bab iii metodologi penelitian 3.1 metode dan desain...

13
49 Jolanda Dessye Parinussa, 2013 Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay - Two Stray Terhadap Kemampuan Membaca dan Kemampuan Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Metodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh penulis yaitu metode penelitian dan desain penelitian. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan sebagai berikut ini. 3.1.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode ekperimen. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap hubungan antara dua variabel atau lebih atau untuk mencari pengaruh suatu variabel terhadap variabel yang lainnya dengan diberikannya perlakuan yang dikenakan pada subjek penelitian. Menurut Ruseffendi (2010: 35), penelitian eksperimen atau percobaan (experimental research) adalah penelitian yang benar-benar dilakukan untuk melihat hubungan sebab-akibat. Perlakuan yang kita terhadap, variabel bebas kita lihat hasilnya pada variabel terikat. Penelitian kuasi eksperimen adalah penelitian eksperimen dimana subjek tidak dikelompokkan secara acak. Menurut Ruseffendi (2010: 47), siswa tidak dikelompokan secara acak sehingga harus di upayakan agar kelompok-kelompok tersebut serupa mungkin. Kedua kelompok masing-masing eksperimen dan kontrol dilakukan pretes dan setelah selesai pembelajaran dilakukan postest. Metode eksperimen quasi dipandang relevan digunakan karena (1) terpusat pada pemecahan masalah yang aktual, (2) data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan, dianalisis kemudian disimpulkan, dan (3) adanya kelompok kontrol dan sampel yang dipilih. Kelas eksperimen diberikan perlakuan (treatment) dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay-Two Stray dan kelompok kontrol diberikan pembelajaran konvensional.

Upload: others

Post on 31-Dec-2019

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain ...repository.upi.edu/4570/6/T_BIND_1102634_CHAPTER3.pdf · experimental designs yang mengambil bentuk penilaian Pretest-Posttest

49

Jolanda Dessye Parinussa, 2013 Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay - Two Stray Terhadap Kemampuan Membaca dan Kemampuan Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode dan Desain Penelitian

Metodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh penulis

yaitu metode penelitian dan desain penelitian. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan

sebagai berikut ini.

3.1.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode

ekperimen. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap hubungan antara dua variabel

atau lebih atau untuk mencari pengaruh suatu variabel terhadap variabel yang lainnya

dengan diberikannya perlakuan yang dikenakan pada subjek penelitian.

Menurut Ruseffendi (2010: 35), penelitian eksperimen atau percobaan

(experimental research) adalah penelitian yang benar-benar dilakukan untuk melihat

hubungan sebab-akibat. Perlakuan yang kita terhadap, variabel bebas kita lihat

hasilnya pada variabel terikat. Penelitian kuasi eksperimen adalah penelitian

eksperimen dimana subjek tidak dikelompokkan secara acak.

Menurut Ruseffendi (2010: 47), siswa tidak dikelompokan secara acak

sehingga harus di upayakan agar kelompok-kelompok tersebut serupa mungkin.

Kedua kelompok masing-masing eksperimen dan kontrol dilakukan pretes dan

setelah selesai pembelajaran dilakukan postest.

Metode eksperimen quasi dipandang relevan digunakan karena (1) terpusat

pada pemecahan masalah yang aktual, (2) data yang dikumpulkan mula-mula

disusun, dijelaskan, dianalisis kemudian disimpulkan, dan (3) adanya kelompok

kontrol dan sampel yang dipilih. Kelas eksperimen diberikan perlakuan (treatment)

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay-Two Stray dan

kelompok kontrol diberikan pembelajaran konvensional.

Page 2: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain ...repository.upi.edu/4570/6/T_BIND_1102634_CHAPTER3.pdf · experimental designs yang mengambil bentuk penilaian Pretest-Posttest

50

Jolanda Dessye Parinussa, 2013 Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay - Two Stray Terhadap Kemampuan Membaca dan Kemampuan Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Fraenkel & Wallen (Syamsuddin A. R., & Vismaia S. Damaianti,

2007: 162), penelitian eksperimen kuasi (eksperimen semu) mempunyai tiga

karakteristik.

1) adanya kelompok kontrol.

2) siswa ditarik secara rambang (acak) dan ditandai untuk masing-masing kelompok.

3) sebuah tes awal diberikan untuk mengetahui perbedaan antar kelompok.

Selama proses pembelajaran, peneliti bertindak sebagai observer ditambah

dua atau tiga orang guru dan guru bahasa Indonesia bertindak sebagai pengajar, baik

di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol.

3.1.2 Desain Penelitian

Desain (rancangan) yang dipakai dalam penlitian ini adalah quasi-

experimental designs yang mengambil bentuk penilaian Pretest-Posttest Control

Group Design (Rancangan Tes Awal dan Tes Akhir dengan Kelompok Kontrol), di

mana dalam desain ini terdapat dua kelompok masing-masing kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol (random assignment) yang sulit dilakukan. Alih-alih mengacak

subjek ke dalam kelompok eksperimen dan kontrol, peneliti menggunakan kelompok

atau kelas sudah terbentuk sebagai kelompok ekperimen dan kelas kontrol (Furqon

dan Emi Emilia, 2010: 19-20).

Jenis rancangan ini digunakan pada eksperimen yaitu kelas-kelas yang sudah

ada sebagai kelompoknya dengan menganggap sama keadaan/kondisinya (Taniredja,

2011:56). Pemilihan kelas untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas control

yang dilakukan secara undi. Digunakan kelas kontrol sebagai pembanding untuk

mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Two stay-Two Stray

terhadap kemampuan membaca dan kemampuan berbicara siswa kelas VIII SMP

Kristen YPKPM Ambon

Dengan demikian desain penelitian ini adalah desain pretes-postes kelas

kontrol dan kelas eksperimen dengan bentuk:

Page 3: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain ...repository.upi.edu/4570/6/T_BIND_1102634_CHAPTER3.pdf · experimental designs yang mengambil bentuk penilaian Pretest-Posttest

51

Jolanda Dessye Parinussa, 2013 Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay - Two Stray Terhadap Kemampuan Membaca dan Kemampuan Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan:

E = Kelompok Eksperimen

K = Kelompok Kontrol

O1 = Pretes sebelum diberi perlakuan pada kelompok eksperimen

O2 = Postes setelah diberi perlakuan pada kelompok eksperimen

X1 = Perlakuan menggunakan model kooperatif tipe Two Stay-Two Stray yang

diterapkan pada kelas eksperimen

X2 = Model pembelajaran konvensional yang diterapkan di kelas kontrol

O3 = Pretes pada kelompok kontrol

O4 = Postes pada kelompok kontrol

(Ruseffendi, 2010:50)

Desain kelompok kontrol pretes-postes melibatkan paling tidak dua

kelompok. Pada desain di atas adanya pretes (O1 dan O3), dan adanya postes (O2 dan

O4). Kelompok yang satu tidak memperoleh perlakuan atau memperoleh perlakuan

biasa (X2) sedangkan kelompok yang satu lagi mendapat perlakuan X1 (Ruseffendi,

2010:50).

Pembelajaran membaca dan pembelajaran berbicara pada kelompok kontrol

diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional, sedangkan pada

kelas ekperimen diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran koopertif tipe

Two Stay-Two Stray. Sebelum membahas pokok bahasan, pada masing-masing kelas

eksperimen dan kontrol diberikan pretest untuk memgukur kemampuan membaca dan

kemampuan berbicara pada kelompok kelas eksperimen dan kelompok kelas kontrol.

E: O1 X1 O2

----------------------

K: O3 X2 O4

Page 4: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain ...repository.upi.edu/4570/6/T_BIND_1102634_CHAPTER3.pdf · experimental designs yang mengambil bentuk penilaian Pretest-Posttest

52

Jolanda Dessye Parinussa, 2013 Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay - Two Stray Terhadap Kemampuan Membaca dan Kemampuan Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Begitu pula setelah selesai pembelajaran melalui tiga kali perlakuan pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol diadakan posttest kemudian dihitung nilai rata-rata

pencapaian.

3.2 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang digunakan mengacu pada prosedur eksperimen.

Tahapan ini berlangsung sehingga tercapai tujuan yang diinginkan, dengan respons

siswa yang diharapkan, maka penelitian ini dapat mengakhiri hingga tahap akhir.

Prosedur penelitian eksperimen dapat dipaparkan sebagai berikut.

1) Penelitian dan pengumpulan data (research and information collecting).

Pengukuran kebutuhan, studi literatur, penelitian dalam skala kecil, pertimbangan-

pertimbangan dari segi nilai.

2) Menyepakati dengan guru tentang pelaksanaan pembelajaran membaca dan

berbicara dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay-Two

Stray pada kelas eksperimen, yaitu guru melaksanakan proses pembelajarannya

sedangkan peneliti sebagai observer dan patner guru.

3) Merancang jadwal dengan guru bidang studi Bahasa dan Sastra Indonesia. Proses

belajar mengajar dilaksanakan dua kali dalam seminggu, yaitu hari selasa dan

sabtu, pukul 08.00 sampai dengan 09.30 di kelas VIII-1 dan VIII-2.

4) Perencanaan (planning). Menyusun rencana penelitian, meliputi kemampuan-

kemampuan yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, rumusan tujuan yang

hendak dicapai dalam penelitian tersebut.

5) Pertemuan pertama pada tanggal 05 Februari 2013 pada waktu itu peneliti dan

siswa membicarakan materi yang berkaitan dengan materi novel dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay-Two Stray.

a) guru menjelaskan tujuan pembelajaran kepada siswa sesuai dengan standar

kompetensi dan kompetensi dasar yang hendak dicapai dalam berbicara;

Page 5: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain ...repository.upi.edu/4570/6/T_BIND_1102634_CHAPTER3.pdf · experimental designs yang mengambil bentuk penilaian Pretest-Posttest

53

Jolanda Dessye Parinussa, 2013 Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay - Two Stray Terhadap Kemampuan Membaca dan Kemampuan Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b) guru menjelaskan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay-Two Stray

kepada siswa dalam pembelajaran berbicara dengan memperhatikan komponen

kebahasaan dan nonkebahasaan;

c) menugasi siswa untuk membaca naskah novel dengan judul (1) Kesalahan

Cintaku; (2) Autum In Paris; (3) Perahu Kertas.

6) Memberikan tes awal kepada siswa kelas eksperimen den kelas kontrol pada

tanggal yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaannya siswa ditugaskan

menyampaikan isi novel telah dibaca dan dipersiapkan dalam kelas dan telah

disepakati sebelumnya. Untuk kelas eksperimen dibagi dalam 7 kelompok besar

dan diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay-

Two Stray, dimana setelah berdiskusi dalam kelompok, dua orang dari kelompok

tersebut bertamu ke kelompok yang lain, setelah mereka selesai berdiskusi dua

orang yang menjadi tamu tersebut kembali ke kelompok awal dan menyampaikan

hasil diskusi yang telah diterimanya dari kelompok lain, kemudian hasil diskusi

yang diterima tersebut didiskusikan dalam pembelajaran berbicara yang

disampaikan. Untuk kelas kontrol siswa dibentuk dalam beberapa kelompok kecil,

tetapi tanpa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay-Two

Stray dalam menyampaikan hasil diskusi kelompok disampaikan dalam diskusi

biasa.

7) Waktu antara tes awal dan tes akhir tiga minggu. Waktu yang tersedia ini

digunakan untuk melihat penampilan para siswa yang menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Two Stay-Two Stray dengan yang tidak

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay-Two Stray.

8) Memberikan tes akhir kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol pada tanggal 26

februari 2013. Pelaksanaan sama seperti pada waktu tes awal.

Page 6: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain ...repository.upi.edu/4570/6/T_BIND_1102634_CHAPTER3.pdf · experimental designs yang mengambil bentuk penilaian Pretest-Posttest

54

Jolanda Dessye Parinussa, 2013 Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay - Two Stray Terhadap Kemampuan Membaca dan Kemampuan Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan yang

berkaitan dengan penelitian, maka dibutuhkan teknik pengumpulan data yang sesuai

dengan tujuan penelitian. Teknik pengumpulan data penelitian dilaksanakan dalam

empat tahap yaitu (1) pemberian tes awal; (2) pelaksanaan pembelajaran keterampilan

mambaca dan keterampilan berbicara dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Two Stay-Two Stray; (3) pemberian tes akhir; (4) penyebaran angket

kepada siswa.

Pertama, memberi tes awal terhadap subjek penelitian dengan tujuan untuk

memperoleh data mengenai pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay-

Two Stray terhadap kemampuan membaca dan kemampuan berbicara siswa. Tes ini

diberikan kepada siswa yang menjadi objek penelitian.

Kedua, pengukuran kemampuan awal siswa tentang tes membaca novel serta

menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk pilihan ganda, dan tanggapan siswa

terhadap novel yang dibaca dalam bentuk tes berbicara. Hasil pengukuran digunakan

sebagai tes kemampuan awal siswa kelas VIII SMP Kristen YPKPM Ambon dalam

membaca dan berbicara sebelum perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif

tipe Two Stay-Two Stray. Kemampuan awal siswa kelas VIII SMP Kristen YPKPM

Ambon ini akan dibandingkan dengan hasil pengukuran tes akhir setelah proses

belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay-

Two Stray.

Ketiga, melaksanakan proses belajar mengajar. Kegiatan ini dilakukan oleh

guru dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay-Two Stray.

Keempat, memberikan tes akhir setelah proses belajar mengajar dilakukan

(postes).

Kelima, menyebarkan angket tentang kualitas proses belajar mengajar kepada

siswa.

Page 7: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain ...repository.upi.edu/4570/6/T_BIND_1102634_CHAPTER3.pdf · experimental designs yang mengambil bentuk penilaian Pretest-Posttest

55

Jolanda Dessye Parinussa, 2013 Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay - Two Stray Terhadap Kemampuan Membaca dan Kemampuan Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian terdiri atas skala penilaian dalam membaca, penilaian

dalam berbicara dan observasi. Skala penilaian berisi kriteria-kriteria untuk

menentukan tinggi rendahnya skor yang dicapai para siswa dalam pembelajaran

membaca dan berbicara dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Two Stay-Two Stray. Penilaian membaca ditentukan dengan menjawab pertanyaan

yang diberikan antara tes awal dan tes akhir dengan berpatokkan pada pendapat

Nurgiyantoro, sedangkan penilaian dalam berbicara meliputi aspek kebahasaan dan

nonkebahasaan. Dalam penyekoran kemampuan membaca dilakukan dengan melihat

selisih antara tes awal dan tes akhir. Penyekoran kemampuan berbicara digunakan

kategori tinggi, sedang, rendah. Penentuan skor merupakan modifikasi dari kriteria

yang dikemukakan oleh Sabarti Akhadiah (1988: 30).

Sesuai dengan jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini, maka

instrumen penelitian yang digunakan sebagai berikut.

1) Tes

Tes yang digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa (pretest) dan

kemampuan akhir siswa (posttest) dalam keterampilan membaca dan keterampilan

berbicara setelah proses belajar mengajar berlangsung. Pembelajaran membaca

dilakukan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan pilihan ganda secara tertulis

kemudian siswa menjawab sesuai novel yang diberikan kepada siswa. Adegan untuk

pembelajaran berbicara dilakukan bentuk tes secara lisan. Pengukuran ini dilakukan

kepada para siswa. Aspek-aspek yang diukur dalam tes keterampilan berbicara

meliputi faktor kebahasaan dan nonkebahasaan.

Kriteria penilaian kemampuan berbicara adalah sebagai berikut.

a) Faktor Kebahasaan

a. Ketepatan pemilihan kata

18-20 (tinggi). Apabila kata-kata yang digunakan tepat, semua kata mendukung

gagasan yang dikemukakan, unsur kedaerahan sama sekali tidak tampak.

Page 8: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain ...repository.upi.edu/4570/6/T_BIND_1102634_CHAPTER3.pdf · experimental designs yang mengambil bentuk penilaian Pretest-Posttest

56

Jolanda Dessye Parinussa, 2013 Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay - Two Stray Terhadap Kemampuan Membaca dan Kemampuan Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

12-17 (sedang). Apabila terdapat satu sampai tiga kata daerah, kata asing, dan

kata yang tidak tepat pemakaiannya sehingga agak mengganggu dalam

menyampaikan informasi.

6-11 (rendah). Apabila terdapat banyak kata daerah atau kata asing yang

digunakan dan ada beberapa kata yang tidak tepat penggunaannya sehingga

sangat mengganggu gagasan yang disampaikan.

b. Struktur/ Pemakaian Kalimat

18-20 (tinggi). Apabila sama sekali tidak ada kesalahan dalam susunan kata,

frasa, atau kalimat sehingga pesan yang disampaikan dapat dipahami dengan

baik.

12-17 (sedang). Apabila terdapat satu sampai tiga kesalahan stuktur, baik kata,

frasa, maupun kalimat sehingga apa yang disampaikan kurang diterima.

9-11 (rendah). Apabila terdapat sejumlah empat kesalahan atau lebih, baik

kesalahan kata, frasa, maupun kalimat sehingga pesan tidak dapat diterima.

c. Kelancaran Melafalkan

9-10 (tinggi). Apabila sama sekali tidak ada kesalahan dalam melafalkan bunyi

atau gagasan dari apa yang disampaikan pembicara dan tidak ada pengaruh

bahasa daerah maupun bahasa asing.

6-8 (sedang). Apabila terdapat satu sampai tiga kesalahan dalam melafalkan

bunyi atau gagasan dari apa yang disampaikan pembicara dan tidak ada

pengaruh bahasa daerah maupun bahasa asing.

3-5 (rendah). Apabila terdapat empat kesalahan atau lebih dalam melafalkan

bunyi atau gagasan dari apa yang disampaikan pembicara dan tidak dipengaruhi

bahasa daerah, bahasa asing, maupun oleh faktor lain.

d. Kualitas Intonasi atau Nada

9-10 (tinggi). Apabila terdapat pembicara dengan intonasi yang bervariasi, tidak

monoton, atau penerapan intonasinya tepat sehingga pendengar sedemikian

rupa tertarik dengan gaya bicaranya.

Page 9: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain ...repository.upi.edu/4570/6/T_BIND_1102634_CHAPTER3.pdf · experimental designs yang mengambil bentuk penilaian Pretest-Posttest

57

Jolanda Dessye Parinussa, 2013 Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay - Two Stray Terhadap Kemampuan Membaca dan Kemampuan Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6-8 (sedang). Apabila penerapan intonasi bervariasi, tetapi nada suaranya

monoton sehingga gaya bicaranya agak membosankan pendengar.

3-5 (rendah). Apabila intonasinya monoton atau nada suara yang disampaikan

monoton sehingga membosankan pendengar.

b) Faktor Nonkebahasaan

a. Sikap yang wajar, tenang dan tidak kaku

9-10 (tinggi). Apabila pembicara bersikap wajar, tenang, dan tidak kaku.

6-8 (sedang). Apabila salah satu dari tiga sikap tersebut (sikap wajar, tenang,

dan tidak kaku) dilakukan pembicara, sehingga berbicaranya kurang lancar.

3-5 (rendah). Apabila dua atau tiga sikap tersebut sama sekali tidak tampak

(sikap wajar, tenang dan tidak kaku) dilakukan oleh pembicara, sehingga

berbicaranya tidak lancar.

b. Penguasaan Medan

4-5 (tinggi). Apabila pandangan pembicara menyebar ke seluruh penjuru

ruangan dan mampu menguasai situasi sehingga pembicaraan dapat berjalan

lancar dan dapat menguasai situasi.

2-3 (sedang). Apabila pandangan pembicara menyebar ke seluruh penjuru

ruangan, tetapi kurang menguasai situasi sehingga pembicaraan agak kurang

lancar.

0-1 (rendah). Apabila pandangan pembicara tertuju pada satu arah saja dan

kurang mampu menguasai situasi pembicaraan sehingga pembicaraan tidak

lancar.

c. Penguasaan materi (pemahaman)

18-20 (tinggi). Apabila pembicara sungguh-sungguh memiliki penguasaan

materi yang baik dalam berbicara sehingga menunjang terjadinya komunikasi

yang baik dan tidak tersendat-sendat.

12-17 (sedang). Apabila pembicara agak kurang memiliki penguasaan materi

yang baik dalam berbicara sehingga kurang menunjang terjadinya komunikasi

yang baik dan beberapa kali tersendat.

Page 10: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain ...repository.upi.edu/4570/6/T_BIND_1102634_CHAPTER3.pdf · experimental designs yang mengambil bentuk penilaian Pretest-Posttest

58

Jolanda Dessye Parinussa, 2013 Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay - Two Stray Terhadap Kemampuan Membaca dan Kemampuan Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6-11 (rendah). Apabila pembicara tidak memiliki penguasaan materi yang baik

dalam berbicara dan pembicara dapat terhenti beberapa saat tanpa arti apa-apa

sehingga sama sekali tidak terjadi komunikasi yang baik.

d. Gerak-Gerik serta Mimik

4-5 (tinggi). Apabila terdapat gerak-gerik anggota badan yang berfungsi

mendukung pembicara sehingga pembicara memiliki mimik yang tepat untuk

mengekspresikan pikiran dan perasaan pembicara.

2-3 (sedang). Apabila terdapat gerak-gerik anggota badan dan perubahan roman

muka, tetapi apa yang disampaikan kurang mendukung pembicaraan.

0-1 (rendah). Apabila sama sekali tidak ada gerak-gerik anggota badan dan

tidak ada perubahan ekspresi wajah pembicara, sehingga tidak mendukung.

(Akhadiah, 1988: 33)

2) Observasi

Observasi ini digunakan untuk memperolah data atau informasi mengenai

kegiatan dan pendapat siswa dan guru selama pembelajaran membaca dan

pembelajaran berbicara berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Two Stay-Two Stray dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

3) Angket

Angket merupakan suatu alat pengumpul data yang berupa serangkaian

pertanyaan yang diajukan pada responden untuk mendapat jawaban. Ada pun angket

yang digunakan dalam penelitian ini berupa skala pengukuran berbentuk daftar cek

skala Likert dan skala Guttman yang bertujuan untuk mengukur variabel-variabel

penelitian. Adapun skala Likert memiliki pilihan dari sangat positif sampai sangat

negatif, diantaranya: SS (sangat setuju), S (setuju), R (ragu-ragu), TS (tidak setuju),

dan STS (sangat tidak setuju). Untuk skala Guttman berupa dua pilihan jawaban (ya

dan tidak). Pertanyataan yang digunakan berupa pernyataan positif dan negatif. Dapat

digambarkan bahwa angket yang digunakan ini akan disebarkan pada siswa setelah

pembelajaran selesai.

Page 11: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain ...repository.upi.edu/4570/6/T_BIND_1102634_CHAPTER3.pdf · experimental designs yang mengambil bentuk penilaian Pretest-Posttest

59

Jolanda Dessye Parinussa, 2013 Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay - Two Stray Terhadap Kemampuan Membaca dan Kemampuan Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.5 Teknik Pengolahan Data

Setelah data penelitian diperoleh, langkah selanjutnya adalah mengolah dan

data tersebut sesuai dengan pertanyaan penelitian dan tujuan penelitian. Pada

pemberlakuan model, data yang diperoleh merupakan hasil dari evaluasi proses dan

hasil evaluasi terhadap model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay-Two Stray yang

dikembangkan.

Selanjutnya adalah membahas data hasil tes kemampuan membaca dan

berbicara, baik data hasil tes pemberlakuan kesatu maupun kedua dengan

menggunakan skala penilaian kesalahan berbahasa siswa. Sugiyono (2013: 132)

mengatakan untuk menguji hipotesis penelitian, maka diadakan uji perbedaan rata-

rata pemberlakuan kesatu dan kedua dengan menggunakan penilaian kemampuan

membaca dan berbicara seluruh responden yang terlibat yang hasilnya diolah secara

statistik. Data pembelajaran berbicara dalam mengungkapkan pendapat dianalisis

dengan melihat perbedaan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay-Two Stray

dengan yang tanpa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay-Two

Stray menggunakan rumus uji t, karena melihat perbedaan dua rata-rata dengan

sampel kecil. Langkah-langkahnya sebagai berikut.

a) Perhitungan rata-rata (mean) dalam simpangan baku (standar deviasi) skor tes

prestasi belajar pada tes awal dan tes akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol.

b) Pengujian hipotesis perbedaan rata-rata tes prestasi belajar siswa kelas eksperimen

dengan kelas kontrol menggunakan Uji t. Rumus Uji t yang digunakan adalah Uji t

untuk sampel berkorelasi (correlated sample), yaitu:

t =

√∑

(∑ )

( )

Page 12: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain ...repository.upi.edu/4570/6/T_BIND_1102634_CHAPTER3.pdf · experimental designs yang mengambil bentuk penilaian Pretest-Posttest

60

Jolanda Dessye Parinussa, 2013 Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay - Two Stray Terhadap Kemampuan Membaca dan Kemampuan Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan :

t = koefisien t

= rata-rata selisih tes awal dan tes akhir

D = selisih antara tes awal dengan tes akhir

N = jumlah subjek

dk = n – 1

c) Menentukan dasar taraf signifikan ( α ) yaitu 5 % atau ),05;

d) Memeriksa t dari tabel pada taraf signifikansi 0,05 dan dk = n – 1;

e) Menentukan beda rata-rata, apakah t hitung signifikan atau tidak;

f) Menguji hipotesis dua rata-rata tes akhir masing-masing dikelas eksperimen

dengan kelas kontrol, dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

t =

√((∑ )

( ))(

)

Keterangan :

t = koefisien t

1 = Rata-rata nilai pemberlakuan kesatu

2 = Rata-rata nilai pemberlakuan kedua

X1 = Selisih nilai dikurangi rata-rata kesatu

X2 = Selisih nilai dikurangi rata-rata kedua

n1 = Jumlah objek pemberlakuan kesatu

n2 = Jumlah objek pemberlakuan kedua

N = Jumlah subjek

Page 13: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain ...repository.upi.edu/4570/6/T_BIND_1102634_CHAPTER3.pdf · experimental designs yang mengambil bentuk penilaian Pretest-Posttest

61

Jolanda Dessye Parinussa, 2013 Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay - Two Stray Terhadap Kemampuan Membaca dan Kemampuan Berbicara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.6 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas VIII SMP Kristen

YPKPM Ambon tahun ajaran 2012-2013 yang terdiri dari 3 kelas yaitu kelas VIII-1,

kelas VIII-2, dan kelas VIII-3 berjumlah 85 siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat

Arikunto (2010:173), populasi adalah, “keseluruhan subjek penelitian”. Apabila

sesorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka

penelitiannya merupakan penelitian populasi. Lebih lanjut Surakhmad (1998: 93)

mengemukakan bahwa, “Populasi adalah sasaran yang ingin dicapai atau diselidiki,

baik berupa manusia, gejala-gejala, nilai tes, peristiwa dan sebagainya”.

Sugiyono (2012: 61) mengatakan “Bahwa populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya.

Mengingat waktu dan kemampuan peneliti untuk melaksanakan penelitian ini

sangat terbatas, tidak mungkin semua populasi dapat diteliti. Oleh karena itu, untuk

memperoleh data yang dapat mewakili semua populasi digunakan sampel. “Mengenai

besarnya sampel tidak ada ketentuan yang baku atau rumus yang pasti. Sebab

keabsahan sampel terletak pada sifat dan karakteristiknya mendekati populasi atau

tidak, bukan pada besar atau banyaknya. Adapun sebagian yang diambil dari populasi

disebut sampel” (Sudjana, 2005: 7).

Adapun penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan teknik random sampling yaitu menentukan kelas untuk dijadikan

sampel penelitian di mana pemilihan kelasnya dilakukan dengan cara undian

(Taniredja, 2011:35). Adapun kelas yang digunakan dari hasil random kelas yaitu

kelas VIII-1 dan VIII-2 yang terpilih untuk dijadikan sampel penelitian. Kelas VIII-1

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay-Two Stray dan kelas

VIII-2 menggunakan model pembelajaran konvensional.