bab iii metodologi penelitian a. -...

8
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian ini di lakukan di SMP Kristen Satya Wacana Salatiga, pada bulan Juli sampai bulan Agustus 2016. Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dalam dua siklus. Penetian ini dilakukan pada semester 1 tahun ajaran 2016/2017. B. Subjek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VIII B di SMP Kristen Satya Wacana Salatiga yang berjumlah 26 siswa yang terdiri dari 11 siswa perempuan dan 15 siswa laki-laki. C. Prosedur Penelitian Dalam penelitian tindakan kelas ini, merujuk pada model Kurt Lewin yang terdiri dari empat langkah, yaitu: 1. Perencanaan (Planning) 2. Aksi atau tindakan (Acting) 3. Observasi (Observing) 4. Refleksi (Reflecting) SIKLUS I 1. Perencanaan (Planning) meliputi : a. Menyusun rencana pelaksaan pembelajaran (RPP) b. Menyiapkan instrumen (lembar pengamatan siswa) c. Merancang format evaluasi (post test) dan kunci jawaban

Upload: others

Post on 10-Sep-2019

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian

Penelitian ini di lakukan di SMP Kristen Satya Wacana Salatiga, pada bulan Juli

sampai bulan Agustus 2016. Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dalam dua siklus.

Penetian ini dilakukan pada semester 1 tahun ajaran 2016/2017.

B. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VIII B di

SMP Kristen Satya Wacana Salatiga yang berjumlah 26 siswa yang terdiri dari 11 siswa

perempuan dan 15 siswa laki-laki.

C. Prosedur Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas ini, merujuk pada model Kurt Lewin yang terdiri

dari empat langkah, yaitu:

1. Perencanaan (Planning)

2. Aksi atau tindakan (Acting)

3. Observasi (Observing)

4. Refleksi (Reflecting)

SIKLUS I

1. Perencanaan (Planning) meliputi :

a. Menyusun rencana pelaksaan pembelajaran (RPP)

b. Menyiapkan instrumen (lembar pengamatan siswa)

c. Merancang format evaluasi (post test) dan kunci jawaban

d. Menyiapkan materi pembelajaran dan media pembelajaran yang diperlukan

(kumpulan soal, mahkota angka (untuk pembagian kelompok), dan power point.

e. Merancang pembelajaran dengan membentuk 4-5 kelompok, setiap kelompok

terdiri dari 5 siswa yang telah dibagi secara acak melalui pengambilan undian

mahkota angka yang terima siswa.

2. Tahap Tindakan (Action) meliputi :

Kegiatan awal

a. Menyiapkan laptop, sound, kumpulamn soal, mahkota angka untuk undian

anggota kelompok yang diperluka pelaksanaan pembelajaran.

b. Mengadakan tanya jawab yang mengarah pada materi pembelajaran.

c. Siswa diberi petunjuk mengenai prosedur pelaksanaan pembelajaran Numbered

Head Together.

Kegiatan Inti

a. Guru menjelaskan materi Keunggulan Lokasi dan Kehidupan Masyarakat di

Indonesia melalui LCD, menjelaskan materi yang sudah diringkas pada power

point.

b. Guru melakukan tanya jawab, dan memberikan kesempatan siswa untuk bertanya.

c. Guru membagi kelas menjadi 5 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 siswa

yang dibagi dengan cara mengambil mahkota angka secara acak.

d. Guru mengatur tempat duduk kelompok dengan mengacaknya.

e. Guru memberikan soal dan siswa menjwab

f. Guru membimbing siswa dan memberi penjelasan serta pengarahan terhadap

siswa yang belum memahami pembelajaran.

g. Guru memberi waktu setiap kelompok untuk menjawab soal yang telah di berikan

guru.

h. Jika waktu yang dietntukan kelompok untuk menjawab soal sudah habis, setiap

kelompok harus mempresentasikan jawaban nya yang telah didiskusikan itu

kepada kelompok lain.

i. Guru memberikan aplaus bagi kelompok yang telah mempresentasikan hasil

diskusinya didepan.

j. Guru meminta kelompok yang belum mempresentasikan itu untuk bertanya

kepada kelompok yang sudah mempresentasikan minimal 3 orang saja yang

tercepat tunjuk jari. Karena yang bertanya menjdapat point sehingga kelas tersebut

saling diskusi.

k. Siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan hasil belajar pada materi

tersebut.

Kegiatan akhir

Siswa secra individu mengerjakan post test di akhir pembelajaran

3. Tahap Observasi (Observing) meliputi:

a. Observer mengamati aktivitas siswa pada saat pembelajaran dan aktivitas guru

dalam menerapkan model pembelajaran Numbered Head Together pada mata

pelajaran IPS.

b. Observer mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi pada saat

penerapan model pembelajaran Numbered Head Together pada lembar

pengamatan siswa dan guru.

c. Tahap Reflesi (Reflection)

a) Siswa belum memanfaatkan waktu dengan tepat.

b) Beberapa siswa tidak dapat menjawab pertanyaan dengan baik.

c) Beberapa siswa masih kurang percya diri mengutarakan jawabannya di

depan kelas.

d) Melakukan pembelajaran diskusi dengan observer untuk membahas tentang

kekurangan pembelajaran pada siklus berikutnya.

Setelah mengetahui kekurangan pada siklus I, maka peneliti mencoba mengubah

strategi pada siklus II agar pelaksanaan lebih efektif.

SIKLUS II

1. Tahap perencanaan (Planning) meliputi :

a. Identifikasi masalah berdasarkan refleksi pada siklus I.

b. Menyusun kembali rencana pelakasanaan pembelajaran (RPP).

c. Menyiapkan kembali instrument (lembar pengamatan siswa).

d. Merancang kembali format evaluasi.

e. Menyiapkan kembali media pembelajaran yang diperlukan dalam proses

pembelajaran.

f. Merancang pembelajaran dengan membentuk kelompok belajar siswa yang terdiri

dari 4 siswa.

2. Tahap tindakan (acting) meliputi :

Kegiatan awal

a. Menyiapkan laptop, sound, kumpulan soal, mahkota angka untuk undian anggota

kelompok yang diperlukan pada saat pelaksanaan pembelajaran.

b. Mengadakan presentasi setiap kelompok untuk menjelaskan apa yang telah

didiskusikan dengan kelompoknya .

c. Siswa diberi petunjuk mengenai prosedur pelaksanaan pembelajaran Numbered

Head Together.

Kegiatan inti

a. Guru menjelaskan materi lanjutan.

b. Guru membagikan kalung bernomor secara acak kepada siswa, agar siswa

antusias dalam pelajaran IPS. Dan dengan nomor tersebut, siswa membuat

kelompok dengan menyamakan kalung nomornya.

c. Guru memberikan kepada siswa untuk membaca ulang materi dalam waktu 15

menit.

d. Guru berkeliling, membimbing dan membrikan penjelasan kepada siswa yang

belum memahami pembelajaran.

e. Guru kembali mengatur kelas dengan mengurutkan kelompok kalung bernomor.

f. Guru memberikan reaward berupa snack pocky bagi siswa yang dapat menjawab

pertanyaan dengan benar.

g. Permainan berlanjut hingga sebagian besar siswa dapat menjawab pertanyaan

yang di ajukan dengan guru dengan berdiskusi.

h. Siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan hasil belajar pada materi

tersebut.

Kegiatan akhir

Siswa secara indvidu mengerjakan post diakhir pembelajaran.

3. Tahap Observasi (Observing)

a. Observer mengamati aktivitas siswa pada siswa saat pembelajaran dan aktivitas

guru dalam menerapkan model pembelajaran Numbered Head Together pada

mata pelajaran IPS.

b. Observer mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi pada saat

penerapan model pembelajaran Numbered Head Together pada lembar

pengamatan siswa dan guru.

4. Tahap refleksi (Reflection)

a. Siswa sudah mengerti penerapan model Numbered Head Together, maka pada

siklus II ini siswa lebih aktif dan berpartisipasi di dalam proses pembelajaran

b. Siswa lebih tertarik dan dapat memahami materi Keunggulan Lokasi dan

Kehidupan Masyarakat di Indonesia

c. Siswa menggunakan waktu dengan cukup baik

d. Sebagian besar siswa dapat menjawab pertanyaan dengan benar, dan hanya

beberapa siswa kurang tepat dalam menjawab, tetapi temannya dapat membantu

menjawab dengan cara berdiskusi.

D. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunkan adalah observasi, tes, dan

dokumentasi.

1. Tes

Tes hasil adalah sekelompok pertanyaan atau tugas-tugas yang harus dijawab

atau diselesaikan oleh siswa dengan tujuan untuk mengukur belajar siswa (Slameto,

1986: 34). Bentuk tes yang dipilih untuk pengumpulan data adalah tes tertulis bentuk

pilihan ganda dan uraian.

2. Observasi

Observasi memumngkinakan peneliti merefleksi dan bersikap interprektif

terhadap penelitian yang dilakukan. Impresi dan perasaan pengamatan akan menjadi

bagian dari data yang pada gilirannya dapat dimanfaatkan untuk memahami fenmena

yang diamati adalah siswa yang melakukan proses pembelajaran, sedangkan peneliti

sebagai pelaksana PTK dan guru pamong atau pelajaran sebagai observer.

3. Dokumnetasi

Dokumentasi digunakan untuk memperkuat data yng telah diperoleh dalam

obesrvasi dengan mencatat atau mengabdikan dengan dokumen-dokumen tersebut

berupa arsip perenacanaan pelaksanaan pembelajaran dan hasil pekerjaaan siswa yang

dapat memberikan informasi data serta dokumen berupa foto yang menggambarkan

situasi pembelajaran IPS.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data tes belajar dianalisis menggunakan cara deskriptif. Klasifikasi

hasil observasi siswa yang diambil secara deskriptif kualitatif. Data yang sudah terkumpul

dianalisis dengan teknik deskriptif komparatif, yaitu mengolah data yang terkumpul mulai

pra siklus I, siklus II, kemudian membandingkannya, sehingga tampak peningkatan atau

keberhasilan pembelajaran yang dilaksanakan.

F. Indikator Keberhasilan

Adapun yang menjadi indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah hasil belajar

siswa yaitu rata rata kalsikal mencapai tujuh puluh delapan (78 an minimal 90% dari jumlah

siswa mencapai nilai haisl tuntas (KKM-71)). Tingkat keberhasilan pembelajaran

menggunakan metode pembelajaran Numbered Head Together dikatakan berhasil.

Untuk menghitung presentase peningkatan hasil belajar dengan rumus:

Keterangan :

% = Presentase peningkatan hasil belajar

n = Jumlah siswa tuntas

N = Jumlah siswa keseluruhan

(Muh. Ali, 1993: 186)

% = 𝑛

𝑁 X 100