bab iii pondasi

39
BAB III PONDASI Adalah bagian bawah bangunan yang bertugas mengalirkan/ menyalurkan beban bangunan kedalam tanah. Setiap bangunan sipil , seperti gedung, jembatan, jalan raya, terowongan, dinding penahan, menara, tanggul, harus mempunyai pondasi yang dapat mendukungnya. Pondasi harus diperhitungkan untuk dapat menjamin kestabilan bangunan terhadap berat sendiri, beban-beban bangunan, gaya-gaya luar seperti : tekanan angin, gempa bumi, dan lain-lain. Disamping itu, tidak boleh terjadi penurunan melebihi batas yang diijinkan. Untuk menghindarkan kegagalan fungsi pondasi, maka pondasi bangunan harus diletakkan pada lapisan tanah yang cukup keras, padat, dan kuat mendukung beban bangunan tanpa menimbulkan penurunan yang berlebihan. Pondasi terdiri dari : A. Pondasi dangkal ( shallow foundation ) Digunakan bila letak tanah kerasnya berada dekat dengan permukaan tanah, yang kedalaman pondasi kurang atau sama dengan lebar pondasi ( D ≤ B ). Pondasi dangkal terdiri dari : 1. Pondasi telapak, 2. Pondasi cakar ayam, 3. Pondasi sarang laba-laba, 4. Pondasi rakit. B. Pondasi Dalam ( deep foundation )

Upload: krisna-setiawan

Post on 02-Dec-2015

381 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab III Pondasi

BAB III PONDASI

Adalah bagian bawah bangunan yang bertugas mengalirkan/ menyalurkan

beban bangunan kedalam tanah.

Setiap bangunan sipil , seperti gedung, jembatan, jalan raya, terowongan,

dinding penahan, menara, tanggul, harus mempunyai pondasi yang dapat

mendukungnya.

Pondasi harus diperhitungkan untuk dapat menjamin kestabilan  bangunan

terhadap berat sendiri, beban-beban bangunan, gaya-gaya luar seperti : tekanan angin,

gempa bumi, dan lain-lain.

Disamping itu, tidak boleh terjadi penurunan melebihi batas yang diijinkan.

Untuk menghindarkan kegagalan fungsi pondasi, maka pondasi bangunan harus

diletakkan pada lapisan tanah yang cukup keras, padat, dan kuat mendukung beban

bangunan tanpa menimbulkan penurunan yang berlebihan.

Pondasi terdiri dari :

A. Pondasi dangkal ( shallow foundation )

Digunakan bila letak tanah kerasnya berada dekat dengan permukaan tanah,

yang kedalaman pondasi kurang atau sama dengan lebar pondasi ( D ≤ B ). Pondasi

dangkal terdiri dari :

1. Pondasi telapak,

2. Pondasi cakar ayam,

3. Pondasi sarang laba-laba,

4. Pondasi rakit.

B. Pondasi Dalam ( deep foundation )

Digunakan bila letak tanah kerasnya pada kedalaman lebih dari 6 meter dari

permukaan tanah asli. Pondasi ini terbagi menjadi :

1. Pondasi Tiang Pancang

2. Pondasi Sumur Bor / Bored Pile

3. Pondasi Sumuran

Suatu jenis pondasi mempunyai karakteristik penggunaan tertentu. Sehingga

dalam mendisain pondasi perlu dibuat alternatif yang kemudian dipilih alternatif yang

terbaik berdasarkan kriteria secara teknis, kemudahan pelaksanaan, ekonomis, dan

dampak lingkungan.

Penentuan tipe pondasi dipengaruhi oleh :

Page 2: Bab III Pondasi

1. Macam Bangunan

a.Bangunan yang menggunakan satu kaki pondasi.

Contoh : tugu, menara, pilar jembatan.

Gambar 37. Macam-macam pondasi bangunan

b.Bangunan Gedung.

1. Low Rise Building (1 – 4 lantai)

2. Medium Rise Building (4 – 12 lantai)

3. High Rise Building ( > 12 lantai)

c.Bangunan Pabrik/Industri.

Page 3: Bab III Pondasi

Gambar 38. Pembeban pada bangunan pabrik

Disini pondasi memikul beban excentris (tidak pada pusat kolom)

d.Bangunan Penahan Tanah.

• Penahan Gaya Vertikal

• Tekanan Tanah

Gambar 39. Bangunan

penahan tanah

Contoh : Bangunan Pangkal Jembatan

2. Kondisi Tanah

a.Tanah pendukung pada permukaan tanah sedalam 2 – 3 meter dibawah

permukaan tanah.

à Dapat dipakai Pondasi TELAPAK atau DANGKAL

Gambar 40. Pondasi dangkal

Page 4: Bab III Pondasi

b.Tanah Pendukung 10 meter

Gambar 41. Pondasi dengan tanah pendukung 10 meter

c.Tanah Pendukung 20 Meter

Bila Penurunan

Diijinkan

Bila Penurunan

Tidak Diijinkan

Gambar 42. Pondasi dengan tanah pendukung 20 meter

d.Tanah Pendukung 30 meter

• Tiang Baja

• Tiang Beton à Cor

• Tiang Beton à Pancang

e.Tanah Pendukung 40 meter Paling baik mempergunakan :

• Tiang Beton Cor di tempat

• Tiang Baja

1. PONDASI LANGSUNG

Page 5: Bab III Pondasi

Biasa juga disebut pondasi Telapak/Dangkal. Digunakan bila tanah keras dekat

dengan permukaan.

Ukuran luas pondasi tergantung dari daya dukung tanah yang diizinkan.

Perhitugan Pondasi

Pondasi adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk memikul beban bangunan

termasuk beban pondasi tersebut, meneruskan dan membagi rata beban keatas lapisan

tanah yang keras. Jadi syarat utama adalah , akibat beban tersebut tegangan tanah (

tanah) yang diizinkan tidak dilampaui, yang dalam rumus dinyatakan seperti berikut :

σtanah ≥ Q

F

Q = beban total (kg)

F = luas dasr pendaman (cm2)

σtanah = sigma (tegangan) tanah (kg/cm2)

Page 6: Bab III Pondasi

Sumber : hardi91.files.wordpress.com

Alas Pondasi

Alas KerjaPondasi Batu Kali

Pondasi Beton

Pondasi Batu Bata

Gambar 43. Pondasi langsung

JENIS PONDASI LANGSUNG

Tumpuan Tunggal Tumpuan Kombinasi Tumpuan Menerus

Gambar 44. Jenis pondasi langsung

PONDASI LANGSU

NG

PONDASI TUMPUAN

PONDASI PLAT(RAFT FLOOTING)

SETEMPAT/TUNGGAL

MENERUS

KOMBINASI

Page 7: Bab III Pondasi

Gambar 45. Tumpuan Pelat (Raft Footing)

Dalam pondasi langsung pada prinsipnya, semakin dangkal pondasinya semakin

murah, tetapi harus dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

1. Pondasi harus diletakkan pada tanah yang kuat menahan beban.

2. Pondasi harus diletakkan dibawah laposan top soil (harus distriping / dikupas :

tanah bekas cocok tanam, sawah, tanah humus, bekas tanah timbunan)

3. Pada tanah lempung pondasi harus diletakkan pada tanah/ lapisan yang bebas

dari kembang susut.

4. Pada daerah salju diperhitungkan frost line à kedalaman minimum 0,6 – 1

meter.

a. Pondasi Rakit (Raft Foundation)

Adalah plat beton yang besar dan luas yang digunakan untuk menghubungkan

permukaan (interface) antara satu atau lebih kolom dalam beberapa garis atau jalur

dengan tanah basis.

Pondasi rakit dapat digunakan untuk :

Pada kedalaman 15 meter dan lapisan tanah keras cukup tebal sehingga

tidak menyebabkan penurunan yang berarti.

Kondisi tanah basis mempunyai kapasitas dukung yang rendah/beban kolom

besar.

Pada pondasi ini, daya dukung akan bertambah dengan adanya penambahan lebar

dan dalamnya pondasi. Selin itu perbedaan penurunan pondasi menjadi berkurang

karena adanya penggabungan plat menjadi satu sehingga momen sekunder yang

Page 8: Bab III Pondasi

ditimbulkan menjadi berkurang dan waktu pelaksanaannya lebih singkat, tetapi

biaya pelaksanaannya cukup besar.

Kedalaman telapak/plat ditentukan dengan mendasarkan pada geseran tegangan

diagonal. Gaya-gaya dari atas diimbangi oleh daya pikul tanah seluas alas pondasi

berupa plat penuh.

Dalam pelaksanaannya ada beberapa metode :

Konvensional/tegar yaitu kolom-kolom diletakan dengan jarak teratur

Plat fleksibel yaitu jikalau perencanaannya telapak tidak memenuhi

persyaratan ketegaran konvensional.

Beberapa pondasi rakit :

1. pondasi rakit datar (flat slab)

- dapat digunakan apabila beban lantai sebanding dengan tekanan tanah

- plat yang datar dan tebal sama

- tebal plat lebih kecil dari bentang plat terkecil

- beban bekerja dalam arah tegak lurus plat

- jarak antar kolom maksimal 8 meter

- beban kolom tidak besar

2. pondasi rakit balok dan plat

Lebih kuat dibandingkan dengan pondasi rakit datar, hanya pelaksanaannya

lebih lama dan biaya lebih mahal. Sistem plat dapat dibagi dalam :

- plat dipertebal dibawah pada kolom

- plat diberi balok dibawah dengan dua arah

- plat di pertebal diatas pada kolom

pondasi rakit ini dapat juga didukung dengan tiang-tiang pancang, jikalau air tanah

cukup tinggi.

Contoh penggunaan sistem pondasi ini pada bangunan Ratu Plaza.

3. Pondasi mengapung (floating foundation)

Pondasi mengapung dapat digunakan untuk menahan beban yang lebih besar

dari beban pada pondasi rakit. Juga dapoat menahan tanah yang tinggi

kompresibilitasnya. Menggunakan prinsip seperti sebuah badan kapal laut yaitu

menyebarkan beban-beban seluas pondasi dan member kekakuan pada pondasi

dalam menghadapi keadaan tanah yang lemah (seperti pasir bercampur air)

secara merata.

Page 9: Bab III Pondasi

Gambar 46. Pondasi mengapung

Sumber : multadi77.wordpress.com

b. Pondasi Sarang Laba-Laba

merupakan pondasi yang kokoh, ekonomis dan ramah gempa. Pondasi jenis ini

cocok digunakan pada bangunan yang berdiri diatas tanah dengan kondisi tanah :

- memiliki daya dukung rendah yaitu 0.15kg/cm2 sampai 0.5kg/cm2

- letak tanah keras cukup dalam

- kompresibilitas tanah tinggi

Juga cocok untuk berbagai jenis fungsi dan kondisi bangunan sebagai berikut :

- konstruksi pondasi bangunan bertingkat 2-10 lantai

- konstruksi pondasi gudang kelas 1

- konstruksi pondasi container yard/terminal peti kemas

- konstruksi pondasi menara transmisi tegangan tinggi, tugu/menara dan menara air

- konstruksi pondasi kolam renang

- konstruksi pondasi tangki-tangki minyak

- konstruksi jalan raya kelas 1

- konstruksi landasan pesawat udara/runway, apron

- konstruksi pondasi jembatan, jembatan layang/ fly over

- konstruksi lantai/pondasi open storage

Berikut adalah urutan pelaksanaan pondasi konstruksi sarang laba-laba:

1. Pengecoran rib konstruksi dan bongkar bekisting rib konstruksi

2. Pengisian tanah/pasir pada rongga-rongga rib dan pemadatan per-layer

3. Pembesian plat

4. Pelaksanaan pengecoran plat beton

Page 10: Bab III Pondasi

Gambar 47. Pondasi sarang laba-laba

Sumber : mulyadi77.wordpress.com

2. PONDASI TIANG

Digunakan bila tanah bagian atas merupakan tanah lunak dan tanah keras

terletak sangat dalam.

Gaya yang bekerja pada pondasi tiang :

a. Gaya luar yang bekerja pada kepala tiang

Beban sendiri bangunan diatasnya

Beban hidup

Tekanan tanah

Tekanan air

b. Gaya yang bekerja pada tubuh tiang

Berat sendiri tiang

Gaya gesek negatif pada tubuh tiang arah vertikal

Jarak minimum tiang 2,5 kali diameter tiang.

Penggolongan tiang berdasarkan :

1. Kualitas Material

2. Cara Pelaksanaan

3. Pemakaian Bahan, dan lain-lain

JENIS-JENIS TIANG

a. TIANG BAJA

Page 11: Bab III Pondasi

Gambar 48. Jenis tiang baja

b. TIANG BETON

• Tiang Beton Pracetak (Pracetak dan Prategang Pracetak)

• Tiang di Cor Ditempat à Sistem Bor

PENAMPANG PONDASI TIANG

PENAMPANG TIANG BETON

PENAMPANG KEDALAM

Gambar 49. Penampang pondasi tiang

Contoh Penggunaan Pondasi Tiang :

Page 12: Bab III Pondasi

Gambar 50. Penggunaan Pondasi Tiang

b. Pondasi Tiang Pancang.

1. Pondasi Tiang Pancang Kayu

Hanya dapat digunakan jika tiang pancang kayu tersebut selamanya terendam

Page 13: Bab III Pondasi

air tanah, karena selama terendam tidak ada oksigen dan kayu tidak busuk

Kayu untuk tiang pancang penahan beban (bukan cerucuk) dapat diawetkan

atau tidak diawetkan, dan dapat dipangkas sampai membentuk penampang yang

tegak lurus terhadap panjangnya atau berupa batang pohon lurus sesuai bentuk

aslinya. Selanjutnya semua kulit kayu harus dibuang.

Tiang pancang kayu harus seluruhnya keras (sound) dan bebas dari kerusakan,

mata kayu, bagian yang tidak keras atau akibat serangan serangga.

- Sepatu Tiang Pancang

Tiang pancang harus dilengkapi dengan sepatu yang cocok untuk melindungi

ujung tiang selama pemancangan, kecuali bilamana seluruh pemancangan

dilakukan pada tanah yang lunak. Sepatu harus benar-benar konsentris (pusat

sepatu sama dengan pusat tiang pancang) dan dipasang dengan kuat pada ujung

tiang. Bidang kontak antara sepatu dan kayu harus cukup untuk menghindari

tekanan yang berlebihan selama pemancangan.

Gambar 51. Sepatu tiang pancang kayu dan tanpa sepatu

Sumber : hardi91.files.wordpress.com

- Pemancangan

Pemancangan berat yang mungkin merusak kepala tiang pancang, memecah

ujung dan menyebabkan retak tiang pancang harus dihindari dengan membatasi

Page 14: Bab III Pondasi

tinggi jatuh palu dan jumlah penumbukan pada tiang pancang. Umumnya, berat

palu harus sama dengan beratnya tiang untuk memudahkan pemancangan.

Perhatian khusus harus diberikan selama pemancangan untuk memastikan

bahwa kepala tiang pancang harus selalu berada sesumbu dengan palu dan

tegak lurus terhadap panjang tiang pancang dan bahwa tiang pancang dalam

posisi yang relatif pada tempatnya.

- Penyambungan

Bilamana diperlukan untuk menggunakan tiang pancang yang terdiri dari dua

batang atau lebih, permukaan ujung tiang pancang harus dipotong sampai tegak

lurus terhadapa panjangnya untuk menjamin bidang kontak seluas seluruh

penampang tiang pancang. Pada tiang pancang yang digergaji, sambungannya

harus diperkuat dengan kayu atau pelat penyambung baja, atau profil baja

seperti profil kanal atau profil siku yang dilas menjadi satu membentuk kotak

yang dirancang untuk memberikan kekuatan yang diperlukan. Tiang pancang

bulat harus diperkuat dengan pipa penyambung. Sambungan di dekat titik-titik

yang mempunyai lendutan maksimum harus dihindarkan.

Gambar 52. Sambungan tiang pancang kayu

Sumber : hardi91.files.wordpress.com

Page 15: Bab III Pondasi

2. Pondasi Tiang Pancang Beton (Pondasi Paku Bumi)

Dengan tiang pancang yang terbuat dari beton, maka jenis pondasi ini tidak

tergantung pada tinggi rendah air tanah. Biasanya tiang pancag beton ini

dibuat secara pabrikasi. Pemasangan tiang pancang dilakukan dengan alat

pengentak (hammer) , baik pengentak manual maupun pengentak dengan

mesin diesel.

Gambar 53. pondasi tiang pancang beton

Sumber : hardi91.files.wordpress.com

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan pemancangan, antara lain sebagai

berikut :

- Titik-titik ukur untuk memberikan guide posisi letak titik pancang

- Untuk kelompok tiang pancang, arah pemancangan dimulai dari dalam kearah

luar, terutama untuk tiang yang large soil displacement dan berjarak rapat,

untuk menghindari terjadinya heaving pada tiang.

- Pergerakan alat pancang sebaiknya kearah belakang (mundur), agar tidak

terhalang oleh sisa ketinggian tiang-tiang yang masih muncul diatas permukaan

tanah, yang baru selesai dipancang

- Pemancangan disetiap titik sebaiknya dilakukan sampai selesai, jangan

ditinggal ditenganh proses pemancangan. Karena bila ditinggal, jepitan

(friction) tanah akan bekerja sehingga tiang akan sulit diturunkan lagi

Pekerjaan pemancangan bukan semata memperhatikan masalah teknis, namun juga faktor non teknis, seperti masalah lingkungan. Pekerjaan pondasi di area hunian sangat sensitif terhadap masalah kenyamanan, kebersihan dan keamanan, sehingga

Page 16: Bab III Pondasi

memerlukan penanganan teknik tersendiri agar tidak mengganggu lingkungan. Untuk itu pemilihan hammer yang tepat sangat berpengaruh bagi kelangsungan schedule proyek yang akan terpengaruh akibat complain masyarakat tentang getaran yang keras yang berpotensi membuat keretakan dinding pada rumah penduduk, suara yang bising bahkan polusi udara. Sudah banyak jenis hammer yang digunakan untuk pemancangan, seperti Vibrating Hammer, Steam Hammer, Drop Hammer, Diesel Hammer, dan Hydraulic Hammer. Tetapi yang paling sering digunakan adalah Hydraulic Hammer.

Gambar 54. hydraulic hammer

Sumber : www.midatlantichammer.com

Gambar 55. press in pile (hydraulic hammer)

Sumber : mulyadi77.wordpress.com

a. Tiang Bor (Bore Pile)

Page 17: Bab III Pondasi

Tiang bor dibuat dari beton bertulang, memiliki daya dukung yang jauh lebih besar

dibandingkan tiang pancang. Untuk memperbesar daya dukung tiang bor dan

menambah kekuatan tarik, pada pangkalnya dapat bibuat bendolan yang membesar.

Pada pelaksanaan tiang bor, dipancang pipa cashing terlebih dahulu, kemudian

dilakukan pengeboran tanah. Untuk menjaga agar tidak terjadi keruntuhan tanah,

maka selama pengeboran lubang diisi dengan bentonite.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pekerjaan tiang bor, antara lain sbb :

- titik-titik ukur untuk member guide posisi letak titik tiang

- Disiapkan drainase, penampungan dan pembuangan lumpur hasil pengeboran

- keakuratan kedalaman bor (bottom level)

- kecermatan kualitas beton

- penggunaan bentonite untuk mencegah runtuhnya tanah pada lubang bor

- pergerakan alat bor kearah belakang (mundur)

- keakuratan elevasi pemberhentian cor beton ( top level)

Urutan pelaksanaan bored pile adalah sebagai berikut :

1. Mengebor tanah pada titik-titik yang telah ditetapkan, bila perlu menggunakan

pipa casing

2. Mengebor tanah sampai kedalaman yang direncanakan, bila kondisi tanahnya

mudah runtuh, digunakan/diisi lumpur bentonite

3. Dasar lubang bor, dibersihkan dari bekas-bekas pengeboran dengan

menggunakan bucket

4. Rangkaian penulangan tiang bor dimasukan, bila perlu penyambungan,

digunakan sambungan las agar kuat menahan

5. Pembersihan ulang bila masih ada kotoran, dengan menggunakan alat penyedot

khusus

6. Pasang pipa tremi untuk pengecoran beton, sampai ke lubang dasar bor

7. Pengecoran beton tiang bor, sambil menarik/mencabut casing

8. Tiang bore selesai dan siap dihubungkan dengan pile cap

Page 18: Bab III Pondasi

Gambar 56. bored pile

Sumber : mulyadi77.wordpress.com

b. Tiang Franki (Franki Pile)

Sistem Franki Pile dilihat dari proses pelaksanaannya, menggunakan kombinasi

antara pemancangan dan pengecoran, yaitu dengan cara :

Membuat lubang dengan cara penumbukan material pipa casing sampai

mencapai elevasi yang disyaratkan

Kedalam lubang yang ada diisi penulangan kemudian di cor beton

Urutan pelaksanaan franki pile adalah sebagai berikut :

1. temporary casing ditancapkan pada posisi titik tiang, kemudian diisi adukan

beton kering secukupnya sebagai sumbat (plug)

2. plug ditumbuk dengan hammer dan plug akan turun diikuti oleh pipa casing, air

tanah tidak akan masuk ke pipa casing karena ada plug

3. setelah mencapai kedalaman yang dikehendaki, casing ditahan dan plug tetap

ditumbuk sampai keluar dari pipa casing dan bentuknya akan membesar

Page 19: Bab III Pondasi

4. proses penumbukan plug didasar casing, hanya akan menimbulkan getaran dan

suara yang relatif kecil, sehingga tidak mengganggu seperti tiang pancang.

Setelah kedalaman cukup, lalu dilanjutkan dengan memasukan penulangan

tiang dan pipa tremi.

5. Pengecoran tiang beton dilakukan dengan pipa tremi sambil mengangkat

temporary casing

6. Tiang franki selesai dan siap dihubungkan denga pile cap. Pada sistem ini tidak

ada tanah yang dibuang.

Gambar 57. franki pile

Sumber : mulyadi77.wordpress.com

c. Pondasi Kaison (Caisson Foundation)

Adalah jenis pondasi yang terletak pada lapisan pendukung, yang terbenam

kedalam tanah karena beratnya sendiri dan dengan mengeluarkan tanah galian dari

dasar bangunan bulat, yang terbuat dari beton bertulang.kaison dapat digunakan

sebagai pondasi bangunan besar. Jenis ini dapat dibedakan antara kaison terbuka

(open caisson) dan kaison tekanan (pneumatic caisson)

Kaison terbuka (open caisson)

Dikerjakan dengan menggunakan prosedur sebagai berikut : pipa kaison

ditanam ke dalam tanah, isi tanah dikeluarkan dengan menambah beban pipa

Page 20: Bab III Pondasi

kaison sampai kedalaman tertentu, kemudian dipasang beton alas, rongga

diisi dengan pasir isian dan terakhir ditutup dengan mahkota kepala slab.

Kaison tekanan (pneumatic caisson)

Cara pelaksanaan dengan system tekanan pada dasarnya sama dengan

kaison terbuka, hanya menggunakan tekanan udara untuk menghindari

masuknya air kedalam kaison

Pondasi kaison dapat dibuat pada daerah yang berair, banyak endapan didasar pondasi,

daerah yang banyak getaran dan kemungkinan akan terjadi penurunan tanah.

Pondasi kaison umumnya di gunakan sebagai pondasi jembatan.

Gambar 58. pondasi kaison

Sumber : mulyadi77.wordpress.com

KEUNTUNGAN & KERUGIAN PONDASI PANCANG & COR/BORED

PILE

KEUNTUNGAN

PANCANG / PRACETAK COR/BORED PILE

1. Kualitas terkontrol (Produk pabrik)

2. Cepat pengerjaannya (baja dapat

menembus tanah keras)

3. Mudah diperoleh dipabrik (biaya

murah)

4. Penumbukan cocok untuk

mempertahankan daya dukung

vertikal

1. Cocok untuk daerah padat bangunan

2. Dapat dibuat tiang lurus dengan

diameter besar tanpa sambungan.

3. Daya dukung lebih besar

4. Tanah galian dapat diamati secara

langsung.

5. Pengaruh pada bangunan sekitar

kecil.

KERUGIAN

PANCANG / PRACETAK COR/BORED PILE

Page 21: Bab III Pondasi

1. Bergetar dan gaduh

2. Perlu persiapan penyambungan

3. Bila pekerjaan tidak baik cepat

hancur

4. Bila berhenti bukan pada tempat

yang ditentukan perlu perbaikan

khusus

5. Perlu tempat luas untuk

penampungan

6. Perlu mesin pancang khusus untuk

diameter besar dan alat angkut.

7. Tiang baja harus anti korosi

1. Tidak dapat dicek kualitasnya

2. Kemungkinan tanah runtuh &

bercampur dengan beton.

3. Bentuk kurang sempurna / kurang

padat.

4. Biaya tidak dapat diprediksi dengan

tepat.

5. Lapangan menjadi kotor dan perlu

tempat pembuangan tanah.

3. Pondasi Sumuran

Merupakan Pondasi Dalam yang dibuat dengan cara menggali lubang. Pada

umumnya diisi cycloop atau sirtu (pasir dan batu).

Pondasi sumuran secara fungsi = pondasi tiang perbedaan pada cara

pelaksanaannya.

Pada pondasi sumuran kadang dasar sumuran diperlebar untuk mendapatkan

daya dukung lebih besar.

Digunakan bila tanah keras agak dalam.

Keuntungan Pondasi Sumuran :

1. Penggalian sesuai dengan kedalaman yang dikehendaki, sambil dilakukan

pengecekan sifat tanah. Jika belum mencapai lapisan tanah yang tepat

penggalian dapat diteruskan.

2. Lebih mudah diatasi dalam lapisan pasir padat, lapisan kerakal (boulder) atau

batu batuan lapuk.

3. Tidak menyebabkan perubahan-perubahan sifat tanah disekitarnya.

4. Tidak menimbulkan getaran dan kegaduhan.

Page 22: Bab III Pondasi

Gambar 59. Pondasi sumuran

Pondasi Sumuran digunakan pada tanah keras pada kedalaman 3 – 6 m. Pondasi

ini dilaksanakan bila pemancangan dan pengeboran tidak mungkin dilaksanakan.

Sistem pelaksanaan pondasi ini dengan memasang gelang-gelang sumur beton

pada bagian tanah yang sudah digali. Kemudian lubang diisi dengan pasir yang

dipadatkan. Bagian atas diisi beton.

Gelang beton sumuran berukuran 1m, 1,2m dan 1,5 m.

Page 23: Bab III Pondasi

Gambar 60 Pondasi sumuran

Contoh pemasangan perletakan pondasi sumuran dimana jarak antar sumur 4 –

5 m dan diameter sumuran sebesar 1,5m.

Page 24: Bab III Pondasi

KESIMPULAN

NO. JENIS PONDASI FUNGSI KELEBIHAN KELEMAHAN

1. Pondasi Umpak Digunakan

pada

konstruksi

tradisional

dari batu

masif yang di

tarah (di

bentuk dan di

ratakan)

Dibuat melalui

pabrik ( pre

fabrikasi ) dan

tinggal menaruh

diatas permukaan

tanah yang

diratakan.

2. Pondasi Batu Bata Digunakan

hanya sebagai

tumpuan

dinding

pemikul

Dibuat dari batu

bata berkualitas

tinggi dan kedap air

Selain mahal,

pemasangannya

pun

membutuhkan

waktu yang lama

serta tidak

memiliki

kekuatan yang

bisa diandalkan.

3. Pondasi Beton (tak

bertulang)

Dibuat secara

pabrikasi, serta

model dibuat

sedemikian rupa

sehingga untuk

pengaturan

sambungan sudut

maupun menerus

tidak ditemui

kesulitan.

Tidak dapat

memikul beban

yang berat

4. Pondasi Telapak Berfungsi Cukup kuat untuk Harus memiliki

Page 25: Bab III Pondasi

untuk

menyebarkan

beban kolom

secara lateral

kepada tanah

dan biasanya

digunakan

pada rumah

tinggal.

menahan beban

yang berat

ketebalan yang

cukup untuk

menghindari

sobekan pada

telapaknya akibat

beban yang

cukup berat.

5. Pondasi Silinder

Beton (Pondasi

Sumuran)

Pada

umumnya

digunakan

pada tanah

dengan

kedalaman

tanah keras 4-

5 meter dan

biasanya

digunakan

untuk

bangunan

bertingkat.

Dapat memikul

beban yang berat.

Pondasi ini

sangat boros

adukan beton dan

untuk ukuran

sloof haruslah

besar.

6. Pondasi Tiang

Pancang Kayu

Hanya dapat

digunakan

jika tiang

pancang kayu

tersebut

selamanya

terendam air

tanah, karena

selama

terendan tidak

ada oksigen

Sangat cocok

digunakan pada

bangunan air (tanah

yang mengandung

air yang cukup

banyak)

Mudah

mengalami

kerusakan akibat

mata kayu,

bagian kayu yang

tidak keras atau

akibat serangan

serangga.

Page 26: Bab III Pondasi

dan kayu

tidak busuk.

7. Pondasi Tiang

Pancang Beton

Digunakan

pada

bangunan

bertingkat

banyak.

Sangat kuat dan

tidak tergantung

pada tinggi rendah

air tanah.

Mahal dan

pengerjaannya

sangat sukar.

8. Pondasi Tiang Bor

(Bor Pile)

Digunakan

pada kondisi

anah yang

jelek, seperti

bekas rawa.

Biasanya

digunakan

untuk rumah

tinggal

sederhana

atau bangunan

dua lantai.

Sangat kuat

memikul beban

yang berat.

Dalam

pengerjaannya

sulit dan

membutuhkan

biaya yang

mahal.

9. Pondasi Tiang

Franki (Franki

Pile)

Digunakan

pada kondisi

anah yang

jelek, seperti

bekas rawa.

Biasanya

digunakan

untuk rumah

tinggal

sederhana

atau bangunan

dua lantai.

Sangat kuat

memikul beban

yang berat.

Dalam

pengerjaannya

sulit dan

membutuhkan

biaya yang

mahal.

Page 27: Bab III Pondasi

10 Pondasi Kaison Digunakan

sebagai

pondasi

bangunan

besar.

Umumnya

digunakan

sebagai

pondasi

jembatan.

Dapat dibuat pada

daerah berair,

banyak endapan di

dasr pondasi,

daerah yang banyak

getaran dan

kemungkinan akan

terjadi penurunan

tanah.

11. Pondasi Rakit Dapat

digunakan

pada

kedalaman 15

meter dan

lapisan tanah

keras cukup

tebal sehingga

tidak

menyebabkan

penurunan

yang berarti.

Waktu

pelaksanaannya

singkat.

Biaya

pelaksanaannya

cukup besar.

12. Pondasi Sarang

Laba-Laba

Digunakan

untuk

bangunan

basar dan

bertingkat.

Pondasi yang

kokoh, ekonomis

dan ramah gempa.

Waktu

pelaksanaannya

cukup lama.

Page 28: Bab III Pondasi

SOAL BAB III PONDASI

1. Apakah pengertian dari pondasi menurut pendapat Anda!

2. Terdiri dari apa sajakah yang harus disalurkan oleh sebuah pondasi sebutkan !

3. Apakah keuntungan & kerugian pondasi pancang & cor/bored pile, sebutkan ?

4. Apakah keuntungan dari pondasi sumuran, jelaskan

dan gambarkan !

5. Sebutkan syarat-syarat untuk membuat pondasi dangkal menjadi

menguntungkan!

6. Pondasi apakah yang digunakan apabila pemancangan dan pengeboran tidak

mungkin dilaksanakan?

7. Pada pondasi kaison terdapat beton bertulang kaison yang dapat digunakan

sebagai pondasi bangunan besar. Sebutkan & jelaskan masing- masing kaison

tersebut!

8. Bagaimanakah proses pelaksanaan franky pile?

Page 29: Bab III Pondasi

9. Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam pekerjaan tiang bor?

10. Sebutkan perbedaan dari tiang pancang beton & tiang pancang kayu!