bab iii metodologi penelitian a. b. -...

17
Rida Rubianti Kartini, 2014 Meningkatkan Kemampuan Mengenalkan Konsep Measurement (Pengukuran) Anak Usia Dini Melalui Metode Bermain Peran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di TK Islam Nur Al Rahman, yang beralamatkan di Jl. Cihanjuang No. 77A, Kelurahan Cibabat Kecamatan Cimahi Utara Kota Cimahi. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah anak-anak kelompok TK B yang terdiri dari 14 anak, 10 anak laki-laki dan 4 anak perempuan. B. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan mengadopsi dari pola pelaksanaaan penelitian tindakan kelas yang dikembangkan oleh Kurt Lewin. Dimana dalam konsep pokok penelitian Kurt Lewin (Trianto:2011) terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Hubungan keempat komponen tersebut dipandang sebagai satu siklus, seprti yang terlihat dalam gambar berikut ini: Gambar 3.1 Siklus dalam Penelitian Tindakan Kelas Model Kurt Lewin Terus Menerus Refleksi Pengamatan Perencanaan Tindakan Pengamatan Perencanaan Tindakan Refleksi

Upload: dangliem

Post on 20-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. B. - repository@UPIrepository.upi.edu/6388/5/S_PAUD_1004400_Chapter3.pdf · lalu di awali oleh berdoa dan nyanyi bersama. 2) Setelah anak-anak terkondisikan

Rida Rubianti Kartini, 2014 Meningkatkan Kemampuan Mengenalkan Konsep Measurement (Pengukuran) Anak Usia Dini Melalui Metode Bermain Peran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di TK Islam Nur Al Rahman, yang

beralamatkan di Jl. Cihanjuang No. 77A, Kelurahan Cibabat Kecamatan

Cimahi Utara Kota Cimahi. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah

anak-anak kelompok TK B yang terdiri dari 14 anak, 10 anak laki-laki dan 4

anak perempuan.

B. Desain Penelitian

Penelitian yang dilakukan mengadopsi dari pola pelaksanaaan penelitian

tindakan kelas yang dikembangkan oleh Kurt Lewin. Dimana dalam konsep

pokok penelitian Kurt Lewin (Trianto:2011) terdiri dari empat komponen,

yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan

refleksi (reflecting). Hubungan keempat komponen tersebut dipandang

sebagai satu siklus, seprti yang terlihat dalam gambar berikut ini:

Gambar 3.1 Siklus dalam Penelitian Tindakan Kelas Model Kurt Lewin

Terus Menerus

Refleksi

Pengamatan Perencanaan

Tindakan

Pengamatan Perencanaan

Tindakan

Refleksi

Page 2: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. B. - repository@UPIrepository.upi.edu/6388/5/S_PAUD_1004400_Chapter3.pdf · lalu di awali oleh berdoa dan nyanyi bersama. 2) Setelah anak-anak terkondisikan

41

Rida Rubianti Kartini, 2014 Meningkatkan Kemampuan Mengenalkan Konsep Measurement (Pengukuran) Anak Usia Dini Melalui Metode Bermain Peran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian ini mengembangkan hubungan komponen-komponen

yang ada di dalam penelitian tindakan kelas yang berbentuk satu siklus,

(Triyanto:2011) Pertama perencanaan (planning); kedua, tindakan (acting);

ketiga, pengamatan (observing); dan keempat, refleksi (reflecting). Hasil

refleksi akan digunakan sebagai pertimbangan dalam membuat rencana bagi

siklus berikutnya jika tindakan yang dilakukan sebelumnya belum berhasil,

demikian seterusnya hingga mencapai hasil yang ditetapkan.

1. Tahap Perencanaan

Tahap ini hal yang dilakukan adalah melakukan identifikasi masalah

yang berkaitan dengan kemampuan mengenal konsep measurement anak

usia dini khususnya untuk usia 5-6 tahun, kemudian merumuskan masalah

tersebut dan dianalisis penyebab masalah itu terjadi. Pada tahap ini

peneliti dan guru kelas berkolaborasi untuk menyusun rencana tindakan

yang akan dilakukan, menyusun skenario dan perencanaan pembelajaran

dengan menggunakan metode bermain peran, menyiapkan media

pembelajaran yang akan digunakan, menyeting kelas yang mendukung

pembelajaran, membuat format observasi dan yang terakhir evaluasi.

Dalam penelitian setiap siklusnya anak-anak akan diajak untuk

bermain peran dalam rangka meningkatkan kemampuan measurement

anak usia dini. Jenis kegiatan bermain peran yang akan dilakukan yaitu

jenis kegiatan drama terpimpin, dimana cerita drama dan dialognya sudah

dipersiapkan oleh guru dan anak-anak tinggal memainkannya sesuai

intruksi yang diberikan.

Adapun skenario pembelajaran yang akan dilakukan dalam setiap

siklusnya yaitu jenis bermain dramatisasi yang mengacu pada teori dalam

Bab II, yang dikemukakan oleh Masitoh, yang kemudian dikembangkan

oleh peneliti yang berkolaborasi bersama guru kelas sebagai berikut:

a) Tahap Persiapan

1) Peneliti dan guru kelas menyiapkan media pembelajaran yang

diperlukan dalam kegiatan bermain peran supaya nantinya anak-

anak bermain peran dengan leluasa dan nyaman

Page 3: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. B. - repository@UPIrepository.upi.edu/6388/5/S_PAUD_1004400_Chapter3.pdf · lalu di awali oleh berdoa dan nyanyi bersama. 2) Setelah anak-anak terkondisikan

42

Rida Rubianti Kartini, 2014 Meningkatkan Kemampuan Mengenalkan Konsep Measurement (Pengukuran) Anak Usia Dini Melalui Metode Bermain Peran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Peneliti bersama guru kelas menyambut anak dan memberi

kesempatan kepada anak untuk bermain bebas terlebih dahulu,

untuk memberikan pemanasan kepada anak dalam menghadapi

kegiatan berikutnya.

3) Setelah kegiatan bermain anak-anak dikumpulkan dan berbaris

terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam kelas.

4) Guru memberi waktu kepada anak, untuk ke kamar mandi dan

minum secara bergantian supaya ketika bermain peran tidak ada

yang minta minum atau ke kamar mandi. Setelah itu anak-anak

siap untuk masuk kelas.

b) Tahap Pembukaan

1) Setelah anak-anak di dalam kelas, kemudian anak-anak

diposisikan duduk di atas karpet dan duduk berbentuk lingkaran,

lalu di awali oleh berdoa dan nyanyi bersama.

2) Setelah anak-anak terkondisikan dengan baik, dilanjutkan dengan

kegiatan mendengarkan cerita tentang topik yang akan dijadikan

cerita dalam kegiatan bermain peran.

3) Setelah guru menyelesaikan ceritanya, kemudian menjelaskan

kepada anak-anak bahwa cerita yang barusan yang didengarkan

akan dibuat drama dan dimainkan oleh anak-anak.

4) Guru membagi anak-anak menjadi 2 kelompok, untuk

memerankan tokoh yang ada di dalam cerita secara bergantian

5) Setelah terbagi menjadi 2 kelompok kemudian guru memilih

salah satu kelompok terlebih dahulu untuk memerankan tokoh-

tokoh yang ada di dalam cerita, kelompok yang lain menjadi

penonton.

6) Setelah berbagi peran, kemudian guru memberitahukan dialog

yang sudah disiapkan sebelumnya kepada setiap anak sesuai

perannya masing-masing

Page 4: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. B. - repository@UPIrepository.upi.edu/6388/5/S_PAUD_1004400_Chapter3.pdf · lalu di awali oleh berdoa dan nyanyi bersama. 2) Setelah anak-anak terkondisikan

43

Rida Rubianti Kartini, 2014 Meningkatkan Kemampuan Mengenalkan Konsep Measurement (Pengukuran) Anak Usia Dini Melalui Metode Bermain Peran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c) Tahap Inti

1) Setiap anak yang sudah mendapatkan peran dan dialognya

masing-masing, dibimbing oleh guru untuk menggingat apa saja

yang harus dilakukan oleh anak dalam bermain peran yang

dilakukannya.

2) Setelah mendapat penjelasan dan bimbingan dari guru, kemudian

anak dipersilahkan untuk memulai bermain perannya sesuai

dengan perannya masing-masing yang ada di dalam cerita.

3) Selama proses bermain peran guru terus membimbing dan

memotivasi anak, supaya anak merasa senang dan nyaman

memainkan perannya.

4) Untuk anak-anak yang belum mendapat giliran bermain peran,

dikondisikan duduk di kursi yang telah disiapkan, untuk

memperhatikan/ menonton temannya yang sedang bermain peran.

5) Setelah kegiatannya selesai, guru memberikan pujian dan reward

kepada anak-anak yang telah selesai memainkan perannya,

sehingga anak merasa dihargai apa yang telah dikerjakannya.

d) Tahap Penutup

1) Setelah semuanya mendapatkan giliran bermain peran, guru

mengajak anak-anak untuk duduk kembali di atas karpet dan

duduk berbentuk lingkaran.

2) Guru bertanya kepada anak tentang kegiatan yang sudah

dilakukan, dan mempersilahkan setiap anak untuk

mengungkapkan apa yang dirasakannya ketika memainkan peran

yang dimainkannya tadi.

3) Guru memberikan pujian kepada anak-anak yang sudah berani

bermain peran secara bergantian, dan memberikan motivasi terus

untuk anak yang masih terlihat malu-malu ketika memainkan

perannya.

4) Guru melakukan evaluasi dalam kegiatan ini bersama anak-anak,

untuk mengukur sejauh mana keberhasilan kegiatan bermain

Page 5: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. B. - repository@UPIrepository.upi.edu/6388/5/S_PAUD_1004400_Chapter3.pdf · lalu di awali oleh berdoa dan nyanyi bersama. 2) Setelah anak-anak terkondisikan

44

Rida Rubianti Kartini, 2014 Meningkatkan Kemampuan Mengenalkan Konsep Measurement (Pengukuran) Anak Usia Dini Melalui Metode Bermain Peran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peran ini, khususnya dalam meningkatkan kemampuan mengenal

konsep mesurement anak usia dini. Jika dalam siklus I kegiatan

yang dilakukan belum maksimal, selanjutnya guru

mempersiapkan kegiatan bermain peran dengan tema yang

berbeda untuk kegiatan di siklus selanjutnya.

2. Tahap Tindakan

Tahap ini merupakan implementasi dari tahapan perencanaan. Pada

tahap ini peneliti berperan sebagai observer, dan guru kelas sebagai

pelaksana tentang apa yang telah dipaparkan dalam tahap perencanaan

sebelumnya. Peneliti bekerjasama dengan guru kelas TK B di TK Islam

Nur Al Rahman, untuk menerapkan segala rancangan yang telah

dirumuskan bersama dalam meningkatkan kemampuan mengenal konsep

measurement anak usia dini melalui metode bermain peran.

Adapun rancangan aktifitas yang akan dilakukan dalam setiap

siklusnya adalah kegiatan bermain peran digambarkan dalam gambar

berikut ini:

Gambar 3.2 Rancangan aktifitas dalam setiap siklus

3. Tahap Observasi

Dalam tahap observasi menggunakan beberapa macam alat

observasi. Alat observasi yang di gunakan untuk siswa dan guru berupa

angket yang berisikan pedoman observasi, sedangkan pedoman

wawancara ditujukan untuk guru dalam mencari informasi lebih lanjut.

Pada tahap ini peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara

melakukan pengamatan tentang tindakan yang sedang berlangsung.

Binatang Jalan-jalan ke kebun binatang

Belanja ke pasar tradisional

Binatang darat

Jenis-jenis sayuran Tanaman

Makan di restaurant

Page 6: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. B. - repository@UPIrepository.upi.edu/6388/5/S_PAUD_1004400_Chapter3.pdf · lalu di awali oleh berdoa dan nyanyi bersama. 2) Setelah anak-anak terkondisikan

45

Rida Rubianti Kartini, 2014 Meningkatkan Kemampuan Mengenalkan Konsep Measurement (Pengukuran) Anak Usia Dini Melalui Metode Bermain Peran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sebenarnya pengamatan yang dilakukan ini waktunya bersamaan dengan

tindakan. Dalam tahap ini peneliti mencatat kembali tentang apa yang

telah terjadi dengan menggunakan instrumen untuk memperoleh data

yang akurat dalam mengukur kemampuan mengenal konsep measurement

melalui kegiatan bermain peran.

4. Tahap Refleksi

Setelah semua data terkumpul, tahap selanjutnya adalah tahap

refleksi, dimana peneliti melakukan analisis data yang dapat memberikan

arahan perbaikan untuk siklus selanjutnya. Pada tahap ini membahas

tentang perubahan yang terjadi pada siswa, guru, dan situasi kelas.

Mengukur apakah indikator yang telah ditentukan sudah tercapai atau

belum, kemudian apakah media pembelajaran yang di gunakan dalam

penelitian ini sudah terpenuhi atau belum. Hal tersebut dilakukan untuk

memutuskan nilai keberhasilan seberapa jauh tindakan yang telah

membawa perubahan dalam satu siklus. Jika dirasakan belum ada

perkembangan untuk kemampuan mengenal konsep measurement anak

usia dini pada kelompok TK B di TK Islam Nur Al Rahman, maka

peneliti yang berkolaborasi dengan guru kelas merencanakan kembali

kegiatan yang akan dilakukann dalam siklus berikutnya. Untuk refleksi

pada siklus terakhir peneliti dapat menyampaikan rencana yang

disarankan untuk peneliti lain jika menghentikan kegiatannya atau kepada

diri sendiri jika akan melanjutkan dalam kesempatan lain.

C. Metode Penelitian

Berdasarkan permasalahan dan tujuan yang telah dirumuskan

sebelumnya, yaitu secara umum bertujuan untuk memperoleh gambaran

tentang penerapan metode bermain peran dalam meningkatkan kemampuan

mengenal konsep measurement anak usia dini. Melalui penelitian ini

diharapkan dapat menghasilkan suatu pembelajaran yang dapat membantu

anak untuk meningkatkan memahami konsep measurement dengan metode

yang menyenangkan, dan bagi guru dapat dijadikan salah satu alternatif

Page 7: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. B. - repository@UPIrepository.upi.edu/6388/5/S_PAUD_1004400_Chapter3.pdf · lalu di awali oleh berdoa dan nyanyi bersama. 2) Setelah anak-anak terkondisikan

46

Rida Rubianti Kartini, 2014 Meningkatkan Kemampuan Mengenalkan Konsep Measurement (Pengukuran) Anak Usia Dini Melalui Metode Bermain Peran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

metode pembelajaran yang dapat diterapkan pada anak usia dini untuk

menciptakan suatu perubahan, perbaikan, dan meningkatkan kualitas

pendidikan anak usia dini.

Demi tercapainya tujuan di atas, maka diperlukan suatu metode

penelitian yang menitikberatkan pada upaya yang dapat menghasilkan suatu

solusi praktis dan konstektual tanpa mengabaikan hal-hal yang bersifat

teoritik. Berdasarkan pertimbangan tersebut, metode penelitian yang dinggap

tepat sasaran adalah metode penelitian tindakan (action research). Namun

penelitian tindakan yang dilakukan yang lebih difokuskan pada situasi kelas

yang dikenal dengan penelitian tindakan kelas (action research classroom).

Pada dasarnya penelitian tindakan kelas ini dimaksudkan untuk

peningkatan dan perbaikan dalam hal kinerja belajar siswa, mutu proses

pembelajaran di kelas, kualitas penggunaan media alat bantu belajar, kualitas

prosedur dan alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur proses dan hasil

belajar siswa, masalah-masalah pendidikan di sekolah, serta kualitas

penerapan kurikulum dan pengembangan kompetensi siswa di sekolah.

Seperti pendapat Muslihudin (2009:25) “hasil utama dari penelitian ini

berupa tindakan ke arah perubahan, perbaikan, peningkatan mutu perilaku

seseorang atau sekelompok orang tertentu”.

Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif antara kepala sekolah, guru

serta peneliti. Dalam penelitian ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran dalam memfasilitasi proses perekembangan anak, khususnya

dalam aspek kemampuan mengenal konsep mesurement (pengukuran) anak

usia dini melalui penerapan metode bermain peran di kelompok TK B di TK

Islam Nur Al Rahman Cimahi.

D. Definisi Operasional

Supaya penelitian ini lebih jelas dan tidak menimbulkan pemahaman

ganda, maka penulis memberi batasan sesuai dengan apa yang dimaksudkan

dalam penelitian ini sebagai berikut:

Page 8: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. B. - repository@UPIrepository.upi.edu/6388/5/S_PAUD_1004400_Chapter3.pdf · lalu di awali oleh berdoa dan nyanyi bersama. 2) Setelah anak-anak terkondisikan

47

Rida Rubianti Kartini, 2014 Meningkatkan Kemampuan Mengenalkan Konsep Measurement (Pengukuran) Anak Usia Dini Melalui Metode Bermain Peran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Konsep Measurement (Pengukuran)

Pengertian measurement di dalam penelitian ini adalah mengukur

dan membandingkan sesuatu benda. Aktifitas measurement bagi anak

menurut Copley (2001:125)

Young children are constantly measuring how big, how tall, how

much, how far, how old, and how heavy they are compared to their

friends. In daily experiences such as choosing the biggest brownie or

pouring juice into too small a glass and spilling all over the counter,

children use and develop their intuitive notions of comparing volume,

area, length, and other attributes they will eventually learn to

measure.

Kegiatan anak dalam mengukur selalu berhubungan dengan

mengidentifikasi benda, apakah berukuran panjang, besar, tinggi, banyak,

jauh, lama dan berat. Selain itu anak selalu membandingkan dua buah

benda atau lebih, pada akhirnya yang mereka lakukan adalah belajar

untuk mengukur. Dalam penelitian ini peneliti membatasi pengukuran

(measurement) yang akan di aplikasikan di lapangan yaitu berkonsentrasi

hanya pada konsep pengukuran panjang. Pada usia pra sekolah

pengukuran panjang meliputi panjang, pendek, tinggi, rendah. Mengukur

panjang-pendek berarti dari samping kanan ke samping kiri atau

sebaliknya, dan mengukur tinggi-rendah berarti dari atas ke bawah atau

sebaliknya (Sriningsih:2008).

2. Bermain Peran

Pengertian bermain peran dalam penelitian ini adalah bermain pura-

pura, dimana anak belajar untuk mengenal dan memahami konsep

measurement. Nugraha (2012) menyatakan bahwa “Bermain peran

merupakan salah satu pembelajaran yang melibatkan anak-anak secara

aktif dalam memainkan peran-peran tertentu, dalam kegiatan ini anak

akan banyak menyelidiki dan mendapatkan pengalaman yang kaya baik

untuk dirinya sendiri, orang lain ataupun lingkungan di sekitarnya”.

Sedangkan menurut Hadfield (Faiq:2013) menyebutkan “bahwa strategi

bermain peran (role playing) adalah suatu permainan gerak yang

Page 9: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. B. - repository@UPIrepository.upi.edu/6388/5/S_PAUD_1004400_Chapter3.pdf · lalu di awali oleh berdoa dan nyanyi bersama. 2) Setelah anak-anak terkondisikan

48

Rida Rubianti Kartini, 2014 Meningkatkan Kemampuan Mengenalkan Konsep Measurement (Pengukuran) Anak Usia Dini Melalui Metode Bermain Peran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

didalamnya ada tujuan, aturan, dan sekaligus melibatkan unsur senang”.

Pada intinya bermain peran akan memberikan pengalaman hidup seorang

anak dengan membiarkan anak menjadi siapapun yang diinginkannya

dengan suasana yang menyenangkan. Selain hal tersebut melalui bermain

peran anak akan menyelidiki dan memahami hal-hal yang sedang mereka

pelajari termasuk dalam belajar memahami konsep measurement

(pengukuran). Dalam penelitian ini jenis bermain peran yang digunakan

yaitu jenis bermain peran makro, menurut Erikson (Nawangsih:2013)

Bermain peran makro adalah ketika anak-anak menggunakan alat besar

(alat yang sesungguhnya) untuk menciptakan dan memainkan peran-

perannya, dan anak dikatakan sedang bermain peran makro jika dia

memerankan sendiri suatu tokoh tersebut. Sedangkan bentuk dari

bermain peran dalam penelitian ini adalah drama terpimpin, dimana

skenario cerita dan dialog telah dibuat dan disiapkan. Isi cerita dibuat

disesuaikan dengan materi untuk meningkatkan kemampuan mengenal

konsep measurement (pengukuran) anak usia dini, anak-anak tinggal

memainkan peran-peran dan naskah yang sudah ada.

E. Instrumen Penelitian

Kisi-kisi instrumen memperlihatkan hubungan antara variabel yang

diteliti dengan sumber data dan metode yang akan digunakan serta instrumen

yang di susun (Arikunto:2010). Pengembangan kisi-kisi instrumen penelitian

ini, dibuat oleh peneliti dan dikonsultasikan kepada dosen pembimbing dan

ahli dalam bidang PTK (penelitian Tindakan Kelas), serta yang menguasai

bidang pengukuran (measurement) anak usia dini. Setelah mendapatkan

masukan dari pembimbing dan ahli di bidang PTK (Penelitian Tindakan

Kelas) yang telah memberikan judgment pada kisi-kisi yang telah dibuat oleh

peneliti, maka instrument ini dapat digunakan untuk mengukur kemampuan

mengenal konsep measurement anak usia dini melalui kegiatan bermain

peran. Adapun bentuk kisi-kisi instrumen penelitian di buat dalam tabel di

bawah ini:

Page 10: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. B. - repository@UPIrepository.upi.edu/6388/5/S_PAUD_1004400_Chapter3.pdf · lalu di awali oleh berdoa dan nyanyi bersama. 2) Setelah anak-anak terkondisikan

49

Rida Rubianti Kartini, 2014 Meningkatkan Kemampuan Mengenalkan Konsep Measurement (Pengukuran) Anak Usia Dini Melalui Metode Bermain Peran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1

Instrumen Penelitian Meningkatkan Kemampuan Mengenal Konsep

Measurement Anak Usia Dini Melalui Kegiatan Bermain Peran Variabel Dimensi Indikator Pernyataan

Measurement

(Pengukuran)

1. Measuring

Kemampuan

mengukur

sesuatu benda

yang berukuran

panjang-pendek,

tinggi-rendah

1.1. Mengukur

benda

menggunakan

satuan ukuran

tidak baku

1.1.1. Anak dapat mengukur

menggunakan sedotan

1.1.2. Anak dapat mengukur

menggunakan tali

1.2. Menyebutkan

ukuran dari

hasil

pengukuran

yang

dilakukannya

1.2.1. Anak dapat menyebutkan sesuatu

yang berukuran panjang

1.2.2. Anak dapat menyebutkan sesuatu

yang berukuran pendek

1.2.3. Anak dapat menyebutkan sesuatu

yang tinggi

1.2.4. Anak dapat menyebutkan sesuatu

yang rendah

2. Comparing

Kemampuan

dalam

membandin

gkan sesuatu

benda yang

berukuran

panjang-

pendek,

tinggi-

rendah.

2.1. Menunjukan

dua ukuran

yang berbeda

2.1.1. Anak dapat membedakan sesuatu

yang berukuran lebih panjang dan

lebih pendek

2.1.2. Anak dapat membedakan sesuatu

yang berukuran lebih tinggi dan

lebih rendah

2.2. Menunjukan

benda yang

berukuran ter-

dalam satu

kumpulan

benda yang

memiliki

ukuran yang

berbeda-beda.

2.2.1. Anak menunjukan benda yang ter-

panjang dalam satu kumpulan

benda

2.2.2. Anak menunjukan benda yang ter-

pendek dalam satu kumpulan

benda

2.2.3. Anak menunjukan benda yang ter-

tinggi dalam satu kumpulan benda

2.2.4. Anak menunjukan benda yang ter-

rendah dalam satu kumpulan

benda

2.3. Mengurutkan

sesuatu benda

dari beberapa

ukuran yang

berbeda

2.3.1. Anak dapat mengurutkan sesuatu

dari yang berukuran panjang ke

yang pendek

2.3.2. Anak dapat mengurutkan sesuatu

dari yang berukuran pendek ke

yang panjang

2.3.3. Anak dapat mengurutkan sesuatu

dari yang tinggi ke yang rendah

2.3.4. Anak dapat mengurutkan sesuatu

dari yang rendah ke yang tinggi Sumber: Coply (2001) dan Kurikulum 2010

Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, adalah

sebagai berikut:

1. Pedoman Observasi

Melalui pedoman observasi ini peneliti hanya melakukan

pengamatan yang mengacu pada indikator pencapaian perkembangan

Page 11: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. B. - repository@UPIrepository.upi.edu/6388/5/S_PAUD_1004400_Chapter3.pdf · lalu di awali oleh berdoa dan nyanyi bersama. 2) Setelah anak-anak terkondisikan

50

Rida Rubianti Kartini, 2014 Meningkatkan Kemampuan Mengenalkan Konsep Measurement (Pengukuran) Anak Usia Dini Melalui Metode Bermain Peran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

anak dalam teori Coply. Adapun cara mengisinya mengacu pada pedoman

penilaian di Taman Kanak-kanak dalam Kurikulum Taman Kanak-kanak

tahun 2010. Pedoman observasi ini hanya memberikan nilai/ poin 1 pada

kolom BB (belum berkembang) yang berarti bintang satu ( ), poin 2

pada kolom MB (mulai berkembang) yang berarti bintang dua ( ),

poin 3 pada kolom BSH (berkembang sesuai harapan) yang berarti

bintang tiga ( ), dan poin 4 pada kolom BSB (berkembang sangat

baik) yang berarti bintang empat ( ). Berikut adalah pedoman

observasi kemampuan mengenal konsep measurement (pengukuran) anak

usia dini:

Tabel 3.2

Pedoman Observasi Kemampuan Mengenal Konsep Measurement

(Pengukuran) Anak Usia dini

No Aspek Yang Dinilai SHN

RDH

NAI

ZHF

RYU

IQB

AZW

ERK

NSH

YSR

GGT

ARK

GHI

ALY

1 Menyebutkan benda yang berukuran panjang

2 Menyebutkan benda yang berukuran pendek

3 Menyebutkan benda yang berukuran tinggi

4 Menyebutkan benda yang berukuran rendah

5 Mengukur menggunakan sedotan

6 Mengukur menggunakan tali

7 Membedakan sesuatu benda yang berukuran panjang dan pendek

8 Membedakan sesuatu benda yang berukuran tinggi dan rendah

9 Menunjukan benda yang ter-panjang dalam satu kumpulan benda

10 Menunjukan benda yang ter-pendek dalam satu kumpulan benda

11 Menunjukan benda yang ter-tinggi dalam satu kumpulan benda

12 Menunjukan benda yang ter-rendah dalam satu kumpulan benda

Page 12: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. B. - repository@UPIrepository.upi.edu/6388/5/S_PAUD_1004400_Chapter3.pdf · lalu di awali oleh berdoa dan nyanyi bersama. 2) Setelah anak-anak terkondisikan

51

Rida Rubianti Kartini, 2014 Meningkatkan Kemampuan Mengenalkan Konsep Measurement (Pengukuran) Anak Usia Dini Melalui Metode Bermain Peran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sumber: Coply (2001) dan Kurikulum 2010

Keterangan:

BB : Belum Berkembang (1) BSH : Berkembang Sesuai Harapan (3)

MB : Mulai Berkembang (2) BSB : Berkembang Sangat Baik (4)

Berikut adalah pedoman observasi untuk guru, yang dijadikan acuan

ketika belajar menggunakan metode bermain peran:

Tabel 3.3

Pedoman Observasi Guru Dalam Menggunakan Metode Bermain Peran

No. Aspek Observasi YA TIDAK

1. Mengkondisikan anak-anak duduk di atas karpet

2. Menceritakan topik/ isi cerita yang akan dimainkan dalam bermain peran

3. Memberi penjelasan kepada anak tentang kegiatan bermain peran yang akan dimainkan

4. Membagi anak-anak menjadi 2 kelompok

5. Memberitahukan dialog kepada anak sesuai perannya masing-masing

6. Membimbing anak untuk mengingat tugas dialognya masing-masing

7. Memotivasi anak pada saat kegiatan berlangsung

8. Mengkondisikan anak yang belum kebagian bermain peran

9. Memberikan pujian dan reward kepada anak yang sudah bermain peran

10. Mengajak kembali duduk di atas karpet

11. Bertanya kepada setiap anak tentang apa yang dirasakan ketika bermain peran

12. Melakukan evaluasi

* () Pada kolom yang sesuai

2. Catatan Lapangan

Catatan dibuat ketika kegiatan tindakan setiap siklus berlangsung, hal ini

dimaksudkan untuk mendokumentasikan informasi yang terjadi ketika

pembelajaran berlangsung. Adapun model catatan yang dibuat oleh

peneliti adalah sebagai berikut:

13 Mengurutkan benda dari yang berukuran panjang ke pendek

14 Mengurutkan benda dari yang brukuran pendek ke panjang

15 Mengurutkan benda dari yang berukuran tinggi ke berukuran rendah

16 Mengurutkan benda dari yang berukuran rendah ke yang berukuran tinggi

Page 13: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. B. - repository@UPIrepository.upi.edu/6388/5/S_PAUD_1004400_Chapter3.pdf · lalu di awali oleh berdoa dan nyanyi bersama. 2) Setelah anak-anak terkondisikan

52

Rida Rubianti Kartini, 2014 Meningkatkan Kemampuan Mengenalkan Konsep Measurement (Pengukuran) Anak Usia Dini Melalui Metode Bermain Peran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.3

Format Catatan Lapangan Dalam Meningkatkan Kemampuan Mengenal

Konsep Measurement Anak Usia Dini Melalui Metode Bermain Peran

3. Pedoman Wawancara

Dalam penelitian ini penulis menggunakan wawancara terstruktur

dan tidak terstruktur. Kedua jenis wawancara ini mengacu pada indikator

wilayah measurement anak usia dini, metode pembelajaran yang sering

digunakan dalam proses pembelajaran, lalu media pembelajaran yang

digunakan dalam proses pembelajaran dan sebagainya. Kemudian peneliti

menarik kesimpulan berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan.

Berikut pedoman wawancara yang digunakan untuk mengumpulkan

informasi dalam penelitian ini:

Tabel 3.4

Pedoman Wawancara Dalam Meningkatkan Kemampuan Mengenal Konsep

Measurement Anak Usia Dini Melalui Metode Bermain Peran

1. Pertanyaan : Bagaimana proses pembelajaran yang sudah dilakukan untuk meningkatkan kemampuan measurement AUD?

Jawaban :

2. Pertanyaan : Metode pembelajaran apa yang digunakan dalam proses KBM untuk meningkatkan konsep measurement AUD?

Jawaban :

3. Pertanyaan : Media apa saja yang digunakan untuk menunjang proses pembelajaran dalam rangka meningkatkan kemampuan measurement AUD?

Jawaban :

4. Pertanyaan : Bagaimana implementasi rencana pembelajaran yang dilakukan dalam meningkatkan measurement AUD??

Jawaban :

Catatan Lapangan Hari/ Tanggal: Siklus: Bermain Drama: Uraian Deskripsi: _______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________

Page 14: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. B. - repository@UPIrepository.upi.edu/6388/5/S_PAUD_1004400_Chapter3.pdf · lalu di awali oleh berdoa dan nyanyi bersama. 2) Setelah anak-anak terkondisikan

53

Rida Rubianti Kartini, 2014 Meningkatkan Kemampuan Mengenalkan Konsep Measurement (Pengukuran) Anak Usia Dini Melalui Metode Bermain Peran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Pertanyaan : Bagaimana respon anak-anak di dalam kelas?

Jawaban :

6. Pertanyaan : Faktor-faktor apa saja yang dapatmendukung proses KBM dalam meningkatkan measurement AUD?

Jawaban :

7. Pertanyaan : Hambatan apa saja yang ditemui ketika proses pembelajaran berlangsung??

Jawaban :

8. Pertanyaan : Bagaimana setelah menerapkan metode bermain peran dalam proses KBM sebagai salah satu cara dalam meningkatkan measurement AUD?

Jawaban :

9. Pertanyaan : Bagaimana bentuk evaluasi anak-anak setelah KBM di laksanakan??

Jawaban :

10. Pertanyaan : Bagaimana bentuk peniliain yang diberikan untuk anak?

Jawaban :

11. Pertanyaan : Apa perbedaan metode pembelajaran yang biasa dilakukan dengan metode bermain peran dalam rangka meningkatkan konsep measurement AUD?

Jawaban :

F. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

observasi, wawancara dan studi dokumentasi.

1. Observasi menurut Wahyudin dan Agustin (2010) adalah suatu teknik

yang dapat dilakukan dalam rangka mendapatkan berbagai informasi atau

data tentang perkembangan dan permasalahan anak. Observasi ini

bertujuan untuk mencari data tentang kondisi anak-anak, kejadian yang

ada di TK Islam Nur Al Rahman, proses pembelajarannya, metode

pembelajaran yang digunakan, sehingga memudahkan penulis dalam

menyajikan data yang disesuaikan dengan kondisi saat itu.

2. Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan guna

mendapatkan informasi tentang perkembangan dan permasalahan anak

dengan cara melakukan percakapan langsung (Wahyudin dan

Agustin:2010). Menurut Trianto (2011) wawancara terbagi menjadi dua

bagian. Pertama, wawancara terstruktur yakni jenis wawancara dimana

Page 15: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. B. - repository@UPIrepository.upi.edu/6388/5/S_PAUD_1004400_Chapter3.pdf · lalu di awali oleh berdoa dan nyanyi bersama. 2) Setelah anak-anak terkondisikan

54

Rida Rubianti Kartini, 2014 Meningkatkan Kemampuan Mengenalkan Konsep Measurement (Pengukuran) Anak Usia Dini Melalui Metode Bermain Peran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pertanyaan-pertanyaannya telah disusun sedemikian rupa sehingga runtut.

Kemudian yang kedua adalah wawancara tidak terstruktur, dimana

pertanyaan tidak dibuat dan disusun secara ketat, sehingga dapat lebih

mengembangkan pertanyaan secara detil sesuai dengan pokok

pertanyaannya sehingga diperoleh jawaban yang lebih luas dan

mendalam. Melalui teknik wawancara ini penulis mendapatkan data

secara langsung dengan pihak sekolah, terutama guru-guru TK Islam Nur

Al Rahman tentang perkembangan anak, prestasi anak, dan gambaran

objek penelitian di TK Islam Nur Al Rahman.

3. Studi Dokumentasi menurut Moleong (1999) setiap bahan tertulis berupa

catatan pendek, dan film berupa foto, gambar ataupun video. Dalam

penelitian ini dokumen yang digunakan berupa catatan lapangan dan foto-

foto untuk menunjang informasi sebagai bukti ketika melaksanakan

kegiatan dengan menggunakan metode bermain peran untuk

meningkatkan kemampuan mengenal konsep measurement anak usia dini

di TK Islam Nur Al Rahman. Melalui studi dokumentasi ini dapat

digambarkan keterlibatan anak-anak dalam mengikuti kegiatan.

G. Analisis Data

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif,dimana pengumpulan data tentang poses dan hasil yang dicapai

menggunakan teknik pengamatan (observasi), catatan lapangan. Data yang

diperoleh kemudian dianalisa dengan teknis analisis kualitatif, yang

menggunakan model teknik analisis interaktif. Menurut Miles dan

Huberman (Kusnandar:2008) bahwa analisis interaktif terdiri atas tiga

komponen, yaitu reduksi data, paparan (display) data dan penarikan

kesimpulan. Reduksi data merupakan proses menyeleksi, menentukan

fokus, menyederhanakan meringkas, dan mengubah bentuk data mentah

yang ada dalam catatan lapangan. Dalam proses ini dilakukan penajaman,

pemfokusan, penyisihan data yang kurang bermakna dan mentanya

sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat ditarik dan diverifikasi.

Page 16: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. B. - repository@UPIrepository.upi.edu/6388/5/S_PAUD_1004400_Chapter3.pdf · lalu di awali oleh berdoa dan nyanyi bersama. 2) Setelah anak-anak terkondisikan

55

Rida Rubianti Kartini, 2014 Meningkatkan Kemampuan Mengenalkan Konsep Measurement (Pengukuran) Anak Usia Dini Melalui Metode Bermain Peran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah direduksi data siap di paparkan, artinya tahap analisis sampai pada

pemaparan data. Pemaparan data yang dimaksudkan untuk memudahkan

pemahaman terhadap apa yang telah terjadi sehingga memudahkan

penarikan kesimpulan atau menentukan tindakan yang akan dilakukan

selanjutnya. Penarikan kesimpulan dilakukan secara bertahap, dimulai dari

kesimpulan sementara yang ditarik pada akhir siklus satu ke kesimpulan

terevisi pada akhir siklus dua. Kesimpulan awal sampai yang terakhir

saling terkait, dan kesimpulan awal merupakan sebuah pijakan.

Cara penghitungan kemampuan mengenal konsep measurement

(pengukuran) pada anak-anak kelompok TK B di TK Islam Nur Al

Rahman menggunakan distribusi frekuensi sebagai berikut:

Tabel 3.5 Distribusi Frekuensi

Kemampuan Mengenal Konsep Measurement (Pengukuran)

Anak Usia Dini

No. Kategori Interval Tally F %

1 BB 16 – 27

2 MB 28 – 39

3 BSH 40 – 51

4 BSB 52

Keterangan:

1. Mencari Interval

a. Jumlah indikator/ item dikalikan dengan nilai tertinggi (keterangan

pada pedoman observasi)

16 X 4 = 64

b. Hasil perkalian dikurangi jumlah indikator/ item

64 – 12 = 48

c. Hasil pengurangan dibagi dengan jumlah kategori (keterangan pada

pedoman observasi)

48 : 4 = 12

Berdasarkan hasil penghitungan di atas maka jumlah interval yang

akan ditetapkan pada masing-masing kategori adalah 10. Interval

untuk masing-masing kategori adalah sebagai berikut:

Page 17: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. B. - repository@UPIrepository.upi.edu/6388/5/S_PAUD_1004400_Chapter3.pdf · lalu di awali oleh berdoa dan nyanyi bersama. 2) Setelah anak-anak terkondisikan

56

Rida Rubianti Kartini, 2014 Meningkatkan Kemampuan Mengenalkan Konsep Measurement (Pengukuran) Anak Usia Dini Melalui Metode Bermain Peran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Katergori BB = 16-27, MB = 28-39, BSH = 40-51, BSB = 52

2. Mengisi Tally dan Frekuensi

Mengisi kolom tally dan frekuensi berdasarkan hasil skor kemampuan

mengenal konsep measurement (pengukuran) pada anak yang terdapat

dalam lampiran.

3. Mencari Presentase

Presentase kemampuan mengenal konsep measurement pada anak

dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

P : Presentase

F : Frekuensi

N : Jumlah Anak