bab i pendahuluan a. latar belakang masalahrepository.upi.edu/1438/4/s_mtk_0900508_chapter1.pdf ·...

39
1 Lia Amalia, 2013 Pengaruh Penerapan Quantum Learning Prinsip Tandur Terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Iptek menyiasati meningkatkan mutu pendidikan. Salah satu yang erat kaitannya dengan kemajuan bangsa adalah matematika. Dalam lingkup pendidikan persekolahan, matematika dipandang sebagai ilmu dasar yang strategis yang diajarkan di setiap jenjang pendidikan dasar dan menengah dan matematika berfungsi (Sidi, 2002): (1)Menata dan meningkatkan ketajaman penalaran siswa sehingga dapat memperjelas masalah dalam kehidupan sehari-hari, (2) melatih kemampuan berkomunikasi dan menggunakan bilangan dan simbol-simbol, (3) melatih siswa untuk selalu berorientasi pada kebenaran dengan mengembangkan sikap logis, kritis, kreatif, objektif, rasional, cermat, disiplin, dan mampu bekerjasama secara effektif , dan (4) melatih siswa untuk berfikir secara teratur, sistematis, dan terstruktur dalam konsepsi yang jelas. Matematika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dinilai sangat memegang peranan penting karena matematika dapat meningkatkan pengetahuan siswa dalam berfikir secara logis, rasional, kritis, cermat, efektif, dan efesien, sehingga diharapkan peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, menganalisis, menyimpulkan dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, berkembang pesat dan kompetitif. Dalam BSNP tahun 2006, mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik, memiliki kemampuan sebagai berikut: 1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau alogaritma, secara luwes, akurat, efesien, dan tepat dalam pemecahan masalah. 2. Menggunakan penalaran pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

Upload: nguyenquynh

Post on 01-Apr-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/1438/4/S_MTK_0900508_CHAPTER1.pdf · matematis setelah pembelajaran menggunakan QL prinsip TANDUR. 4. Untuk mengetahui

1 Lia Amalia, 2013 Pengaruh Penerapan Quantum Learning Prinsip Tandur Terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan Iptek menyiasati meningkatkan mutu pendidikan. Salah

satu yang erat kaitannya dengan kemajuan bangsa adalah matematika. Dalam

lingkup pendidikan persekolahan, matematika dipandang sebagai ilmu dasar yang

strategis yang diajarkan di setiap jenjang pendidikan dasar dan menengah dan

matematika berfungsi (Sidi, 2002):

(1)Menata dan meningkatkan ketajaman penalaran siswa sehingga dapat

memperjelas masalah dalam kehidupan sehari-hari, (2) melatih kemampuan

berkomunikasi dan menggunakan bilangan dan simbol-simbol, (3) melatih siswa

untuk selalu berorientasi pada kebenaran dengan mengembangkan sikap logis,

kritis, kreatif, objektif, rasional, cermat, disiplin, dan mampu bekerjasama secara

effektif , dan (4) melatih siswa untuk berfikir secara teratur, sistematis, dan

terstruktur dalam konsepsi yang jelas.

Matematika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dinilai sangat

memegang peranan penting karena matematika dapat meningkatkan pengetahuan

siswa dalam berfikir secara logis, rasional, kritis, cermat, efektif, dan efesien,

sehingga diharapkan peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh,

menganalisis, menyimpulkan dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup

pada keadaan yang selalu berubah, berkembang pesat dan kompetitif. Dalam

BSNP tahun 2006, mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik,

memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan

mengaplikasikan konsep atau alogaritma, secara luwes, akurat, efesien, dan

tepat dalam pemecahan masalah.

2. Menggunakan penalaran pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika

dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan

pernyataan matematika.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/1438/4/S_MTK_0900508_CHAPTER1.pdf · matematis setelah pembelajaran menggunakan QL prinsip TANDUR. 4. Untuk mengetahui

2

Lia Amalia, 2013 Pengaruh Penerapan Quantum Learning Prinsip Tandur Terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,

merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi

yang diperoleh.

4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media lain

untuk memperjelas keadaan atau masalah.

5. Memiliki sikap menghargai kegunan matematika dalam kehidupan, yaitu

memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika

serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Berdasarkan tujuan di atas tampak bahwa arah atau orientasi pembelajaran

matematika adalah kemampuan pemecahan masalah, kemampuan penalaran, dan

kemampuan komunikasi matematika. Ketiga kemampuan tersebut harus dimiliki

dan dikembangkan siswa dalam pembelajaran matematika dengan tujuan

tercapainya pembelajaran yang makasimal.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam

mempelajari matematika. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Soedjono

(Hutagalung,2009) kesulitan belajar siswa dapat disebabkan beberapa faktor baik

faktor internal maupun faktor eksternal seperti fisiologi, faktor sosial dan faktor

pedagogik. Selain itu terdapat beberapa pula kesulitan khusus dalam belajar

matematika seperti:

1. Kesulitan dalam menerapkan konsep.

2. Kesulitan dalam belajar dan menggunakan prinsip.

3. Kesulitan dalam memecahkan soal berbentuk verbal.

Berdasarkan pernyataan di atas bahwa yang menunjukkan kesulitan belajar

siswa salah satu penyebabnya adalah aspek dari kemampuan komunikasi

matematis yang masih rendah terutama pada siswa SMP. Kurang berkembangnya

kemampuan komunikasi matematis siswa, khususnya pada siswa SMP adalah

karena dalam proses pembelajaran belum banyak guru yang menciptakan kondisi

dan situasi yang memungkinkan siswanya mengembangkan kemampuan

komunikasi matematiknya. Hal tersebut karena pembelajaran yang banyak

dilaksanakan di sekolah masih berpusat pada guru sebagai pemberi informasi,

sedangkan siswa hanya mendengar, mencatat, dan menghafal sehingga siswa

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/1438/4/S_MTK_0900508_CHAPTER1.pdf · matematis setelah pembelajaran menggunakan QL prinsip TANDUR. 4. Untuk mengetahui

3

Lia Amalia, 2013 Pengaruh Penerapan Quantum Learning Prinsip Tandur Terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

seringkali mengalami kesulitan dalam memecahkan suatu permasalahan

matematika karena ketidakmampuan mengkomunikasikan idenya atau

menerjemahkan permasalahan tersebut kedalam bahasa matematika.

Berdasarkan hasil penelitian Utari, Rukman, dan Suhendra (Istiqoma, 2008:4)

menyatakan bahwa pembelajaran mtematika di Indonesia saat ini dirasakan masih

kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkomunikasikan

gagasan matematika yang dimiliki siswa.

Selain itu, pada penelitian Firdaus (2006) terdapat lebih dari sepuluh siswa

memperoleh skor kemampuan komunikasi matematis kurang dari 60% dari skor

ideal, sehingga kualitas kemampun komunikasi belum dalam kategori baik. Pada

penelitiannya, kelas eksperimen dikelompokkan menjadi siswa kelompok tinggi,

sedang dan rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi

matematika kelompok rendah belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Hasil

penelitian yang diperoleh bahwa masih 35,48% dari siswa kelompok rendah yang

menguasai kompetensi kurang dari 54% kompetensi yang harus dikuasai siswa.

Kemampuan komunikasi yang rendah tidak dapat dibiarkan karena

mengkomunikasikan adalah salah satu hal yang mendukung dalam belajar.

Kemampuan komunikasi matematis merupakan salah satu kemampuan yang harus

dimiliki oleh seorang peserta didik. Hal tersebut diperkuat oleh pendapat yang

diungkapkan oleh Lindquist berdasarkan pada National Council of Teachers of

Mathematics (NCTM,2000) mengungkapkan bahwa :

kemampuan komunikasi dalam matematika perlu dibangun agar siswa

dapat : (1) merefleksi dan mengklarifikasi dalam berpikir mengenai gagasan-

gagasan matematika dalam berbagai situasi, (2) memodelkan situasi dengan lisan,

tertulis, gambar grafik dan secara aljabar, (3) mengembangkan pemahaman

terhadap gagasan matematik termasuk peranan definisi dalam berbagai situasi

matematika, (4) menggunakan keterampilan membaca, mendengar dan menulis

menginterpretasikan dan mengevaluasi gagasan matematik, (5) mengkaji gagasan

matematik melalui konjektur dan alasan yang meyakinkan, (6) memahami nilai

dari notasi dan peran matematika dalam pengembangan gagasan matematik .

Kemampuan komunikasi dalam hal ini juga memiliki arti bahwa siswa

perlu dilatih berkomunikasi dengan pihak lain. Belajar kelompok merupakan salah

satu sarana melatih keterampilan komunikasi siswa.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/1438/4/S_MTK_0900508_CHAPTER1.pdf · matematis setelah pembelajaran menggunakan QL prinsip TANDUR. 4. Untuk mengetahui

4

Lia Amalia, 2013 Pengaruh Penerapan Quantum Learning Prinsip Tandur Terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Proses pembelajaran matematika merupakan salah satu bagian dari

keseluruhan proses pendidikan di sekolah-sekolah yang diharapkan dengan proses

ini tujuan pendidikan akan dapat dicapai antara lain dalam bentuk terjadinya

perubahan sikap, keterampilan serta meningkatnya kemampuan berfikir siswa.

Secara umum, kemampuan-kemampuan dasar yang diharapkan dapat digali dan

ditingkatkan melalui kegiatan belajar matematik adalah kemampuan komunkasi

matematis.

Terdapat beberapa alasan penting mengapa komunikasi dalam

pembelajaran matematika perlu ditumbuhkembangkan di kalangan SMP. Pertama,

matematika tidak hanya sekedar alat bantu berfikir, alat untuk menemukan pola,

menyelesaikan masalah atau mengambil kesimpulan, tetapi matematika juga ” an

invaluable tool for communiting a variety of ideas clearly, precesisely, and

succinctly”. Kedua pembelajaran matematika dianggap sebagai aktivitas sosial,

matematika juga sebagai wahana interaksi antar siswa, dan juga komunikasi

antara guru dan siswa.

Untuk menggali dan meningkatkan kemampuan komunikasi matematik

siswa dapat digunakan berbagai macam model atau metode pembelajaran. Model

pembelajaran merupakan suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan

sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran

dalam tutorial. Dengan kata lain model pembelajaran merupakan suatu

perencanaan atau pola yang dapat kita gunkan untuk mendesain pola-pola

mengajar secara tatap muka di dalam kelas atau mengatur tutorial, dan untuk

menentukan material/perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku,

film-film, tipe-tipe, program-program media komputer dan kurikulum (sebagai

kursi untuk belajar). Setiap model mengarahkan kita untuk mendesain

pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk mencapai berbagai tujuan salah

satunya adalah Quantum Learning (QL).

Model pembelajaran QL merupakan salah satu alternatif model

pembelajaran yang diharapkan mampu meningkatkan kemampuan komunikasi

matematis baik lisan ataupun tulisan. QL merupakan metode yang berusaha untuk

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/1438/4/S_MTK_0900508_CHAPTER1.pdf · matematis setelah pembelajaran menggunakan QL prinsip TANDUR. 4. Untuk mengetahui

5

Lia Amalia, 2013 Pengaruh Penerapan Quantum Learning Prinsip Tandur Terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

mengubah belajar yang berbeda dibandingkan dengan metode belajar pada

umumnya. QL menyertakan segala kaitan interaksi, dan perbedaan yang dapat

memaksimalkan proses belajar. QL pertama kali ditemukan di Amerika Serikat

dengan apa yang disebutnya “suggestology” atau “suggestopedia”. Prinsipnya

adalah sugesti dapat mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detail apapun

memberikan sugesti positif ataupun negatif. QL berfokus pada proses belajar

yang menyenangkan. Metode QL berusaha menggabungkan peningkatan multi

sensori dan multi kecerdasan dengan otak yang pada akhirnya akan meningkatkan

kemampuan siswa untuk berprestasi (DePorter et al, 2011). Manfaat metode QL

adalah meningkatkan peran sebagai pelajar yang memikul tanggung jawab pada

diri sendiri sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup dengan belajar sedapat

mungkin dari setiap situasi dan memanfaatkannya untuk diri sendiri dan orang-

orang yang didekatnya. QL membawa seseorang menjadi individu yang selalu

menggunakan metode „belajar aktif‟. Aspek-aspek dalam model pembelajaran QL

ini meliputi: Lingkungan belajar, memiliki sikap positif, gaya belajar, teknik

mencatat, teknik menulis, kekuatan ingatan, kekuatan membaca, berfikir kreatif

(DePorter et al,2011).

Pada awalnya, penerapan model pembelajarn ini pertama kali dilakukan

pada tahun 1982, yang dikenal dengan nama Supercamp. Supercamp yakni

program menginap selama dua belas hari, disini siswa-siswi mulai dari usia

sembilan hingga 24 tahun memperoleh kiat-kiat yang membantu mereka dalam

mencatat, menghafal dan membaca cepat, menulis, berkreasi, berkomunikasi, dan

melakukan kiat-kiat untuk meningkatkan kemampuan mereka menguasi berbagai

hal dalam kehidupan. Hasilnya menunjukkan bahwa murid-murid yang mengikuti

program tersebut mendapatkan nilai yang lebih baik, lebih banyak berpartisipasi

dan merasa lebih bangga akan diri mereka sendiri (De Porter et al, 2011).

Taksonomi Bloom (Suherman dan Sukjaya, 1990) menjelaskan bahwa

tujuan pendidikan terbagi ke dalam tiga daerah yaitu daerah kognitif, afektif, dan

psikomotorik. Daerah kognitif mencakup tujuan-tujuan yang berkenaan dengan

kemampuan berfikir yaitu berkenaan dengan kemampuan pengetahuan,

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/1438/4/S_MTK_0900508_CHAPTER1.pdf · matematis setelah pembelajaran menggunakan QL prinsip TANDUR. 4. Untuk mengetahui

6

Lia Amalia, 2013 Pengaruh Penerapan Quantum Learning Prinsip Tandur Terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Selain daerah kognitif

dalam penelitian ini pun akan mengkaji daerah afektif yang berhubungan dengan

sikap (attitude). Sikap merupakan bagian yang sangat penting dalam proses

pembelajaran, karena dengan sikap seorang siswa dapat memahami bahan

pelajaran dengan sungguh-sungguh. Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa

bersikap positif terhadap suatu bidang studi. Berdasarkan uraian di atas, sikap

siswa terhadap pembelajaran matematika yang akan dilaksanakan dalam

penelitian ini merupakan salah satu hal yang penting untuk dikaji.

Dari latar belakang di atas maka peneliti terdorong untuk menyusun skripsi

dengan judul “Pengaruh Penggunaan Quantum Learning Prinsip TANDUR

Terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis pada Siswa”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya,

rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Apakah peningkatan kemampuan komunikasi matematis pada siswa yang

pembelajarannya menggunakan QL prinsip TANDUR lebih baik daripada

siswa dengan pembelajaran tradisional?

2. Bagaimana kualitas peningkatan kemampuan komunikasi matematis pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol?

3. Bagaimana peningkatan tiap indikator kemampuan komunikasi matematis

setelah pembelajaran menggunakan QL prinsip TANDUR?

4. Bagaimana sikap siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran matematika

berdasarkan QL prinsip TANDUR?

C. Batasan Masalah

Penelitian ini lebih khususnya dengan model Quantum Learning pada

prinsip TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi,

Rayakan) dan materi pembelajarannya yaitu bangun ruang sisi datar di kelas VIII

semester dua. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMP di Bandung.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/1438/4/S_MTK_0900508_CHAPTER1.pdf · matematis setelah pembelajaran menggunakan QL prinsip TANDUR. 4. Untuk mengetahui

7

Lia Amalia, 2013 Pengaruh Penerapan Quantum Learning Prinsip Tandur Terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Namun karena terbatasnya dana, tenaga dan waktu maka tidak semua siswa

diteliti sebagai objek penelitian. Sehingga subjek populasi penelitian ini menjadi

siswa SMP Negeri 2 Lembang kelas VIII tahun ajaran 2013/2014.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan yang telah dikemukakan, tujuan dari penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah peningkatan kemampuan komunikasi matematis

pada siswa yang pembelajarannya menggunakan QL prinsip TANDUR lebih

baik daripada siswa dengan pembelajaran tradisional

2. Untuk mengetahui kualitas peningkatan kemampuan komunikasi matematis

pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

3. Untuk mengetahui peningkatan tiap indikator kemampuan komunikasi

matematis setelah pembelajaran menggunakan QL prinsip TANDUR.

4. Untuk mengetahui bagaimana sikap siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran

matematika berdasarkan QL prinsip TANDUR.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan masukan

bagi berbagai pihak:

1. Bagi Penulis dapat menambah wawasan dan keterampilan dalam menggunakan

model QL untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa.

2. Bagi Guru dapat dijadikan sebagai salah satu masukan untuk memilih dan

mengembangkan alternatif model pembelajaran yaitu QL untuk meningkatkan

kemampuan komunikasi siswa.

3. Bagi Siswa melalui pembelajaran dengan menggunakan model QL ini

diharapkan dapat menumbuhkan motivasi belajar dan memberikan suasana

yang baru bagi siswa pada bidang studi matematika sehingga dapat

meningkatkan kemampuan komunikasi mereka di bidang matematika.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/1438/4/S_MTK_0900508_CHAPTER1.pdf · matematis setelah pembelajaran menggunakan QL prinsip TANDUR. 4. Untuk mengetahui

8

Lia Amalia, 2013 Pengaruh Penerapan Quantum Learning Prinsip Tandur Terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

F. Definisi Operasional

Agar tidak salah persepsi dalam penafsiran terhadap istilah yang

digunakan dalam penelitian, perlu digunakan definisi operasional sebagai berikut:

1. Quantum learning dengan prinsip TANDUR merupakan pembelajaran dengan

menumbuhkan semangat dan menyenangkan sehingga memberikan sikap

positif terhadap pembelajaran, menciptakan pengalaman secara langsung pada

siswa dengan materi yang telah dipelajari sebelumnya melalui permainan-

permainan, pemberian nama yakni memaknai suatu konsep matematika,

mendemonstrasikan hasil penemuan konsep, mengulangi materi yang telah

dipelajari sehingga adanya keyakinan pada siswa bahwa “Aku tahu bahwa aku

memang tahu” selanjutnya merayakan suatu keberhasilan dalam belajar melalui

reward dan permainan matematika.

2. Kemampuan komunikasi matematis merupakan kemampuan yang dapat

menyertakan sebuah informasi matematika dalam bentuk merefleksikan benda-

benda nyata, gambar, atau ide matematika, menginterpretasikan dan

mengevaluasi ide-ide, simbol, istilah, merespon suatu pernyataan/persoalan

dalam bentuk argumen yang meyakinkan, begitu juga sebaliknya, siswa dapat

menyertakan suatu informasi pada kehidupn sehari-hari dalam bahasa atau

simbol matematik.

3. Pembelajaran tradisional merupakan pembelajaran yang lebih banyak

didominasi guru sebagai pentransfer ilmu, sementara siswa sebagai penerima

ilmu. Metode mengajar dalam pembelajaran tradisional yang digunakan yaitu

ekspositori. Metode ekspositori merupakan pembelajaran yang dominan

dengan ceramah, tetapi divariasikan dengan metode yang lain disertai ilustrasi

gambar atau tulisan tentang pokok-pokok materi untuk disampaikan sehingga

lebih dimengerti siswa.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/1438/4/S_MTK_0900508_CHAPTER1.pdf · matematis setelah pembelajaran menggunakan QL prinsip TANDUR. 4. Untuk mengetahui

9 Lia Amalia, 2013 Pengaruh Penerapan Quantum Learning Prinsip Tandur Terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat Matematika

Menurut Suherman et al (2001) istilah mathematics (Inggris), matematik

(Jerman), mathematique (Perancis), matematico (Itali), matematiceski (Rusia),

atau mathematic/wiskunde (Belanda) berasal dari perkataan latin mathematica,

yang mulanya diambil dari perkataan Yunani, mathematike, yang berarti “relating

to learning”. Perkataan mathematike berhubungan pula sangat erat dengan sebuah

kata lainnya yang serupa, yaitu mathanein yang mengandung arti belajar

(berfikir). Jadi berdasarkan etimologis perkataan matematika berarti “ilmu

pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar”. Tinggih (Suherman dan

Winataputra, 1992:119) hal ini dimaksudkan bukan berarti ilmu lain diperoleh

tidak melalui penalaran, akan tetapi dalam matematika lebih menekankan aktivitas

dalam dunia rasio (penalaran) sedangkan dalam ilmu lain lebih menekankan hasil

observasi atau eksperimen di samping penalaran.

Romberg (Fathani, 2008) mengarahkan hasil penelaahannya tentang

matematika kepada tiga sasaran utama. Pertama, para sosiologi, psiklogi,

pelaksana administrasi sekolah, dan penyusun kurikulum memandang bahwa

matematika merupakan ilmu yang statis dan disiplin ketat. Kedua, selama kurun

waktu dua dekade terakhir ini, matematika dipandang sebagai suatu usaha atau

kajian ulang terhadap matematika itu sendiri. Kajian tersebut berkaitan dengan

apa matematika itu? Bagaimana cara kerja para matematikawan? Dan bagaimana

memopulerkan matematika? Selain itu, matematika juga dipandang sebagai suatu

bahasa, struktur logika, batang tubuh dari bilangan dan ruang, rangkaian metode

untuk menarik kesimpulan, esensi ilmu terhadap dunia fisik, dan sebagai aktivitas

intelektual.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/1438/4/S_MTK_0900508_CHAPTER1.pdf · matematis setelah pembelajaran menggunakan QL prinsip TANDUR. 4. Untuk mengetahui

10

Lia Amalia, 2013 Pengaruh Penerapan Quantum Learning Prinsip Tandur Terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Bourne (Fathani, 2008) memahami matematika sebagai konstruktivisme

sosial dengan penekanannya pada knowing how, yaitu pelajar dipandang sebagai

makhluk yang aktif dalam mengonstruksi ilmu pengetahuan dengan cara

berinteraksi dengan lingkungannya. Hal ini berbeda dengan pengertian knowing

that yang dianut oleh kaum absolutis, di mana pelajar dipandang sebagai makhluk

yang pasif dan seenaknya dapat diisi informasi dari tindakan hingga tujuan.

Kitcher (Fathani, 2008) lebih memfokuskan perhatiannya kepada

komponen dalam kegiatan matematika. Dia mengklaim bahwa matematika terdiri

atas komponen-komponen:

1) Bahasa (language) yang dijalankan oleh para matematikawan

2) Pernyataan (statements) yang digunakan oleh para matematikawan

3) Pertanyaan (questions) penting yang hingga saat ini belum terpecahkan

4) Alasan (reasonings) yang digunakan untuk menjelaskan pernyataan, dan

5) Ide matematika itu sendiri

Sejalan dengan itu, Sujono (Fathani, 2008) mengemukakan beberapa pengertian

matematika diantaranya, matematika diartikan sebagai cabang ilmu pengethuan

yang eksak dan terorganisasi secara sistematik. Selain itu, matematika merupakan

ilmu pengetahuan tentng penalaran yang logik dan masalah yang berhubungan

dengan bilangan. Bahkan dia mengartikan matematika sebagai ilmu bantu dalam

menginterpretasikan berbagai ide dan kesimpulan.

Berpijak pada uraian tersebut, secara umum definisi matematika dapat

dideskripsikan sebagai berikut, diantaranya:

1) Matematika sebagai struktur yang terorganisasi

2) Matematika sebagai alat (tool)

3) Matematika sebagai pola pikir deduktif

4) Matematika sebagai cara bernalar (the way of thinking)

5) Matematika sebagai bahasa artifisial

6) Matematika sebagai seni yang kreatif

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/1438/4/S_MTK_0900508_CHAPTER1.pdf · matematis setelah pembelajaran menggunakan QL prinsip TANDUR. 4. Untuk mengetahui

11

Lia Amalia, 2013 Pengaruh Penerapan Quantum Learning Prinsip Tandur Terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

B. Pembelajaran Matematika

Pembelajaran merupakan suatu proses komunikasi banyak arah yang

mampu mengoptimalkan seluruh potensi yang dimiliki siswa. Menurut Erman,

pembelajaran merupakan suatu proses pengembangan potensi siswa secara

optimal, intelektual, emosional, serta spiritual. Tujuan dari suatu pembelajaran

ialah untuk mewujudkan suasana kelas yang kondusif serta agar siswa dapat

mempelajari suatu kemampuan yang baru secara optimal. Suatu proses

pembelajaran dapat dikatakan berhasil jika diawali dari seberapa besar guru

mengetahui kemampuan dasar serta karakteristik yang dimiliki siswa ketika

menyampaikan materi atau bahan ajar. Proses pembelajaran adalah aspek yang

terintegrasi dari proses pendidikan.

Pembelajaran matematika merupakan suatu proses komunikasi banyak

arah dengan menggunakan matematika untuk mencapai tujuan dari pembelajaran

itu sendiri. Matematika merupakan suatu alat untuk mengoptimalkan kecerdasan,

kemampuan komunikasi serta berpikir logis, dan membentuk kepribadian yang

dimiliki siswa. Kemampuan matematika siswa sangat dibutuhkan dalam

menunjang perkembangan jaman di berbagai aspek.

C. Kemampuan Komunikasi Matematika

Komunikasi merupakan sebuah proses timbal balik baik dalam sebuah

pemberian konsep informasi dari komunikator (pemberi informasi) kepada

komunikan (penerima informasi). Menurut Darhim (2007) bahwa “komunikasi

merupakan bagian penting dalam balajar matematika”.

Sebuah komunikasi yang berjalan dengan baik dapat menimbulkan

peningkatan terhadap aktivitas belajar siswa menjadi lebih edukatif. Berkenaan

dengan hal itu, Darhim (2007) mengungkapkan manfaat dari sebuah komunikasi

yaitu komunikasi dapat mendorong siswa belajar konsep baru dalam matematika,

karena dalam belajar matematika siswa dapat menggunakan alat atau benda,

menggambar, memberikan penjelasan atau pertimbangan, menggunakan diagram,

menulis dan menggunakan simbol matematika.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/1438/4/S_MTK_0900508_CHAPTER1.pdf · matematis setelah pembelajaran menggunakan QL prinsip TANDUR. 4. Untuk mengetahui

12

Lia Amalia, 2013 Pengaruh Penerapan Quantum Learning Prinsip Tandur Terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dalam aktivitas belajar, siswa akan menimbulkan beberapa kemungkinan

proses komunikasi. Menurut Darhim (2007) mengungkapkan bahwa proses

komunikasi yang mungkin terjadi selama proses belajar mengajar adalah:

a. Komunikasi searah, komunikasi yang hanya terjadi dari guru ke siswa.

b. Komunikasi dua arah, komunikasi yang terjadi antara guru dengan siswa atau

antara siswa dengan guru.

c. Komunikasi banyak arah, komunikasi yang terjadi antara guru dengan siswa

atau antara siswa dengan siswa atau antara siswa dengan guru.

Kemampuan komunikasi matematika itu sendiri merupakan kemampuan

yang dapat menyertakan sebuah informasi matematika dalam bentuk

merefleksikan benda-benda nyata, gambar, atau ide matematika,

menginterpretasikan dan mengevaluasi ide-ide, simbol, istilah, merespon suatu

pernyataan persoalan dalam bentuk argumen yang meyakinkan, begitu juga

sebaliknya, siswa dapat menyertakan suatu informasi pada kehidupan sehari-hari

dalam bahasa atau simbol matematik. Selaras dengan hal tersebut, Darhim (2007)

mengungkapkan bahwa “kemampuan untuk mengkomunikasikan ide atau gagasan

matematika yang telah dipelajari merupakan bagian yang harus dimiliki siswa”.

Baroody (Ansari, 2003) mengungkapkan bahwa Komunikasi adalah

kemampuan siswa yang dapat diukur melalui aspek-aspek :

a. Representasi (Representing)

Representasi adalah bentuk baru sebagai hasil translasi dari suatu masalah

atau ide; translasi suatu diagram atau model fisik ke dalam symbol kata-kata.

b. Mendengar (Listening)

Mendengar merupakan sebuah aspek yang sangat penting ketika

berdiskusi. Begitu pun dalam kemampuan komunikasi, mendengar merupakan

aspek yang sangat penting untuk dapat terjadinya komunikasi yang baik.

c. Membaca (Reading)

Reading adalah aktifitas membaca secara aktif untuk mencari jawaban atas

pertanyaan yang telah disusun. Membaca aktif berarti membaca yang

difokuskan pada paragraf-paragraf yang diperkirakan mengandung jawaban

yang relevan dengan pertanyaan.

d. Diskusi (Discussing)

Mendiskusikan sebuah ide adalah cara yang baik bagi siswa untuk

menjauhi gap, ketidakkonsistenan, atau suatu keberhasilan kemurnian berpikir.

Selain itu, dengan diskusi dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis.

e. Menulis (Writing)

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/1438/4/S_MTK_0900508_CHAPTER1.pdf · matematis setelah pembelajaran menggunakan QL prinsip TANDUR. 4. Untuk mengetahui

13

Lia Amalia, 2013 Pengaruh Penerapan Quantum Learning Prinsip Tandur Terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Menulis adalah suatu aktifitas yang dilakukan dengan sadar untuk

mengungkapkan dan merefleksikan pikiran. Dengan menulis berarti seseorang

telah melalui tahap proses berpikir keras yang kemudian dituangkan ke dalam

kertas. Dalam komunikasi, menulis sangat diperlukan untuk merangkum

pembelajaran yng telah dilaksanakan, dituangkan dalam bahasa sendiri

sehingga lebih mudah dipahami dan lebih lama tersimpan dalam ingatan.

Jadi kemampuan komunikasi matematis siswa merupakan suatu

interaksi atau hubungn timbal balik dalam memberikan suatu informasi dimana

siswa dapat menemukan konsep baru dengan benda dan alat yang dapat

menunjang dalam mengungkapkan ide-idenya baik berupa tulisan maupun

lisan.

4. Model Quantum Learning

a. Pengertian Quantum Learning

QL berprinsip bahwa sugesti dapat mempengaruhi hasil situasi belajar, dan

setiap detail apapun memberikan sugesti positif ataupun negatif. Beberapa teknik

yang dapat digunakan untuk memberikan sugesti positif adalah dengan

menempatkan siswa secara nyaman, memasang musik latar di dalam kelas,

meningkatkan partisipasi individu, menggunakan poster-poster untuk memberikan

kesan besar sambil menonjolkan informasi dan menyediakan pendidik yang

terlatih dengan baik dalam seni pengajaran sugestif . Istilah lain dari suggestology

adalah accelerated learning atau”pemercepat belajar”, yakni metode yang

memungkinkan siswa untuk belajar dengan kecepatan yang mengesankan dengan

upaya yang normal dan diikuti dengan kegembiraan.

QL mencakup aspek-aspek penting dalam program neurolinguistik (NLP

“Neuro Linguistic Program”, yaitu suatu penelitian tentang bagaimana otak

mengatur informasi. Program ini meliputi hubungan antara bahasa dan perilaku

dan dapat dipergunakan untuk menciptakan jalinan pengeertian antara siswa dan

guru. Lebih lagi, dalam Deporter et al (2011), mengartikan QL sebagai interaksi

yang mengubah energi menjadi pancaran cahaya. QL disini dikaitkan dengan

manusia yang sedang berusaha keras untuk memperbaiki kinerjanya kearah yang

lebih baik melalui proses belajar. Istilah QL juga bermakna interaksi yang terjadi

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/1438/4/S_MTK_0900508_CHAPTER1.pdf · matematis setelah pembelajaran menggunakan QL prinsip TANDUR. 4. Untuk mengetahui

14

Lia Amalia, 2013 Pengaruh Penerapan Quantum Learning Prinsip Tandur Terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dalam proses belajar, sehingga mampu mengubah segala potensi yang ada di

dalam dirinya menjadi lebih baik dan memperoleh hal-hal baru yang data

ditularkan kepada orang lain.

Salah satu keberhasilan QL ini adalah penelitian yang dilakukan oleh

DePorter et al (2011) ia memilih siswa-siswa untuk mengikuti program super

camp, yaitu program menginap selama dua belas hari, siswa-siswa mulai usia

Sembilan hingga 24 tahun memperoleh kiat-kiat yang membantu mereka dalam

mencata, menghafal, membaca cepat, menulis, berkreatifitas, berkomunikasi, dan

mebina hubungan kiat-kiat yang meningkatkan kemampuan mereka menguasai

segala hal dalam kehidupan. Hasilnya menunjukkan bahwa murid-murid yang

mengikuti SuperCamp mndapatkan nilai yang lebih baik, lebih banyak berprestasi

dan merasa lebih bangga akan diri mereka sendiri.

b. Prinsip-Prinsip Quantum Learning

Terdapat lima prinsip dari QL ini, yaitu:

1) Segalanya Berbicara

2) Segalanya Bertujuan

3) Pengalaman Sebelum Pemberian Nama

4) Akui Setiap Usaha

5) Jika Layak Dipelajari, Maka layak Pula Dirayakan

Kelima prinsip tersebut disebut TANDUR yakni:

a) Tumbuhkan

Tumbuhkan minat dengan memuaskan “ Apakah Manfaatnya Bagiku”.

Penyertaan menciptakan jalinan dan kepemilikian bersama atau kemampuan

saling memahami. Penyertaan akan memanfatkan mereka, mencari tanggapan

“Yes”! dan mendapatkan komitmen untuk menjelajah.

b) Alami

Ciptakan atau datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti semua

pelajar. Unsur ini memberi pengalaman kepada siswa, dan memanfaatkan

hasrat alami otak untuk menjelajah. Pengalaman membuat pengajar dapat

mengajar „melalui pintu belakang‟ untuk memanfaatkan pengetahuan dan

keingintahuan mereka.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/1438/4/S_MTK_0900508_CHAPTER1.pdf · matematis setelah pembelajaran menggunakan QL prinsip TANDUR. 4. Untuk mengetahui

15

Lia Amalia, 2013 Pengaruh Penerapan Quantum Learning Prinsip Tandur Terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

c) Namai

Sediakan kata kunci konsep, model, rumus, strategi, sebuah “masukan”.

Penanaman memuaskan hasrat alami otak untuk memberikan identitas,

mengurutkan, dan mendefinisikan. Penanaman dibangun di atas pengetahuan

dan keingintahuan siswa saat itu. Penanaman adalah saatnya untuk

mengajarkan kosep, keterampilan berfikir, dan strategi belajar.

d) Demonstrasi

Sediakan kesempatan bagi pelajar untuk “menunjukkan bahwa mereka tahu”.

Dalam kegiatan ini member siswa peluang untuk menerjemahkan dan

menerapkan pengetahuan mereka ke dalam pembelajaran yang lain, dan

kedalam kehidupan mereka.

e) Ulangi

Tunjukkan pelajar cara-cara mengulang materi dan menegaskan “ Aku tahu

bahwa aku memang tahu ini.” Pengulangan memperkuat koneksi saraf dan

menumbuhkan rasa “ Aku tahu bahwa aku tahu ini!” Jadi, pengulangan harus

dilakukan secara multimodalitas dan multikecerdasan, lebih baik dalam

konteks yang berbeda dengan asalnya (permainan, pertunjukkan, drama, dan

sebagainya).

f) Rayakan

Pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan pemerolehan keterampilan dan

ilmu pengetahuan. Perayaan memeberi rasa rampung dengan mnghormati

usaha, ketekunan, dan kesuksesan. Sekali lagi, jika layak dipelajari, maka layak

pula dirayakan.

5. Keterkaitan Quantum Learning dengan Komunikasi Matematika

QL merupakan salah satu metode yang dapat meningkatkan peran pelajar

yang memikul tanggung jawab pada diri sendiri sehingga dapat meningkatkan

kualitas hidup dengan belajar sedapat mungkin dari setiap situasi dan

memanfaatkannya untuk diri sendiri dan orang-orang yang didekatnya. QL

membawa seseorang menjadi individu yang selalu menggunakan metode “belajar

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/1438/4/S_MTK_0900508_CHAPTER1.pdf · matematis setelah pembelajaran menggunakan QL prinsip TANDUR. 4. Untuk mengetahui

16

Lia Amalia, 2013 Pengaruh Penerapan Quantum Learning Prinsip Tandur Terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

aktif”. Belajar aktif berarti seseorang dan tidak membiarkan dirinya mengikuti apa

yang ada. Melalui belajar aktif ini siswa diharapkan menimbulkan peningkatan

terhadap aktifitas belajar. Salah satunya adalah siswa dapat mengkomunukasikan

apa yang telah mereka pelajari dengan benar. Karena pembelajaran merupakan

proses komunikasi yang tertuju pada perubahan diri pebelajar antara lain

sikapnya, perlu dikaji beberapa prinsip komunikasi dan perubahan sikap.

Dalam kaitannya dengan proses komunikasi ada beberapa pinsip yang

dapat dipakai sebagai pedoman dalam pembelajaran, yaitu:

1) Sikap seseorang dibentuk oleh informasi ia peroleh atau yang ia hadapai,

2) Keterkaitan seseorang pada kelompoknya banyak menentukan posisi sikapnya,

3) Sikap seseorang mencerminkan kepribadiannya,

4) Perubahan sikap terjadi melalui penyajian informasi tambahan, perubahan

keterkaitan kelompok, penguatan, dan proses perubahan kepribadian,

5) Arah dan tingkat perubahan sikap yang disebabkan oleh informasi tambahan

merupakan fungsi dari faktor-faktor lingkungan, sumber, media, bentuk, dan isi

informasi.

Maka dari itu model pembelajaran QL yang dikatakan model pembelajaran

yang menyenangkan merupakan salah satu cara dalam meningkatkan kemampuan

komunikasi matematis pada siswa, yang diharapkan terjadi proses perubahan

sikap pada diri siswa dalam belajar.

6. Model Pembelajaran Tradisional

Pembelajaran tradisional mempunyai banyak pengertian menurut para ahli,

diantaranya:

1 Djamarah (Kholik, 2011) metode pembelajaran tradisional atau disebut juga

metode ceramah, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat

komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar dan

pembelajaran.

2 Freire (Kholik, 2011) bahwa pengajaran tradisonal merupakan suatu aktivitas

pemberian informasi yang harus ditelan oleh siswa, yang wajib dihafal dan

diingat.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/1438/4/S_MTK_0900508_CHAPTER1.pdf · matematis setelah pembelajaran menggunakan QL prinsip TANDUR. 4. Untuk mengetahui

17

Lia Amalia, 2013 Pengaruh Penerapan Quantum Learning Prinsip Tandur Terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Secara umum, ciri-ciri pembelajaran tradisional adalah:

1 Siswa dalah penerima informasi secara pasif, dimana siswa menerima

pengetahuan dari guru dan pengetahuan diasumsinya sebagai badan dari

informasi dan keterampilan yang dimiliki sesuai dengan standar

2 Belajar secara individual

3 Pembelajaran sangat abstrak dan teoritis

4 Perilaku dibangun atas kebiasaan

5 Kebenaran bersifat absolut dan pengetahuan bersifat final

6 Guru adalah penentu proses pembelajaran

7 Perilaku baik berdasarkan motivasi ekstrinsik

8 Guru sering bertindak memperhatikan proses kelompok yang terjadi dalam

kelompok-kelompok belajar

Namun perlu diketahui bahwa pengajaran model ini dipandang efektif atau

mempunyai keunggulan, terutama:

1 Berbagai informasi yang tidak mudah ditemukan di tempat lain

2 Menyampaikan informasi dengan cepat

3 Membangkitkan minat akan informasi

4 Mengajari siswa yang cara belajar terbaiknya dengan mendengarkan

5 Mudah digunakan dalam proses belajar mengajar.

7. Hasil Penelitian Yang Relevan

Telah banyak penelitian yang mengungkapkan tentang pengaruh

pembelajaran matematika dengan model pembelajaran QL dalam meningkatkan

kompetensi matematis siswa seperti kemampuan komunikasi matematis pada

siswa . Melalui pemilihan model pembelajaran yang menciptakan suasana

kondusif (nyaman dan menyenangkan), kelas kohesif (rasa kebersamaan tinggi),

dinamis-interaktif, partisipasif, saling menghargai, memberikan sugesti-sugesti

yang positif, dan menumbuhkembangkan percaya diri pada para siswa.

Seperti yang kita ketahui QL ini berawal dari SuperCamp yang hasil-

hasilnya yakni 68% meningkatkan motivasi, 73% meningkatkan nilai, 81%

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/1438/4/S_MTK_0900508_CHAPTER1.pdf · matematis setelah pembelajaran menggunakan QL prinsip TANDUR. 4. Untuk mengetahui

18

Lia Amalia, 2013 Pengaruh Penerapan Quantum Learning Prinsip Tandur Terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

meningkatkan rasa percaya diri, 84% meningkatkan harga diri, 98% melanjutkan

penggunaan keterampilan. Beberapa studi tentang pembelajaran matematika

dengan menggunakan model QL diantaranya Milawati (2009) terhadap siswa

SMA kelas X diperoleh temuan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan

pemahaman konsep matematis siswa SMA antara yang mendapatkan model

pembelajaran QL dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional.

Sejalan dengan hal tersebut ditemukan pula bahwa model pembelajaran

quantum dapat meningkatkan kemampuan kreativitas matematis siswa seperti

pada penelitian yang dilakukan oleh Lia (2007) walaupun perbedaannya tidak

terlalu signifikan. Selain itu, menurut Eri (2007) bahwa pembelajaran matematika

dengan model pembelajaran quantum dengan gaya belajar VAK dapat

meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa SMK. Hal ini dapat

dilihat dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi

matematis yang memperoleh pembelajaran dengn model quantum lebih baik dari

pada siswa yang mendapatkan pembelajaran secara tradisional.

H. Anggapan Dasar

Selama penelitian ini dilakukan, sample yang diambil dari populasi adalah

sample yang representatif. Dimana kemampuan anak di dalam kelas berdistribusi

normal. Ketika dilakukan tes, siswa menjawab tes, mengisi angket dan jurnal

harian dengan jujur, dan observer yang terlibat juga mengisi lembar observasi

pembelajaran matematika dengan model QL secara objektif.

I. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian pustaka dan rumusan masalah yang telah dikemukakan

sebelumnya, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah, Peningkatan kemampuan

komunikasi matematis siswa yang pembelajarannya menggunakan model QL

lebih baik daripada siswa yang pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran tradisional.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/1438/4/S_MTK_0900508_CHAPTER1.pdf · matematis setelah pembelajaran menggunakan QL prinsip TANDUR. 4. Untuk mengetahui

19 Lia Amalia, 2013 Pengaruh Penerapan Quantum Learning Prinsip Tandur Terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan sebelumnya, penelitian

ini dilakukan untuk menguji apakah kemampuan komunikasi matematis siswa

yang menggunakan QL prinsip TANDUR lebih baik daripada pembelajaran

tradisional. Sehingga penelitiannya berupa kuasi eksperimen yaitu penelitian yang

dilakukan melihat hubungan sebab akibat. Perlakukan yang kita lakukan terhadap

variabel bebas dapat kita lihat hasilnya pada variabel terikat. Pada peneliti kuasi

ini, sampel penelitian yang akan dibandingkan sudah ada, maka peneliti tinggal

mengambil dua kelompok untuk dijadikan sampel. (Ruseffendi,2005)

Berdasarkan metode yang diambil maka penelitian ini ditujukkan untuk

melihat hubungan sebab akibat antara pembelajaran yang menggunkan model QL

dengan kemampuan komunikasi matematis pada siswa SMP. Variabel pada

penelitian ini ada dua yaitu variabel bebas dan variabel bebas dan variabel terikat.

Variabel bebasnya yaitu model QL dan variabel terikatnya yaitu kemampuan

komunikasi matematis pada siswa SMP.

Desain penelitian ini adalah desain kelompok control non-ekivalen

(Arikunto ,2010) sebagai berikut:

E : O1 X1 O2

K : O1 X2 O2

Keterangan:

E : Kelompok Eksperimen

K : Kelompok Kontrol

O1 : Pretes

O2 : Postest

X1 : Pembelajaran Matematika dengan menggunakan model QL

X2 : Pembelajaran Matematika dengan tradisonal

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/1438/4/S_MTK_0900508_CHAPTER1.pdf · matematis setelah pembelajaran menggunakan QL prinsip TANDUR. 4. Untuk mengetahui

20

Lia Amalia, 2013 Pengaruh Penerapan Quantum Learning Prinsip Tandur Terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

A. Populasi dan Sampel Penelitian

Subjek populasi adalah siswa SMP Negeri 2 Lembang Bandung kelas

VIII. Populasi ini dipilih karena beberapa pertimbangan salah satunya adalah

siswa kelas VIII berada pada masa peralihan dari berfikir konkret ke masa berfikir

abstrak. Sehingga kemampuan komunikasi siswa berpotensi untuk ditingkatkan.

Pada penelitian ini sendiri akan diambil sampel dua kelas yang terdiri dari

kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen merupakan kelas yang

mendapatkan pembelajaran model QL yaitu VIIIA sedangkan kelas kontrol

merupakan kelas yang mendapatkan pembelajaran tradisional metode ekspositori

(ekspo) yaitu VIIIB .

B. Bahan Ajar

1. Silabus

Dalam KTSP, silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan

kompetensi dasar ke dalam materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan

indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian hasil belajar. Silabus disusun

berdasarkan Standar Isi yang di dalamnya berisikan identitas Mata Pelajaran,

Standar Kompetensi (SK), dan Kompetensi Dasar (KD), Materi Pokok

Pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran, Indikator, Penilaian, Alokasi Waktu, dan

Sumber Belajar.

Silabus yang disusun dalam penelitian ini ada dua diantaranya silabus

untuk kelas eksperimen mengarah pada model QL dan silabus kelas kontrol

mengarah pada indikator seperti biasa pada umumnya.

2. RPP

RPP adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan manajemen

pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang ditetapkan

dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. RPP yang disusun pada penelitian

ini ada dua diantaranya RPP untuk kelas eksperimen mengarah pada model QL

dan RPP kelas kontrol mengarah pada indikator seperti biasa pada umumnya.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/1438/4/S_MTK_0900508_CHAPTER1.pdf · matematis setelah pembelajaran menggunakan QL prinsip TANDUR. 4. Untuk mengetahui

21

Lia Amalia, 2013 Pengaruh Penerapan Quantum Learning Prinsip Tandur Terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Rpp terdiri atas kegiatan awal, kegiatan inti, dan penutup. Dimana dalam

kegiatan awal terdiri atas orientasi dan pengungkapan. Dalam kegiatan inti terdiri

atas langkah-langkah prinsip TANDUR dalam model QL, sedangkan dalam

kegiatan penutup/akhir yaitu evaluasi.

3. LKS

LKS Lembar kegiatan siswa (student work sheet) merupakan lembaran-

lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan siswa. Lembar kegiatan tersebut

berisi petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas yang dapat

berupa teori dan atau praktik. LKS yang disusun pada penelitian ini ada dua

diantaranya LKS untuk kelas eksperimen mengarah pada model QL dan LKS

kelas kontrol mengarah pada indikaor seperti biasa pada umumnya.

C. Instrumen Peneletian

Pada dasarnya instrument yang dibuat bertujuan untuk mengetahui

kemampuan komunikasi siswa pada masing-masing kelas juga untuk mengetahui

respon siswa terhadap pembelajaran dengan model QL. Adapun beberapa

instrumen yang digunakan untuk memperoleh data selama penelitian diantaranya:

1. Instrument Tes

Tes tulis yang dibuat adalah tipe uraian yang diberikan diawal dan diakhir

pembelajaran matematika yang disebut dengan pretest untuk tes awal dan posttest

untuk tes akhir. Soal yang dibuat ditujukkan untuk mengetahui kemampuan

komunikasi matematis siswa.

Adapun kemampuan komunikasi yang diteliti adalah kemampuan

komunikasi tertulis yang diungkapkan melalui representasi sebagaimana yang

diungkapkan Cai, Lane, Jacabsin (Ansari, 2003) yaitu aspek drawing, aspek

mathematical expression dan aspek written texts. Berikut adalah indikator yang

hendak dicapai:

a. Aspek written texts (menulis), yaitu memberikan jawaban dengan

menggunakan bahasa sendiri, membuat, model situasi/persoalan

menggunakan bahasa lisan, tulisan, konkret, grafik dan aljabar. Menjelaskan

dan membuat pertanyaan tentang matematika yang telah dipelajari,

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/1438/4/S_MTK_0900508_CHAPTER1.pdf · matematis setelah pembelajaran menggunakan QL prinsip TANDUR. 4. Untuk mengetahui

22

Lia Amalia, 2013 Pengaruh Penerapan Quantum Learning Prinsip Tandur Terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

mendengarkan, mendiskusikan dan menulis tentang matematika, membuat

konjektur, menyusun argumen dan generalisasi.

b. Aspek drawing (menggambar) yaitu merefleksikan benda-benda nyata,

gambar dan diagram ke dalam ide-ide matematis. Atau sebaliknya, dari ide-

ide matematis ke dalam gambar dan diagram.

c. Aspek mathematical expression (ekspresi matematis) yaitu mengekspresikan

konsep matematis dengan menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa

atau simbol matematis.

Pemberian skor untuk tes kemampuan komunikasi matematis berpedoman

pada kriteria yang dikemukakan oleh Cai, Lane dan Jacabsin (Ansari, 2003) yang

telah diadaptasi seperti pada Tabel 3.1 di bawah ini.

Tabel 3.1

Kriteria Skor Kemampuan Komunikasi Matematis

Respon Siswa Skor

Tidak ada jawaban/salah menginterpretasikan 0

Hanya sedikit dari penjelasan yang benar. Hanya sedikit model

matematis yang benar

1

Penjelasan secara matematis masuk akal, namun hanya sebagian

yang lengkap dan benar

2

Penjelasan secara matematis masuk akal, meskipun tidak tersusun

secara logis dan ada sedikit kesalahan

3

Penjelasan secara matematis masuk akal dan benar dan tersusun

secara logis

4

2. Lembar Observasi

Lembar observasi adalah rambu-rambu tertulis yang dipakai untuk

mengamati suatu aktifitas guru atau siswa dalam pembelajarannya sehingga

pelaksanaan observasi terarah pada aspek yang direncanakan sebelumnya.

Peristiwa pembelajaran yang dapat diobservasi pada penelitian ini diantaranya

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/1438/4/S_MTK_0900508_CHAPTER1.pdf · matematis setelah pembelajaran menggunakan QL prinsip TANDUR. 4. Untuk mengetahui

23

Lia Amalia, 2013 Pengaruh Penerapan Quantum Learning Prinsip Tandur Terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

adalah proses- proses pembelajaran sesuai dengan model QL yang mendukung

terhadap peningkatan kemampuan komunikasi matematis pada siswa.

Data ini bersifat relatif karena dapat dipengaruhi oleh keadaan dan

subjektifitas pengamat. Pada penelitian ini lembar observasi diisi oleh observer

diluar peneliti dan diisi ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung.

3. Angket

Angket merupakan instrumen non-tes yang digunakan untuk mengukur

sikap serta tanggapan siswa terhadap model pembelajaran yang digunakan.

Pengisian angket dilakukan pada saat akhir penelitian yaitu setelah siswa

melakukan posttes (dilakukan pada hari yang sama). Angket yang dibuat adalah

angket tertutup yang disususn untuk mengetahui sikap siswa terhadap

pembelajaran QL dimana perhitungannya menggunakan skala Likert.

4. Jurnal Harian Siswa

Jurnal adalah karangan siswa tentang pelaksanaan pembelajaran yang

diikutinya. Karangan ini sifatnya subjektif yang berisi tentang potret pelaksanaan

pembelajaran, kesan dan pesan siswa kepada guru. Jurnal dapat dipergunakan

untuk koreksi dan revisi pelaksanaan pembelajaran, sehingga makin menuju ke

arah peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran. Pada penelitian, jurnal

diberikan pada siswa diakhir setelah pembelajaran matematika menggunakan

model QL.

D. Uji Coba Instrumen

Menurut Suherman dan Sukjaya (1990), untuk mendapatkan hasil evaluasi

yang baik diperlukan alat evaluasi yang kualitasnya baik pula. Untuk

mendapatkan hasil evaluasi yang kualitasnya baik perlu diperhatikan beberapa

kriteria yang harus dipenuhi. Alat evaluasi yang baik perlu ditinjau dari hal-hal

berikut:

1. Validitas Soal

Suatu alat evaluasi disebut valid (absah atau sahih) apabila alat tersebut

mampu mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Oleh karena itu

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/1438/4/S_MTK_0900508_CHAPTER1.pdf · matematis setelah pembelajaran menggunakan QL prinsip TANDUR. 4. Untuk mengetahui

24

Lia Amalia, 2013 Pengaruh Penerapan Quantum Learning Prinsip Tandur Terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

keabsahannya tergantung pada sejauh mana ketepatan alat evaluasi itu dalam

melaksanakan fungsinya, dengan demikian suatu alat evaluasi disebut valid jika ia

dapat mengevaluasi disebut valid jika ia dapat mengevaluasi dengan tepat sesuatu

yang dievaluasi itu. Untuk mengetahui validitas butir soal dari suatu tes dapat

menggunakan teknik kolerasi product momen. Besarnya koefisien kolerasi

tersebut dapat ditentukan dengan rumus (Suherman dan Sukjaya, 1990)

2222 YYNXXN

YXXYNrxy

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y, dua variabel yang dikorelasikan

X = skor tiap butir soal

Y = skor total tiap siswa

N = jumlah siswa

Pada penelitian ini, nilai( ) diartikan sebagai koefisien validitas

sehingga kriterianya dapat ditunjukkan dalam tabel berikut ini (Suherman dan

Sukjaya, 1990).

Tabel 3.2

Klasifikasi Validitas Butir Soal

Nilai rxy Kriteria

0,81 11r 1,00 sangat tinggi

0,61 11r 0,80 Tinggi

0,41 11r 0,60 Cukup

0,21 11r 0,40 Rendah

0,00 11r 0,20 sangat rendah

2. Reliabilitas Soal

Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan suatu tes dapat

dikatakan mempunyai taraf kepercayaan tinggi jika tes tersebut dapat memberikan

hasil yang tetap. Maka, pengertian reliabilitas tes berhubungan dengan masalah

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/1438/4/S_MTK_0900508_CHAPTER1.pdf · matematis setelah pembelajaran menggunakan QL prinsip TANDUR. 4. Untuk mengetahui

25

Lia Amalia, 2013 Pengaruh Penerapan Quantum Learning Prinsip Tandur Terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ketetapan tes. Nilai reliabilitas dapat ditentukan dengan menentukan koefisien

reliabilitas. Teknik yang digunakan untuk menentukan reliabilitas adalah dengan

menggunakan rumus (Suherman dan Sukjaya, 1990)

(

)

Keterangan:

11r = koefisien reliabilitas perangkat tes

n = banyak butir soal (item)

Dengan rumus varians:

Keterangan :

Guilford (Suherman dan Sukjaya, 1990) menyatakan bahwa kriteria untuk

menginterpretasikan koefisien reliabilitas adalah

Tabel 3.3

Interpretasi Reliabilitas

11r Kriteria

reliabilitas

0,8 < 11r 1,00 sangat tinggi

0,6 <11r 0,80 Tinggi

0,4 < 11r 0,60 Cukup

0,2< 11r 0,40 Rendah

0,00 11r 0,20 sangat rendah

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/1438/4/S_MTK_0900508_CHAPTER1.pdf · matematis setelah pembelajaran menggunakan QL prinsip TANDUR. 4. Untuk mengetahui

26

Lia Amalia, 2013 Pengaruh Penerapan Quantum Learning Prinsip Tandur Terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3. Daya pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan

antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan

rendah (Arikunto, 2010). Seluruh pengikut tes dikelompokan menjadi dua

kelompok, yaitu kelompok pandai atau kelompok atas (upper group) dan

kelompok bawah (lower group). Untuk kelompok kecil, seluruh pengikut tes

dibagi dua sama besar, 50% kelompok atas dan 50% kelompok bawah. Sedangkan

untuk kelompok besar, diambil 27% dari kelompok atas dan 27% dari kelompok

bawah. Kemudian hitung daya pembeda dengan menggunakan rumus (dalam

Suherman dan Sukjaya, 1990)

DP =

DP : daya pembeda satu butir soal tertentu

: rata-rata skor peserta kelompok atas

: rata-rata skor peserta kelompok bawah

SM : skor maksimal ideal

Kriteria yang digunakan untuk menginterpretasikan daya pembeda adalah

seperti pada (Suhermandan Sukjaya, 1990).

Tabel 3.4

Interpretasi Daya Pembeda

Nilai DP Interpretasi

0,00 < DP 0,20 Jelek

0,20 < DP 0,40 Cukup

0,40 < DP 0,70 Baik

0,70 < DP ,00 Sangat baik

4. Tingkat Kesukaran

Page 27: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/1438/4/S_MTK_0900508_CHAPTER1.pdf · matematis setelah pembelajaran menggunakan QL prinsip TANDUR. 4. Untuk mengetahui

27

Lia Amalia, 2013 Pengaruh Penerapan Quantum Learning Prinsip Tandur Terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal disebut

indeks kesukaran (Arikunto, 2010). Tingkat kesukaran suatu soal dapat dihitung

dengan rumus (Suherman dan Sukjaya, 1990)

IK =

Keterangan:

IK = Indeks Kesukaran

= rata-rata skor tiap soal

SMI= skor maksimal ideal

Untuk menginterpretasikan indeks kesukaran, digunakan kriteria sebagai

berikut (Suherman dan Sukjaya, 1990).

Tabel 3.5

Interpretasi Tingkat Kesukaran

Nilai IK Interpretasi

0,00 < IK 0,30 Sukar

0,30 < IK 0,70 Sedang

0,70 < IK 1,00 Mudah

= 1,00 Terlalu mudah

Untuk memudahkan perhitungan, maka evaluasi butir soal dihitung

dengan menggunakan program komputer ANATES. Adapun hasil evaluasi yang

lain disajikan pada tabel berikut.

Tabel 3.6

Evaluasi Butir Soal

No. Soal 1a 1b 2 3 4

Validitas

0,603 0,673 0,640 0,868 0,836

Tinggi Tinggi Tinggi Sangat

Tinggi

Sangat

Tinggi

Daya pemeda 0,24 0,40 0,29 0,95 0,57

Cukup Baik Cukup Sangat

Baik

Baik

Page 28: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/1438/4/S_MTK_0900508_CHAPTER1.pdf · matematis setelah pembelajaran menggunakan QL prinsip TANDUR. 4. Untuk mengetahui

28

Lia Amalia, 2013 Pengaruh Penerapan Quantum Learning Prinsip Tandur Terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Indeks

Kesukaran

0,54 0,22 0,85 0,52 0,32

Sedang Sukar Sangat

Mudah

Sedang Sedang

Keterangan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan

Selain hasil evaluasi pada tabel 3.6 adapun koefesien reliabilitasnya sama

dengan 0,77. Hal ini menunjukkan bahwa soal yang dibuat koefesien

reliabilitasnya tinggi.

E. Prosedur Penelitian

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini dilakukan beberapa kegiatan seperti menyusun rancangan

proposal penelitian, mengkaji teori pendukung, penentuan strategi dan desain

penelitian, membuat instrument penelitian, melakukan pengujian instrument

dan melakukan perizinan penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini dilakukan pengajaran berbeda pada dua kelas, satu kelas

mendapatkan pembelajaran matematika menggunakan model QL dan kelas

lain menggunakan model tradisional. Dilakukan pengujian tes tulis, yakni

pretes dan postes, pengisian lembar observasi oleh observer dan pengisian

jurnal harian siswa setelah pembelajaran menggunakan model QL setiap

harinya dan terakhir siswa diberikan angket sebagai bahan evaluasi

pembelajaran matematika menggunakan model QL.

3. Tahap Penyusunan Laporan

Pada tahap ini, semua data yang didapat dari pelaksanaan penelitian diolah

dan dianalisis dengan strategi yang telah ditentukan sebelumnya dan

kemudian diujikan, sehingga diketahui hasil dari penelitiannya.

F. Teknik Analisis Data

1. Analisis Data Pretest

Dalam menguji data hasil pretes dilakukan langkah sebagai berikut:

Page 29: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/1438/4/S_MTK_0900508_CHAPTER1.pdf · matematis setelah pembelajaran menggunakan QL prinsip TANDUR. 4. Untuk mengetahui

29

Lia Amalia, 2013 Pengaruh Penerapan Quantum Learning Prinsip Tandur Terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

a) Uji Normalitas

Uji normalitas data hasil pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol

digunakan untuk mengetahui apakah data yang digunakan merupakan data

yang berdistribusi normal atau tidak. Dalam hal ini pengujian dilakukan

dengan menggunakan sofwtare SPSS versi 17.0. Uji normalitas yang

digunakan dalam penelitian ini adalah uji Shaprio-Wilk dengan taraf

signifikan 5% (Uyanto, 2009). Perumusan hipotesis yang digunakan pada uji

normalitas data pretes adalah sebagai berikut:

H0 : Data pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari

populasi normal.

H1 : Data pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari

populasi yang tidak normal.

Dengan menggunakan taraf signifikan 0,05 maka kriteria

pengujianna (Uyanto, 2009) adalah:

1. Jika nilai signifikan pengujiannya lebih besar atau sama dengan 0,05

maka H0 diterima.

2. Jika nilai signifikan pengujiannya lebih kecil dari 0,05 maka H0

ditolak.

Jika data berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji

homogenitas. Jika data tidak berdistribusi normal maka dilanjutkan

dengan uji non parametrik.

b) Uji Homogenitas

Uji kesamaan dua varians dimaksudkan untuk mengetahui apakah kedua

kelompok yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varians yang

sama atau tidak. Dalam hal ini pengujian dilakukan dengan menggunakan

sofwtare SPSS versi 17.0. Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian

ini adalah uji Levene dengan taraf signifikan 5% (Uyanto, 2009). Perumusan

hipotesis yang digunakan pada uji homogenitas data pretes adalah sebagai

berikut:

Page 30: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/1438/4/S_MTK_0900508_CHAPTER1.pdf · matematis setelah pembelajaran menggunakan QL prinsip TANDUR. 4. Untuk mengetahui

30

Lia Amalia, 2013 Pengaruh Penerapan Quantum Learning Prinsip Tandur Terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

H0 : Tidak terdapat perbedaan varians antara kelas eksperimen dengan

kelas kontrol.

H1 : Terdapat perbedaan varians antara kelas eksperimen dengan kelas

kontrol.

Dengan menggunakan taraf signifikan 0,05 maka kriteria

pengujiannya (Uyanto, 2009) adalah:

1. Jika nilai signifikansi pengujiannya lebih besar atau sama dengan 0,05

maka H0 diterima.

2. Jika nilai signifikansi pengujiannya lebih kecil dari 0,05 maka H0

ditolak.

Pada uji homogenitas ini, data homogen atau tidak homogen akan

sama-sama dilanjtukan pada uji perbedaan dua rata-rata.

c) Uji Kesamaan Dua Rata-Rata

Uji kesamaan dua rata-rata bertujuan untuk mengetahui bahwa kelas

eksperimen dan kelas kontrol dalam keadaan awal yang sama dimana rata-

rata kemmapuan komunikasi matematika siswa kelas eksperimen dan kelas

kontrol sama pada awalnya. Jika datanya homogen maka dilakukan uji

perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan uji t. Sedangkan jika data tidak

homogen maka dilakukan uji perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan

uji t‟.

Perumusan hipotrsis yang digunakan pada uji perbedaan dua rata-rata

data pretes adalah sebagai berikut:

H0 : Tidak terdapat perbedaan dua rata-rata kemampuan awal yang

signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.

H1 : Terdapat perbedaan dua rata-rata kemampuan awal yang signifikan

antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.

Dengan menggunakan taraf signifikan 0,05 maka kriteria pengujianna

(Uyanto, 2009) adalah:

1. Jika nilai signifikan pengujiannya lebih besar atau sama dengan 0,05

maka H0 diterima.

Page 31: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/1438/4/S_MTK_0900508_CHAPTER1.pdf · matematis setelah pembelajaran menggunakan QL prinsip TANDUR. 4. Untuk mengetahui

31

Lia Amalia, 2013 Pengaruh Penerapan Quantum Learning Prinsip Tandur Terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Jika nilai signifikan pengujiannya lebih kecil dari 0,05 maka H0

ditolak.

2. Analisis Data Postest

Dalam pengujiannya data hasil postes dilakukan langkah sebagai berikut:

a Uji Normalitas

Uji normalitas data hasil postes kelas eksperimen dan kelas control

digunakan untuk mengetahui apakah data yang digunakan merupakan data

yang berdistribusi normal atau tidak. Dalam hal ini pengujian dilakukan

dengan menggunakan sofwtare SPSS versi 17.0. Uji normalitas yang

digunakan dalam penelitian ini adalah uji Shaprio-Wilk dengan taraf

signnifikan 5% (Uyanto, 2009). Perumusan hipotesis yang digunakan pada uji

normalitas data pretes adalah sebagai berikut:

H0 : Data postes kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari

populasi normal.

H1 : Data postes kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari

populasi yang tidak normal.

Dengan menggunakan taraf signifikan 0,05 maka kriteria pengujianna

(Uyanto, 2009) adalah:

1. Jika nilai signifikan pengujiannya lebih besar atau sama dengan 0,05

maka H0 diterima.

2. Jika nilai signifikan pengujiannya lebih kecil dari 0,05 maka H0

ditolak.

Jika data berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji homogenitas.

Jika data tidak berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji non

parametrik.

Page 32: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/1438/4/S_MTK_0900508_CHAPTER1.pdf · matematis setelah pembelajaran menggunakan QL prinsip TANDUR. 4. Untuk mengetahui

32

Lia Amalia, 2013 Pengaruh Penerapan Quantum Learning Prinsip Tandur Terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

b Uji Homogenitas

Uji kesamaan dua varians dimaksudkan untuk mengetahui apakah kedua

kelompok yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varians yang

sama atau tidak. Dalam hal ini pengujian dilakukan dengan menggunakan

sofwtare SPSS versi 17.0. Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian

ini adalah uji Levene dengan taraf signifikan 5% (Uyanto, 2009). Perumusan

hipotesis yang digunakan pada uji homogenitas data pretes adalah sebagai

berikut:

H0 : Tidak terdapat perbedaan varians antara kelas eksperimen dengan

kelas kontrol.

H1 : Terdapat perbedaan varians antara kelas eksperimen dengan kelas

kontrol.

Dengan meggunakan taraf signifikan 0,05 maka kriteria pengujiannya

(Uyanto, 2009) adalah:

1. Jika nilai signifikansi pengujiannya lebih besar atau sama dengan 0,05

maka H0 diterima.

2. Jika nilai signifikansi pengujiannya lebih kecil dari 0,05 maka H0

ditolak.

Pada uji homogenitas ini, data homogen atau tidak homogen akan sama-

sama dilanjtukan pada uji perbedaan dua rata-rata.

c Uji Perbedaan Dua Rata-Rata

Uji perbedaan dua rata-rata pada data postes bertujuan untuk

membandingkan pencapaian kemampuan komunikasi matematika siswa pada

kelas kontrol dengan kelas eksperimen. Jika datanya homogen maka

dilakukan uji perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan uji t. Sedangkan

jika data tidak homogen maka dilakukan uji kesamaan dua rata-rata dengan

menggunakan uji t‟.

Perumusan hipotesis yang digunakan pada uji perbedaan dua rata-rata

data pretes adalah sebagai berikut:

Page 33: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/1438/4/S_MTK_0900508_CHAPTER1.pdf · matematis setelah pembelajaran menggunakan QL prinsip TANDUR. 4. Untuk mengetahui

33

Lia Amalia, 2013 Pengaruh Penerapan Quantum Learning Prinsip Tandur Terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

H0 : Rata-rata kemampuan komunikasi matematika kelas eksperimen

tidak lebih baik dari kelas kontrol.

H1 : Rata-rata kemampuan komunikasi matematika kelas eksperimen

lebih baik dari kelas kontrol

Dengan menggunakan taraf signifikan 0,05 maka kriteria pengujianna

(Uyanto, 2009) adalah:

1. Jika setengah dari nilai signifikan pengujiannya lebih besar atau sama

dengan 0,05 maka H0 diterima.

3. Jika setengah dari nilai signifikan pengujiannya lebih kecil dari 0,05

maka H0 ditolak.

3) Analisis Data Indeks Gain

Jika data pretes kelas kontrol dan kelas eksperimen sama maka data yang

diambil adalah data postes. Sedangkan jika data pretes kelas kontrol dan kelas

eksperimen tidak sama maka data yang diambil adalah data pretes dan data

postes dengan menggunakan Indeks Gains.

Indeks gains adalah gain ternomalisasi yang dihitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

Indeks gains =

Dimana indeks gains digunakan untuk mengetahui kulaitas peningkatan

kemampuan komunikasi siswa setelah mendapatkan pembelajaran

matematika menggunakan model QL. Kriteria indeks gain menurut Hake

(Maryati,2007) adalah sebagai berikut:

Tabel 3.7

Kriteria Indeks Gains

Indeks gains Kriteria

G Tinggi

0,30 Sedang

Page 34: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/1438/4/S_MTK_0900508_CHAPTER1.pdf · matematis setelah pembelajaran menggunakan QL prinsip TANDUR. 4. Untuk mengetahui

34

Lia Amalia, 2013 Pengaruh Penerapan Quantum Learning Prinsip Tandur Terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

G Rendah

Sama halnya dengan data pretes dan data postes, data indeks gain ini

juga harus diuji, dimana pengujiannya meliputi:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data hasil indeks gains kelas eksperimen dan kelas

kontrol digunakan untuk mengetahui apakah data yang digunakan

merupakan data yang berdistribusi normal atau tidak. Dalam hal ini

pengujian dilakukan dengan menggunakan sofwtare SPSS versi 17.0. Uji

normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Shaprio-Wilk

dengan taraf signnifikan 5% (Uyanto, 2009). Perumusan hipotesis yang

digunakan pada uji normalitas data pretes adalah sebagai berikut:

H0 : Data Indeks Gain kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari

populasi yang berdistribusi normal.

H1 : Data Indeks Gain kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari

populasi yang tidak berdistribusi normal.

Dengan menggunakan taraf signifikan 0,05 maka kriteria

pengujianna (Uyanto, 2009) adalah:

1 Jika nilai signifikan pengujiannya lebih besar atau sama dengan 0,05

maka H0 diterima.

2 Jika nilai signifikan pengujiannya lebih kecil dari 0,05 maka H0

ditolak.

Jika data berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji

homogenitas. Jika data tidak berdistribusi normal maka dilanjutkan

dengan uji non parametrik.

d Uji Homogenitas

Page 35: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/1438/4/S_MTK_0900508_CHAPTER1.pdf · matematis setelah pembelajaran menggunakan QL prinsip TANDUR. 4. Untuk mengetahui

35

Lia Amalia, 2013 Pengaruh Penerapan Quantum Learning Prinsip Tandur Terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Uji kesamaan dua varians dimaksudkan untuk mengetahui apakah

kedua kelompok yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki

varians yang sama atau tidak. Dalam hal ini pengujian dilakukan dengan

menggunakan sofwtare SPSS versi 17.0. Uji homogenitas yang digunakan

dalam penelitian ini adalah uji Levene dengan taraf signifikan 5% (Uyanto,

2009). Perumusan hipotesis yang digunakan pada uji homogenitas data

pretes adalah sebagai berikut:

H0 : Tidak terdapat perbedaan varians antara kelas eksperimen dengan

kelas kontrol.

H1 : Terdapat perbedaan varians antara kelas eksperimen dengan kelas

kontrol.

Dengan meggunakan taraf signifikan 0,05 maka kriteria

pengujiannya (Uyanto, 2009) adalah:

1 Jika nilai signifikansi pengujiannya lebih besar atau sama dengan 0,05

maka H0 diterima.

2 Jika nilai signifikansi pengujiannya lebih kecil dari 0,05 maka H0

ditolak.

Pada uji homogenitas ini, data homogen atau tidak homogen akan

sama-sama dilanjtukan pada uji perbedaan dua rata-rata.

e Uji Perbedaan Dua Rata-Rata

Uji perbedaan dua rata-rata pada data indeks gain bertujuan untuk

membandingkan pencapaian kemampuan komunikasi matematika siswa

pada kelas kontrol dengan kelas eksperimen. Jika datanya homogen maka

dilakukan uji perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan uji t.

Sedangkan jika data tidak homogen maka dilakukan uji perbedaan dua

rata-rata dengan menggunakan uji t‟.

Perumusan hipotrsis yang digunakan pada uji perbedaan dua rata-rata

data pretes adalah sebagai berikut:

H0 : Rata-rata kemampuan komunikasi matematika kelas eksperimen

tidak lebih baik secara signifikan dari kelas kontrol.

Page 36: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/1438/4/S_MTK_0900508_CHAPTER1.pdf · matematis setelah pembelajaran menggunakan QL prinsip TANDUR. 4. Untuk mengetahui

36

Lia Amalia, 2013 Pengaruh Penerapan Quantum Learning Prinsip Tandur Terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

H1 : Rata-rata kemampuan komunikasi matematika kelas eksperimen

lebih baik secara signifikan dari kelas kontrol

Dengan menggunakan taraf signifikan 0,05 maka kriteria

pengujianna (Uyanto, 2009) adalah:

1 Jika setengah dari nilai signifikan pengujiannya lebih besar atau sama

dengan 0,05 maka H0 diterima.

2 Jika setengah dari nilai signifikan pengujiannya lebih kecil dari 0,05

maka H0 ditolak.

4) Tabel Teknik Analisis Data

Dari uraian di atas teknik analisis data pretes, postest dan indeks gain dapat

dirinci sebagai berikut:

Tabel 3.8

Teknik Analisis Data

Data Pretest Data Postest Indeks Gain

Uji normalitas

Uji Normalitas

Uji Normalitas

Normal Tidak

Normal

Uji

homogenitas

Uji non

parametrik

Uji kesamaan dua rata-rata

Data homogen

Uji t

Data tidak

homogen

Uji t’

Normal Tidak

Normal

Uji

homogenitas

Uji non

parametrik

Uji perbedaan dua rata-rata

Data homogen

Uji t

Data tidak

homogen

Uji t’

Normal Tidak

Normal

Uji

homogenitas

Uji non

parametrik

Uji perbedaan dua rata-rata

Data homogen

Uji t

Data tidak

homogen

Uji t’

Page 37: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/1438/4/S_MTK_0900508_CHAPTER1.pdf · matematis setelah pembelajaran menggunakan QL prinsip TANDUR. 4. Untuk mengetahui

37

Lia Amalia, 2013 Pengaruh Penerapan Quantum Learning Prinsip Tandur Terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

5) Analisis Peningkatan Setiap Indikator Kemampuan Komunikasi

Matematis

Peningkatan setiap indikator kemampuan komunikasi matematis

dikategorikan rendah, sedang atau tinggi melalui rata-rata indeks gain setiap soal.

Kemudian dijelaskan secara deduktif.

6) Analisis Data Angket

Data angket akan ditulis dalam tabel dengan data yang diubah menjadi

data kuantitatif dengan menggunakan skala Likert. Adapun menurut Suherman

dan Sukjaya (1990) pembobotan yang paling sering dipakai dalam mentransfer

skala kulitatif kedalam skala kuantitatif adalah

Tabel 3.9

Bobot Untuk Pengamatan Favorable (Positif)

Pernyataan Bobot

Sangat Setuju 5

Setuju 4

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak setuju 1

Selain pembobotan dilakukan pada pernyataan positif pembobotan juga

dilakukan pada pernyataan negatif (unfavorable)

Tabel 3.10

Bobot Untuk Pernyataan Unfavorable (negatif)

Untuk pengolahan skor dan penafsirannya yaitu dengan menghitung rerata

skor tersebut untuk setiap siswa pada setiap aspek dan rerata setiap aspek. Adapun

kriteria penilaian menurut Suherman dan Sukjaya (1990:237) adalah jika rerata di

atas tiga kriterianya positif dan jika rerata di bawah tiga maka kriterianya negatif.

Pernyataan Bobot

Sangat Setuju 1

Setuju 2

Tidak Setuju 4

Sangat Tidak setuju 5

Page 38: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/1438/4/S_MTK_0900508_CHAPTER1.pdf · matematis setelah pembelajaran menggunakan QL prinsip TANDUR. 4. Untuk mengetahui

38

Lia Amalia, 2013 Pengaruh Penerapan Quantum Learning Prinsip Tandur Terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

7) Analisis Data Lembar Observasi

Kriteria untuk penilaian hasil observasi hanya dilihat dari terpenuhi atau

tidaknya hal-hal yang harus terlaksana selama pembelajaran matematika

menggunakan model QL. Dilakukan rekapitulasi data keterlaksanaan setiap

tahapan pembelajaran pada setiap pertemuan. Kemudian dijelaskan secara

deduktif.

8) Analisis Data Jurnal Harian

Dengan mengelompokkan pernyataan siswa pada respon positif dan

negatif untuk setiap pertemuan. Kemudian dihitung banyak siswa yang respon

positif dan negatif juga yang tidak merespon. Kemudian membuat persentasi

respon setiap pertemuan.

Page 39: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/1438/4/S_MTK_0900508_CHAPTER1.pdf · matematis setelah pembelajaran menggunakan QL prinsip TANDUR. 4. Untuk mengetahui

72 Lia Amalia, 2013 Pengaruh Penerapan Quantum Learning Prinsip Tandur Terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Pada Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu