengolahan, kantor
pelayanan yang tersebar di 5
wilayah Bandung
• Sumber daya manusia
• Jumlah pelanggan di seluruh
wilayah Bandung
Intangible:
• Berpengalaman dalam penyedia
dan pengolah air bersih
Capabilities
• Kemampuan dalam
mengolah dan menyediakan
air bersih dengan kualitas
dan kuantitas yang tepat
dengan kebutuhan
pelanggan
• Kemampuan dalam
mengatasi pengaduan
pelanggan
Operations processes
• Proses pengolahan air yang tidak kompleks
• Menjalin hubungan dengan
penyedia sumber air baku
• Melayani pengaduan pelanggan
Operations strategy decision
• Peningkatan cakupan pelayanan
• Peningkatan kualitas, kuantitas, dan kontinuitas air
• Peningkatan kualitas pelayanan
• Peningkatan efisiensi dan kompetensi SDM
Customers
• Pelanggan adalah seluruh
penduduk di wilayah
Bandung, baik rumah
tangga maupun industri
Market position
• Memberikan pelayanan
yang reliable sehingga
dapat terpenuhinya
kebutuhan masyarakat akan
air bersih
Competitors
PDAM merupakan satu-
satunya perusahaan yang
diberi mandat untuk
menjalankan bisnis pengolah
dan penyedia air bersih oleh
pemerintah � tidak ada
kompetitor
Performance Objectives
• Cakupan pelayanan luas
• Kualitas, kuantitas, dan
kontinuitas air
• Kecepatan dan kemampuan
menangani pengaduan
• Tarif yang sesuai dengan
pelayanan
• Keakuratan tagihan
• Kemudahan pembayaran
36
3.2.7 Matriks Strategi Operasi
Perspektif persyaratan pasar dan perspektif sumber daya operasi yang telah diketahui
kemudian dipaparkan dalam sebuah maktriks, yaitu matriks strategi operasi. Matriks ini
menunjukkan pertemuan antara performance objective (tujuan kinerja) dengan decision
area (area keputusan). Hal ini menunjukkan adanya perpotongan atau pertemuan antara
apa yang ingin dicapai oleh perusahaan sesuai kebutuhan pasarnya dengan bagaimana
perusahaan mencapainya melalui sumber daya yang dimiliki. Matriks strategi operasi
secara umum dapat dilihat pada Gambar 3.8.
Gambar 3.8 Matriks Strategi Operasi
Untuk membuat matriks strategi operasi diperlukan penyatuan antara persyaratan pasar
dengan sumber daya operasi yang dimiliki PDAM Kota Bandung. Dari hasil
pengumpulan data, diskusi, dan wawancara matriks strategi operasi PDAM Kota
Bandung dapat dituangkan dalam Tabel 3.9.
Quality
Market Competitiveness
Speed
Dependability
Flexibility
CostCompetitive Objectives
are prioritized by
CUSTOMERS and
COMPETITORS
Quality
Market Competitiveness
Speed
Dependability
Flexibility
CostCompetitive Objectives
are prioritized by
CUSTOMERS and
COMPETITORS
Capacity Supply Network
Process Technology
Development and
Organization
Resource Usage
Operations Decisions shape
COMPETENCIES and CONSTRAINTS
Capacity Supply Network
Process Technology
Development and
Organization
Resource Usage
Operations Decisions shape
COMPETENCIES and CONSTRAINTS
37
Tabel 3.9 Matriks Strategi Operasi Eksisting PDAM Kota Bandung
KUALITAS &
DEPENDABILITY
Cakupan Pelayanan
Kualitas Pasokan Air
Kemudahan dan
Kenyamanan Pelayanan
� Ketersediaan service point
� Kemudahan prosedur
pembayaran tagihan
� Media informasi tagihan
� Instalasi Pengolahan Air
(Badaksinga, Dago
Pakar, Mini Plan Dago,
Mini Plan Cibeureum &
Cipanjalu)
� Jaringan pipa distribusi**
� Laboratorium
pengendalian kualitas
lingkungan (LPKL) yang
telah mendapatkan
sertifikat ISO 17205 **
� Kantor Pelayanan &
Loket Pembayaran yang
dibantu dengan 13 kantor
kas pembantu **
� Melakukan kerjasama
dengan mitra kerja untuk
pemasangan pipa *
� Melakukan kerjasama
untuk perbaikan dan
pemeliharaan peralatan *
� Menjalin kerjasama
dengan bank sebagai
tempat pembayaran
� Menjalin kerjasama
dengan media untuk
memberikan informasi
tagihan (radio, operator
109)
**
� On line payment melalui
ATM
� On line billing system**
� Program
peningkatan/perluasan
pelayanan (Corporate
Plan)
� Pengukuran kinerja **
� Menciptakan produk Air
Minum Dalam Kemasan
(AMDK) dengan kualitas
yang memenuhi syarat air
minum *
*** Very Critical
** Critical
* Secondary KAPASITAS SUPPLY NETWORK PROSES TEKNOLOGI
PENGEMBANGAN &
ORGANISASI
38
Tabel 3.9 Matriks Strategi Operasi Eksisting PDAM Kota Bandung (Lanjutan)
� Media penyampaian
keluhan
Kemampuan Penanganan
Pengaduan
� Jumlah pengaduan selesai
ditangani
� Kemampuan petugas
Peneraan Meter Air
� Keakuratan pembacaan
meter air
Kuantitas dan Kontinuitas
Pasokan Air
Air mengalir dalam jumlah
yang sesuai selama 24 jam
� Tersedianya divisi untuk
penanganan pengaduan,
yaitu Divisi Hubungan
Langganan *
� Instalasi Pengolahan Air
(Badaksinga, Dago
Pakar, Mini Plan Dago,
Mini Plan Cibeureum &
Cipanjalu)
� Sumber air baku dari
sungai, mata air, dan air
tanah
**
� Memiliki mitra kerja
untuk membantu
perbaikan peralatan *
� Melakukan kerjasama
dengan PT. PLN dan
Perum Perhutani untuk
pengadaan sumber air **
� Melayani pengaduan via
SMS *
� Pengukuran kinerja
karyawan
� One stop service dalam
melayani pengaduan
**
� Kemampuan petugas
pencatat meter
� Pengukuran kinerja hasil
peneraan meter air
**
� Program pengurangan non
revenue water (NRW)
� Operasi penertiban
sambungan liar
� Peningkatan suplai sumber
air untuk menekan
penjadwalan air ***
*** Very Critical
** Critical
* Secondary KAPASITAS SUPPLY NETWORK PROSES TEKNOLOGI
PENGEMBANGAN &
ORGANISASI
39
Tabel 3.9 Matriks Strategi Operasi Eksisting PDAM Kota Bandung (Lanjutan)
KECEPATAN
Kecepatan Penyambungan
Baru dan Penanganan
Gangguan
COST
Biaya Operasional
� Tersedianya divisi untuk
penanganan pengaduan,
yaitu Divisi Hubungan
Langganan *
� Pengolahan air dilakukan
terpusat di IPA
Badaksinga (Bandung
Pusat) sehingga
mengurangi biaya
distribusi **
� Memiliki mitra kerja
untuk membantu
perbaikan peralatan *
� Pengukuran kinerja
karyawan (lamanya waktu
untuk penyambungan) **
*** Very Critical
** Critical
* Secondary KAPASITAS SUPPLY NETWORK PROSES TEKNOLOGI
PENGEMBANGAN &
ORGANISASI
40
Matriks strategi operasi di atas menunjukkan hubungan antara masing-masing tujuan
kinerja (performance objective) dengan setiap area keputusan (decision area). Matriks
tersebut juga mengindikasikan tingkat kepentingan (criticality) dari setiap isu. Isu
dengan tingkat kepentingan tertinggin (very critical) adalah pada pengembangan dan
organisasi, yaitu upaya perusahaan untuk mengurangi tingkat kehilangan air dengan
program NRW dan operasi sambungan liar, serta peningkatan suplai sumber air baku
untuk mencapai tujuan keandalan layanan. Hal ini menjadi sangat penting karena
dengan menerapkan pengembangan organisasi ini selain dapat meningkatkan
kepercayaan pelanggan namun juga berdampak pada faktor lain, yaitu dengan
berkurangnya tingkat kehilangan air dapat meningkatkan efisiensi produksi sehingga
dapat menekan biaya produksi.
Matriks di atas juga menunjukkan kolom kapasitas adalah yang paling banyak
memberikan kontribusi pada tujuan kinerja (banyak kolom yang terisi). Hal ini
berhubungan dengan tujuan perusahaan sebagai penyedia layanan air dengan cara
mengolah air baku menjadi air bersih, dimana perusahaan membutuhkan kapasitas yang
memadai untuk dapat mengolah dan menyalurkan air bersih kepada pelanggan. Oleh
karena itu, PDAM Kota Bandung perlu memberikan perhatian yang lebih terhadap
masalah kapasitas.
Untuk menetapkan alternatif strategi dalam mengatasi masalah di dalam perusahaan,
maka dilakukan analisis dan evaluasi strategi operasi pada Tabel 3.10.
41
Tabel 3.10 Analisis dan Evaluasi Strategi Operasi
Variabel Pelayanan yang Perlu
Diperbaiki
Analisa Penyebab Usulan Perbaikan
KUALITAS, KUANTITAS DAN
KONTINUITAS PASOKAN AIR
• Jumlah pasokan air di beberapa daerah masih
kurang (tidak mengalir 24 jam) sehingga
dilakukan pergiliran aliran air.
• Kualitas air di beberapa daerah masih ada
yang belum memenuhi standar air bersih.
CAKUPAN PELAYANAN
• Jumlah air yang disalurkan PDAM Kota
Bandung sebanyak 2.500 l/ detik baru
mampu melayani sekitar 63%-65% dari
semua kebutuhan pelanggan.
• Semakin berkurangnya debit mata air sebagai sumber
air baku (terutama pada musim kemarau) hingga
50% dari debit normal 200 l/ detik.
• Tingkat kehilangan air yang tinggi yang disebabkan
kurangnya pemeliharaan pipa distribusi dan
banyaknya sambungan liar.
• Kualitas air yang rendah disebabkan semakin
banyaknya limbah industri dan rumah tangga yang
mencemari sungai sebagai sumber air baku.
• Semakin berkurangnya pasokan air sebagai sumber
air baku akibat musim dan semakin rusaknya daerah
tangkapan/ resapan air.
• Jaringan pipa distribusi yang masih terbatas dan tidak
menjangkau daerah-daerah tertentu.
PENGEMBANGAN & ORGANISASI
• Pengembangan sumber-sumber air baku, yaitu dengan
melakukan investasi pengembangan dan eksplorasi air
baku baru.
• Pemeliharaan kualitas air baku, yaitu dengan
melakukan evaluasi kualitas air baku dan air bersih.
• Mewajibkan pelanggan baru untuk membuat sumur
resapan di setiap tempat tinggal, dan kampanye tentang
Gerakan Hemat Air, terutama di kalangan pelajar
• Membuat sistem penjadwalan penggiliran air kepada
pelanggan
KAPASITAS
• Membangun hidran-hidran umum dan truk tanki
terutama untuk daerah pemukiman padat penduduk dan
tidak terjangkau pipa PDAM( proyek jangka panjang,
bila dana mencukupi).
SUPPLY NETWORK
• PDAM dapat menjalin kerjasama dengan developer
pemukiman untuk mengelola kegiatan operasional
(jaringan, distribusi), sedangkan PDAM hanya
menjamin suplai air bersih dan meter induk.
42
Tabel 3.10 Analisis dan Evaluasi Strategi Operasi (lanjutan)
Variabel Pelayanan yang Perlu
Diperbaiki
Analisa Penyebab Usulan Perbaikan
KEMAMPUAN & KECEPATAN
PENANGANAN PENGADUAN
• Tingginya jumlah pengaduan yang tidak
tertangani setiap periode yang menyebabkan
penumpukan jumlah pengaduan.
• Tanggapan terhadap pengaduan tidak
dilakukan dengan segera, yaitu sekitar 1-4
minggu.
• Ketidakprofesionalan manajemen dalam mengatasi
pengaduan yang sebenarnya berupa masukan bagi
kemajuan perusahaan.
• Kurangnya arahan dari pimpinan perusahaan untuk
mengubah mind-set PDAM sebagai perusahaan yang
tidak memiliki kompetitor (tidak kompetitif) menjadi
perusahaan yang diberi kepercayaan untuk memberi
pelayanan prima.
• Kurangnya kompetensi karyawan akibat banyak
karyawan yang bekerja tidak sesuai dengan latar
belakang pendidikan.
• Kurangnya pelatihan berupa training dan pendidikan
karyawan yang menunjang pekerjaan.
PENGEMBANGAN & ORGANISASI
Melakukan analisis tentang proyeksi konsumsi air bersih
secara periodik sehingga dapat mengantisipasi sebelum
terjadinya krisis.
PENGEMBANGAN & ORGANISASI
• Menindaklanjuti pengaduan dengan penanganan
(Bagian Hubungan Langganan). Hal ini dilakukan
dengan membentuk tim penanganan pengaduan
berdasarkan pembagian 5 wilayah Bandung dengan
menerapkan sistem reward and punishment.
• Pimpinan memberi arahan tentang tactical plan kepada
karyawan sesuai dengan visi, misi perusahaan secara
periodik.
• Menyelenggarakan training dan pendidikan bagi
karyawan untuk memperdalam skill dan competency
sesuai dengan bidang pekerjaannya untuk
meningkatkan efektivitas kerjanya.
• Melakukan rotasi pegawai secara berkala (misalnya
tiap 5 tahun) untuk menghindari kejenuhan.
PROSES TEKNOLOGI
• Melakukan pembenahan pada sistem complaint
handling history, yaitu mendokumentasikan jumlah
dan jenis pengaduan, serta penjadwalan perbaikan.
43
Tabel 3.10 Analisis dan Evaluasi Strategi Operasi (lanjutan)
Variabel Pelayanan yang Perlu
Diperbaiki
Analisa Penyebab Usulan Perbaikan
PENERAAN METER AIR
• Petugas pembaca meter air tidak selalu hadir
• Rendahnya keakuratan pembacaan meter air
sehingga besarnya tagihan tidak sesuai
dengan yang tercantum di meteran.
TINGKAT KEHILANGAN AIR
• Tingkat kehilangan air PDAM Kota Bandung
masih tinggi, yaitu 55%, sedangkan tingkat
yang dapat ditoleransi adalah < 20%
(berdasarkan Kepmendagri). Kehilangan air
yang tinggi menyebabkan
inefisiensi produksi sehingga berdampak
buruk pada kepercayaan pelanggan dan
masalah cost efficiency.
• Program penekanan tingkat kehilangan air
(NRW) masih belum optimal, yaitu program
ini baru menghasilkan pengurangan sebanyak
1.42% selama 1 tahun terakhir.
• Kurangnya pengawasan dan penerapan penilaian
kinerja karyawan sehingga karyawan tidak
termotivasi dan kurang peduli pada tugasnya.
Ketidakakuratan pencatatan meter disebabkan
karyawan terkadang membuat perkiraan angka
meter kepada rumah yang tidak didatangi.
• Kemungkinan adanya ketidaksesuaian workload
dengan kemampuan petugas.
• Kurangnya monitoring dan pemeliharaan terhadap
pipa-pipa distribusi sehingga pipa-pipa tua masih
tetap digunakan.
• Banyaknya tindak pencurian air berupa sambungan
liar.
• Program pengurangan NRW masih dalam proses
sehingga hasilnya belum optimal. Namun program
ini perlu mendapat dukungan dari segala pihak
termasuk dukungan karyawan dan direksi.
PENGEMBANGAN & ORGANISASI
• Membentuk tim pengawas yang bertugas melakukan
pengecekan kebenaran pencatatan meter dengan
peninjauan lapangan secara random.
• Menerapkan dan merumuskan sistem penilaian kinerja
karyawan dengan memberikan reward kepada
karyawan yang kinerjanya baik dan punishment kepada
yang kinerjanya buruk.
• Melakukan evaluasi berkala terhadap workload petugas
dan membuat workload yang sesuai kemampuan
petugas.
PENGEMBANGAN & ORGANISASI
• Melakukan monitoring lapangan dan perbaikan
terhadap keadaan pipa-pipa distribusi.
• Membentuk tim pengawas yang secara rutin melakukan
operasi sambungan liar.
• Melakukan studi banding ke PDAM daerah lain yang
telah berhasil melakukan program pengurangan NRW.
44
Tabel 3.10 Analisis dan Evaluasi Strategi Operasi (lanjutan)
Variabel Pelayanan yang Perlu
Diperbaiki
Analisa Penyebab Usulan Perbaikan
KECEPATAN PENYAMBUNGAN BARU
• Untuk mendapatkan pelayanan sambungan
baru, pelanggan membutuhkan waktu sekitar
25 hari kerja bahkan hingga 3 bulan,
sementara waktu yang dianjurkan maksimum
6 hari kerja.
PROSEDUR PEMBAYARAN TAGIHAN
• Berdasarkan Survey Kepuasan Pelanggan
(SKP) pada dasarnya prosedur pembayaran
cukup memuaskan, tetapi setiap periodenya
PDAM mengalami penurunan jumlah
pelanggan yang sebagian besar akibat
putusnya sambungan pelanggan.
• Ketidaksigapan karyawan akibat budaya kerja
perusahaan yang kurang memperhatikan dan
menghargai kinerja masing-masing karyawan
sehingga karyawan tidak termotivasi untuk
memberikan kinerja terbaik.
• Waktu paling lama adalah pada survey tempat dan
persetujuan Direksi
• Prosedur pembayaran yang menuntut kesadaran
masyarakat tanpa ada surat tagihan kurang cocok
diterapkan pada masyarakat dengan tingkat
pendidikan/ ekonomi rendah.
SUPPLY NETWORK
• Menjalin kerjasama dengan stakeholder (pemerintah,
masyarakat), lembaga seperti USAID untuk
mendukung program NRW untuk pengelolaan sumber
daya air yang berkelanjutan.
• Menjalin kerjasama dengan Depkominfo untuk
mengedukasi dan meningkatkan awareness masyarakat
tentang sambungan liar, misalnya melalui iklan layanan
masyarakat, dan menjalin kerjasama dengan
masyarakat agar melaporkan tindakan tersebut.
PENGEMBANGAN & ORGANISASI
• Evaluasi berkala tentang kemampuan internal dan
melakukan penyesuaian agar dapat mencapai target.
• Menerapkan dan merumuskan sistem penilaian kinerja
karyawan dengan memberikan reward kepada
karyawan yang kinerjanya baik dan punishment kepada
yang kinerjanya buruk.
PENGEMBANGAN & ORGANISASI
• Merancang prosedur baru untuk masyarakat, misalnya
dengan berkoordinasi dengan pimpinan daerah untuk
mengelola pembayaran.
45
Tabel 3.11 Matriks Strategi Operasi Usulan PDAM Kota Bandung
KUALITAS &
DEPENDABILITY
Cakupan Pelayanan
Kualitas Pasokan Air
Kemudahan dan
Kenyamanan Pelayanan
� Ketersediaan service point
� Kemudahan prosedur
pembayaran tagihan
� Media informasi tagihan
� Instalasi Pengolahan Air
(Badaksinga, Dago Pakar,
Mini Plan Dago, Mini Plan
Cibeureum & Cipanjalu)
� Jaringan pipa distribusi
� Hidran-hidran umum dan
truk tanki untuk
pemukiman padat (proyek
jangka panjang)
**
• Laboratorium pengendalian
kualitas lingkungan (LPKL)
yang telah mendapatkan
sertifikat ISO 17205 **
• Kantor Pelayanan & Loket
Pembayaran yang dibantu
dengan 13 kantor kas
pembantu
**
� Melakukan kerjasama
dengan mitra kerja untuk
pemasangan pipa
� Menjalin kerjasama dengan
developer pemukiman
untuk mengelola kegiatan
operasional (jaringan,
distribusi)
*
• Melakukan kerjasama untuk
perbaikan dan pemeliharaan
peralatan
*
� Menjalin kerjasama dengan
bank sebagai tempat
pembayaran
� Menjalin kerjasama dengan
media untuk memberikan
informasi tagihan (radio,
operator 109) **
� On line payment melalui
ATM
� On line billing system
**
� Program
peningkatan/perluasan
pelayanan (Corporate Plan)
� Pengukuran dan evaluasi
kinerja per tahun
� Analisis proyeksi konsumsi
air bersih secara berkala
**
• Pemeliharaan kualitas air
baku, yaitu dengan
melakukan evaluasi kualitas
air baku dan air bersih.*
• Merancang prosedur baru
untuk masyarakat untuk
mengurangi banyaknya
pelanggan yang memutus
sambungan, misalnya dengan
berkoordinasi dengan
pimpinan daerah untuk
mengelola pembayaran
**
*** Very Critical
** Critical
* Secondary KAPASITAS SUPPLY NETWORK PROSES TEKNOLOGI
PENGEMBANGAN &
ORGANISASI
46
Tabel 3.11 Matriks Strategi Operasi Usulan PDAM Kota Bandung (lanjutan)
• Media penyampaian keluhan
Kemampuan Penanganan
Pengaduan
� Jumlah pengaduan selesai
ditangani
� Kemampuan petugas
Peneraan Meter Air � Keakuratan pembacaan
meter air
• Tersedianya divisi untuk penanganan pengaduan,
yaitu Divisi Hubungan
Langganan
*
• Memiliki mitra kerja untuk
membantu perbaikan
peralatan
*
• Melayani pengaduan via
SMS *
• Melakukan pembenahan
pada sistem complaint
handling history, yaitu
mendokumentasikan
jumlah dan jenis
pengaduan, serta
penjadwalan perbaikan
**
• Membentuk tim penanganan
pengaduan berdasarkan
pembagian 5 wilayah Bandung
dengan menerapkan sistem
reward and punishment
• Menyelenggarakan training dan
pendidikan bagi karyawan
untuk memperdalam skill dan
competency sesuai dengan
bidang pekerjaan
• Melakukan rotasi pegawai
secara berkala (misalnya tiap 5
tahun)
• Pimpinan memberi arahan
tentang tactical plan kepada
karyawan secara berkala ***
• Membentuk tim pengawas yang
bertugas melakukan
pengecekan kebenaran
pencatatan meter dengan
peninjauan lapangan (random).
*** Very Critical
** Critical
* Secondary KAPASITAS SUPPLY NETWORK PROSES TEKNOLOGI
PENGEMBANGAN &
ORGANISASI
47
Tabel 3.11 Matriks Strategi Operasi Usulan PDAM Kota Bandung (lanjutan)
Kuantitas dan Kontinuitas
Pasokan Air
Air mengalir dalam jumlah
yang sesuai selama 24 jam
� Instalasi Pengolahan Air
(Badaksinga, Dago Pakar,
Mini Plan Dago, Mini Plan
Cibeureum & Cipanjalu)
� Sumber air baku dari
sungai, mata air, dan air
tanah
**
• Melakukan kerjasama
dengan PT. PLN dan Perum
Perhutani untuk pengadaan
sumber air
• Menjalin kerjasama dengan
stakeholder (pemerintah,
masyarakat), lembaga
seperti USAID untuk
mendukung program NRW
untuk pengelolaan sumber
daya air yang berkelanjutan
• Menjalin kerjasama dengan
Depkominfo untuk
mengedukasi dan
meningkatkan awareness
masyarakat tentang
sambungan liar, misalnya
melalui iklan layanan
masyarakat **
• Menerapkan dan merumuskan
sistem penilaian kinerja
karyawan dengan sistem
reward and punishment
• Melakukan evaluasi berkala
terhadap workload petugas dan
membuat workload yang sesuai
kemampuan petugas.
**
• Pengembangan sumber-
sumber air baku, yaitu dengan
melakukan investasi
pengembangan dan eksplorasi
air baku baru.
• Mewajibkan pelanggan baru
untuk membuat sumur resapan
di setiap tempat tinggal
• Melakukan monitoring
lapangan dan perbaikan
terhadap keadaan pipa-pipa
distribusi
• Membentuk tim pengawas
yang secara rutin melakukan
operasi sambungan liar
*** Very Critical
** Critical
* Secondary KAPASITAS SUPPLY NETWORK PROSES TEKNOLOGI
PENGEMBANGAN &
ORGANISASI
48
Tabel 3.11 Matriks Strategi Operasi Usulan PDAM Kota Bandung (Lanjutan)
KECEPATAN
Kecepatan Penyambungan
Baru dan Penanganan
Gangguan
COST
Biaya Operasional
� Tersedianya divisi untuk
penanganan pengaduan,
yaitu Divisi Hubungan
Langganan
*
� Pengolahan air dilakukan
terpusat di IPA
Badaksinga (Bandung
Pusat) sehingga
mengurangi biaya
distribusi
**
� Memiliki mitra kerja untuk
membantu perbaikan
peralatan
*
• Membuat sistem
penjadwalan penggiliran air
kepada pelanggan
***
• Evaluasi berkala tentang
kemampuan internal dan
melakukan penyesuaian
agar dapat mencapai target.
• Menerapkan dan
merumuskan sistem
penilaian kinerja karyawan
dengan menerapkan
rewardand punishment
kepada karyawan
**
*** Very Critical
** Critical
* Secondary KAPASITAS SUPPLY NETWORK PROSES TEKNOLOGI
PENGEMBANGAN &
ORGANISASI