bab iii metode penelitian -...

25
31 BAB III Metode Penelitian Metodologi merupakan suatu proses atau cara yang digunakan untuk melakukan suatu penelitian. Tujuan penelitian kualitatif adalah memahami situasi, peritiwa, kelompok, atau interaksi sosial tertentu. Peneltian ini dapat diartikan sebagai proses investigatif yang di dalamnya peneliti secara perlahan-lahan memakai suatu fenomena sosial dengan membedakan, membandingkan, menggan- dakan, mengatalogkan dan mengklasifikasi obyek penelitian. Penelitian ini melibatkan peneliti untuk menyelami setting peneliti. Peneliti memasuki dunia informan melalui interaksi berkelanjutan, mencari makna-makna dan perspektif-perspektif informan (Creswell, 2013) 38 . Pengantar Pada bab ini, penulis akan menjelaskan seluruh proses pengalaman penelitian yang dilalui oleh peneliti. Berawal dari tugas matakuliah metodologi penelitian kualitatif, maka penulis dapat menentukan topik, menulis proposal, proses pengambilan data di lapangan sampai dengan analisis data. Sebelum mengambil data di lapangan, penulis mempelajari dan memahami tahapan-tahapan baku dalam penelitian kualitatif. Segala persiapan yang dilakukan oleh peneliti untuk mengambil data di lapangan dalam rangka untuk memperoleh suatu proses untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, kebudayaan, persepsi dan pemi- kiran para pelaku komunitas masyarakat lokal di Tutuala, anggota LSM Haburas 39 dan LSM CIDAC 40 sebagai bagian daripada pengembangan 38 Creswell J.W. 2013. Edisi Ketiga. Research Design: Pendekatan kualitatif, kuantitatif dan Mixed. Pustaka Pelajar 39 LSM Haburas adalah salah satu Lembaga swadaya masyarakat lokal yang berlokasi di Dili dan bergerak di bidang lengkungan hidup

Upload: phamdiep

Post on 01-May-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III Metode Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9316/3/T2_092014903_BAB III.pdf · dan kegiatan utamanya adalah mencari ikan serta meniapkan

31

BAB III

Metode Penelitian

Metodologi merupakan suatu proses atau cara yang digunakan untuk melakukan suatu penelitian. Tujuan penelitian kualitatif adalah memahami situasi, peritiwa, kelompok, atau interaksi sosial tertentu. Peneltian ini dapat diartikan sebagai proses investigatif yang di dalamnya peneliti secara perlahan-lahan memakai suatu fenomena sosial dengan membedakan, membandingkan, menggan-dakan, mengatalogkan dan mengklasifikasi obyek penelitian. Penelitian ini melibatkan peneliti untuk menyelami setting peneliti. Peneliti memasuki dunia informan melalui interaksi berkelanjutan, mencari makna-makna dan perspektif-perspektif informan (Creswell, 2013)38.

Pengantar

Pada bab ini, penulis akan menjelaskan seluruh proses

pengalaman penelitian yang dilalui oleh peneliti. Berawal dari tugas

matakuliah metodologi penelitian kualitatif, maka penulis dapat

menentukan topik, menulis proposal, proses pengambilan data di

lapangan sampai dengan analisis data. Sebelum mengambil data di

lapangan, penulis mempelajari dan memahami tahapan-tahapan baku

dalam penelitian kualitatif. Segala persiapan yang dilakukan oleh

peneliti untuk mengambil data di lapangan dalam rangka untuk

memperoleh suatu proses untuk mendeskripsikan dan menganalisis

fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, kebudayaan, persepsi dan pemi-

kiran para pelaku komunitas masyarakat lokal di Tutuala, anggota LSM

Haburas39 dan LSM CIDAC40 sebagai bagian daripada pengembangan

38 Creswell J.W. 2013. Edisi Ketiga. Research Design: Pendekatan kualitatif, kuantitatif dan Mixed. Pustaka Pelajar 39 LSM Haburas adalah salah satu Lembaga swadaya masyarakat lokal yang berlokasi di Dili dan bergerak di bidang lengkungan hidup

Page 2: BAB III Metode Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9316/3/T2_092014903_BAB III.pdf · dan kegiatan utamanya adalah mencari ikan serta meniapkan

32

pariwisata berbasis masyarakat di Tutuala. Dengan demikian, pada bab

ini penulis akan menguraikan bagaimana proses melakukan penelitian,

tahapan-tahapan pengumpulan data, pengalaman dalam melakukan

penelitian berdasarkan kerangka penelitian yang akhirnya dapat

dijadikan sebagai karya ilmiah dan memberikan sumbangan terhadap

ilmu pengetahuan.

Metode Penelitian

Penelitian mengenai kehidupan masyarakat lokal di Suco41

Tutuala, sub distrik42 Tutuala, distrik43 Lautem di fokuskan pada

anggota masyarakat yang terlibat dalam kegiatan pariwisata pada

koperasi Valusere, anggota masyarakat nelayan di pantai Valusere,

LSM Haburas dan LSM CIDAC dalam memanfaatkan sumber daya

alam yang dimiliki oleh masyarakat lokal sehingga berkembang

menjadi daerah tujuan wisata. Keterlibatan masyarakat dalam kegiatan

pariwisata berbasis masyarakat mulai dari proses awal perencanaan

kegiatan pariwisata sampai dengan pengelolaan usaha pariwisata di

pantai Valusere, Suco, Tutuala. Penelitian ini menggunakan metode

penelitian kualitatif atau disebut dengan penelitian interpretatif yang

didalmnya peneliti terlibat dalam pengalaman yang berkelanjutan dan

terus menerus dengan partisipan. Keterlibatan inilah yang nantinya

40 LSM CIDAC adalah sebuah organisasi atau Lembaga Swadaya Masyarakat yang berlokasi di Portugal. CIDAC kepanjangannya adalah Centro de Intervenção Para o Desemvolvimento Amilcar Cabral. Lembaga ini bekerja dalam bidang pembangunan sehingga membantu memberikan kapasitas kepada LSM lokal di negara jajahan Portugis khususnya bekerjasama dengan LSM lokal di Timor Leste dengan Guinea Bissau. 41 Suco adalah salah satu istilah yang umum dipakai di Timor Leste sebagai sebagai sebuah Desa yang dipimpin oleh seorang kepala desa yang dipilih secara langsung oleh rakyat setiap lima tahun sekali.

42 Sub Distrik adalah setingkat dengan sebuah kecamatan. Di Negara Timor Leste istilah yang digunakan pada sebuah kecamatan adalah sub distrik. 43 Distrik setingkat dengan kabupaten. Seorang bupati atau biasa dipangil dengan istilah administratdor distrito tidak dipilih langsung oleh rakyat, akan tetapi ditunjuk dari pemerintah pusat.

Page 3: BAB III Metode Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9316/3/T2_092014903_BAB III.pdf · dan kegiatan utamanya adalah mencari ikan serta meniapkan

33

memunculkan serangkaian isu-isu strategis, etis, dan personal dalam

proses penelitian kualitatif (Locke, Spirduso, & Silverman, 2007)44.

Penelitian ini akan menguraikan pengalaman empirik (kenya-

taan) dari proses keterlibatan masyarakat lokal di Tutuala dan LSM

Haburas dalam usaha kegiatan pariwisata berbasis masyarakat sejak

awal perencanaan kegiatan sampai pengelolaan usaha pariwisata yang

berkelanjutan, dengan demikian metode penelitian kualitatif menjadi

pilihan peneliti dalam penelitian ini. Penelitian kualitatif dieksplorasi

dan diperdalam dari fenomena sosial atau lingkungan sosial yang

terdiri atas pelaku, kejadian, tempat dan waktu. Latar sosial tersebut

digambarkan sedemikian rupa sehingga dalam melakukan penelitian

kualitatif mengembangkan pertanyaan dasar: apa dan bagai-mana

kejadian itu terjadi, siapa yang terlibat dalam kejadian tersebut, kapan

terjadinya, dimana tempat kejadiannya (Ghony & Almanshur, 2012)45.

Pada dasarnya penelitian ini mencoba mengetahui pengalaman

masyarakat lokal yang tinggal di daerah Tutuala dalam mengelola dan

mengembangkan usaha pariwisata melalui koperasi Valusere. Dengan

demikian saya memilih menggunakan metode kualitatif . Saya adalah

seorang peneliti yang merupakan instrumen kunci sehingga dapat

mengumpulkan sendiri data. Peneliti memilih mengumpulkan data

dari berbagai sumber melalui wawancara, observasi dan dokumentasi

sehingga tidak bertumpu pada satu sumber data saja. Kemudian peneliti

mereview semua data tersebut, memberikannya makna dan

mengolahnya ke dalam kategori-kategori atau tema-tema yang

melintasi semua sumber (Creswell, 2013).46

Hal pertama yang saya lakukan dalam penelitian ini adalah

menentukan orang yang dapat menjadi informan pada penelitian ini.

Pada awalnya saya menklasifikasikan informan menjadi tiga kelompok,

44 Locke, L.E. Spriduso, W.W, & Silverman, S.J. 2007. A Guide for Planning Dissertations and Grant Proposals. 5th Edditions. Thousand Oaks, CA: Sage 45 M. Djunaidi Ghony & Fauzan Almanshur. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Ar-Ruzz Media. Yogyakarta. 46 Creswell J.W. 2013. Edisi Ketiga. Research Design: Pendekatan kualitatif, kuantitatif dan Mixed. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Page 4: BAB III Metode Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9316/3/T2_092014903_BAB III.pdf · dan kegiatan utamanya adalah mencari ikan serta meniapkan

34

yakni : LSM Haburas, anggota kelompok koperasi Valusere dan

masyarakat nelayan di Tutuala. Anggota LSM Haburas yang dipilih

adalah mereka yang terlibat dalam membantu masyarakat lokal di

Tutuala sejak tahap perencanaan program kegiatan usaha pariwisata

sampai penyerahan usaha kegiatan pariwisata tersebut kepada anggota

koperasi Valusere. Anggota kelompok koperasi Valusere adalah

masyarakat lokal di Tutuala yang telah bergabung dengan kelompok

koperasi, mulai dari struktur koperasi, pengelola penginapan, restoran

dan kios serta pemandu wisata. Sedangkan masyarakat nelayan adalah

masyarakat yang tergabung dalam anggota nelayan di pantai Valusere

dan kegiatan utamanya adalah mencari ikan serta meniapkan

transportasi laut berupa sampang bagi wisatawan yang ingin

berkunjung ke pulau Jaco maupun pantai sekitar wilayah Tutuala.

Akan tetapi dalam penelitian di lapangan, peneliti bertemu juga

dengan anggota LSM CIDAC dari Portugal yang juga berperan penting

dalam pengembangan usaha pariwisata di Tutuala dan peneliti

melakukan wawancara dengan anggota LSM CIDAC tersebut.

Penelitian Lapangan

Setelah peneliti melakukan ujian proposal tesis pada tanggal 4

Desember 2014, peneliti melakukan diskusi mengenai pertanyaan

penelitian yang akan digunakan dalam penelitian dengan dosen

pembimbing. Pada konsultasi tersebut, peneliti dan dosen pembimbing

memantapkan pertanyaan-pertanyaan penelitian yang akan digunakan

sebagai suatu pedoman wawancara selama berada di lokasi penelitian.

Disamping itu, peneliti merasa perlu mempersiapkan diri, baik secara

fisik maupun secara mental sebelum turun ke lapangan. Hal ini

disebabkan oleh, tempat penelitian yang dipilih oleh peneliti sanggat

jauh dari tempat kerja dan tempat tinggal peneliti. Faktor lain yang

membuat peneliti perlu mempersiapkan diri secara mental adalah

bahwa wilayah Tutuala adalah daerah yang sakral menurut penduduk

lokal akan tetapi menurut orang-orang di luar Tutuala bahwa wilayah

tersebut adalah daerah yang keramat sehingga orang yang melakukan

Page 5: BAB III Metode Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9316/3/T2_092014903_BAB III.pdf · dan kegiatan utamanya adalah mencari ikan serta meniapkan

35

kunjungan ke wilayah tersebut harus mentaati aturan-aturan dan

budaya masyarakat lokal setempat.

Peneliti mengawali perjalanan dari Salatiga ke Dili-Timor Leste

pada tanggal 9 Desember 2014, setelah selesai melakukan konsultasi

dengan dosen pembimbing. Pada tanggal 10 Desember 2014 peneliti

melakukan perjalanan dengan menggunakan pesawat Air Asia dari

Jogja menuju Denpasar dan hari berikutnya melanjutkan perjalanan ke

Dili ibu kota negara Republik Demokratik Timor Leste dengan meng-

gunakan pesawat Sriwijaya Air. Penulis melihat bahwa pada bulan

Desember mayoritas masyarakat Timor Leste yang beragama Katholik

sedang mempersiapkan diri untuk menyambut Natal dan Tahun Baru,

sehingga peneliti merasa sulit untuk memperoleh data pada bulan

Desember. Disamping itu, peneliti melakukan konsultasi dengan

keluarga mengenai persiapan biaya awal penelitian yang akan dipakai

selama melakukan penelitian.

Penelitian dilakukan di dua tempat, yakni di Dili pada kantor

LSM Haburas dan di pantai Valusere, Suco Tutuala, sub distrik Tutuala,

distrik Lautem. Pantai Valusere terletak di ujung Timur pulau Timor

serta letaknya berdekatan dengan pulau Jaco. Jarak Dili sebagai ibukota

negara Timor Leste menuju Suco Tutuala adalah 234 Km. Perjalanan

dari Dili menuju Tutuala bisa menghabiskan waktu 8 sampai dengan 9

jam. Hal ini terjadi akibat dari infrastruktur jalan raya yang kurang

baik. Selain infrastruktur jalan yang tidak baik, fasilitas transportasi

publik atau angkutan umum sangat jarang menuju ke Tutuala.

Walaupun infrastruktur jalan raya tidak baik, akan tetapi desa Tutuala

memiliki keindahan alam yang unik sehingga banyak wisatawan yang

berkunjung ke Suco Tutuala sampai ke pulau Jaco.

Ada beberapa alasan penting yang mendorong peneliti memilih

pantai Valusere di suco Tutuala sebagai lokasi penelitian. Alasan

tersebut antara lain : pertama; berdasarkan regulasi UNTAET 47No. 19

47 UNTAET: United Nation Transition Administration in East Timor. Merupakan pemerintahan transisi dari PBB untuk Timor Leste sejak tahun 2000 sampai dengan tahun 2002.

Page 6: BAB III Metode Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9316/3/T2_092014903_BAB III.pdf · dan kegiatan utamanya adalah mencari ikan serta meniapkan

36

tahun 2000 menetapkan wilayah Tutuala dan sekitarnya merupakan

daerah terlindung. Kedua; pemerintah Republik Demokratik Timor

Leste melalui kementerian Pertanian, kehutanan dan perikanan

menetapkan resolusi No 8, bulan Agustus tahun 2007 bahwa wilayah

Tutuala dan sekitarnya merupakan taman nasional pertama di Timor

Leste dan taman Nasional tersebut diberi nama Taman Nasional Nino

Conis Santana. Manajemen pengelolaan taman nasional Nino Conis

Santana berdasarkan kriteria IUCN48 No. 5 yang menetapkan prinsip

pembagian manajemen antara pemerintah dan penduduk lokal. Ketiga; pada umumnya wisatawan yang berkunjung ke pulau Jaco tidak boleh

menginap di situ karena pulau tersebut oleh masyarakat lokal di

Tutuala adalah tempat sakral sehingga wisatawan dapat berkunjung

pada pagi hari hingga sore hari. Keempat; masyarakat lokal Tutuala

bekerjasama dengan LSM Haburas maupun LSM CIDAC telah

melakukan kegiatan pariwisata di pantai Valusere dengan mendirikan

sebuah koperasi yang diberi nama koperasi Valusere. Kelima; walaupun Tutuala letaknya paling ujung Timur di pulau Timor akan

tetapi banyak wisatawan baik lokal maupun wisatawan manca negara

sering berkunjung ke Tutuala dan pulau Jaco.

Mengurus Ijin Penelitian serta Persiapan Kelengkapan

Penelitian

Hal pertama yang perlu diketahui oleh peneliti ialah siapa saja

yang berwenang memberikan izin pelaksanaan penelitian tersebut.

Yang berwewenang memberikan izin untuk melakukan penelitian bagi

saya adalah ketua program studi pascasarjana studi pembangunan

UKSW. Pada tanggal 8 Desember 2014, peneliti melakukan konsultasi

dengan ketua program studi pascasarjana untuk mengeluarkan surat

izin penelitian kepada saya sehingga berdasarkan surat tersebut peneliti

dapat melaksanakan penelitian di lokasi. Akhirnya, surat izin

48 IUCN: International Union for the Conservation of the Nature & Natural Resources. Organisasi ini adalah persatuan konservasi alam dan sumber daya alam internasional.

Page 7: BAB III Metode Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9316/3/T2_092014903_BAB III.pdf · dan kegiatan utamanya adalah mencari ikan serta meniapkan

37

penelitian dikeluarkan oleh program studi pascasarjana studi

pembangunan UKSW pada tanggal 8 Desember 2014 dengan nomor :

228/PPs/MSP/XII/2014. Surat izin penelitian tersebut bagi peneliti

sebagai suatu acuan dalam melakukan penelitian di lembaga LSM

Haburas dan Anggota Koperasi Valusere Tutuala.

Di samping persyaratan izin penelitian, terdapat pula

persyaratan lain untuk mendukung kegiatan dan kelancaran dalam

melakukan penelitian. Persyaratan lain yang dimaksud adalah

penyediaan alat kelengkapan sebelum kegiatan turun ke lapangan

berupa : persiapan pertanyaan penelitian, tape recorder, Camera foto,

alat tulis serta laptop yang digunakan oleh peneliti selama proses

penelitian dijalangkan. Dalam melakukan penelitian ini, penulis juga

melakukan persiapan kelengkapan transportasi yang digunakan oleh

peneliti selama berada di lokasi LSM Haburas maupun pergi ke lokasi

koperasi Valusere di Tutuala. Catatan menarik bagi peneliti dalam

mempersiapkan transportasi adalah bahwa selama saya mengikuti

proses perkuliahan di UKSW Salatiga, transportasi atau mobil peneliti

(Toyota Rav 4) ditinggalkan di Dili dan tidak ada yang merawat

sehingga pada waktu peneliti kembali ke Timor Leste untuk

melakukan penelitian lapangan mobil mengalami kerusakan berat.

Dengan demikian, sebelum saya melakukan penelitian lapangan,

membutuhkan waktu tiga hari dan biaya yang cukup tinggi, yakni US$

$ 400,-49untuk memperbaiki mobil agar dapat digunakan dalam

penelitian saya di lapangan.

Menuju Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di dua lokasi penelitian, yakni:

penelitian pada LSM Haburas berlokasi di Dili dan penelitian terhadap

masyarakat lokal di Suco Tutuala, Sub Distrik Tutuala, Distrik Lospalos,

Timor Leste. Sebelum turun penelitian di lapangan, peneliti telah

49

US$ 400,- Empat ratus dolar Amerika dan dikonversikan ke rupiah adalah sebesar Rp. 5.200.000,- dengan kurs 1 US$ = Rp. 13.000,-

Page 8: BAB III Metode Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9316/3/T2_092014903_BAB III.pdf · dan kegiatan utamanya adalah mencari ikan serta meniapkan

38

memperoleh informasi mengenai beberapa sumber informan yang akan

peneliti jumpai ketika turun ke lapangan mengambil data di LSM

Haburas maupun di Suco Tutuala. Lokasi penelitian untuk LSM

Haburas di Dili tidak begitu jauh dari tempat tinggal peneliti sehingga

menuju ke lokasi tersebut membutuhkan waktu 10 sampai dengan 15

menit, sehingga dalam penelitian di LSM Haburas peneliti menggu-

nakan sepeda motor ataupun mobil sendiri menuju ke lokasi LSM

Haburas. Akan tetapi, lokasi penelitian di desa Tutuala sangatlah jauh

dari tempat tinggal peneliti sehingga perjalanan menuju ke Tutuala

membutuhkan waktu 9 jam perjalanan. Untuk menuju ke lokasi

penelitian di desa Tutuala peneliti membutuhkan transport berupa

mobil serta dalam perjalanan perlu istirahat di kabupaten Baucau

sebelum melanjutkan perjalanan ke lokasi penelitian di Tutuala.

Akhirnya, pada tanggal 27 Desember 2014, peneliti

meninggalkan kota Dili menuju ke desa Tutuala dengan menggunakan

mobil peneliti. Sebelumnya, berdasarkan informasi dari anggota LSM

Haburas, peneliti telah memperoleh data mengenai lokasi penelitian di

desa Tutuala serta informan kunci di Suco Tutuala yang akan peneliti

temui. Untuk sampai pada tahap ini, peneliti mempersiapkan bahan-

bahan sebagi bekal di jalan serta bahan-bahan kontak yang akan

dipakai oleh peneliti di Suco Tutuala berupa, beras lokal, sayur, minyak

goreng, makanan ringan berupa roti serta minuman ringan sebagai

bekal di jalan. Hal ini menjadi penting karena lokasi penelitian jauh

sehingga harus dipersiapkan sebelumnya. Setelah semua keperluan di

jalan maupun kebutuhan yang akan digunakan di lokasi penelitian

serta Bahan Bakar Mobil diisi, peneliti meninggalkan kota Dili menuju

ke desa Tutuala.

Sebelum peneliti menuju ke Tutuala, peneliti telah melakukan

kontak dengan ibu Angelina yang merupakan mantan ketua kelompok

koperasi Valusere periode 2006-2014 untuk memberitahukan hari

kedatangan peneliti di Suco Tutuala. Oleh karena jarak antara Dili

dengan Tutuala sangat jauh dan jalan raya yang tidak begitu

mendukung serta terdapat beberapa kali pemeriksaan di jalan oleh

Page 9: BAB III Metode Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9316/3/T2_092014903_BAB III.pdf · dan kegiatan utamanya adalah mencari ikan serta meniapkan

39

petugas keamanan50 sehingga peneliti tiba di Suco Tutuala sekitar jam 8

malam. Kedatangan peneliti di Tutuala disambut oleh ibu Angelina dan

seorang keponakannya yang sibuk mengangkat barang-barang yang

dibawah oleh peneliti. Kemudian peneliti diantar untuk menempati

sebuah kamar di penginapan ibu Angelina. Beberapa saat kemudian,

peneliti memperkenalkan diri kepada keluarga ibu Angelina dan

menyampaikan maksud kedatangan peneliti serta meminta maaf

kepada ibu Angelina dan keluarganya karena peneliti tiba di sana

sudah malam, sekitar jam 20.00 namun masih menunggu kedatangan

peneliti. Pertemuan malam itu, kemudian diakhiri dengan makan

malam bersama dengan keluarga ibu Angelina.

Penelitian di Pantai Valusere Tutuala

Gambar 1. Peta Timor Leste dan Tutuala. Diambil dari Google Map

50

Pada saat peneliti melakukan penelitian, perjalanan dari Dili menuju ke Tutuala terdapat 7 pos pemeriksaan yang terdiri dari pasukan gabungan FFDTL dan PNTL. Anggota pasukan FFDTL dan PNTL memeriksa seluruh kendaraan yang lewat serta memeriksa para penumpang untuk meminta surat identitas berupa Kartu Tanda Penduduk. Disamping itu pasukan keamanan juga memeriksa seluruh isi kendaraan yang melintas. Pemeriksaan ini dilakukan karena pada saat itu ada sebuah resolusi dari Parlemen dan Pemerintah untuk menangkap eks komandan Falintil yakni Bapak Paulino Gama Alias Mauk Moruk beserta pengikutnya yang melarikan diri ke hutan dan memiliki senjata.

Page 10: BAB III Metode Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9316/3/T2_092014903_BAB III.pdf · dan kegiatan utamanya adalah mencari ikan serta meniapkan

40

Penelitian di pantai Valusere, Suco Tutuala dimulai pada

tanggal 27 Desember 2014. Secara teknis, penelitian yang dilakukan di

pantai Valusere Tutuala dibagi dalam tiga tahap. Tahap pertama adalah

tahap observasi yang dilakukan oleh peneliti dari tanggal 27 Desember

sampai dengan tanggal 30 Desember 2014. Tahap kedua peneliti

kembali ke lokasi penelitian di Tutuala pada tanggal 3 Februari sampai

dengan tanggal 9 Februari 2015. Pada tahap kedua ini peneliti

melakukan wawancara mendalam51 dan observasi terhadap kegiatan

koperasi Valusere dalam mengelola usaha pariwisata di pantai

Valusere. Tahap ketiga peneliti kembali ke lokasi penelitian di Tutuala

pada tanggal 24 Maret sampai dengan tanggal 30 Maret 2015. Pada

tahap ini peneliti melakukan wawancara mendalam dan observasi

terhadap masyarakat nelayan serta berkunjung ke pulau Jaco dengan

menggunakan sampang masyarakat nelayan. Ada beberapa alasan

peneliti melakukan tiga tahap penelitian adalah: pertama, mengingat

penelitian ini dilakukan di dua tempat yakni untuk LSM Haburas di

Dili dan yang kedua dengan anggota koperasi Valusere dan masyarakat

nelayan dilakukan di Tutuala. Kedua, karena penelitian ini adalah

penelitian kualitatif, maka peneliti ingin lebih mendalam memotret

data empiris dari perilaku kehidupan masyarakat lokal dan berparti-

sipasi bersama dengan informan dalam rangka memahami dan mengi-

kuti aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh informan. Ketiga, penulis

51 Sumber informan dalam penelitian ini antara lain: masyarakat lokal di Tutuala yang tergabung dalam koperasi valusere. Anggota koperasi yang dijadikan sumber informan adalah Ibu Angelina (selaku ketua atau koordinator umum koperasi Valusere sejak tahun 2006 sampai dengan 2014, beliau juga merupakan ketua kelompok dari salah salah satu kelompok rotasi untuk mengelola usaha pariwisata di pantai Valusere, desa Tutuala). Bapak Mario dos Santos (koordinator umum koperasi Valusere periode ke dua yang mengantikan ibu Angelina. Beliau juga merupakan ketua kelompok rotasi II dalam pengelolaan koperasi Valusere, disamping itu bapak Mario juga merupakan seorang pemandu wisata di pantai Valusere, desa Tutuala). Informan berikutnya adalah bapak Mateus Barros selaku ketua kelompok III dan bapak Nicolao Mendes merupakan ketua kelompok IV di koperasi Valusere. Wawancara dengan masyarakat nelayan di pantai Valusere dilakukan pada tanggal 24 sampai dengan tanggal 30 Maret 2015. Informan yang diwawancarai pada waktu itu adalah : Bapak Adriano da Costa selaku ketua kelompok masyarakat nelayan, bapak Tito da Costa (wakil ketua Masyarakat Nelayan), bapak Frederico (koordinator kelompok nelayan Ili Kere-Kere), bapak Adao Alves (koordinator kelompok nelayan Cruzeiro de Jaco).

Page 11: BAB III Metode Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9316/3/T2_092014903_BAB III.pdf · dan kegiatan utamanya adalah mencari ikan serta meniapkan

41

melakukan wawancara sesuai dengan kegiatan informan sehingga

harus melakukan perjalanan antara Dili dengan Tutuala berdasarkan

waktu luang dari para informan, terutama informan dari LSM Haburas.

Proses awal melakukan kunjungan ke Tutuala melalui kontak

yang dilakukan oleh peneliti dengan ibu Angelina52. Pada saat peneliti

melakukan penelitian di LSM Haburas, saudara Pedrito53 memberikan

nomor kontak ibu Angelina kepada peneliti agar sebelum berangkat ke

lokasi penelitian di Tutuala harus melakukan kontak sehingga peneliti

bisa mengetahui waktu luang dari informan untuk diwawancarai. Pada

tanggal 26 Desember peneliti melakukan kontak dengan ibu Angelina

melalui telpon. Saat itu peneliti menyampaikan maksud dan tujuan

serta waktu berkunjung ke Tutuala. Ibu Angelina dengan senang hati

memperbolehkan peneliti untuk datang ke Tutuala pada tanggal 27

Desember 2014. Pada malam itu juga peneliti memberikan surat ijin

penelitian kepada ibu Angelina serta menyampaikan maksud dan

tujuan penelitian di pantai Valusere, desa Tutuala.

52 Ibu Angelina juga memberikan fasilitas penginapan kepada peneliti untuk menginap di penginapan ibu Angelina di Tutuala. Akhirnya peneliti melakukan kunjungan awal ke Tutuala pada tanggal 27 Desember 2014 untuk melakukan observasi dan wawancara awal. Informan kunci pertama yang dilakukan oleh peneliti dalam kunjungan tersebut adalah ibu Angelina sendiri. Ibu Angelina adalah seorang ibu rumah tangga yang memiliki pekerjaan sebelumnya adalah guru bahasa Portugis pada sekolah dasar di suco Tutuala. Ibu Angelina merupakan ketua pertama pada kelompok koperasi Valusere, memiliki ide awal dengan LSM Haburas untuk melakukan kegiatan pariwisata di pantai Valusere Tutuala. Beliau juga merupakan motor pengerak di koperasi Valusere mulai dari perencanaan awal berdirinya koperasi Valusere sampai pada proses implementasi koperasi Valusere tersebut dalam pengelolaan usaha di bidang pariwisata. Disamping itu, ibu Angelina memiliki penginapan pribadi di rumahnya yang dikelola sendiri dan dibantu oleh seorang keponakannya sebagai karyawan. Selain menjabat sebagai ketua umum koperasi Valusere sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2014, ibu Angelina juga adalah ketua kelompok pada salah satu kelompok didalam koperasi Valusere sampai saat ini. Berdasarkan pengalaman ibu Angelina diatas maka peneliti direkomendasikan oleh saudara Pedrito untuk melakukan wawancara mendalam dengan ibu Angelina. Pada wawancara mendalam tersebut peneliti memperoleh informasi dari informan sejak proses awal perencanaan kegiatan usaha dibidang pariwisata, proses pengelolaan sampai dengan proses mempertahankan usaha. 53 Pedrito adalah salah satu anggota LSM Haburas dan beliau menjabat sebagai koordinator bidang Pariwisata di LSM Haburas.

Page 12: BAB III Metode Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9316/3/T2_092014903_BAB III.pdf · dan kegiatan utamanya adalah mencari ikan serta meniapkan

42

Gambar 3.2. Penginapan miliki ibu Angelina dan Mobil yang dipakai oleh

peneliti selama melakukan penelitian di lapangan. Foto 28 desember 2014

Gambar 3.3. Peneliti Melakukan wawancara dengan ibu Angelina di Restoran

koperasi Valusere. Foto tanggal 5 Februari 2015

Secara keseluruhan, kegiatan yang dilakukan oleh peneliti

dalam penelitian ini adalah melakukan observasi baik terhadap lokasi

perkampungan dan obyek wisata serta melakukan observasi terhadap

beberapa anggota masyarakat yang tergabung dalam koperasi Valusere

dan anggota masyarakat nelayan yang nantinya peneliti tetapkan

sebagai informan. Dalam hal ini, observasi yang dilakukan oleh peneliti

adalah berupa kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh anggota

koperasi diantaranya; mempersiapkan makanan kepada pengunjung,

bagaimana menyiapkan tempat penginapan bagi tamu, mencari kayu

bakar bersama anggota koperasi. Disamping itu peneliti mengamati

kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh anggota koperasi pada waktu

Page 13: BAB III Metode Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9316/3/T2_092014903_BAB III.pdf · dan kegiatan utamanya adalah mencari ikan serta meniapkan

43

luang yakni pada saat air laut surut mereka pergi ke pantai untuk

metchi. Peneliti juga melakukan observasi terhadap kegiatan para

nelayan di pantai Valusere, Tutuala. Pada tahap ini, observasi yang

dilakukan oleh peneliti adalah bagaimana para nelayan mempersiapkan

sampang untuk mengantar tamu ke pulau Jaco maupun pantai lain

yang ada disekitar wilayah Tutuala, selain itu juga peneliti

mengobservasi kegiatan mencari ikan dan jenis-jenis ikan yang didapat

oleh nelayan pada saat melaut. Peneliti juga mengikuti kegiatan

nelayan dan melakukan pelayaran dengan menggunakan sampan

nelayan pergi ke pulau Jaco.

Gambar 3.4. Peneliti melakukan observasi terhadap kegiatan nelayan di pantai

Valusere. Foto diambil pada tanggal 26 Maret 2015.

Gambar 3.5. Perjalanan menuju Pulau Jaco dengan menggunakan sampan

nelayan. Foto diambil pada tanggal 26 Maret 2015.

Page 14: BAB III Metode Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9316/3/T2_092014903_BAB III.pdf · dan kegiatan utamanya adalah mencari ikan serta meniapkan

44

Gambar 3.6. Peneliti berada di pingir pantai di pulau Jaco sambil menunggu

nelayan mencari ikan di laut. Foto diambil pada tanggal 26 Maret 2015

Penelitian di LSM CIDAC dan LSM Haburas

Penelitian pertama yang dilakukan pada LSM Haburas di Dili

Timor Leste dimulai pada tanggal 13 Desember 2014. Pada awalnya,

berdasarkan surat izin penelitian dari program Pascasarjana Studi

Pembangunan UKSW kepada LSM Haburas, peneliti melakukan

kontak ke kantor LSM Haburas yang beralamatkan di Farol Dili untuk

meminta izin melakukan penelitian di tempat LSM tersebut. Secara

tidak sengaja, peneliti bertemu dengan anggota LSM Haburas yang

merupakan teman seperjuangan pada Organisasi RENETIL54 tahun

1996 sampai dengan 1999 di Denpasar Bali yang bernama Horasio.

Beliau merupakan anggota staf LSM Haburas sebagai kepala bagian

administrasi dan keuangan. Dalam pertemuan tersebut, saya menyam-

paikan maksud dan tujuan kedatangan saya di kantor LSM Haburas

serta memberikan surat izin penelitian dari program studi kepada

pimpinan atau direktur LSM Haburas. Pada waktu itu bapak Virgilio

Guterres selaku direktur LSM Haburas menyambut baik kedatangan

saya dan memberikan izin bagi peneliti untuk melakukan penelitian di

54 RENETIL : Resistencia Nasional dos Estudantes de Timor Leste. Merupakan salah satu organisasi gerakan bawah tanah yang didirikan pada tanggal 20 Juni 1988 oleh sepuluh orang mahasiswa yang sedang melakukan perkuliahannya di Bali. Dengan Tujuan utama adalah memperjuangkan kemerdekaan Timor Leste melalui aksi-aksi demonstrasi yang dilakukan di Indonesia, khususnya di Jakarta.

Page 15: BAB III Metode Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9316/3/T2_092014903_BAB III.pdf · dan kegiatan utamanya adalah mencari ikan serta meniapkan

45

LSM Haburas maupun koperasi Valusere di Tutuala. Selaku direktur

LSM Haburas, beliau merekomendasikan peneliti untuk memperoleh

berbagai informasi dari saudara Pedrito55 yang juga merupakan staf

LSM Haburas di bidang kerjasama pariwisata dengan masyarakat lokal.

Berawal dari saudara Pedrito sebagai informan kunci bagi

peneliti di LSM Haburas, melalui saudara Pedrito peneliti memperoleh

informan lain yang terdapat di LSM Haburas, anggota LSM CIDAC

maupun anggota masyarakat di Suco Tutuala. Dengan demikian,

peneliti mengakses data di lapangan melalui dua teknik yaitu: pertama, para informan yang berada di LSM Haburas merupakan relasi peneliti

di masa lalu sehingga peneliti tidak memperoleh kesulitan dalam

mengakses data. Akan tetapi terdapat kendala bagi peneliti dalam

penelitian di LSM Haburas adalah kendala waktu. Karena para

informan memiliki kesibukan kerja sehingga mencari waktu luang

untuk melakukan wawancara. Kedua, dalam penelitian ini, untuk

mengakses data peneliti menggunakan teknik snowball. Snowball adalah penentuan informan dengan bantuan informan kunci dan dari

informan kunci ini akan berkembang sesuai petunjuknya. Untuk

memenuhi kebutuhan peneliti dalam mengakses data maka saudara

Pedrito merekomendasikan kepada peneliti untuk melakukan

wawancara56 dengan beberapa anggota LSM Haburas yang pernah

melakukan kerjasama dengan koperasi Valusere, desa Tutuala.

55 Peneliti telah mengenal saudara Pedrito sejak tahun 1997, pada waktu itu kami sebagai sesama anggota dan pengurus organisasi RENETIL melakukan pertemuan di wilayah Salatiga untuk merencanakan program kerja RENETIL aksi demontrasi menentang kedudukan Indonesia di Timor Leste. Namun demikian saudara Pedrito tidak mengingat lagi peneliti sebagai salah satu teman seperjuangan, akan tetapi pada waktu itu peneliti menceritakan rapat yang pernah diikuti bersama dan aksi demonstrasi yang dilakukan bersama di Jakarta pada tahun 1998 maka beliau juga bercerita mengenai berbagai kegiatan RENETIL di Indonesia akhirnya peneliti dan informan dapat berbagi cerita masa lalu dan anggota LSM Haburas dengan senang hati menerima peneliti setiap saat jika membutuhkan informasi. 56 Sumber informan dalam penelitian yang peneliti lakukan di kantor LSM Haburas antara lain: Ibu Cristina Cruz (Anggota LSM CIDAC Portugal yang telah melakukan kerjasama dengan LSM Haburas di bidang pariwisata sejak tahun 2003 sampai dengan tahun 2014). Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan bapak Virgilio

Page 16: BAB III Metode Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9316/3/T2_092014903_BAB III.pdf · dan kegiatan utamanya adalah mencari ikan serta meniapkan

46

Program kegiatan pariwisata yang dikembangkan oleh LSM

Haburas, LSM CIDAC dengan masyarakat lokal di Tutuala berakhir

pada tahun 2008, sedangkan Maubisse dan Maubara telah berakhir

pada akhir tahun 2014, maka saudara Pedrito merekomendasikan

kepada peneliti untuk segera melakukan wawancara dengan ibu

Cristina Cruz selaku anggota LSM CIDAC di Timor Leste sebab beliau

akan kembali ke Portugal dua atau tiga hari kemudian. Sore hari

tanggal 14 Desember 2014, bertempat di Cafe LSM Haburas peneliti

bertemu dengan ibu Cristina Cruz. Pada waktu itu beliau datang ke

kantor LSM Haburas untuk beristirahat dan minum kopi. Peneliti

melalui saudara Pedrito melakukan perkenalan dengan ibu Cristina

Cruz dan menjelaskan serta meminta bantuan kepada beliau sebagai

salah satu informan dalam penelitian ini. Akhirnya beliau menyatakan

kesediaannya untuk diwawancarai pada tanggal 15 Desember 2014.

Gambar 3.7. Wawancara dengan Ibu Cristina Cruz dari LSM CIDAC Portugal.

Foto diambil pada tanggal 15 Desember 2014.

Guterres (Direktur LSM Haburas dan selaku pendiri LSM Haburas), saudara Pedrito (selaku anggota LSM Haburas yang merupakan koordinator di bidang pariwisata dan beliau merupakan salah satu informan kunci dalam penelitian ini), saudara Cancio (salah satu anggota LSM Haburas yang pernah melakukan pendampingan bagi anggota koperasi Valusere melalui pelatihan manajemen dan akuntansi), Ibu Santina Amaral Fernandes (beliau pernah melakukan pelatihan bagi anggota LSM Haburas di Tutuala di bidang kuliner dan hospitaliti dalam pengembangan usaha pariwisata di pantai Valusere Tutuala). Wawancara terakhir yang dilakukan oleh peneliti di LSM Haburas adalah dengan saudara Elias (mantan anggota LSM Haburas yang pertama kali melakukan kunjungan ke Tutuala dengan ibu Cristina Cruz).

Page 17: BAB III Metode Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9316/3/T2_092014903_BAB III.pdf · dan kegiatan utamanya adalah mencari ikan serta meniapkan

47

Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data sebagaimana yang dijelaskan oleh Creswell

(Creswell, 2007)57 serta Rosman & Rallis (Rossman. & Rallis, 1998)58

mengatakan bahwa analisis data merupakan proses berkelanjutan yang

membutuhkan refleksi terus menerus terhadap data, mengajukan

pertanyaan-pertanyaan analitis, dan menulis catatan singkat sepanjang

penelitian. Dengan kata lain, analisis data kualitatif bisa saja

melibatkan proses pengumpulan data, interpretasi, dan pelaporan hasil

secara serentak dan bersama-sama. Ketika peneliti melakukan

wawancara atau pada saat wawancara sedang berlangsung, peneliti juga

melakukan analisis terhadap data-data yang baru saja diperoleh dari

hasil wawancara, menulis catatan-catatan kecil yang dapat dimasukkan

sebagai narasi dalam menulis hasil temuan lapangan.

Sebagaimana penelitian kualitatif pada umumnya, langkah

pertama yang dilakukan oleh peneliti adalah melakukan transkrip hasil

rekaman wawancara. Semua hasil wawancara yang dilakukan oleh

peneliti dalam bahasa tetun. Sehingga peneliti harus menerjemahkan

hasil wawancara ke dalam bahasa Indonesia. Proses penerjemahan dan

transkrip ini membutuhkan waktu sekitar tiga minggu. Setelah proses

transkrip selesai, peneliti mengirim transkrip tersebut kepada dosen

pembimbing via email untuk mengoreksi jika ada jawaban yang belum

lengkap maka peneliti akan melakukan lagi wawancara untuk

memperoleh data yang masih kurang.

Langkah berikutnya peneliti membuat analisis tematik melalui

model matriks. Berdasarkan data lapangan yang diperoleh dari LSM

maupun masyarakat lokal di desa Tutuala, peneliti dengan dosen

pembimbing mendiskusikan hasil temuan lapangan untuk dijadikan

sebagai data atau temuan empirik yang terdapat pada bab empat dan

57 John W Creswell, 2007. Qualitative Inquiry and Research Design : Choosing Among Five Approaches. 3rd edition. Thousand Oaks, CA: Sage 58 Rossman. G. & Rallis. S.F., 1998. An Introduction to Qualitative Research. Thousand Oaks, CA: Sage

Page 18: BAB III Metode Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9316/3/T2_092014903_BAB III.pdf · dan kegiatan utamanya adalah mencari ikan serta meniapkan

48

lima. Setelah proses pada bab empirik diselesaikan, peneliti

melanjutkan penulisan analisis lanjutan untuk menemukan konsep-

konsep yang terkandung dalam bab empirik. Dari konsep-konsep

tersebut, kemudian melanjutkan dengan mengkonstruksi temuan-

temuan tersebut dalam bab analisis dan kesimpulan yang

mengambarkan keterlibatan LSM dalam pengembangan pariwisata

berbasis masyarakat yang berkelanjutan di pantai Valusere, desa

Tutuala, kabupaten Lospalos, Timor Leste.

Suka Duka Proses Penelitian

Ada beberapa pengalaman yang indah bagi peneliti sambil

berwisata selama melakukan penelitian di Tutuala. Pertama, penelitian

yang dilakukan oleh peneliti terhadap LSM Haburas. Dalam penelitian

ini penulis dapat bertemu dengan teman-teman seperjuangan masa lalu

yang sama-sama berjuang dan melakukan demonstrasi di era

pemerintahan Orde Baru. Kedua, peneliti mendapatkan perlakuan

yang istimewa dari ibu Angelina sebagai salah satu informan kunci. Ibu

Angelina banyak membantu peneliti dalam memperoleh berbagai data

yang dibutuhkan oleh peneliti. Selain itu ibu Angelina memberikan

fasilitas penginapan pribadi kepada peneliti untuk menginap di

tempatnya dengan gratis dan tanpa membayar. Selama peneliti

menginap di penginapan tersebut, ibu Angelina menyiapkan makanan

untuk peneliti secara gratis pula. Ketiga, masyarakat nelayan juga

secara jujur memberikan informasi kepada peneliti karena mereka

masih memiliki relasi keluarga dengan peneliti. Mereka memberikan

ikan segar yang baru ditangkap kepada peneliti, meluangkan waktu

menemani peneliti melakukan kunjungan ke pulau Jaco.

Salah satu pengalaman yang menarik bagi peneliti adalah pada

saat melakukan kunjungan ke situs sejarah Ili Kere-Kere. Pada saat itu

penulis dapat berkunjung ke situs tersebut sebanyak dua kali. Pertama

diantar oleh ibu Angelina dan yang kedua diantar oleh bapak Fonseca

untuk melihat berbagai jenis gambar peninggalan nenek moyang

Page 19: BAB III Metode Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9316/3/T2_092014903_BAB III.pdf · dan kegiatan utamanya adalah mencari ikan serta meniapkan

49

masyarakat Tutuala yang menurut legenda sudah ada sejak ribuan

tahun yang lalu. Peneliti juga memiliki kesempatan untuk mengambil

foto dari gambar-gambar tersebut, walaupun pada saat itu sudah ada

larangan dari pemerintah lokal untuk wisatawan agar tidak berkunjung

ke tempat tersebut untuk sementara waktu59. Setelah melakukan

kunjungan ke situs Ili Kere-Kere, peneliti diantar oleh bapak Fonseca

untuk berkunjung ke sumber mata air yang berada sekitar dua

kilometer dari situs Ili Kere-Kere. Akan tetapi peneliti tidak bisa

sampai pada tujuan mengingat medan yang sangat sulit bagi peneliti

sehingga sampai di tengah jalan peneliti meminta untuk kembali lagi

ke pantai Valusere. Peneliti juga merasa senang karena selama

perjalanan peneliti dapat menikmati keindahan alam dan kebaikan hati

masyarakat lokal di Tutuala yang dengan senang hati membantu

peneliti selama melakukan penelitian di pantai Valusere maupun di

Tutuala.

Gambar 3.8. Peneliti dengan bapak Fonseca saat berkunjung ke situs Ili Kere-

kere. Foto diambil pada tanggal 6 Februari 2015.

59

Pada saat peneleti melakukan penelitian di Tutuala, peneliti memperoleh informasi dari ibu Angelina bahwa situs Ili Kere-kere untuk sementara waktu ditutup untuk para wisatawan, oleh karena pemerintah daerah sedan mempersiapkan peraturan kunjungan bagi wisatawan. Alasan lainnya adalah bahwa belum ada petugas yang menjaga situs tersebut sehingga terjadi beberapa kerusakan di sekitar situs tersebut

Page 20: BAB III Metode Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9316/3/T2_092014903_BAB III.pdf · dan kegiatan utamanya adalah mencari ikan serta meniapkan

50

Gambar 3.9. Peneliti dengan ibu Angelina saat Berkunjung ke situs Ili Kere-

Kere. Foto iambil pada tanggal 5 Februari 2015.

Pengalaman menarik lainnya bagi peneliti adalah berkunjung

ke pulau Jaco. Berdasarkan slogan masyarakat lokal Tutuala bahwa

orang Timor Leste yang belum berkunjung ke Tutuala dan

menginjakkan kakinya di Pulau Jaco maka belum dikatakan seratus

persen bagian dari Timor Leste. Sedangkan wisatawan asing yang

berkunjung ke Timor Leste dan belum sampai di Pulau Jaco maka dapat

dikatakan bahwa orang tersebut belum berkunjung ke Timor Leste.

Dengan demikian maka peneliti sangat bangga dapat berkunjung ke

pulau Jaco dan menikmati keindahan alam dan keindahan laut serta

pantai yang bersih walaupun tidak diperbolehkan untuk menginap di

pulau Jaco.

Selain pengalaman menarik yang didapat di lapangan, dalam

penelitian ini juga terdapat kendala yang dirasakan dan dialami selama

peneliti melakukan penelitian di pantai Valusere, Tutuala. Kendala

pertama yang dihadapi oleh peneliti dan menakutkan adalah

kunjungan pertama ke Tutuala pada tanggal 27 Desember 2014. Dalam

perjalanan menuju Tutuala terdapat beberapa pemeriksaan yang

dilakukan oleh PNTL60 dan FFDTL61, karena situasi keamanan pada

60 PNTL : Policia Nacional de Timor Leste. kepolisian Nasional negara Timor Leste 61 FFDTL : Falentil/Forcas Defesa de Timor Leste. FFDTL merupakan angkatan bersenjata di negara Timor Leste

Page 21: BAB III Metode Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9316/3/T2_092014903_BAB III.pdf · dan kegiatan utamanya adalah mencari ikan serta meniapkan

51

waktu itu tidak kondusif. Perjalanan peneliti dari distrik Baucau

menuju Tutuala terdapat tiga pos pemeriksaan yakni pemeriksaan

pertama di suco Mulia, yang kedua di Sub Distrik Laga dan yang ketiga

di Sub Distrik Laivai. Pada pemeriksaan pertama, terdapat cek point

dari PNTL dan FFDTL, akan tetapi anggota keamanan yang berjaga

disitu tidak menyuruh peneliti untuk berhenti akhirnya peneliti tetap

melanjutkan perjalanan dengan pelan. Namun setelah beberapa saat,

peneliti dikejar oleh 2 orang anggota polisi memakai mobil patroli

dengan senjata laras panjang. Setelah beberapa meter, peneliti disuruh

menghentikan mobilnya, akhirnya peneliti mengambil jalan kiri dan

berhenti kemudian dibentak oleh anggota polisi karena tidak berhenti

di pos keamanan. Pada saat itu peneliti tidak melakukan adu mulut

dengan anggota polisi dan peneliti dengan rendah hati meminta maaf

kepada kedua anggota polisi tersebut karena tidak menghentikan mobil

di pos pemeriksaan. Setelah mobil peneliti di periksa dan tidak terdapat

sesuatu yang mencurigakan, akhirnya kedua anggota polisi tersebut

mengijinkan peneliti untuk melanjutkan perjalanan. Ini adalah

pengalaman yang buruk dan menakutkan bagi peneliti karena dikejar

dengan menggunakan senjata laras panjang.

Kendala berikutnya adalah pada saat peneliti pulang dari lokasi

penelitian di Tutuala kembali ke Baucau. Pada waktu itu tanggal 30

Desember 2014 sekitar jam 1 siang peneliti melakukan perjalanan dari

Tutuala. Saat tiba di sub Distrik Laga, situasi keamanan berjalan

normal, akan tetapi terdapat banyak anak muda yang duduk

bergerombolan di pinggir jalan raya di sub distrik Laga. Setelah peneliti

melewati lokasi tersebut hanya berselang beberapa saat, peneliti

mendengar dari Radio Timor Lorosa’e bahwa para pemuda saling

menyerang dan dua orang meninggal dunia dan sekitar 4 atau 5 orang

luka-luka. Selain itu sebuah sepeda motor di bakar dan 2 buah pondok

di pinggir jalan raya yang digunakan oleh penduduk untuk menjual

ikan juga habis terbakar. Pada waktu itu peneliti bersyukur kepada

Tuhan karena kejadian tersebut terjadi pada saat peneliti sudah lewat

baru terjadi perkelahian, pembunuhan dan pembakaran sepeda motor

maupun pondok.

Page 22: BAB III Metode Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9316/3/T2_092014903_BAB III.pdf · dan kegiatan utamanya adalah mencari ikan serta meniapkan

52

Kendala lainnya yang dihadapi oleh peneliti di lapangan adalah

jalan kaki dari Tutuala ke pantai Valusere dengan jarak 8 Km. Waktu

yang dibutuhkan dalam perjalanan dari Tutuala ke pantai Valusere

sekitar 3 jam. Sehingga perjalanan tersebut sangat melelahkan. Selama

penelitian kedua maupun ketiga, peneliti berjalan kaki dari Tutuala ke

pantai Valusere dan pulang lagi ke Tutuala. peneliti memutuskan

untuk berjalan kaki dari Tutuala ke pantai Valusere karena jalan raya

tersebut memiliki tanjakan serta penuh dengan bebatuan. Perjalanan

peneliti ini ditemani oleh ibu Angelina dan seorang anggota koperasi.

Hal ini dilakukan oleh ibu Angelina karena beliau merasa bahwa

daerah Tutuala terdapat banyak tempat yang sakral62 dan sebagian

tempat tidak boleh dilalui sehingga ibu Angelina bersedia untuk

membantu peneliti selama perjalanan dari dan ke Tutuala dan pantai

Valusere. Disamping itu, peneliti harus tinggalkan mobil peneliti di

Tutuala selama empat sampai lima hari dan melanjutkan perjalanan ke

Pantai Valusere. Peneliti merasa khawatir jika terjadi sesuatu yang

tidak diinginkan terjadi dengan mobil karena hanya diparkir di pinggir

jalan raya serta tidak ada yang menjaga. Akan tetapi budaya

masyarakat Tutuala yang menganggap wilayah mereka adalah tempat

sakral sehingga barang-barang yang ditinggalkan di Tutuala tidak ada

yang akan merusak maupun mencuri, karena adat masyarakat Tutuala

mengatakan bahwa siapa yang mencuri di wilayah tersebut maka

umurnya tidak akan panjang.

Kendala terakhir yang dihadapi oleh peneliti dan melelahkan

adalah mobil yang dipakai oleh peneliti bannya pecah. Saat itu adalah

hari terakhir peneliti melakukan penelitian di lapangan. Selesai

62

Menurut cerita ibu Angelina bahwa untuk berjalan kaki dari Tutuala menuju ke pantai Valusere terdapat beberapa mitos, orang yang berjalan kaki tidak boleh memakai pakaian merah, wisatawan atau tamu tidak boleh berjalan sendiri menuju ke pantai Valusere, akan tetapi minimal harus didampingi oleh seseorang. Sepanjang jalan tersebut terdapat tempat-tempat ritual sehingga orang yang melewati tempat ritual tersebut tidak boleh mengambil barang-barang disekitar tempat tersebut serta tidak boleh berbicara. Dalam perjalanan diharapkan kepada para wisatawan untuk berbicara yang sopan dilarang memakai kata-kata kasar atau kata-kata kotor. Menurut ibu Angelina bahwa jika kita melanggar maka akan karma berupa sakit maupun mental terganggu.

Page 23: BAB III Metode Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9316/3/T2_092014903_BAB III.pdf · dan kegiatan utamanya adalah mencari ikan serta meniapkan

53

penelitian pada tanggal 30 Maret, pada pagi hari peneliti melakukan

perjalanan dari Tutuala menuju Dili. Pada saat tiba di sub Distrik

Baucau, peneliti sudah merasakan sesuatu tidak beres dengan ban

mobil depan. Saya mencoba mengecek keempat ban mobil tersebut,

akan tetapi semua ban mobil dalam keadaan baik serta bannya tidak

bocor sehingga peneliti melanjutkan perjalanan dari Baucau menuju

Dili. Namun demikian, di tengah jalan antara Dili dan Baucau ban

mobil di depan pecah untungnya berada di jalan lurus sehingga tidak

terjadi kecelakaan. Saat itu peneliti sendirian dalam perjalanan

sehingga peneliti harus menggantikan ban mobil sendiri, walaupun

sebelumnya peneliti belum pernah melakukan pekerjaan ini.

Sebagai orang Lorosae Meneliti di Ujung Pulau Timor

(Tutuala) dan LSM Haburas di Dili

Pada bagian ini, peneliti akan memaparkan pengalaman

peneliti melakukan penelitian sebagai orang Lorosae dan posisi peneliti

sebagai orang luar Tutuala. Pada dasarnya, pengalaman meneliti di

Tutuala dan pada LSM Haburas sangat menyenangkan. Hal ini peneliti

ungkapkan karena ada beberapa faktor, antara lain: pertama, proses

pengambilan data berjalan dengan lancar dan mudah, baik pada LSM

Haburas maupun informan di desa Tutuala. Kemudahan dalam

mengakses data dari informan di LSM Haburas telah dipaparkan pada

halaman 45. Disamping itu kemudahan peneliti dalam mengakses data

di Tutuala disebabkan oleh peneliti sebagai sesama orang Timor Leste,

khususnya sesama orang Lorosae yang artinya sama-sama berasal dari

wilayah Timur. Kedua, informan kunci di Tutuala yaitu ibu Angelina

memiliki seorang anak yang bersekolah atau kuliah di tempat peneliti

bekerja, disamping itu, seorang adik ipar dari ibu Angelina adalah

teman seperjuangan peneliti pada era pemerintahan Republik

Indonesia serta beliau juga adalah seorang guru SD yang sangat ramah

menerima peneliti di tempatnya untuk melakukan penelitian maupun

wawancara dengan anggota koperasi Valusere di Tutuala maupun di

pantai Valu. Adapun informan lain di Tutuala yang masih memiliki

Page 24: BAB III Metode Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9316/3/T2_092014903_BAB III.pdf · dan kegiatan utamanya adalah mencari ikan serta meniapkan

54

hubungan keluarga dengan peneliti dan pernah tinggal bersama di satu

rumah pada saat peneliti maupun sumber informan masih bersekolah

pada sekolah menengah atas di kabupaten Baucau.

Kehadiran peneliti ketika melakukan kunjungan di Tutuala,

beberapa sumber informan maupun warga masyarakat lain, sering kali

mengajak peneliti untuk menginap di rumah mereka. Sehingga peneliti

harus pintar membagi waktu untuk berkunjung ke rumah masyarakat

berdasarkan waktu yang ada agar jangan sampai mengecewakan

undangan dari warga maupun informan. Hal ini disebabkan oleh

budaya wilayah Timur yang menawarkan sesuatu maka harus

menerima dan jangan ditolak, sehingga peneliti tetap menghargai

penawaran dari masyarakat dan informan untuk berkunjung ke rumah

mereka. Selama proses penelitian di Tutuala maupun di pantai

Valusere, peneliti diterima dengan baik serta menginap dan makan di

rumah penduduk maupun informan secara gratis tanpa membayar.

Penulisan Hasil

Penulisan hasil yang terdapat dalam tesis ini dapat dilalui

dengan proses yang tidak sekali jadi. Dibutuhkan waktu dan proses

yang panjang dan berulangkali dengan beberapa perubahan isi maupun

tataletak. Melalui dosen pembimbing dalam melakukan bimbingan dan

memberikan masukan guna memperbaiki isi dan kesempurnaan tesis

ini. Tahapan akhir daripada proses penelitian ini adalah melakukan

penulisan laporan penelitian.

Terdapat beberapa tahapan-tahapan yang dilakukan oleh

peneliti dalam menyelesaikan penulisan hasil atau tesis. Pertama, setelah menyelesaikan penelitian di lapangan, peneliti menulis laporan

empiris pada bab empat dan lima. Kedua, Setelah bab empiris selesai,

dilanjutkan dengan bab tiga yaitu metode penelitian. Ketiga, tahap

berikutnya adalah penulisan bab dua, review literatur. Keempat, bab

pertama yang menjadi pendahuluan dari tesis dan paling terakhir

Page 25: BAB III Metode Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9316/3/T2_092014903_BAB III.pdf · dan kegiatan utamanya adalah mencari ikan serta meniapkan

55

adalah bab enam yang merupakan kesimpulan akhir daripada isi

keseluruhan tesis ini.

Kesimpulan

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode

penelitian kualitatif atau merupakan penelitian exploratif. Dengan

demikian, peneliti dapat berperan untuk mengidentifikasi bias-bias,

nilai-nilai, dan latar belakang pribadinya secara refleksif, seperti

jender, sejarah, kebudayaan, dan status sosial ekonomi masyarakat

lokal di daerah Tutuala. teknik pengumpulan data dalam penelitian ini

adalah observasi partisipatif dan wawancara mendalam, ditambah

kajian dokumen yang bertujuan tidak hanya untuk menggali data, akan

tetapi peneliti juga dapat mengungkapkan makna yang terkandung

dalam latar penelitian. Dalam melakukan observasi partisipatif, peneliti

berperan aktif dalam kegiatan lapangan sehingga peneliti dengan

mudah mengamati kegiatan dan kehidupan masyarakat lokal di Tutuala

karena berbaur dengan yang diteliti.

Teknik pengolahan dan teknik analisis data dilakukan melaui

lima tahap secara kualitatif. Langkah-langkah tersebut antara lain:

tahap pertama adalah mengolah dan mempersiapkan data, tahap kedua

menyangkut membaca keseluruhan data. Pada tahap ketiga yang

dilakukan oleh peneliti adalah menganalisis lebih detail dengan meng-coding data. Langkah keempat yang dilakukan oleh peneliti adalah

menghubungkan tema-tema atau deskripsi-deskripsi. Sedangkan

langkah terakhir dalam analisis data tersebut adalah

menginterpretasikan tema-tema atau deskripsi-deskripsi.