bab iii metodologi penelitian 3.1. tinjauan umum 3.2 ...repository.unika.ac.id/16960/4/14.b1.0005...
TRANSCRIPT
Tugas Akhir
Kajian Kuat Lentur Balok Beton Komposit Dengan Angkur
Baja Tulangan
Johanna Indah Mannuela (14.B1.0005)
Novita Cahyaningtyas (14.B1.0066)
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Tinjauan Umum
Penelitian merupakan upaya mengumpulkan data yang akan dianalisis. Selain
itu, penelitian merupakan suatu proses sesuai dengan tahapan atau metodologi
yang jelas sehingga mendapatkan hasil sesuai dengan tujuan penelitian. Pada
penelitian ini menggunakan beberapa tahapan dari mulai persiapan sampai
dengan pengambilan kesimpulan dan saran.
3.2. Tahapan Penelitian
Terdapat tiga tahapan yang digunakan pada penelitian ini. Berikut merupakan
bagan alir untuk memperjelas tahapan penelitian yang dapat dilihat pada
Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Bagan Alir Tahapan Penelitian
25
Tugas Akhir
Kajian Kuat Lentur Balok Beton Komposit Dengan Angkur
Baja Tulangan
Johanna Indah Mannuela (14.B1.0005)
Novita Cahyaningtyas (14.B1.0066)
26
3.2.1. Tahap I
Pada tahap I, merupakan tahap persiapan yang terdiri dari pengumpulan
literatur dan dasar teori yang diperlukan untuk melaksanakan penelitian. Pada
tahap ini juga mempersiapkan pengadaan material, persiapan alat yang
digunakan untuk benda uji serta mempersiapkan pengujian material dan
perencanaan mix design. Gambar 3.2 merupakan gambar bagan alir tahap I.
Gambar 3.2 Bagan Alir Tahap I
Berikut merupakan tahapan yang dilakukan pada tahap I.
1. Studi Literatur
Literatur yang digunakan dalam penelitian ini didapat dari berbagai macam
sumber seperti jurnal yang terdapat di internet, buku yang terdapat di
perpustakaan, serta dari tugas akhir dan disertasi dari penelitian terdahulu.
Tugas Akhir
Kajian Kuat Lentur Balok Beton Komposit Dengan Angkur
Baja Tulangan
Johanna Indah Mannuela (14.B1.0005)
Novita Cahyaningtyas (14.B1.0066)
27
2. Pengadaan Material
Material yang digunakan adalah agregat halus, agregat kasar, semen dan
air yang berasal dari Laboratorium Bahan Jati Kencana Beton. Gambar 3.3
merupakan gambar agregat kasar yang digunakan untuk penelitian.
Gambar 3.3 Agregat Kasar
3. Pengujian Material
Pengujian material yang dilakukan adalah sebagai berikut.
a. Pengujian analisis saringan agregat halus
Pengujian analisis saringan yang mengacu pada SNI 03-1968-1990,
digunakan untuk mengetahui pembagian butiran agregat halus dan
modulus kehalusan butiran, dari kedua hal tersebut dapat diketahui
tingkat kemudahan pengerjaan beton.
Peralatan yang digunakan adalah timbangan, satu set saringan, oven,
mesin pengguncang saringan. Langkah pengujian yang dilakukan
adalah mengeringkan benda uji ke dalam oven, lalu di masukkan ke
susunan saringan terbesar ke terkecil dan diguncang dengan mesin
pengguncang selama 15 menit.
b. Pengujian berat jenis dan penyerapan agregat halus
Pengujian ini dengan mengacu pada SNI 1970:2008, dilakukan dengan
menghitung berat benda uji dibagi dengan selisih dari berat air dan berat
pasir di dalam air. Peralatan yang digunakan adalah timbangan,
picnometer, kerucut terpancung, oven.
Tugas Akhir
Kajian Kuat Lentur Balok Beton Komposit Dengan Angkur
Baja Tulangan
Johanna Indah Mannuela (14.B1.0005)
Novita Cahyaningtyas (14.B1.0066)
28
c. Pengujian kadar air agregat halus
Pengujian ini dilakukan pada kondisi asli lapangan maupun dalam
kondisi SSD (Saturated Surface Dry). Kadar air agregat halus dapat
digunakan untuk menghitung koreksi kebutuhan agregat halus.
Tahap pertama pengujian adalah menimbang benda uji yang kemudian
di masukkan ke dalam oven. Benda uji ditimbang kembali dan dihitung
kadar air agregat halus dalam keadaan kering.
d. Pengujian kandungan lumpur dan kandungan organis pada agregat
halus.
Pada pengujian ini yang mengacu pada SNI 2816:2014, bertujuan untuk
mengetahui kadar lumpur dan kandungan zat organis yang terdapat
pada agregat halus. Peralatan yang digunakan adalah timbangan, gelas
ukur, oven, NaOH, air. Pengujian dilakukan dengan sistem kocokan
dengan menggunakan larutan NaOH.
e. Pengujian berat jenis dan penyerapan agregat kasar
Pengujian ini dengan mengacu SNI 1969:2008, dilakukan dengan
menghitung perubahan berat agregat di udara terbuka dengan berat
agregat di dalam air. Langkah pengujian adalah memasukkan benda uji
yang telah ditimbang dalam tempat air, kemudian menimbang beratnya.
Berat jenis didapatkan dari mengurangi berat awal dengan berat benda
uji di dalam air.
Langkah pengujian adalah mengisi picnometer dengan air sampai tanda
batas lalu ditimbang. Tahap selanjutnya yaitu mengeringkan benda uji
dalam oven pada suhu (110±5)o C. Masukkan benda uji ke dalam
picnometer yang berisi air lalu ditimbang.
f. Pengujian berat isi agregat kasar
Pengujian berat isi agregat kasar mengacu pada SNI 1973:2008,
pengujian ini digunakan untuk menentukan berat isi dari campuran
beton segar. Manfaat dari cara uji ini bagi perencana, pelaksana,
pengawas untuk mengetahui volume produksi campuran beton, kadar
semen yang digunakan dan kadar udara dalam beton dalam suatu
Tugas Akhir
Kajian Kuat Lentur Balok Beton Komposit Dengan Angkur
Baja Tulangan
Johanna Indah Mannuela (14.B1.0005)
Novita Cahyaningtyas (14.B1.0066)
29
campuran beton segar. Percobaan ini dilakukan dengan memasukkan
agregat kasar ke dalam wadah kemudian menghitung beratnya.
g. Pengujian konsistensi normal semen
Pengujian konsistensi normal semen merupakan pengujian untuk
menentukan prosentase air yang dibutuhkan sampai mencapai
konsistensi normal semen yang berpengaruh pada pengikatan sampai
pada saat beton mengeras.
Peralatan yang digunakan yaitu porselen, cincin ebonit, alat vicat, plat
kaca, stopwatch serta air. Langkah pengujian konsistensi normal semen
adalah menyetel alat vicat pada posisi nol, lalu mencampur 300 gr
semen dengan air sebanyak 25%-30% dari berat semen. Tahap
selanjutnya melepaskan jarum yang besar dengan diameter 10 mm dan
mencatat penurunan pada detik ke 30 setelah jarum dilepaskan.
Percobaan kembali diulang dengan prosentase air sedemikian rupa
sehingga diperoleh konsistensi normal yaitu pada penurunan 10 mm.
h. Pengujian berat jenis semen
Pada pengujian berat jenis semen, acuan yang digunakan adalah SNI
15-2531-1991. Pengujian ini menggunakan metode alat Le Chatelier.
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengatahui berat jenis semen
portland yang digunakan untuk pengendalian mutu semen. Pengujian
ini juga menggunakan kerosin sebagai cairan yang akan dimasukkan ke
dalam tabung bersama dengan semen portland yang akan diuji.
Berat jenis semen merupakan perbandingan berat volume kering semen
dengan berat volume air (volume air sama dengan volume semen).
4. Persiapan benda uji
Dalam tahap ini dilakukan persiapan alat yang digunakan untuk pembuatan
benda uji seperti cetakan, concrete mixer, alat slump test dan lain-lain.
Gambar 3.4 menunjukkan beberapa cetakan benda uji balok berukuran
15 cm × 15 cm × 60 cm dan cetakan silinder yang digunakan untuk
penelitian ini.
Tugas Akhir
Kajian Kuat Lentur Balok Beton Komposit Dengan Angkur
Baja Tulangan
Johanna Indah Mannuela (14.B1.0005)
Novita Cahyaningtyas (14.B1.0066)
30
Gambar 3.4 Cetakan Benda Uji Balok dan Silinder
5. Perencanaan Mix Design
Tahap selanjutnya setelah pengujian material dilakukan dan memenuhi
persyaratan yang telah ditentukan yaitu perencanaan mix design. Dalam
penelitian ini perencanaan mix design menggunakan metode dari CV. Jati
Kencana Beton. Pada perencanaan mix design dilanjutkan dengan trial mix
dan melanjutkan ke tahap II.
3.2.2. Tahap II
Pada tahap ini dilakukan pembuatan benda uji dan melakukan pengolahan data,
analisis data, serta pembahasan. Berikut merupakan beberapa tahapan pada
tahap II.
1. Pembuatan benda uji tahap I
Pembuatan benda uji dilakukan setelah trial mix selesai dan hasil trial mix
memenuhi ketentuan yang diharapkan. Pembuatan benda uji meliputi
pembuatan campuran beton (mixing), pemeriksaan nilai slump dan
perawatan beton. Berikut merupakan langkah – langkah pencampuran beton
dengan concrete mixer.
a. Agregat halus dan agregat kasar dengan perbandingan yang telah sesuai
dengan perencanaan dimasukkan ke dalam concrete mixer
b. Dalam keadaan kering, concrete mixer diputar hingga agregat terlihat
rata dan homogen.
Tugas Akhir
Kajian Kuat Lentur Balok Beton Komposit Dengan Angkur
Baja Tulangan
Johanna Indah Mannuela (14.B1.0005)
Novita Cahyaningtyas (14.B1.0066)
31
c. Memasukkan semen ke dalam adukan tersebut dan memutar kembali
concrete mixer agar tercampur dengan baik.
d. Memasukkan air sesuai dengan f.a.s ke dalam concrete mixer.
e. Setelah proses pencampuran selesai dilanjutkan pengujian nilai slump
yang telah ditentukan nilainya. Adukan beton dimasukkan ke dalam
cetakan benda uji.
f. Cetakan benda uji diletakkan di tempat yang tidak terkena sinar matahari
(± 1 hari). Benda uji dikeluarkan dari cetakan lalu dimasukkan ke dalam
bak perendaman untuk mengalami proses curing beton hingga berumur
28 hari.
Dalam tahap ini, pembuatan benda uji tahap I merupakan pembuatan 6 buah
benda uji balok berukuran 15 cm × 15 cm × 60 cm dan 3 buah benda uji
silinder berdiameter 15 cm dengan tinggi 30 cm.
2. Pengujian benda uji tahap I
Pada pengujian benda uji tahap I ini, pengujian yang dilakukan yaitu
pengujian kuat tekan beton untuk benda uji silinder berjumlah 3 buah dan
pengujian kuat lentur beton untuk benda uji balok berjumlah 3 buah.
Pengujian dilakukan saat beton berumur 28 hari. Pengujian dilakukan di
Laboratorium Jati Kencana Beton. Gambar 3.5 merupakan gambar alat yang
digunakan untuk menguji kuat tekan di Laboratorium Jati Kencana Beton.
Gambar 3.5 Alat Pengujian Kuat Tekan Beton
Tugas Akhir
Kajian Kuat Lentur Balok Beton Komposit Dengan Angkur
Baja Tulangan
Johanna Indah Mannuela (14.B1.0005)
Novita Cahyaningtyas (14.B1.0066)
32
Mesin
Bor
3. Pengangkuran benda uji balok
Benda uji yang telah dibuat pada pembuatan benda uji tahap I dilakukan
pengangkuran dengan baja tulangan berdiameter 13 mm dengan bentuk L
yang memiliki panjang 15 cm. Gambar 3.6 merupakan gambar angkur yang
akan digunakan pada penelitian ini.
15 cm
Gambar 3.6 Angkur (Sumber : Google Image)
Angkur dipasang pada 3 buah benda uji balok berukuran 15 cm × 15 cm ×
60 cm. berikut merupakan tahapan pengangkuran benda uji.
a. Pemboran dilakukan pada balok dengan jumlah 3 buah dengan jarak
masing masing 15 cm pada tiap titiknya. Alat yang digunakan adalah
mesin bor HILTI TE 7 (Gambar 3.7). Mesin bor tersebut diberi mata bor
dengan diameter 13 mm disesuaikan dengan diameter angkur yang akan
dipasang. Spesifikasi mesin bor HILTI TE 7 merupakan jenis mesin bor
yang digunakan khusus untuk mengebor beton.
Gambar 3.7 Mesin Bor HILTI TE 7
5 cm
Mata
Bor
Tugas Akhir
Kajian Kuat Lentur Balok Beton Komposit Dengan Angkur
Baja Tulangan
Johanna Indah Mannuela (14.B1.0005)
Novita Cahyaningtyas (14.B1.0066)
33
Ilustrasi gambar yang menunjukkan titik pomboran pada benda uji balok
dapat dilihat pada Gambar 3.8.
Gambar 3.8 Titik Pemboran Benda Uji Balok
b. Tahap selanjutnya merupakan pembersihan lubang bor dengan sikat
pembersih dan pompa udara yang bertujuan untuk membersihkan debu
dari pengeboran beton. Untuk sikat pembersih dapat dilihat pada
Gambar 3.9, sedangkan pompa udara dapat dilihat pada Gambar 3.10.
Gambar 3.9 Sikat Pembersih
Gambar 3.10 Pompa Udara
Tugas Akhir
Kajian Kuat Lentur Balok Beton Komposit Dengan Angkur
Baja Tulangan
Johanna Indah Mannuela (14.B1.0005)
Novita Cahyaningtyas (14.B1.0066)
34
c. Lubang angkur dan angkur direkatkan dengan chemical anchor HILTI
HIT-RE 500 V3. Gambar 3.11 merupakan gambar pengaplikasian
HILTI HIT-RE 500 V3.
Gambar 3.11 Pengaplikasian HILTI HIT-RE 500 V3 (Sumber : Adhesive
Anchoring System HILTI)
Chemical anchor HILTI HIT-RE 500 V3 (Gambar 3.12) dapat
diaplikasikan untuk merekatkan/mengikatkan angkur ke beton. Pada
chemichal anchor HILTI HIT-RE 500 V3 juga dapat diaplikasikan pada
struktur tahan gempa. Pemasangan chemichal anchor HILTI HIT-RE
500 V3 menggunakan alat bantu tembakan dari produk HILTI sendiri
yaitu HDE 500-A22 (Gambar 3.13).
Gambar 3.12 Chemical Anchor HILTI HIT-RE 500 V3 (Sumber : www.hilti.com)
Tugas Akhir
Kajian Kuat Lentur Balok Beton Komposit Dengan Angkur
Baja Tulangan
Johanna Indah Mannuela (14.B1.0005)
Novita Cahyaningtyas (14.B1.0066)
35
Gambar 3.13 Alat Tembakan Chemichal Anchor HDE 500-A22 (Sumber :
www.hilti.com)
2. Pembuatan benda uji tahap II
Pada tahap ini pembuatan benda uji tahap II merupakan pembuatan 6 buah
benda uji balok berukuran 15 cm × 15 cm × 60 cm dan 3 buah benda uji
silinder berdiameter 15 cm dengan tinggi 30 cm. Tiga buah benda uji balok
tahap II dikompositkan dengan benda uji balok tahap I yang telah diangkur
menggunakan baja tulangan. Pengkompositan antara 2 balok tersebut
menghasilkan 3 buah balok berukuran 15 cm × 30 cm × 60 cm. Tabel 3.1
merupakan penjelasan mengenai jumlah benda uji yang dihasilkan dari
pembuatan benda uji tahap II.
Tabel 3.1. Jumlah Benda Uji Tahap II
Benda Uji Jumlah
Silinder 15 cm × 30 cm 3 buah
Balok 15 cm × 15 cm × 60 cm 3 buah
Balok 15 cm × 30 cm × 60 cm 3 buah
3. Pembuatan Benda uji tahap III
Pembuatan benda uji tahap III merupakan pembuatan 3 buah benda uji balok
monolit berukuran 15 cm × 30 cm × 60. Ukuran balok sama dengan balok
komposit, namun pada balok monolit benda uji dicor langsung secara
bersamaan. Gambar 3.14 merupakan cetakan yang digunakan untuk
pembuatan benda uji tahap III ini.
Tugas Akhir
Kajian Kuat Lentur Balok Beton Komposit Dengan Angkur
Baja Tulangan
Johanna Indah Mannuela (14.B1.0005)
Novita Cahyaningtyas (14.B1.0066)
36
Gambar 3.14 Cetakan Benda Uji Tahap III
4. Pengujian benda uji tahap II dan III
Pada saat beton berumur 28 hari, benda uji silinder yang telah dibuat di uji
kuat tekan beton dan pengujian kuat lentur beton dilakukan untuk benda uji
balok baik yang berukuran 15 cm × 15 cm × 60 cm dan 15 cm × 30 cm × 60
cm. Gambar 3.15 merupakan gambar alat yang digunakan untuk pengujian
kuat lentur beton.
Gambar 3.15 Alat pengujian Kuat Lentur Beton
Tugas Akhir
Kajian Kuat Lentur Balok Beton Komposit Dengan Angkur
Baja Tulangan
Johanna Indah Mannuela (14.B1.0005)
Novita Cahyaningtyas (14.B1.0066)
37
5. Analisis data
Analisis data dilakukan dengan cara melakukan perbandingan nilai kuat
tekan dan nilai kuat lentur balok dari balok beton normal dengan balok beton
komposit.
Dari penjelasan diatas, bagan alir untuk tahap II dapat dilihat di Gambar 3.16
dan ilustrasi tahap II dapat dilihat di lampiran L-01.
Gambar 3.16 Bagan Alir Tahap II
Tugas Akhir
Kajian Kuat Lentur Balok Beton Komposit Dengan Angkur
Baja Tulangan
Johanna Indah Mannuela (14.B1.0005)
Novita Cahyaningtyas (14.B1.0066)
38
3.2.3. Tahap III
Pada tahap III merupakan penyusunan kesimpulan dari hasil penelitian dan
pembahasan data. Selanjutnya adanya saran yang bertujuan untuk menunjang
penelitian selanjutnya.
3.2.4. Rencana Kegiatan
Rencana kegiatan penelitian kajian kuat lentur balok beton komposit dengan
angkur baja tulangan dapat dilihat pada Tabel 3.2 dan pada Lampiran L-02.
Tabel 3.2. Rencana Kegiatan Penelitian
No Nama Kegiatan Waktu Kegiatan
1. Studi literatur, penyusunan proposal penelitian 17 Januari 2018 – 7 Februari 2018
2. Pendaftaran sidang proposal 8 Februari 2018
3 Pengujian Material dan analisis data
pengujian, perencanaan mix design
9 Februari 2018 – 11 Februari 2018
4. Persiapan benda uji 12 Februari 2018
5. Pembuatan benda uji tahap I 13 Februari 2018
6. Sidang proposal Minggu ke-3 bulan Februari
7 - Pengujian kuat tekan dan kuat lentur beton
tahap I
- Pemasangan chemical anchor HILTI HIT
RE-500 V3
13 Maret 2018
8 Persiapan benda uji 14 Maret 2018
9 Pembuatan benda uji tahap II 15 Maret 2018
10 Pengujian kuat tekan dan kuat lentur beton
tahap II
12 April 2018
11 Penyusunan laporan Tugas Akhir 26 Februari 2018 – 8 Mei 2018
12 Pendaftaran sidang Draft 9 Mei 2018
13 Sidang Draft Minggu ke-3 bulan Mei
14 Revisi laporan tugas akhir 28 Mei 2018 – 7 Juni 2018
15 Pendaftaran sidang akhir 8 Juni 2018
16 Sidang akhir Minggu ke-3 bulan Juni