bab iii metode penelitian a. metode penelitianeprints.umm.ac.id/40269/4/bab iii.pdf · 2018. 11....
TRANSCRIPT
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif, asosiatif
merupakan dugaan tentang hubungan antara variabel dalam populasi yang
akan diuji melalui hubungan antar variabel dalam sampel yang diambil
dalam populasi tersebut ( Sugiyono, 2011: 224). Dilakukan pada populasi
besar namun data yang diambil berasal dari sampel dari populasi tersebut,
data penelitian ini adalah laporan keuangan berupa ikhtisar keuangan pada
lembaga perbankan konvensional yang tercatat pada Bursa Efek
Indonesia.
2. Populasi dan Teknik Penentuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan
kovensional yang terdapat di BEI tahun 2014-2016.Metode dalam
pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive
sampling.Purposive sampling adalah sampel yang memiliki kebebasan
memilih siapa yang peneliti temukan, sampel ini tidak memiliki kontrol
presisinya (Indrawan & Yaniawati 2014: 105). Adapun kriteria-kriteria
30
penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a. Perusahaan harus terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sektor
perbankan konvensional periode 2014-2016.
b. Perusahaan tersebut mempunyai laporan keuangan tahun 2014-2016.
c. Perusahaan memiliki data terkait dengan variabel-variabel yang
digunakan dalam penelitian ini.
d. Perusahaan menggunakan nilai mata uang Rupiah.
e. Perusahaan selama periode 2014-2016 tidak mengalami kerugian.
3. Definisi Operasional Variabel
Untuk mengetahui pengaruh risiko kredit, kecukupan modal, likuiditas
dan efektifitas operasional terhadap profitabilitas pada lembaga
perbankan konvensional yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, maka
terdapat empat operasional variabel disini yaitu :
Y = Kecukupan modal, yaitu kemampuan perusahaan dalam memenuhi
segala aktifitasnya yang dananya berasal dari modal sehingga
penting bagi lembaga bank dalam menjaga kecukupan modalnya
(Sudirman 2013: 97), variabel ini berskala rasio dan satuan %,
indikatornya berupa CAR, dengan rumus sebagai berikut:
31
CAR = Modal bank
ATMR X 100%
X1= Likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban jangka pendeknya (Kasmir 2012: 351), indikatornya
berupa LDR, satuan %, dan skalanya berupa rasio, dengan rumus
sebagai berikut:
LDR = Kredit yang Diberikan
Total Dana Pihak Ketiga x 100%
X2 = Profitabilitas yaitu kemampuan perusahaan dalam mendapatkan
laba (Kuncoro 2002: 551), indikatornya berupa ROA, satuan %,
skalanya berupa rasio, dengan rumus sebagai berikut:
ROA = Laba Sebelum Pajak
Total Aset X 100%
X3= Efisiensi operasional, yaitu kemampuan perusahaan dalam
mengatur prosedur operasional yang ada didalam perusahaan
sehingga baik (Sudirman, 2013: 97), indikatornya berupa BOPO,
satuan %, dan skalanya adalah rasio, dengan rumus sebagai berikut:
BOPO = Biaya Operasional
Pendapatan Operasional x 100%
4. Jenis Data dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data
sekunder dimana peneliti akan mengumpulkan data secara tidak langsung
32
yaitu data yang sudah ada di Bursa Efek Indonesia data yang diambil
berupa data ikhtisar keuangan.
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan dengan cara dokumentasi,
dokumentasi adalah teknik yang digunakan untuk memperoleh data-data
yang sudah jadi, dokumentasi dilakukan dengan mencatat ulang atau
fotocopy data, peneliti akan mengambil data dari Bursa Efek Indonesia
yaitu diambil dari idx.comdata-data yang dikumpulkan berupa data
laporan keuangan tahunan yaitu ikhtisar keuangan.
6. Teknik Analisis Data
Sesuai dengan tujuan penelitian dan hipotesis, maka penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda,
asumsi klasik dan pengujian hipotesis dengan alat bantu berupa SPSS,
untuk memperkuat pengujian regresi berganda tersebut dilakukan uji
normalitas serta uji penyimpangan asumsi klasik (multikolinearitas,
heteroskedastisitas dan autokorelasi). Pengujian hipotesis menggunakan
uji simultan (Uji F) dan uji parsial (Uji t) untuk menguji hipotesis ketiga
atau uji dominan menggunakan nilai t hitung.
a. Uji Normalitas Data
Untuk mengetahui normalitas populasi suatu data dapat dilakukan
33
dengan menggunakan uji Normalitas data, mengapa uji ini dilakukan
karena hasil dari uji statistik (uji t atau uji F) akan diinterpretasikan
kedalam parameter dalam populasi (Indrawati, 2015: 189), maka dari
itu dalam penguian uji t dan uji F diasumsikan bahwa nilai residual
mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar atau tidak
dipenuhi maka uji statistik.
menjadi tidak valid, untuk melakukan uji normalitas data maka
dapat digunakan uji grafik sebagai berikut:
1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah
agonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi
normal, maka model regresi tersebut memenuhi asumsi normalitas.
2) Jika data meneyebar menjauh dari garis diagonal dan atau tidak
mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya tidak
menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tersebut
tidak memenuhi asumsi normalitas.
b. Analisis Regresi Linier Berganda
Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan adalah teknik analisis
regresi linier berganda, karena variabel bebas dalam penelitian ini
lebih dari satu.menurut Sanusi (2013: 134) regresi linier berganda
merupakan perluasan dari regresi linier sederhana yaitu menambah
variabel yang awalnya satu menjadi dua atau lebih. Teknik analisis
regresi linier berganda merupakan teknik uji yang digunakan untuk
34
mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen,
dengan persamaan sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
Keterangan :
Y = Kecukupan Modal
a = Konstanta
b = Koefisien Regresi
X1 = Likuiditas
X2 = Profitabilitas
X3 = Efisiensi Operasional
e = Residual
a. Pengujian Hipotesis
Ketepatan fungsi regresi dalam mengestimasi nilai aktual dapat
diukur dari Goodness of Fit-nya. Secara statistik dapat diukur dari nilai
statistik t, nilai statistik F dan koefisien determinasinya, suatu
perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji
yang dikehendaki statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah
dimana Ho ditolak) Ho yang menyatakan bahwa variabel independen
tidak berpengaruh secara parsial maupun simultan terhadap variabel
dependen, sebaliknya disebut tidak signifikan apabila nilai uji
statistiknya berada dalam daerah dimana Ho diterima.
35
1) Uji F Statistik
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua
variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara simultan terhadap variabel terikat, Penentuan
besarnya F hitung menurut Sugiyanto (2004: 196) menggunakan
rumus :
Fhitung = 𝐽𝐾𝑅𝑒𝑔/𝑘
𝐽𝐾𝑠𝑖𝑠𝑎/(𝑛−𝑘−1)
Keterangan :
JK = Jumlah kuadrat
n = Ukuran sampel
k = Banyaknya variabel bebas
Pernyataan dalam penelitian ini, hipotesisi sebagai berikut:
a) Ho : b1, b2, b3 = 0, artinya tidak ada pengaruh secara signifikan
dari variabel bebas secara bersama-sama.
b) Ha :b1, b2, b3≠ 0, artinya ada pengaruh secara signifikan dari
variabel bebas secara bersama-sama.
Kriteria pengujian yang digunakan sebaagai berikut :
a) Ho diterima dan Ha ditolak apabila F hitung < F tabel. Artinya
variabel bebas secara bersama-sama tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel terikat.
36
b) Ho ditolak dan Ha diterima apabila F hitung > F tabel. Artinya
variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel terikat.
Gambar 3.1
Kriteria pengujian uji F
2) Uji t
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui secara parsial
variabel bebas berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap
variabel terikat.Untuk menilai t hitung menurut Sugiyanto (2011:
198) digunakan rumus :
thitung= 𝑏1
𝑆𝑏
Keterangan:
b1 = koefisien regresi
Sb =Simpangan baku regresi
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji 2 arah
dengan hipotesis sebagai berikut:
37
a) Ho : b1, b2, b3 = 0, artinya tidak ada pengaruh secara signifikan
dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
b) Ha :b1, b2, b3≠ 0, artinya ada pengaruh secara signifikan dari
variabel bebas terhadap variabel terikat.
Kriteria pengujian yang digunakan sebagai berikut :
a) Ho diterima dan Ha ditolak apabila-t tabel < t hitung < t tabel.
Artinya variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel terikat.
b) Ho ditolak dan Ha diterima apabila t hitung > -t tabel atau t
hitung < t tabel. Artinya variabel bebas secara parsial
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.
Gambar 3.2
Kriteria pengujian uji t
3) Variabel yang paling Berpengaruh (Uji Dominan)
Teknik ini digunakan untuk mencari variabel bebas yang paling
mempengaruhi variabel terikat dan membuktikan hipotesis, adapun
kriteria pengujian sebagai berikut:
38
a) Jika nilai t hitung ROA (X2) > dari nilai t hitung NPL (X1) dan
BOPO (X3) maka hipotesis diterima.
b) Jika nilai t hitung ROA (X2) < dari nilai t hitung NPL (X1) dan
BOPO (X3) maka hipotesis ditolak.
b. Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik yang berguna untuk mengetahui apakah
data yang digunakan telah memenuhi ketentuan dalam model regresi.
Pengujian ini meliputi:
1) Uji Multikolonearitas
Model multiple regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi yang tinggi diantara variabel-variabel independen karena
menyebabkan nilai koefisien regresi mengalami fluktuasi yang
tinggi sehingga mengurangi keyakinan akan hasil pengujian
(Indrawati, 2015: 190). Uji ini bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
independen.
Cara mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dalam model
regresi, dapat dilihat dari tolerance value dan variance inflation
factor (VIF). Tolerance mengukur variabilitas variabel independen
yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel independen
lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF
yang tinggi (karena VIF = 1/tolerance). Nilai cut off yang umum
39
dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai
tolerance> 0,10 atau sama dengan nilai VIF < 10.
2) Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam
model regresi ini terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain (Indrawati, 2015: 191). Model
regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas, untuk
mendeteksi adanya heterokedastisitas dari tingkat signifikan dapat
digunakan grafik scatterplot, dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk
pola tertentu yang teratur, maka terjadi heterokedastisitas.
b) Jika tidak ada pola yang jelas atau titik-titik menyebar bebas
diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heterokedastisitas.
3) Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah terdapat
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pengganggu pada periode (t-1) dalam model regresi
(Indrawati, 2015: 191). Pengambilan keputusan bahwa ada atau
tidaknya autokorelasi dalam sebuat regresi adalah dengan cara
melihat besaran Durbin-Watson (D-W) sebagai berikut:
a) Angka D-W dibawa -2, berarti ada autokorelasi positif,
40
b) Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada
autokorelasi,
c) Angka D-W di atas +2, berarti ada autokorelasi negatif.