bab iii (pembahasan)
DESCRIPTION
jboejpTRANSCRIPT
7/21/2019 Bab III (Pembahasan)
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-pembahasan-56d9d3919e1b7 1/6
BAB III
PEMBAHASAN
Diagnosis demam berdarah dengue derajat III atau dengue syok syndrome
ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang
pada pasien ini. Penegakan diagnosis DBD pada pasien ini berdasarkan adanya lebih
dari dua kriteria, yang memenuhi kriteria klinis dari WHO yakni demam tinggi
mendadak tanpa sebab yang jelas dan berlangsung terus menerus selama 2! hari,
pembesaran hati, terdapat manifestasi perdarahan berupa uji tourni"uet positif serta
dari pemeriksaan fisik didapatkan pasien dalam keadaan syok #terdapat kegagalan
sirkulasi$, yaitu keadaan umum yang buruk, gelisah, dengan tekanan darah !%&'%
mmHg, nadi yang (epat dan halus, frekuensi nafas 2' )&menit, akral dingin dan
perfusi jelek. Dari pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan darah rutin
didapatkan hasil leukosit yang berada dalam batas normal, nilai hemoglobin dan
hematokrit yang (enderung meningkat serta didapatkan trombositopenia yaitu sebesar
'%.%%%&mm* #pemeriksaan pada tanggal +%&%&2%++$, *%.%%%&mm*dan
2*.%%%&mm*#pemeriksaanpada tanggal ++&%&2%++$. Hal ini merupakan salah satudari kriteria laboratories DBD. Hemoglobin dan hematokrit yang meningkat
menunjukkan adanya hemokonsentrasi. Peningkatan kadar hematokrit merupakan
bukti adanya kebo(oran plasma. Hal ini memperkuat diagnosis demam berdarah
dengue. -elain itu pada pasien ini juga didapatkan tandatanda kegagalan sirkulasi
seperti nadi yang lemah, perfusi perifer yang menurun dan akral yang dingin dan
lembab. Hal ini menunjukkan baha pasien ini mengalami DBD derajat III. Hal ini
sesuai dengan literatur yang mengatakan baha pada sindrom syok dengue, setelah
demam berlangsung selama beberapa hari keadaan umum pasien dapat tibatiba
memburuk, yang biasannya terjadi pada saat atau setelah demam menurun, yakni
antara hari sakit ke * / !. Pada sebagian besar kasus ditemukan tandatanda
kegagalan sirkulasi, kulit teraba lembab dan dingin, serta nadi menjadi(epat dan
halus. Pasien seringkali akan mengeluh nyeri di daerah perut sesaa tsebelum syok.
7/21/2019 Bab III (Pembahasan)
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-pembahasan-56d9d3919e1b7 2/6
Pada pemeriksaan laboratorium biasanya akan ditemukan adanya hemokonsentrasi
#peningkatan kadar hematokrit02%1$ dan trombositopenia +' #trombosit
+%%.%%%&mm*$. 3erjadinya peningkatan kadar Hb merupakan buktiterjadinya
kebo(oran plasma. 3rombositopenia sedang sampai berat yuang disertaidengan
hemokonsentrasi adalah temuan laboratorium yang khusus untuk DBD.Patofisiologi
yang menunjukkan derajat keparahan DBD dan membedakannya dariDemam Dengue
adalah keluarnya plasma yang bermanifestasi sebagai peningkatanhematokrit
#hemokonsentrasi$, efusi serosa, atau hipoproteinemia.
4ambar +. Pola demam pada DBD yang menyerupai Pelana kuda
7/21/2019 Bab III (Pembahasan)
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-pembahasan-56d9d3919e1b7 3/6
Beberapa tanda dan gejala yang perlu diperhatikan dalam diagnostik
klinik pada penderita D-- menurut Wong adalah sebagai berikut.
+.5louding of sensorium
2. 3andatanda hipo6olemia, seperti akral dingin, tekanan darah menurun.
*. 7yeri perut.
8. 3andatanda perdarahan diluar kulit, dalam hal ini seperti epistaksis,hematemesis,
melena, hematuri dan hemoptisis.
9. 3rombositopenia berat.
'. :danya efusi pleura pada toraks foto.
!. 3andatanda miokarditis pada ;<4
Pengobatan DBD bersifat suportif. 3atalaksana didasarkan atas adanya
perubahan fisiologi berupa perembesan plasma dan perdarahan. Perembesan
plasmadapat mengakibatkan syok, anoksia, dan kematian. Deteksi dini terhadap
adanyaperembesan plasma dan penggantian (airan yang adekuat akan men(egah
terjadinyasyok, Perembesan plasma biasanya terjadi pada saat peralihan dari fase
demam #fasefebris$ ke fase penurunan suhu #fase afebris$ yang biasanya terjadi pada
hari ketigasampai kelima. Oleh karena itu pada periode kritis tersebut diperlukan
peningkatankeaspadaan. :danya perembesan plasma dan perdarahan dapat
diaspadai denganpengaasan klinis dan pemantauan kadar hematokrit dan jumlah
trombosit.Pemilihan jenis (airan dan jumlah yang akan diberikan merupakan
kun(ikeberhasilan pengobatan.Diagnosis dini dan memberikan nasehat untuk segera
diraat bila terdapat tandasyok, merupakan hal yang penting untuk mengurangi
angka kematian. Di pihak lain,perjalanan penyakit DBD sulit diramalkan. Pasien
yang pada aktu masuk keadaanumumnya tampak baik, dalam aktu singkat dapat
memburuk dan tidak tertolong.<un(i keberhasilan tatalaksana DBD&--D terletak
pada ketrampilan para dokteruntuk dapat mengatasi masa peralihan dari fase demam
ke fase penurunan suhu #fasekritis, fase syok$ dengan baik.
7/21/2019 Bab III (Pembahasan)
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-pembahasan-56d9d3919e1b7 4/6
3erapi yang diberikan pada pasien ini meliputi terapi suportif dan simtomatik.3erapi
suportif yang diberikan adalah pemberian O2 melalui nasal kanul 2 literpermenit.
Pemberian oksigen harus selalu dilakukan pada semua pasien syok.-aturasi oksigen
pada pasien harus dipertahankan = 21, oleh karena itu untuk pemantauan
diperlukan pemasangan pulse o)imetry untuk mengetahui saturasi oksigen dalam
darah.-elain itu juga dilakukan pemasangan infus (airan intra6ena berupa ringer
laktat #>?$@8% m? dalam *% menit pertama .>inger laktat adalah salah satu larutan
kristaloid yang direkomendasikan WHO pada terapi DBD. Pengobatan aal (airan
intra6ena pada keadaan syok adalah dengan larutan kristaloid 2% ml&kg berat badan
dalam *% menit. Pada pasien ini berat badannya adalah 82 kg sehingga didapatkan
jumlah (airan yang diberikan adalah @8% ml dalam *% menit dengan tetesan infus
sebesar 9'% tetes per menit makro A#@8%&*%$ ) 2%. :pabila syok belum teratasi dan
atau keadaan klinis memburuk setelah *% menit pemberian (airan aal, (airan diganti
dengan koloid #dekstran 8% atau plasma$ +%2% ml&kgBB&jam, dengan jumlah
maksimal *%ml&kgBB&jam. -egera setelah terjadi perbaikan, segera (airan ditukar
kembali dengan kristaloid dengan tetesan 2% ml&kgBB. Pada pasien kondisi membaik
setelah dilakukan pemberian (airan aal sehingga jumlah (airan yang diberikan
dikurangi menjadi 82% ml dalam + jam #+% ml&kgBB&jam$. Cika kondisi tetap stabil
dan membaik maka (airan diturunkan menjadi 2+% ml&jam #9 ml&kgBB&jam$ atau Cika
dalam 28 jam kondisi membaik dan stabil maka (airan diturunkan lagi menjadi
+2'ml&jam #* ml&kgBB&jam$ atau 82 tpm makro dan dalam 8@ jam setelah syok
teratasi pemberian terapi (airan dapat dihentikan.Oleh karena perembesan plasma
tidak konstan #perembesan plasma terjadi lebih (epat pada saat suhu turun$, maka
6olume (airan pengganti harus disesua ikandengan ke(epatan dan kehilangan plasma,
yang dapat diketahui dari pemantauan kadar hematokrit. Penggantian 6olume yang
berlebihan dan terus menerus setelah plasma terhenti perlu mendapat perhatian.
Perembesan plasma berhenti ketika memasuki fase penyembuhan, saat terjadi
reabsorbsi (airan ekstra6askular kembalike dalam intra6askuler. :pabila pada saat itu
(airan tidak dikurangi, akan menyebabkan edema paru dan distres pernafasan -ebagai
7/21/2019 Bab III (Pembahasan)
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-pembahasan-56d9d3919e1b7 5/6
terapi simptomatik pada pasien ini diberikan parasetamol untuk mengatasi demam
dengan dosis sebanyak * ) 9%% mg PO #apabila suhu = *@ 5$.<arena pasien ini
mengeluhkan adanya nyeri perut terutama di ulu hati maka juga diberikan ranitidine
dengan dosis 9% mg untuk sekali pemberian yang diberikan 2 kalisehari. Diberikan
antibiotik dengan tujuan untuk men(egah terjadinya infeksisekunder yang mungkin
terjadi akibat manipulasi yang dilakukan terhadap pasien seperti pemasangan jalur
infus untuk pemberian (airan, pemasangan Douer 5atheter dan pengambilan sampel
darah yang se(ara rutin dilakukan. <esemuanya itumempunyai resiko untuk
terjadinya infeksi pada pasien ini. -elain itu berdasarkanhasil pemeriksaan
laboratorium pada tanggal ++ -eptember 2%++ didapatkanke(enderungan terjadinya
peningkatan leukosit meskipun hanya meningkat sedikit#dari ++.!%% &? menjadi
+*.'%%&?$.
-elain medikamentosa tidak lupa juga diberikan terapi non medikamentosa, yaitu
minum air yang banyak, mengedukasi keluarga pasien untuk melakukan kegiatan
pen(egahan DBD dengan *E menutup, menguras, mengubur barangbarang
yangdapat menampung airF menganjurkan agar pasien memakai repellan untuk
men(egah gigitan nyamuk, khususnya saat berada di lingkungan sekolahF dan
menjaga asupan nutrisi yang seimbang, baik kualitas, maupun kuantitasnya.Pasien
dapat dipulangkan apabila sudah tidak demam selama 28 jam tanpaan tipiretik, nafsu
makan membaik, tampak perbaikan se(ara klinis, hematokrit stabil,tiga hari setelah
syok teratasi, jumlah trombosit = 9%.%%%&mm* dan (enderung meningkat, serta tidak
dijumpai adanya distress pernafasan.Prognosis pada pasien ini "uo ad 6itam adalah
bonam karena penyakit pada pasien saat ini tidak mengan(am nyaa. Gntuk "uo ad
fun(tionam bonam, karenaorganorgan 6ital pasien masih berfungsi dengan baik dantidak terdapat adanyamanisfestasi perdarahan. Gntuk "uo ad sana(tionam bonam
karena kekambuhan pada DBD hanya dapat terjadi jika terdapat reinfeksi oleh 6irus
dengue. Dengan edukasi yang tepat, maka dapat dilakukan tindakan pen(egahan
terjadinya infeksi 6irus dengue
7/21/2019 Bab III (Pembahasan)
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-pembahasan-56d9d3919e1b7 6/6