bab iii metode penelitian a. metode dan desain...

17
Wulandari. 2014 PROBLEM-BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan sebab akibat antara variabel bebas dan variabel terikat. Perlakuan terhadap variabel bebas hasilnya dilihat pada variabel terikat. Perlakuan dalam penelitian ini adalah Problem-Based Learning, sedangkan aspek yang diukurnya adalah kemampuan koneksi matematis siswa SMA. Idealnya, penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik penelitian eksperimen. Akan tetapi, pengambilan sampel secara acak sulit dilakukan sebab siswa telah dikelompokkan di dalam kelas-kelas yang heterogen oleh pihak sekolah. Oleh karena itu, penelitian ini hanya dilakukan secara acak kelas, bukan secara acak siswa. Dengan demikian, metode yang digunakan adalah teknik kuasi eksperimen. Penelitian kuasi eksperimen ini menggunakan desain kelompok kontrol non-ekuivalen. Menurut Russefendi (1994: 47), kelompok kontrol non-ekivalen tidak berbeda dengan kelompok kontrol pretes-postes, kecuali pada pengelompokkan subjek penelitian. Subjek penelitian pada kelompok kontrol non- ekuivalen tidak kelompokkan secara acak. Adapun desain kelompok kontrol non- ekuivalen pada penelitian ini digambarkan sebagai berikut: Keterangan: 0 : Pretes/Postes X 1 : Pembelajaran menggunakan Problem-Based Learning X 2 : Pembelajaran menggunakan metode ekspositori ---- : Subjek tidak dikelompokkan secara acak 0 X 1 0 0 X 2 0

Upload: trinhnguyet

Post on 03-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/15177/6/S_MTK_0700319_chapter3.pdf · Idealnya, penelitian ... Akan tetapi, pengambilan sampel secara acak

Wulandari. 2014 PROBLEM-BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan sebab akibat antara

variabel bebas dan variabel terikat. Perlakuan terhadap variabel bebas hasilnya

dilihat pada variabel terikat. Perlakuan dalam penelitian ini adalah Problem-Based

Learning, sedangkan aspek yang diukurnya adalah kemampuan koneksi

matematis siswa SMA. Idealnya, penelitian dilakukan dengan menggunakan

teknik penelitian eksperimen. Akan tetapi, pengambilan sampel secara acak sulit

dilakukan sebab siswa telah dikelompokkan di dalam kelas-kelas yang heterogen

oleh pihak sekolah. Oleh karena itu, penelitian ini hanya dilakukan secara acak

kelas, bukan secara acak siswa. Dengan demikian, metode yang digunakan adalah

teknik kuasi eksperimen.

Penelitian kuasi eksperimen ini menggunakan desain kelompok kontrol

non-ekuivalen. Menurut Russefendi (1994: 47), kelompok kontrol non-ekivalen

tidak berbeda dengan kelompok kontrol pretes-postes, kecuali pada

pengelompokkan subjek penelitian. Subjek penelitian pada kelompok kontrol non-

ekuivalen tidak kelompokkan secara acak. Adapun desain kelompok kontrol non-

ekuivalen pada penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

Keterangan:

0 : Pretes/Postes

X1 : Pembelajaran menggunakan Problem-Based Learning

X2 : Pembelajaran menggunakan metode ekspositori

---- : Subjek tidak dikelompokkan secara acak

0 X1 0

0 X2 0

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/15177/6/S_MTK_0700319_chapter3.pdf · Idealnya, penelitian ... Akan tetapi, pengambilan sampel secara acak

18

Desain penelitian tersebut menunjukkan bahwa penelitian diawali dengan

pemberian pretes (tes awal) terhadap kelas eksperimen dan kelas kontrol,

kemudian setelah diberikan perlakuan pembelajaran yang berbeda di kedua kelas

siswa diberikan postes (tes akhir). Perbedaan hasil pretes dan postes diasumsikan

merupakan efek dari eksperimen.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 6 Bandung yang terdiri dari

enam kelas, yaitu kelas XI-1 sampai dengan kelas XI-6 tahun ajaran 2012/2013

semester genap.

2. Sampel

Menurut Arikunto, sampel merupakan wakil dari populasi yang akan

diteliti (Anen, 2012: 26). Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan

cara purposive sampling, yaitu cara pengambilan subjek penelitian bukan

berdasarkan strata, random atau daerah, tetapi berdasarkan atas adanya tujuan

tertentu. Berdasarkan hasil observasi di lapangan, pengambilan sampel tidak

mungkin dapat dilakukan secara acak. Sekolah telah mengelompokkan siswa ke

dalam 6 kelas sedemikian rupa sehingga setiap kelas memiliki karakteristik yang

hampir sama. Peneliti diberikan dua kelas untuk dijadikan sampel yang dapat

mewakili populasi, yaitu kelas XI-4 dan XI-5. Kelas XI-5 sebagai kelas

eksperimen dan kelas XI-4 sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen mendapat

perlakuan berupa pembelajaran Problem-Based Learning, sedangkan kelas

kontrol pembelajarannya dengan metode ekspositori.

C. Variabel Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel

terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran Problem-Based

Learning, sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan koneksi matematis

siswa SMA.

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/15177/6/S_MTK_0700319_chapter3.pdf · Idealnya, penelitian ... Akan tetapi, pengambilan sampel secara acak

19

D. Instrumen Penelitian

Sebagai upaya untuk mendapatkan data dan informasi yang lengkap

mengenai hal-hal yang ingin dikaji melalui penelitian ini, maka dibuatlah

seperangkat instrumen yang terdiri dari instrumen pembelajaran dan instrumen

pengumpulan data.

1. Instrumen Pembelajaran

Instrumen pembelajaran adalah instrumen yang dipakai ketika

pembelajaran berlangsung. Instrumen pembelajaran dalam penelitian ini terdiri

atas Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS).

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RPP merupakan langkah-langkah tertulis yang harus ditempuh guru dalam

pembelajaran. Peneliti melaksanakan pembelajaran di dua kelas yaitu kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Penyusunan RPP untuk kelas eksperimen

disesuaikan dengan pembelajaran Problem-Based Learning, sementara untuk

kelas kontrol disesuaikan dengan pembelajaran menggunakan metode ekspositori.

b. Lembar kerja siswa (LKS)

Lembar kerja siswa (LKS) hanya diberikan kepada kelas eksperimen. LKS

dibuat berdasarkan pembelajaran Problem-Based Learning. LKS ini berisi

langkah-langkah yang harus dilakukan siswa untuk memahami suatu konsep

matematika dan hubungan antar konsep matematika pada materi fungsi komposisi

dan fungsi invers.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini berasal dari instrumen tes.

Instrumen tes dalam penelitian ini berupa tes tertulis kemampuan koneksi

matematis. Tes tertulis ini berupa soal-soal berbentuk uraian yang berkaitan

dengan materi pelajaran. Tes tertulis yang digunakan adalah tes awal dan tes

akhir. Tes awal diberikan untuk mengetahui kemampuan awal koneksi matematis

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/15177/6/S_MTK_0700319_chapter3.pdf · Idealnya, penelitian ... Akan tetapi, pengambilan sampel secara acak

20

siswa sebelum perlakuan diterapkan. Tes akhir diberikan untuk mengetahui

kemampuan koneksi matematis siswa setelah dilakukan perlakuan pembelajaran.

Tipe tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe uraian. Peneliti

menggunakan tes tipe uraian dengan berbagai pertimbangan sebagai berikut:

1) Proses berpikir siswa dapat dilihat.

2) Letak kesalahan dan kesulitan siswa dapat dilihat

3) Tidak terjadi bias hasil tes, karena tidak ada sistem tebak-tebakan atau

untung-untungan yang sering terjadi pada soal tipe pilihan ganda.

Sebelum instrumen tes digunakan, terlebih dahulu instrumen tersebut

dikonsultasikan pada dosen pembimbing, kemudian instrumen tes diuji cobakan

dan dianalisis setiap butir soalnya untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya

pembeda dan indeks kesukarannya. Untuk analisis butir soal dilakukan dengan

bantuan software AnatesV4 tipe uraian.

1) Validitas

Validitas tes merupakan ukuran yang menyatakan kesahihan suatu

instrumen sehingga mampu mengukur apa yang hendak diukur. Uji validitas tes

yang digunakan adalah uji validitas logis dan validitas empiris. Uji validitas logis,

untuk mengetahui kesesuaian soal dengan indikator dilakukan penelaahan

(judgement) terhadap butir-butir soal yang dipertimbangkan oleh dua orang dosen

dan satu orang guru bidang studi. Sedangkan untuk validitas empiris soal

ditentukan berdasarkan koefisien validitas dengan menggunakan uji statistik,

yakni dengan teknik korelasi product-moment raw score, yaitu:

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan:

: Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

X : Skor tiap butir soal.

Y : Skor total tiap butir soal.

N : Jumlah siswa. (Suherman, 2003: 119)

rxy diartikan sebagai koefisien validitas. Menurut Guilford (Anen, 2012:

32) interpretasi nilai koefisien validitas dikategorikan sebagai berikut:

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/15177/6/S_MTK_0700319_chapter3.pdf · Idealnya, penelitian ... Akan tetapi, pengambilan sampel secara acak

21

0,90 rxy 1,00 Validitas sangat tinggi

0,70 rxy < 0,90 Validitas tinggi

0,40 rxy < 0,70 Validitas cukup

0,20 rxy < 0,40 Validitas rendah

rxy < 0,20 Validitas sangat rendah

Setelah instrumen diuji cobakan dan dilakukan analisis data menggunakan

software AnatesV4, diperoleh nilai koefisien validitas (rxy) sebesar 0,74 yang

artinya keseluruhan butir soal memiliki validitas tinggi. Untuk validitas tiap butir

soal disajikan pada Tabel 3.1 berikut.

Tabel 3.1

Data Hasil Validitas Tiap Butir Soal

No

Soal

Koefisien

Validitas

Signifikansi Interpretasi

1 0,647 Signifikan Validitas Cukup

2 0,639 Signifikan Validitas Cukup

3 0,710 Sangat Signifikan Validitas Tinggi

4 0,775 Sangat Signifikan Validitas Tinggi

Hasil perhitungan validitas instrumen tes menggunakan software AnatesV4

dapat dilihat pada lampiran C (halaman 117).

2) Reliabilitas

Suherman (2003: 131) menyatakan bahwa reliabilitas suatu alat evaluasi

dimaksudkan sebagai alat yang memberikan hasil yang tetap sama (konsisten).

Suatu alat evaluasi dikatakan reliabel apabila hasil evaluasi tersebut tidak berubah

ketika digunakan untuk subjek yang berbeda. Alat evaluasi yang digunakan dalam

penelitian ini berupa tes uraian, maka menurut Suherman (2003: 153) untuk

mencari koefisien reliabilitas digunakan rumus Alpha.

(

)(

)

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/15177/6/S_MTK_0700319_chapter3.pdf · Idealnya, penelitian ... Akan tetapi, pengambilan sampel secara acak

22

Keterangan:

: Koefisien reliabilitas

n : Banyaknya butir soal

: Jumlah varians skor tiap soal

: Varians skor total

Menurut Guilford (Suherman, 2003: 139) interpretasi nilai koefisien

reliabilitas dikategorikan sebagai berikut:

r 11 0,20 derajat reliabilitas sangat rendah

0,20 r 11 < 0,40 derajat reliabilitas rendah

0,40 r 11 < 0,70 derajat reliabilitas sedang

0,70 r 11 < 0,90 derajat reliabilitas tinggi

0,90 r 11 1,00 derajat reliabilitas sangat tinggi

Hasil perhitungan menggunakan Software AnatesV4, diperoleh nilai

koefisien reliabilitas sebesar 0,66 yang artinya reliabilitas instrumen termasuk

kategori sedang. Hasil perhitungan reliabilitas instrumen tes menggunakan

software AnatesV4 dapat dilihat pada lampiran C (halaman 118).

3) Daya Pembeda

Galton (Suherman, 2003: 159) berasumsi bahwa suatu perangkat alat tes

yang baik harus bisa membedakan antara siswa yang pandai, rata-rata, dan bodoh

karena dalam suatu kelas biasanya terdiri dari ketiga kelompok tersebut. Daya

pembeda dari sebuah soal menyatakan seberapa jauh kemampuan butir soal

tersebut mampu membedakan antara siswa yang mengetahui jawabannya dengan

benar dengan siswa yang tidak dapat menjawab soal tersebut. Dengan kata lain

daya pembeda sebuah butir soal adalah kemampuan butir soal untuk membedakan

antara siswa berkemampuan tinggi dengan siswa berkemampuan rendah. Dalam

panduan analisis butir soal yang diterbitkan Departemen Pendidikan Nasional

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/15177/6/S_MTK_0700319_chapter3.pdf · Idealnya, penelitian ... Akan tetapi, pengambilan sampel secara acak

23

(Anen, 2012: 32), untuk menentukan daya pembeda soal bentuk uraian digunakan

rumus sebagai berikut:

Adapun klasifikasinya menurut Crocker dan Algina (Anen, 2012: 32) adalah

sebagai berikut:

0,40 ‐ 1,00 soal diterima baik

0,30 ‐ 0,39 soal diterima tetapi perlu diperbaiki

0,20 ‐ 0,29 soal diperbaiki

0,19 ‐ 0,00 soal tidak dipakai/dibuang

Hasil perhitungan daya pembeda menggunakan software AnatesV4 beserta

kategorinya disajikan dalam Tabel 3.2 berikut.

Tabel 3.2

Data Hasil Daya Pembeda Tiap Butir Soal

No Soal Nilai Daya Pembeda (%) Interpretasi

1 31,11 Soal diperbaiki

2 21,11 Soal diperbaiki

3 66,67 Soal diterima baik

4 60,00 Soal diterima baik

Hasil perhitungan menggunakan software AnatesV4 dapat dilihat pada lampiran C

(halaman 119).

4) Indeks Kesukaran

Indeks kesukaran menyatakan derajat kesukaran sebuah soal. Untuk

mencari indeks kesukaran berdasarkan panduan analisis soal dari Departemen

Pendidikan Nasional (Anen, 2012: 33) menggunakan rumus sebagai berikut:

Klasifikasi Indeks Kesukaran soal sebagai berikut:

0,00 ‐ 0,30 soal tergolong sukar

0,31 ‐ 0,70 soal tergolong sedang

0,71 ‐ 1,00 soal tergolong mudah

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/15177/6/S_MTK_0700319_chapter3.pdf · Idealnya, penelitian ... Akan tetapi, pengambilan sampel secara acak

24

Hasil perhitungan indeks kesukaran menggunakan software AnatesV4

beserta kategorinya disajikan dalam Tabel 3.3 berikut.

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/15177/6/S_MTK_0700319_chapter3.pdf · Idealnya, penelitian ... Akan tetapi, pengambilan sampel secara acak

25

Tabel 3.3

Data Hasil Uji Indeks Kesukaran Tiap Butir Soal

No

Soal

Nilai Indeks Kesukaran

(%)

Interpretasi

1 84,44 Mudah

2 52,78 Sedang

3 51,11 Sedang

4 30,00 Sukar

Hasil perhitungan menggunakan software AnatesV4 dapat dilihat pada lampiran C

(halaman 119).

E. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan arahan bagi peneliti dalam melaksanakan

penelitian dari awal sampai akhir. Peneliti membagi prosedur penelitian menjadi

tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap analisis data.

Ketiga tahap tersebut diuraikan sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

Beberapa langkah yang dilakukan dalam tahap ini adalah:

a. Melakukan kajian literatur untuk mengidentifikasi masalah yang akan

diteliti

b. Hasil identifikasi dikonsultasikan dengan dosen pembimbing yang

dituangkan dalam bentuk proposal penelitian

c. Proposal penelitian diseminarkan dan direvisi

d. Menyusun instrumen penelitian

e. Uji coba instrumen tes dan dilakukan analisis butir soal

f. Revisi instrumen tes apabila ada kekurangan

2. Tahap Pelaksanaan

Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini adalah:

a. Penentuan sampel penelitian. Pemilihan sampel disesuaikan dengan

materi penelitian dan waktu pelaksanaan penelitian

b. Pemberian tes awal kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk

mengetahui kemampuan koneksi matematis awal siswa

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/15177/6/S_MTK_0700319_chapter3.pdf · Idealnya, penelitian ... Akan tetapi, pengambilan sampel secara acak

26

c. Pelaksanaan pembelajaran problem based learning pada kelas

eksperimen dan menggunakan metode ekspositori pada kelas kontrol

d. Pemberian tes akhir kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk

mengetahui kemampuan koneksi matematis siswa setelah dilakukan

pembelajaran

3. Tahap Analisis Data

Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini adalah:

a. Pengolahan data hasil penelitian

Data yang diperoleh yaitu data kuantitatif. Data kuantitatif diolah

menggunakan bantuan software IBM SPSS Statistics 17.

b. Analisis data hasil penelitian

Data yang telah diolah kemudian dianalisis. Analisis dilakukan dengan

melihat apakah hipotesis awal diterima atau ditolak

c. Penyimpulan hasil penelitian

d. Penulisan laporan hasil penelitian.

Berikut ini disajikan diagram prosedur penelitian:

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/15177/6/S_MTK_0700319_chapter3.pdf · Idealnya, penelitian ... Akan tetapi, pengambilan sampel secara acak

27

Bagan 3.1

Prosedur Penelitian

Studi Pendahuluan

Identifikasi masalah, rumusan,

tujuan penelitian, studi literatur.

Penyusunan Instrumen

Bahan ajar dan lembar tes

Analisis Hasil Uji Coba instrumen

Pemilihan Kelas Kontrol dan Kelas

Eksperimen

Pretes

Pembelajaran

Ekspositori

Problem Based Learning

Kesimpulan

Analisis Data

Pengumpulan Data

Postes

Perbaikan Instrumen

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/15177/6/S_MTK_0700319_chapter3.pdf · Idealnya, penelitian ... Akan tetapi, pengambilan sampel secara acak

28

F. Teknik Analisis Data

Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan

tes tertulis berupa tes kemampuan koneksi matematis. Data kuantitatif diperoleh

dari tes kemampuan koneksi matematis yang sebelumnya dilakukan penskoran

menggunakan Analytic Scoring Scale (Anen, 2012: 37) sebagaimana ditunjukkan

pada Tabel 3.4 berikut:

Tabel 3.4

Analytic Scoring Scale

Aspek Skor Uraian

Pemahaman

Soal

0 Tidak ada usaha memahami soal

1 Salah interpretasi soal secara keseluruhan

2 Salah interpretasi soal pada sebagain besar soal

3 Salah interpretasi soal pada sebagain kecil soal

4 Interpretasi soal benar seluruhnya

Penyelesaian

Soal

0 Tidak ada usaha

1 Perencanaan penyelesaian yang tidak sesuai

2 Sebagian prosedur benar, tetapi kebanyakan salah

3 Prosedur subtansial benar, tetapi masih terdapat

kesalahan

4 Prosedur penyelesaian tepat, tanpa ada kesalahan

aritmetika

Menjawab

Soal

0 Tanpa jawaban atau jawaban salah akibat prosedur

penyelesaian yang tidak tepat

1 Salah komputasi, tidak ada pernyataan jawaban,

pelabelan salah

2 Penyelesaian benar

Analisis data menggunakan uji statistik perbedaan dua rata-rata. Analisis

data tes dilakukan terhadap skor pretes, skor postes, dan indeks gain. Analisis

data-data tersebut dilakukan untuk mengetahui kemampuan koneksi matematis

siswa awal, kemampuan koneksi matematis siswa setelah perlakukan

pembelajaran, dan peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa kedua kelas.

Kemudian, data analisis diperlukan untuk menentukan apakah peningkatan

kemampuan koneksi matematis siswa yang pembelajarannya menggunakan

Problem-Based Learning lebih baik atau tidak daripada peningkatan kemampuan

koneksi matematis siswa yang menggunakan metode ekspositori.

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/15177/6/S_MTK_0700319_chapter3.pdf · Idealnya, penelitian ... Akan tetapi, pengambilan sampel secara acak

29

Analisis data hasil tes kemampuan koneksi matematis siswa dilakukan

secara kuantitatif dengan bantuan software IBM SPSS Statistics 17. Langkah-

langkah uji perbedaan dua rata-rata adalah sebagai berikut:

a. Uji normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menentukan apakah data yang diperoleh

berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Normalitas data diperlukan

sebagai syarat uji-uji statistik berikutnya, dalam hal ini untuk menentukan

pengujian perbedaan dua rata-rata yang akan diselidiki. Uji normalitas dilakukan

dengan uji Shapiro-Wilk dengan taraf signifikansi 5% jika sampel lebih dari 30

siswa. Hipotesis yang diuji adalah:

H0 : Data berdistribusi normal

H1 : Data berdistribusi tidak normal

Kriteria pengambilan keputusan adalah jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05,

maka H0 ditolak artinya bahwa data berdistribusi tidak normal, sebaliknya jika

nilai signifikansi lebih besar atau sama dengan 0,05, maka H0 diterima artinya

data berdistribusi normal.

Apabila data berdistribusi normal, maka selanjutnya akan dilakukan uji

homogenitas, sedangkan apabila salah satu atau keduanya berdistribusi tidak

normal, maka dilakukan uji ranking rata-rata menggunakan uji statistik non-

parametrik, yaitu dengan uji Mann-whitney.

b. Uji homogenitas

Uji homogenitas dilakukan jika data berdistribusi normal. Uji homogenitas

dilakukan untuk melihat apakah varians data homogen atau tidak. Untuk uji

homogenitas, digunakan uji Levene dengan taraf signifikansi 5%. Uji

homogenitas dilakukan terhadap skor kelas eksperimen ( ) dan skor kelas

kontrol ( ). Hipotesis ujinya sebagai berikut:

H0 : Varians data kedua kelompok homogen (

)

H1 : Varians data kedua kelompok tidak homogen (

)

Kriteria pengambilan keputusan adalah jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05,

maka H0 ditolak artinya bahwa data tidak homogen, sebaliknya jika nilai

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/15177/6/S_MTK_0700319_chapter3.pdf · Idealnya, penelitian ... Akan tetapi, pengambilan sampel secara acak

30

signifikansi lebih besar atau sama dengan 0,05, maka H0 diterima artinya data

homogen.

Apabila data berdistribusi normal dan homogen, uji perbedaan dua rata-

rata akan dilakukan dengan uji t (equal variances assumed), sedangkan apabila

data berdistribusi normal, tetapi tidak homogen, uji perbedaan dua rata-rata akan

dilakukan dengan uji t’ (equal variances not assumed)

c. Uji perbedaan dua rata-rata

Uji perbedaan dua rata-rata untuk data pretes, postes, atau indeks gain

yang normal dan homogen dilakukan dengan menggunakan uji t dengan taraf

signifikansi 5%. Uji perbedaan dua rata-rata untuk data pretes, postes, atau indeks

gain yang normal dan tidak homogen dilakukan dengan menggunakan uji

dengan taraf signifikansi 5%. Sementara, untuk data pretes, postes, atau indeks

gain yang tidak normal dilakukan uji ranking rata-rata menggunakan uji Mann-

Whitney dengan taraf signifikansi 5%.

Hipotesis uji untuk uji perbedaan rata-rata skor pretes kelas eksperimen

( ) dan rata-rata skor pretes kelas kontrol ( ) sebagai berikut:

H0 : Tidak terdapat perbedaan antara rata-rata skor pretes kelas

eksperimen dan kelas kontrol ( )

H1 : Terdapat perbedaan antara rata-rata skor pretes kelas

eksperimen dan kelas kontrol ( )

Kriteria pengambilan keputusan adalah jika nilai signifikansi lebih

kecil dari 0,05, maka H0 ditolak artinya bahwa terdapat perbedaan signifikan

antara rata-rata skor pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol, sebaliknya jika

nilai signifikansi lebih besar atau sama dengan 0,05, maka H0

diterima artinya bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antara rata-rata skor

pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/15177/6/S_MTK_0700319_chapter3.pdf · Idealnya, penelitian ... Akan tetapi, pengambilan sampel secara acak

31

Hipotesis uji untuk uji perbedaan rata-rata skor postes kelas eksperimen

( ) dan rata-rata skor postes kelas kontrol ( ) sebagai berikut:

H0 : Kemampuan koneksi matematis siswa yang pembelajarannya

menggunakan Problem-Based Learning sama dengan kemampuan koneksi

matematis siswa yang pembelajarannya menggunakan metode ekspositori

( ).

H1 : Kemampuan koneksi matematis siswa yang pembelajarannya

menggunakan Problem-Based Learning lebih baik daripada kemampuan

koneksi matematis siswa yang pembelajarannya menggunakan metode

ekspositori ( ).

Kriteria pengambilan keputusan adalah jika , maka H0 ditolak

artinya kemampuan koneksi matematis siswa yang pembelajarannya

menggunakan Problem-Based Learning lebih baik daripada kemampuan koneksi

matematis siswa yang pembelajarannya menggunakan metode ekspositori.

Sebaliknya, jika , maka H0 diterima artinya kemampuan koneksi

matematis siswa yang pembelajarannya menggunakan Problem-Based Learning

sama dengan kemampuan koneksi matematis siswa yang pembelajarannya

menggunakan metode ekspositori.

Hipotesis uji untuk uji perbedaan rata-rata indeks gain kelas eksperimen

( ) dan rata-rata indeks gain kelas kontrol ( ) sebagai berikut:

H0 : Peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa yang pembelajarannya

menggunakan Problem-Based Learning sama dengan peningkatan

kemampuan koneksi matematis siswa yang pembelajarannya

menggunakan metode ekspositori ( ).

H1 : Peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa yang pembelajarannya

menggunakan Problem-Based Learning lebih baik daripada peningkatan

kemampuan koneksi matematis siswa yang pembelajarannya

menggunakan metode ekspositori ( ).

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/15177/6/S_MTK_0700319_chapter3.pdf · Idealnya, penelitian ... Akan tetapi, pengambilan sampel secara acak

32

Kriteria pengambilan keputusan adalah jika , maka H0 ditolak

artinya peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa yang pembelajarannya

menggunakan Problem-Based Learning lebih baik daripada peningkatan

kemampuan koneksi matematis siswa yang pembelajarannya menggunakan

metode ekspositori, sebaliknya jika , maka H0 diterima artinya

peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa yang pembelajarannya melalui

Problem-Based Learning sama dengan peningkatan kemampuan koneksi

matematis siswa yang pembelajarannya menggunakan metode ekspositori.

Adapun skor peningkatan kemampuan koneksi matematis (indeks gain)

diperoleh dengan rumusan menurut Meltzer (Anen, 2012: 41) sebagai berikut:

Kategori menurut Hake (Anen, 2012 : 42) sebagai berikut:

g < 0,3 Rendah

0,30 g < 0,7 Sedang

g 0,7 Tinggi

Visualisasi resume pengolahan data pretes, postes, dan juga indeks gain

disajikan dalam bagan 3.2.

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/15177/6/S_MTK_0700319_chapter3.pdf · Idealnya, penelitian ... Akan tetapi, pengambilan sampel secara acak

33

Bagan 3.2

Alur Analisis Data

Homogen

DATA

Tidak

homogen

Tidak

normal

Normal

Uji

Normalitas

Uji Mann

Whitney

Uji

Homogenitas

Uji

Uji t

Terdapat perbedaan

rata-rata.

Tidak terdapat

perbedaan rata-rata.

Nilai signifikansi

Nilai signifikansi