bab iii metode penelitian a. lokasi...
TRANSCRIPT
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini yaitu di kota Malang Raya. Lokasi ini dipilih karena
lokasi tersebut banyak masyarakat serta mahasiswa dari berbagai daerah
sehingga berpengaruh besar terhadap penjualan smartphone Xiaomi.
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan penelitian ini adalah penelitian asosiatif.
Sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono, (2012) yaitu metode untuk mencari
korelasi atau hubungan kasual (hubungan bersifat sebab-akibat). dengan tujuan
untuk membuktikan pengaruh word of mouth, harga dan keputusan pembelian
terhadap keputusan pembelian. Teknik yang digunakan adalah teknik survei.
Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel independen (variabel bebas)
dan variabel dependen (variabel terikat) dimana variable bebasnya adalah word of
mouth, harga dan kualitas produk sedangkan variable terikatnya adalah keputusan
pembelian pada produk Smartphone Xiaomi.
C. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional Variabel adalah definisi yang diberikan kepada suatu
variabel dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan atau
membenarkan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut
(Sugiyono, 2005). Maka dari itu berikut ini merupakan definisi operasional :
37
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel
No. Variabel Definisi Operasional Indikator Skala Sumber 1 Word of
Mouth Word of mouth dalam penelitian ini adalah komunikasi atau pembicaraan dari mulut ke mulut tentang smartphone Xiaomi Tingkat penerimaan pesan wom.
a. Konsumen sering mendengarkan pembicaraan hal yang positif tentang smartphone Xiaomi.
b. Konsumen sering mendapat rekomendasi smartphone Xiaomi.
c. Konsumen sering mendapat dorongan untuk membeli smartphone Xiaomi
d. Konsumen percaya dengan orang yang memberi informasi tentang smartphone Xiaomi
e. Penyampaian Informasi mengenai smartphone Xiaomi jelas.
Lingkert 1-5
Prasetyo (2014), Werdiningsih dan Silvianita (2012)
2 Harga
Harga dalam penelitian ini merupakan bentuk persepsi konsumen mengenai jumlah uang yang ditukarkan untuk mendapatkan smartphone Xiaomi.
a. Smartphone Xiaomi harganya dapat dijangkau oleh konsumen.
b. Harga smartphone Xiaomi sesuai dengan kualitas.
c. Harga smartphone Xiaomi lebih murah dibanding produk lain. (smartphone lain)
d. Harga smartphone Xiaomi yang ditawarkan sesuai dengan fitur.
Lingkert 1-5
Setiawati dkk. (2015), Gunawanti (2013), jackson R.S (2013), Mariana (2015)
a.
3 Kualitas Produk
Kualitas Produk dalam penelitian ini merupakan penilaian atau persepsi konsumen terhadap kualitas produk atau kemampuan smartphone Xiaomi.
a. Suara telepon smartphone Xiaomi jernih
b. Resolusi camera smartphone Xiaomi tinggi.
c. Fitur fitur tambahan smartphone Xiaomi menarik. (MIUI, upgrade terjadwal, Mi-Cloud, Musik Player)
d. Smartphone Xiaomi elegan dari segi bentuknya.
e. Smartphone Xiaomi awet ketika digunakan sesuai fungsinya. (tidak mudah rusak)
Lingkert 1-5
Suti (2010), Edbert dkk. (2014)
4 Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian adalah tahap dimana konsumen dihadapkan suatu pilihan untuk melakukan pembelian smartphone Xiaomi.
a. Yakin memutuskan pembelian smartphone Xiaomi.
b. Cepat dalam memutuskan pembelian smartphone Xiaomi
c. Mantap dalam memutuskan pembelian smartphone Xiaomi.
Lingkert 1-5
Setiawati dan Ari (2015), Kusumawardani (2011), Giantara dkk. (2014)
Sumber : Data yang diolah (2016)
38
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2015). populasi dalam penelitian ini adalah semua kalangan baik
pendatang ataupun penduduk tetap kota Malang Raya yang pernah
melakukan pembelian smartphone Xiaomi dengan jumlah populasi yang
tidak diketahui.
Semua kalangan baik pendatang ataupun penduduk tetap se kota
Malang Raya yang pernah melakukan pembelian smartphone Xiaomi
tersebut menjadi populasi dalam penelitian ini namun tidak akan dipakai
semuanya karena mengingat minimnya waktu dan biaya peneliti, oleh
karena itu dipergunakan teknik sampling.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan
dana, tenaga, waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang
diambil dari populasi tersebut (Sugiyono, 2015).
Dalam penelitian ini, pengambilan sampel disesuaikan dengan teori
Frankel dan Wallen dalam Widayat (2007), menyarankan besar sampel
minimum sebanyak 100 responden. Sehingga dalam penelitian ini penulis
39
menggunakan jumlah 100 sampel yaitu 100 orang yang pernah membeli
dan menggunakan produk smartphone Xiaomi.
a. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan non
probability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dimana tidak
semua anggota populasi dalam posisi yang sama-sama memiliki peluang
untuk dipilih menjadi sampel. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive sampling. Purposive
sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang pengambilan
objeknya sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan dengan
menggunakan berbagai cara (Sugiyono, 2015). Kriteria responden pada
penelitian ini adalah semua masyarakat baik pendatang maupun penduduk
asli kota Malang yang pernah melakukan pembelian dan menggunakan
smartphone Xiaomi yang berusia minimal 17 tahun.
E. Jenis dan Sumber Data
Menurut Sugiyono, (2013) bahwa data dapat dilihat dari sumber datanya
yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
1. Data primer
Data primer adalah data yang berasal langsung dari responden. Data
responden sangat diperlukan untuk mengetahui tanggapan responden
mengenai keputusan pembelian konsumen terhadap smartphone Xiaomi
40
yang dilihat dari Word of Mouth, Harga dan Produk. Dalam hal ini data
diperoleh secara langsung dengan membagi kuesioner atau daftar
pertanyaan kepada konsumen.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung, baik
berupa keterangan maupun literatur yang ada hubungannya dalam
penelitian yang sifatnya melengkapi atau mendukung data primer. Data
sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari jurnal, internet, buku, majalah
yang berhubungan dengan judul skripsi.
F. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner.
Merupakan teknik pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan
atau pernyataan tertulis kepada responden dengan harapan akan memberi
respon atas pertanyaan dan pernyataan tersebut (Sugiyono, 2013). Data yang
diperoleh merupakan hasil yang dibagikan terhadap respon yang telah
ditetapkan dan ditentukan oleh peneliti.
G. Metode Pengukuran Data
Metode yang digunakan dalam pengukuran variabel ini adalah
menggunakan skala Linkert.. menurut Sugiyono (2015) skala lingkert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial yang terjadi. Dengan skala Likert,
41
maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.
Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun
item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan.
Jawaban setiap instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai
gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa katakata
dan untuk keperluan analisis kuantitatif, skor pengukuran dengan
menggunakan skala lingkert antara lain :
1. Sangat setuju/selalu/sangat positif diberi skor 5
2. Setuju/sering/positif diberi skor 4
3. Netral/kadang kadang/ragu ragu diberi skor 3
4. Tidak setuju/hampir tidak pernah/negatif diberi skor 2
5. Sangat Tidak Setuju/tidak pernah/sangat negatif diberi skor 1
H. Uji Instrumen
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidak suatu kuesioner.
Suatu alat ukur dikatakan valid apabila dapat menjawab secara cermat
tentang variabel yang diukur (Ghozali, 2005:45). Uji validitas dilakukan
dengan membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel untuk degree of
freedom d(f)=n –k dengan alpha 0,05. Jika r hitung lebih besar dari r tabel
dan nilai r positif, maka butir atau pertanyaan tersebut dikatakan valid.
Untuk hasil analisis dapat dilihat pada output uji reliabilitas pada bagian
correted item total correlation. Kriteria penilaian uji validitas adalah :
42
a. Apabila r hitung > r tabel, maka item kuesioner tersebut valid.
b. Apabila r hitung < r tabel, maka dapat dikatakan item kuesioner tidak
valid.
Uji validitas pada 40 responden diolah dengan menggunakan alat bantu
komputer SPSS 21. Adapun hasil uji validitas instrumen metode dapat dilihat
pada tabel berikut ini
Tabel 3.2 Uji Validitas Instrumen
Variabel Item Corrected
Item- Total
Correlation
r tabel
Keterangan
Word of
Mouth (X1)
Bapak/Ibu sering mendengarkan pembicaraan hal yang positif tentang smartphone Xiaomi
0.430
0.361 Valid
Bapak/Ibu sering mendapat rekomendasi tentang smartphone Xiaomi.
0.677 0.361 Valid
Bapak/ibu sering mendapat dorongan (ajakan) untuk membeli smartphone Xiaomi.
0.529 0.361 Valid
Bapak/ibu percaya dengan orang yang memberi informasi tentang smartphone Xiaomi.
0.501 0.361 Valid
Penyampaian Informasi mengenai smartphone Xiaomi jelas.
0.543 0.361 Valid
Harga (X2) Harga Smartphone Xiaomi terjangkau (relatif murah)
0.377 0.361 Valid
Harga smartphone Xiaomi sesuai dengan kualitas yang diberikan.
0.421 0.361 Valid
Harga smartphone Xiaomi lebih murah dibanding produk lain. (smartphone lain)
0.463 0.361 Valid
Harga smartphone Xiaomi yang ditawarkan sesuai dengan fitur.
0.376 0.361 Valid
Kualitas
Produk (X3)
Suara telepon smartphone Xiaomi jernih. 0.364 0.361 Valid
Resolusi camera smartphone Xiaomi tinggi 0.475 0.361 Valid
Aplikasi tambahan smartphone Xiaomi menarik. (MIUI, upgrade terjadwal, Mi-Cloud, Musik Player)
0.365 0.361 Valid
Smartphone Xiaomi elegan dari segi bentuknya. 0’385 0.361 Valid
Smartphone Xiaomi awet ketika digunakan sesuai fungsinya. (tidak mudah rusak)
0’374 0.361 Valid
Keputusan
Pembelian
(Y)
Bapak/Ibu yakin dalam memutuskan pembelian smartphone Xiaomi.
0.530 0.361 Valid
Bapak/Ibu cepat dalam memutuskan pembelian smartphone Xiaomi
0.693
0.361 Valid
Bapak/Ibu mantap dalam memutuskan pembelian smartphone Xiaomi
0.475
0.361 Valid
Sumber : Data Diolah (2016)
43
Dari tabel di atas dapat di ketahui bahwa semua item pernyataan untuk
variabel word of mouth (X1), harga (X2), kualitas produk (X3) dan
keputusan pembelian (Y) memiliki nilai r hitung > r tabel (0,361) sehingga
dapat dikatakan semua item pernyataan telah valid.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan
reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2005:42). Dalam
pengujian ini, peneliti mengukur reliabelnya suatu variabel dengan cara
melihat Cronbach Alpha dengan signifikansi yang digunakan lebih besar
dari 0,60. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan
nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Nunnally dalam Ghozali, 2005:42).
Hasil pengukuran dapat dipercaya atau reliable hanya apabila dalam
beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subyek yang
sama, selama aspek yang diukur dalam dari subjek memang belum berubah.
Untuk mengetahui kuesioner tersebut sudah reliable akan dilakukan
pengujian reliabilitas kuesioner dengan bantuan computer program SPSS.
Kriteria penilaian uji reliabilitas adalah :
a. Apabila hasil koefisien Alpha lebih besar dari taraf signifikansi 60%
atau 0,6 maka kuesioner tersebut reliabel.
b. Apabila hasil koefisien Alpha lebih kecil dari taraf signifikansi 60%
atau 0,6 maka kuesioner tersebut tidak reliabel.
44
Tabel 3.3
Uji Reliabilitas Variabel Koefisien Alpha Cronbach Jumlah Item Keterangan
Wor of Mouth (X1)
0, 764 5 Reliabel
Harga (X2)
0, 628 4 Reliabel
Kualitas Produk (X3)
0, 630 5 Reliabel
Keputusan Pembelian (Y)
0, 733 3 Reliabel
Sumber : Data Diolah (2016)
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa semua variabel
tersebut memiliki nilai koefesien Alpha Cronbach lebih besar dari 0,6
sehinggan dapat dikatakan instrumen pernyataan yang digunakan dalam
penelitian ini sudah reliabel atau dapat di handalkan.
I. Uji Analisis Data dan Hipotesis
1. Uji Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi berganda adalah alat untuk meramalkan nilai pengaruh dua
variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel terikat. Yang bertujuan untuk
membuktikan ada tidaknya hubungan fungsional atau hubungan kausal antara
dua atau lebih variabel bebas (Nugroho, 2005:43). Pada penelitian ini
menggunakan alat bantu program statistic SPSS for windows untuk
mempermudah proses pengolahan data-data penelitian dari program tersebut
akan didapatkan output berupa hasil pengolahan dari data yang telah
dikumpulkan, kemudian output hasil pengolahan data tersebut diinterprestasikan
akan dilakukan analisis terhadapnya. Setelah dilakukan analisis barulah
kemudian diambil sebuah kesimpulan sebagai sebuah hasil dari penelitian.
45
Regeresi berganda dilakukan untuk mengetahui sejauh mana variable
bebas mempengaruhi variable terikat. Pada regresi berganda terdapat satu
variable terikat dan lebih dari satu variable bebas. Dalam penelitian ini
yang menjadi variable terikat adalah keputusan pembelian sedangkan yang
menjadi variable bebas adalah word of mouth, harga dan kualitas produk.
Model hubungan keputusan pembelian dengan varibel-variabel tersebut
dapat disusun dalam fungsi atau persamaan sebagai berikut:
Rumus Regresi Linier Berganda
Dimana:
Y : Variabel terikat yaitu Keputusan pembelian
a : Merupakan nilai terkait yang yang dalam hal ini adalah Y dan
variabel bebasnya adalah 0 (X1,X2=0)
b : Koefisien
b1 : Koefisien regresi berganda antar variabel bebas X1 terhadap
variabel terikat Y
X1 : Variabel bebas pertama yaitu Word of Mouth
b2 : Koefisien regresi berganda antar variabel bebas X2 terhadap
variabel terikat Y
X2 : Variabel bebas kedua yaitu Harga
b3 : Koefisien regresi regresi berganda antar variabel bebas X3
terhadap variabel terikat Y
X3 : Variabel bebas ketiga yaitu Kualitas Produk
e : Standar eror
𝐘 = 𝐚 + 𝐛𝟏𝐗𝟏+𝐛𝟐𝐗𝟐 + 𝐛𝟑𝐗𝟑 +e
46
2. Uji t ( parsial )
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan
variasi variabel dependen (Ghozali, 2005:84).
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Ho : β = 0, artinya variabel-variabel bebas (Word of Mouth, Harga dan
Kualitas Produk) secara individual tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel terikat (keputusan pembelian).
Ha : β ≠ 0, artinya variabel-variabel bebas (Word of Mouth, Harga dan
Kualitas Produk) secara individual mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel terikat (keputusan pembelian). Pengujian dilakukan
dengan menggunakan signifikan level 0,05 (α=5%). Penerimaan atau
penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria:
a. Jika t hitung > dari t tabel atau nilai signifikan <0,05 (α) maka
hipotesis (H1) diterima, yang berarti secara parsial variabel bebas
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.
b. Jika t hitung < dari t tabel atau nilai signifikan >0,05 (α) maka
hipotesis ditolak, yang berarti secara parsial variabel bebas tidak
mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.
3. Uji f (simultan)
Dalam penelitian ini untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh
variable-variabel independent atau bebas secara bersama-sama (simultan)
terhadap variable dependen atau terikat dilakukan dengan menggunakan uji
47
f. Dengan membandingkan nilai f hasil perhitungan dengan nilai f menurut
tabel. Bila nilai f hitung lebih besar dari pada nilai f tabel, maka kita
menerima hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa semua variabel
independen secara simultan mempengaruhi variabel dedpenden (Ghozali,
2005)
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Ho : β1, β2, β3 = 0, artinya variabel-variabel bebas (Word of Mouth, Harga
dan Kualitas Produk) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan secara
bersama-sama terhadap keputusan pembelain.
Ha : β1, β2, β3 ≠ 0, artinya variabel-variabel bebas (Word of Mouth, Harga
dan Kualitas Produk) mempunyai pengaruh yang signifikan secara
bersama-sama terhadap keputusan pembelian. Kriteria untuk menguji
hipotesis adalah dengan tingkat kepercayaan sebesar 95% atau taraf
signifikansi sebesar 5%, maka:
a. Jika f hitung > dari F tabel atau nilai signifikan <0.05 (α), maka H1
diterima yang berarti variabel bebas secara bersama-sama
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.
b. Jika f hitung < dari F tabel atau nilai signifikan >0.05 (α), maka H1
diterima yang berarti variabel bebas secara bersama-sama tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.
4. Uji Kontribusi Terbesar
Dalam penelitian ini, cara untuk menentukan variabel bebas yang
mempunyai kontribusi terbesar terhadap variabel terikat adalah dengan
48
menggunakan standarized coefficient pada tingkat kepercayaan 95% atau
taraf signifikansi adalah 5% dengan kriteria penilaian, dimisalkan nilai
koefisien βeta X3 (kualitas produk) lebih besar dari koefisien βeta X1
(word of mouth) dan koefisien βeta X2 (harga) , maka dikatakan bahwa
variabel kualitas produk adalah variabel yang mempunyai kontribusi
terbesar terhadap variabel terikat karena variabel kualitas produk yang
mempunyai nilai koefisien βeta terbesar dibanding dengan variabel yang
lain..
J. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Data yang
baik dan layak dalam penelitian adalah yang memiliki distribusi normal.
Pada penelitian ini uji normalitas menggunakan Uji statistik sederhana yang
sering digunakan untuk menguji asumsi normalitas yaitu dengan
menggunakan uji normalitas dari Kolmogorov - Smirnov. Dasar
pengambilan keputusan dalam uji normalitas yakni : dengan melihat nilai
signifikansi variable, jika nilai signifikan lebih besar dari 0.05% maka data
tersebut berdistribusi normal. Sebaliknya, jiak nilai signifikan lebih kecil
dari 0.05% maka dat tersebut tidak berdistrribusi normal. (Raharjo, 2014).
49
2. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.
Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak
ortogonal. Variabel ortogonal adakah variabel independen yang memiliki
nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol.
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model
regresi adalah sebagai berikut:
1. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris
sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen
banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.
2. Menganalisis matriks korelasi variabel-variabel independen. Jika antar
variabel ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0,90), maka
hal ini merupakan indikasi adanya multikolinieritas. Tidak adanya
korelasi yang tinggi antar variabel independen tidak berarti bebas dari
multikolinieritas. Multikolinieritas dapat disebabkan karena adanya
efek kombinasi dua atau lebih variabel independen.
3. Multikolinieritas dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan lawannya
variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap
variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen
lainnya.
50
Setiap variabel independen menjadi variabel dependen (terikat) dan diregres
terhadap variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel
independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya.
Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF =
1/Tolerance). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya
multikolinieritas adalah nilai Tolerance ≥ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≤ 10.
Setiap peneliti harus menentukan tingkat kolinieritas yang masih dapat ditolerir.
Sebagai misal nilai Tolerance = 0,10 sama dengan tingkat kolinieritas 0,95.
Walaupun multikolinieritas dapat dideteksi dengan nilai Tolerance dan VIF,
tetapi kita masih tetap tidak mengetahui variabel variabel independen mana
sajakah yang saling berkolerasi (Ghozali, 2005).
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu adanya
ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model
regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak
adanya gejala heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini metode pengujian
yang digunakan diantaranya yaitu Uji Park, Uji Glesjer.
a) Uji Glesjer
Uji Glejser dilakukan dengan cara meregresikan antara variabel
independen dengan nilai absolut residualnya. Jika nilai signifikansi
antara variabel independen dengan absolut residual lebih dari 0,05
maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.
51
4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik autokorelasi yaitu korelasi yang terjadi antara
residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi.
Prasyarat yang harus terpenuhi adalah tidak adanya autokorelasi dalam model
regresi. Pada penelitian ini metode pengujian yang digunakan adalah dengan uji
Durbin-Watson (uji DW) dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Jika d lebih kecil dari dL atau lebih besar dari (4-dL) maka hopotesis
nol ditolak, yang berarti terdapat autokorelasi.
2) Jika d terletak antara dU dan (4-dU), maka hipotesis nol diterima,
yang berarti tidak ada autokorelasi.
3) Jika d terletak antara dL dan dU atau diantara (4-dU) dan (4-dL),
maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti.
Nilai du dan dl dapat diperoleh dari tabel statistik Durbin Watson
yang bergantung banyaknya observasi dan banyaknya variabel yang
menjelaskan. (Duwi, 2012)