bab iii metode penelitian a. rancangan penelitiandigilib.iain-palangkaraya.ac.id/210/4/bab iii...

23
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), karena faktor kondisi lingkungan dapat diseragamkan (homogen), kecuali faktor perlakuan yang diberikan. Berdasarkan teori perancangan himpunan perlakuan bahwa perlakuan yang diperkirakan berpengaruh paling baik selaras dengan hipotesis yang diajukan sebelum penelitian harus diletakkan di antara minimal dua perlakuan lain yang bertaraf lebih rendah dan lebih tinggi, tetapi diperkirakan mempunyai pengaruh kurang baik dibanding perlakuan hipotesis tersebut. 67 Oleh sebab itu kosentrasi ekstrak daun meniran pada penelitian ini disusun menjadi 7 taraf, yaitu : S 0 = aquadest steril tanpa ekstrak daun meniran (kontrol) 0% S 1 = konsentrasi ekstrak daun meniran 10% S 2 = konsentrasi ekstrak daun meniran 20% S 3 = konsentrasi ekstrak daun meniran 30% S 4 = konsentrasi ekstrak daun meniran 40% S 5 = konsentrasi ekstrak daun meniran 50% S 6 = konsentrasi ekstrak daun meniran 60% 67 Kemas Ali Hanafiah, Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rajawali Pers, 2010, h. 6. 41

Upload: hakhanh

Post on 17-May-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

41

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Rancangan Acak Lengkap (RAL), karena faktor kondisi lingkungan dapat

diseragamkan (homogen), kecuali faktor perlakuan yang diberikan.

Berdasarkan teori perancangan himpunan perlakuan bahwa perlakuan yang

diperkirakan berpengaruh paling baik selaras dengan hipotesis yang

diajukan sebelum penelitian harus diletakkan di antara minimal dua

perlakuan lain yang bertaraf lebih rendah dan lebih tinggi, tetapi

diperkirakan mempunyai pengaruh kurang baik dibanding perlakuan

hipotesis tersebut.67

Oleh sebab itu kosentrasi ekstrak daun meniran pada

penelitian ini disusun menjadi 7 taraf, yaitu :

S0 = aquadest steril tanpa ekstrak daun meniran (kontrol) 0%

S1 = konsentrasi ekstrak daun meniran 10%

S2 = konsentrasi ekstrak daun meniran 20%

S3 = konsentrasi ekstrak daun meniran 30%

S4 = konsentrasi ekstrak daun meniran 40%

S5 = konsentrasi ekstrak daun meniran 50%

S6 = konsentrasi ekstrak daun meniran 60%

67

Kemas Ali Hanafiah, Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rajawali

Pers, 2010, h. 6.

41

42

Sedangkan jumlah ulangan ditentukan berdasarkan rumus federer: (t-1)

(r-1) ≥15, dimana (t) adalah perlakuan dan (r) adalah ulangan.68

Berdasarkan hal

tersebut maka diperoleh jumlah ulangan sebanyak 3 kali, sehingga total unit

penelitian ini adalah 7 taraf 3 kali ulangan = 21 unit. Adapun perhitungan

ulangan adalah sebagai berikut :

(t – 1) (r – 1) ≥ 15

(7 – 1) (r – 1) ≥ 15

6r – 6 ≥ 15

6r ≥ 15 + 6

r ≥

r ≥ 3,5 = 3

B. Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah semua Mikroorganisme

Staphylococcus aureus yang berasal dari Laboratorium Biologi STAIN

(Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri) Palangkaraya, sedangkan sampel

penelitian adalah sebagian dari mikroorganisme Staphylococcus aureus

yang ditumbuhkan pada 25 medium lempeng NA di Laboratorium

Mikrobiologi STAIN Palangka Raya, dan untuk populasi daun meniran

adalah semua tumbuhan meniran yang ada pada wilayah kota Palangka

68

Kemas Ali Hanafiah, Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rajawali

Pers, 2010, h. 9.

43

Raya, dan sampel penelitian adalah sebagian daun meniran yang ada pada

wilayah Jalan Pilau Palangka Raya, adapun jumlah daun didapatkan

sebanyak 1kg daun meniran.

C. Instrumen Penelitian

Alat dan bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Alat-alat yang digunakan adalah :

Tabel 3.1 Alat yang digunakan dalam penelitian

No Alat Jumlah

1 Baeker glass 1000 ml 2

2 Baeker glass 600 ml 1

3 Baeker glass 500 ml 2

4 Baeker glass 250 ml 4

5 Baeker glass 100 ml 7

6 Baeker glass 80 ml 1

7 Baeker glass 50 ml 2

8 Tabung Reaksi (Pendek) 4

9 Tabung Reaksi (Panjang) 6

10 Gelas Ukur 100 ml 1

11 Gelas Ukur 25 ml 1

12 Labu Erlenmenyer 500 ml 1

13 Labu Erlenmenyer 250 ml 1

14 Cawan Petri 35

15 Gelas Selai 3

16 Jarum Inokulasi (berkolong) 4

17 Pengaduk Besi 2

18 Corong Kaca 1

19 Pinset 2

20 Magnetik Stirer 1

21 Mikropipet 1

22 Autoklaf 1

23 Kulkas 1

24 Open 1

25 Pipet 11

26 LAF 1

27 Hot Plate 1

44

No Alat Jumlah

28 Neraca Digital 1

29 Tip Mikropipet 1

30 Gunting 1

31 Cutter 1

32 Spritus 3

33 Blender 1

34 Baskom 4

35 Nampan 3

36 Panci 1

37 Kompor Gas 1

38 Termometer 1

39 Timbangan 1

40 Cotton Bed Secukupnya

2. Bahan-bahan yang digunakan adalah :

Tabel 3.2 Bahan yang digunakan dalam penelitian

No Bahan Jumlah

1 Daun Meniran 1 kg

2 Nutrien Agar (NA) 4, 72 gr

4 Beef extract 1, 03 gr

5 Becto Peptone 1, 72 gr

6 Alkohol 96% 5000 ml

7 Alkohol 70% 1000 ml

8 Aquades 3 botol

9 Kapas 2 gulung

10 Vaselin Secukupnya

11 Kultur murni Staphylococcus aureus 1 tabung

13 Kertas saring 2 lembar

14 Kasa 2 pak

15 Kertas kraf 10 lbr

16 Kertas tempel 4 buah

17 Karet gelang 100 buah

18 Lysol Secukupnya

45

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengambilan data dari hasil penelitian dilakukan pada saat biakan

Staphylococcus aureus yang masing-masing berjumlah 21 unit yang

berumur 1x24 jam, 2x24 jam, 3x24 jam, dan 4x24 jam setelah pemberian

perlakuan.

Data diambil dari semua unit penelitian, yaitu berupa hasil

pengukuran lebar zona hambat (dengan satuan milimeter), yang dimaksud

dengan zona hambat disini adalah jarak antara sisi terluar paper disc yang

mengandung ekstrak daun Meniran dengan koloni biakan Staphylococcus

aureus dipermukaan medium lempeng NA. Dalam hal ini yang diukur

adalah jarak koloni biakan Staphylococcus aureus yang terdekat dengan

paper disc.

E. Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis

adalah analisis varians (ANAVA). Langkah-langkah pengujian hipotesis

menggunakan analisis varians, seperti bawah ini:

1. Membuat data hasil pengamatan

Tabel 3.3 Contoh tabel data hasil pengamatan

No Perlakuan Ulangan

Total Rata-rata 1 2 3

1 S0 %

2 S1 %

3 S2 %

4 S3 %

5 S4 %

6 S5 %

7 S6 %

46

2. Membuat data hasil penelitian pada Uji ANAVA

Tabel 3.4 Contoh tabel ringkasan Analisis Variansi

Sumber Keragaman Db JK KT FHitung FTabel

5%

Perlakuan

Galat

Total

Keterangan :

= Berbeda Nyata

Tn = Tidak Berbeda Nyata

3. Pengujian Hipotesis

Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini disusun dalam bentuk

hipotesis statistik, yaitu :

H0 = Perlakuan pemberian kosentrasi ekstrak daun meniran tidak

mempunyai pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan

Staphylococcus aureus.

H1 = Perlakuan pemberian kosentrasi ekstrak daun meniran mempunyai

pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan Staphylococcus

aureus.

Hipotesis statistik ini diuji dengan cara membandingkan harga FHitung

dengan FTabel. Adapun kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:

a) Jika harga Fhitung ≤ Ftabel 1 % atau 5 % berarti H0 diterima, sedangkan H1

ditolak dan dinyatakan bahwa perlakuan yang diberikan tidak berpengaruh

nyata.

47

b) Jika harga Fhitung ≥ Ftabel 1 % atau 5 % berarti H0 ditolak, sedangkan H1

diterima dan dinyatakan bahwa perlakuan yang diberikan berpengaruh nyata

atau sangat nyata.69

4. Uji Lanjut

Apabila F Hitung ≥ F tabel 5% maka dapat dinyatakan perlakuan yang

diberikan berpengaruh nyata, sehingga dapat dilanjutkan dengan uji Beda Jarak

Nyata Duncan (BJND).

F. Diagram Alur Penelitian

Langkah-langkah dalam pengumpulan data yang diawali dengan

tahapan pendahuluan, perlakuan, dan pengujian yang dijelaskan dalam alur

diagram pada halaman 48:

69

Kemas Ali Hanafiah, Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rajawali

Pers, 2010, h. 37-41.

48

G

Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian

Tahapan

Penelitian

Pemberian ekstrak daun Meniran pada koloni

biakan Staphylococcus aureus

Pengamatan ekstrak daun Meniran pada koloni

biakan Staphylococcus aureus

1. Tahapan Penelitian

2. Tahapan Perlakuan

3. Pengolahan dan analisis data

Menganalisis data hasil penelitian

a. (ANAVA) Analisis varians

b. (Uji BJND) Beda Jarak Nyata Duncan

Membuat Kesimpulan

Pembuatan ekstrak daun Meniran (Phyllanthus

niruri, L.)

Pembuatan kultur murni Staphylococcus aureus

Penyiapan Medium Lempeng NA (Nutrien

Agar)

Pembuatan Medium Miring NA (Nutrien Agar)

Pembuatan Medium NB (Nutrien Broth)

49

G. Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2014 sampai dengan April 2014. Jadwal kegiatan penelitian disusun dalam

Tabel 3.5 sebagai berikut :

Tabel 3.5 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Bulan / Tahun

2013 2014

November Desember Maret April Mei Agustus

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Persiapan

a. Seminar proposal

b. Revisi Proposal

c. Perijinan

۞

۞

۞

۞

۞

۞

2

Pelaksanaan Penelitian

a. Uji Pendahuluan b. Pelaksanaan

Penelitian

c. Pengambilan data

۞

۞

۞

۞

۞

۞

3. Penyusunan laporan

a. Analisis data b. Pembuatan laporan

(pembahasan)

c. Munaqasah d. Revisi

۞

۞

۞

۞

۞

۞

۞

۞

49

50

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini dilakukan dalam 2 tahapan, meliputi tahapan

pendahuluan dan tahapan perlakuan, dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

1. Tahapan Pendahuluan

a. Pembuatan medium miring dan medium lempeng NA (Nutrien

Agar) sebagai bahan kultur stok Bakteri Staphylococcus aureus.

Dalam Pembuatan medium ini, yang digunakan sebagai bahan

kultur stok Bakteri Staphylococcus aureus ini berjumlah 5, medium

miring sebanyak 3 tabung, sedangkan pada medium lempeng

sebanyak 2 cawan. Dalam pembuatan kultur stok ada beberapa hal

yang perlu disiapkan yaitu:

1) Menyiapkan alat-alat yang bersih, kering, dan steril, seperti:

Tabel 3.6 Tabel Alat pembuatan medium miring dan

medium lempeng NA (Nutrien Agar)

No Alat Jumlah

1 Pengaduk Besi 1

2 Beaker Glass 50 ml 1

3 Cawan Petri 2

4 Tabung Reaksi 3

5 Mikropipet 1

6 Tip Mikropipet 2

7 Magnetik Stirer 1

8 Kapas Secukupnya

9 Kain Kasa Secukupnya

10 Karet Gelang Secukupnya

11 Kertas Sampul Secukupnya

12 Gelas Selai 1

13 Hot Plate 1

14 Neraca Digital 1

15 Kulkas 1

51

2) Menimbang komponen medium dengan menggunakan

timbangan neraca digital, adapun untuk volume yang

diinginkan yaitu:

a) Beef extract 0,135 gram

b) Becto Peptone 0,225 gram

c) Agar powder 0,675 gram

d) Aquades 45 ml

Perhitungan:

Formula Medium Nutrien Agar (NA)

(catatan: harus memperhitungkan terlebih dahulu dengan

seksama medium yang ingin diperlukan berdasakan

perbandingan dari formula Medium NA (Nutrien Agar)

diatas).70

70

Noor hujjatusnaini, Petunjuk PraktikumMikrobiologi. Palangka Raya: STAIN, 2012, h. 2

a) Beef extract 3 gram

b) Becto Peptone 5 gram

c) Agar powder 15 gram

52

Komposisi pembuatan Medium Miring dan lempeng yaitu:

Tabel 3.7 Tabel Perhitungan untuk pembuatan medium

miring dan medium lempeng NA (Nutrien Agar)

Medium Miring Medium Lempeng

Jumlah Tabung X 5ml (5

adalah ukuran untuk didalam

tabung)

3 x 5 ml = 15

Jumlah Cawan X 10 ml (10

adalah ukuran untuk didalam

cawan)

2 x 10 ml = 20

= 15 + 20 + 10 = 45ml

(10 ini merupakan lebihan apabila jumlah yang ada masih

kurang untuk medium)

Perhitungan:

a) Beef extract (3gr) =

x 3 = 0,135

b) Becto Peptone (5gr) =

x 5 = 0,225

c) Agar powder (15gr) =

x 15 = 0,675

d) Aquadest = 45 ml

Jadi Total Pembuatan Medium NA, berjumlah 1,035gr

ditambah Aquadest 45 ml

3) Menimbang bahan seperti beef extract, becto peptone, dan agar

powder, pada timbangan Neraca Digital sesuai dengan komposisi

yang dibutuhkan serta diperhitungkan.

4) Melarutkan semua bahan tersebut didalam Beaker Glass 50ml

yang telah berisi Aquadest sebanyak 45ml, kemudian

mengaduknya secara konstan serta meletakannya diatas hot plate

stirrer, selama 10-15 menit sampai homogen.

53

5) Memasukan larutan sebanyak 5 ml ke dalam 3 tabung reaksi

(medium miring) dan 10 ml untuk 2 Cawan (medium lempeng)

dengan menggunakan mikropipet, kemudian setelah itu menutup

setiap tabung dengan sumbat kapas yang telah dibungkus kain

kasa, dan untuk cawan dibungkus kertas kraf dengan mengikatnya

menggunakan karet gelang.

6) Mensterilisasikan seluruh tabung reaksi (3 tabung) dan Cawan

(2 cawan) yang sudah berisi larutan medium ke dalam autoklaf

pada suhu 121oC dengan tekanan 15 lb (pound) selama 15 menit.

7) Setelah proses sterilisasi selesai, selanjutnya bahan-bahan

dibiarkan selama 1-2 jam.

8) Meletakkan tabung reaksi dalam keadaan miring dengan

kemiringan 45o

dengan menyandarkannya pada tepian nampan.

Sedangkan pada cawan diletakan dengan posisi datar saja dengan

keadaan kertas kraf yang telah dibuka, setelah medium jadi

kemudian dimasukan ke dalam lemari es, dan cawan sebelumnya

telah dibungkus kembali dengan menggunakan kertas kraf dan di

ikat menggunakan karet gelang.

9) Menunggu selama 1-2 hari atau 2 x 24 jam, jika medium tetap

bersih dan tidak ditumbuhi jamur atau bakteri, maka medium

dapat digunakan.

54

b. Pembuatan Kultur murni Staphylococcus aureus

Sebelum pembuatan kultur murni dilakukan, ada beberapa hal

yang perlu dipersiapkan yaitu:

1) Dalam pembuatan kultur murni ini pengerjaannya di lakukan didalam

LAF di Laboratorium Miikrobiologi. Sebelum menggunakan LAF,

ada beberapa hal yang harus dikerjakan yaitu:

a) LAF terlebih dahulu harus disterilkan, dengan menggunakan

alkohol 70% pada ruang LAF dengan menyeluruh.

b) Kemudian Menutup pintu LAF, lalu menghidupkan lampu

ultraviolet selama 2 jam, setelah dua jam berakhir kemudian

menghidupkan blower LAF selama 1 jam, (diupayakan jangan

ada dalam ruangan selama menghidupkan Lampu UV dan

Blower, untuk menghindari radiasi). Setelah selesai kemudian

mematikan blower dan menunggu selama ½ jam.

c) Kemudian setelah blowering selesai, kegiatan selanjutnya

masukan seluruh alat dan bahan yang akan digunakan kedalam

LAF

d) Setelah semuanya selesai, barulah LAF siap digunakan.71

71

Noor hujjatusnaini, Petunjuk PraktikumMikrobiologi. Palangka Raya: STAIN, 2012, h. 5

55

2) Menyiapkan alat-alat yang bersih, kering, dan steril: Seperti, Jarum

Inokulasi, sarung tangan, Spritus, korek, dan Gelas Selai.

a) Pembuatan kultur murni Staphylococcus aureus dilakukan dengan

langkah-langkah sebagai berikut :

1) Menyediakan 3 medum miring dan 2 medium lempeng.

2) Menyiapkan koloni bakteri Staphylococcus aureus yang akan

diremajakan.

3) Menulis nama koloni bakteri pada medium miring dan

lempeng yang telah dipersiapkan.

4) Kemudian Secara aseptik menginokulasikan koloni bakteri

tersebut ke medium miring dan lempeng, dengan arah zig-

zag.

5) Menyimpan koloni bakteri tersebut ke dalam inkubator

dengan suhu dan waktu yang telah disesuaikan.72

c. Pembuatan medium NB (Nutrien Broth)

1) Menyiapkan alat-alat yang bersih, kering, dan steril:

Tabel 3.8 Tabel Alat Pembuatan medium NB (Nutrien Broth)

No Alat Jumlah

1 Pengaduk Besi 1

2 Beaker Glass 50 ml 1

3 Gelas Selai 1

4 Tabung Reaksi (Pendek) 4

72

Fressty Yoesnita Affianti, “Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Sombung (Blumea

balsamifera (L.) DC.) Terhadap Pertumbuhan Salmonella sp. dan Escherichia coli”.

Palangka Raya: STAIN, 2013, h. 49, t.d.

56

No Alat Jumlah

5 Mikropipet 1

6 Tip Mikropipet 2

7 Magnetik Stirer 1

8 Kapas Secukupnya

9 Kain Kasa Secukupnya

10 Hot Plate 1

11 Neraca Digital 1

12 Inkubator 1

2) Menimbang komponen medium dengan menggunakan

timbangan analitis atau neraca digital untukvolume yang

diinginkan, yaitu :

a) Beef extract 0,09 gr

b) Becto Peptone 0,15 gr

c) Aquadest 30 ml

3) Melarutkan semua bahan tersebut didalam Beaker Glass 50ml

yang telah berisi Aquadest sebanyak 30ml, kemudian

mengaduknya secara konstan serta meletakannya diatas hot

plate stirrer, Selama 10-15 menit sampai homogen

4) Memasukan larutan sebanyak 5 mlke dalam 4 tabung reaksi

(medium NB) dengan menggunakan mikropipet, kemudian

setelah itu menutup setiap tabung dengan sumbat kapas yang

telah dibungkus kain kasa.

5) Mensterilisasikan seluruh tabung reaksi (4 tabung) yang sudah

berisi larutan medium ke dalam autoklaf pada suhu 121oC

dengan tekanan 15 lb (pound) selama 15 menit.

57

6) Setelah proses sterilisasi selesai, selanjutnya bahan-bahan

dibiarkan selama 15 menit terlebih dahulu, agar medium dingin.

7) Kemudian Medium Nutrien Broth dimasukan ke Inkubator

dengan suhu dan waktu yang telah disesuaikan.

8) Menunggu selama 1-2 hari atau 2x24 jam, jika medium tetap

bersih dan tidak ditumbuhi jamur atau bakteri, maka medium

dapat digunakan.

d. Pembuatan medium Lempeng NA (Nutrien Agar)

Pembuatan Medium lempeng NA (Nutrien Agar) ini

digunakan sebagai bahan untuk proses perlakuan bakteri

Staphylococcus aureus nantinya. Dalam pembuatan medium, ada

beberapa hal yang perlu disiapkan yaitu:

1) Menyiapkan alat-alat yang bersih, kering, dan steril, Seperti:

Tabel 3.9 Tabel Alat Pembuatan medium Lempeng NA (Nutrien Agar)

No Alat Jumlah

1 Pengaduk Besi 1

2 Beaker Glass 250 ml 1

3 Cawan Petri 26

4 Mikropipet 1

5 Tip Mikropipet 2

6 Magnetik Stirer 1

7 Karet Gelang Secukupnya

8 Kertas Sampul Secukupnya

9 Gelas Selai 1

10 Hot Plate 1

11 Neraca Digital 1

12 Kulkas 1

58

2) Menimbang komponen medium dengan menggunakan

timbangan neraca digital, adapun untuk volume yang

diinginkan yaitu:

a) Beef extract 0,81 gram

b) Becto Peptone 1,35 gram

c) Agar powder 4,05 gram

d) Aquadest 270 ml

3) Menimbang bahan seperti beef extract, becto peptone, dan

agar powder, pada timbangan Neraca Digital sesuai dengan

komposisi yang dibutuhkan serta diperhitungkan.

4) Melarutkan semua bahan tersebut didalam Beaker Glass 300ml

yang telah berisi Aquadest sebanyak 270ml, kemudian

mengaduknya secara konstan serta meletakannya diatas hot

plate stirrer, Selama 10-15 menit sampai homogen.

5) Memasukan larutan sebanyak 10 ml ke setiap masing-masing

Cawan yang berjumlah 26 cawan dengan menggunakan

mikropipet, kemudian setelah itu cawan yang telah berisi

medium dibungkus dengan kertas kraf dan mengikatnya

menggunakan karet gelang.

6) Mensterilisasikan seluruh cawan yang sudah berisi larutan

medium ke dalam autoklaf pada suhu 121 oC dengan tekanan

15 lb (pound) selama 15 menit.

59

7) Setelah proses sterilisasi selesai, selanjutnya bahan-bahan

dibiarkan selama 1-2 jam, dengan bungkus yang telah dibuka.

8) Setelah medium jadi kemudian dibungkus kembali dengan

kertas kraf dan mengikatnya menggunakan karet gelang,

setelah itu dimasukan ke dalam lemari es.

9) Menunggu selama 1-2 hari atau 2 x 24 jam, jika medium tetap

bersih dan tidak ditumbuhi jamur atau bakteri, maka medium

dapat digunakan.

e. Inokulasi Bakteri dari Kultur Stok ke Medium NB

Dalam proses Inokulasi ini, pengerjaannya di lakukan

didalam LAF di Laboratorium Mikrobiologi, dan sebelum

menggunakan LAF, ada beberapa hal yang harus dipersiapkan

yaitu:

1) LAF terlebih dahulu harus disterilkan, dengan

menggunakan alkohol 70% pada ruang LAF dengan

menyeluruh.

2) Kemudian Menutup pintu LAF, lalu menghidupkan lampu

ultraviolet selama 2 jam, setelah dua jam berakhir kemudian

menghidupkan blower LAF selama 1 jam, (peringatan:

upayakan jangan ada dalam ruangan selama menghidupkan

Lampu UV dan Blower, untuk menghindari radiasi).

Setelah selesai kemudian mematikan blower dan menunggu

selama ½ jam.

60

3) Kemudian setelah blowering selesai, kegiatan selanjutnya

masukan seluruh alat dan bahan yang akan digunakan

kedalam LAF

4) Setelah semuanya selesai, barulah LAF siap digunakan.73

Dalam Proses Inokulasi dari kultur stok Staphylococcus aureus ke

medium NB ada beberapa langkah yaitu sebagai berikut :

1) Menyiapkan alat-alat yang bersih, kering, dan steril: Seperti,

Jarum Inokulasi, sarung tangan, Spritus, korek, dan Gelas

Selai, dan Biakan Bakteri Staphylococcus aureus dari Kultur

Stok

2) Menyediakan Kultur Stok Bakteri Staphylococcus aureus yang

ada pada 2 medum miring dan 2 medium lempeng.

3) Menulis nama koloni bakteri pada medium NB yang telah

dipersiapkan.

4) Kemudian Secara aseptik menginokulasikan koloni bakteri dari

kultur stok tersebut ke Masing-masing medium NB

5) Menyimpan koloni bakteri tersebut ke dalam inkubator dengan

suhu dan waktu yang telah disesuaikan74

.

f. Pembuatan ekstrak daun Meniran

Sebelum tahapan ini dilakukan, ada beberapa hal yang

perlu disiapkan yaitu: Menyiapkan alat-alat yang bersih, kering,

73

Noor Hujjatusnaini, Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Palangka Raya: STAIN, 2012, h. 5 74

Fressty Yoesnita Affianti, “Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Sombung (Blumea

balsamifera (L.) DC.) Terhadap Pertumbuhan Salmonella sp. dan Escherichia coli”.

Palangka Raya: STAIN, 2013, h. 49, t.d.

61

dan sterilSeperti: (Alat) Blender, Timbangan, Baskom, Panci,

(Bahan) Alkohol 90% sebanyak 3 liter, Ekstrak (Daun Meniran)

Langkah-langkah kerja dalam menyiapkan ekstrak daun

Meniran adalah sebagai berikut:

1) Menyiapkan dan mencuci 1000gr daun meniran yang segar

sampai bersih, kemudian di keringkan selama 1 hari.

2) Sebelum proses memblender dilakukan, daun meniran

ditimbang terlebih dahulu, sampai didapatkan berat 1000gr /

1kg.

3) Memblender daun Meniran sebanyak 1000 gr dengan

menambahkan 3000 ml alkohol 90 %, kemudian didiamkan

selama 2 hari (proses Maserasi).

4) Menyaring suspensi tersebut dengan menggunakan kain bersih,

kemudian menyaringnya kembali dengan menggunakan kertas

saring.

5) Hasil saringan dimasukan pada Beaker Glass 1000ml,

6) Kemudian melakukan proses penguapan ekstrak dengan cara

sederhana, yaitu menggunakan Hot Plate dengan suhu yang

terkontrol 600C, untuk mengontrol suhu tersebut digunakan

alat Termometer. Proses penguapan ini dilakukan selama ± 10

- 12 jam.

7) Ekstrak daun Meniran murni kemudian dijadikan sebagai stok

induk.

62

2. Tahapan Perlakuan dan pengamatan

Sebelum tahapan ini dilakukan, ada beberapa hal yang perlu

disiapkan yaitu: Menyiapkan LAF serta alat-alat yang bersih, kering,

dan steril.

Adapun Langkah-langkah kerja dalam menyiapkan ekstrak daun

Meniran adalah sebagai berikut :

a) Menyiapkan 10 ml ekstrak daun meniran dengan kosentrasi

60%, yaitu dengan cara mencampurkan 6 ml stok induk ekstrak

daun meniran dengan 4 ml akuades steril, yang bagian daun

meniran adalah 6 ml dalam 10 ml volume atau 60 %, dimana

perhitungan kosentrasi setiap perlakuan digunakan rumus:

M1V1 =M2V2.

b) Menyiapkan 10 ml ekstrak daun meniran dengan kosentrasi 50

%, 40 %, 30 %, 20 %, 10 %, dan 0 % sebagai kontrol

perlakuan.75

c) Pemberian ekstrak daun Meniran pada koloni biakan

Staphylococcus aureus

Langkah-langkah kerja dalam memberikan ekstrak daun

Meniran pada koloni biakanStaphylococcus aureus adalah sebagai

berikut :

a) Menyiapkan 21 cawan medium lempeng NA, dan memberikan

kode-kode perlakuan pada setiap cawan.

75

Fressty Yoesnita Affianti, “Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Sombung

(Blumea balsamifera (L.) DC.) Terhadap Pertumbuhan Salmonella sp. dan Escherichia

coli”. Palangka Raya: STAIN, 2013, h. 50-51, t.d.

63

b) Menyiapkan paper disc dengan ukuran diameter 2 cm

sebanyak 21 buah, kemudian merendamnya ke dalam 7 beaker

glass yang masing-masing beaker gelas berisi 10 ml larutan

ekstrak daun meniran dengan kosentrasi yang berbeda, yaitu

10 %, 20 %, 30 %, 40 %, 50%, 60%. Dan pada kosentrasi 0 %

yang berfungsi sebagai kontrol. Perendaman dilakukan selama

30 menit.

c) Menginokulasikan kultur murni Staphylococcus aureus yang

telah berumur 2x24 jam pada masing-masing 21 medium NA,

dengan menggunakan Cotton Bad.

d) Meletakkan masing-masing 1 buah paper disc yang telah

direndam selama 30 menit tersebut ke bagian tengah-tengah

permukaan cawan yang berisi medium NA yang sudah berisi

bakteri Staphylococcus aureus secara aseptis sesuai dengan

kode perlakuan yang diberikan.

e) Menyimpan semua cawan petri ke dalam inkubator dengan

suhu 350c.

f) Melakukan pengambilan data pada saat kultur Staphylococcus

aureus berumur 1 x 24 jam, 2 x 24 jam, 3 x 24 jam, dan 4 x 24

jam.76

76

Fressty Yoesnita Affianti, “Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Sombung

(Blumea balsamifera (L.) DC.) Terhadap Pertumbuhan Salmonella sp. dan Escherichia

coli”. Palangka Raya: STAIN, 2013, h. 51-53, t.d.