bab iii sistem pengelolaan limbah b-3 · pdf fileuntuk menghilangkan atau mengurangi sifat...

30
19 BAB III SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH B-3 Limbah B3 yang dibuang langsung ke lingkungan dapat menimbulkan bahaya terhadap lingkungan dan kesehatan manusia serta makhluk hidup lainnya. Mengingat resiko yang ditimbulkan tersebut perlu diupayakan agar setiap kegiatan yang menghasilkan limbah B3 diusahakan seminimal mungkin. Minimalisasi limbah B3 dimaksudkan agar limbah B3 yang dihasilkan pada masing-masing unit produksi sedikit mungkin bahkan diusahakan sampai nol (0), dengan cara antara lain : 1. reduksi pada sumbernya dengan pengolahan awal bahan baku, 2. subtitusi bahan yang berpotensi menghasilkan limbah B3, 3. optimalisasi operasi proses yang tepat dan 4. teknologi bersih. Untuk menghilangkan atau mengurangi sifat bahaya dan beracunnya, limbah B3 yang dihasilkan harus dikelola secara khusus atau jika memungkinkan untuk dimanfaatkan kembali. Pemanfaatan limbah B3 mencakup kegiatan daur ulang (recycling), perolehan kembali (recovery) dan penggunaan kembali (reuse) yang dapat mengubah limbah B3 menjadi suatu produk yang mempunyai nilai ekonomis. Pemanfaatan limbah B3 merupakan suatu mata rantai penting dalam pengelolaan limbah B3. Dengan teknologi pemanfaatan limbah B3, disatu pihak dapat dikurangi jumlah limbah B3 sehingga biaya pengolahan limbah dapat ditekan dan di lain pihak akan dapat meningkatkan manfaatan bahan baku. Hal ini pada gilirannya akan mengurangi kecepatan pengurasan sumber daya alam. 3.1. Sistem Pengelolaan Limbah B3 Menurut Peraturan Perundang- undangan Yang Berlaku di Indonesia Pengelolaan limbah industri B3 merupakan salah satu bagian dari pengelolaan lingkungan hidup secara menyeluruh. Program pengelolaan limbah B3 diwujudkan karena alasan:

Upload: vuongquynh

Post on 04-Feb-2018

224 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH B-3 · PDF fileUntuk menghilangkan atau mengurangi sifat bahaya dan beracunnya, ... Hal yang sama juga . ... tindakan-tindakan preventif untuk menghindari

19

BAB III

SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH B-3

Limbah B3 yang dibuang langsung ke lingkungan dapat menimbulkan

bahaya terhadap lingkungan dan kesehatan manusia serta makhluk hidup

lainnya. Mengingat resiko yang ditimbulkan tersebut perlu diupayakan agar

setiap kegiatan yang menghasilkan limbah B3 diusahakan seminimal

mungkin. Minimalisasi limbah B3 dimaksudkan agar limbah B3 yang

dihasilkan pada masing-masing unit produksi sedikit mungkin bahkan

diusahakan sampai nol (0), dengan cara antara lain :

1. reduksi pada sumbernya dengan pengolahan awal bahan baku,

2. subtitusi bahan yang berpotensi menghasilkan limbah B3,

3. optimalisasi operasi proses yang tepat dan

4. teknologi bersih.

Untuk menghilangkan atau mengurangi sifat bahaya dan beracunnya,

limbah B3 yang dihasilkan harus dikelola secara khusus atau jika

memungkinkan untuk dimanfaatkan kembali. Pemanfaatan limbah B3

mencakup kegiatan daur ulang (recycling), perolehan kembali (recovery)

dan penggunaan kembali (reuse) yang dapat mengubah limbah B3 menjadi

suatu produk yang mempunyai nilai ekonomis. Pemanfaatan limbah B3

merupakan suatu mata rantai penting dalam pengelolaan limbah B3.

Dengan teknologi pemanfaatan limbah B3, disatu pihak dapat dikurangi

jumlah limbah B3 sehingga biaya pengolahan limbah dapat ditekan dan di

lain pihak akan dapat meningkatkan manfaatan bahan baku. Hal ini pada

gilirannya akan mengurangi kecepatan pengurasan sumber daya alam.

3.1. Sistem Pengelolaan Limbah B3 Menurut Peraturan Perundang-

undangan Yang Berlaku di Indonesia

Pengelolaan limbah industri B3 merupakan salah satu bagian dari

pengelolaan lingkungan hidup secara menyeluruh. Program

pengelolaan limbah B3 diwujudkan karena alasan:

Page 2: BAB III SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH B-3 · PDF fileUntuk menghilangkan atau mengurangi sifat bahaya dan beracunnya, ... Hal yang sama juga . ... tindakan-tindakan preventif untuk menghindari

20

1. Rendahnya kesadaran pihak industri untuk mengelola limbah B3

nya yang dapat ditunjukkan dengan data dalam Tabel 3.1.

2. Dampak negatif pembuangan limbah B3 ke lingkungan akan

dirasakan dalam jangka waktu antara 10 - 20 tahun

3. Masih terbatasnya sumber daya manusia yang mampu menangani

proses pengelolaan limbah B3.

4. Peraturan tentang pengelolaan limbah B3 masih relatif baru,

sehingga diperlukan masa dalam memasyarakatkannya.

Tabel 3.1 Perkiraan Jumlah Limbah B3 di Beberapa Zone Industri :

No

Industrial

Zones

Amount In Tones

(year investigated)

Management

(until 1990)

Year 2,000

Projection (tonnes)

1 Lhokseumawe 3,975 (1986) confined in the faxtory exported 20,000

2 Batam Island 600 (1986) Unknown disposed of into environmental 3,336

3 Medan 117,547 (1989) Treated disposed of into enviromental 277,167

4 Palembang 1,150 (1987) Confined in the factory exported 3,281

5 Jabotabek 68,000 (1987) Treated disposed of into enviromental 194,011

6 Semarang 58,900 (1990) Treated disposed of into enviromental 126,257

7 Surabaya 88,860 (1990) Treated disposed of into enviromental 209,527

8 Cilegon 7,741 (1989) Treated disposed of into enviromental 18,252

9 East Kalimantan 111,976 (1990) Treated disposed of into enviromental 240,052

Total 458,749 1,091,883

Sumber: Strategi Pengelolaan Limbah B3 di Indonesia (Bapedal)

Pendekatan yang dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan pengelolaan

limbah B3 berupa langkah-langkah yang terintegrasi yang merupakan

upaya untuk:

• Menekankan pihak industri agar mau melakukan pendekatan

reduksi/eliminasi limbah B3

• Menerapkan persyaratan teknis pengelolaan limbah B3

• Melakukan larangan impor limbah B3

• Membuat aturan tentang ekspor limbah B3

• Memberikan persyaratan perizinan dalam pengelolaan limbah

B3

• Menentukan jenis-jenis limbah yang dikatagorikan limbah B3

dan membuat prosedur penetapan limbah B3

Page 3: BAB III SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH B-3 · PDF fileUntuk menghilangkan atau mengurangi sifat bahaya dan beracunnya, ... Hal yang sama juga . ... tindakan-tindakan preventif untuk menghindari

21

• Melakukan pengawasan dalam pengelolaan B3 disetiap

prosesnya.

Pengelolaan limbah B3 merupakan suatu rangkaian kegiatan yang

mencakup penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan dan

pengolahan limbah B3 termasuk penimbunan hasil pengolahannya.

Dalam rangkaian kegiatan tersebut terkait beberapa pihak yang

merupakan suatu mata rantai dalam pengelolaan limbah B3, yang

meliputi :

1). Penghasil limbah B3

2). Pengumpul limbah B3

3). Pengangkut limbah B3

4). Pengolah limbah B3.

3.1.1. Penghasil Limbah B3

Penghasil limbah B3 kebanyakan dari industri kimia dan

pertambangan sedangkan sumber penghasil limbah B3 dapat

dikelompokan menjadi tiga (3), yaitu :

1). Limbah B3 dari sumber spesifik, adalah limbah B3 sisa

proses suatu industri atau kegiatan tertentu yang secara

spesifik dapat ditentukan berdasarkan kajian ilmiah.

2). Limbah B3 dari sumber yang tidak spesifik, adalah limbah

B3 yang berasal bukan dari proses utamanya, tetapi

berasal dari kegiatan pemeliharaan alat, pencucian,

inhibitor korosi, pelarutan kerak, pengemasan, dan lain-

lain.

3). Limbah B3 dari bahan kimia kedaluwarsa, tumpahan, sisa

kemasan, atau buangan produk yang tidak memenuhi

spesifikasi atau tidak dapat dimanfaatkan kembali, maka

suatu produk menjadi limbah B3 yang memerlukan

pengelolaan seperti limbah B3 lainnya. Hal yang sama juga

Page 4: BAB III SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH B-3 · PDF fileUntuk menghilangkan atau mengurangi sifat bahaya dan beracunnya, ... Hal yang sama juga . ... tindakan-tindakan preventif untuk menghindari

22

berlaku untuk sisa kemasan limbah B3 dan bahan-bahan

kimia yang kadaluwarsa.

Untuk mengolah limbah B3 diperlukan teknologi tinggi, sehingga

untuk membuat instalasi pengolahan diperlukan investasi yang

cukup besar dan biaya operasional yang cukup besar pula. Karena

biaya pengelolaan yang besar tersebut, setiap industri selalu

berusaha untuk mencari bahan subtitusi agar tidak menggunakan

bahan yang bersifat seperti B3 atau menghasilkan limbah B3.

Disamping itu perusahaan lebih suka menggunakan jasa pihak lain

untuk mengolah limbah B3-nya, tetapi minimalisasi limbah selalu

mendapatkan prioritas utama.

3.1.2. Penyimpan dan Pengumpul Limbah B3

Penyimpanan limbah B3 harus dilakukan jika limbah B3 belum

dapat diolah dengan segera. Kegiatan penyimpanan limbah B3

dimaksudkan untuk mencegah terlepasnya limbah ke lingkungan,

sehingga potensi bahaya terhadap manusia dan lingkungan dapat

dihindarkan. Untuk meningkatkan pengamanan sebelum dilakukan

penyimpanan, limbah B3 harus terlebih dahulu dikemas. Mengingat

karakteristik limbah B3, maka dalam pengemasannya perlu pula

diatur tata cara yang tepat sehingga limbah dapat disimpan dengan

aman.

3.1.3. Pengemasan Limbah B3

Sebelum melakukan pengemasan penghasil/pengumpul limbah B3

harus mengetahui karakteristik dan bahaya yang dapat ditimbulkan

oleh limbah tersebut. Untuk mengetahui karakteristik limbah dapat

dilakukan dengan pengujian laboratorium. Perusahaan yang

menghasilkan limbah B3 secara terus menerus secara otomatis

sudah mengetahui karakteristik limbahnya, tetapi jika suatu waktu

terjadi perubahan dalam kegiatannya yang diperkirakan

mempengaruhi karakteristik limbahnya, maka harus melakukan

pengujian kembali karakteristik limbahnya.

Page 5: BAB III SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH B-3 · PDF fileUntuk menghilangkan atau mengurangi sifat bahaya dan beracunnya, ... Hal yang sama juga . ... tindakan-tindakan preventif untuk menghindari

23

Dalam memilih bentuk dan bahan kemasan harus disesuaikan

dengan jenis dan karakteristik dari limbah yang akan dikemas.

Bahan kemasan dapat terbuat dari bahan plastik (HDPE, PP atau

PVC) atau dari bahan logam (teflon, baja karbon, SS 304, SS 316

atau SS440) disesuaikan dengan jenis limbah dan tidak boleh

bereaksi dengan limbah yang disimpan.

3.1.4. Pengklasifikasian Limbah B-3

Pengklasifikasian limbah B3 akan memberikan informasi lebih dini

kepada penghasil dan pengelola limbah sehingga dapat diambil

tindakan-tindakan preventif untuk menghindari terjadinya hal-hal

yang tidak diinginkan, seperti keracunan, kebakaran, ledakan, iritasi

dll. Apabila limbah yang dihasilkan termasuk dalam kelompok

limbah B3, maka harus segera dilakukan tindakan-tindakan khusus

yang lebih hati-hati dan disesuaikan dengan karakteristik /sifat-sifat

dari limbah yang bersangkutan.

Tahap-tahap pengidentifikasian limbah sebagai limbah B3 sebagai

berikut:

a. identifikasi jenis limbah yang dihasilkan,

b. mencocokkan jenis limbah dengan daftar jenis limbah B3,

apabila termasuk dalam daftar maka limbah tersebut termasuk

dalam kelompok limbah B3,

c. apabila jenis limbah tidak termasuk dalam daftar jenis limbah

B3, maka pemerikasaan dilanjutkan apakah masuk dalam

karakteristik: mudah meledak, mudah terbakar, beracun,

bersifat reaktif, menyebabkan infeksi atau bersifat korosif.

d. apabila tidak termasuk dalam daftar jenis limbah B3 dan tidak

memiliki karasteristik sebagaimana tersebut huruf c, maka

dilakukan uji toksikologi.

Diagram alir cara mengklasifikasikan limbah B3 dapat dilihat pada

Gambar 3.1.

Page 6: BAB III SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH B-3 · PDF fileUntuk menghilangkan atau mengurangi sifat bahaya dan beracunnya, ... Hal yang sama juga . ... tindakan-tindakan preventif untuk menghindari

24

Dalam ketentuan ini yang dimaksud dengan :

• Limbah mudah meledak, adalah limbah yang pada suhu

dan tekanan, standar (250C, 760 mmHg) dapat meledak

atau melalui reaksi kimia dan atau fisika dapat

menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang

dengan cepat dapat merusak lingkungan sekitarnya.

Pengujiannya dapat dilakukan dengan menggunakan

Differential Scanning Calorymetry (DSC) atau Differential

Thermal Analysis (DTA), 2,4-dinitrotoluena atau Dibenzoil-

peroksida sebagai senyawa acuan. Dari hasil pengujian

tersebut akan diperoleh nilai temperatur pemanasan.

Apabila nilai temperatur pemanasan suatu bahan lebih

besar dari senyawa acuan, maka bahan tersebut

diklasifikasikan mudah meledak.

• Limbah mudah terbakar adalah limbah yang apabila

berdekatan dengan api, percikan api, gesekan atau sumber

nyala lain akan mudah menyala atau terbakar, dan apabila

telah nyala akan terus terbakar hebat dalam waktu lama.

Limbah ini mempunyai salah satu sifat-sifat sebagai

berikut:

i. Limbah yang berupa cairan yang mengandung

alkohol kurang dari 24% volume dan atau pada titik

nyala tidak lebih dari 600

C (1400

F) akan menyala

apabila terjadi kontak dengan api, percikan api atau

sumber nyala lain pada tekanan udara 760 mmHg.

Page 7: BAB III SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH B-3 · PDF fileUntuk menghilangkan atau mengurangi sifat bahaya dan beracunnya, ... Hal yang sama juga . ... tindakan-tindakan preventif untuk menghindari

25

Gambar 3.1. Cara Pengklasifikasian Limbah B3

LIMBAH :

• Bahan Berbahaya & Beracun Yg Dibuang

• Sisa Pada Kemasan

• Tumpahan,

• Sisa Proses

Evaluasi/

analisis

karakteristik

limbah

Masuk Dalam

Daftar 1,2, atau 3

Tdk

Bukan

Limbah B3

Limbah B3

Ya

Mudah

Meledak

Mudah

Terbakar Reaktif Beracun

Tdk Tdk Tdk

Penyebab

Iritasi Korosif

Tes

Toksikologi

Tdk Tdk Tdk

Ya Ya Ya Ya Ya Ya

25

Page 8: BAB III SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH B-3 · PDF fileUntuk menghilangkan atau mengurangi sifat bahaya dan beracunnya, ... Hal yang sama juga . ... tindakan-tindakan preventif untuk menghindari

26

ii. Limbah yang bukan berupa cairan, yang pada

temperatur dan tekanan standar (250

C, 760 mmHg)

dapat mudah menyebabkan kebakaran melalui

gesekan, penyerapan uap air atau perubahan kimia

secara spontan dan apabila terbakar dapat

menyebabkan kebakaran yang terus menerus.

Selain itu, suatu bahan padatan diklasifikasikan B3

mudah terbakar apabila dalam pengujian dengan

metode Seta Closed-Cup Flash Point Test diperoleh

titik nyala kurang dari 400C.

iii. Merupakan limbah yang bertekanan yang mudah

terbakar.

iv. Merupakan limbah pengoksidasi. Pengujian bahan

padat yang termasuk dalam kriteria B3 pengoksidasi

dapat dilakukan dengan metoda uji pembakaran

menggunakan ammonium persulfat sebagai

senyawa standar. Sedangkan untuk bahan berupa

cairan, senyawa standar yang digunakan adalah

larutan asam nitrat. Dengan pengujian tersebut,

suatu bahan dinyatakan sebagai B3 pengoksidasi

apabila waktu pembakaran bahan tersebut sama

atau lebih pendek dari waktu pembakaran senyawa

standar.

• Limbah yang bersifat reaktif adalah limbah yang

menyebabkan kebakaran karena melepaskan atau

menerima oksigen atau limbah organik peroksida yang

tidak stabil dalam suhu tinggi. Limbah ini mempunyai salah

satu sifat-sifat sebagai berikut :

i. Limbah yang pada keadaan normal tidak stabil dan

dapat menyebabkan perubahan tanpa peledakan.

ii. Limbah yang dapat bereaksi hebat dengan air.

Page 9: BAB III SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH B-3 · PDF fileUntuk menghilangkan atau mengurangi sifat bahaya dan beracunnya, ... Hal yang sama juga . ... tindakan-tindakan preventif untuk menghindari

27

iii. Limbah yang apabila bercampur dengan air

berpotensi menimbulkan ledakan, menghasilkan

gas, uap atau asap beracun dalam jumlah yang

membahayakan bagi kesehatan manusia dan

lingkungan.

iv. Merupakan limbah Sianida, Sulfida atau Amoniak

yang pada kondisi pH antara 2 dan 12,5 dapat

menghsilkan gas, uap atau asap beracun dalam

jumlah yang membahayakan kesehatan manusia

dan lingkungan.

v. Limbah yang dapat mudah meledak atau bereaksi

pada suhu dan tekanan standar (250C, 760 mmHg).

vi. Limbah yang menyebabkan kebakaran karena

melepas atau menerima oksigen atau limbah

organik peroksida yang tidak stabil dalam suhu

tinggi.

• Limbah beracun adalah limbah yang mengandung racun

yang berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Limbah B3

dapat menyebabkan kematian atau sakit yang serius

apabila masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan, kulit,

atau mulut. Penentuan sifat racun untuk identifikasi limbah

ini dapat menggunakan baku mutu konsentrasi TCLP

(Toxicity Characteristic Leaching Procedure) pencemar

organik dan anorganik dalam limbah sebagaimana yang

tercantum dalam Lampiran II Peraturan Pemerintah No. 85

Tahun 1999. Apabila limbah mengandung salah satu

pencemar yang terdapat dalam Lampiran II P.P tersebut,

dengan konsentrasi sama atau lebih besar dari nilai dalam

Lampiran II tersebut, maka limbah tersebut merupakan

limbah B3. Bila nilai konsentrasi zat pencemar labih kecil

dari nilai ambang batas pada Lampiran tersebut maka

dilakukan uji toksikologi.

Page 10: BAB III SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH B-3 · PDF fileUntuk menghilangkan atau mengurangi sifat bahaya dan beracunnya, ... Hal yang sama juga . ... tindakan-tindakan preventif untuk menghindari

28

Tabel 3.2 : Tingkatan racun limbah B3 dikelompokkan sebagai berikut:

Urutan Kelompok LD50 (mg/kg)

1

2

3

4

5

6

Amat sangat beracun (extremely toxic)

Sangat beracun (highly toxic)

Beracun (moderately toxic)

Agak beracun (slightly toxic)

Praktis tidak beracun (practically non-toxic)

Relatif tidak berbahaya (relatively harmless)

< 1

1 - 50

51 - 500

501 - 5.000

5001 - 15.000

> 15.000

• Limbah yang menyebabkan infeksi. Bagian tubuh

manusia yang diamputasi dan cairan dari tubuh manusia

yang terkena infeksi, limbah dari laboratorium atau limbah

lainnya yang terinfeksi kuman penyakit yang dapat

menular. Limbah ini berbahaya karena mengundang

kuman penyakit seperti hepatitis dan kolera yang ditularkan

pada pekerja, pembersih jalan, dan masyarakat di sekitar

lokasi pembuangan limbah.

• Limbah bersifat korosif. Limbah yang menyebabkan

iritasi (terbakar) pada kulit atau mengkorosikan baja.

Limbah ini mempunyai salah satu sifat sebagai berikut :

i. Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit

ii. Menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng

baja (SAE 1020) dengan laju korosi lebih besar

dari 6,35 mm/tahun dengan temperatur pengujian

550C.

iii. Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk

limbah bersifat asam dan sama atau lebih besar

dari 12,5 untuk yang bersifat basa.

• Penentuan sifat akut limbah dilakukan dengan uji hayati

untuk mengukur hubungan dosis–respons antara limbah

Page 11: BAB III SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH B-3 · PDF fileUntuk menghilangkan atau mengurangi sifat bahaya dan beracunnya, ... Hal yang sama juga . ... tindakan-tindakan preventif untuk menghindari

29

dengan kematian hewan uji,untuk menetapkan nilai besar

LD-50.

Yang dimaksud dengan LD-50 (Lethal Dose Fifty) adalah

dosis limbah yang menghasilkan 50% respons kematian

pada populasi hewan uji. Nilai tersebut diperoleh dari

analisis data secara grafis dan atau stastistik terhadap hasil

uji hayati tersebut. Metodologi dan cara penentuan nilai LD-

50 ditetapkan oleh instansi yang bertanggung jawab.

Apabila nilai LD-50 secara oral lebih besar dari 50 mg/kg

berat badan, maka terhadap limbah yang mengandung

salah satu zat pencemar pada Lampiran III P.P 85 Tahun

1999, dilakukan evaluasi sifat kronis limbah (toksik,

mutagenik, karsinogenik, teratogenik, dan lain-lain).

Limbah yang bersifat iritasi (irritant) adalah limbah baik

padatan maupun cairan yang jika terjadi kontak secara

langsung, dan apabila kontak tersebut terus menerus

dengan kulit atau selaput lendir dapat menyebabkan

peradangan.

Limbah yang berbahaya bagi lingkungan (dangerous

to the environment) adalah limbah yang dapat

menimbulkan bahaya terhadap lingkungan seperti merusak

lapisan ozon (misalnya CFC), persisten di lingkungan

(misalnya PCBs), atau bahan tersebut dapat merusak

lingkungan.

Limbah yang bersifat Karsinogenik (carcinogenic)

adalah limbah penyebab sel kanker, yakni sel liar yang

dapat merusak jaringan tubuh.

Page 12: BAB III SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH B-3 · PDF fileUntuk menghilangkan atau mengurangi sifat bahaya dan beracunnya, ... Hal yang sama juga . ... tindakan-tindakan preventif untuk menghindari

30

Limbah yang bersifat teratogenik (teratogenic) adalah

limbah yang dapat mempengaruhi pembentukan dan

pertumbuhan embrio.

Limbah yang bersifat mutagenik (mutagenic) adalah

Limbah yang menyebabkan perubahan kromosom yang

berarti dapat merubah genetika.

Sifat kronis limbah ditentukan dengan cara mencocokkan

zat pencemar yang ada dalam limbah dengan Lampiran III

P.P 85 Tahun 1999. Apabila limbah mengandung salah

satu dan atau lebih zat pencemar yang terdapat dalam

Lampiran III tersebut, maka limbah tersebut merupakan

limbah B3 setelah mempertimbangkan faktor-faktor

dibawah ini :

i. Sifat racun alami yang dipaparkan oleh zat

pencemar;

ii. Konsentrasi dari zat pencemar ;

iii. Potensi bermigrasinya zat pencemar dari limbah ke

lingkungan bila mana tidak dikelola dengan baik;

iv. Sifat persisten zat pencemar atau produk

degradasi racun pada zat pencemar;

v. Potensi dari zat pencemar atau turunan/degradasi

produk senyawa toksik untuk berubah menjadi

tidak berbahaya;

vi. Tingkat dimana zat pencemar atau produk

degradasi zat pencemar terbio-akumulasi di

ekosistem;

vii. Jenis limbah yang tidak dikelola sesuai ketentuan

yang ada yang berpotensi mencemari lingkungan;

viii. Jumlah limbah yang dihasilkan pada satu tempat

atau secara regional atau secara nasional

berjumlah besar;

Page 13: BAB III SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH B-3 · PDF fileUntuk menghilangkan atau mengurangi sifat bahaya dan beracunnya, ... Hal yang sama juga . ... tindakan-tindakan preventif untuk menghindari

31

ix. Dampak kesehatan dan pencemaran/kerusakan

lingkungan akibat pembuangan limbah yang

mengandung zat pencemar pada lokasi yang tidak

memenuhi persyaratan;

x. Kebijaksanaan yang diambil oleh instansi

Pemerintah lainnya atau program Peraturan

perundang-undangan lainnya berdasarkan dampak

pada kesehatan dan lingkungan yang diakibatkan

oleh limbah atau zat pencemarnya;

xi. Faktor-faktor lain yang dapat dipertanggung

jawabkan merupakan limbah B3.

Apabila setelah dilakukan uji penentuan toksisitas baik akut

maupun kronis dan tidak memenuhi ketentuan di atas,

maka limbah tersebut dapat dinyatakan sebagai limbah non

B3, dan pengelolaannya dilakukan berdasarkan ketentuan

yang ditetapkan oleh instansi yang bertanggung jawab

setelah berkoordinasi dengan instansi teknis terkait.

3.1.5. Pengangkutan Limbah B-3

Pengangkutan limbah B3 merupakan kegiatan pemindahan lokasi

limbah dari lokasi kegiatan penghasil ke lokasi penyimpanan atau

pengumpul atau pengolahan atau pemanfaat limbah B3 di luar

lokasi penghasil serta pemindahan ke lokasi penimbunan hasil

pengolahan.

Setiap ada pemindah tanganan ataupun pemindahan lokasi limbah

antar pihak atau lokasi harus disertai dengan dokumen limbah B3

yang diberikan pada waktu penyerahan limbah.

Dokumen limbah B3 terdiri dari 3 bagian, yaitu :

a. Bagian I : yang harus diisi oleh penghasil /pengumpul

b. Bagian II : yang harus diisi oleh pengangkut

Page 14: BAB III SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH B-3 · PDF fileUntuk menghilangkan atau mengurangi sifat bahaya dan beracunnya, ... Hal yang sama juga . ... tindakan-tindakan preventif untuk menghindari

32

c. Bagian III : yang harus diisi oleh pengumpul /pemanfaat

/pengolah.

Dokumen limbah B3 tersebut merupakan legalitas dari kegiatan

pengelolaan limbah B3, dengan demikian dokumen resmi ini

merupakan sarana/alat pengawasan yang ditetapkan pemerintah

untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dan juga untuk

mengetahui mata rantai perpindahan dan penyebaran limbah B3.

Dokumen limbah B3 merupakan dokumen yang senantiasa dibawa

dari tempat asal pengangkutan limbah B3 ke tempat tujuan.

Dokumen diberikan pada waktu penyerahan limbah B3. Dokumen

limbah B3 tersebut meliputi juga dokumen muatan.

3.1.6. Pengolahan Limbah B3

Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), adalah

proses untuk mengubah jenis, jumlah dan karakteristik limbah B3

menjadi tidak berbahaya dan/atau tidak beracun dan/atau

immobilisasi limbah B3 sebelum ditimbun dan/atau jika

memungkinkan agar limbah B3 dimanfaatkan kembali (daur ulang).

Karena sifat bahaya yang dapat ditimbulkan oleh limbah B3 sangat

tinggi, maka sebelum dibangunnya suatu pusat pengolahan limbah

B3, pengolah wajib membuat analisis dampak lingkungan untuk

menyelenggarakan kegiatannya baik secara sendiri maupun secara

terintegrasi dengan kegiatan lainnya.

Diagram alir sistem pengelolaan limbah B3 secara menyeluruh

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

seperti tersebut di atas dapat dilihat pada Gambar 3.2.

Page 15: BAB III SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH B-3 · PDF fileUntuk menghilangkan atau mengurangi sifat bahaya dan beracunnya, ... Hal yang sama juga . ... tindakan-tindakan preventif untuk menghindari

33

Dengan pengelolaan limbah sebagai mana tersebut diatas, maka

mata rantai siklus perjalanan limbah B3 sejak dihasilkan oleh

penghasil limbah B3 sampai penimbunan akhir oleh pengolah

limbah B3 dapat diawasi. Setiap mata rantai perlu diatur,

sedangkan perjalanan limbah B3 dikendalikan dengan sistem

manifest berupa dokumen limbah B3. Dengan sistem manifest

dapat diketahui berapa jumlah limbah B3 yang dihasilkan dan

berapa yang telah dimasukkan ke dalam proses pengolahan dan

penimbunan tahap akhir.

Sisa Limbah B-3 Pemanfaat/Pengguna

limbah B-3 Pengumpul

Produk Yang Bernilai

Ekonomis Transportasi

PENGOLAH LIMBAH B-3

Transportasi

Pengolahan Secara

Fisika/Kimia/Biologi

Limbah Dapat Langsung

Dilandfill Insenerator

Limbah Padat/Sludge Limbah Padat/Sludge

LANDFILL

Gambar 3.2 : Diagram Alir Sistem Pengelolaan Limbah B3

PENGHASIL LIMBAH B-3

(Industri, Tambang, dll)

TRANSPORTASI

Page 16: BAB III SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH B-3 · PDF fileUntuk menghilangkan atau mengurangi sifat bahaya dan beracunnya, ... Hal yang sama juga . ... tindakan-tindakan preventif untuk menghindari

34

CONTOH DOKUMEN LIMBAH B3

DOKUMEN LIMBAH B3

Diisi dengan huruf cetak dan jelas (HAZARDOUS WASTE MANIFEST)

BAGIAN YANG HARUS DILENGKAPI OLEH PENGHASIL/PENGUMPUL LIMBAH B3 (THIS SECTION MUST BE COMPLETE BY THE GENERATOR/COLLECTOR)

1. Nama dan alamat perusahaan penghasil/pengumpul* Limbah B3 : (Generator/collector* name and mailing address)

Telp. : Fax. :

2. Lokasi pemuatan bila berbeda dari alamat perusahaan :

(Shipment location different from mailing address)

Telp. : Fax. :

3. Nomor penghasil (Generator registration no.) :

4. Data pengiriman limbah B3 (Shipping Description) :

A. Jenis limbah B3 B. Nama tehnik, bila ada C. Karakteristik limbah D. Kode limbah B3 E. Kode UN/NA

(Physical State) : (Technical name if applicable) : (Hazard class) : (Hazardous waste code) : (UN/NA code) :

F. Kelompok kemasan

(Packing group) :

G. Satuan ukuran (Unit of):

Berat (weigh) : Ton

Isi (Volume) : M3

H. Jumlah total kemasan

(Quantity of packages):

Pos Kemas (Container)

Nomor (No) : KKK..

Jenis (Type) : KKK...

5. Keterangan tambahan untuk limbah B3 yang tersebut di atas :

(Additional description for material listed above)

6. Instruksi penanganan khusus dan keterangan tambahan :

(Special handling instruction and additional information)

7. Nomor telepon yang dapat dihubungi dalam keadaan darurat :

(Emergency respone contact phone No.)

8. Tujuan pengangkutan (Shipping purpose) : ke pengumpul (To collector)/ ke pengolah (to processor)/ ke luar negeri (exsport)*

Catatan (note): Jika pengisi formulir ini adalah pengumpul limbah B3 maka sebutkan nama penghasil limbah yang limbahnya akan diangkut disertai lampiran salinan dokumen limbah yang dikirim penghasil ke pengumpul (if the party filling this form is the collector, list the name of the generator whose waste will be transported, furnished with the appendix to copy of the document send by the generator to the collector):

Pernyataan perusahaan penghasil/pengumpul limbah B3: Dengan ini saya menyatakan bahwa limbah B3 yang dikirimkan sesuai dengan perincian pada daftar isian baku yang tersebut diatas, serta dikemas dan diberi label dan dalam keadaan laik untuk diangkut di jalan raya, sesuai dengan peraturan pemerintah RI atau peraturan internasional. (Producer/collector certification : I hereby declare that contents of this consignment are accurate described above by the proper shipping description and have been packed and labeled and are in proper condition for transport by highway according to GOI or international regulation):

9. Nama (Name): 10. Tanda tangan (Signature): 11. Jabatan (Title): 12. Tanggaal (Date):

BAGIAN YANG HARUS DILENGKAPI OLEH PERUSAHAAN PENGANGKUT LIMBAH B3 (THIS SECSION MUST BE COMPLETED BY THE TRANSPORTER)

13. Nama dan alamat perusahaan pengangkut limbah B3

(Transporter name and address):

14. Nomor telepon (Phone No.):

15. Nomor fax (Fax No.):

16. Nomor pendaftaran Bapedal (Bapedal registration No.):

17. Identitas kendaraan (Vehicle identity):

Nomor truk (Truck No.):

Nama kapal (Ship name):

Izin pengangkutan (Shipping Permit):

18. Nama (Name): 19. Tanda tangan (Signature): 20. Jabatan (Title): 21. Tanggal pengangkutan (Shipping date):

22. Tanggal tandatangan (Sign date):

BAGIAN YANG HARUS DILENGKAPI OLEH: PERUSAHAAN PENGOLAH/PENGUMPUL LIMBAH B3 (THIS SECTION MUST BE COMPLETED BY THE PROCESSOR/COLLECTOR)

23. Nama dan alamat perusahaan pengolah/pengumpul* limbah B3

(Processor/collector* name and addres):

24. Nomor telepon (Phone No.):

25. Nomor fax (Fax No.):

26. Nomor pendaftaran Bapedal (Bapedal regrestation No.):

Pernyataan perusahaan pengumpul/pengolah limbah B3: Dengan ini saya menyatakan bahwa saya telah menerima kiriman limbah B3 dengan jenis dan jumlah seperti tersebut di atas dan bahwa limbah tersebut akan diproses sesuai dengan peraturan Pemerintah RI atau peraturan internasional (Processor/collector certification: I hereby declare that I have received the type and quantity of waste as described above by the generator/collector and that it will be processed according to GOI or international regulation):

27. Nama (Name): 28. Tanda tangan (Signature): 29. Jabatan (Title): 30. Tanggaal (Date):

Pernyataan ketidaksesuaian limbah: setelah dianalisa, limbah yang disebutkan tidak memenuhi syarat sehingga selanjutnya akan dikembalikan kepada perusahaan penghasil limbah. (Discrapency notification: the following waste is not being accepted and will be returned to the generator).

31. Jenis limbah (type of waste): KKKK

32. Jumlah (Quantity) : KKKK

33. Nomor pendaftaran Bapedal (Bapedal Reg. No.): K..

34. Alasan penolakan (Reason for rejection): KKK.

35. Tanggal pengembalian (Date returned): KK.

36. Tanda tangan (Processor/collector signature): KK

• Coret yang tidak perlu Sumber : Kep-02/Bapedal/1995

Salinan X: …………….. mengirim ke: ……………

(Copy X: …………… Mall to : ……………

NOMOR

Page 17: BAB III SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH B-3 · PDF fileUntuk menghilangkan atau mengurangi sifat bahaya dan beracunnya, ... Hal yang sama juga . ... tindakan-tindakan preventif untuk menghindari

35

3.2. Pengelolaan Limbah Industri (B3) Oleh Pemerintah

Sampai saat ini sektor industri merupakan salah satu penyumbang

bahan pencemar yang terbesar di kota-kota yang mengandalkan

kegiatan perekonomiannya dari industri. Untuk menghindari

terjadinya pencemaran yang ditimbulkan dari sektor industri, maka

diperlukan suatu sistem yang baik untuk melakukan pengawasan

dan pengelolaan limbah industri, terutama limbah B3-nya.

Pelaksanaan pengelolaan limbah B3 dilakukan oleh Pemerintah

Daerah dengan berdasarkan ketentuan-ketentuan yang berlaku

sesuai Peraturan Pemerintah dan Keputusan Kepala Bapedal yang

mengatur tentang pengelolaan limbah B3.

Pengawasan limbah B3 adalah suatu upaya yang meliputi

pemantauan pentaatan persyaratan serta ketentuan teknis dan

administratif oleh penghasil, pemanfaat, pengumpul, pengolah

termasuk penimbun limbah B3. Sedangkan yang dimaksud

pemantauan di sini adalah kegiatan pengecekan persyaratan-

persyaratan teknis-administratif oleh penghasil, pengumpul,

pemanfaat, pengolah termasuk penimbun limbah B3.

Sesuai dengan UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah

Daerah dan Keputusan Kepala BAPEDAL Nomor KEP-

02/BAPEDAL/01/1998 tentang Tata Laksana Pengawasan

Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun di Daerah,

maka pengawasan dalam pelaksanaan pengelolaan limbah B3 dapat

dikelompokkan kedalam tiga kewenangan, yaitu kewenangan

Pemerintah Daerah Tingkat II, kewenangan Pemerintah Daerah

Tingkat I dan kewenangan Bapedal.

Page 18: BAB III SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH B-3 · PDF fileUntuk menghilangkan atau mengurangi sifat bahaya dan beracunnya, ... Hal yang sama juga . ... tindakan-tindakan preventif untuk menghindari

36

3.2.1. Pengelolaan Limbah Industri (B3) Oleh Pemda Tingkat II

Pengawasan dalam pelaksanaan pengelolaan limbah B3 yang

dilakukan oleh Pemerintah Daerah Tingkat II meliputi:

a. Memasyarakatkan peraturan tentang pengelolaan limbah B3;

b. Melakukan inventarisasi Badan Usaha yang menghasilkan

limbah B3;

c. Inventarisasi Badan Usaha yang memanfaatkan limbah B3;

d. Inventarisasi Badan Usaha yang melakukan pengolahan dan

penimbunan limbah B3;

e. Membantu BAPEDAL dalam pemantauan terhadap Badan

Usaha yang diberikan ijin pengelolaan limbah B3 oleh

BAPEDAL;

f. Memberikan teguran peringatan pertama terhadap

kegiatan/usaha yang tidak mentaati ketentuan dalam

pengelolaan limbah B3 dan teguran berikutnya serta

penerapan sanksi oleh BAPEDAL;

g. Melaporkan kepada BAPEDAL cq. Direktorat Pengelolaan

Limbah B3, mengenai lokasi penimbunan dan pembuangan

limbah B3 di daerah yang tidak memenuhi ketentuan

Kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan limbah

B3 yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah ini harus

dilaporkan ke BAPEDAL cq. Direktorat Pengelolaan Limbah B3,

untuk tujuan pengelolaan limbah B3 secara terpadu di Indonesia.

Diagram mekanisme pemantauan pencemaran limbah industri

yang dapat dilakukan oleh Pemerintah Daerah yang merupakan

salah satu bagian dari sistem pengelolaan limbah adalah sebagai

berikut:

Page 19: BAB III SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH B-3 · PDF fileUntuk menghilangkan atau mengurangi sifat bahaya dan beracunnya, ... Hal yang sama juga . ... tindakan-tindakan preventif untuk menghindari

37

BAGAN MEKANISME PEMANTAUAN PENCEMARAN

LIMBAH INDUSTRI DI PEMDA TINGKAT II

Page 20: BAB III SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH B-3 · PDF fileUntuk menghilangkan atau mengurangi sifat bahaya dan beracunnya, ... Hal yang sama juga . ... tindakan-tindakan preventif untuk menghindari

37

BAGAN MEKANISME PEMANTAUAN PENCEMARAN

LIMBAH INDUSTRI DI PEMDA TINGKAT II

INDUSTRI LABORATORIUM KONSULTAN PEMERINTAH DAERAH

EFLUENT ANALISIS EFLUEN

TIDAK

MEMENUHI BAKU

MUTU

MEMENUHI

BAKU MUTU

VERIFIKASI IPAL

BERSAMA PEMDA

PEMERIKSAAN

DATA PENDUKUNG

VERIFIKASI

LAPORAN

VERIFIKASI

ANALISIS EFLUEN

PENGKAJIAN

LAPORAN

INDUSTRI

PENGHARGAAN

KEPADA INDUSTRI

PETUNJUK

PERBAIKAN

PEMBANGUNAN

IPAL

TINDAKAN

ADMINISTRATIF

PENEGAKAN

HUKUM

LINGKUNGAN

PENGKAJIAN HASIL

ANALISIS EFLUEN

LAPORAN

VERIFIKASI

DESAIN

/REDESAIN

IPAL

EFLUENT

37

Page 21: BAB III SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH B-3 · PDF fileUntuk menghilangkan atau mengurangi sifat bahaya dan beracunnya, ... Hal yang sama juga . ... tindakan-tindakan preventif untuk menghindari

37

Page 22: BAB III SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH B-3 · PDF fileUntuk menghilangkan atau mengurangi sifat bahaya dan beracunnya, ... Hal yang sama juga . ... tindakan-tindakan preventif untuk menghindari

38

3.2.2. Pengelolaan Limbah Industri (B3) Oleh Pemda Tingkat I

Pengawasan pelaksanaan pengelolaan limbah B3 yang dilakukan

oleh Pemerintah Daerah Tingkat I meliputi:

a. Penghasil limbah B3 yang berpotensi mengakibatkan

pencemaran yang melintasi lintas batas Tingkat II,

pengawasannya menjadi tugas dan tanggung jawab Pemda

Tingkat I.

b. Mengkoordinasikan pemasyarakatan peraturan tentang

pengelolaan limbah B3 kepada Dinas Lingkungan Hidup Tingkat

II (Bapedalda Tingkat II) di wilayah yang bersangkutan.

c. Penghasil limbah B3 yang berpotensi mengakibatkan

pencemaran yang melintasi lintas batas Tingkat I,

pengawasannya menjadi tugas dan tanggung jawab Bapedal

Wilayah.

3.2.3. Pengelolaan Limbah Industri (B3) Oleh BAPEDAL

Pengawasan pelaksanaan pengelolaan limbah B3 yang dilakukan

oleh BAPEDAL / Bapedal Wilayah meliputi:

a. Mengkoordinasikan pemasyarakatan peraturan tentang

pengelolaan limbah B3;

b. Mengkoordinasikan pemberian bimbingan teknis, laboratorium

dan penjelasan pedoman-pedoman pengelolaan limbah B3;

c. Mengkoordinasikan pemberian bimbingan teknis dan penjelasan

pengisian formulir tata cara permohonan ijin pengelolaan limbah

B3 kepada Pemerintah Daerah;

d. Atas permintaan Direktorat Pengelolaan Limbah B3, membantu

Direktorat Pengelolaan Limbah B3 dalam upaya pemantauan

pelaksanaan perizinan pengelolaan limbah B3 bersama-sama

Direktorat Pengelolaan Limbah B3;

Page 23: BAB III SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH B-3 · PDF fileUntuk menghilangkan atau mengurangi sifat bahaya dan beracunnya, ... Hal yang sama juga . ... tindakan-tindakan preventif untuk menghindari

39

e. Membantu Direktorat Pengelolaan Limbah B3 dalam upaya

pemantauan terhadap masuknya limbah B3 di pelabuhan

setempat atas permintaan Direktorat Bea dan Cukai.

3.2.4. Pengelolaan Limbah Industri (B3) Secara Terpadu

Pengelolaan limbah B3 secara terpadu dan menyeluruh harus

dilaksanakan bersama-sama antara Bapedal, Pemda dan Badan

Usaha yang dapat diwujudkan dalam suatu ”Program Kemitraan

Dalam Pengelolaan Limbah B3” yang selanjutnya disingkat dengan

program KENDALI B3. Tujuan dari program KENDALI B3 adalah :

a. Terkendalinya pencemaran lingkungan;

b. Terkendalinya pembuangan limbah B3 ke lingkungan tanpa

pengolahan;

c. Mendorong pelaksanaan upaya minimalisasi limbah B3 melalui

kegiatan pengurangan limbah pada sumbernya, penggunaan

kembali, daur ulang dan pemanfaatan kembali;

d. Tercapainya kualitas lingkungan yang baik;

e. Ditaatinya ketentuan-ketentuan pengelolaan limbah B3.

Sedangkan sasaran dari program KENDALI B3 adalah:

a. Terciptanya sistem pengelolaan limbah B3 yang berdaya guna

dan berhasil guna;

b. Meningkatkan kemampuan aparat pemerintah baik di daerah

maupun pusat dalam pengawasan pengelolaan limbah B3.

Ada tiga anggota dalam pelaksanaan program KENDALI B3, yaitu

Pemda, Bapedal dan Badan Usaha. Badan Usaha mana yang

harus/wajib ikut dalam program ini harus mempunyai kriteria yang

jelas atau dalam proses penentuannya jelas. Ada beberapa

langkah yang dapat diambil untuk menetapkan Badan Usaha mana

yang wajib ikut dalam program KENDALI B3, yaitu:

a. Identifikasi,

Page 24: BAB III SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH B-3 · PDF fileUntuk menghilangkan atau mengurangi sifat bahaya dan beracunnya, ... Hal yang sama juga . ... tindakan-tindakan preventif untuk menghindari

40

Yaitu identifikasi Badan Usaha yang berpotensi menghasilkan

limbah B3,

b. Daftar Pertanyaan,

Kepada Badan Usaha yang berpotensi menghasilkan limbah

B3 dikirimkan daftar pertanyaan tentang pengelolaan limbah B3

oleh Bapedalwil atau Pemda.

c. Peninjauan Lapangan,

Untuk memastikan kondisi pengelolaan limbah B3, maka

dilakukan kunjungan pemantauan awal oleh Bapedal bersama

dengan Pemerintah Daerah.

d. Penetapan,

Dari evaluasi daftar pertanyaan dan hasil kunjungan ditetapkan

Badan Usaha prioritas sebagai peserta program KENDALI B3

oleh Bapedal berdasarkan identifikasi yang dilakukan oleh

Pemerintah Daerah.

Setelah suatu Badan Usaha ditetapkan sebagai peserta program

KENDALI B3, maka perlu dibuat suatu kesepakatan bersama untuk

melakukan pengelolaan limbah B3 yang ada. Bapedal atau

Bapedalwil akan melakukan pembinaan teknis kepada Badan

Usaha peserta program Kendali B3, sedangkan pemantauannya

dilakukan bersama-sama antara Bapedal dan Pemda setempat

guna memantau pelaksanaan pengelolaan limbah B3 yang telah

dilaksanakan oleh Badan Usaha peserta Program Kendali B3.

Dari hasil pemantauan dilakukan evaluasi terhadap pengelolaan

limbah B3 yang telah dilaksanakan oleh Badan Usaha peserta

program. Bagi Badan Usaha yang telah melakukan penataan

diberikan penghargaan berupa sertifikat pengelolaan limbah B3

sesuai dengan peringkatnya. Bagi Badan Usaha yang masih dalam

tahap penyempurnaan pengelolaan limbah B3 terus diberikan

pembinaan, dan bagi Badan Usaha yang tidak melakukan

Page 25: BAB III SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH B-3 · PDF fileUntuk menghilangkan atau mengurangi sifat bahaya dan beracunnya, ... Hal yang sama juga . ... tindakan-tindakan preventif untuk menghindari

41

pengelolaan limbah B3 diberikan sanksi sesuai dengan aturan yang

ada dan berlaku. Untuk lebih jelasnya penentuan badan usaha

yang wajib ikut dalam program KENDALI B3 dapat dilihat pada

skema berikut:

Penetapan Badan Usaha Yang Wajib Ikut Dalam Program KENDALI B3

Tidak Menghasilkan

Limbah B3 Menghasilkan Limbah B3

Daftar Pertanyaan Pemda / Bapedal

Ditetapkan Sbg Badan Usaha Yg Bukan Peserta

Program KENDALI B3

Ditetapkan Sbg Badan Usaha

Peserta Program KENDALI B3

EVALUASI

Daftar Pertanyaan + Hasil Peninjauan Lapangan

Peserta Program KENDALI B3

Pembinaan Teknis

EVALUASI

Pengelolaan Yg Telah Dilakukan

Pengelolaan Telah Dilakukan Dng Baik

Masih Dlm Tahap Penyempurnaan

Pembinaan

BADAN USAHA / B.U

Belum Melakukan Pengelolaan

SANGSI HUKUM Pemda

PENGHARGAAN Pemda

Identifikasi BU

Pemda + Bapedal Peninjauan Lapangan

Kesepakatan Dlm Pengelolaan Limbah B3

Bapedal Pemda

Pemantauan

Page 26: BAB III SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH B-3 · PDF fileUntuk menghilangkan atau mengurangi sifat bahaya dan beracunnya, ... Hal yang sama juga . ... tindakan-tindakan preventif untuk menghindari

42

3.3 Simbol dan Label limbah B-3

Pengelolaan limbah B3 harus dilakukan dengan cara yang aman bagi

pekerja, masyarakat dan lingkungan. Faktor penting yang berhubungan

dengan keamanan ini adalah adanya penandaan pada tempat

penyimpanan, tempat pemanfaatan, pengolahan, kemasan dan

kendaraan pengangkut. Penandaan lebih dimaksudkan untuk

memberikan identitas limbah B3 sehingga kehadirannya di suatu

tempat dapat dikenali. Melalui penandaan dapat diketahui informasi

dasar tentang jenis dan karakteristik /sifat limbah B3 bagi orang yang

melaksanakan pengelolaan (menyimpan, mengangkut, mengumpulkan,

memanfaatkan dan mengolah) limbah B3 dan bagi pengawas

pengeloan limbah B3 serta bagi orang di sekitarnya. Penandaan

terhadap limbah B3 sangat penting guna menelusuri dan menentukan

teknik pengolahan limbah B3. Tanda yang digunakan untuk penandaan

ada 2 jenis yaitu, simbol dan label.

3.3.1. Bentuk Dasar, Ukuran, dan Bahan Simbol

Simbol adalah gambar yang menyatakan karakteristik limbah B3.

Simbol berbentuk bujur sangkar diputar 45 derajat sehingga

membentuk belah ketupat. Pada keempat sisi belah ketupat

tersebut dibuat garis sejajar yang menyambung sehingga

membentuk bidang belah ketupat dalam dengan ukuran 95 persen

dari ukuran belah ketupat bahan. Warna garis yang membentuk

belah ketupat dalam sama dengan warna gambar simbol. Pada

bagian bawah simbol terdapat blok segilima dengan bagian atas

mendatar dan sudut terlancip berhimpit dengan garis sudut bawah

belah ketupat bagian dalam. Panjang garis pada bagian sudut

terilancip adalah 1/3 dari garis vertikal simbol dengan lebar 1/2 dari

panjang garis horizontal belah ketupat dalam (gambar 3.4).

Page 27: BAB III SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH B-3 · PDF fileUntuk menghilangkan atau mengurangi sifat bahaya dan beracunnya, ... Hal yang sama juga . ... tindakan-tindakan preventif untuk menghindari

43

Simbol yang dipasang pada kemasan minimal berukuran 10 cm x

10 cm, sedangkan simbol pada kendaraan pengangkut limbah B3

dan tempat penyimpanan limbah B3 minimal 25 cm x 25 cm.

Gambar 3.4.: Bentuk Dasar Simbul

Simbol harus dibuat dari bahan yang tahan terhadap goresan dan

atau bahan kimia yang kemungkinan akan mengenainya. Warna

symbol yang dipasang di kendaraan pengangkut limbah B3 harus

dari cat yang dapat berpendar (fluorescence).

3.3.2. Jenis-Jenis Simbol

a. Simbol klasifikasi limbah B3 mudah meledak

Gambar 3.5 : Simbol klasifikasi limbah B3 mudah meledak

b. Simbol klasifikasi limbah B3 mudah terbakar

Terdapat 2 (dua) macam simbol untuk klasifikasi limbah

yang mudah terbakar, yaitu simbol untuk cairan mudah

terbakar dan padatan mudah terbakar :

Page 28: BAB III SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH B-3 · PDF fileUntuk menghilangkan atau mengurangi sifat bahaya dan beracunnya, ... Hal yang sama juga . ... tindakan-tindakan preventif untuk menghindari

44

Gambar 3.6: Simbol klasifikasi limbah B3 padat mudah terbakar

Gambar 3.7: Simbol klasifikasi limbah B3 cair mudah terbakar.

c. Simbol klasifikasi limbah B3 reaktif

Gambar 3.8: Simbol klasifikasi limbah B3 reaktif

d. Simbol klasifikasi limbah B3 beracun

Gambar 3.9 : Simbol klasifikasi limbah B3 beracun

Page 29: BAB III SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH B-3 · PDF fileUntuk menghilangkan atau mengurangi sifat bahaya dan beracunnya, ... Hal yang sama juga . ... tindakan-tindakan preventif untuk menghindari

45

e. Simbol klasifikasi limbah B3 korosif

Gambar 3.10: Simbol klasifikasi limbah B3 korosif

f. Simbol klasifikasi limbah B3 menimbulkan infeksi

Gambar 3.11: Simbol klasifikasi limbah B3 menimbulkan infeksi

g. Simbol limbah B3 klasifikasi campuran

Gambar 3.12: Simbol limbah B3 klasifikasi campuran

3.3.3. Label

Label merupakan penandaan pelengkap yang berfungsi memberikan informasi dasar mengenai kondisi kualitatif dan kuantitatif dari suatu limbah B3 yang dikemas.

Terdapat 3 (tiga) jenis label yang berkaitan dengan sistem pengemasan limbah B3, yaitu :

Page 30: BAB III SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH B-3 · PDF fileUntuk menghilangkan atau mengurangi sifat bahaya dan beracunnya, ... Hal yang sama juga . ... tindakan-tindakan preventif untuk menghindari

46

a. Label Identitas Limbah

Gambar 3.13: Label Identitas Limbah

b. Label Untuk Penandaan Kemasan Kosong

Gambar 3.14: Label Untuk Penandaan Kemasan Kosong

c. Label Penunjuk Tutup Kemasan

Gambar 3.15: Label Penunjuk Tutup Kemasan