bab iii metodologi penelitianrepository.upi.edu/26166/6/s_te_1105591_chapter3.pdf27 nurachman gofur,...

23
25 Nurachman Gofur, 2016 PEMBELAJARAN KELAS MAYA (VIRTUAL CLASS) BERBASIS SOCIAL LEARNING NETWORK MENGGUNAKAN SCHOOLOGY PADA MATA PELAJARAN SIMULASI DIGITAL DI SMKN 4 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk melakukan penelitian. Pada bagian ini peneliti memaparkan mengenai: metode dan desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, prosedur penelitian, variabel penelitian, hipotesis penelitian, dan teknik analisis data. A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian pendidikan diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan (Sugiyono, 2013, hlm. 6). Dalam pelaksanaan penelitian dan pengembangan, ada beberapa metode yang digunakan, yaitu metode deskriptif, evaluatif, dan eksperimen (Sukmadinata, 2005, hlm. 167). Pada penelitian ini menggunakan metode eksperimen, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2013, hlm. 107). Desain yang digunakan pada penelitian ini ada Pre-Experimental Designs (nondesign), dikatakan pre-experimental design karena desain ini belum merupakan eksperimen sungguh sungguh. Karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel terkait itu bukan semata mata dipengaruhi oleh variabel bebas. Hal ini dapat terjadi, karena tidak adanya variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara random (Sugiyono, 2013, hlm. 109). Bentuk pre-experimental design ada beberapa macam yaitu : one-shot case study, one-group pretest-posttest design, one-group pretest- posttest design, dan intact-group comparison (Sugiyono, 2013, hlm. 110). Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah one-group pretest-posttest, Penelitian dengan bentuk one-group pretest-posttest ini memiliki alur penelitian yaitu sebelum

Upload: others

Post on 29-Nov-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODOLOGI PENELITIANrepository.upi.edu/26166/6/S_TE_1105591_Chapter3.pdf27 Nurachman Gofur, 2016 PEMBELAJARAN KELAS MAYA (VIRTUAL CLASS) BERBASIS SOCIAL LEARNING NETWORK MENGGUNAKAN

25 Nurachman Gofur, 2016 PEMBELAJARAN KELAS MAYA (VIRTUAL CLASS) BERBASIS SOCIAL LEARNING NETWORK MENGGUNAKAN SCHOOLOGY PADA MATA PELAJARAN SIMULASI DIGITAL DI SMKN 4 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk melakukan

penelitian. Pada bagian ini peneliti memaparkan mengenai: metode dan desain

penelitian, populasi dan sampel penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan

data, prosedur penelitian, variabel penelitian, hipotesis penelitian, dan teknik analisis

data.

A. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian pendidikan diartikan sebagai cara ilmiah untuk

mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan

dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan

untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang

pendidikan (Sugiyono, 2013, hlm. 6). Dalam pelaksanaan penelitian dan

pengembangan, ada beberapa metode yang digunakan, yaitu metode deskriptif,

evaluatif, dan eksperimen (Sukmadinata, 2005, hlm. 167).

Pada penelitian ini menggunakan metode eksperimen, yaitu metode penelitian

yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam

kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2013, hlm. 107). Desain yang digunakan pada

penelitian ini ada Pre-Experimental Designs (nondesign), dikatakan pre-experimental

design karena desain ini belum merupakan eksperimen sungguh – sungguh. Karena

masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel

terkait itu bukan semata – mata dipengaruhi oleh variabel bebas. Hal ini dapat terjadi,

karena tidak adanya variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara random

(Sugiyono, 2013, hlm. 109). Bentuk pre-experimental design ada beberapa macam

yaitu : one-shot case study, one-group pretest-posttest design, one-group pretest-

posttest design, dan intact-group comparison (Sugiyono, 2013, hlm. 110). Desain

yang digunakan pada penelitian ini adalah one-group pretest-posttest, Penelitian

dengan bentuk one-group pretest-posttest ini memiliki alur penelitian yaitu sebelum

Page 2: BAB III METODOLOGI PENELITIANrepository.upi.edu/26166/6/S_TE_1105591_Chapter3.pdf27 Nurachman Gofur, 2016 PEMBELAJARAN KELAS MAYA (VIRTUAL CLASS) BERBASIS SOCIAL LEARNING NETWORK MENGGUNAKAN

26

Nurachman Gofur, 2016 PEMBELAJARAN KELAS MAYA (VIRTUAL CLASS) BERBASIS SOCIAL LEARNING NETWORK MENGGUNAKAN SCHOOLOGY PADA MATA PELAJARAN SIMULASI DIGITAL DI SMKN 4 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diberi perlakuan terlebih dahulu kelas eksperimen diberi tes awal (pretest) untuk

mengetahui kemampuan awal siswa. Setelah diberi pretest selanjutnya kelas diberi

perlakuan (treatment) yaitu dengan berbasis social learning network menggunakan

schoology sebagai pembelajaran kelas maya (virtual class). Kemudian setelah itu

kelas eksperimen diberi tes akhir (posttest) untuk mengetahui ada atau tidaknya

peningkatan hasil belajar siswa setelah digunakannya pembelajaran berbasis social

learning network menggunakan schoology. Desain penelitian One Group Pretest-

Postest Design dapat dilihat pada tabel 3.1.

Tabel 3.1 Desain penelitian One Group Pretest-Postest Design

Pretest Treatment Posttest

O1 X O2

Keterangan :

O1 : nilai pretest (sebelum diberi diklat).

X : Perlakuan (treatment).

O2 : nilai posttest (setelah diberi diklat) .

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013, hlm. 117). Populasi

yang digunakan pada penelitian ini adalah siswa X Teknik Otomasi Industri 1 SMKN

4 Bandung.

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti (Arikunto,

2006, hlm. 13). Teknik sampel dalam penelitian ini adalah sampling porposive, yaitu

Page 3: BAB III METODOLOGI PENELITIANrepository.upi.edu/26166/6/S_TE_1105591_Chapter3.pdf27 Nurachman Gofur, 2016 PEMBELAJARAN KELAS MAYA (VIRTUAL CLASS) BERBASIS SOCIAL LEARNING NETWORK MENGGUNAKAN

27

Nurachman Gofur, 2016 PEMBELAJARAN KELAS MAYA (VIRTUAL CLASS) BERBASIS SOCIAL LEARNING NETWORK MENGGUNAKAN SCHOOLOGY PADA MATA PELAJARAN SIMULASI DIGITAL DI SMKN 4 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengambilan sampel yang dilakukan dengan memilih secara sengaja menyesuaikan

dengan tujuan penelitian (Purwanto, 2012, hlm. 257). Sampel dalam penelitian ini

adalah peserta didik kelas X Teknik Otomasi Industri 1 dengan jumlah peserta didik

sebanyak 30 orang. Teknik ini digunakan karena berdasarkan pertimbangan dari guru

mata pelajaran Perekayasaan Sistem Antena yang hanya mengizinkan peneliti

penggunakan kelas X Teknik Otomasi Industri 1.

C. Instrumen Penelitian

Intrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan mengukur

fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena in

disebut variabel penelitian (Sugiyono, 2013, hlm. 148).

1. Intrumen Tes Kognitif

Adapun instrumen tes kognitif yang digunakan untuk penelitian berupa soal

pilihan ganda. Tes pada penelitian ini dilakukan pada setiap pertemuan. Tes yang

dilakukan yaitu pretest dan posttest. Pretest merupakan pengetesan awal yang

dilakukan oleh peneliti kepada siswa dan posttest merupakan pengetesan akhir setelah

diberi perlakuan (treatment). Karena pada penelitian ini menggunakan desain subjek

penelitiannya merupakan kelompok tunggal, maka kelompok tersebut diberikan

perlakuan yang sama.

2. Intrumen Penilaian Afektif dan Psikomotor

Instrumen penlaian afektif dan psikomotor menggunakan teknik observasi,

Sasaran penilaian ranah afektif adalah perilaku siswa, bukan pengetahuannya. Dalam

proses pengumpulan data untuk mengukur nilai afektif dan psikomotor siswa, teknik

observasi dilakukan setiap kali jadwal penelitian pada saat proses pembelajaran

berlangsung. Untuk mempermudah dalam memberikan penilaian, maka dibutuhkan

lembar penilaian afektif dan psikomotor.

Page 4: BAB III METODOLOGI PENELITIANrepository.upi.edu/26166/6/S_TE_1105591_Chapter3.pdf27 Nurachman Gofur, 2016 PEMBELAJARAN KELAS MAYA (VIRTUAL CLASS) BERBASIS SOCIAL LEARNING NETWORK MENGGUNAKAN

28

Nurachman Gofur, 2016 PEMBELAJARAN KELAS MAYA (VIRTUAL CLASS) BERBASIS SOCIAL LEARNING NETWORK MENGGUNAKAN SCHOOLOGY PADA MATA PELAJARAN SIMULASI DIGITAL DI SMKN 4 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Uji Coba Instrumen Penelitian Ranah Kognitif

a) Uji Validitas

Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul

dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Intrumen yang

valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu

valid. Valid berarti intrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang

seharusnya diukur (Sugiyono, 2013, hlm. 172-173).

Untuk mengetahui tingkat validitas intrumen tes yang digunakan (soal-soal

pre-test dan post-test) dalam penelitian ini dihitung menggunakan kolerasi

product moment (𝑟𝑥𝑦) yang dikemukakan oleh pearson :

𝑟𝑥𝑦 =𝑛 ∑ 𝑋𝑖𝑌𝑖 − (∑ 𝑋𝑖)(∑ 𝑌𝑖)

√(𝑛 ∑ 𝑋𝑖2 − (∑ 𝑋𝑖)2)(𝑛 ∑ 𝑌𝑖

2 − (∑ 𝑌𝑖)2)

(Arikunto, 2010, hlm.213)

Keterangan :

𝑟𝑥𝑦 = Koefisien korelasi antara skor seluruh responden pada tiap butirm

soal dan skor total tiap responden

∑ 𝑋𝑖 = Jumlah skor seluruh responden pada setiap butir soal

∑ 𝑌𝑖 = Jumlah skor total setiap responden

𝑛 = Jumlah responden

Pedoman untuk memberikan interpretasi koefesien korelasi ditunjukan oleh

tabel 3.2.

Page 5: BAB III METODOLOGI PENELITIANrepository.upi.edu/26166/6/S_TE_1105591_Chapter3.pdf27 Nurachman Gofur, 2016 PEMBELAJARAN KELAS MAYA (VIRTUAL CLASS) BERBASIS SOCIAL LEARNING NETWORK MENGGUNAKAN

29

Nurachman Gofur, 2016 PEMBELAJARAN KELAS MAYA (VIRTUAL CLASS) BERBASIS SOCIAL LEARNING NETWORK MENGGUNAKAN SCHOOLOGY PADA MATA PELAJARAN SIMULASI DIGITAL DI SMKN 4 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.2 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi

Koefisien Korelasi

Koefesien Korelsi Kriteria Validitas

0,00 – 0,199

0,20 – 0,399

0,40 – 0,599

0,60 – 0,799

0,80 – 1,00

Sangat Rendah

Rendah

Sedang

Kuat

Sangat Kuat

(Sugiyono, 2013, hlm. 257)

Setelah diketahui pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien

korelasi, selanjutnya uji signifikasi dihitung dengan menggunkan uji t dengan

rumus :

𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =𝑟√𝑛 − 2

√1 − 𝑟𝑥𝑦2

(Sugiyono, 2012, hlm. 230)

Keterangan :

thitung = Hasil perhitungan uji signifikasi

𝑟𝑥𝑦 = Koefesien korelasi antara skor seluruh responden pada tiap

butir soal dan skor total tiap responden

n = Jumlah responden

Hasil perolehan thitung selanjutnya dibandingkan dengan ttabel. Apabila

thitung > ttabel, maka item soal dinyatakan valid, dan apabila thitung < ttabel

maka item soal dinyatakan tidak valid. Nilai ttabel, diperoleh dari derajat

kebebasan (dk) = n – 2 dengan taraf signifikasi (α) = 0,05.

Page 6: BAB III METODOLOGI PENELITIANrepository.upi.edu/26166/6/S_TE_1105591_Chapter3.pdf27 Nurachman Gofur, 2016 PEMBELAJARAN KELAS MAYA (VIRTUAL CLASS) BERBASIS SOCIAL LEARNING NETWORK MENGGUNAKAN

30

Nurachman Gofur, 2016 PEMBELAJARAN KELAS MAYA (VIRTUAL CLASS) BERBASIS SOCIAL LEARNING NETWORK MENGGUNAKAN SCHOOLOGY PADA MATA PELAJARAN SIMULASI DIGITAL DI SMKN 4 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b) Uji Reliabilitas

Instrumen yang realiabel adalah intrumen yang bila digunakan beberapa kali

untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama

(Sugiyono, 2013, hlm. 173). Pengujian reliabilitas intrumen dapat dilakukan

secara eksternal maupun iunternal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan

dengan test-retest (stability), equivalent, dan gabungan keduanya (Sugiyono,

2013, hlm. 183)

Pengujian reliabilitas menggunakan internal consistency, diaman internal

consistency dilakukan dengan cara mencobakan intrumen sekali saja, kemudian

yang data diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu (Sugiyono, 2013, hlm. 185).

Untuk menguji reliabilitas tes (r11), pada penelitian ini digunakan rumus

KR.20 (Kuder Richardon), yaitu :

r11= (k

(k-1)) (

vt2 ∑ p

iqi

vt2

)

(Arikunto, 2010, hlm. 231)

Keterangan :

r11 = reliabilitas intrumen

k = Banyaknya butir soal

pi = proporsi banyaknya subyek yang menjawab pada item 1

q𝑖 = 1- pi

vt = variasi total

Harga varians total (vt) dapat dihitung menggunakan rumus sebagai

berikut :

vt=∑ Xt

2 -(∑ Xt)

2

nn

(Arikunto, 2010, hlm. 227)

Keterangan :

∑ Xt = jumlah skor total

Page 7: BAB III METODOLOGI PENELITIANrepository.upi.edu/26166/6/S_TE_1105591_Chapter3.pdf27 Nurachman Gofur, 2016 PEMBELAJARAN KELAS MAYA (VIRTUAL CLASS) BERBASIS SOCIAL LEARNING NETWORK MENGGUNAKAN

31

Nurachman Gofur, 2016 PEMBELAJARAN KELAS MAYA (VIRTUAL CLASS) BERBASIS SOCIAL LEARNING NETWORK MENGGUNAKAN SCHOOLOGY PADA MATA PELAJARAN SIMULASI DIGITAL DI SMKN 4 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

n = jumlah responden

Kemudian harga r11dibandingkan dengan nilai tabel product moment. Jika

r11> ttabel maka intrumen tersebut dinyatakan reliabel sehingga dapat digunakan

bagi penelitian selanjutnya. Sebaliknya jika r11< ttabel maka intrumen tersbut

tidak reliabel. Interpretasi derajat reliabilitas instrumen ditunjukan pada tabel 3.3.

Tabel 3.3 Kriteria Reliabilitas Soal

Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas

0,81 – 1,00 Sangat Tinggi

0,61 – 0,80 Tinggi

0,41 – 0,60 Cukup

0,21 – 0,40 Rendah

0,00 – 0,20 Sangat Rendah

(Arikunto, 2010, hlm. 75)

c) Taraf Kesukaran Soal

Analisa tingkat kesukaran bertujuan untuk mengetahui apakah instrumen soal

yang dibuat termasuk kategori mudah atau sukar (Arikunto, 2010, hlm. 208).

Untuk mengetahui tingkat kesukaran tiap butir soal (P) digunakan rumus :

P=B

Js

(Arikunto, 2010, hlm.208)

Keterangan :

P = Tingkat kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab benar

Js = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Klasifikasi tingkat kesukaran dapat dilihat pada tabel 3.4

Page 8: BAB III METODOLOGI PENELITIANrepository.upi.edu/26166/6/S_TE_1105591_Chapter3.pdf27 Nurachman Gofur, 2016 PEMBELAJARAN KELAS MAYA (VIRTUAL CLASS) BERBASIS SOCIAL LEARNING NETWORK MENGGUNAKAN

32

Nurachman Gofur, 2016 PEMBELAJARAN KELAS MAYA (VIRTUAL CLASS) BERBASIS SOCIAL LEARNING NETWORK MENGGUNAKAN SCHOOLOGY PADA MATA PELAJARAN SIMULASI DIGITAL DI SMKN 4 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.4 Klasifikasi Tingkat Kesukaran

Tingkat Kesukaran Klasifikasi

0,00 – 0,30

0,31 – 0,70

0,71 – 1,00

Soal sukar

Soal sedang

Soal mudah

(Arikunto, 2010, hlm. 208)

d) Daya Pembeda Soal

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan peserta

didik yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan perserta didik berkemampuan

rendah (Arikunto, 2010, hlm. 211).

Untuk mengetahui daya pembeda soal langkah-langkah yang dilakukan yaitu:

a) mengurutkan skor total masing-masing siswa dari yang tertinggi sampai

yang terendah;

b) membagi dua kelompok yaitu kelompok atas dan kelompok bawah;

c) menghitung soal yang dijawab benar dari masing-masing kelompok pada

tiap butir soal;

d) mencari daya pembeda (D) dengan menggunakan rumus:

D = 𝐵𝐴

𝐽𝐴−

𝐵𝐵

𝐽𝐵

(Arikunto, 2010, hlm. 213) Keterangan :

D = daya pembeda

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar

BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar

JA = banyaknya peserta tes kelompok atas

JB = banyaknya peserta tes kelompok bawah

Page 9: BAB III METODOLOGI PENELITIANrepository.upi.edu/26166/6/S_TE_1105591_Chapter3.pdf27 Nurachman Gofur, 2016 PEMBELAJARAN KELAS MAYA (VIRTUAL CLASS) BERBASIS SOCIAL LEARNING NETWORK MENGGUNAKAN

33

Nurachman Gofur, 2016 PEMBELAJARAN KELAS MAYA (VIRTUAL CLASS) BERBASIS SOCIAL LEARNING NETWORK MENGGUNAKAN SCHOOLOGY PADA MATA PELAJARAN SIMULASI DIGITAL DI SMKN 4 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah soal selesai dikoreksi, dilakukan analisis daya pembeda butir soal

untuk menarik kesimpulannya, dengan melihat klasifikasi daya pembeda

(Arikunto, 2013) dapat dilihat pada tabel 3.5.

Tabel 3.5 Klasifikasi Daya Pembeda

4. Penyusunan Instrumen Ranah Afektif dan Psikomotor

Intrumen yang digunakan untuk mengukur hasil belajar ranah afektif pada

penelitian ini berupa lembar penilaian ranah afektif. penilaian hasil belajar ranah

afektif yang diberikan mengacu pada acuan penilaian ranah afektif. Sedangkan untuk

mengukur hasil belajar ranah psikomotor dilakukan dengan tes parktik yang

penilainnya berpedoman pada lembar penilaian dan acuan penilaian ranah

psikomotor.

a) Ranah Afektif

Selain dilakukan pengukuran terhadapa ranah kognitif, dilakukan juga

pengukuran terhadap ranah afektif. Tujuan dari pengukuran ranah afektif

adalah (Arikunto, 2011, hlm. 178):

1) Untuk mendapatkan umpan balik baik (feedback) bagi guru maupun siswa

sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan

mengadakan program perbaikan (remedial program) bagi anak didiknya.

Indeks Daya Pembeda Klasifikasi

0,00 – 0,20 Jelek (poor)

0,21 – 1,40 Cukup (statistifactory)

0,41 – 0,70 Baik (good)

0,71 – 1,00 Baik sekali (excellent)

Negatif Tidak baik, lebih baik dibuang

Page 10: BAB III METODOLOGI PENELITIANrepository.upi.edu/26166/6/S_TE_1105591_Chapter3.pdf27 Nurachman Gofur, 2016 PEMBELAJARAN KELAS MAYA (VIRTUAL CLASS) BERBASIS SOCIAL LEARNING NETWORK MENGGUNAKAN

34

Nurachman Gofur, 2016 PEMBELAJARAN KELAS MAYA (VIRTUAL CLASS) BERBASIS SOCIAL LEARNING NETWORK MENGGUNAKAN SCHOOLOGY PADA MATA PELAJARAN SIMULASI DIGITAL DI SMKN 4 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Untuk mengetahui tingkat perubahan tingkah laku anak didik yang dicapai

yang antara lain diperlukan sebagai bahan bagi : perbaikan tingkah laku

anak didik, pemberian laporan kepada orang tua, dan penentuan lulus atau

tidaknya anak didik.

3) Untuk menempatkan anak didik dalam situasi belajar – mengajar yang

tepat, sesuai dengan tingkat pencapaian dan kemampuan serta

karakteristik anak didik.

4) Untuk mengenal latar belakang kegiatan belajar mengajar dan kelainan

tingkah laku anak didik.

Aspek yang dinilai pada ranah afektif ini adalah disiplin, kerjasama,

tanggung jawab, dan santun. Adapun intrumen penilaian yang digunakan

dalam melakukan pengukuran hasil belajar pada ranah afektif pada penelitian

ini ditunjukan pada tabel 3.6.

Tabel 3.6 Lembar Penilaian

Ranah Afektif

NO NAMA SISWA

DISIPLIN AKTIF TANGGUNG

JAWAB KERJA SAMA

NILAI

AKHIR

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1

2

3

Adapun nilai konversi untuk mengukur nilai akhir hasil belajar ranah

afektif yang mengacu pada kurikulum 2013 ditunjukan pada tabel 3.7.

Page 11: BAB III METODOLOGI PENELITIANrepository.upi.edu/26166/6/S_TE_1105591_Chapter3.pdf27 Nurachman Gofur, 2016 PEMBELAJARAN KELAS MAYA (VIRTUAL CLASS) BERBASIS SOCIAL LEARNING NETWORK MENGGUNAKAN

35

Nurachman Gofur, 2016 PEMBELAJARAN KELAS MAYA (VIRTUAL CLASS) BERBASIS SOCIAL LEARNING NETWORK MENGGUNAKAN SCHOOLOGY PADA MATA PELAJARAN SIMULASI DIGITAL DI SMKN 4 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.7 Konversi Nilai pada Kurikulum 2013

Konversi nilai akhir Predikat

(Pengetahuan dan

Keterampilan)

Sikap Skala 100 Skala 4

96 -100 4 A SB

91- 95 3.67 A-

86 – 90 3.33 B+

B 81-85 3.00 B

75-80 2.67 B-

70-74 2.33 C+

C 65-69 2 C

60-64 1.67 C-

55-59 1.33 D+ K

0-54 1 D

Untuk menghitung niali afektif setiap siswa (NA) digunakan

rumus :

NA=Total Nilai Afektif

Jumlah Aspek yang Dinilai

(Arikunto, 2011, hlm. 183)

b) Ranah Psikomotor

Pengukuran ranah psikomotor dilakukan terhadap hasil – hasil belajar yang

berupa penampilan/keteampilan (Arikunto, 2011, hlm. 182). Penilaian belajar

psikomotor dapat dilakukan dengan cara (Arikunto, 2010):

Page 12: BAB III METODOLOGI PENELITIANrepository.upi.edu/26166/6/S_TE_1105591_Chapter3.pdf27 Nurachman Gofur, 2016 PEMBELAJARAN KELAS MAYA (VIRTUAL CLASS) BERBASIS SOCIAL LEARNING NETWORK MENGGUNAKAN

36

Nurachman Gofur, 2016 PEMBELAJARAN KELAS MAYA (VIRTUAL CLASS) BERBASIS SOCIAL LEARNING NETWORK MENGGUNAKAN SCHOOLOGY PADA MATA PELAJARAN SIMULASI DIGITAL DI SMKN 4 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku peserta didik selama

proses pembelajaran praktik langsung.

2) Sesudah mengikuti pembelajaran, yaitu dengan jalan memberikan tes

kepada peserta didik untuk mengukur keterampilan dan pengetahuan.

3) Beberapa waktu sesudah pembelajaran selesai dan kelak dalam

lingkungan kerjaya.

Aspek yang dinilai pada ranah psikomotor ini adalah keterampilan

menggunakan schoology dan kecepatan dalam menjalankan fitur-fitur yang

tersedia di schoology. Adapun intrumen penilaian yang digunakan dalam

melakukan pengukuran hasil belajar pada ranah psikomotor pada penelitian

ini ditunjukan pada tabel 3.8.

Tabel 3.8 Lembar Penilaian Ranah Psikomotor

NO NAMA

SISWA

KETERAMPILAN KECEPATAN MENALAR GERAKAN KOMUNIKATIF

NILAI

AKHIR

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1

2

3

Adapun nilai konversi untuk mengukur nilai akhir hasil belajar ranah

Psikomotor yang mengacu pada kurikulum 2013 ditunjukan pada tabel 3.9.

Page 13: BAB III METODOLOGI PENELITIANrepository.upi.edu/26166/6/S_TE_1105591_Chapter3.pdf27 Nurachman Gofur, 2016 PEMBELAJARAN KELAS MAYA (VIRTUAL CLASS) BERBASIS SOCIAL LEARNING NETWORK MENGGUNAKAN

37

Nurachman Gofur, 2016 PEMBELAJARAN KELAS MAYA (VIRTUAL CLASS) BERBASIS SOCIAL LEARNING NETWORK MENGGUNAKAN SCHOOLOGY PADA MATA PELAJARAN SIMULASI DIGITAL DI SMKN 4 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.9 Konversi Nilai pada Kurikulum 2013

Konversi nilai akhir Predikat

(Pengetahuan dan

Keterampilan)

Sikap Skala 100 Skala 4

96 -100 4 A SB

91- 95 3.67 A-

86 – 90 3.33 B+

B 81-85 3.00 B

75-80 2.67 B-

70-74 2.33 C+

C 65-69 2 C

60-64 1.67 C-

55-59 1.33 D+ K

0-54 1 D

Untuk menghitung niali psikomotor setiap siswa (NP) digunakan rumus :

NP=Total Nilai Psikomotor

Jumlah Aspek yang Dinilai

(Arikunto, 2011, hlm. 183)

D. Teknik Pengumpulan Data

Terapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian,

yaitu, kualitas intrumen penelitian, dan kualitas pengumpulan data. Kualitas instumen

penelitian berkenaan dengan validitas dan reliabilitas intrumen dan kualitas

Page 14: BAB III METODOLOGI PENELITIANrepository.upi.edu/26166/6/S_TE_1105591_Chapter3.pdf27 Nurachman Gofur, 2016 PEMBELAJARAN KELAS MAYA (VIRTUAL CLASS) BERBASIS SOCIAL LEARNING NETWORK MENGGUNAKAN

38

Nurachman Gofur, 2016 PEMBELAJARAN KELAS MAYA (VIRTUAL CLASS) BERBASIS SOCIAL LEARNING NETWORK MENGGUNAKAN SCHOOLOGY PADA MATA PELAJARAN SIMULASI DIGITAL DI SMKN 4 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengumpulan data berkenaan ketepatan cara – cara yang digunakan untuk

mengumpulkan data (Sugiyono, 2013, hlm. 193). Teknik pengumpulan data yang

digunakan pada penelitian ini adalah tes untuk ranah kognitif dan observasi untuk

ranah afektif dan psikomotor.

1. Tes Ranah Kognitif

Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau

mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan – aturan yang ditentukan

(Arikunto, 2010, hlm. 53). Dalam penelitian ini digunakan intrumen pengukuran

kognitif berupa tes berbentuk pilihan ganda dengan lima alternatif pilihan jawaban

untuk mengukur hasil belajar ranah kognitif siswa. Tes dilakukan dalam dua tahap

yaitu pre-test dan post-test. Pre-test dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal

siswa sebelum dilakukan (treatment) berupa penerapan pembelajaran kelas maya

(vitual class) berbasis social learning network menggunakan schoology. Sedangkan

post-test dilakukan untuk mengetahui perubahan kemampuan siswa sebagai subyek

penelitian setelah mendapat perlakuan (treatment).

2. Observasi Ranah Afektif dan Ranah Psikomotor

Observasi ranah afektif dilakukan untuk mengetahui hasil belajar afektif siswa

(subyek penelitian) pada saat diberi perlakuan (treatment) begitupun dengan untuk

mengetahui hasil belajar psikomotor.

E. Prosedur Penelitian

Penelitian dilaksanakan melalui tiga tahap, yaitu (1) tahap persiapan, (2) tahap

pelaksanaan, dan (3) tahap akhir. Tahapan pelaksanaan penelitian ditunjukkan pada

gambar 3.1 dengan penjelasan tahap pelaksanaan penelitian sebagai berikut.

1. Tahap Persiapan

Beberapa hal yang dilakukan oleh peneliti sebelum melakukan tahap

pelaksanaan sebagai tahapan inti dari kegiatan penelitian adalah sebagai berikut.

Page 15: BAB III METODOLOGI PENELITIANrepository.upi.edu/26166/6/S_TE_1105591_Chapter3.pdf27 Nurachman Gofur, 2016 PEMBELAJARAN KELAS MAYA (VIRTUAL CLASS) BERBASIS SOCIAL LEARNING NETWORK MENGGUNAKAN

39

Nurachman Gofur, 2016 PEMBELAJARAN KELAS MAYA (VIRTUAL CLASS) BERBASIS SOCIAL LEARNING NETWORK MENGGUNAKAN SCHOOLOGY PADA MATA PELAJARAN SIMULASI DIGITAL DI SMKN 4 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. observasi awal, dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran yang

dilaksanakan, metode pembelajaran yang digunakan, dan media pembelajaran

yang digunakan dalam proses mata pelajaran Simulasi Digital;

b. studi literatur, dilakukan untuk mendapatkan teori-teori yang dapat menjadi

landasan mengenai permasalahan yang akan diteliti;

c. mempelajari kurikulum untuk mengetahui tujuan dan kompetensi dasar yang

akan dicapai dalam proses pembelajaran;

d. menentukan populasi dan sampel penelitian;

e. menyusun kisi-kisi instrumen ranah kognitif, afektif dan psikomotor yang akan

dicapai;

f. melakukan uji coba instrumen tes ranah kognitif;

g. melakukan expert jugdement instrumen penilaian afektif dan psikomotor;

h. menganalisis hasil uji coba instrumen tes lalu menentukan soal yang layak

digunakan untuk memperoleh hasil belajar ranah kognitif, afektif, dan

psikomotorik siswa.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. memberi tes awal (pretest) pada siswa sebagai tolak ukur hasil belajar ranah

kognitif siswa sebelum diberi perlakuan;

b. memberi perlakuan (treatment) yaitu dengan melaksanakan pembelajaran kelas

maya berbasis Social Learning Network menggunakan Schoology;

c. memberi penilaian ranah afektif dan psikomotor siswa;

d. memberi tes akhir (posttest) sebagai tolak ukur hasil belajar siswa pada ranah

kognitif;

3. Tahap Akhir

Tahap akhir dilakukan setelah mendapatkan data dari lapangan, kemudian data

diolah dan dianalisis, yaitu dengan melakukan kegiatan sebagai berikut.

a. mengolah data hasil pretest dan posttest;

Page 16: BAB III METODOLOGI PENELITIANrepository.upi.edu/26166/6/S_TE_1105591_Chapter3.pdf27 Nurachman Gofur, 2016 PEMBELAJARAN KELAS MAYA (VIRTUAL CLASS) BERBASIS SOCIAL LEARNING NETWORK MENGGUNAKAN

40

Nurachman Gofur, 2016 PEMBELAJARAN KELAS MAYA (VIRTUAL CLASS) BERBASIS SOCIAL LEARNING NETWORK MENGGUNAKAN SCHOOLOGY PADA MATA PELAJARAN SIMULASI DIGITAL DI SMKN 4 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. membandingkan hasil analisis tes sebelum dilakukan treatment dan setelah

dilakukan treatment untuk melihat apakah terdapat peningkatan pada hasil

belajar siswa;

c. mengolah lembar penilaian ranah afektif dan psikomotor;

d. membuat kesimpulan berdasarkan data yang diolah dan dianalisis.

Studi Pendahuluan

Merancang Tema atau Bahan Penelitian

Studi Literatur

Mempelajari Kurikulum

Penentuan Materi dan Sampel

Penyusunan Instrumen Penelitian

Uji Coba Instrumen

Pengolahan Data

Pertemuan ke- 1

Pretest

Treatment

Observasi

Pertemuan ke- 2

Treatment

Observasi

Pertemuan ke- 3

Treatment

Observasi

Posttest

Page 17: BAB III METODOLOGI PENELITIANrepository.upi.edu/26166/6/S_TE_1105591_Chapter3.pdf27 Nurachman Gofur, 2016 PEMBELAJARAN KELAS MAYA (VIRTUAL CLASS) BERBASIS SOCIAL LEARNING NETWORK MENGGUNAKAN

41

Nurachman Gofur, 2016 PEMBELAJARAN KELAS MAYA (VIRTUAL CLASS) BERBASIS SOCIAL LEARNING NETWORK MENGGUNAKAN SCHOOLOGY PADA MATA PELAJARAN SIMULASI DIGITAL DI SMKN 4 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1 Alur Penelitian

F. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data

dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul (Sugiyono, 2013, hlm. 207).

Analisis data merupakan tahap yang penting dalam sebuah penelitian. Analisis data

pada penelitian ini dibagi ke dalam lima bagian, yaitu analisis data ranah kognitif, uji

normalitas, dan uji hipotesis.

1. Analisis Data Ranah Kognitif

Analisis data kognitif pada penelitian ini terdiri dari analisis data tes awal

(pretest), analisis data tes akhir (posttest) dan analisis gain. Analisis data tes awal

(pretest) dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik sebelum

dilakukannya treatment, sedangkan analisis data tes akhir (posttest) dilakukan untuk

mengetahui hasil belajar peserta didik setelah dilakukannya treatment. Selain itu juga

dilakukan analisis terkait ada tidaknya peningkatan hasil belajar peserta didik setelah

diberikan treatment, yaitu penerapan pembelajaran kelas maya (virtual class) berbasis

social learning network menggunakan schoology. Berikut langkah-langkah yang

dilakukan untuk menganalisis data pretest, posttest dan gain normalisasi siswa :

1. Pemberian skor dan merubahnya ke dalam bentuk nilai

Skor untuk soal pilihan ganda ditentukan berdasarkan metode rights only,

yaitu jawaban benar diberi skor satu dan jawaban salah atau butir soal yang

tidak dijawab diberi skor nol. Skor setiap siswa ditentukan dengan menghitung

jumlah jawaban yang benar. Skor yang diperoleh tersebut kemudian dirubah

menjadi nilai dengen ketentuan berikut:

Analisis Data

Kesimpulan

Page 18: BAB III METODOLOGI PENELITIANrepository.upi.edu/26166/6/S_TE_1105591_Chapter3.pdf27 Nurachman Gofur, 2016 PEMBELAJARAN KELAS MAYA (VIRTUAL CLASS) BERBASIS SOCIAL LEARNING NETWORK MENGGUNAKAN

42

Nurachman Gofur, 2016 PEMBELAJARAN KELAS MAYA (VIRTUAL CLASS) BERBASIS SOCIAL LEARNING NETWORK MENGGUNAKAN SCHOOLOGY PADA MATA PELAJARAN SIMULASI DIGITAL DI SMKN 4 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nilai siswa = skor siswa

skor maksimum x 100

2. Menghitung Gain Ternormalisasi

Untuk menentukan pengaruh pembelajaran kelas maya berbasis SLN

menggunakan Schoology, dilakukan dengan menghitung nilai gain

ternormalisasi yang diperoleh dari data skor pretest dan posttest yang kemudian

diolah untuk menghitung rata-rata gain normalisasi.

Rata-rata gain normalisasi dapat dihitung menggunakan rumus berikut :

<g> = 𝑇2−𝑇1

𝑆𝑚−𝑇1

(Savinainen & Scott, 2002)

Keterangan:

<g> = Rata-rata gain normalisasi

T1 = Pretest

T2 = Posttest

Sm = Skor Maksimal

Adapun skala kriteria rata-rata gain normalisasi yang digunakan sebagai

acuan dalam pengujian hipotesis ditunjukan oleh tabel 3.10

Tabel 3.10 Kriteria Gain Ternormalisasi

(Savinainen & Scott, 2002)

Batasan Kategori

g > 0,7 Tinggi

0,3 ≤ g ≤ 0,7 Sedang

g < 0,3 Rendah

Page 19: BAB III METODOLOGI PENELITIANrepository.upi.edu/26166/6/S_TE_1105591_Chapter3.pdf27 Nurachman Gofur, 2016 PEMBELAJARAN KELAS MAYA (VIRTUAL CLASS) BERBASIS SOCIAL LEARNING NETWORK MENGGUNAKAN

43

Nurachman Gofur, 2016 PEMBELAJARAN KELAS MAYA (VIRTUAL CLASS) BERBASIS SOCIAL LEARNING NETWORK MENGGUNAKAN SCHOOLOGY PADA MATA PELAJARAN SIMULASI DIGITAL DI SMKN 4 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun tafsiran efektivitas dari N-Gain menurut Arikunto (1999) ditunjukan

oleh tabel 3.11

Tabel 3.11 Kategori Keefektivan N-Gain

Persentase (%) Tafsiran

<40 Tidak Efektif

40 – 55 Kurang Efektif

56 – 75 Cukup Efektif

>76 Efektif

2. Uji Normalitas

Uji normalitas pada dasarnya bertujuan untuk melihat normal atau tidaknya

data yang diperoleh dari hasil penelitian. Pengujian normalitas data pada penelitian

ini dilakukan dengan menggunakan rumus chi-kuadrat (χ2). Menurut (Sugiyono,

2012, hlm. 79), uji normalitas data dengan chi-kuadrat dilakukan dengan cara

membandingkan kurva normal baku atau standar (a) dengan kurva normal yang

terbentuk dari data yang telah terkumpul (b).

Gambar 3.2 (a) Kurva Normal Baku (b) Kurva distribusi data yang akan diuji

normalitasnya (Sugiyono, 2012, hlm. 80)

34,13% 34,13% 13,53% 13,53%

2,7% 2,7%

? ?

? ?

? ?

(b)

(a)

Page 20: BAB III METODOLOGI PENELITIANrepository.upi.edu/26166/6/S_TE_1105591_Chapter3.pdf27 Nurachman Gofur, 2016 PEMBELAJARAN KELAS MAYA (VIRTUAL CLASS) BERBASIS SOCIAL LEARNING NETWORK MENGGUNAKAN

44

Nurachman Gofur, 2016 PEMBELAJARAN KELAS MAYA (VIRTUAL CLASS) BERBASIS SOCIAL LEARNING NETWORK MENGGUNAKAN SCHOOLOGY PADA MATA PELAJARAN SIMULASI DIGITAL DI SMKN 4 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut (Sugiyono, 2012, hlm. 80), untuk menghitung besarnya nilai chi-

kuadrat, maka terlebih dahulu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menentukan jumlah kelas interval. Untuk pengujian normalitas dengan chi-

kuadrat, jumlah kelas interval = 6 (sesuai dengan Kurva Normal Baku).

2. Menentukan panjang kelas interval (PK), yaitu:

PK =(data terbesar – data terkecil)

Jumlah kelas interval (6)

3. Menyusun ke dalam tabel distribusi frekuensi.

Tabel 3.12. Tabel Distribusi Frekuensi

Interval fo fh fo – fh (fo – fh)2

(𝐟𝐨 − 𝐟𝐡)𝟐

𝐟𝐡

Keterangan :

fo : Frekuensi/Jumlah Data Hasil Observasi

fh : Frekuensi/jumlah yang diharapkan (persentase luas tiap

bidang dikalikan dengan n)

4. Menghitung frekuensi yang diharapkan (fh)

5. Memasukkan harga-harga fh ke dalam tabel kolom fh, sekaligus

menghitung harga-harga (fo – fh) dan (fo− fh)2

fh dan menjumlahkannya.

Harga (fo− fh)2

fh merupakan harga chi-kuadrat (χ

2).

6. Membandingkan harga chi-kuadrat hitung dengan chi-kuadrat tabel

dengan ketentuan, jika :

𝜒2 hitung ≤ 𝜒2 tabel maka data terdistribusi normal

𝜒2 hitung > 𝜒2 tabel maka data terdistribusi tidak normal

Page 21: BAB III METODOLOGI PENELITIANrepository.upi.edu/26166/6/S_TE_1105591_Chapter3.pdf27 Nurachman Gofur, 2016 PEMBELAJARAN KELAS MAYA (VIRTUAL CLASS) BERBASIS SOCIAL LEARNING NETWORK MENGGUNAKAN

45

Nurachman Gofur, 2016 PEMBELAJARAN KELAS MAYA (VIRTUAL CLASS) BERBASIS SOCIAL LEARNING NETWORK MENGGUNAKAN SCHOOLOGY PADA MATA PELAJARAN SIMULASI DIGITAL DI SMKN 4 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Uji Hipotesis (t-test)

Uji hipotesis penelitian didasarkan pada data peningkatan prestasi belajar,

yaitu selisih nilai pretest dan posttest untuk sampel independen (tidak berkorelasi)

dengan jenis data interval menggunakan uji t-test. Jenis hipotesis yang digunakan

dalam penelitian ini adalah hipotesis deskriptif. Dimana Ha berbunyi lebih besar (>)

dan H0 berbunyi lebih kecil atau sama dengan (≤), uji hipotesis dilakukan dengan

menggunakan uji pihak kanan.

Rumusan t-test yang digunakan untuk menguji hipotesis deskritif satu sampel

ditunjukan pada Rumus dibawah ini:

t = _ µ𝑜s

√𝑛

(Sugiyono, 2012)

Keterangan :

t = nilai t yang di hitung

x = nilai rata-rata

µo = nilai yang di hipotesiskan

s = simpangan baku sampel

n = jumlah anggota sampel

Kriteria pengujian adalah thitung > 𝑡(𝛼=0.05) dimana 𝑡(𝛼=0,05) didapat dari daftar

normal baku, maka Ha diterima dan H0 ditolak. Tetapi sebaliknya jika thitung ≤

𝑡(𝛼=0,05) maka Ha ditolak dan H0 diterima.

Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

a) Hipotesis Ranah Kognitif

Hipotesis Kalimat :

H01 : Pelaksanaan pembelajaran kelas maya (virtual class) berbasis

social learning network menggunakan schoology pada mata

x

Page 22: BAB III METODOLOGI PENELITIANrepository.upi.edu/26166/6/S_TE_1105591_Chapter3.pdf27 Nurachman Gofur, 2016 PEMBELAJARAN KELAS MAYA (VIRTUAL CLASS) BERBASIS SOCIAL LEARNING NETWORK MENGGUNAKAN

46

Nurachman Gofur, 2016 PEMBELAJARAN KELAS MAYA (VIRTUAL CLASS) BERBASIS SOCIAL LEARNING NETWORK MENGGUNAKAN SCHOOLOGY PADA MATA PELAJARAN SIMULASI DIGITAL DI SMKN 4 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pelajaran Simulasi Digital di SMKN 4 Bandung tidak dapat

dikatakan efektif untuk meningkatkan hasil belajar jika N - gain

rata – rata hasil belajar ranah kognitif siswa kurang dari 40%.

Ha1 : Pelaksanaan pembelajaran kelas maya (virtual class) berbasis

social learning network menggunakan schoology pada mata

pelajaran Simulasi Digital di SMKN 4 Bandung dapat dikatakan

efektif meningkatkan hasil belajar jika N - gain rata – rata hasil

belajar ranah kognitif siswa lebih besar atau sama dengan 40%.

Hipotesis Statistik :

H01 : µ < 40%

Ha1 : µ ≥ 40%

b) Hipotesis Ranah Afektif

Hipotesis Kalimat :

H02: Pelaksanaan pembelajaran kelas maya (virtual class) berbasis

social learning network menggunakan schoology pada mata

pelajaran Simulasi Digital di SMKN 4 Bandung dianggap tidak

efektif jika hasil pembelajaran kurang dari 75% peserta didik

memperoleh nilai rata-rata hasil belajar afektif lebih kecil atau

sama dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu

75 (2,67).

Ha2: Pelaksanaan pembelajaran kelas maya (virtual class) berbasis

social learning network menggunakan schoology pada mata

pelajaran Simulasi Digital di SMKN 4 Bandung dianggap efektif

jika hasil pembelajaran kurang dari 75% peserta didik

memperoleh nilai rata-rata hasil belajar afektif lebih besar nilai

Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 75 (2,67).

Hipotesis Statistik :

Page 23: BAB III METODOLOGI PENELITIANrepository.upi.edu/26166/6/S_TE_1105591_Chapter3.pdf27 Nurachman Gofur, 2016 PEMBELAJARAN KELAS MAYA (VIRTUAL CLASS) BERBASIS SOCIAL LEARNING NETWORK MENGGUNAKAN

47

Nurachman Gofur, 2016 PEMBELAJARAN KELAS MAYA (VIRTUAL CLASS) BERBASIS SOCIAL LEARNING NETWORK MENGGUNAKAN SCHOOLOGY PADA MATA PELAJARAN SIMULASI DIGITAL DI SMKN 4 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

H02: µ ≤ 75

Ha2: µ > 75

c) Hipotesis Ranah Psikomotor

Hipotesis Kalimat :

H03 : Pelaksanaan pembelajaran kelas maya (virtual class) berbasis

social learning network menggunakan schoology pada mata

pelajaran Simulasi Digital di SMKN 4 Bandung dianggap tidak

efektif jika hasil pembelajaran lebih dari 75% peserta didik

memperoleh nilai rata-rata hasil belajar psikomotor lebih kecil

atau sama dengan dari nilai Kriteria Ketuntasan Minimum

(KKM) yaitu 75 (2,67).

Ha3 : Pelaksanaan pembelajaran kelas maya (virtual class) berbasis

social learning network menggunakan schoology pada mata

pelajaran Simulasi Digital di SMKN 4 Bandung dianggap efektif

jika hasil pembelajaran lebih dari 75% peserta didik memperoleh

nilai rata-rata hasil belajar psikomotor lebih besar dari nilai

Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 75 (2,67).

Hipotesis Statistik :

H03 : µ < 75

Ha3 : µ ≥ 75