bab iii metode penelitian a. metode dan desain...

19
Rahmadiantri, Elvira. 2014 PENGARUH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan SMA dengan melibatkan satu kelas. Kelas ini akan mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan scientific. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pembelajaran dengan pendekatan scientific dapat meningkatkan kemampuan koneksi matematis siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Pre- Experimental Design dengan pendekatan kuantitatif dengan rancangan One Group Pretest-Postes Design. Ruseffendi (1994: 32) menjelaskan bahwa “penelitian eksperimen adalah penelitian yang bertujuan untuk melihat sebab akibat yang kita lakukan terhadap variabel bebas, dan kita lihat hasilnya pada variabel terikat”. Sudjana (2004) juga memperkuat pendapat Ruseffendi menyatakan bahwa penelitian eksperimen adalah suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat. Pada penelitian hanya ada satu sampel, yaitu kelompok eksperimen yang melakukan pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan scientific. Kelompok ini diberikan pretest dan posttest, dengan menggunakan instrument tes yang sama. Desain yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan One Group Pretest-Postes Design. Secara sederhana dapat dilihat pada desain dibawah ini (Sugiyono, 2008:114). O 1 X O 2 Keterangan: O 1 : Nilai pretest X : Pembelajaran dengan pendekatan Scientific

Upload: vodan

Post on 04-May-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/15178/6/S_MTK_1005121_chapter3.pdfpembelajaran dan instrumen pengumpulan data yang disusun dalam bentuk

Rahmadiantri, Elvira. 2014 PENGARUH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan SMA dengan melibatkan satu kelas. Kelas

ini akan mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan scientific. Tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pembelajaran dengan

pendekatan scientific dapat meningkatkan kemampuan koneksi matematis

siswa.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Pre-

Experimental Design dengan pendekatan kuantitatif dengan rancangan

One Group Pretest-Postes Design. Ruseffendi (1994: 32) menjelaskan

bahwa “penelitian eksperimen adalah penelitian yang bertujuan untuk

melihat sebab akibat yang kita lakukan terhadap variabel bebas, dan kita

lihat hasilnya pada variabel terikat”. Sudjana (2004) juga memperkuat

pendapat Ruseffendi menyatakan bahwa penelitian eksperimen adalah

suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu

terhadap variabel lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat.

Pada penelitian hanya ada satu sampel, yaitu kelompok eksperimen

yang melakukan pembelajaran matematika dengan menggunakan

pendekatan scientific. Kelompok ini diberikan pretest dan posttest, dengan

menggunakan instrument tes yang sama. Desain yang digunakan dalam

penelitian ini menggunakan One Group Pretest-Postes Design. Secara

sederhana dapat dilihat pada desain dibawah ini (Sugiyono, 2008:114).

O1 X O2

Keterangan:

O1 : Nilai pretest

X : Pembelajaran dengan pendekatan Scientific

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/15178/6/S_MTK_1005121_chapter3.pdfpembelajaran dan instrumen pengumpulan data yang disusun dalam bentuk

15

O2 : Nilai postest

B. Populasi dan Sampel

Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas X di salah satu SMA

negeri di Bandung, yang terletak di pinggir jalan dekat dengan stasiun

kereta api Bandung. Alasan diambilnya siswa SMA sebagai populasi

adalah dalam tahapan-tahap perkembangan Piaget (Ruseffendi, 1994:149)

usia siswa SMA awal merupakan tahap berpikir formal. Sementara

sampelnya adalah siswa kelas X SMA tersebut sebanyak satu kelas.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

teknik purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu (Sugiyono,2008).

C. Instrumen Penelitian

Untuk mendapatkan data serta informasi yang lengkap mengenai

hal-hal yg akan dikaji dalam penelitian ini maka dirancanglah seperangkat

instrumen. Adapun instrumen yang digunakan yaitu instrumen

pembelajaran dan instrumen pengumpulan data yang disusun dalam bentuk

tes kemampuan koneksi dan angket yang dijawab oleh responden secara

tertulis

1. Instrumen Pembelajaran

Instrumen pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini

terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar

Kegiatan Kelompok (LKK).

2. Instrumen Pengumpulan data

Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini dikelompokkan

sebagai instrumen tes dan non-tes, dengan penjelasan sebagai berikut

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/15178/6/S_MTK_1005121_chapter3.pdfpembelajaran dan instrumen pengumpulan data yang disusun dalam bentuk

16

a. Instrumen Tes Kemampuan Koneksi Matematis

Tes kemampuan koneksi matematis siswa merupakan

instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan kognisi

siswa dari masalah yang diberikan. Tes ini disusun berdasarkan

rumusan indikator kemampuan koneksi matematis yang dilakukan

tertulis oleh responden dalam bentuk uraian. Soal uraian yang

diberikan kepada responden agar peneliti dapat mengetahui proses

pengerjaan soal oleh siswa sehingga dapat diketahui apakah siswa

sudah mampu memecahkan suatu masalah matematik atau belum.

Tes kemampuan koneksi matematis ini terdiri dari pretes dan

postes. Pretes dilakukan untuk mengukur kemampuan awal siswa,

sementara itu postes dilakukan setelah pembelajaran dilakukan,

untuk mengetahui kemampuan akhir siswa.

Sebelum penelitian ini dilakukan, instrumen diujicobakan

terlebih dahulu, supaya alat evaluasi yang digunakan dalam

penelitian ini berkualitas baik, dan kita akan meninjaunya dari

validitas, reliabilitas, indeks kesukaran, dan daya pembeda dari

instrumen tersebut yang dijelaskan sebagai berikut:

1) Analisis terhadap validitas butir soal

Suatu alat evaluasi disebut valid (absah) apabila alat

tersebut mampu mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi.

Validitas atau keabsahan alat evaluasi tergantung pada ketepatan

alat evaluasi dalam menjalankan fungsinya. Secara umum dapat

dikatakan bahwa suatu alat untuk mengevaluasi karekteristik X

valid apabila yang dievaluasi itu karakteristik X pula. Alat

evaluasi yang valid untuk suatu tujuan tertentu belum tentu

valid untuk tujuan yang lain. Dengan kata lain, validitas suatu

alat evaluasi harus ditinjau dari karakteristik tertentu.

Oleh karena itu, suatu instrumen dikatakan valid apabila

dapat memberikan gambaran tentang data secara benar sesuai

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/15178/6/S_MTK_1005121_chapter3.pdfpembelajaran dan instrumen pengumpulan data yang disusun dalam bentuk

17

dengan keadaan sesungguhnya dan tes tersebut dapat tepat

mengukur apa yang hendak diukur. Untuk mendapatkan

validitas butir soal bisa digunakan rumus Product Moment

Pearson (Suherman dan Kusumah, 1990: 154), yaitu:

∑ (∑ )(∑ )

√( ∑ (∑ ) )( ∑ (∑ ) )

Keterangan:

= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y.

X = skor siswa pada tiap butir soal.

Y = skor total tiap siswa.

N = Jumlah siswa.

Hasil perhitungan koefisien korelasi diinterpretasikan

dengan menggunakan kriterian pengklasifikasian dari Guilford

(Suherman dan Kusumah, 1990: 154), yaitu:

Tabel 3.1

Klasifikasi Koefisien Validitas

Koefisien Validitas Interpretasi

Korelasi sangat tinggi (sangat baik)

Korelasi tinggi (baik)

Korelasi sedang (cukup)

Korelasi rendah (kurang)

Korelasi sangat rendah, dan

Tidak valid

Berdasarkan hasil perhitungan dengan bantuan anates,

diperoleh validitas dari tiap butir soal yang disajikan pada tabel

berikut:

Tabel 3.2

Validitas Butir Soal

No. Soal Koef. Kriteria Sign.

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/15178/6/S_MTK_1005121_chapter3.pdfpembelajaran dan instrumen pengumpulan data yang disusun dalam bentuk

18

1

2

3

4

5

0,69

0,89

0,89

0,84

0,63

Sedang

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Sedang

Signifikan

Sangat signifikan

Sangat signifikan

Sangat signifikan

Signifikan

2) Analisis terhadap reliabilitas soal

Reliabilitas suatu alat evaluasi dimaksudkan sebagai

suatu alat yang memberikan hasil yang tetap sama (relatif sama)

jika pengukurannya diberikan pada subjek yang sama meskipun

dilakukan oleh orang yang berbeda, waktu yang berbeda, dan

tempat yang berbeda pula. Alat evaluasi yang reabilitasnya

tinggi disebut alat evaluasi yang reliabel. Suatu alat evaluasi (tes

dan non tes) disebut reliabel apabila hasil evaluasi tersebut

relatif tetap jika digunakan untuk subjek yang sama. Relatif

tetap di sini dimaksudkan tidak tepat sama, tetapi mengalami

perubahan yang tak berarti (tidak signifikan) dan bisa diabaikan.

Perubahan hasil evaluasi ini disebabkan adanya unsur

pengalaman dari peserta tes dan kondisi lainnya. Rumus yang

digunakan untuk mencari koefisien reliabilitas bentuk uraian

dikenal dengan rumus Alpha (Suherman dan Kusumah, 1990:

194), yaitu:

(

) (

)

Keterangan:

= koefisien reliabilitas.

= banyak butir soal (item)

∑ = jumlah varians skor tiap item.

= varians skor total.

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/15178/6/S_MTK_1005121_chapter3.pdfpembelajaran dan instrumen pengumpulan data yang disusun dalam bentuk

19

Untuk koefisien reliabilitas yang menyatakan derajat

keterandalan alat evaluasi, dinyatakan dengan r11. Tolok ukur

untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas alat evaluasi dapat

digunakan tolok ukur sebagai berikut:

Tabel 3.3

Klasifikasi Koefisien Reliabilitas

Koefisien Reliabilitas Interpretasi

Derajat reliabilitas sangat rendah

Derajat reliabilitas rendah

Derajat reliabilitas sedang

Derajat reliabilitas tinggi

Derajat reliabilitas sangat tinggi

Berdasarkan hasil perhitungan dengan bantuan anates, diperoleh

koefisien reliabilitas sebesar 0,86. Hal ini menunjukkan bahwa

derajat reliabilitas tergolong sangat tinggi.

3) Analisis terhadap indeks/tingkat kesukaran (IK) soal

Suatu hasil dari alat evaluasi dikatakan baik jika

menghasilkan skor atau nilai yang membentuk distribusi normal,

jika soal tersebut terlalu sukar, maka frekuensi distribusi yang

paling banyak terletak pada skor yang rendah karena sebagian

besar mendapat nilai jelek. Sebaiknya jika soal yang diberikan

terlalu mudah, maka frekuensi distribusi yang paling banyak pada

skor yang tinggi, karena sebagian besar siswa mendapat nilai

baik.

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/15178/6/S_MTK_1005121_chapter3.pdfpembelajaran dan instrumen pengumpulan data yang disusun dalam bentuk

20

Indeks Kesukaran adalah suatu bilangan yang menyatakan

derajat kesukaran suatu butir soal (Suherman dan Kusumah,

1990: 212). Bilangan tersebut adalah bilangan real pada interval

(kontinum) mulai dari 0,00 sampai dengan 1,00. Soal dengan

indeks kesukaran mendekati 0,00 berarti butir soal tersebut terlalu

sukar, sebaliknya soal dengan indeks kesukaran mendekati 1,00

berarti soal tersebut semakin mudah. Rumus yang digunakan

untuk menentukan indeks kesukaran soal bentuk uraian

(Suherman dan Kusumah, 1990: 213), yaitu:

Keterangan:

IK = Indeks Kesukaran.

= jumlah skor kelompok atas.

= jumlah skor kelompok bawah.

= jumlah skor ideal kelompok atas.

= jumlah skor ideal kelompok bawah.

Hasil perhitungan taraf kesukaran, kemudian

diinterpretasikan dengan kriteria seperti yang diungkapkan oleh

Suherman dan Kusumah (1990) seperti tercantum dalam tabel

berikut.

Tabel 3.4

Kriteria Tingkat Kesukaran

Tingkat Kesukaran Interpretasi

Soal terlalu sukar

Soal sukar

Soal sedang

Soal mudah

Soal terlalu mudah

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/15178/6/S_MTK_1005121_chapter3.pdfpembelajaran dan instrumen pengumpulan data yang disusun dalam bentuk

21

Berdasarkan hasil perhitungan dengan bantuan anates, diperoleh

nilai indeks kesukaran tiap butir soal yang disajikan dalam tabel

berikut:

Tabel 3.5

Indeks Kesukaran Butir Soal

No. Soal Koefisien Kriteria

1

2

3

4

5

0,67

0,58

0,65

0,49

0,57

Sedang

Sedang

Sedang

Sedang

Sedang

4) Analisis terhadap daya pembeda soal

Daya pembeda (DP) dari suatu butir soal menyatakan

seberapa jauh kemampuan butir soal tersebut mampu

membedakan antara testi yang mengetahui jawabannya dengan

benar dengan testi yang tidak dapat menjawab soal tersebut

(atau testi yang menjawab salah). Dengan kata lain, daya

pembeda sebuah butir soal adalah kemampuan butir soal itu

untuk membedakan antara siswa yang pandai atau

berkemampuan tinggi dengan siswa berkemampuan rendah.

Rumus yang digunakan untuk menentukan daya pembeda soal

bentuk uraian adalah:

Keterangan:

DP = Daya Pembeda.

= jumlah skor kelompok atas.

= jumlah skor kelompok bawah.

= jumlah skor ideal kelompok atas.

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/15178/6/S_MTK_1005121_chapter3.pdfpembelajaran dan instrumen pengumpulan data yang disusun dalam bentuk

22

Hasil perhitungan daya pembeda, kemudian

diinterpretasikan dengan kriteria seperti yang diungkapkan oleh

Suherman dan Kusumah (1990), yaitu:

Tabel 3.6

Kriteria Daya Pembeda

Daya Pembeda Interpretasi

Soal sangat jelek

Soal jelek

Soal cukup

Soal baik

Soal sangat baik

Berdasarkan hasil perhitungan dengan bantuan anates, diperoleh

nilai daya pembeda tiap butir soal yang disajikan dalam tabel

berikut:

Tabel 3.7

Daya Pembeda Butir Soal

No. Soal Koef. Kriteria

1

2

3

4

5

0,46

0,82

0,70

0,90

0,55

Baik

Sangat baik

Baik

Sangat baik

Baik

Berikut adalah rekapitulasi olah data hasil uji coba

instrument menggunakan software Anates yang meliputi validitas

butir soal, reliabilitas, daya pembeda dan indeks kesukaran.

Tabel 3.8

Rekapitulasi Analisis Butis Soal

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/15178/6/S_MTK_1005121_chapter3.pdfpembelajaran dan instrumen pengumpulan data yang disusun dalam bentuk

23

Reliabilitas Tes : 0,86

Interpretasi : Sangat tinggi

No.

Soal

Validitas Indeks

Kesukaran

Daya Pembeda Keterangan

Koef. Kriteria Sign. Koef. Kriteria Koef. Kriteria

1

2

3

4

5

0,69

0,89

0,89

0,84

0,63

Sedang

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Sedang

Signifikan

Sangat signifikan

Sangat signifikan

Sangat signifikan

Signifikan

0,67

0,58

0,65

0,49

0,57

Sedang

Sedang

Sedang

Sedang

Sedang

0,46

0,82

0,70

0,90

0,55

Baik

Sangat baik

Baik

Sangat baik

Baik

Digunakan

Digunakan

Digunakan

Digunakan

Digunakan

Instrumen soal seluruhnya berjumlah 5 butir soal.

Berdasarkan hasil pengolahan data tersebut, maka instrumen yang

digunakan adalah seluruhnya karena memenuhi syarat sebagai

instrumen penelitian.

b. Instrumen Non-test

Instrumen non-tes digunakan untuk mengumpulkan data

penelitian yang tidak bisa diperoleh dari instrumen tes. Misalnya

data respon siswa terhadap pembelajaran, keadaan kelas saat

berlangusngnya pembelajaran, pendapat siswa terhadap

pembelajaran, dan situasi kelas lainnya. Instrumen non-test yang

digunakan dalam penelitian ini adalah angket

Angket atau instrumen non tes ini dibuat untuk menentukan

skala sikap siswa terhadap pembelajaran dengan pendekatan

scientific untuk meningkatkan kemampuan koneksi matematis

siswa.

Memberikan skor untuk pengolahan data angket

menggunakan tes skala Likert. Untuk pernyataan positif SS, S, TS,

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/15178/6/S_MTK_1005121_chapter3.pdfpembelajaran dan instrumen pengumpulan data yang disusun dalam bentuk

24

STS diberi skor berturut-turut 5, 4, 2, 1. Untuk pernyataan negatif

SS, S, TS, STS diberi skor berturut-turut 1, 2, 4, 5. Setiap

pernyataan dalam angket respon siswa kemudian dihitung

berdasarkan skor skala Likert (Suherman,2003) pada tabel

dibawah ini.

Tabel 3.9

Skor Skala Likert

Pernyataan SS S TS STS

Positif 5 4 2 1

Negatif 1 2 4 5

Keterangan:

SS = Sangat Setuju

TS = Tidak Setuju

S = Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

c. Lembar Observasi

Lembar observasi berisi acuan yang harus diisi oleh

pengamat tentang aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan

pembelajaran dengan pendekatan scientific. Hal tersebut dibuat

untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana

dan tujuan penelitian. Lembar observasi yang digunakan dalam

penelitian ini terdiri dari dua jenis yaitu lembar observasi untuk

mengamati aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran dan

lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa selama proses

pembelajaran berlangsung.

D. Prosedur Penelitian

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/15178/6/S_MTK_1005121_chapter3.pdfpembelajaran dan instrumen pengumpulan data yang disusun dalam bentuk

25

Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini dibagi ke dalam tiga

tahapan kegiatan sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah sebagai berikut:

a. Menentukan topik permasalahan.

b. Membuat proposal.

c. Melakukan seminar proposal.

d. Membuat instrument penelitian.

e. Mengurus perizinan ke skolah yang akan dijadikan tempat

penelitian yaitu SMAN 6 Bandung.

f. Menguji instrument penelitian.

g. Menganalisis hasil uji coba intrumen.

h. Membuat RPP, LKK dan instrument penelitian.

i. Mngkonsultasikan RPP, LKK dan instrument penelitian ke dosen

pembimbing.

2. Tahap Pelaksanaan

Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam tahap ini, sebagai

berikut.

a. Menentukan kelas yang akan dijadikan sampel dalam penelitian

yaitu kelas X MIA 7.

b. Melaksanakan pretes.

c. Melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan scientific pada

kelas eksperimen.

d. Melaksanakan observasi.

e. Memberikan angket skala sikap.

f. Melaksanakan postes.

3. Tahap Analisis data

a. Mengumpulkan data hasil tes tertulis, angket dan lembar observasi;

b. Mengolah dan menganalisis data secara statistik;

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/15178/6/S_MTK_1005121_chapter3.pdfpembelajaran dan instrumen pengumpulan data yang disusun dalam bentuk

26

4. Tahap Penyusunan Laporan

Setelah penelitian dan analisis data selesai, dilakukan

penyususnan laporan. Hasil data yang telah diolah dan dianalisis

kemudian melakukan bimbingan serta merevisi hasil laporan setelah

melakukan bimbingan.

E. Teknik Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian tebagi menjadi dua bagian,

yaitu data yang bersifat kuantitatif dan data yang bersifat kualitatif.

Adapun teknik pengolahan datanya adalah sebagai berikut:

1. Analisis Data Kuantitatif

Data kuantitatif meliputi data hasil pre-test dan post-test serta data

indeks gain.

a. Analisis data pre-test dan post-test

Analisis data pre-test dan post-test digunakan untuk

mengetahui apakah terjadi peningkatan hasil belajar siswa antara

sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Untuk mempermudah dalam

melakukan pengolahan data, semua pengujian statistik pada penelitian

ini dilakukan dengan menggunakan softwere SPSS 18.0. Adapun

urutan langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut:

1) Deskriptif Statistik

Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

gambaran mengenai data yang diperoleh. Adapun data deskriptif

yang dihitung adalah nilai maksismu, nilai minimum, jumlah

siswa dan rata-rata.

2) Uji Normalitas

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah data dari

kelompok sampel berdistribusi normal atau tidak. Untuk

menghitung normalitas distribusi kelompok sampel digunakan uji

Shapirov - Wilk. Dengan menggunakan taraf signifikansi 5%.

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/15178/6/S_MTK_1005121_chapter3.pdfpembelajaran dan instrumen pengumpulan data yang disusun dalam bentuk

27

Perumusan hipotesis yang digunakan pada uji normalitas adalah

sebagai berikut.

H0 : Data skor (pretes atau postes) berasal dari populasi yang

berdistribusi normal

H1 : Data skor (pretes atau postes) berasal dari populasi yang

tidak berdistribusi normal

Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:

(a) Jika signifikansi pengujiannya 0,05, maka H0 diterima.

(b) Jika signifikansi pengujiannya < 0,05, maka H0 ditolak

3) Uji Statistika Nonparametrik

Apabila salah satu atau kedua data tidak memenuhi

asumsi normalitas, pengujiannya menggunakan uji statistika

nonparametric Wilcoxon.

Perumusan hipotesis yang digunakan adalah sebagai

berikut:

H0 : Peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa sesudah

diberi pembelajaran dengan pendekatan scientific tidak

berbeda dengan sebelum diberi pembelajaran dengan

pendekatan scientific.

H1 : Peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa sesudah

diberi pembelajaran dengan pendekatan scientific lebih

baik daripada sebelum diberi pembelajaran dengan

pendekatan scientific.

Taraf signifikansi yang digunakan adalah 5%. Karena

pada hipotesis digunakan 1 tailed, maka kriteria pengujiannya

adalah sebagai berikut:

(1) Jika maka H0 ditolak.

(2) Jika maka H0 diterima.

4) Uji Perbedaan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/15178/6/S_MTK_1005121_chapter3.pdfpembelajaran dan instrumen pengumpulan data yang disusun dalam bentuk

28

Uji perbedaan kemampuan koneksi matematis siswa

bertujuan untuk mengetahui apakah kelas memiliki kemampuan

koneksi yang berbeda dan lebih tinggi sesudah diberikannya

pembelajaran dengan pendekatan scientific. Perumusan hipotesis

yang digunakan adalah sebagai berikut:

H0 : Peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa sesudah

diberi pembelajaran dengan pendekatan scientific tidak

berbeda dengan sebelum diberi pembelajaran dengan

pendekatan scientific.

H1 : Peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa sesudah

diberi pembelajaran dengan pendekatan scientific lebih

baik daripada sebelum diberi pembelajaran dengan

pendekatan scientific.

Taraf signifikansi yang digunakan adalah 5%. Karena

pada hipotesis digunakan 1 tailed, maka kriteria pengujiannya

adalah sebagai berikut:

(1) Jika maka H0 ditolak.

(2) Jika maka H0 diterima.

b) Analisis Indeks Gain

Menghitung peningkatan kompetensi yang tejadi sebelum

dan sesudah pembelajaran menggunakan rumus indeks gain yang

dikembangkan oleh Hake (Meltzer, 2002), yaitu :

( )

Hasil perhitungan gain ternormalisasi kemudian

diinterpretasikan dengan menggunakan klasifikasi yang dinyatakan

oleh Hake (1999) sebagai berikut:

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/15178/6/S_MTK_1005121_chapter3.pdfpembelajaran dan instrumen pengumpulan data yang disusun dalam bentuk

29

Tabel 3.0

Klasifikasi Indeks Gain

c) Analisis Effect Size (Ukuran Pengaruh)

Menurut Olejnik dan Algina (dalam Santoso,2010), effect size

adalah ukuran mengenai besarnya efek suatu variable pada variable

lain, besarnya perbedaan maupun hubungan, yang bebas dari

pengaruh besarnya sampel.

Menghitung effect size menggunakan rumus Cohen’s sebagai

berikut :

(Thalheimer, dalam Ariawan :2013)

dengan

(Minium,E.,dkk:1993)

Keterangan:

: rerata skor postes

: rerata skor pretes

: effect size

: simpangan baku pretes

: simpangan baku postes

: koefisien korelasi

Hasil perhitungan effect size diinterpretasikan dengan

menggunakan klasifikasi menurut Cohen (Becker,2000), yaitu:

Besarnya Gain ( ) Interpretasi

Tinggi

Sedang

Rendah

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/15178/6/S_MTK_1005121_chapter3.pdfpembelajaran dan instrumen pengumpulan data yang disusun dalam bentuk

30

Tabel 3.11

Klasifikasi Effect Size

d Interpretasi

Besar

Sedang

Kecil

2. Analisis Data Kualitatif

Analisis data kualitatif terdiri atas analisis data hasil observasi

dan hasil angket.

a. Angket

Angket diberikan kepada siswa untuk mengetahui sikap

siswa terhadap pembelajaran dengan pendekatan scientific. Angket

pada penelitian ini terdiri dari dua buah kelompok pernyataan, yaitu

pernyataan positif dan pernyataan negative. Indicator angket terdiri

dari dua indicator, yaitu menunjukkan kesukaan siswa terhadap

pembelajaran matematika dengan pendekatan scientific dan

manfaat mengikuti pembelajaran matematika dengan pendekatan

scientific.

Setiap pernyataan dalam anket skala Likert memiliki skor

berbeda, kategori angket skala Likert (Suherman,2003) adalah

sebagai berikut:

Tabel 3.12

Kategori Skor Angket Skala Liket

Jenis

Pernyataan

Skor

SS S TS STS

Positif 5 4 2 1

Negatif 1 2 4 5

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/15178/6/S_MTK_1005121_chapter3.pdfpembelajaran dan instrumen pengumpulan data yang disusun dalam bentuk

31

Skor dihitung dengan cara menjumlahkan bobot skor setiap

pernyataan dari alternative jawaban yang dipilih. Kemudian data

dipersentasekan dengan menggunakan rumus perhitungan

persentase sebagai berikut.

Keterangan :

P = persentase jawaban

f = frekuensi jawaban

n = banyak responden

Setelah itu dilakukan penafsiran dengan menggunakan kriteria

Kuntjaraningrat (Yulianti,2011) sebagai berikut:

Tabel 3.13

Interpretasi Persentase Angket

Besar Persentase Interpretasi

%0 Tak seorangpun

Sebagian kecil

25%-49% Hampir setengahnya

50% Setengahnya

51-74% Sebagian besar

75%-99% Hampir seluruhnya

100% Seluruhnya

Sebelum melakukan penafsiran, terlebih dahulu data yang

diperoleh dihitung skornya dengan menjumlahkan bobot skor

setiap pernyataan dari alternatif jawaban yang dipilih dan dirata-

ratakan (Suherman,2003).

Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:

(1) Jika maka dipandang positif.

(2) Jika maka dapat dipandang negative.

Page 19: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/15178/6/S_MTK_1005121_chapter3.pdfpembelajaran dan instrumen pengumpulan data yang disusun dalam bentuk

32

b. Lembar Observasi

Data hasil observasi merupakan data pendukung dalam

penelitian ini yang bermaksud untuk mengetahui sikap guru dan

siswa terhadap pendekatan scientific.