bab iii metodologi penelitian 3.1 3.2...

14
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasi. Menurut Sugiyono (2005) penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara dua variable penelitian deskriptif ini adalah penelitian yang digunakan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang. 3.2 Populasi dan Sampel a) Populasi Populasi menurut Arikunto (2006) adalah keseluruhan subjek penelitian. Sedangkan menurut Sugiyono (2005) mendefisinikan populasi adalah wilayah generalisasi yang sendiri atas, objek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang mempunyai karakteristik atau ciri-ciri yang sama. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Doplang yang pernah melakukan layanan konseling individu berjumlah 89 siswa. b) Sampel Menurut Sugiyono (2005) sampel adalah sebagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Menurut Sugiyono (2005) cara

Upload: phungnguyet

Post on 11-May-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 3.2 a)repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7344/3/T1_132008031_BAB III...ini adalah persepsi siswa terhadap kemampuan empati konselor. b) Variable

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasi. Menurut Sugiyono (2005)

penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara dua variable penelitian

deskriptif ini adalah penelitian yang digunakan untuk mendeskripsikan atau

menggambarkan suatu peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang.

3.2 Populasi dan Sampel

a) Populasi

Populasi menurut Arikunto (2006) adalah keseluruhan subjek penelitian.

Sedangkan menurut Sugiyono (2005) mendefisinikan populasi adalah wilayah

generalisasi yang sendiri atas, objek/subyek yang mempunyai kuantitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan pendapat tersebut dapat

disimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang

mempunyai karakteristik atau ciri-ciri yang sama. Dalam penelitian ini yang

menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Doplang yang

pernah melakukan layanan konseling individu berjumlah 89 siswa.

b) Sampel

Menurut Sugiyono (2005) sampel adalah sebagian dari jumlah

karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Menurut Sugiyono (2005) cara

Page 2: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 3.2 a)repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7344/3/T1_132008031_BAB III...ini adalah persepsi siswa terhadap kemampuan empati konselor. b) Variable

menentukan ukuran sampel yang sangat praktis, yaitu dengan tabel dan

monogram. Tehnik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sampel

Total. Sampel yang digunkan yaitu seluruh siswa yang pernah melakukan

layanan konseling individu yang berjumlah 89 siswa.

3.3 Variabel Penelitian

Dalam penelitian kuantitatif penelitian melakukan pengukuran terhadap

keberadaan suatu variabel dengan menggunakan penelitian. Setelah itu peneliti

melanjutkan analisis untuk mencari hubungan satu variabel dengan variabel yang

lain. Menurut Sugiyono (2005) “variabel merupakan gejala yang menjadi fokus

penelitian untuk diamati”.

Variabel merupakan segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan

penelitian yang bervariasi (Arikunto, 2005). Dibawah ini akan dijelaskan lebih

lanjut mengenai identifikasi variabel, hubungan antar variabel serta definisi

operasional.

a) Variabel Bebas

Variabel bebas (X) adalah gejala yang disengaja dipelajari

pengaruhnya terhadap variabel terikat. Variabel bebas pada judul penelitian

ini adalah persepsi siswa terhadap kemampuan empati konselor.

b) Variable Terikat

Variabel terikat (Y) adalah suatu gejala akibat dari variabel bebas. Adapun

variabel terikat dalam judul penelitian ini adalah Sikap Siswa Terhadap

Layanan Konseling Individu.

X Y

Page 3: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 3.2 a)repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7344/3/T1_132008031_BAB III...ini adalah persepsi siswa terhadap kemampuan empati konselor. b) Variable

Dalam penelitian ini, hubungan antara variabelnya adalah hubungan positif

apabila persepsi siswa tentang kemempuan empati konselor positif maka,

sikap siswa untuk memanfaatkan layanan konseling individu akan semakin

tinggi, namun apabila persepsi siswa tentang kemempuan empati konselor

negatif maka, sikap siswa untuk memanfaatkan layanan konseling individu

akan semakin rendah.

3.3 Definisi Operasional

3.3.1 Sikap siswa terhadap layanan konseling individu

Sikap adalah evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap dirinya sendiri,

orang lain, objek atau isu-isu yang dipelajari untuk merespon secara konsisten

dalam cara tertentu berkenaan dengan objek tertentu yang menimbulkan suatu

perbuatan atau tingkah laku.

3.3.2 Persepsi tentang kemampuan empati konselor

Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan yang

diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan seseorang

dalam memberikan kesan, penilaian, pendapat, merasakan dan

menginterprestasikan suatu informasi yang ditampilkan dari sumber lain (yang

diprsepsi)

3.5 Metode Pengumpulan Data

Skala psikologi merupakan bentuk pengukuran yang mengandung konstruk

psikologi, yaitu sesuai dengan apa yang seharusnya diukur (Suryabrata, 2000). Alasan

menggunakan skala psikologi karena variabel dalam penelitian ini mengandung

Page 4: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 3.2 a)repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7344/3/T1_132008031_BAB III...ini adalah persepsi siswa terhadap kemampuan empati konselor. b) Variable

atribut psikologis yang tidak mempunyai eksistensi rat yaitu atribut psikologi tentang

persepsi siswa tentang kemampuan empati konselor dan sikap siswa terhadap layanan

konseling individu.

3.5.1 Skala Sikap Siswa terhadap Layanan Konseling Individu.

Peneliti mengembangkan dari Azwar (2007), menggolongkan definisi sikap

dalam tiga kerangka pemikiran.Pertama, kerangka pemikiran yang diwakili oleh

para ahli psikologi seperti LouisThurstone, Rensis Likert dan Charles Osgood.

Menurut mereka sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap

seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak

(favorauble) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak

(unfavorauble) pada objek tersebut.

Pernyataan dibagi menjadi 2 (dua) bentuk yaitu pernyataan favorauble atau

pernyataan yang mendukung dengan aspek yang diukur dan unfavorauble atau

pernyataan yang tidak mendukung dengan aspek yang tidak mendukung dengan

aspek yang diukur.

a. Untuk jenis pernyataan favorauble

Sangat setuju : 4

Setuju : 3

Tidak Setuju : 2

Sangat Tidak setuju : 1

b. Untuk jenis pernyataan unfavorauble

Sangat setuju : 1

Setuju : 2

Tidak Setuju : 3

Page 5: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 3.2 a)repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7344/3/T1_132008031_BAB III...ini adalah persepsi siswa terhadap kemampuan empati konselor. b) Variable

Sangat Tidak setuju : 4

Tabel 3.1 Kisi-kisi Skala Sikap Siswa Terhadap

Layanan Konseling Individu pada Siswa

Kelas VIII SMP Negeri 3 Doplang.

No

Variabel

Indikator

Deskriptor

No

Item

F UF

1 Konseling

Individu

a. Kognitif

b. Afektif

c. Konatif

a) Bisa membantu mengatasi

permasalahan

b) Menjaga rahasia konseli

c) Dapat memahami masalah

yang sedang dialami

d) Melakukan konseling

individu masalah semakin

bertambah.

e) Hanya untuk siswa yang

melanggar peraturan sekolah.

f) Tidak semua guru BK bisa

dijadikan tempat cerita yang

baik.

a) Tidak semua masalah saya

ceritakan kepada guru BK

b) Senang menceritakan

permasalahan kepada guru

BK.

c) Diruang BK merasa nyaman.

d) Bisa merasakan apa yang

dirasakan oleh konseli.

e) Guru BK tidak bisa menjaga

rahasia

f) Takut jika berada di ruang

konseling.

1) Ikut campur dalam

mengambil keputusan.

1

2

3

7

8

9

13

14

4

5

6

10

11

12

Page 6: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 3.2 a)repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7344/3/T1_132008031_BAB III...ini adalah persepsi siswa terhadap kemampuan empati konselor. b) Variable

2) Guru bk tempat curhat.

3) Lebih baik cerita pada guru

BK dari pada teman.

4) Sikap guru BK cuek.

5) Percaya pada teman dari pada

sama guru BK.

6) Konseling tidak sesuai.

7) Sebagai polisi sekolah

8) Tidak sabar dan jujur.

15

16

17

18

19

20

3.5.2 Skala persepsi siswa terhadap kemampuan empati konselor

Pengukuran variabel persepsi siswa tentang kemampuan empati

konselor diukur dengan menggunakan skala perbedaan semantik. Skala

perbedaan semantic digunakan untuk melihat bagaimana pandangan seorang

terhadap suatu konsep atau objek apakah sama atau berbeda (Nazir, 2005).

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam penskalaan adalah dengan

menentukan objek atau konsep yang akan diukur. Dalam hal ini adalah tingkat

persepsi siswa tentang kemampuan empati konselor . kemudian membuat

pernyataan pasangan bipolar yang releven dengan masalah yang ingin diteliti

di dalamnya meliputi beberapa indicator, yaitu 1) kemampuan membaca

pesan non verbal klien, 2) kemampuan untuk mengethui bagaimana perasaan

orang lain, 3) kemampuan untuk mendalami dan menghayati perasaan klien,

4) kemampuan untuk melihat sikap relita dari sudut pandang orang lain tanpa

dirinya melebur di dalamnya, 5) pengertian terhadap perasaan, kebutuhan, dan

penderitaan orang lain.

Page 7: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 3.2 a)repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7344/3/T1_132008031_BAB III...ini adalah persepsi siswa terhadap kemampuan empati konselor. b) Variable

Sedangkan kemampuan empati konselor berkaitan dengan pengertian

persepsi dan kemampuan empati pada konselor, maka persepsi siswa terhadap

kemampuan empati pada konselor dapat diartikan sebagai pemberian makna

atau tanggapan siswa terhadap kemampuan empati konselor. Sehingga

persepsi siswa tentang kemampuan empati konselor positif, maka minat siswa

untuk memanfaatkan layanan konseling individu akan semakin tinggi, namun

apabila persepsi siswa tentang kemampuan empati konselor negatif, maka

minat siswa untuk mengikuti layanan konseling individu rendah.

Kemudian memberikan skor untuk seorang responden atau subjek

yaitu jumlah skor dari pasangan sifat bipolar yang digunakan. Untuk

memperoleh hasil dari jawaban tersebut, maka dilakukan uji validitas agar

dapat diperoleh hasilnya untuk dipilih mana yang valid dan mana yang tidak

valid. Kemudian pernyataan yang valid disatukan menjadi alat ukur. Adapun

kategori jawaban untuk skala persepsi siswa tentang kemampuan empati

konselor adalah sebagai berikut.

Tabel 3.2 Skor Untuk Item Skala persepsi Siswa

Tentang Kemampuan Empati Konselor

Kategori jawaban (+) Skor Kategori Jawaban (-) Skor

ST (Sangat Tinggi) 7 ST (Sangat Tinggi) 1

T (Tinggi) 6 T (Tinggi) 2

CT(Cukup Tinggi) 5 CT(Cukup Tinggi) 3

S (Sedang) 4 S (Sedang) 4

AR (Agak Rendah) 3 AR (Agak Rendah) 5

R (Rendah ) 2 R (Rendah ) 6

SR (Sangat Rendah) 1 SR (Sangat Rendah) 7

(Nazir, 2005:20)

Page 8: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 3.2 a)repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7344/3/T1_132008031_BAB III...ini adalah persepsi siswa terhadap kemampuan empati konselor. b) Variable

Tabel 3.3 Kisi-kisi Skala persepsi Siswa Tentang

Kemampuan Empati Konselor Pada Siswa

Kelas VIII SMP Negeri 3 Doplang

No Variabel Indikator Deskriptor No Item

1 Persepsi

siswa tentang

kemampuan

empati

konselor

a. Mampu

untuk

mengetahui

bagaimana

perasaan

orang lain

b. Mampu

membaca

pesan non

verbal klien

c. Mampu

mendalami

dan

menghayati

perasaan

klien

d. kemampuan

untuk

melihat

sikap relita

dari sudut

pandang

orang lain

tanpa

a. Konselor tidak

bersikap apatis

dengan keadaan

siswa selama proses

konseling

b. Konselor menjalin

hubungan lebih dekat

dan memberi

dukungan emosional

selama proses

konseling

1. Konselor memahami

setiap perubahan

sikap tubuh siswa

2. Konselor mampu

mengkomunikasikan

timbal balik apa yang

dirasakan klien

a. Konselor mampu

mendalami kondisi

emosi siswa selama

proses konseling

b. Konselor mampu

melibatkan siswa

terus menerus dalam

proses konseling

a. Konselor tidak ikut

larut dalam perasaan

klien

b. Konselor selalu

memotivasi siswa

dalam menyelesaikan

masalah

1,2,3

5,4,6

7,8

9,10

11,12

13,14

15,16

17,18

3

3

2

2

2

2

2

2

Page 9: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 3.2 a)repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7344/3/T1_132008031_BAB III...ini adalah persepsi siswa terhadap kemampuan empati konselor. b) Variable

dirinya

melebur di

dalamnya

e. pengertian

terhadap

perasaan,

kebutuhan,

dan

penderitaan

orang lain.

a. Konselor bersedia

berbagi perasaan,

pengetahuan, dan

pengalaman pada

siswa

b. Konselor bersedia

membantu

memecahkan

masalah siswa secara

suka rela

19,20

21,22

2

2

Selanjutnya untuk menginterprestasikan tingkat persepsi siswa tentang

kemampuan empati konselor, maka jumlah skor dari tiap responden

Selanjutnya presentase skor tersebut dibandingkan dengan criteria tingkat

persepsi siswa tentang kemampuan empati konselor dan akan diperoleh

criteria sangat tinggi, tinggi, cukup tinggi, sedang, agak rendah, rendah dan

sangat rendah. Kriteria tingkat persepsi siswa tentang kemampuan empati

konselor ditentukan dengan cara sebagai berikut:

Skor tinggi : 7 x 22 = 154

Skor rendah : 1 x 22 = 22

Rentang : 154 – 22 = 132

Panjang kelas interval : 132 : 7 = 18,9

Dengan panjang kelas 18,9 dari prosentase skor minimal 22, maka

dapat ditentukan kriteria sebagai berikut

Tabel 3.4 Kriteria Tingkatan Persepsi Siswa

Tentang Kemampuan Empati Konselor

NO Interval Kriteria Tingkat

Page 10: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 3.2 a)repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7344/3/T1_132008031_BAB III...ini adalah persepsi siswa terhadap kemampuan empati konselor. b) Variable

Persepsi Siswa

1 135,3 - 154 Sangat Baik

2 116,4 – 135,4 Baik

3 97,5 – 116,5 Cukup Baik

4 78,6 – 97,6 Sedang

5 59,7 – 78,7 Agak Rendah

6 40,8 – 59,8 Rendah

7 22 – 40,9 Sangat Rendah

3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas

3.6.2 Validitas

Validitas adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatansuatu alat ukur

dalam melakukan fungsi ukuranya. Suatu tes instrument pengukur dapat

dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila alat tersebut menjalankan

fungsi ukurannya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud

dilakukan pengukuran tersebut (Azwar,2008).

Berdasarkan uji valaiditas item, diperoleh sejumlah 22 item skala

persepsi siswa tentang kemampuan empati konselor dinyatakan valid dengan

koefisien korelasi r adalah 0, 05 dan koefisien r = 0, 845 dengan demikian

seluruh item dapat dinyatakan valid karena koefisien korelasi < 0. 05. Item

skala persepsi dapat digunakan untuk penenlitian dapat terilhat tabel 3.5

Tabel 3.5 validitas persepsi siswa tentang kemempuan empati

konselor

Persepsi Corrected item-

TotalCorrelation

keterangan

NO1 .532 Valid NO2 .619 Valid NO3 .548 Valid NO4 .512 Valid NO5 .511 Valid

Page 11: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 3.2 a)repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7344/3/T1_132008031_BAB III...ini adalah persepsi siswa terhadap kemampuan empati konselor. b) Variable

Berdasarkan uji valaiditas item, diperoleh sejumlah 22 item

skala Sikap dinyatakan valid dengan koefisien korelasi r adalah 0, 05

dan koefisien r = 0, 769 dengan demikian seluruh item dapat

dinyatakan valid karena koefisien korelasi< 0. 05. Item skala sikap

dapat digunakan untuk penelitian dapat terilhat tabel 3.6

Table 3.6 Validitas Sikap Siswa Terhadap Layanan

Konseling Individu

Sikap Corrected item-

TotalCorrelation

Keterangan

NO1 .245 Tidak Valid

NO2 .339 Valid

NO3 .354 Valid

NO4 .472 Valid

NO5 .437 Valid

NO6 .184 Tidak Valid

NO7 .278 Valid

NO6 .617 Valid NO7 .612 Valid NO8 .590 Valid NO9 .635 Valid NO10 .447 Valid NO11 .277 Valid NO12 .532 Valid NO13 .565 Valid NO14 .548 Valid NO15 .502 Valid NO16 .612 Valid NO17 .555 Valid NO18 .491 Valid NO19 .640 Valid NO20 .610 Valid NO21 .613 Valid NO22 .593 Valid

Page 12: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 3.2 a)repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7344/3/T1_132008031_BAB III...ini adalah persepsi siswa terhadap kemampuan empati konselor. b) Variable

NO8 .464 Valid

NO9 .398 Valid

NO10 .373 Valid

NO11 .282 Valid

NO12 .163 Tidak Valid

NO13 .335 Valid

NO14 .289 Valid

NO15 .368 Valid

NO16 .280 Valid

NO17 .217 Tidak Valid

NO18 .283 Valid

NO19 .417 Valid

NO20 .445 Valid

3.6.3 Reliabilitas

Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat

dipercaya (Answar , 2000). Artinya bahwa hasil pengukuran dapat

dipercaya apabila dalam pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok

subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama selama dalam diri

subjek yang diukur memang belum berubah dan dikatakan reliable jika

besarnya korelasi minimal q> 0,882 Terkait dengan hasil yang telah

didapatkan tolak ukur reliabilitas yang dipakai didasarkan pada

intepretasi nilai alpha menurur George&Mallery (1995) sebagai

berikut :

a. >0,9 sangat bagus (excellent)

Page 13: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 3.2 a)repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7344/3/T1_132008031_BAB III...ini adalah persepsi siswa terhadap kemampuan empati konselor. b) Variable

b. >0,8 bagus (good)

c. >0,7 dapat diterima (acceptable)

d. >0,6 dapat dipertanyakan (questionable)

e. >0,5 jelek (poor)

f. <0,5 tidak dapat diterima (unacceptable)

Uji reliabilitas skala dilakukan dengan melihat Cronbach’s

Alpha dengan hasil nilai α = 0,882 Ini berarti bahwa skala persepsi

siswa tentang kemampuan empati konselor adalah bagus (good).

Dengan demikian skala persepsi siswa tentang kemampuan empati

konselor yang digunakan pada penelitian ini dapat digunakan untuk

penelitian lebih lanjut. Dapat dilihat pada tabel 3.7

Table 3.7 Reabilitas Persepsi

Uji reliabilitas skala dilakukan dengan melihat Cronbach’s

Alpha dengan hasil nilai α = 0,769. Ini berarti bahwa skala sikap

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha

Based on

Standardized Items N of Items

.882 .921 22

Page 14: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 3.2 a)repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7344/3/T1_132008031_BAB III...ini adalah persepsi siswa terhadap kemampuan empati konselor. b) Variable

siswa tentang layanan konseling individu adalah dapat diterima

(acceptable). Dengan demikian skala Sikap siswa tentang layanan

konseling individu yang digunakan pada penelitian ini dapat

digunakan untuk penelitian lebih lanjut. Dapat dilihat pada tabel

3.8

Table 3.8 Reabilitas Sikap

3.7 Tehnik Analisis Data

Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah menganalisis data dengan

menggunakan tehnik statistik. Untuk memperoleh gambaran mengenai hubungan

yang signifikan antara persepsi siswa tentang kemampuan empati konselor dengan

sikap siswa terhadap layanan konseling individu pada Siswa Kelas VIII di SMP

Negeri 3 Doplang, akan dilakukan pengolahan data dengan menggunakan tehnik

penggolahan data menggunakan Product Moment Pearson menggunakan program

SPSS 16.0 for Windows.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha

Based on

Standardized Items N of Items

.769 .770 20