bab iii pembahasan - repository.bsi.ac.id · contoh tanda terima 3. pemilihan surat setelah...
TRANSCRIPT
17
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Tinjauan Umum Organisasi
3.1.1. Sejarah dan Perkembangan Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan
Kementerian Lingkungan hidup dan Kehutanan Republik Indonesia adalah
kementerian dalam pemerintah Indonesia yang membidangi urusan lingkungan hidup
dan kehutanan. Kementerian lingkungan hidup dan kehutanan merupakan
penggabungan antara kementerian lingkungan hidup dan kementerian kehutanan.
Kementerian lingkungan hidup dan kehutanan berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada presiden. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dipimpin
oleh seorang menteri yang sejak tanggal 27 Oktober 2014 dijabat oleh Siti Nurbaya
Bakar.
Pada masa pemerintahan Presiden Jokowidodo Kementerian Kehutanan di
gabungkan dengan Kementerian lingkungan Hidup menjadi Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Berikut nama Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan sebelum di gabung :
1. Lingkungan Hidup
a. Kementerian Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup
(Kemeneg PPLH, 1978-1983)
18
b. Kementerian Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup (Kemeneg KLH,
1983-1993)
c. Kementerian Negara Lingkungan Hidup (Kemeneg LH, 1993-2005)
d. Kementerian Lingkungan Hidup (Kemen LH, 2005-2014)
2. Kehutanan
a. Direktorat Jenderal Kehutanan departemen Pertanian (sampai dengan tahun
1983)
b. Departemen Kehutanan (1983-1998)
c. Departemen Kehutanan dan Perkebunan (1998)
d. Departemen kehutanan (1998-2005)
e. Kementerian Kehutanan (2005-2014)
Dalam menunjang pelaksanaan tugas pokok dan fungsi organisasi,
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan memiliki visi dan misi sebagai
berikut:
Visi
Visi Kementerian lingkungan hidup dan kehutanan adalah terwujudnya Indonesia
yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong.
Misi
Untuk mewujudkan visi kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tersebut,
maka misi yang digunakan adalah :
19
a. Melakukan koordinasi dan kemitraan dalam rantai nilai proses pembangunan
untuk mewujudkan integrasi, sinkronisasi antara ekonomi dan ekologi dalam
pembangunan berkelanjutan.
b. Mewujudkan pencegahan kerusakan dan pengendalian pencemaran sumber
daya alam dan lingkungan hidup dalam rangka pelestarian fungsi lingkungan
hidup.
c. Melaksanakan tata kelola pemerintahan yang baik serta mengembangkan
kapasitas kelembagaan dlam pengelolaan sumber daya alam dan lingkunga hidup
secara terintegritas.
3.1.2. Struktur Organisasi Kementerian lingkungan Hidup dan Kehutanan
Sumber: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Gambar III.1
Struktur organisasi Penilaian Kinerja Pengelolaan Limbah B3 dan Limbah Non B3
SUBDIREKTORAT
PERTAMBANGAN,
ENERGI, DAN MINYAK
DAN GAS
SUBDIREKTORAT
MANUFAKTUR
SUBDIREKTORAT
AGRO INDUSTRI
SEKSI
MINYAK DAN GAS
SEKSI
PERTAMBANGAN DAN
ENERGI
SEKSI
INDUSTRI HULU
SEKSI
PANGAN
DIREKTORAT
PENILAIAN KINERJA
PENGELOLAAN LIMBAH B3
DAN LIMBAH NON B3
Kelompok Jabatan
fungsional
SUBDIREKTORAT
PRASARANA DAN JASA
SEKSI
PRASARANA
SEKSI
JASA
SEKSI
INDUSTRI HILIR
SEKSI
NON PANGAN
SUBBAGIAN
TATA USAHA
20
Direktorat Penilaian Kinerja Pengelolaan Limbah B3 dan Limbah Non B3
mempunyai tugas (Pasal 825) Melaksanakan penyiapan perumusan, pelaksanaan,
koordinasi dan sinkrinisasi kebijakan, bimbingan teknis, evaluasi bimbingan teknis,
supervisi pelaksaan urusan didaerah bidang penilaian kinerja pengelolaan limbah
bahan berbahaya beracun dan limbah non bahan berbahaya beracun.
Dalam mlaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 825,
Direktorat Penilaian Kinerja Pengelolaan Limbah B3 dan Limbah Non B3
menyelenggrakan fungsi (Pasal 826):
a. penyimpanan perumusan kebijakan Penilaian Kinerja Pengelolaan Limbah B3
dan Limbah Non B3 pada sektor pertambangan, energy, migas, manufaktur,
agroindustry, prasarana dan jasa;
b. penyiapan pelaksanaan kebijakan Penilaian Kinerja Pengelolaan Limbah B3
dan Limbah Non B3 pada sektor pertambangan, energy, migas, manufaktur,
agroindustry, prasarana dan jasa;
c. penyiapan koordinasi dan sinkronisasi kebijakan Penilaian Kinerja Pengelolaan
Limbah B3 dan Limbah Non B3 pada sektor pertambangan, energy, migas,
manufaktur, agroindustry, prasarana dan jasa;
d. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria Penilaian Kinerja
Pengelolaan Limbah B3 dan Limbah Non B3 pada sektor pertambangan, energy,
migas, manufaktur, agroindustry, prasarana dan jasa;
e. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi pelaksanaan bimbingan teknis
Penilaian Kinerja Pengelolaan Limbah B3 dan Non Limbah B3 pada sektor
pertambangan, energy, migas, manufaktur, agroindustry, prasarana dan jasa;
21
f. supervisi atas pelaksanaan urusan Penilaian Kinerja Pengelolaan Limbah B3
dan Non Limbah B3 pada sektor pertambangan, energy, migas, manufaktur,
agroindustry, prasarana dan jasa didaerah; dan
g. pelaksanaan administrasi Direktorat.
Direktorat Penilaian Kinerja Limbah B3 dan Non Limbah B3 terdiri atas (pasal
827):
1. Subdirektorat Pertambangan, Energi, dan minyak dan gas;
Mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan, pelaksanaan,
koordinasi dan sinkronisasi kebijakan, bimbingan teknis, evaluasi bimbingan
teknis dan supervisi pelaksanaan urusan di daerah bidang Penilaian Kinerja
Limbah B3 dan Limbah Non B3 dibidang pertambangan energy, minyak dan gas
Subdirektorat Pertambangan, Energi, dan minyak dan gas terdiri dari;
a. Seksi Pertambangan dan energi;
Mempunyai tugas melaksanakan pengumpulan dan pengolahan bahan penyiapan
perusumusan, pelaksanaan, koordinasi dan sinkronisasi kebijakan, bimbingan
teknis dan evaluasi pelaksanaan bimbingan teknis, dan supervisi pelaksanaan
urusan didaerah bidang Penilaian Kinerja Limbah B3 dan Limbah Non B3
dibidang pertambangan energi.
b. Seksi Minyak dan gas;
Mempunyai tugas melakukan pengumpulan dan pengolahan bahan penyiapan
perumusan, pelaksanaan, koordinasi dan sinkronisasi kebijakan, bimbingan teknis
dan evaluasi pelaksanaan bimbingan teknis, dan supervisi pelaksanaan urusan
22
didaerah bidang Penilaian Kinerja Limbah B3 dan Limbah Non B3 dibidang
minyak dan gas.
2. Subdirektorat Manufaktur
Mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan, pelaksanaan,
koordinasi dan sinkronisasi kebijakan, bimbingan teknis, evaluasi bimbingan
teknis dan supervisi pelaksanaan urusan di daerah bidang Penilaian Kinerja
Limbah B3 dan Limbah Non B3 dibidang Manufaktur
Subdirektorat Manufaktur terdiri dari :
a. Seksi industi Hulu;
Mempunyai tugas melakukan pengumpulan dan pengolahan bahan penyiapan
perumusan, pelaksanaan, koordinasi dan sinkronisasi kebijakan, bimbingan teknis
dan evaluasi pelaksanaan bimbingan teknis, dan supervisi pelaksanaan urusan
didaerah bidang Penilaian Kinerja Limbah B3 dan Limbah Non B3 dibidang
industri hulu.
b. Seksi Industri Hilir;
Mempunyai tugas melakukan pengumpulan dan pengolahan bahan penyiapan
perumusan, pelaksanaan, koordinasi dan sinkronisasi kebijakan, bimbingan teknis
dan evaluasi pelaksanaan bimbingan teknis, dan supervisi pelaksanaan urusan
didaerah bidang Penilaian Kinerja Limbah B3 dan Limbah Non B3 dibidang
industri hilir..
3. Subdirektorat Argoindustri
Mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan, pelaksanaan,
koordinasi dan sinkronisasi kebijakan, bimbingan teknis, evaluasi bimbingan
23
teknis dan supervisi pelaksanaan urusan di daerah bidang Penilaian Kinerja
Limbah B3 dan Limbah Non B3 dibidang Argoindustri
Subdirektorat Argoindustri terdiri dari :
a. Seksi Pangan;
Mempunyai tugas melakukan pengumpulan dan pengolahan bahan penyiapan
perumusan, pelaksanaan, koordinasi dan sinkronisasi kebijakan, bimbingan teknis
dan evaluasi pelaksanaan bimbingan teknis, dan supervisi pelaksanaan urusan
didaerah bidang Penilaian Kinerja Limbah B3 dan Limbah Non B3 dibidang
pangan.
b. Seksi Non Pangan;
Mempunyai tugas melakukan pengumpulan dan pengolahan bahan penyiapan
perumusan, pelaksanaan, koordinasi dan sinkronisasi kebijakan, bimbingan teknis
dan evaluasi pelaksanaan bimbingan teknis, dan supervisi pelaksanaan urusan
didaerah bidang Penilaian Kinerja Limbah B3 dan Limbah Non B3 dibidang Non
pangan.
4. Subdirektorat Prasarana dan Jasa
Mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan, pelaksanaan,
koordinasi dan sinkronisasi kebijakan, bimbingan teknis, evaluasi bimbingan
teknis dan supervisi pelaksanaan urusan di daerah bidang Penilaian Kinerja
Limbah B3 dan Limbah Non B3 dibidang Prasarana dan Jasa
Subdirektorat Prasarana dan Jasa terdiri dari :
24
a. Seksi Prasana;
Mempunyai tugas melakukan pengumpulan dan pengolahan bahan penyiapan
perumusan, pelaksanaan, koordinasi dan sinkronisasi kebijakan, bimbingan teknis
dan evaluasi pelaksanaan bimbingan teknis, dan supervisi pelaksanaan urusan
didaerah bidang Penilaian Kinerja Limbah B3 dan Limbah Non B3 dibidang
prasarana.
b. Seksi Jasa;
Mempunyai tugas melakukan pengumpulan dan pengolahan bahan penyiapan
perumusan, pelaksanaan, koordinasi dan sinkronisasi kebijakan, bimbingan teknis
dan evaluasi pelaksanaan bimbingan teknis, dan supervisi pelaksanaan urusan
didaerah bidang Penilaian Kinerja Limbah B3 dan Limbah Non B3 dibidang jasa.
5. Subbagian Tata Usaha
Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan pengelolaan urusan
ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, dan pelaporan
direktorat.
Subbagian Tata Usaha secara administratif dan fungsional dibina oleh kepala
Subdirektorat sektor Prasarana dan Jasa.
3.2 Hasil Penelitian
Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi atau riset. Pelaksanaan
indikator penilaian kearsipan terkait pada proses atau kegiatan yang dilakukannya,
yaitu prosedur pengelolaan arsip dinamis, kendala, dan cata mengatasi kendala
tersebut. Adapun hasil penelitian yang diperoleh, sebagai berukut:
25
3.2.1 Prosedur Pengelolaan Arsip Dinamis Pada Bagian Tata Usaha Penilaian
Kinerja Pengelolaan Limbah B3 dan Limbah Non B3 Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan
1. Penciptaan dan penerimaan
Proses pelaksanaan pengelolaan kearsipan dalam hal penciptaan suatu arsip
tergantung dari masalah atau informasi yang akan disampaikan. proses penciptaan
yang umum dilaksanakan di bagian Tata Usaha Penilaian Kinerja Pengelolaan
Limbah B3 dan Limbah Non B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
adalah:
a. Surat masuk
b. Dicatat di sistem web SIK
c. Lalu didisposisikan
berdasarkan hasil observasi prosedur yang dilaksanakan adalah prosedur
dalam menciptakan arsip korespondensi, khususnya surat. Surat-surat yang akan
diciptakan, telah disposisi oleh bagian Tata Usaha. Pencatatan atau pendistribusian
arsip di bagian Tata Usaha Penilaian Kinerja Pengelolaan Limbah B3 dan Limbah
Non B3 menggunakan satu jenis yaitu sistem Web SIK (Sistem Informasi
Kearsipan). SIK digunakan untuk mencatat surat masuk, surat langsung, surat
penerus, surat pengantar, surat keluar, penomoran dan arsip.
Sebelum pendistribusian dimulai, surat yang dikirim oleh pos langsung
diterima di bagian Persuratan setelah itu dibagikan pada setiap tujuan surat itu di
tujukan untuk bagian mana.
26
Kemudian, setelah surat masuk diagendakan, tindak lanjutnya yaitu mengklasifikasi
yang sesuai dengan pedoman klasifikasi Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan.
Selanjutnya surat masuk mempunyai prosedur yaitu :
Bagian persuratan Tujuan surat arsip
YA TIDAK
Sumber: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Gambar III.2
Flow chart Penanganan surat masuk
Mulai
Penerimaan
surat masuk
Tanda terima
Pemilihan surat
Mengisi lembar
disposisi
Pencatatan surat
masuk
Pembagian
surat
Selesai Pemeriksaan
Surat
27
Prosedur Permulaan (penanganan surat masuk)
1. Penerima Surat Masuk
Surat yang diterima dari instansi atau organisasi lain diterima oleh petugas PKD atau
security yang bertugas untuk menerima surat, lalu oleh petugas PKD di serahkan ke
bagian perusahaan, sebelum kemudian surat didistribusikan kepada devisi yang
terkait. Jika surat berasal dari divisi lain maka langsung diantarkan oleh staff dari
devisi tersebut. Artinya surat tidak diterima melalui bagian persuratan.
2. Tanda Terima
Staff yang bertugas menerima surat meneliti asal surat sebelum memberikan tanda
terima berupa tanda tangan atau paraf pada buku ekspedisi, guna menghindari
kesalahan pendistribusian dari bagian persuratan.
Tanggal Tujuan Surat Asal Surat Tanda Tangan
Sumber: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Gambar III.3
Contoh Tanda Terima
3. Pemilihan surat
Setelah dibuka,surat-surat kemudian dibaca untuk dikategorikan menurut jenisnya
yaitu surat yang Amat Sangat Rahasia, Sangat Rahasia, Rahasia, Biasa atau Penting,
Sangat Segera dan Segera. Jika surat sangat rahasia atau rahasia staff agendaris tidak
28
boleh membuka dan langsung di serahkan kepada pimpinan. Jika surat berisikan
Sangat segera berarti surat tersebut harus segera di naikkan ke Unit pengolah.
4. Pemeriksaan Surat masuk
Surat yang sudah di buka satu persatu diteliti untuk memastikan apakah ada surat
yang sama atau tidak, alamat yang dituju benar atau salah, serta dilihat perihal
mengenai isi surat.
5. Mengisi Lembar Disposisi
Setelah surat selesai di teliti, segera staff mengisi lembar disposisi surat. Yang
kemudian dilampirkan dibagian depan surat.
Adapun hal yang perlu diisi dalam lembar disposisi adalah :
a. Asal surat
Pada bagian ini akan dicantumkan nama instansi atau organisasi dari pengirim
surat.
b. Tanggal Surat
pada bagian ini dicantumkan tanggal pembuatan surat. Tanggal sangat penting
untun dilampirkan karena bisa digunakan sebagai dasar untuk sistem
pengarsipan, supaya ketika surat yang sudah diarsipkan mudah untuk
ditemukan kembali
c. Nomor Surat
Pada bagian ini berisi nomor urut terbitnya surat, kode surat dan tahun
pembuatan surat.
d. Tanggal Penerimaan surat
29
digunakan untuk megetahui waktu penerimaan surat
e. Nomor Agenda
untuk mngetahui nomor urut surat yang masuk agar mempermudah pencarian
surat ketika dikemudian hari surat dibutuhkan kembali.
6. Pencatatan surat masuk
Sumber: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Gambar III.4
Aplikasi SIK-KLHK dalam pengisian nomor agenda surat masuk
Setelah lembar disposisi terisi kemudian diberi nomor Agenda surat yang mana
nomor agenda didapat dari Aplikasi surat SIK KLHK.
7. Pembagian Surat
Setelah surat selesai diberi nomor agenda kemudian surat di berikan kepada kasubag
Tata usaha agar diperiksa kembali, untuk kemudian diserahkan kepada Pimpinan.
Setelah diterima oleh pimpinan dan di disposisikan, surat kemudian di scan serta
30
digandakan guna kepentingan kearsipan. Setelah itu didistribusikan kepada yang
bersangkutuan.
1. Berikut Hasil Surat masuk yang masuk pada Bulan Januari dan Februari 2019
Tabel III.1
Data Total Surat Masuk pada bulan Januari dan Februari
Bulan Tujuan Jumlah Operator
Januari 2019 Direktur PKPLB3 124 Maria
Februari 2019 Direktur PKPLB3 112 Maria
Sumber: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Tabel di atas adalah sekilas Perhitungan Surat Masuk pada bulan Januari dan
Februari. Surat masuk pada bulan Januari berjumlah 124, dan pada bulan Februari
berjumlah 112 dengan jenis surat seperti surat undangan rapat, surat permohonan,
surat edaran, surat tindak lanjut, dan lain-lain. Dengan tujuan ditujukan kepada
Direktur Penilaian Kinerja Pengelolaan Limbah B3 dan Limbah Non B3, dan harus
melewati Staff bagian tata usaha.
Data lengkap surat masuk pada Bulan Januari dan Februari disertakan dalam
lampiran-lampiran.
31
2. Berikut Hasil Surat Keluar yang masuk pada Bulan Januari dan Februari 2019
Tabel III.2
Data Total Surat Keluar pada bulan Januari dan Februari
Bulan Jumlah Operator
Januari 2019 105 Maria
Februari 2019 128 Maria
Sumber: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Tabel di atas adalah sekilas Perhitungan Surat Keluar pada bulan Januari dan
Februari. Surat Keluar pada bulan Januari berjumlah 105, dan pada bulan Februari
berjumlah 112 dengan jenis surat seperti Undangan rapat, Surat Dinas, dan Nota
Dinas, dan lain-lain. Dengan Tujuan Surat berbeda-beda. Dan Operator tetap melalui
staff tata usaha.
Data lengkap Surat Keluar pada Bulan Januari dan Februari disertakan dalam
lampiran-lampiran.
32
Prosedur Pengelolaan Surat Keluar antara lain :
Tata Usaha Eselon II Tujuan Arsip
Sumber: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Gambar III.6
Prosedur pengelolaan surat keluar
1. Pengkonsepan Surat keluar
Konsep surat dipersiapkan terlebih dahulu oleh unit pengolah atau masing-masing
staff sub bagian penanggung jawab, dimaksudkan supaya dalam pengetikan surat
tidak terjadi kesalahan tujuan, isi, ataupun maksud dari tujuan penulisan surat
tersebut. Surat yang dibuat oleh staff pengolah terdiri dari bermacam-macam surat,
misalnya: surat undangan, surat keterangan, surat keputusan, surat pengantar, surat
kuasa, surat berita acara, nota dinas dan sebagainya.
Mulai
Pengonsepan
surat keluar
Pemrosesan
surat keluar Pengiriman
pendirtribusian
surat keluar
selesai
33
2. Pemrosesan Surat Keluar
Sumber: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Gambar III.6
Aplikasi SIK dalam pemrosesan surat keluar
Setelah pengkonsepan surat, yakni persetujuan konsep, dimaksudkan untuk
mengetahui apa yang akan diketik sudah mendapatkan persetujuan dari pimpinan.
Setelah itu unit pengolah mulai melakukan pengetikan. Kemudian seteleh itu diteliti
oleh kepala bagian sebelum surat diberikan kepada pimpinan atau pejabat yang
berwenang untuk ditandatangani dan diberikan cap dinas. Setelah itu surat diberikan
kepada agendris untuk penomoran surat. Penomoran surat disini menggunakan
sistem aplikasi SIK KLHK.
3. Pengiriman atau Pendistribusian Surat
Surat yang sudah diproses oleh staff agendaris kemudian digandakan dan di arsip.
Pengarsipan dilakukan di perangkat komputer dengan nama folder surat keluar.
Surat asli diserahkan kepada staf yang bertanggung jawab yang mengkonsep surat
34
keluar tersebut untuk dikirim, serta transaksinya dicatat dalam buku ekspedisi surat
keluar. Pengiriman surat ektern biasanya dilakukan oleh staff Kementerian
lingkungan hidup itu sendiri.
Demikian prosedur pengelolaan surat masuk dan keluar di Subbagian Tata Usaha
Penilaian Kinerja Pengelolaan Limbah B3 dan Limbah Non B3 di Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
a. Penyimpanan
Dalam lingkup organisasi dapat menggunakan beberapa asas penyimpanan arsip
dinamis berdasarkan besar atau kecilnya organisasi tersebut. Mengenai asas yang
digunakan oleh administrasi perkantoran, penyimpanan arsip dinamis digunakan di
administrasi perkantoran di bagian Tata Usaha adalah asas desentralisasi. Dalam hal
ini pengelolaan arsip dinamis, Administrasi Perkantoran bagian kearsipan
mempunyai tanggung jawab.
Mengenai sistem penyimpanan arsip dinamis pada administrasi perkantoran di
Bagian Tata Usaha Pengelolaan Limbah B3 dan Limbah Non B3. Informasi yang
didapatkan yaitu sistem tergantung dalam masa arsip aktif ataupun arsip inaktif.
Arsip aktif dapat mencari manual yang sesuai dengan klasifikasi. Sedangkan arsip
inaktif pun juga mencari dengan manual yang sudah klasifikasi.
Dalam penemuan kembali arsip dinamis pencarian arsip dapat dilihat di sistem
SIK yang bisa dilihat di website Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
menggunalan user dan password dengan indentitas pegawai Tata Usaha. Dalam
pencarian arsip ini, arsip yang diinginkan bisa di buka di SIK agar mudah dapat
mencari arsip yang diinginkan.
35
Prosedur penyimpanan arsip dinamis telah dilaksanakan di administrasi
perkantoran yaitu dengan klasifikasi sesuai dengan pokok masalah.
b. Pemeliharaan
Indikator penilaian merupakan tahap ketiga dalam pengelolaan arsip dinamis.
Indikator pemeliharaan ini, administrasi perkantoran di Bagian Tata Usaha
Pengelolaan Limbah dan Non B3 telah melakukan kegiatan agar arsip dinamis tetap
terpelihara, baik segi ini maupun luar. Dalam pemeliharaan administarsi perkantoran
di bagian tata usaha, melakukan kegiatan arsip aktif adanya penyimpanan ruang
untuk menyimpan surat yang masih aktif dan tertata rapih agar tidak terjadinya
tumpukan-tumpukan surat yang dimeja pegawai. Sedangkan arsip inaktif setiap dua
kali setahun melakukan kegiatan fumigasi agar tidak adanya terjadi kuman ataupun
ada binatang.
c. Penyusutan dan pemusnahan
Indikator penyusutan dan pemusnahan adalah tahap akhir dalam mengenai
pengelolaan arsip dinamis. Mengenai indikator penyusutan dan pemusnahan
melakukan penilaian arsip dinamis melakukan tim dari unit yang ingin melakukan
pemusnahan. Dari penilaian tim, menilai arsip dinamis itu sesuai dengan Jadwal
Retensi Arsip (JRA) dan dipilih arsip yang masih layak digunakan atau tidaknya.
3.2.2. Kendala Pengelolaan Arsip Dinamis yang dialami Bagian Tata Usaha
Penilaian Kinerja Pengelolaan Limbah B3 dan Limbah Non B3 Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Dalam pengelolaan arsip dinamis, ada beberapa kendala yang dihadapi oleh
lembaga atau organisasi. Keterbatasan dana, sumber daya manusia, manajemen yang
36
belum baik, perlengkapan dan tempat sering menjadi kendala dalam pengelolaan
arsip dinamis. Selain itu, ada beberapa kendala lain dalam pengelolaan arsip dinamis,
yaitu penemuan kembali arsip yang lama akibat sistem penyimpanan yang kurang
sistematis, sistem pemeliharaan dan pengamanan yang kurang sempurna, serta
peminjaman atau pemakaian arsip oleh pimpinan atau unit lain dalam organisasi
yang tidak dikembalikan kembali ke unit pencipta arsip, bertambahnya arsip dinamis
tanpa disertai dengan penyusutan dan pemusnahan, pegawai kearsipan yang tidak
cukup dan kurang adanya bimbingan yang teratur dari pihak pimpinan dan dari para
ahli kearsipan, kearsipan yang tidak memadai, tidak mengikuti perkembangan ilmu
kearsipan modern karena kurangnya dana yang tersedia. Berdasarkan observasi ada
lima kendala yang dihadapi oleh Bagian Tata Usaha Penilaian Kinerja Pengelolaan
Limbah B3 dan Limbah Non B3 dalam pengelolaan arsip dinamis, yaitu:
1. Kendala pertama yaitu dana. Anggaran pada setiap tahunnya ada khususnya di
bagian arsip. Anggaran dalam keasripan sudah di kelompokkan sesuai dengan
kebutuhannya yaitu anggaran pengelolaan arsip, anggaran perawatan gedung,
anggaran pemeliharaan arsip.
2. Kendala kedua yaitu fasilitas. Penunjang pengelolaan arsip dinamis. Fasilitas
penunjang yang memadai yaitu rak pengimpanan box arsip, lemari besi arsip
tahan api, ruang rapat, meja dan kursi untuk pemilahan arsip dan lain-lain. Dari
penjelasan diatas penunjang pengelolaan arsip dinamis masih sederhana dan
belum memadai serta ada beberapa fasilitas yang belum diberdayakan dengan
maksimal segingga mengakibatkan terjadinya penumpukkan arsip dinamis di
beberapa sudut ruangan.
3. Kendala ketiga, yaitu sistem pengamanan pengelolaan arsip dinamis. Sistem
pengamanan adanya duplikat kunci yang berlapis-lapis dan adanya satpam dan
37
petugas kebersihan. Dalam penjelasan diatas bahwa sistem pengamanan
sederhana, karena kurangnya pengamanan dalam kearsipan, tidak adanya
kamera tersembunyi diruangan itu.
4. Kendala keempat, yaitu perekrutan pegawai. Perekrutan pegawai tidak adanya
ahli di bidang kearsipan. Karena yang dibidang kearsipan disini mesti pegawai
negeri sedangkan setiap tahunnya tidak adanya pemasukan pegawai yang
dibidang kearsipan. Dalam hal ini kendala keempat kurangnya pegawai yang
dibidang kearsipan sehingga meminta bantuan petugas kebersihan ataupun
orang yang magang dibagian Tata Usaha Pengelolaan Limbah B3 dan Non B3.
5. Kendala kelima, yaitu kegiatan dalam mengoptimalkan SDM. Dalam
kegiatan ini untuk mengoptimalkan SDM adanya kegiatan pendiklatan. Acara
pendiklatan ini untuk menambah pengetahuan tentang kearsipan karena tidak
adanya keahlian bidang kearsipan.
3.2.3. Cara Mengatasi Kendala Pengelolaan Arsip Dinamis yang dialami Bagian
Tata Usaha Penilaian Kinerja Pengelolaan Limbah B3 dan Limbah Non B3
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Untuk mengatasi kendala-kendala tersebut diatas, perlu diadakan beberapa cara
antara lain:
1. Perlu diadakan pemisahan untuk ruang penyimpanan arsip diantara arsip aktif
dan inaktif. Hal ini dikarenakan Bagian Tata Usaha Penilaian Kinerja
Pengelolaan Limbah B3 dan Limbah Non B3 mengelola arsip sendiri. Namun
pemisahan penyimpanan arsip itu perlu supaya apabila diperlukan dapat
diketemukan kembali dengan cepat. Selain pemisahan penyimpanan arsip perlu
38
juga diadakan pemisahan alat-alat yang lain supaya tempat peyimpanan arsip
tersebut tidak kelihatan sempit.
2. Penataan arsip pada Bagian Tata Usaha Penilaian Kinerja Pengelolaan Limbah
B3 dan Limbah Non B3 dan fasilitas harus diatur sesuai dengan petunjuk
pelaksanaan tatalaksana surat dan kearsipan supaya apabila arsip tersebut
diperlukan dapat ditemukan kembali dengan cepat dan kelihatan rapih. Apabila
arsip ditata dengan rapih maka pegawai tidak malas.
3. Perlu diadakan pelatihan Sumber Daya Manusia tentang kearsipan supaya
pegawai arsip mampu bekerja degan baik dan penyajian yang cepat, tepat,
lengkap dan menyeluruh berdasarkan kaidah penataan arsip.
4. Perlu adanya penyusutan arsip supaya tidak terjadi penumpukan arsip baik
arsip disnamis aktif maupun inaktif.