bab iii metode penelitian a. metode dan desain...

20
32 Devi Sri Novianti, 2012 Pembelajaran IPA Terpadu Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Penguasaan Konsep Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi experiment) yang mempunyai ciri khas mengenai keadaan praktis suatu objek, yang didalamnya tidak mungkin untuk mengontrol semua variabel yang relevan kecuali beberapa dari variabel-variabel tersebut (Luhut Panggabean, 1996). Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas (independen) dan variabel terikat (dependen). Menurut Sugiyono (2002: 3), variabel bebas yaitu variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel terikat. Sedangkan variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran IPA terpadu berbasis masalah, sedangkan yang menjadi variabel terikatnya adalah kemampuan pemecahan masalah dan penguasaan konsep. Penelitian dilaksanakan hanya pada satu kelompok siswa (kelas eksperimen) tanpa ada kelompok pembanding (kelas kontrol). Metode ini digunakan karena penelitian bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan penguasaan konsep siswa setelah diterapkan pembelajaran IPA terpadu berbasis masalah. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah time series design yang diilustrasikan oleh Tabel 3.1.

Upload: hahuong

Post on 22-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/8339/4/t_ipa_1004700_chapter3.pdfPembelajaran IPA Terpadu Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan

32

Devi Sri Novianti, 2012 Pembelajaran IPA Terpadu Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan

Pemecahan Masalah Dan Penguasaan Konsep Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu

(quasi experiment) yang mempunyai ciri khas mengenai keadaan praktis suatu

objek, yang didalamnya tidak mungkin untuk mengontrol semua variabel yang

relevan kecuali beberapa dari variabel-variabel tersebut (Luhut Panggabean,

1996). Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas (independen) dan

variabel terikat (dependen). Menurut Sugiyono (2002: 3), variabel bebas yaitu

variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel terikat.

Sedangkan variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel bebas dalam penelitian ini

adalah pembelajaran IPA terpadu berbasis masalah, sedangkan yang menjadi

variabel terikatnya adalah kemampuan pemecahan masalah dan penguasaan

konsep.

Penelitian dilaksanakan hanya pada satu kelompok siswa (kelas

eksperimen) tanpa ada kelompok pembanding (kelas kontrol). Metode ini

digunakan karena penelitian bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan

pemecahan masalah dan penguasaan konsep siswa setelah diterapkan

pembelajaran IPA terpadu berbasis masalah. Desain penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini adalah time series design yang diilustrasikan oleh Tabel 3.1.

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/8339/4/t_ipa_1004700_chapter3.pdfPembelajaran IPA Terpadu Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan

33

Devi Sri Novianti, 2012 Pembelajaran IPA Terpadu Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan

Pemecahan Masalah Dan Penguasaan Konsep Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.1

Desain Penelitian Time Series Design

Kelompok Pretest Treatment Posttest

Eksperimen

O11O21

X

O11O21

O12O22 O12O22

O13O23 O13O23

Keterangan:

O11 : Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Seri I

O21 : Tes Penguasaan Konsep Seri I

O12 : Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Seri II

O22 : Tes Penguasaan Konsep Seri II

O13 : Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Seri III

O23 : Tes Penguasaan Konsep Seri III

X : Perlakuan (treatment)

Dalam penelitian ini, sampel penelitian akan diberi perlakuan (treatment)

yaitu berupa penerapan pembelajaran IPA terpadu berbasis masalah sebanyak tiga

seri pembelajaran. Pelaksanaan tes awal (pretest) untuk seluruh seri pembelajaran

dilakukan di awal, dengan alasan untuk mengetahui kemampuan awal siswa

dalam kemampuan pemecahan masalah dan penguasaan konsep. Kemudian

diberikan perlakuan berupa penerapan pembelajaran, dan diberi tes akhir

(posttest) setiap seri supaya lebih terukur pengaruh dari perlakuan terhadap

variabel yang diteliti.

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa SMP kelas VIII di

salah satu sekolah di Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat.

Sampel dalam penelitian ini adalah satu kelas siswa kelas VIII. Penentuan sampel

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/8339/4/t_ipa_1004700_chapter3.pdfPembelajaran IPA Terpadu Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan

34

Devi Sri Novianti, 2012 Pembelajaran IPA Terpadu Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan

Pemecahan Masalah Dan Penguasaan Konsep Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dilakukan secara purposive sampling dengan pertimbangan yaitu sampel diberikan

atas saran guru dan nilai siswa di kelas tersebut lebih rendah dibanding dengan

kelas lainnya. Hal itu mengindikasikan penguasaan konsep siswa masih rendah.

Sehingga diharapkan setelah diberikan perlakuan, kemampuan siswa dalam

memecahkan masalah meningkat dan berdampak lebih baik pula pada penguasaan

konsep siswa.

C. Instrumen Penelitian

1. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah (TKPM)

Bentuk TKPM yang digunakan pada penelitian ini adalah essay sebanyak

dua soal setiap serinya, dengan lima indikator kemampuan pemecahan masalah

yang diteliti. Soal TKPM yang digunakan pada pretest dan posttest adalah sama

dengan anggapan bahwa peningkatan kemampuan pemecahan masalah akan

benar-benar dilihat dan diukur dengan soal yang sama.

Konsultasi dengan pembimbing dan beberapa dosen ahli dilakukan untuk

mendapatkan validitas isi. Aspek yang ditelaah meliputi kesesuaian indikator

kemampuan pemecahan masalah dengan butir soal, aspek bahasa, dan materi.

2. Tes Penguasaan Konsep (TPK)

Bentuk TPK yang digunakan pada penelitian ini adalah pilihan ganda

dengan empat pilihan sebanyak sepuluh soal setiap serinya sesuai dengan

indikator pembelajaran yang hendak dicapai. Soal TPK yang digunakan pada

pretest dan posttest adalah sama dengan anggapan bahwa peningkatan

penguasanan konsep akan benar-benar dilihat dan diukur dengan soal yang sama.

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/8339/4/t_ipa_1004700_chapter3.pdfPembelajaran IPA Terpadu Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan

35

Devi Sri Novianti, 2012 Pembelajaran IPA Terpadu Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan

Pemecahan Masalah Dan Penguasaan Konsep Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Perancangan butir soal tes penguasaan konsep berpedoman pada

taksonomi Bloom yang telah direvisi meliputi jenjang kognitif mengingat (C1),

memahami (C2), mengaplikasikan (C3), dan menganalisis (C4). Konsultasi dengan

pembimbing dan beberapa dosen ahli dilakukan untuk mendapatkan validitas isi.

Aspek yang ditelaah meliputi kesesuaian indikator penguasaan konsep dengan

butir soal, aspek bahasa, dan aspek materi.

3. Lembar Observasi Pembelajaran

Lembar observasi pembelajaran digunakan untuk mengetahui

keterlaksanaan model pembelajaran yang diterapkan, yaitu untuk mengamati

sejauh mana tahapan pembelajaran IPA terpadu berbasis masalah yang telah

direncanakan terlaksana dalam pembelajaran. Instrumen lembar observasi dalam

penelitian ini terbagi dua yaitu lembar observasi aktivitas guru dan lembar

observasi aktivitas siswa. Lembar observasi aktivitas guru digunakan untuk

mengamati aktivitas guru selama pembelajaran. Sedangkan lembar observasi

aktivitas siswa digunakan untuk mengamati aktivitas siswa pada saat

pembelajaran. Observasi yang dilakukan adalah observasi terstruktur dengan

menggunakan lembar daftar cek. Sebelum instrumen tersebut digunakan, terlebih

dahulu dikonsultasikan dengan pembimbing.

4. Angket

Angket digunakan untuk memperoleh data mengenai tanggapan siswa dan

guru terhadap pembelajaran IPA terpadu berbasis masalah yang diterapkan dalam

penelitian ini. Angket siswa bertujuan untuk mengungkap beberapa hal meliputi:

a) tahapan–tahapan dalam model pembelajaran berbasis masalah menjadikan

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/8339/4/t_ipa_1004700_chapter3.pdfPembelajaran IPA Terpadu Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan

36

Devi Sri Novianti, 2012 Pembelajaran IPA Terpadu Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan

Pemecahan Masalah Dan Penguasaan Konsep Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

siswa lebih aktif dan pembelajaran lebih menyenangkan; b) pembelajaran berbasis

masalah melatih siswa dalam mengkomunikasikan materi pelajaran; c)

pembelajaran berbasis masalah dapat memudahkan siswa memahami konsep.; d)

pembelajaran berbasis masalah dapat melatih kemampuan pemecahan masalah

siswa; dan e) materi pembelajaran IPA terpadu memudahkan dalam mengaitkan

suatu konsep.

Angket tanggapan guru diberikan kepada guru IPA yang kelasnya dipakai

sebagai kelas penelitian. Angket guru bertujuan untuk mengetahui: a) tahapan

dalam pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan ketertarikan dan

keaktifan siswa dalam pembelajaran; b) perlunya persiapan guru dalam penerapan

pembelajaran IPA terpadu berbasis masalah; c) tahapan pembelajaran berbasis

masalah memfasilitasi lebih baik dalam penguasaan konsep; d) tahapan

pembelajaran berbasis masalah memfasilitasi siswa dalam melatih kemampuan

pemecahan masalah; dan e) pembelajaran IPA terpadu menjadikan suatu konsep

lebih bermakna.

Guru dan setiap siswa diminta untuk menjawab pernyataan dengan

jawaban sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), atau sangat tidak setuju

(STS). Pengkonversian dengan menggunakan skala Likert dengan anggapan

bahwa skala tersebut dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan

persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai variabel penelitian

(Sugiyono, 2012: 134). Kemudian jawabannya akan dikonversi menggunakan 4

titik skala Likert. Untuk pertanyaan positif maka dikaitkan dengan nilai SS = 4, S

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/8339/4/t_ipa_1004700_chapter3.pdfPembelajaran IPA Terpadu Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan

37

Devi Sri Novianti, 2012 Pembelajaran IPA Terpadu Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan

Pemecahan Masalah Dan Penguasaan Konsep Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

= 3, TS = 2 dan STS = 1 dan sebaliknya untuk pertanyaan negatif maka dikaitkan

dengan nilai SS = 1, S = 2, TS = 3 dan STS = 4 (Sugiyono, 2012: 135).

Skor dari setiap pernyataan akan dijumlahkan, kemudian dirata-ratakan

dan dinyatakan dalam bentuk persentase pencapaian terhadap skor maksimum.

Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui persentase tanggapan siswa dan

guru terhadap pembelajaran dengan pembelajaran IPA terpadu berbasis masalah

pada tema pengaruh energi dalam kehidupan. Sebelum instrumen tersebut

digunakan, terlebih dahulu dikonsultasikan dengan pembimbing.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam lima tahap, yaitu:

1. Tahap Persiapan

a. Studi pendahuluan dilakukan untuk mengetahui kegiatan pembelajaran, hasil

belajar siswa yang diperoleh dari guru dalam buku nilai, dan kendala yang

dihadapi guru dan siswa di sekolah. Studi pendahuluan ini dilaksanakan

dengan cara mengamati pembelajaran, sarana dan prasarana pendukung

pembelajaran, dan menganalisis hasil belajar siswa.

b. Studi literatur dilakukan untuk mencari teori-teori yang berkaitan dengan

pembelajaran IPA Terpadu, Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM),

kemampuan pemecahan masalah, dan penguasaan konsep. Studi ini juga

dilakukan untuk mengkaji temuan-temuan penelitian sebelumnya. Selain itu,

mengkaji Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) untuk

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/8339/4/t_ipa_1004700_chapter3.pdfPembelajaran IPA Terpadu Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan

38

Devi Sri Novianti, 2012 Pembelajaran IPA Terpadu Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan

Pemecahan Masalah Dan Penguasaan Konsep Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kemudian dipergunakan dalam penyusunan indikator-indikator pembelajaran

dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

c. Penyusunan RPP serta penyusunan instrumen TKPM dan TPK. Pembuatan

RPP ini mengacu pada SK, KD dan indikator yang ingin diteliti.

d. Pertimbangan (judgment) dosen pembimbing dan beberapa dosen ahli

terhadap instrumen TKPM dan TPK.

e. Ujicoba instrumen TKPM dan TPK yang dilakukan pada subyek yang pernah

mempelajari materi usaha dan energi kelas VIII dan ekosistem kelas VII.

Hasil ujicoba tes dianalisis untuk melihat kualitas instrumen tes yang meliputi

reliabilitas tes, tingkat kemudahan, dan daya pembeda butir soal dalam tes.

f. Penentuan instrumen dan perbaikan instrumen yang akan digunakan sebagai

instrument tes penelitian berdasarkan hasil ujicoba.

2. Tahap penelitian

a. Penjaringan data pretest untuk ketiga seri pembelajaran dilakukan di awal

sebelum subjek penelitian diberikan perlakuan. Instrumen tes yang diberikan

meliputi TKPM dan TPK tema pengaruh energi dalam kehidupan.

b. Pemberian perlakuan kepada subjek penelitian yaitu penerapan pembelajaran

IPA terpadu berbasis masalah untuk seri pembelajaran I selama 80 menit (2

jam pelajaran), keterhubungan konsep dari aspek fisika dan kimia. Untuk

mengetahui keterlaksanaan pembelajaran, ditinjau oleh dua orang observer

melalui lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa. Selanjutnya pada

pertemuan berikutnya (keesokan harinya), dilakukan review konsep yang

telah dipelajari dan posttest TKPM dan TPK seri I.

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/8339/4/t_ipa_1004700_chapter3.pdfPembelajaran IPA Terpadu Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan

39

Devi Sri Novianti, 2012 Pembelajaran IPA Terpadu Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan

Pemecahan Masalah Dan Penguasaan Konsep Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

c. Minggu berikutnya dilakukan pembelajaran seri II, keterhubungan konsep

dari aspek fisika dan biologi. Ditinjau oleh observer melalui lembar

pengamatan. Keesokan harinya, dilakukan review serta posttest TKPM dan

TPK seri II.

d. Selanjutnya dilakukan pembelajaran seri III, keterhubungan konsep dari

aspek fisika dan biologi. Ditinjau oleh observer melalui lembar pengamatan.

Keesokan harinya, dilakukan review, posttest TKPM dan TPK seri III,

pemberian angket siswa, dan wawancara beberapa orang siswa.

3. Tahap Analisis dan Pembahasan

a. Analisis perbedaan rerata pretest dan posttest melalui uji beda rerata. Analisis

peningkatan kemampuan pemecahan masalah dari rerata N-gain (gain yang

ternormalisasi) untuk TKPM.

b. Analisis perbedaan rerata pretest dan posttest melalui uji beda rerata. Analisis

peningkatan penguasaan konsep dilihat dari rerata N-gain untuk TPK.

c. Pembahasan temuan atau hasil penelitian dengan mempergunakan kajian

pustaka yang menunjang.

4. Tahap Pembuatan Kesimpulan

Kesimpulan dibuat berdasarkan hasil temuan dan data statistik.

5. Tahap Penyusunan Laporan

Penyusunan laporan berdasarkan hasil temuan, analisis, pembahasan, dan

kesimpulan. Penyusunan laporan ini dibuat dalam bentuk tesis.

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/8339/4/t_ipa_1004700_chapter3.pdfPembelajaran IPA Terpadu Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan

40

Devi Sri Novianti, 2012 Pembelajaran IPA Terpadu Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan

Pemecahan Masalah Dan Penguasaan Konsep Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

E. Alur Penelitian

Untuk memudahkan langkah-langkah penelitian, maka dibuat alur

penelitian. Secara garis besar langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian

dapat dilihat alur penelitian pada Gambar 3.1 berikut ini:

Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

dan Instrumen Penelitian

Ujicoba Instrumen TKPM & TPK

Analisis data dan Pembahasan

Kesimpulan

Analisis Standar Isi mata pelajaran IPA SMP, Studi Kepustakaan Pembelajaran IPA

Terpadu, Studi Kepustakaan Pembelajaran Berbasis Masalah, Studi Kepustakaan

Kemampuan Pemecahan Masalah, dan Studi Kepustakaan Penguasaan Konsep

Gambar 3.1. Alur Penelitian

Penentuan Validitas Isi RPP dan Instrumen Penelitian

Ya

Tidak

Observasi

keterlaksanaan

Pretest

Posttest

TKPM&TPK

Seri I

Implementasi Pembelajaran IPA Terpadu

Berbasis Masalah Seri

Pembelajaran I

(keterhubungan

konsep fisika

dan kimia)

Seri

Pembelajaran II

(keterhubungan

konsep fisika

dan biologi)

Seri

Pembelajaran III

(keterhubungan

konsep fisika dan

biologi)

Posttest

TKPM&TPK

Seri II

Posttest TKPM&TPK

Seri III,

angket&wawancara siswa

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/8339/4/t_ipa_1004700_chapter3.pdfPembelajaran IPA Terpadu Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan

41

Devi Sri Novianti, 2012 Pembelajaran IPA Terpadu Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan

Pemecahan Masalah Dan Penguasaan Konsep Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

F. Teknik Analisis Data

1. Teknik Uji Coba Instrumen

a) Validitas Soal

Validitas tes merupakan tingkat keabsahan atau ketepatan suatu tes. Suatu

tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur

(Arikunto, 2008: 64).

Untuk mengetahui tingkat validitas soal TPK dan TPKM yang akan

digunakan dalam penelitian, dikonsultasikan dengan pembimbing dan judgement

tiga dosen ahli.

b) Reliabilitas Tes

Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dapat

dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat

memberikan hasil yang tetap. Maka pengertian reliabilitas tes berhubungan

dengan masalah ketetapan hasil tes. Atau seandainya hasilnya berubah-ubah

perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti (Arikunto, 2008: 86).

Berdasarkan hasil ujicoba instrumen, untuk mengetahui tingkat reliabilitas

soal TPK dan TPKM dilakukan pengujian dengan menggunakan Software Anates.

Nilai reliabilitas dapat ditentukan dengan menentukan koefisien reliabilitas.

Tabel 3.2

Interpretasi Reliabilitas Tes

Koefisien Korelasi Kriteria

0,80 < r11 1,00 Sangat Tinggi

0,60 < r11 0,80 Tinggi

0,40 < r11 0,60 Cukup

0,20 < r11 0,40 Rendah

0,00 < r11 0,20 Sangat Rendah

(Arikunto, 2008: 108)

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/8339/4/t_ipa_1004700_chapter3.pdfPembelajaran IPA Terpadu Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan

42

Devi Sri Novianti, 2012 Pembelajaran IPA Terpadu Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan

Pemecahan Masalah Dan Penguasaan Konsep Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

c) Taraf Kesukaran

Taraf kesukaran suatu butir soal adalah proporsi dari keseluruhan siswa

yang menjawab benar pada butir soal tersebut. Soal yang baik adalah soal yang

tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak

merangsang anak untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal

yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak

mempunyai semangat untuk mencoba lagi di luar jangkauannya (Arikunto, 2008:

207). Berdasarkan hasil ujicoba instrumen TPK dan TPKM, pengujian tingkat

kesukaran soal dengan menggunakan Software Anates.

d) Daya Pembeda Butir Soal

Daya pembeda butir soal adalah kemampuan suatu soal untuk

membedakan antara siswa yang pandai/berkemampuan tinggi dengan siswa yang

tidak pandai/berkemampuan rendah (Arikunto, 2008: 211).

Berdasarkan hasil ujicoba instrumen TPK dan TPKM, pengujian daya

pembeda soal dengan menggunakan Software Anates dengan penggolongan

kriteria seperti pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3

Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal

Nilai D Kriteria

Negatif Soal Dibuang

0,00 – 0,20 Jelek

0,21 – 0,40 Cukup

0,41 – 0,70 Baik

0,71 – 1,00 Baik Sekali

(Arikunto, 2008: 218)

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/8339/4/t_ipa_1004700_chapter3.pdfPembelajaran IPA Terpadu Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan

43

Devi Sri Novianti, 2012 Pembelajaran IPA Terpadu Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan

Pemecahan Masalah Dan Penguasaan Konsep Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Analisis ujicoba instrumen TKPM meliputi uji reliabilitas, uji daya

pembeda dan uji tingkat kesukaran menggunakan software anates uraian ver

4.0.5. Hasil analisis instrumen TKPM tercantum dalam tabel berikut:

Tabel 3.4

Hasil Analisis Instrumen TKPM Ketiga seri Pembelajaran

No.

Soal

Seri I Seri II Seri III

Kesimpulan Tingkat

Kesukaran

Daya

Pembeda

Tingkat

Kesukaran

Daya

Pembeda

Tingkat

Kesukaran

Daya

Pembeda

1. a Sedang Cukup Sedang Baik Sukar Cukup Terpakai

1. b Sedang Baik Sukar Cukup Sedang Baik Terpakai

1. c Sedang Baik Sangat

Sukar

Jelek Sangat

Sukar

Cukup terpakai

1. d Sedang Baik Sedang Baik

Sekali

Sangat

Mudah

Cukup Terpakai

1. e Sedang Baik Sangat

Sukar

Jelek Sangat

Mudah

Baik Terpakai

2. a Sangat

Mudah

Cukup Sangat

Sukar

Jelek Sukar Baik Terpakai

2. b Sukar Cukup Sedang Baik

Sekali

Sedang Baik

Sekali

Terpakai

2. c Sangat

Mudah

Cukup Sedang Cukup Sukar Cukup Terpakai

2. d Sedang Baik

Sekali

Sedang Baik

Sekali

Sukar Baik Terpakai

2. e Sangat

Sukar

Jelek Sangat

Sukar

Jelek Sangat

Sukar

Jelek Terpakai

Reliabilitas tes TKPM pada seri I yaitu sebesar 0,72 berada pada kategori

tinggi, pada seri II sebesar 0,68 berada pada kategori tinggi, dan seri III sebesar

0,82 berada pada kategori sangat tinggi. Berdasarkan hasil analisis ujicoba

tersebut soal TKPM untuk tiga seri dipakai semua. Hal itu disebabkan dalam tiap

soal, indikator Kemampuan Pemecahan Masalah (KPM) paralel untuk 5 indikator.

Sehingga jika dari hasil ujicoba kurang baik dilakukan revisi dalam hal

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/8339/4/t_ipa_1004700_chapter3.pdfPembelajaran IPA Terpadu Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan

44

Devi Sri Novianti, 2012 Pembelajaran IPA Terpadu Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan

Pemecahan Masalah Dan Penguasaan Konsep Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

keterbacaan ataupun redaksi soal. Adapun distribusi indikator kemampuan

pemecahan masalah dari TKPM pada setiap seri dapat dilihat pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5

Distribusi Indikator KPM pada Instrumen TKPM

Indikator KPM No. Soal Jumlah

Mengidentifikasi masalah 1. a dan 2. a 2

Menentukan masalah 1. b dan 2. B 2

Mencari alternatif solusi 1. c dan 2. C 2

Melaksanakan strategi 1. d dan 2. D 2

Mengevaluasi strategi 1. e dan 2. E 2

Analisis ujicoba instrumen TPK meliputi uji reliabilitas, uji daya pembeda

dan uji tingkat kesukaran menggunakan software anates pilihan ganda ver 4.0.9.

Hasil analisis instrumen TPK seri I dan III tercantum dalam Tabel 3.6.

Tabel 3.6

Hasil Analisis Ujicoba Instrumen TPK Seri I dan III

No.

Soal

Seri I Seri III

Tingkat

Kesukaran

Daya

Pembeda Kesimpulan

Tingkat

Kesukaran

Daya

Pembeda Kesimpulan

1 Sangat

Mudah Cukup Terpakai Mudah Cukup Terpakai

2 Sukar Cukup Terpakai Mudah Cukup Tidak

Terpakai

3 Sedang Negatif Tidak

Terpakai

Sangat

Sukar Negatif

Tidak

Terpakai

4 Sangat

Sukar Jelek Terpakai

Sangat

Sukar Jelek Terpakai

5 Sedang Baik Terpakai Sedang Jelek Terpakai

6 Sangat

Sukar Cukup

Tidak

Terpakai Sedang Baik

Tidak

Terpakai

7 Sangat

Sukar Jelek

Tidak

Terpakai

Sangat

Sukar Jelek

Tidak

Terpakai

8 Sedang Baik Terpakai Sedang Cukup Terpakai

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/8339/4/t_ipa_1004700_chapter3.pdfPembelajaran IPA Terpadu Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan

45

Devi Sri Novianti, 2012 Pembelajaran IPA Terpadu Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan

Pemecahan Masalah Dan Penguasaan Konsep Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No.

Soal

Seri I Seri III

Tingkat

Kesukaran

Daya

Pembeda Kesimpulan

Tingkat

Kesukaran

Daya

Pembeda Kesimpulan

9 Mudah Baik Tidak

Terpakai Sukar Baik Terpakai

10 Sangat

Mudah Cukup Terpakai Sedang Jelek

Tidak

Terpakai

11 Sedang Baik

Sekali Terpakai Sedang Baik Terpakai

12 Sangat

Mudah Cukup

Tidak

Terpakai Mudah Baik Terpakai

13 Sedang Baik

Sekali Terpakai Sedang Baik Terpakai

14 Sukar Cukup Terpakai Sedang Baik

Sekali Terpakai

15 Sangat

Mudah Cukup Terpakai

Sangat

Mudah Cukup Terpakai

Reliabilitas tes instrumen TPK seri I yaitu sebesar 0,54 dan berada pada

kategori cukup. Sedangkan reliabilitas tes instrumen TPK seri III sebesar 0,70 dan

berada pada kategori tinggi. Berdasarkan data hasil analisis ujicoba instrumen

TPK seri I dan III pada Tabel 3.6, terdapat masing-masing lima butir soal TPK

yang tidak dipakai. Oleh karena itu, soal TPK yang dipakai pada seri I dan III

sebanyak 10 soal. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.

Hasil analisis ujicoba instrumen TPK seri II tercantum dalam Tabel 3.7.

Tabel 3.7

Hasil Analisis Ujicoba Instrumen TPK Seri II

No.

Soal

Tingkat

Kesukaran

Daya

Pembeda Kesimpulan

1 Sedang Baik sekali Terpakai

2 Sedang Baik Sekali Terpakai

3 Sukar Jelek Terpakai

4 Mudah Cukup Terpakai

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/8339/4/t_ipa_1004700_chapter3.pdfPembelajaran IPA Terpadu Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan

46

Devi Sri Novianti, 2012 Pembelajaran IPA Terpadu Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan

Pemecahan Masalah Dan Penguasaan Konsep Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No.

Soal

Tingkat

Kesukaran

Daya

Pembeda Kesimpulan

5 Sedang Baik Sekali Terpakai

6 Sedang Baik Terpakai

7 Mudah Cukup Terpakai

8 Sedang Baik Terpakai

9 Sedang Baik Terpakai

10 Sangat Sukar Jelek Terpakai

Reliabilitas tes instrumen TPK seri II yaitu sebesar 0,50 dan berada pada

kategori cukup. Berdasarkan hasil analisis ujicoba instrumen TPK seri II pada

Tabel 3.7, soal terpakai semua sebanyak 10 soal.

2. Teknik Pengolahan Data

1) Penskoran

Skor untuk tes penguasaan konsep (TPK) yang diberikan untuk jawaban

benar adalah 1, sedangkan untuk jawaban salah adalah 0. Skor total dihitung dari

banyaknya jawaban yang cocok dengan kunci jawaban. Sedangkan skor untuk tes

kemampuan pemecahan masalah (TKPM), skor penilaian yang diberikan untuk

tiap item soal dengan skor maksimum 2 dan skor minimun 0.

2) Menentukan nilai

Menentukan nilai kemampuan pemecahan masalah dan penguasaan

konsep siswa dengan rumus sebagai berikut:

Nilai = Jumlah Skor

Skor Maksimal x 100 (3.1)

3) Menghitung rata-rata (mean) skor pretest dan posttest

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/8339/4/t_ipa_1004700_chapter3.pdfPembelajaran IPA Terpadu Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan

47

Devi Sri Novianti, 2012 Pembelajaran IPA Terpadu Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan

Pemecahan Masalah Dan Penguasaan Konsep Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Nilai rata-rata (mean) dari skor tes baik pretest maupun posttest dihitung

dengan menggunakan rumus berikut :

𝑋 = ΣX

𝑁 (3.2)

dengan : 𝑋 = nilai rata-rata skor pretest maupun posttest

X = skor tes yang diperoleh setiap siswa

N = banyaknya data

4) Menghitung Gain dan Gain Ternormalisasi

Skor gain (gain aktual) diperoleh dari selisih skor tes awal (Si) dan skor tes

akhir (Sf). Perbedaan skor tes awal dan tes akhir ini diasumsikan sebagai efek dari

treatment (Panggabean, 1996). Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai

gain adalah:

𝐺 = 𝑆𝑓 − 𝑆𝑖 (3.3)

Peningkatan yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung

dengan gain yang dinormalisasi dengan rumus Hake (1998):

premaks

prepost

SS

SSg

(3.4)

dengan: Spost : Skor posttest

Spre : Skor pretest

Smaks : Skor maksimum ideal

Tabel 3.8

Kategori Tingkat Gain Ternormalisasi

Batasan Kategori

g > 0,7 Tinggi

0,3 ≤ g ≤ 0,7 Sedang

g < 0,3 Rendah

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/8339/4/t_ipa_1004700_chapter3.pdfPembelajaran IPA Terpadu Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan

48

Devi Sri Novianti, 2012 Pembelajaran IPA Terpadu Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan

Pemecahan Masalah Dan Penguasaan Konsep Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

5) Menghitung Persentase Pencapaian Penguasaan Konsep dan Kemampuan

Pemecahan Masalah

Untuk mengetahui persentase pencapaian skor rerata pretest, posttest dan

N-gain kemampuan pemecahan masalah dan penguasaan konsep siswa dianalisis

dengan menggunakan perhitungan persentase terhadap skor maksimum yaitu

dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Persentase rata-rata = %100 siswajumlahmaksimumrskoJumlah

siswadiperolehyangskorJumlah

(3.5)

6) Menghitung Uji Rerata Pretest dan Posttest

Untuk menghitung tingkat signifikansi atau keberartian dari penerapan

pembelajaran IPA terpadu berbasis masalah, data pretest dan posttest yang telah

diperoleh terlebih dahulu diuji normalitasnya untuk melihat apakah sampel

berdistribusi normal atau tidak. Pengolahan data dilakukan dengan bantuan

program SPSS 16. Uji normalitas dihitung dengan menggunakan Kolomogorov-

Smirnov Test. Apabila sampel berdistribusi normal bisa dilanjutkan dengan uji

beda rerata skor pretest dan posttest dengan menggunakan uji t (paired sample t

test), karena uji ini dilakukan terhadap dua sampel yang berpasangan. Sampel

yang berpasangan diartikan sebagai sebuah sampel dengan subjek yang sama,

namun mengalami dua perlakuan atau pengukuran yang berbeda. Jika sampel

tidak berdistribusi normal, maka dapat dilakukan uji nonparametrik sampel

berkorelasi yaitu Wilcoxon Match Pairs Test.

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/8339/4/t_ipa_1004700_chapter3.pdfPembelajaran IPA Terpadu Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan

49

Devi Sri Novianti, 2012 Pembelajaran IPA Terpadu Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan

Pemecahan Masalah Dan Penguasaan Konsep Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Bila sampel pasangan lebih besar dari 25, maka distribusinya akan

mendekati distribusi normal. Untuk itu menggunakan rumus z dalam

pengujiannya (Sugiyono, 2002: 133).

𝑧 = 𝑇− 𝜇𝑇

𝜎𝑇 (3.6)

Dengan: T = jumlah jenjang/ranking yang kecil

𝜇𝑇 =𝑛 𝑛+1

4 (3.7)

𝜎𝑇 = 𝑛 𝑛+1 2𝑛+1

24 (3.8)

Apabila taraf kesalahan 0,05 (uji 2 pihak), maka harga z tabel = 1,96. Jika harga z

hitung (harga negatif tidak diperhitungkan karena harga mutlak) lebih kecil

daripada z tabel, mengandung makna bahwa tidak terdapat perbedaan yang

signifikan antara rerata skor pretest dan posttest.

7) Menghitung Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran IPA Terpadu Berbasis

Masalah

Untuk menentukan persentase keterlaksanaan aktivitas guru dan siswa

dalam pembelajaran IPA terpadu berbasis masalah digunakan rumus sebagai

berikut:

%100diamatiakan yangaspek n keseluruhaJumlah

a terlaksandiamati yangaspek Jumlah naan keterlaksa Persentase

(3.9)

Page 19: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/8339/4/t_ipa_1004700_chapter3.pdfPembelajaran IPA Terpadu Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan

50

Devi Sri Novianti, 2012 Pembelajaran IPA Terpadu Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan

Pemecahan Masalah Dan Penguasaan Konsep Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

8) Analisis angket

a) Penskoran angket

Hasil jawaban angket tanggapan siswa dan guru yaitu sangat setuju (SS),

setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS) dikonversi ke dalam

bentuk angka, masing-masing yaitu untuk pertanyaan positif dikaitkan dengan

nilai SS = 4, S = 3, TS = 2 dan STS = 1 dan sebaliknya untuk pertanyaan negatif

maka dikaitkan dengan nilai SS = 1, S = 2, TS = 3 dan STS = 4.

b) Menentukan skor rata-rata tanggapan siswa dan guru.

c) Menentukan persentase tanggapan siswa dan guru

Untuk menentukan persentase tanggapan guru dan siswa terhadap

pembelajaran IPA terpadu berbasis masalah digunakan rumus sebagai berikut:

%100itemseluruh seluruh untuk idealskor Jumlah

diperoleh yangskor Jumlah respon Persentase

(3.10)

d) Menginterpretasikan tanggapan guru dan siswa

Menginterpretasikan hasil tanggapan guru dan siswa menggunakan skala

likert yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju

(STS) terhadap penerapan pembelajaran IPA terpadu berbasis masalah pada tema

pengaruh energi dalam kehidupan. Angket tanggapan guru dan siswa terdiri dari

dua pernyataan yaitu pernyataan positif dan negatif. Hasil tanggapan guru dan

siswa terhadap pernyataan positif akan diinterpretasikan positif yaitu setuju

dengan pernyataan yang diberikan dan sebaliknya hasil tanggapan guru dan siswa

terhadap pernyataan negatif akan diinterpretasikan negatif yaitu tidak setuju

dengan pernyataan yang diberikan.

Page 20: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/8339/4/t_ipa_1004700_chapter3.pdfPembelajaran IPA Terpadu Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan

51

Devi Sri Novianti, 2012 Pembelajaran IPA Terpadu Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan

Pemecahan Masalah Dan Penguasaan Konsep Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

e) Mengkategorikan persentase tanggapan guru dan siswa dengan kategori

sebagai berikut:

(1) Menentukan rentang (R)

R = persentase maksimum – persentase minimum

R = 100% – 25% = 75%

(2) Menentukan banyaknya kategori (K) yaitu 4 kategori sangat setuju (SS),

setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS).

(3) Menentukan panjang kelas (P)

P = K

R= %75,18

4

%75

Maka pengkategorian persentase tanggapan guru dan siswa (%) dapat

dilihat pada Tabel 3.9.

Tabel 3.9

Pengkategorian Persentase Tanggapan Guru dan Siswa

Batasan Persentase Kategori

25,00 % < tanggapan ≤ 43,75% Sangat Tidak Setuju (sangat negatif)

43,75% < tanggapan ≤ 62,50% Tidak Setuju (negatif)

62,50 % < tanggapan ≤ 81,25% Setuju (positif)

81,25 % < tanggapan ≤ 100% Sangat Setuju (sangat positif)