bab iii metode penelitian -...

20
19 Lia Amalia, 2013 Pengaruh Penerapan Quantum Learning Prinsip Tandur Terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan sebelumnya, penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah kemampuan komunikasi matematis siswa yang menggunakan QL prinsip TANDUR lebih baik daripada pembelajaran tradisional. Sehingga penelitiannya berupa kuasi eksperimen yaitu penelitian yang dilakukan melihat hubungan sebab akibat. Perlakukan yang kita lakukan terhadap variabel bebas dapat kita lihat hasilnya pada variabel terikat. Pada peneliti kuasi ini, sampel penelitian yang akan dibandingkan sudah ada, maka peneliti tinggal mengambil dua kelompok untuk dijadikan sampel. (Ruseffendi,2005) Berdasarkan metode yang diambil maka penelitian ini ditujukkan untuk melihat hubungan sebab akibat antara pembelajaran yang menggunkan model QL dengan kemampuan komunikasi matematis pada siswa SMP. Variabel pada penelitian ini ada dua yaitu variabel bebas dan variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebasnya yaitu model QL dan variabel terikatnya yaitu kemampuan komunikasi matematis pada siswa SMP. Desain penelitian ini adalah desain kelompok control non-ekivalen (Arikunto ,2010) sebagai berikut: E : O 1 X 1 O 2 K : O1 X 2 O 2 Keterangan: E : Kelompok Eksperimen K : Kelompok Kontrol O 1 : Pretes O 2 : Postest X 1 : Pembelajaran Matematika dengan menggunakan model QL X 2 : Pembelajaran Matematika dengan tradisonal

Upload: vannhu

Post on 28-Apr-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/1438/6/S_MTK_0900508_CHAPTER3.pdf · atas langkah-langkah prinsip TANDUR dalam model QL, sedangkan dalam kegiatan

19 Lia Amalia, 2013 Pengaruh Penerapan Quantum Learning Prinsip Tandur Terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan sebelumnya, penelitian

ini dilakukan untuk menguji apakah kemampuan komunikasi matematis siswa

yang menggunakan QL prinsip TANDUR lebih baik daripada pembelajaran

tradisional. Sehingga penelitiannya berupa kuasi eksperimen yaitu penelitian yang

dilakukan melihat hubungan sebab akibat. Perlakukan yang kita lakukan terhadap

variabel bebas dapat kita lihat hasilnya pada variabel terikat. Pada peneliti kuasi

ini, sampel penelitian yang akan dibandingkan sudah ada, maka peneliti tinggal

mengambil dua kelompok untuk dijadikan sampel. (Ruseffendi,2005)

Berdasarkan metode yang diambil maka penelitian ini ditujukkan untuk

melihat hubungan sebab akibat antara pembelajaran yang menggunkan model QL

dengan kemampuan komunikasi matematis pada siswa SMP. Variabel pada

penelitian ini ada dua yaitu variabel bebas dan variabel bebas dan variabel terikat.

Variabel bebasnya yaitu model QL dan variabel terikatnya yaitu kemampuan

komunikasi matematis pada siswa SMP.

Desain penelitian ini adalah desain kelompok control non-ekivalen

(Arikunto ,2010) sebagai berikut:

E : O1 X1 O2

K : O1 X2 O2

Keterangan:

E : Kelompok Eksperimen

K : Kelompok Kontrol

O1 : Pretes

O2 : Postest

X1 : Pembelajaran Matematika dengan menggunakan model QL

X2 : Pembelajaran Matematika dengan tradisonal

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/1438/6/S_MTK_0900508_CHAPTER3.pdf · atas langkah-langkah prinsip TANDUR dalam model QL, sedangkan dalam kegiatan

20 Lia Amalia, 2013 Pengaruh Penerapan Quantum Learning Prinsip Tandur Terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

A. Populasi dan Sampel Penelitian

Subjek populasi adalah siswa SMP Negeri 2 Lembang Bandung kelas

VIII. Populasi ini dipilih karena beberapa pertimbangan salah satunya adalah

siswa kelas VIII berada pada masa peralihan dari berfikir konkret ke masa berfikir

abstrak. Sehingga kemampuan komunikasi siswa berpotensi untuk ditingkatkan.

Pada penelitian ini sendiri akan diambil sampel dua kelas yang terdiri dari

kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen merupakan kelas yang

mendapatkan pembelajaran model QL yaitu VIIIA sedangkan kelas kontrol

merupakan kelas yang mendapatkan pembelajaran tradisional metode ekspositori

(ekspo) yaitu VIIIB .

B. Bahan Ajar

1. Silabus

Dalam KTSP, silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan

kompetensi dasar ke dalam materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan

indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian hasil belajar. Silabus disusun

berdasarkan Standar Isi yang di dalamnya berisikan identitas Mata Pelajaran,

Standar Kompetensi (SK), dan Kompetensi Dasar (KD), Materi Pokok

Pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran, Indikator, Penilaian, Alokasi Waktu, dan

Sumber Belajar.

Silabus yang disusun dalam penelitian ini ada dua diantaranya silabus

untuk kelas eksperimen mengarah pada model QL dan silabus kelas kontrol

mengarah pada indikator seperti biasa pada umumnya.

2. RPP

RPP adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan manajemen

pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang ditetapkan

dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. RPP yang disusun pada penelitian

ini ada dua diantaranya RPP untuk kelas eksperimen mengarah pada model QL

dan RPP kelas kontrol mengarah pada indikator seperti biasa pada umumnya.

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/1438/6/S_MTK_0900508_CHAPTER3.pdf · atas langkah-langkah prinsip TANDUR dalam model QL, sedangkan dalam kegiatan

21 Lia Amalia, 2013 Pengaruh Penerapan Quantum Learning Prinsip Tandur Terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Rpp terdiri atas kegiatan awal, kegiatan inti, dan penutup. Dimana dalam

kegiatan awal terdiri atas orientasi dan pengungkapan. Dalam kegiatan inti terdiri

atas langkah-langkah prinsip TANDUR dalam model QL, sedangkan dalam

kegiatan penutup/akhir yaitu evaluasi.

3. LKS

LKS Lembar kegiatan siswa (student work sheet) merupakan lembaran-

lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan siswa. Lembar kegiatan tersebut

berisi petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas yang dapat

berupa teori dan atau praktik. LKS yang disusun pada penelitian ini ada dua

diantaranya LKS untuk kelas eksperimen mengarah pada model QL dan LKS

kelas kontrol mengarah pada indikaor seperti biasa pada umumnya.

C. Instrumen Peneletian

Pada dasarnya instrument yang dibuat bertujuan untuk mengetahui

kemampuan komunikasi siswa pada masing-masing kelas juga untuk mengetahui

respon siswa terhadap pembelajaran dengan model QL. Adapun beberapa

instrumen yang digunakan untuk memperoleh data selama penelitian diantaranya:

1. Instrument Tes

Tes tulis yang dibuat adalah tipe uraian yang diberikan diawal dan diakhir

pembelajaran matematika yang disebut dengan pretest untuk tes awal dan posttest

untuk tes akhir. Soal yang dibuat ditujukkan untuk mengetahui kemampuan

komunikasi matematis siswa.

Adapun kemampuan komunikasi yang diteliti adalah kemampuan

komunikasi tertulis yang diungkapkan melalui representasi sebagaimana yang

diungkapkan Cai, Lane, Jacabsin (Ansari, 2003) yaitu aspek drawing, aspek

mathematical expression dan aspek written texts. Berikut adalah indikator yang

hendak dicapai:

a. Aspek written texts (menulis), yaitu memberikan jawaban dengan

menggunakan bahasa sendiri, membuat, model situasi/persoalan

menggunakan bahasa lisan, tulisan, konkret, grafik dan aljabar. Menjelaskan

dan membuat pertanyaan tentang matematika yang telah dipelajari,

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/1438/6/S_MTK_0900508_CHAPTER3.pdf · atas langkah-langkah prinsip TANDUR dalam model QL, sedangkan dalam kegiatan

22 Lia Amalia, 2013 Pengaruh Penerapan Quantum Learning Prinsip Tandur Terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

mendengarkan, mendiskusikan dan menulis tentang matematika, membuat

konjektur, menyusun argumen dan generalisasi.

b. Aspek drawing (menggambar) yaitu merefleksikan benda-benda nyata,

gambar dan diagram ke dalam ide-ide matematis. Atau sebaliknya, dari ide-

ide matematis ke dalam gambar dan diagram.

c. Aspek mathematical expression (ekspresi matematis) yaitu mengekspresikan

konsep matematis dengan menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa

atau simbol matematis.

Pemberian skor untuk tes kemampuan komunikasi matematis berpedoman

pada kriteria yang dikemukakan oleh Cai, Lane dan Jacabsin (Ansari, 2003) yang

telah diadaptasi seperti pada Tabel 3.1 di bawah ini.

Tabel 3.1

Kriteria Skor Kemampuan Komunikasi Matematis

Respon Siswa Skor

Tidak ada jawaban/salah menginterpretasikan 0

Hanya sedikit dari penjelasan yang benar. Hanya sedikit model

matematis yang benar

1

Penjelasan secara matematis masuk akal, namun hanya sebagian

yang lengkap dan benar

2

Penjelasan secara matematis masuk akal, meskipun tidak tersusun

secara logis dan ada sedikit kesalahan

3

Penjelasan secara matematis masuk akal dan benar dan tersusun

secara logis

4

2. Lembar Observasi

Lembar observasi adalah rambu-rambu tertulis yang dipakai untuk

mengamati suatu aktifitas guru atau siswa dalam pembelajarannya sehingga

pelaksanaan observasi terarah pada aspek yang direncanakan sebelumnya.

Peristiwa pembelajaran yang dapat diobservasi pada penelitian ini diantaranya

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/1438/6/S_MTK_0900508_CHAPTER3.pdf · atas langkah-langkah prinsip TANDUR dalam model QL, sedangkan dalam kegiatan

23 Lia Amalia, 2013 Pengaruh Penerapan Quantum Learning Prinsip Tandur Terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

adalah proses- proses pembelajaran sesuai dengan model QL yang mendukung

terhadap peningkatan kemampuan komunikasi matematis pada siswa.

Data ini bersifat relatif karena dapat dipengaruhi oleh keadaan dan

subjektifitas pengamat. Pada penelitian ini lembar observasi diisi oleh observer

diluar peneliti dan diisi ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung.

3. Angket

Angket merupakan instrumen non-tes yang digunakan untuk mengukur

sikap serta tanggapan siswa terhadap model pembelajaran yang digunakan.

Pengisian angket dilakukan pada saat akhir penelitian yaitu setelah siswa

melakukan posttes (dilakukan pada hari yang sama). Angket yang dibuat adalah

angket tertutup yang disususn untuk mengetahui sikap siswa terhadap

pembelajaran QL dimana perhitungannya menggunakan skala Likert.

4. Jurnal Harian Siswa

Jurnal adalah karangan siswa tentang pelaksanaan pembelajaran yang

diikutinya. Karangan ini sifatnya subjektif yang berisi tentang potret pelaksanaan

pembelajaran, kesan dan pesan siswa kepada guru. Jurnal dapat dipergunakan

untuk koreksi dan revisi pelaksanaan pembelajaran, sehingga makin menuju ke

arah peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran. Pada penelitian, jurnal

diberikan pada siswa diakhir setelah pembelajaran matematika menggunakan

model QL.

D. Uji Coba Instrumen

Menurut Suherman dan Sukjaya (1990), untuk mendapatkan hasil evaluasi

yang baik diperlukan alat evaluasi yang kualitasnya baik pula. Untuk

mendapatkan hasil evaluasi yang kualitasnya baik perlu diperhatikan beberapa

kriteria yang harus dipenuhi. Alat evaluasi yang baik perlu ditinjau dari hal-hal

berikut:

1. Validitas Soal

Suatu alat evaluasi disebut valid (absah atau sahih) apabila alat tersebut

mampu mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Oleh karena itu

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/1438/6/S_MTK_0900508_CHAPTER3.pdf · atas langkah-langkah prinsip TANDUR dalam model QL, sedangkan dalam kegiatan

24 Lia Amalia, 2013 Pengaruh Penerapan Quantum Learning Prinsip Tandur Terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

keabsahannya tergantung pada sejauh mana ketepatan alat evaluasi itu dalam

melaksanakan fungsinya, dengan demikian suatu alat evaluasi disebut valid jika ia

dapat mengevaluasi disebut valid jika ia dapat mengevaluasi dengan tepat sesuatu

yang dievaluasi itu. Untuk mengetahui validitas butir soal dari suatu tes dapat

menggunakan teknik kolerasi product momen. Besarnya koefisien kolerasi

tersebut dapat ditentukan dengan rumus (Suherman dan Sukjaya, 1990)

2222 YYNXXN

YXXYNrxy

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y, dua variabel yang dikorelasikan

X = skor tiap butir soal

Y = skor total tiap siswa

N = jumlah siswa

Pada penelitian ini, nilai( ) diartikan sebagai koefisien validitas

sehingga kriterianya dapat ditunjukkan dalam tabel berikut ini (Suherman dan

Sukjaya, 1990).

Tabel 3.2

Klasifikasi Validitas Butir Soal

Nilai rxy Kriteria

0,81 11r 1,00 sangat tinggi

0,61 11r 0,80 Tinggi

0,41 11r 0,60 Cukup

0,21 11r 0,40 Rendah

0,00 11r 0,20 sangat rendah

2. Reliabilitas Soal

Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan suatu tes dapat

dikatakan mempunyai taraf kepercayaan tinggi jika tes tersebut dapat memberikan

hasil yang tetap. Maka, pengertian reliabilitas tes berhubungan dengan masalah

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/1438/6/S_MTK_0900508_CHAPTER3.pdf · atas langkah-langkah prinsip TANDUR dalam model QL, sedangkan dalam kegiatan

25 Lia Amalia, 2013 Pengaruh Penerapan Quantum Learning Prinsip Tandur Terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ketetapan tes. Nilai reliabilitas dapat ditentukan dengan menentukan koefisien

reliabilitas. Teknik yang digunakan untuk menentukan reliabilitas adalah dengan

menggunakan rumus (Suherman dan Sukjaya, 1990)

(

)

Keterangan:

11r = koefisien reliabilitas perangkat tes

n = banyak butir soal (item)

Dengan rumus varians:

Keterangan :

Guilford (Suherman dan Sukjaya, 1990) menyatakan bahwa kriteria untuk

menginterpretasikan koefisien reliabilitas adalah

Tabel 3.3

Interpretasi Reliabilitas

11r Kriteria

reliabilitas

0,8 < 11r 1,00 sangat tinggi

0,6 <11r 0,80 Tinggi

0,4 < 11r 0,60 Cukup

0,2< 11r 0,40 Rendah

0,00 11r 0,20 sangat rendah

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/1438/6/S_MTK_0900508_CHAPTER3.pdf · atas langkah-langkah prinsip TANDUR dalam model QL, sedangkan dalam kegiatan

26 Lia Amalia, 2013 Pengaruh Penerapan Quantum Learning Prinsip Tandur Terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3. Daya pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan

antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan

rendah (Arikunto, 2010). Seluruh pengikut tes dikelompokan menjadi dua

kelompok, yaitu kelompok pandai atau kelompok atas (upper group) dan

kelompok bawah (lower group). Untuk kelompok kecil, seluruh pengikut tes

dibagi dua sama besar, 50% kelompok atas dan 50% kelompok bawah. Sedangkan

untuk kelompok besar, diambil 27% dari kelompok atas dan 27% dari kelompok

bawah. Kemudian hitung daya pembeda dengan menggunakan rumus (dalam

Suherman dan Sukjaya, 1990)

DP =

DP : daya pembeda satu butir soal tertentu

: rata-rata skor peserta kelompok atas

: rata-rata skor peserta kelompok bawah

SM : skor maksimal ideal

Kriteria yang digunakan untuk menginterpretasikan daya pembeda adalah

seperti pada (Suhermandan Sukjaya, 1990).

Tabel 3.4

Interpretasi Daya Pembeda

Nilai DP Interpretasi

0,00 < DP 0,20 Jelek

0,20 < DP 0,40 Cukup

0,40 < DP 0,70 Baik

0,70 < DP ,00 Sangat baik

4. Tingkat Kesukaran

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/1438/6/S_MTK_0900508_CHAPTER3.pdf · atas langkah-langkah prinsip TANDUR dalam model QL, sedangkan dalam kegiatan

27 Lia Amalia, 2013 Pengaruh Penerapan Quantum Learning Prinsip Tandur Terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal disebut

indeks kesukaran (Arikunto, 2010). Tingkat kesukaran suatu soal dapat dihitung

dengan rumus (Suherman dan Sukjaya, 1990)

IK =

Keterangan:

IK = Indeks Kesukaran

= rata-rata skor tiap soal

SMI= skor maksimal ideal

Untuk menginterpretasikan indeks kesukaran, digunakan kriteria sebagai

berikut (Suherman dan Sukjaya, 1990).

Tabel 3.5

Interpretasi Tingkat Kesukaran

Nilai IK Interpretasi

0,00 < IK 0,30 Sukar

0,30 < IK 0,70 Sedang

0,70 < IK 1,00 Mudah

= 1,00 Terlalu mudah

Untuk memudahkan perhitungan, maka evaluasi butir soal dihitung

dengan menggunakan program komputer ANATES. Adapun hasil evaluasi yang

lain disajikan pada tabel berikut.

Tabel 3.6

Evaluasi Butir Soal

No. Soal 1a 1b 2 3 4

Validitas

0,603 0,673 0,640 0,868 0,836

Tinggi Tinggi Tinggi Sangat

Tinggi

Sangat

Tinggi

Daya pemeda 0,24 0,40 0,29 0,95 0,57

Cukup Baik Cukup Sangat

Baik

Baik

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/1438/6/S_MTK_0900508_CHAPTER3.pdf · atas langkah-langkah prinsip TANDUR dalam model QL, sedangkan dalam kegiatan

28 Lia Amalia, 2013 Pengaruh Penerapan Quantum Learning Prinsip Tandur Terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Indeks

Kesukaran

0,54 0,22 0,85 0,52 0,32

Sedang Sukar Sangat

Mudah

Sedang Sedang

Keterangan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan

Selain hasil evaluasi pada tabel 3.6 adapun koefesien reliabilitasnya sama

dengan 0,77. Hal ini menunjukkan bahwa soal yang dibuat koefesien

reliabilitasnya tinggi.

E. Prosedur Penelitian

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini dilakukan beberapa kegiatan seperti menyusun rancangan

proposal penelitian, mengkaji teori pendukung, penentuan strategi dan desain

penelitian, membuat instrument penelitian, melakukan pengujian instrument

dan melakukan perizinan penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini dilakukan pengajaran berbeda pada dua kelas, satu kelas

mendapatkan pembelajaran matematika menggunakan model QL dan kelas

lain menggunakan model tradisional. Dilakukan pengujian tes tulis, yakni

pretes dan postes, pengisian lembar observasi oleh observer dan pengisian

jurnal harian siswa setelah pembelajaran menggunakan model QL setiap

harinya dan terakhir siswa diberikan angket sebagai bahan evaluasi

pembelajaran matematika menggunakan model QL.

3. Tahap Penyusunan Laporan

Pada tahap ini, semua data yang didapat dari pelaksanaan penelitian diolah

dan dianalisis dengan strategi yang telah ditentukan sebelumnya dan

kemudian diujikan, sehingga diketahui hasil dari penelitiannya.

F. Teknik Analisis Data

1. Analisis Data Pretest

Dalam menguji data hasil pretes dilakukan langkah sebagai berikut:

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/1438/6/S_MTK_0900508_CHAPTER3.pdf · atas langkah-langkah prinsip TANDUR dalam model QL, sedangkan dalam kegiatan

29 Lia Amalia, 2013 Pengaruh Penerapan Quantum Learning Prinsip Tandur Terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

a) Uji Normalitas

Uji normalitas data hasil pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol

digunakan untuk mengetahui apakah data yang digunakan merupakan data

yang berdistribusi normal atau tidak. Dalam hal ini pengujian dilakukan

dengan menggunakan sofwtare SPSS versi 17.0. Uji normalitas yang

digunakan dalam penelitian ini adalah uji Shaprio-Wilk dengan taraf

signifikan 5% (Uyanto, 2009). Perumusan hipotesis yang digunakan pada uji

normalitas data pretes adalah sebagai berikut:

H0 : Data pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari

populasi normal.

H1 : Data pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari

populasi yang tidak normal.

Dengan menggunakan taraf signifikan 0,05 maka kriteria

pengujianna (Uyanto, 2009) adalah:

1. Jika nilai signifikan pengujiannya lebih besar atau sama dengan 0,05

maka H0 diterima.

2. Jika nilai signifikan pengujiannya lebih kecil dari 0,05 maka H0

ditolak.

Jika data berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji

homogenitas. Jika data tidak berdistribusi normal maka dilanjutkan

dengan uji non parametrik.

b) Uji Homogenitas

Uji kesamaan dua varians dimaksudkan untuk mengetahui apakah kedua

kelompok yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varians yang

sama atau tidak. Dalam hal ini pengujian dilakukan dengan menggunakan

sofwtare SPSS versi 17.0. Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian

ini adalah uji Levene dengan taraf signifikan 5% (Uyanto, 2009). Perumusan

hipotesis yang digunakan pada uji homogenitas data pretes adalah sebagai

berikut:

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/1438/6/S_MTK_0900508_CHAPTER3.pdf · atas langkah-langkah prinsip TANDUR dalam model QL, sedangkan dalam kegiatan

30 Lia Amalia, 2013 Pengaruh Penerapan Quantum Learning Prinsip Tandur Terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

H0 : Tidak terdapat perbedaan varians antara kelas eksperimen dengan

kelas kontrol.

H1 : Terdapat perbedaan varians antara kelas eksperimen dengan kelas

kontrol.

Dengan menggunakan taraf signifikan 0,05 maka kriteria

pengujiannya (Uyanto, 2009) adalah:

1. Jika nilai signifikansi pengujiannya lebih besar atau sama dengan 0,05

maka H0 diterima.

2. Jika nilai signifikansi pengujiannya lebih kecil dari 0,05 maka H0

ditolak.

Pada uji homogenitas ini, data homogen atau tidak homogen akan

sama-sama dilanjtukan pada uji perbedaan dua rata-rata.

c) Uji Kesamaan Dua Rata-Rata

Uji kesamaan dua rata-rata bertujuan untuk mengetahui bahwa kelas

eksperimen dan kelas kontrol dalam keadaan awal yang sama dimana rata-

rata kemmapuan komunikasi matematika siswa kelas eksperimen dan kelas

kontrol sama pada awalnya. Jika datanya homogen maka dilakukan uji

perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan uji t. Sedangkan jika data tidak

homogen maka dilakukan uji perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan

uji t’.

Perumusan hipotrsis yang digunakan pada uji perbedaan dua rata-rata

data pretes adalah sebagai berikut:

H0 : Tidak terdapat perbedaan dua rata-rata kemampuan awal yang

signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.

H1 : Terdapat perbedaan dua rata-rata kemampuan awal yang signifikan

antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.

Dengan menggunakan taraf signifikan 0,05 maka kriteria pengujianna

(Uyanto, 2009) adalah:

1. Jika nilai signifikan pengujiannya lebih besar atau sama dengan 0,05

maka H0 diterima.

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/1438/6/S_MTK_0900508_CHAPTER3.pdf · atas langkah-langkah prinsip TANDUR dalam model QL, sedangkan dalam kegiatan

31 Lia Amalia, 2013 Pengaruh Penerapan Quantum Learning Prinsip Tandur Terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Jika nilai signifikan pengujiannya lebih kecil dari 0,05 maka H0

ditolak.

2. Analisis Data Postest

Dalam pengujiannya data hasil postes dilakukan langkah sebagai berikut:

a Uji Normalitas

Uji normalitas data hasil postes kelas eksperimen dan kelas control

digunakan untuk mengetahui apakah data yang digunakan merupakan data

yang berdistribusi normal atau tidak. Dalam hal ini pengujian dilakukan

dengan menggunakan sofwtare SPSS versi 17.0. Uji normalitas yang

digunakan dalam penelitian ini adalah uji Shaprio-Wilk dengan taraf

signnifikan 5% (Uyanto, 2009). Perumusan hipotesis yang digunakan pada uji

normalitas data pretes adalah sebagai berikut:

H0 : Data postes kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari

populasi normal.

H1 : Data postes kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari

populasi yang tidak normal.

Dengan menggunakan taraf signifikan 0,05 maka kriteria pengujianna

(Uyanto, 2009) adalah:

1. Jika nilai signifikan pengujiannya lebih besar atau sama dengan 0,05

maka H0 diterima.

2. Jika nilai signifikan pengujiannya lebih kecil dari 0,05 maka H0

ditolak.

Jika data berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji homogenitas.

Jika data tidak berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji non

parametrik.

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/1438/6/S_MTK_0900508_CHAPTER3.pdf · atas langkah-langkah prinsip TANDUR dalam model QL, sedangkan dalam kegiatan

32 Lia Amalia, 2013 Pengaruh Penerapan Quantum Learning Prinsip Tandur Terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

b Uji Homogenitas

Uji kesamaan dua varians dimaksudkan untuk mengetahui apakah kedua

kelompok yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varians yang

sama atau tidak. Dalam hal ini pengujian dilakukan dengan menggunakan

sofwtare SPSS versi 17.0. Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian

ini adalah uji Levene dengan taraf signifikan 5% (Uyanto, 2009). Perumusan

hipotesis yang digunakan pada uji homogenitas data pretes adalah sebagai

berikut:

H0 : Tidak terdapat perbedaan varians antara kelas eksperimen dengan

kelas kontrol.

H1 : Terdapat perbedaan varians antara kelas eksperimen dengan kelas

kontrol.

Dengan meggunakan taraf signifikan 0,05 maka kriteria pengujiannya

(Uyanto, 2009) adalah:

1. Jika nilai signifikansi pengujiannya lebih besar atau sama dengan 0,05

maka H0 diterima.

2. Jika nilai signifikansi pengujiannya lebih kecil dari 0,05 maka H0

ditolak.

Pada uji homogenitas ini, data homogen atau tidak homogen akan sama-

sama dilanjtukan pada uji perbedaan dua rata-rata.

c Uji Perbedaan Dua Rata-Rata

Uji perbedaan dua rata-rata pada data postes bertujuan untuk

membandingkan pencapaian kemampuan komunikasi matematika siswa pada

kelas kontrol dengan kelas eksperimen. Jika datanya homogen maka

dilakukan uji perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan uji t. Sedangkan

jika data tidak homogen maka dilakukan uji kesamaan dua rata-rata dengan

menggunakan uji t’.

Perumusan hipotesis yang digunakan pada uji perbedaan dua rata-rata

data pretes adalah sebagai berikut:

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/1438/6/S_MTK_0900508_CHAPTER3.pdf · atas langkah-langkah prinsip TANDUR dalam model QL, sedangkan dalam kegiatan

33 Lia Amalia, 2013 Pengaruh Penerapan Quantum Learning Prinsip Tandur Terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

H0 : Rata-rata kemampuan komunikasi matematika kelas eksperimen

tidak lebih baik dari kelas kontrol.

H1 : Rata-rata kemampuan komunikasi matematika kelas eksperimen

lebih baik dari kelas kontrol

Dengan menggunakan taraf signifikan 0,05 maka kriteria pengujianna

(Uyanto, 2009) adalah:

1. Jika setengah dari nilai signifikan pengujiannya lebih besar atau sama

dengan 0,05 maka H0 diterima.

3. Jika setengah dari nilai signifikan pengujiannya lebih kecil dari 0,05

maka H0 ditolak.

3) Analisis Data Indeks Gain

Jika data pretes kelas kontrol dan kelas eksperimen sama maka data yang

diambil adalah data postes. Sedangkan jika data pretes kelas kontrol dan kelas

eksperimen tidak sama maka data yang diambil adalah data pretes dan data

postes dengan menggunakan Indeks Gains.

Indeks gains adalah gain ternomalisasi yang dihitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

Indeks gains =

Dimana indeks gains digunakan untuk mengetahui kulaitas peningkatan

kemampuan komunikasi siswa setelah mendapatkan pembelajaran

matematika menggunakan model QL. Kriteria indeks gain menurut Hake

(Maryati,2007) adalah sebagai berikut:

Tabel 3.7

Kriteria Indeks Gains

Indeks gains Kriteria

G Tinggi

0,30 Sedang

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/1438/6/S_MTK_0900508_CHAPTER3.pdf · atas langkah-langkah prinsip TANDUR dalam model QL, sedangkan dalam kegiatan

34 Lia Amalia, 2013 Pengaruh Penerapan Quantum Learning Prinsip Tandur Terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

G Rendah

Sama halnya dengan data pretes dan data postes, data indeks gain ini

juga harus diuji, dimana pengujiannya meliputi:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data hasil indeks gains kelas eksperimen dan kelas

kontrol digunakan untuk mengetahui apakah data yang digunakan

merupakan data yang berdistribusi normal atau tidak. Dalam hal ini

pengujian dilakukan dengan menggunakan sofwtare SPSS versi 17.0. Uji

normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Shaprio-Wilk

dengan taraf signnifikan 5% (Uyanto, 2009). Perumusan hipotesis yang

digunakan pada uji normalitas data pretes adalah sebagai berikut:

H0 : Data Indeks Gain kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari

populasi yang berdistribusi normal.

H1 : Data Indeks Gain kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari

populasi yang tidak berdistribusi normal.

Dengan menggunakan taraf signifikan 0,05 maka kriteria

pengujianna (Uyanto, 2009) adalah:

1 Jika nilai signifikan pengujiannya lebih besar atau sama dengan 0,05

maka H0 diterima.

2 Jika nilai signifikan pengujiannya lebih kecil dari 0,05 maka H0

ditolak.

Jika data berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji

homogenitas. Jika data tidak berdistribusi normal maka dilanjutkan

dengan uji non parametrik.

d Uji Homogenitas

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/1438/6/S_MTK_0900508_CHAPTER3.pdf · atas langkah-langkah prinsip TANDUR dalam model QL, sedangkan dalam kegiatan

35 Lia Amalia, 2013 Pengaruh Penerapan Quantum Learning Prinsip Tandur Terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Uji kesamaan dua varians dimaksudkan untuk mengetahui apakah

kedua kelompok yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki

varians yang sama atau tidak. Dalam hal ini pengujian dilakukan dengan

menggunakan sofwtare SPSS versi 17.0. Uji homogenitas yang digunakan

dalam penelitian ini adalah uji Levene dengan taraf signifikan 5% (Uyanto,

2009). Perumusan hipotesis yang digunakan pada uji homogenitas data

pretes adalah sebagai berikut:

H0 : Tidak terdapat perbedaan varians antara kelas eksperimen dengan

kelas kontrol.

H1 : Terdapat perbedaan varians antara kelas eksperimen dengan kelas

kontrol.

Dengan meggunakan taraf signifikan 0,05 maka kriteria

pengujiannya (Uyanto, 2009) adalah:

1 Jika nilai signifikansi pengujiannya lebih besar atau sama dengan 0,05

maka H0 diterima.

2 Jika nilai signifikansi pengujiannya lebih kecil dari 0,05 maka H0

ditolak.

Pada uji homogenitas ini, data homogen atau tidak homogen akan

sama-sama dilanjtukan pada uji perbedaan dua rata-rata.

e Uji Perbedaan Dua Rata-Rata

Uji perbedaan dua rata-rata pada data indeks gain bertujuan untuk

membandingkan pencapaian kemampuan komunikasi matematika siswa

pada kelas kontrol dengan kelas eksperimen. Jika datanya homogen maka

dilakukan uji perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan uji t.

Sedangkan jika data tidak homogen maka dilakukan uji perbedaan dua

rata-rata dengan menggunakan uji t’.

Perumusan hipotrsis yang digunakan pada uji perbedaan dua rata-rata

data pretes adalah sebagai berikut:

H0 : Rata-rata kemampuan komunikasi matematika kelas eksperimen

tidak lebih baik secara signifikan dari kelas kontrol.

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/1438/6/S_MTK_0900508_CHAPTER3.pdf · atas langkah-langkah prinsip TANDUR dalam model QL, sedangkan dalam kegiatan

36 Lia Amalia, 2013 Pengaruh Penerapan Quantum Learning Prinsip Tandur Terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

H1 : Rata-rata kemampuan komunikasi matematika kelas eksperimen

lebih baik secara signifikan dari kelas kontrol

Dengan menggunakan taraf signifikan 0,05 maka kriteria

pengujianna (Uyanto, 2009) adalah:

1 Jika setengah dari nilai signifikan pengujiannya lebih besar atau sama

dengan 0,05 maka H0 diterima.

2 Jika setengah dari nilai signifikan pengujiannya lebih kecil dari 0,05

maka H0 ditolak.

4) Tabel Teknik Analisis Data

Dari uraian di atas teknik analisis data pretes, postest dan indeks gain dapat

dirinci sebagai berikut:

Tabel 3.8

Teknik Analisis Data

Data Pretest Data Postest Indeks Gain

Uji normalitas

Uji Normalitas

Uji Normalitas

Normal Tidak

Normal

Uji

homogenitas

Uji non

parametrik

Uji kesamaan dua rata-rata

Data homogen

Uji t

Data tidak

homogen

Uji t’

Normal Tidak

Normal

Uji

homogenitas

Uji non

parametrik

Uji perbedaan dua rata-rata

Data homogen

Uji t

Data tidak

homogen

Uji t’

Normal Tidak

Normal

Uji

homogenitas

Uji non

parametrik

Uji perbedaan dua rata-rata

Data homogen

Uji t

Data tidak

homogen

Uji t’

Page 19: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/1438/6/S_MTK_0900508_CHAPTER3.pdf · atas langkah-langkah prinsip TANDUR dalam model QL, sedangkan dalam kegiatan

37 Lia Amalia, 2013 Pengaruh Penerapan Quantum Learning Prinsip Tandur Terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

5) Analisis Peningkatan Setiap Indikator Kemampuan Komunikasi

Matematis

Peningkatan setiap indikator kemampuan komunikasi matematis

dikategorikan rendah, sedang atau tinggi melalui rata-rata indeks gain setiap soal.

Kemudian dijelaskan secara deduktif.

6) Analisis Data Angket

Data angket akan ditulis dalam tabel dengan data yang diubah menjadi

data kuantitatif dengan menggunakan skala Likert. Adapun menurut Suherman

dan Sukjaya (1990) pembobotan yang paling sering dipakai dalam mentransfer

skala kulitatif kedalam skala kuantitatif adalah

Tabel 3.9

Bobot Untuk Pengamatan Favorable (Positif)

Pernyataan Bobot

Sangat Setuju 5

Setuju 4

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak setuju 1

Selain pembobotan dilakukan pada pernyataan positif pembobotan juga

dilakukan pada pernyataan negatif (unfavorable)

Tabel 3.10

Bobot Untuk Pernyataan Unfavorable (negatif)

Untuk pengolahan skor dan penafsirannya yaitu dengan menghitung rerata

skor tersebut untuk setiap siswa pada setiap aspek dan rerata setiap aspek. Adapun

kriteria penilaian menurut Suherman dan Sukjaya (1990:237) adalah jika rerata di

atas tiga kriterianya positif dan jika rerata di bawah tiga maka kriterianya negatif.

Pernyataan Bobot

Sangat Setuju 1

Setuju 2

Tidak Setuju 4

Sangat Tidak setuju 5

Page 20: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/1438/6/S_MTK_0900508_CHAPTER3.pdf · atas langkah-langkah prinsip TANDUR dalam model QL, sedangkan dalam kegiatan

38 Lia Amalia, 2013 Pengaruh Penerapan Quantum Learning Prinsip Tandur Terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

7) Analisis Data Lembar Observasi

Kriteria untuk penilaian hasil observasi hanya dilihat dari terpenuhi atau

tidaknya hal-hal yang harus terlaksana selama pembelajaran matematika

menggunakan model QL. Dilakukan rekapitulasi data keterlaksanaan setiap

tahapan pembelajaran pada setiap pertemuan. Kemudian dijelaskan secara

deduktif.

8) Analisis Data Jurnal Harian

Dengan mengelompokkan pernyataan siswa pada respon positif dan

negatif untuk setiap pertemuan. Kemudian dihitung banyak siswa yang respon

positif dan negatif juga yang tidak merespon. Kemudian membuat persentasi

respon setiap pertemuan.