bab iii pondasi
TRANSCRIPT
BAB III PONDASI
Adalah bagian bawah bangunan yang bertugas mengalirkan/ menyalurkan
beban bangunan kedalam tanah.
Setiap bangunan sipil , seperti gedung, jembatan, jalan raya, terowongan,
dinding penahan, menara, tanggul, harus mempunyai pondasi yang dapat
mendukungnya.
Pondasi harus diperhitungkan untuk dapat menjamin kestabilan bangunan
terhadap berat sendiri, beban-beban bangunan, gaya-gaya luar seperti : tekanan angin,
gempa bumi, dan lain-lain.
Disamping itu, tidak boleh terjadi penurunan melebihi batas yang diijinkan.
Untuk menghindarkan kegagalan fungsi pondasi, maka pondasi bangunan harus
diletakkan pada lapisan tanah yang cukup keras, padat, dan kuat mendukung beban
bangunan tanpa menimbulkan penurunan yang berlebihan.
Pondasi terdiri dari :
A. Pondasi dangkal ( shallow foundation )
Digunakan bila letak tanah kerasnya berada dekat dengan permukaan tanah,
yang kedalaman pondasi kurang atau sama dengan lebar pondasi ( D ≤ B ). Pondasi
dangkal terdiri dari :
1. Pondasi telapak,
2. Pondasi cakar ayam,
3. Pondasi sarang laba-laba,
4. Pondasi rakit.
B. Pondasi Dalam ( deep foundation )
Digunakan bila letak tanah kerasnya pada kedalaman lebih dari 6 meter dari
permukaan tanah asli. Pondasi ini terbagi menjadi :
1. Pondasi Tiang Pancang
2. Pondasi Sumur Bor / Bored Pile
3. Pondasi Sumuran
Suatu jenis pondasi mempunyai karakteristik penggunaan tertentu. Sehingga
dalam mendisain pondasi perlu dibuat alternatif yang kemudian dipilih alternatif yang
terbaik berdasarkan kriteria secara teknis, kemudahan pelaksanaan, ekonomis, dan
dampak lingkungan.
Penentuan tipe pondasi dipengaruhi oleh :
1. Macam Bangunan
a.Bangunan yang menggunakan satu kaki pondasi.
Contoh : tugu, menara, pilar jembatan.
Gambar 37. Macam-macam pondasi bangunan
b.Bangunan Gedung.
1. Low Rise Building (1 – 4 lantai)
2. Medium Rise Building (4 – 12 lantai)
3. High Rise Building ( > 12 lantai)
c.Bangunan Pabrik/Industri.
Gambar 38. Pembeban pada bangunan pabrik
Disini pondasi memikul beban excentris (tidak pada pusat kolom)
d.Bangunan Penahan Tanah.
• Penahan Gaya Vertikal
• Tekanan Tanah
Gambar 39. Bangunan
penahan tanah
Contoh : Bangunan Pangkal Jembatan
2. Kondisi Tanah
a.Tanah pendukung pada permukaan tanah sedalam 2 – 3 meter dibawah
permukaan tanah.
à Dapat dipakai Pondasi TELAPAK atau DANGKAL
Gambar 40. Pondasi dangkal
b.Tanah Pendukung 10 meter
Gambar 41. Pondasi dengan tanah pendukung 10 meter
c.Tanah Pendukung 20 Meter
Bila Penurunan
Diijinkan
Bila Penurunan
Tidak Diijinkan
Gambar 42. Pondasi dengan tanah pendukung 20 meter
d.Tanah Pendukung 30 meter
• Tiang Baja
• Tiang Beton à Cor
• Tiang Beton à Pancang
e.Tanah Pendukung 40 meter Paling baik mempergunakan :
• Tiang Beton Cor di tempat
• Tiang Baja
1. PONDASI LANGSUNG
Biasa juga disebut pondasi Telapak/Dangkal. Digunakan bila tanah keras dekat
dengan permukaan.
Ukuran luas pondasi tergantung dari daya dukung tanah yang diizinkan.
Perhitugan Pondasi
Pondasi adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk memikul beban bangunan
termasuk beban pondasi tersebut, meneruskan dan membagi rata beban keatas lapisan
tanah yang keras. Jadi syarat utama adalah , akibat beban tersebut tegangan tanah (
tanah) yang diizinkan tidak dilampaui, yang dalam rumus dinyatakan seperti berikut :
σtanah ≥ Q
F
Q = beban total (kg)
F = luas dasr pendaman (cm2)
σtanah = sigma (tegangan) tanah (kg/cm2)
Sumber : hardi91.files.wordpress.com
Alas Pondasi
Alas KerjaPondasi Batu Kali
Pondasi Beton
Pondasi Batu Bata
Gambar 43. Pondasi langsung
JENIS PONDASI LANGSUNG
Tumpuan Tunggal Tumpuan Kombinasi Tumpuan Menerus
Gambar 44. Jenis pondasi langsung
PONDASI LANGSU
NG
PONDASI TUMPUAN
PONDASI PLAT(RAFT FLOOTING)
SETEMPAT/TUNGGAL
MENERUS
KOMBINASI
Gambar 45. Tumpuan Pelat (Raft Footing)
Dalam pondasi langsung pada prinsipnya, semakin dangkal pondasinya semakin
murah, tetapi harus dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. Pondasi harus diletakkan pada tanah yang kuat menahan beban.
2. Pondasi harus diletakkan dibawah laposan top soil (harus distriping / dikupas :
tanah bekas cocok tanam, sawah, tanah humus, bekas tanah timbunan)
3. Pada tanah lempung pondasi harus diletakkan pada tanah/ lapisan yang bebas
dari kembang susut.
4. Pada daerah salju diperhitungkan frost line à kedalaman minimum 0,6 – 1
meter.
a. Pondasi Rakit (Raft Foundation)
Adalah plat beton yang besar dan luas yang digunakan untuk menghubungkan
permukaan (interface) antara satu atau lebih kolom dalam beberapa garis atau jalur
dengan tanah basis.
Pondasi rakit dapat digunakan untuk :
Pada kedalaman 15 meter dan lapisan tanah keras cukup tebal sehingga
tidak menyebabkan penurunan yang berarti.
Kondisi tanah basis mempunyai kapasitas dukung yang rendah/beban kolom
besar.
Pada pondasi ini, daya dukung akan bertambah dengan adanya penambahan lebar
dan dalamnya pondasi. Selin itu perbedaan penurunan pondasi menjadi berkurang
karena adanya penggabungan plat menjadi satu sehingga momen sekunder yang
ditimbulkan menjadi berkurang dan waktu pelaksanaannya lebih singkat, tetapi
biaya pelaksanaannya cukup besar.
Kedalaman telapak/plat ditentukan dengan mendasarkan pada geseran tegangan
diagonal. Gaya-gaya dari atas diimbangi oleh daya pikul tanah seluas alas pondasi
berupa plat penuh.
Dalam pelaksanaannya ada beberapa metode :
Konvensional/tegar yaitu kolom-kolom diletakan dengan jarak teratur
Plat fleksibel yaitu jikalau perencanaannya telapak tidak memenuhi
persyaratan ketegaran konvensional.
Beberapa pondasi rakit :
1. pondasi rakit datar (flat slab)
- dapat digunakan apabila beban lantai sebanding dengan tekanan tanah
- plat yang datar dan tebal sama
- tebal plat lebih kecil dari bentang plat terkecil
- beban bekerja dalam arah tegak lurus plat
- jarak antar kolom maksimal 8 meter
- beban kolom tidak besar
2. pondasi rakit balok dan plat
Lebih kuat dibandingkan dengan pondasi rakit datar, hanya pelaksanaannya
lebih lama dan biaya lebih mahal. Sistem plat dapat dibagi dalam :
- plat dipertebal dibawah pada kolom
- plat diberi balok dibawah dengan dua arah
- plat di pertebal diatas pada kolom
pondasi rakit ini dapat juga didukung dengan tiang-tiang pancang, jikalau air tanah
cukup tinggi.
Contoh penggunaan sistem pondasi ini pada bangunan Ratu Plaza.
3. Pondasi mengapung (floating foundation)
Pondasi mengapung dapat digunakan untuk menahan beban yang lebih besar
dari beban pada pondasi rakit. Juga dapoat menahan tanah yang tinggi
kompresibilitasnya. Menggunakan prinsip seperti sebuah badan kapal laut yaitu
menyebarkan beban-beban seluas pondasi dan member kekakuan pada pondasi
dalam menghadapi keadaan tanah yang lemah (seperti pasir bercampur air)
secara merata.
Gambar 46. Pondasi mengapung
Sumber : multadi77.wordpress.com
b. Pondasi Sarang Laba-Laba
merupakan pondasi yang kokoh, ekonomis dan ramah gempa. Pondasi jenis ini
cocok digunakan pada bangunan yang berdiri diatas tanah dengan kondisi tanah :
- memiliki daya dukung rendah yaitu 0.15kg/cm2 sampai 0.5kg/cm2
- letak tanah keras cukup dalam
- kompresibilitas tanah tinggi
Juga cocok untuk berbagai jenis fungsi dan kondisi bangunan sebagai berikut :
- konstruksi pondasi bangunan bertingkat 2-10 lantai
- konstruksi pondasi gudang kelas 1
- konstruksi pondasi container yard/terminal peti kemas
- konstruksi pondasi menara transmisi tegangan tinggi, tugu/menara dan menara air
- konstruksi pondasi kolam renang
- konstruksi pondasi tangki-tangki minyak
- konstruksi jalan raya kelas 1
- konstruksi landasan pesawat udara/runway, apron
- konstruksi pondasi jembatan, jembatan layang/ fly over
- konstruksi lantai/pondasi open storage
Berikut adalah urutan pelaksanaan pondasi konstruksi sarang laba-laba:
1. Pengecoran rib konstruksi dan bongkar bekisting rib konstruksi
2. Pengisian tanah/pasir pada rongga-rongga rib dan pemadatan per-layer
3. Pembesian plat
4. Pelaksanaan pengecoran plat beton
Gambar 47. Pondasi sarang laba-laba
Sumber : mulyadi77.wordpress.com
2. PONDASI TIANG
Digunakan bila tanah bagian atas merupakan tanah lunak dan tanah keras
terletak sangat dalam.
Gaya yang bekerja pada pondasi tiang :
a. Gaya luar yang bekerja pada kepala tiang
Beban sendiri bangunan diatasnya
Beban hidup
Tekanan tanah
Tekanan air
b. Gaya yang bekerja pada tubuh tiang
Berat sendiri tiang
Gaya gesek negatif pada tubuh tiang arah vertikal
Jarak minimum tiang 2,5 kali diameter tiang.
Penggolongan tiang berdasarkan :
1. Kualitas Material
2. Cara Pelaksanaan
3. Pemakaian Bahan, dan lain-lain
JENIS-JENIS TIANG
a. TIANG BAJA
Gambar 48. Jenis tiang baja
b. TIANG BETON
• Tiang Beton Pracetak (Pracetak dan Prategang Pracetak)
• Tiang di Cor Ditempat à Sistem Bor
PENAMPANG PONDASI TIANG
PENAMPANG TIANG BETON
PENAMPANG KEDALAM
Gambar 49. Penampang pondasi tiang
Contoh Penggunaan Pondasi Tiang :
Gambar 50. Penggunaan Pondasi Tiang
b. Pondasi Tiang Pancang.
1. Pondasi Tiang Pancang Kayu
Hanya dapat digunakan jika tiang pancang kayu tersebut selamanya terendam
air tanah, karena selama terendam tidak ada oksigen dan kayu tidak busuk
Kayu untuk tiang pancang penahan beban (bukan cerucuk) dapat diawetkan
atau tidak diawetkan, dan dapat dipangkas sampai membentuk penampang yang
tegak lurus terhadap panjangnya atau berupa batang pohon lurus sesuai bentuk
aslinya. Selanjutnya semua kulit kayu harus dibuang.
Tiang pancang kayu harus seluruhnya keras (sound) dan bebas dari kerusakan,
mata kayu, bagian yang tidak keras atau akibat serangan serangga.
- Sepatu Tiang Pancang
Tiang pancang harus dilengkapi dengan sepatu yang cocok untuk melindungi
ujung tiang selama pemancangan, kecuali bilamana seluruh pemancangan
dilakukan pada tanah yang lunak. Sepatu harus benar-benar konsentris (pusat
sepatu sama dengan pusat tiang pancang) dan dipasang dengan kuat pada ujung
tiang. Bidang kontak antara sepatu dan kayu harus cukup untuk menghindari
tekanan yang berlebihan selama pemancangan.
Gambar 51. Sepatu tiang pancang kayu dan tanpa sepatu
Sumber : hardi91.files.wordpress.com
- Pemancangan
Pemancangan berat yang mungkin merusak kepala tiang pancang, memecah
ujung dan menyebabkan retak tiang pancang harus dihindari dengan membatasi
tinggi jatuh palu dan jumlah penumbukan pada tiang pancang. Umumnya, berat
palu harus sama dengan beratnya tiang untuk memudahkan pemancangan.
Perhatian khusus harus diberikan selama pemancangan untuk memastikan
bahwa kepala tiang pancang harus selalu berada sesumbu dengan palu dan
tegak lurus terhadap panjang tiang pancang dan bahwa tiang pancang dalam
posisi yang relatif pada tempatnya.
- Penyambungan
Bilamana diperlukan untuk menggunakan tiang pancang yang terdiri dari dua
batang atau lebih, permukaan ujung tiang pancang harus dipotong sampai tegak
lurus terhadapa panjangnya untuk menjamin bidang kontak seluas seluruh
penampang tiang pancang. Pada tiang pancang yang digergaji, sambungannya
harus diperkuat dengan kayu atau pelat penyambung baja, atau profil baja
seperti profil kanal atau profil siku yang dilas menjadi satu membentuk kotak
yang dirancang untuk memberikan kekuatan yang diperlukan. Tiang pancang
bulat harus diperkuat dengan pipa penyambung. Sambungan di dekat titik-titik
yang mempunyai lendutan maksimum harus dihindarkan.
Gambar 52. Sambungan tiang pancang kayu
Sumber : hardi91.files.wordpress.com
2. Pondasi Tiang Pancang Beton (Pondasi Paku Bumi)
Dengan tiang pancang yang terbuat dari beton, maka jenis pondasi ini tidak
tergantung pada tinggi rendah air tanah. Biasanya tiang pancag beton ini
dibuat secara pabrikasi. Pemasangan tiang pancang dilakukan dengan alat
pengentak (hammer) , baik pengentak manual maupun pengentak dengan
mesin diesel.
Gambar 53. pondasi tiang pancang beton
Sumber : hardi91.files.wordpress.com
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan pemancangan, antara lain sebagai
berikut :
- Titik-titik ukur untuk memberikan guide posisi letak titik pancang
- Untuk kelompok tiang pancang, arah pemancangan dimulai dari dalam kearah
luar, terutama untuk tiang yang large soil displacement dan berjarak rapat,
untuk menghindari terjadinya heaving pada tiang.
- Pergerakan alat pancang sebaiknya kearah belakang (mundur), agar tidak
terhalang oleh sisa ketinggian tiang-tiang yang masih muncul diatas permukaan
tanah, yang baru selesai dipancang
- Pemancangan disetiap titik sebaiknya dilakukan sampai selesai, jangan
ditinggal ditenganh proses pemancangan. Karena bila ditinggal, jepitan
(friction) tanah akan bekerja sehingga tiang akan sulit diturunkan lagi
Pekerjaan pemancangan bukan semata memperhatikan masalah teknis, namun juga faktor non teknis, seperti masalah lingkungan. Pekerjaan pondasi di area hunian sangat sensitif terhadap masalah kenyamanan, kebersihan dan keamanan, sehingga
memerlukan penanganan teknik tersendiri agar tidak mengganggu lingkungan. Untuk itu pemilihan hammer yang tepat sangat berpengaruh bagi kelangsungan schedule proyek yang akan terpengaruh akibat complain masyarakat tentang getaran yang keras yang berpotensi membuat keretakan dinding pada rumah penduduk, suara yang bising bahkan polusi udara. Sudah banyak jenis hammer yang digunakan untuk pemancangan, seperti Vibrating Hammer, Steam Hammer, Drop Hammer, Diesel Hammer, dan Hydraulic Hammer. Tetapi yang paling sering digunakan adalah Hydraulic Hammer.
Gambar 54. hydraulic hammer
Sumber : www.midatlantichammer.com
Gambar 55. press in pile (hydraulic hammer)
Sumber : mulyadi77.wordpress.com
a. Tiang Bor (Bore Pile)
Tiang bor dibuat dari beton bertulang, memiliki daya dukung yang jauh lebih besar
dibandingkan tiang pancang. Untuk memperbesar daya dukung tiang bor dan
menambah kekuatan tarik, pada pangkalnya dapat bibuat bendolan yang membesar.
Pada pelaksanaan tiang bor, dipancang pipa cashing terlebih dahulu, kemudian
dilakukan pengeboran tanah. Untuk menjaga agar tidak terjadi keruntuhan tanah,
maka selama pengeboran lubang diisi dengan bentonite.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pekerjaan tiang bor, antara lain sbb :
- titik-titik ukur untuk member guide posisi letak titik tiang
- Disiapkan drainase, penampungan dan pembuangan lumpur hasil pengeboran
- keakuratan kedalaman bor (bottom level)
- kecermatan kualitas beton
- penggunaan bentonite untuk mencegah runtuhnya tanah pada lubang bor
- pergerakan alat bor kearah belakang (mundur)
- keakuratan elevasi pemberhentian cor beton ( top level)
Urutan pelaksanaan bored pile adalah sebagai berikut :
1. Mengebor tanah pada titik-titik yang telah ditetapkan, bila perlu menggunakan
pipa casing
2. Mengebor tanah sampai kedalaman yang direncanakan, bila kondisi tanahnya
mudah runtuh, digunakan/diisi lumpur bentonite
3. Dasar lubang bor, dibersihkan dari bekas-bekas pengeboran dengan
menggunakan bucket
4. Rangkaian penulangan tiang bor dimasukan, bila perlu penyambungan,
digunakan sambungan las agar kuat menahan
5. Pembersihan ulang bila masih ada kotoran, dengan menggunakan alat penyedot
khusus
6. Pasang pipa tremi untuk pengecoran beton, sampai ke lubang dasar bor
7. Pengecoran beton tiang bor, sambil menarik/mencabut casing
8. Tiang bore selesai dan siap dihubungkan dengan pile cap
Gambar 56. bored pile
Sumber : mulyadi77.wordpress.com
b. Tiang Franki (Franki Pile)
Sistem Franki Pile dilihat dari proses pelaksanaannya, menggunakan kombinasi
antara pemancangan dan pengecoran, yaitu dengan cara :
Membuat lubang dengan cara penumbukan material pipa casing sampai
mencapai elevasi yang disyaratkan
Kedalam lubang yang ada diisi penulangan kemudian di cor beton
Urutan pelaksanaan franki pile adalah sebagai berikut :
1. temporary casing ditancapkan pada posisi titik tiang, kemudian diisi adukan
beton kering secukupnya sebagai sumbat (plug)
2. plug ditumbuk dengan hammer dan plug akan turun diikuti oleh pipa casing, air
tanah tidak akan masuk ke pipa casing karena ada plug
3. setelah mencapai kedalaman yang dikehendaki, casing ditahan dan plug tetap
ditumbuk sampai keluar dari pipa casing dan bentuknya akan membesar
4. proses penumbukan plug didasar casing, hanya akan menimbulkan getaran dan
suara yang relatif kecil, sehingga tidak mengganggu seperti tiang pancang.
Setelah kedalaman cukup, lalu dilanjutkan dengan memasukan penulangan
tiang dan pipa tremi.
5. Pengecoran tiang beton dilakukan dengan pipa tremi sambil mengangkat
temporary casing
6. Tiang franki selesai dan siap dihubungkan denga pile cap. Pada sistem ini tidak
ada tanah yang dibuang.
Gambar 57. franki pile
Sumber : mulyadi77.wordpress.com
c. Pondasi Kaison (Caisson Foundation)
Adalah jenis pondasi yang terletak pada lapisan pendukung, yang terbenam
kedalam tanah karena beratnya sendiri dan dengan mengeluarkan tanah galian dari
dasar bangunan bulat, yang terbuat dari beton bertulang.kaison dapat digunakan
sebagai pondasi bangunan besar. Jenis ini dapat dibedakan antara kaison terbuka
(open caisson) dan kaison tekanan (pneumatic caisson)
Kaison terbuka (open caisson)
Dikerjakan dengan menggunakan prosedur sebagai berikut : pipa kaison
ditanam ke dalam tanah, isi tanah dikeluarkan dengan menambah beban pipa
kaison sampai kedalaman tertentu, kemudian dipasang beton alas, rongga
diisi dengan pasir isian dan terakhir ditutup dengan mahkota kepala slab.
Kaison tekanan (pneumatic caisson)
Cara pelaksanaan dengan system tekanan pada dasarnya sama dengan
kaison terbuka, hanya menggunakan tekanan udara untuk menghindari
masuknya air kedalam kaison
Pondasi kaison dapat dibuat pada daerah yang berair, banyak endapan didasar pondasi,
daerah yang banyak getaran dan kemungkinan akan terjadi penurunan tanah.
Pondasi kaison umumnya di gunakan sebagai pondasi jembatan.
Gambar 58. pondasi kaison
Sumber : mulyadi77.wordpress.com
KEUNTUNGAN & KERUGIAN PONDASI PANCANG & COR/BORED
PILE
KEUNTUNGAN
PANCANG / PRACETAK COR/BORED PILE
1. Kualitas terkontrol (Produk pabrik)
2. Cepat pengerjaannya (baja dapat
menembus tanah keras)
3. Mudah diperoleh dipabrik (biaya
murah)
4. Penumbukan cocok untuk
mempertahankan daya dukung
vertikal
1. Cocok untuk daerah padat bangunan
2. Dapat dibuat tiang lurus dengan
diameter besar tanpa sambungan.
3. Daya dukung lebih besar
4. Tanah galian dapat diamati secara
langsung.
5. Pengaruh pada bangunan sekitar
kecil.
KERUGIAN
PANCANG / PRACETAK COR/BORED PILE
1. Bergetar dan gaduh
2. Perlu persiapan penyambungan
3. Bila pekerjaan tidak baik cepat
hancur
4. Bila berhenti bukan pada tempat
yang ditentukan perlu perbaikan
khusus
5. Perlu tempat luas untuk
penampungan
6. Perlu mesin pancang khusus untuk
diameter besar dan alat angkut.
7. Tiang baja harus anti korosi
1. Tidak dapat dicek kualitasnya
2. Kemungkinan tanah runtuh &
bercampur dengan beton.
3. Bentuk kurang sempurna / kurang
padat.
4. Biaya tidak dapat diprediksi dengan
tepat.
5. Lapangan menjadi kotor dan perlu
tempat pembuangan tanah.
3. Pondasi Sumuran
Merupakan Pondasi Dalam yang dibuat dengan cara menggali lubang. Pada
umumnya diisi cycloop atau sirtu (pasir dan batu).
Pondasi sumuran secara fungsi = pondasi tiang perbedaan pada cara
pelaksanaannya.
Pada pondasi sumuran kadang dasar sumuran diperlebar untuk mendapatkan
daya dukung lebih besar.
Digunakan bila tanah keras agak dalam.
Keuntungan Pondasi Sumuran :
1. Penggalian sesuai dengan kedalaman yang dikehendaki, sambil dilakukan
pengecekan sifat tanah. Jika belum mencapai lapisan tanah yang tepat
penggalian dapat diteruskan.
2. Lebih mudah diatasi dalam lapisan pasir padat, lapisan kerakal (boulder) atau
batu batuan lapuk.
3. Tidak menyebabkan perubahan-perubahan sifat tanah disekitarnya.
4. Tidak menimbulkan getaran dan kegaduhan.
Gambar 59. Pondasi sumuran
Pondasi Sumuran digunakan pada tanah keras pada kedalaman 3 – 6 m. Pondasi
ini dilaksanakan bila pemancangan dan pengeboran tidak mungkin dilaksanakan.
Sistem pelaksanaan pondasi ini dengan memasang gelang-gelang sumur beton
pada bagian tanah yang sudah digali. Kemudian lubang diisi dengan pasir yang
dipadatkan. Bagian atas diisi beton.
Gelang beton sumuran berukuran 1m, 1,2m dan 1,5 m.
Gambar 60 Pondasi sumuran
Contoh pemasangan perletakan pondasi sumuran dimana jarak antar sumur 4 –
5 m dan diameter sumuran sebesar 1,5m.
KESIMPULAN
NO. JENIS PONDASI FUNGSI KELEBIHAN KELEMAHAN
1. Pondasi Umpak Digunakan
pada
konstruksi
tradisional
dari batu
masif yang di
tarah (di
bentuk dan di
ratakan)
Dibuat melalui
pabrik ( pre
fabrikasi ) dan
tinggal menaruh
diatas permukaan
tanah yang
diratakan.
2. Pondasi Batu Bata Digunakan
hanya sebagai
tumpuan
dinding
pemikul
Dibuat dari batu
bata berkualitas
tinggi dan kedap air
Selain mahal,
pemasangannya
pun
membutuhkan
waktu yang lama
serta tidak
memiliki
kekuatan yang
bisa diandalkan.
3. Pondasi Beton (tak
bertulang)
Dibuat secara
pabrikasi, serta
model dibuat
sedemikian rupa
sehingga untuk
pengaturan
sambungan sudut
maupun menerus
tidak ditemui
kesulitan.
Tidak dapat
memikul beban
yang berat
4. Pondasi Telapak Berfungsi Cukup kuat untuk Harus memiliki
untuk
menyebarkan
beban kolom
secara lateral
kepada tanah
dan biasanya
digunakan
pada rumah
tinggal.
menahan beban
yang berat
ketebalan yang
cukup untuk
menghindari
sobekan pada
telapaknya akibat
beban yang
cukup berat.
5. Pondasi Silinder
Beton (Pondasi
Sumuran)
Pada
umumnya
digunakan
pada tanah
dengan
kedalaman
tanah keras 4-
5 meter dan
biasanya
digunakan
untuk
bangunan
bertingkat.
Dapat memikul
beban yang berat.
Pondasi ini
sangat boros
adukan beton dan
untuk ukuran
sloof haruslah
besar.
6. Pondasi Tiang
Pancang Kayu
Hanya dapat
digunakan
jika tiang
pancang kayu
tersebut
selamanya
terendam air
tanah, karena
selama
terendan tidak
ada oksigen
Sangat cocok
digunakan pada
bangunan air (tanah
yang mengandung
air yang cukup
banyak)
Mudah
mengalami
kerusakan akibat
mata kayu,
bagian kayu yang
tidak keras atau
akibat serangan
serangga.
dan kayu
tidak busuk.
7. Pondasi Tiang
Pancang Beton
Digunakan
pada
bangunan
bertingkat
banyak.
Sangat kuat dan
tidak tergantung
pada tinggi rendah
air tanah.
Mahal dan
pengerjaannya
sangat sukar.
8. Pondasi Tiang Bor
(Bor Pile)
Digunakan
pada kondisi
anah yang
jelek, seperti
bekas rawa.
Biasanya
digunakan
untuk rumah
tinggal
sederhana
atau bangunan
dua lantai.
Sangat kuat
memikul beban
yang berat.
Dalam
pengerjaannya
sulit dan
membutuhkan
biaya yang
mahal.
9. Pondasi Tiang
Franki (Franki
Pile)
Digunakan
pada kondisi
anah yang
jelek, seperti
bekas rawa.
Biasanya
digunakan
untuk rumah
tinggal
sederhana
atau bangunan
dua lantai.
Sangat kuat
memikul beban
yang berat.
Dalam
pengerjaannya
sulit dan
membutuhkan
biaya yang
mahal.
10 Pondasi Kaison Digunakan
sebagai
pondasi
bangunan
besar.
Umumnya
digunakan
sebagai
pondasi
jembatan.
Dapat dibuat pada
daerah berair,
banyak endapan di
dasr pondasi,
daerah yang banyak
getaran dan
kemungkinan akan
terjadi penurunan
tanah.
11. Pondasi Rakit Dapat
digunakan
pada
kedalaman 15
meter dan
lapisan tanah
keras cukup
tebal sehingga
tidak
menyebabkan
penurunan
yang berarti.
Waktu
pelaksanaannya
singkat.
Biaya
pelaksanaannya
cukup besar.
12. Pondasi Sarang
Laba-Laba
Digunakan
untuk
bangunan
basar dan
bertingkat.
Pondasi yang
kokoh, ekonomis
dan ramah gempa.
Waktu
pelaksanaannya
cukup lama.
SOAL BAB III PONDASI
1. Apakah pengertian dari pondasi menurut pendapat Anda!
2. Terdiri dari apa sajakah yang harus disalurkan oleh sebuah pondasi sebutkan !
3. Apakah keuntungan & kerugian pondasi pancang & cor/bored pile, sebutkan ?
4. Apakah keuntungan dari pondasi sumuran, jelaskan
dan gambarkan !
5. Sebutkan syarat-syarat untuk membuat pondasi dangkal menjadi
menguntungkan!
6. Pondasi apakah yang digunakan apabila pemancangan dan pengeboran tidak
mungkin dilaksanakan?
7. Pada pondasi kaison terdapat beton bertulang kaison yang dapat digunakan
sebagai pondasi bangunan besar. Sebutkan & jelaskan masing- masing kaison
tersebut!
8. Bagaimanakah proses pelaksanaan franky pile?
9. Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam pekerjaan tiang bor?
10. Sebutkan perbedaan dari tiang pancang beton & tiang pancang kayu!