bab iii metode penelitian dan karakteristik subyek penelitian€¦ · dan karakteristik subyek....
TRANSCRIPT
-
26
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang dilakukan di SDN
Kutowinangun 12 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga, pada kelas 5 Semester
II Tahun Pelajaran 2015/2016. Dengan jumlah siswa 20 orang orang, yang
terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.
Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari sampai bulan Mei.
Penelitian dimulai dengan penyusunan proposal sampai laporan hasil
penelitian. Untuk alokasi rincian waktu penelitian, dapat dilihat dari tabel
3.1.
Tabel 3.1
Alokasi Waktu Penelitian
No Pelaksanaan
Penelitian
Januari Februari Maret April Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Proposal PTK
Siklus I
2.
Perencanaan
Tindakan
Observasi
Refleksi
3.
Perencanaan
Tindakan
Observasi
Refleksi
4. Pelaporan
Subjek penelitian sebagian besar siswa berdomisili di Kelurahan
Kutowinangun Kecamatan tingkir Kota Salatiga, dan sebagian lagi berasal
dari beberapa daerah di Salatiga, yang bersekolah di SDN Kutowinangun
Siklus II
-
27
12 dikarenakan tempat bekerja orang tua yang berada di sekitar Kelurahan
Kutowinangun Kecamatan Tingkir Kota Salatiga.
Dilihat dari kondisi sosial ekonominya, subyek penelitian termasuk
dalam kategori sosial ekonomi menengah ke bawah. Dengan orang tua
siswa hampir secara keseluruhan bekerja sebagai buruh, sehingga dalam
kesehariannya siswa kurang mendapat perhatian khusus dalam hal
pendidikan.
3.2. Variabel Penelitian
Variabel merupakan salah satu atribut yang dianggap mencerminkan
atau mengungkapkan pengertian atau bangun pengertian. Adapun yang
menjadi variabel dalam penelitian ini adalah:
3.2.1. Variabel Bebas
Variabel bebas merupakan variabel yang menjadi sebab variabel
lain. Penggunaa model pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation (GI) merupakan variabel bebas dalam penelitian ini.
Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation (GI)
merupakan proses belajar yang menggabungkan domain intelektual
dengan domain sosial. Belajar bukan hanya pemahaman fakta-fakta,
prinsip-prinsip, atau konsep-konsep melainkan juga proses penemuan
yang dilakukan didalam kelompok-kelompok kecil. Sehingga siswa
lebih aktif dalam mencari informasi dan mengkonsruksi suatu
pengetahuan melalui interaksi dan komnikasi antar sesama siswa.
Pembelajaran dengan mengunakan model kooperatif tipe Group
Investigation (GI) ini diawali dengan siswa mengidentifikasi topik
yang telah diberikan oleh guru, merencanakan tugas yang akan
dipelajari, kemudian melaksanakan investigasi. Dari investigasi
terhadap temuannya, siswa mengkonstruksi informasi untuk membuat
-
28
laporan. Setelah itu laporan dipresentasikan, kemudian guru bersama
siswa menyimpulkan hasil laporan, dan yang terakhir adalah evaluasi
tentang materi yang telah dipelajari oleh siswa.
3.2.2. Variabel Terikat
Variabel terikat merupakan akibat dari variabel yang
mendahuluinya.atau variabel yang tergantung pada variabel yang
mendahuluinya. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil
belajar siswa kelas 5 pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA).
Hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki
siswa setelah siswa tersebut mengalami atau menerima pengalaman
belajarnya.
Menurut Bloom (Suprijono, 2011:7) hasil belajar mencakup
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif
adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension
(pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application
(menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan, merencanakan,
membentuk bangunan baru), dan evaluation (menilai). Domain afektif
adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan respons),
valuing (nilai), organizations (organisasi), characterization
(karakterisasi). Domain psikomotorik meliputi initiatory, pre-routine,
dan rountinized. Psikomotorik juga mencakup keterampilan produktif,
teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual.
Ketiga ranah tersebut sebagai objek penilaian hasil belajar,
meskipun ranah kognitif merupakan ranah yang paling diutamakan
untuk dinilai karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam
menguasai isi bahan pengajaran.
-
29
3.3. Rencana Tindakan
Rencana tindakan yang akan digunakan dalam melaksanakan
penelitian tindakan kelas ini, penulis mengadaptasi dari model penelitian
tindakan menurut Kemmis & Taggart dalam Wiriaatmadja (2008:66) yang
membagi prosedur penelitian tindakan menjadi empat tahap dalam setiap
siklusnya, yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan
(observasing) dan refleksi (reflecting).
Gambar 3.1
Bagan Siklus Pembelajaran (Wiriaatmadja 2008:66)
Tahap perencanaan (planning), merupakan tahap dimana peneliti
mempersiapkan peralatan yang mendukung proses pembelajaran pada siswa
kelas 5 SDN Kutowinangun 12 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Tahap
pelaksanaan tindakan (acting), merupakan tahap implementasi atau
penerapan isi rancangan, yaitu melaksanakan tindakan di kelas. Tahap
pengamatan/observasi (observasing), dilaksanakan pada waktu tindakan
sedang berlangsung, jadi pelaksanaan dan pengamatan berlangsung pada
waktu yang sama. Tahap refleksi (reflecting), merupakan kegiatan untuk
-
30
mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan, peneliti dan pengamat
berhadapan untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan. Tahap
refleksi ini peneliti juga melihat dirinya kembali dengan tujuan untuk
menemukan hal-hal yang dirasakan belum memuaskan karena sudah sesuai
dengan rancangan dan secara cermat mengenali hal-hal yang masih perlu
diperbaiki.
Berdasarkan hasil refleksi tersebut, penulis memutuskan apakah
menghentikan tindakan atau melanjutkan tindakan dengan catatan
memperbaiki kekurangan pada tindakan berikutnya. Selanjutnya adapun
tahapan-tahapan diatas secara rinci dan prosedural akan dijabarkan pada
siklus I dan siklus II.
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan (planning)
Siklus I, peneliti menetapkan seluruh rencana tindakan untuk
meningkatkan hasil belajar IPA pada materi menerapkan sifat-sifat
cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation (GI), Adapun langkah-langkah perencanaan sebagai
berikut:
1) Mengidentifikasi masalah dalam pembelajaran yang
dilakukan guru sebelumnya.
2) Menganalisis dan merumuskan masalah.
3) Merancang model pembelajaran dengan menggunakan Group
Investigation (GI) dan materi yang akan diajarkan.
4) Menyiapkan perangkat pembelajaran (RPP, lembar kerja
siswa, lembar observasi, dan alat evaluasi) dan tim pengamat
atau tim observasi.
5) Dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tercantum:
-
31
I. Standar Kompetensi: 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya
melalui kegiatan membuat suatu karya/model.
II. Kompetensi Dasar:
6.1. Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya.
6.2. Membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau
lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-
sifat cahaya.
III. Indikator kinerja:
i. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group
Inestigation (GI) oleh guru dikatakan berhasil jika rata-
rata indikator mencapai nilai 3,2 dari rentang 1-4.
ii. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation (GI) oleh siswa dikatakan berhasil jika
rata-rata indikator mencapai nilai 3,2 dari rentang 1-4.
iii. Hasil belajar siswa yang diajukan sebagai acuan atau
tolak ukur dalam peningkatan hasil belajar siswa
dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
Group Inestigation (GI) apabila ketuntasan siswa
mencapai 90% ≥70.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan (acting)
Pertemuan I
1) Melaksanakan penelitian sesuai langkah-langkah
perencanaan yang sudah dilakukan.
2) Penerapan model pembelajaran Group Investigation (GI)
yang dimulai dengan pemberian topik dan tugas penyelidikan
sederhana terhadap siswa, dengan materi sifat-sifat cahaya.
3) Pengamatan terhadap setiap langkah-langkah kegiatan
pembelajaran, apakah sudah sesuai rencana pelaksanaan
pembelajaran atau belum sesuai dengan rencana
pembelajaran.
-
32
4) Memperhatikan alokasi waktu yang ada dengan banyaknya
kegiatan yang dilaksanakan.
5) Mengantisipasi suatu masalah dengan cara melakukan
perencanaan antisipasi.
Pertemuan II
1) Melaksanakan pebelelajaran sesuai dengan langkah-langkah
perencanaan.
2) Penerapan model pembelajaran Group Investigation (GI)
yang dimulai dengan pemberian topik dan tugas penyelidikan
sederhana terhadap siswa, dengan materi sifat-sifat cahaya.
3) Pengamatan terhadap setiap langkah-langkah kegiatan
pembelajaran, apakah sudah sesuai rencana pelaksanaan
pembelajaran atau belum sesuai dengan rencana
pembelajaran.
4) Memperhatikan alokasi waktu yang ada dengan banyaknya
kegiatan yang dilaksanakan.
5) Mengantisipasi suatu masalah dengan cara melakukan
perencanaan antisipasi.
c. Tahap Pengamatan / Observasi (observasing)
Tahap ini peneliti melakukan pengamatan secara langsung
menggunakan pengukuran non-test dengan lembar observasi untuk
mengukur penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation yang diterapkan oleh guru maupun siswa dalam
melakukan proses pembelajaran dan tes formatif untuk mengukur
tingkat hasil belajar IPA pada materi menerapkan sifat-sifat cahaya
melalui kegiatan membuat suatu karya/model, dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation (GI).
-
33
d. Tahap Refleksi
1) Dilakukan analisis dan evaluasi terhadap semua informasi
dan data yang diperoleh dari temuan guru melalui kegiatan
yang melibatkan kreatifitas siswa dalam kelompok dan hasil
akhir dari proses belajar siswa.
2) Membuat rencana baru untuk melakukan tindakan
berikutnya.
2. Siklus II
Pada siklus II, langkah-langkah kerja yang dilakukan oleh
peneliti sama persis dengan yang dilakukan pada siklus I, yaitu
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation (GI), namun terdapat perbedaan, yaitu pada waktu dan
pelaksanannya berbeda dan alokasi waktu yang menyesuaikan dengan
tempat dilakukanya penelitian, ini disebabkan karena di SD Negeri
Kutowinangun 12 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga terdapat kegiatan
tambahan yang dilakukan hampir setipa hari. Selain itu terdapat pula
perbedaan pada Kompetensi Dasar dan indikator. Siklus ini
merupakan upaya hasil refleksi dari siklus I atau penyempurnaan dari
kekurangan dan kelemahan yang dilakukan pada siklus I.
3.4. Tekhnik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.4.1. Jenis Data
Jenis data yang dugunakan dalam penelitian ini adalah data
primer dan data sekunder. Dimana data primer adalah data yang
diperoleh dari hasil tes terhadap siswa yang diberikan oleh guru pada
akhir siklus. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari
hasil observasi dan dokumentasi.
-
34
3.4.2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk memperoleh
informasi atau data dilakukan dalam 2 teknik, antara lain:
1. Teknik Tes
Teknik tes digunakan oleh peneliti untuk menguji subjek untuk
mendapatkan data tentang hasil belajar peserta didik, alat yang
digunakan untuk mengumpulkan data yang akan diuji dalam
penelitian ini adalah tes formatif dalam bentuk tes pilihan ganda yang
diberikan di akhir siklus. Tes diberikan kepada siswa secara individu
untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa.Sebelum dibuat
instrumennya maka sebelumnya disusun kisi-kisi soal. Kisi-kisi
merupakan deskripsi kompetensi dan materi yang akan diujikan.
Tujuan penyusunan kisi-kisi adalah untuk menentukan ruang lingkup
dan sebagai petunjuk dalam penulisan soal.Untuk kisi-kisi soal lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.2 dan 3.3 dibawah ini.
-
35
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Soal Tes Hasil Belajar
Siklus 1
Standar Kompetensi: 6.Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui
kegiatan membuat suatu karya/model.
KD Indikator Butir Soal
6.1.Mendeskripsikan
sifat-sifat cahaya
1. Mendemonstrasikan
sifat cahaya yang
mengenai berbagai
benda (bening,
berwarna, dan gelap).
1, 2, 3, 6, 8,
16, 28.
2. Mendemonstrasikan
sifat cahaya yang
merambat lurus.
19, 20, 23,
24, 26, 27,
30.
3. Menunjukkan contoh
peristiwa pembiasan
cahaya dalam
kehidupan sehari-hari
melalui percobaan.
8,10, 11, 12,
13,14, 22,
25, 29.
4. Mendeskripsikan
sifat-sifat cahaya
yang mengenai
cermin datar, cernin
cembung dan cermin
lengkung (cembung
atau cekung).
4,5, 7, 9, 10,
15,17, 18,
21.
Jumlah soal 30
-
36
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Soal Tes Hasil Belajar
Siklus 2
Standar Kompetensi: 6.Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui
kegiatan membuat suatu karya/model.
KD Indikator Butir Soal
6.1.Mendeskripsika
n sifat-sifat
cahaya
5. Mendeskripsikan sifat-
sifat cahaya yang
mengenai cermin datar,
cernin cembung dan
cermin lengkung
(cembung atau
cekung).
2, 3, 4, 6,
7, 13, 17,
18, 21, 22.
6. Memberikan contoh
peristiwa penguraian
cahaya dalam
kehidupan sehari-hari.
8, 9, 11,
12, 25, 26,
28, 30.
7. Mendeskripsikan
cahaya dapat diserap
benda.
1, 5, 15,
18, 19, 20,
24.
8. Menentukan model
yang akan dibuat
dengan menerapkan
sifat-sifat cahaya, misal
periskop, atau lensa
sederhana.
10, 16,17,
27, 29.
Jumlah soal 30
-
37
2. Teknik Non Tes
a. Observasi
Observasi pengamatan siswa dan guru didalam kelas saat
pembelajaran merupakan kegiatan pengamatan secara langsung
gejala-gejala subyek yang diselidiki dalam segenap aktivitas siswa
dan guru dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigatioan (GI)
dengan menggunakan lembar observasi. Lembar observasi ini
berfungsi sebagai tolak ukur dan refleksi untuk guru setelah selesai
mengajar disetiap siklus dan pertemuan, sehingga guru mengetahui
kekurangan dan kelebihan dalam mengajar dan peran siswa dalam
pembelajaran sudah sesuai atau belum dengan langkah-langkah
model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigatioan (GI).
Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.4 dan 3.5 dibawah ini.
-
38
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Lembar Observasi pengajar
Dalam Kegiatan Pembelajaran Menggunakan
Model KooperatifTipe Group Investigation (GI)
No Aspek yang diamati
Skor Jml
1 2 3 4
1. Tahap 1 : Mengidentifikasi Topik dan
Mengatur Siswa dalam Kelompok
a. Guru mempresentasikan serangkaian
permasalahan atau isu.
b. Guru memfasilitasi siswa untuk bertanya
dan menyampaikan gagasan awal.
c. Guru membagi siswa dalam kelompok
yang didasarkan pada ketertarikan dan
bersifat heterogen.
d. Guru membantu siswa dalam
pengumpulan informasi dan
memfasilitasi pengaturan kelompok.
2. Tahap 2 : Merencanakan tugas yang
akan dipelajari
a. Guru memberikan lembar pengamatan.
b. Guru memberika arahan kepada siswa
dalam mencari informasi
c. Guru memberitahukan tujuan dalam
pengumpulan informasi pada tiap
kelompok.
3. Tahap 3 : Melaksanakan Investigasi
a. Guru merancang kegiatan yang dapat
mengaktifkan siswa dalam kegiatan
investigasi.
-
39
b. Guru melakukan pengamatan terhadap
kinerja siswa.
c. Guru memfasilitasi siswa ketika siswa
kesulitan memperoleh informasi.
4. Tahap 4 : Menyiapkan Laporan Akhir
a. Guru memberikan waktu kepada
kelompok untuk mempersiapkan laporan.
b. Guru menjelaskan tata cara menyiapkan
laporan yang baik dan benar.
c. Guru membagi urutan kelompok yang
melakukan presentasi.
5. Tahap 5 : Mempresentasikan Laporan
Akhir
a. Guru mampu mengaktifkan kemampuan
siswa dalam presentasi kelompok.
b. Guru dapat memfasilitasi siswa
presentasi dengan kondusif.
c. Guru menunjukkan sikap terbuka
terhadap pendapat siswa.
6. Tahap 6 : Evaluasi
a. Guru memfasilitasi siswa untuk
melakukan tanya jawab terhadap materi
yang dibahas.
b. Guru berkolaborasi dengan siswa
melakukan evaluasi terhadap
pembelajaran.
c. Guru memberikan penghargaan terhadap
kelompok dengan pemikiran paling
tinggi.
-
40
Tabel 3.5
Kisi-Kisi Lembar Observasi Siswa
Dalam Kegiatan Pembelajaran Menggunakan
Model KooperatifTipe Group Investigation (GI)
No Aspek yang diamati
Skor Jml
1 2 3 4
1. Tahap 1 : Mengidentifikasi Topik dan
Mengatur Kelompok
a. Sisiwa mengidentifikasi beberapa
sumber, mengusulkan sejumlah topik,
dan saran-saran.
b. Siswa menyampaikan gagasan awal
tentang materi yang akan dipelajari.
c. Siswa bergabung dengan kelompoknya
untuk mempelajari topik yang telah
disediakan guru.
d. Siswa dapat melakukan pengumpulan
informasi dan mengatur tugas kelompok
2. Tahap 2 : Merencanakan tugas yang
akan dipelajari
a. Siswa melakukan pembagian sub-sub
topik yang akan diinvestigasi dengan
anggota kelompok.
b. Siswa merancang cara pelaksanaan
investigasi.
c. Siswa mengerti tujuan dalam
menginvestigasi suatu topik
pembelajaran.
3. Tahap 3 : Melaksanakan Investigasi
a. Siswa mampu mengumpulkan informasi,
-
41
menganalisis data, dan membuat
kesimpulan.
b. Semua siswa berkontribusi dalam usaha-
usaha yang dilakukan kelompoknya.
c. Siswa saling bertukar pikiran, berdiskusi,
mengklarifikasi, dan mensintesis
gagasan.
4. Tahap 4 : Menyiapkan Laporan Akhir
a. Siswa mampu menyampaikan pesan-
pesan esensial dari proyek mereka.
b. Anggota kelompok merencanakan apa
yang akan mereka laporkan, dan
bagaimana mereka akan membuat
presentasi.
c. Siswa mengkoordinasikan kelompok
untuk melakukan presentasi.
5. Tahap 5 : Mempresentasikan Laporan
Akhir
a. Siswa mampu melakukan presentasi
dalam berbagai informasi.
b. Siswa melibatkan pendengar dalam
presentasi secara aktif.
c. Siswa aktif melakukan tanya jawab
setelah presentasi.
6. Tahap 6 : Evaluasi
d. Siswa saliang memberikan umpan balik
mengenai topik yang dipelajari.
e. Siswa berkolaborasi dengan guru
melakukan evaluasi terhadap
-
42
pembelajaran.
f. Kelompok dengan pemikiran tertinggi
memperoleh penghargaan.
b. Dokumentasi
Dokumentasi merupakann metode pengumpulan data dengan
cara membuat foto, catatan-catatatan penting, surat kabar, internet
dan penelaahan terhadap referensi-referensi yang berhubungan
dengan fokus permasalahan penelitian (Arikunto, 2010:274).
Dokumentasi digunakan dalam penelitian ini untuk memperoleh
data mengenai siswa kelas 5 SDN 12 Kutowinangun Kecamatan
Tingkir Kota Salatiga dalam pembelajaran yang telah dilakukan
pada materi menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan
membuat suatu karya/model.
3.4.3. Instrumen Pengumpulan Data
1. Uji Validitas Soal
Dalam penelitian, soal-soal evaluasi yang diberikan kepada
siswa, terlebih dahulu soal-soal evaluasi harus diuji coba sehingga
diperoleh butir soal yang valid.
Menurut Arikunto (2010:211) validitas adalah suatu ukuran
yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu
instrumen. Instrumen dikatakan valid artinya instrumen tersebut
dapat dipergunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur.
Tingkat validitas suatu instrumen dapat diketahui dengan cara
mengkorelasikan setiap skor pada butir instrumen dengan total skor
setelah dikurangi skor butirnya sendiri (corrected item to total
correlation).
Untuk mengetahui validitas dan reliabilitas peneliti
menggunakan progrma SPSS (Stastical Package for Social
-
43
Sciences) 16.0 dalam pengujian validitas dan reliabilitas. Cara
menganalisis validitas dan reliabilitas menurut Widoyoko
(2012:155) dilakukan dengan langkah awal membuka program
SPSS 16.0, kemudian memasukan data (entery data), selanjutnya
mengolah data dengan cara Analyze- scale- Reliability Analysis-
Scale if item deleted- Continue- OK dan yang terakhir
menganalisis output dan hasilnya.
Dari output yang dihasilkan, uji validitas yang digunakan
adalah uji validitas item, yang ditunjukkan dengan adanya korelasi
antara skor item dengan skor total item. Hasil tersebut memaparkan
apakah suatu item layak digunakan atau tidak. Lebih lanjut
Widoyoko (2012:143) menyatakan bahwa, suatu item valid atau
layak digunakan apabila Corrected Item-Total Correlation lebih
besar atau sama dengan 0,3 ( ≥ 0,3).
Uji validitas dilakukan 2 kali di SDN 1 Tegalsumur
Kecamatan Brati Kabupaten Grobogan, dengan soal yang berbeda
namun materi yang sama. Kemudian hasil yang sudah valid
dikumpulkan dan diuji lagi dengan menggunakan SPSS 16.0
sehingga memperoleh hasil yang benar-benar valid. Hasil uji
validitas siklus I ditunjukkan pada tabel 3.6 sampai dengan tabel
3.8.
Tabel 3.6
Hasil Uji Validitas I Soal Tes Siklus I
Bentuk
Instrumen
Item
soal
Valid Tidak Valid
Pilihan
ganda
30 1, 2, 3, 4, 7, 10, 9, 12,
15, 16, 17, 18, 19, 21,
22, 24, 25, 26, 27,29.
5, 6, 8, 11, 13,
14,20, 23, 28, 30.
-
44
Uji validitas I soal tes siklus I dengan jumlah soal 30,
terdapat 20 soal yang valid dan 10 soal tidak valid.
Tabel 3.7
Hasil Uji Validitas II Soal Tes Siklus I
Bentuk
Instrumen
Item
soal
Valid Tidak Valid
Pilihan
Ganda
30 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,
10, 12, 16, 17, 18, 19,
21, 22, 23, 24, 25, 26,
27,28,30
11,13,14,15,20,
29.
Uji validitas II soal tes siklus I dengan jumlah soal 30,
terdapat 24 soal yang valid dan 6 soal tidak valid. Selanjutnya soal
yang valid akan di gabungkan dengan soal yang valid hasil uji
validitas siklus I ke-1. Dengan ketentuan soal siklus ke-1 akan
dubuat nomor urut 1 sampai 20, dan soal siklus I ke-2 akan
diberikan nomor 21 sampai dengan 44 (lihat tabel 3.8).
Tabel 3.8
Hasil Uji Validitas III Soal Tes Siklus I
Bentuk
Instrumen
Item
soal
Valid Tidak Valid
Pilihan
Ganda
44 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9,
10, 16, 17, 18, 19,
21, 22, 23, 24, 25,
26, 27,28, 32, 33, 34,
35, 36, 37, 39, 40,
42, 43, 44
4, 11, 12, 13, 14,
15, 20, 29, 30, 31,
38, 41, 43.
-
45
Uji validitas III soal tes siklus I dengan jumlah soal gabungan
siklus I yang ke-1 dan ke-2, terdapat 31 soal yang valid dan 13 soal
tidak valid dari 44 soal. Selanjutnya soal yang valid akan
digunakan dalam penelitian siklus I. Namun agar tidak
membingungkan dalam penilaian maka hanya akan digunakan 30
soal, dan diberi nomor 1 sampai 30.
Siklus II langkah-langkah yang digunakan untuk mencari
validitas soal sama dengan siklus I, dimana soal diujikan 2 kali di
SDN 1 Tegalsumur Kecamatan Brati Kabupaten Grobogan, dengan
materi sama namun soal yang berbeda. Dan kemudian hasil yang
valid dikumpulkan dan diuji lagi validitasnya.
Tabel 3.9
Hasil Uji Validitas I Soal Tes Siklus II
Bentuk
Instrumen
Item
soal
Valid Tidak Valid
Pilihan
ganda
30 1, 2, 3, 4, 8, 9, 12, 13,
15, 16, 17, 18, 19, 21,
22, 24, 25, 26, 29, 30.
5, 6, 7, 10, 11,
14, 20, 23, 27,
28, 30.
Uji validitas I soal tes siklus II dengan jumlah soal 30,
terdapat 19 soal yang valid dan 11 soal tidak valid.
-
46
Tabel 3.10
Hasil Uji Validitas II Soal Tes Siklus II
Bentuk
Instrumen
Item
soal
Valid Tidak Valid
Pilihan
ganda
30 2, 3, 7, 8, 9, 10, 12, 13,
15, 16, 17, 18, 19, 21,
22, 24, 25, 26, 29, 30.
1, 4, 5, 6, 11, 14,
20, 23, 27, 28.
Uji validitas II soal tes siklus II dengan jumlah soal 30,
terdapat 20 soal yang valid dan 10 soal tidak valid. Soal yang valid
siklus II ke-1 akan di gabungkan dengan soal yang valid hasil uji
validitas siklus II ke-2. Dengan ketentuan soal siklus II ke-1 akan
dubuat nomor urut 1 sampai 19, dan soal siklus II ke-2 akan
diberikan nomor 20 sampai dengan 39 (lihat tabel 3.11).
Tabel 3.11
Hasil Uji Validitas III Soal Tes Siklus II
Bentuk
Instrumen
Item
soal
Valid Tidak Valid
Pilihan
Ganda
39 1, 2, 3, 5, 6, 8, 7, 9,
10, 11, 12, 14, 15 16,
17, 18, 19, 21, 22,
23, 24, 26, 27,28, 29,
30, 31, 32, 33, 34,
35, 36, 37, 39.
2, 4, 13, 25, 35
Uji validitas III soal tes siklus II dengan jumlah soal
gabungan siklus II yang ke-1 dan ke-2, terdapat 34 soal yang valid
dan 5 soal tidak valid dari 39 soal. Selanjutnya soal yang valid akan
digunakan dalam penelitian siklus II. Namun agar tidak
-
47
membingungkan dalam penilaian maka hanya akan digunakan 30
soal saja, dan diberi nomor 1 sampai 30.
2. Uji Reliabilitas Soal
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat
ukur. Dan menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran relatif
konsisten jika dikenakan pada suatu objek. Reliabilitas sering
disebut dengan kepercayaan, keterandalan, keajegan, konsistensi,
dan sebagainya. Menurut Priyatno (2010:97) Uji reliabilitas
digunakan untuk menguji konsistensi alat ukur, mengidentifikasi
butir-butir soal yang bermasalah dan harus direvisi atau
dihilangkan. Kriteria untuk menentukan tingkat reabilitas menurut
George & Mallery instrumen yang digunakan berdasarkan
pedoman nilai koefisien Cronbach Alpha (α) sebagai berikut:
α ≤ 0,7 : Tidak dapat diterima
0,7< α ≤ 0,8 : Dapat diterima
0,8< α ≤ 0,9 : Reabilitas bagus
α> 0,9 : Reabilitas memuaskan
Tabel 3.12
Uji reliabilitas siklus I
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.921 .921 30
Dicopy dari SPSS 16
Data 3.12 diperoleh angka Cronbach’s Alpha 0,921 yang
berarti instrumen yang digunakan memiliki tingkat reliabilitas
-
48
bagus. Sehingga dengan demikian instrumen tes yang digunakan
peneliti dapat dipergunakan dalam penelitian ini pada siklus I.
Tabel 3.13
Uji reliabilitas siklus II
Dicopy dari SPSS 16
Uji reliabilitas siklus II pada tabel 3.12, menunjukkan
Cronbach’s Alpha 0,936. Yang mencapai kategori reliabilitas
memuaskan. Sehinggga instrumen tes yang penulis susun dapat
dipergunakan dalam penelitian pada siklus II.
3.5. Indikator Kinerja
Indikator kinerja adalah tolak ukur keberhasilan tindakan perbaikan
pembelajaran yang akan dicapai. Dengan melihat latar belakang
permasalahan untuk meningkatkan hasil belajar IPA dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe Group Inestigation (GI) dengan Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) 70 maka dipergunakan indikator seperti
berikut:
1. Guru dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation (GI) dikatakan berhasil jika rata-rata indikator hasil
observasi mencapai nilai 3,2 dari rentang 1-4.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.936 .939 30
-
49
2. Siswa dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation (GI) dikatakan berhasil jika rata-rata indikator hasil
observasi mencapai nilai 3,2 dari rentang 1-4.
3. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran yang diajukan sebagai acuan
atau tolak ukur dalam peningkatan hasil belajar siswa dengan
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation
(GI) jika ketuntasan siswa mencapai 90% dengan nilai ≥70.
3.6. Teknik Analisis Data
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik analisis data
deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif.
3.6.1. Deskriptif Kuantitatif
Deskriptif kuantitatif merupakan teknik yang menganalisis data
secara kuantitatif dengan menggunakan persen. Penyajian data
kuantitatif bertujuan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai
siswa selama proses pembelajaran. Peneliti juga menggunakan data
berupa hasil belajar siswa pada pra siklus. Hal tersebut untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dari pra siklus, siklus I
dan siklus II. Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau presentase
keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya
dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis
pada setiap akhir siklus. Hasil analisis data dihitung dengan
menggunakan statistik sederhana yaitu sebagai berikut:
Nilai rata-rata =
Penyajian perhitungan dalam bentuk persentase yaitu: P =
x 100%
(Annas 2012:43)
-
50
Keterangan:
P = angka presentase
= frekuensi yang sedang dicari presentasenya
Number of Cases (Jumlah frekuensi/banyaknya individu)
Menentukan persentase ketuntasan klasikal, dengan rumus sebagai
berikut:
Ketuntasan klasikal =
x100%
Hasil perhitungan dengan kriteria ketuntasan belajar siswa yang
dikelompokkan ke dalam dua kategori yaitu sebagai berikut:
Tuntas = jika ketuntasan ≥ 70
Tidak tuntas = jika ketuntasan < 70
Pembuatan tabel ketuntasan dan ketidak tuntasan dapat dibuat
rentang nilai untuk mempermudah membaca data. Untuk membuat
data dengan rentang nilai menurut Subana (2000:39) , terlebih dahulu
harus mengetahui banyaknya kelas dan interval kelas yang akan
digunakan dengan cara berikut ini :
Keterangan:
K = banyaknya kelas
n = banyaknya data (frekuensi)
3,3 = bilangan konstan
K = 1 + 3,3 log n
P = 𝑹
𝑲
-
51
Keterangan:
P = panjang kelas (interval kelas)
R = rentang/jangkauan (nilai maksimal - nilai minimal)
K = banyaknya kelas
3.6.2 Deskriptif Kualitatif
Data deskriptif kualitatif merupakan data hasil observasi guru
dan siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan model
kooperatif tipe Group Investigation (GI).