bab iii metode penelitian a.eprints.umm.ac.id/46709/4/bab iii.pdf · dengan memberikan nilai...

15
38 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif menurut Sugiyono (2009) dalam Maghfur (2018), dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Penelitian ini ditujukan untuk menjelaskan hubungan kausal antara variabel variabel penelitian, yaitu variabel independen (Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan, Profitabilitas dan Islamic Governance Score) terhadap variabel dependen (Islamic Social Reporting) dan menguji hipotesis yang dirumuskan. B. Populasi dan Teknik Penentuan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah bank umum syariah pada periode 2013 sampai dengan 2017. Populasi dalam penelitian ini yaitu 14 Bank Umum Syariah yang ada di Indonesia. Tabel 3.1 berikut akan menyajikan daftar Bank Umum Syariah di Indonesia. Tabel 3.1. Bank Umum Syariah yang Terdapat di Indonesia No. Kode Bank Nama Bank 1 BSB BMS Bank Syariah Bukopin 2 Bank Mega Syariah 3 BMI Bank Muamalat Indonesia 4 BSM Bank Syariah Mandiri

Upload: others

Post on 08-Nov-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN A.eprints.umm.ac.id/46709/4/BAB III.pdf · dengan memberikan nilai (score). 2. Analisis Statistik Deskriptif . Statistik deskriptif memberikan gambaran atau

38

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian

kuantitatif menurut Sugiyono (2009) dalam Maghfur (2018), dapat diartikan

sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,

digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan

data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat

kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah

ditetapkan.

Penelitian ini ditujukan untuk menjelaskan hubungan kausal antara

variabel variabel penelitian, yaitu variabel independen (Ukuran Perusahaan,

Umur Perusahaan, Profitabilitas dan Islamic Governance Score) terhadap

variabel dependen (Islamic Social Reporting) dan menguji hipotesis yang

dirumuskan.

B. Populasi dan Teknik Penentuan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah bank umum

syariah pada periode 2013 sampai dengan 2017. Populasi dalam penelitian ini

yaitu 14 Bank Umum Syariah yang ada di Indonesia. Tabel 3.1 berikut akan

menyajikan daftar Bank Umum Syariah di Indonesia.

Tabel 3.1. Bank Umum Syariah yang Terdapat di Indonesia

No. Kode Bank Nama Bank

1 BSB

BMS

Bank Syariah Bukopin

2 Bank Mega Syariah

3 BMI Bank Muamalat Indonesia

4 BSM Bank Syariah Mandiri

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN A.eprints.umm.ac.id/46709/4/BAB III.pdf · dengan memberikan nilai (score). 2. Analisis Statistik Deskriptif . Statistik deskriptif memberikan gambaran atau

39

No. Kode Bank Nama Bank

5 BCAS Bank Central Asia Syariah

6 BNIS Bank Negara Indonesia Syariah

7 BRIS Bank Rakyat Indonesia Syariah

8 BPDS Bank Panin Dubai Syariah

9 BJBS Bank Jabar Banten Syariah

10 BMSI Bank Maybank Syariah Indonesia

11 BVS Bank Victoria Syariah

12 BTPNS Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah

13 BAS Bank Aceh syariah

14 BPDNTB BPD Nusa Tenggara Barat

Sumber: Hasil olah peneliti

Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling, yakni

penarikan sampel yang didasarkan pada kriteria tertentu. Kriteria yang

digunakan dalam penelitian ini dalam menentukan sampel penelitian adalah

sebagai berikut :

1) Bank Umum Syariah pada periode 2013 - 2017 yang mempublikasikan

laporan tahunannya melalui website masing-masing bank syariah.

2) Bank Umum Syariah yang menerbitkan laporan tata kelola perusahaan

(Good Corporate Governance), laporan tanggung jawab sosial (Corporate

Social Responsibility) dan laporan keuangan pada laporan tahunan.

3) Bank Umum Syariah yang memiliki Return On Assets (ROA) bernilai

positif.

Tabel 3.2 berikut merupakan rangkuman hasil perolehan sampel

hingga terpilih delapan (8) bank yang memenuhi kriteria sebagai sampel

penelitian.

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN A.eprints.umm.ac.id/46709/4/BAB III.pdf · dengan memberikan nilai (score). 2. Analisis Statistik Deskriptif . Statistik deskriptif memberikan gambaran atau

40

Tabel 3.2. Perolehan Sampel Penelitian

Jumlah Bank Umum Syariah di Indonesia 14

Bank Umum Syariah yang tidak memenuhi kriteria

Total bank

6

8

Total unit analisis (total bank x 5 tahun) 40

Sumber: Hasil olah peneliti

Berdasarkan Tabel 3.2 diketahui bahwa bank umum syariah yang

memenuhi kriteria sebagai sampel penelitian berjumlah 8 bank. Sehingga unit

analisis dalam penelitian ini berjumlah 40, laporan tahunan yang terdiri dari 5

tahun pengamatan yaitu tahun 2013-2017. Adapun daftar sampel dalam

penelitian ini dirinci dalam Tabel 3.3 berikut.

Tabel 3.3. Sampel Penelitian

No. Kode Bank Nama Bank

1 BSB Bank Syariah Bukopin

2 BMS Bank Mega Syariah

3 BMI Bank Muamalat Indonesia

4 BSM Bank Syariah Mandiri

5 BCAS Bank Central Asia Syariah

6 BNIS Bank Negara Indonesia Syariah

7 BRIS Bank Rakyat Indonesia Syariah

8 BPDS Bank Panin Dubai Syariah

Sumber: Hasil olah peneliti

C. Definisi Operasional dan Pengukuran

1. Variabel Dependen

Pengukuran pada Islamic Social Reporting (ISR) dilakukan dengan

menggunakan nilai (skor) yang diperoleh dari analisis tingkat

pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR). Indeks ISR dalam

penelitian ini terdiri dari 38 item pengungkapan yang tersusun dalam

lima tema sesuai dengan penelitian Haniffa (2002) dan dimodifikasi

dengan item-item pengungkapan pada penelitian Othman et al. (2009).

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN A.eprints.umm.ac.id/46709/4/BAB III.pdf · dengan memberikan nilai (score). 2. Analisis Statistik Deskriptif . Statistik deskriptif memberikan gambaran atau

41

Metode pemberian nilai (score) pada penelitian ini sama dengan

yang terdapat pada penelitian yang dilakukan oleh Othman et al. (2009)

yaitu pemberian nilai skor terhadap content analysis. Metode content

analysis digunakan untuk mengidentifikasi jenis pengungkapan ISR

dengan cara membaca dan menganalisis laporan tahunan perusahaan.

Indeks pengungkapan ISR tersebut dikodekan ke dalam coding sheet.

Pemberian nilai pada content analysis yang terdiri dari 38 item

indeks ISR pada penelitian ini tidak diukur untuk berapa kali jumlah

kejadian untuk masing-masing item dalam satu tahun periode

pengungkapan, tetapi minimal terdapat satu kali pengungkapan ISR,

maka item tersebut dianggap telah ada dan diberi nilai (skor) 1. Apabila

item tersebut tidak diungkapkan dalam laporan perusahaan maka item

tersebut akan diberi nilai (skor) 0. Pemberian skor ini tidak menilai

kualitas perusahaan melalui item-item pada indeks ISR, tetapi hanya

menilai tingkat atau jumlah skor pengungkapan pada indeks ISR. Seluruh

nilai skor akan dijumlah dan akan menjadi nilai pada variabel terikat

ISR. Berikut rumus untuk menghitung tingkat pengungkapan ISR :

2. Variabel Independen

a. Ukuran Perusahaan

Penentuan ukuran perusahaan dalam penelitian ini, didasarkan

pada total asset perusahaan. Total aset adalah total sumber daya yang

dimiliki oleh perusahaan, sehingga perusahaan yang ukurannya besar

𝐈𝐒𝐑 =𝐩𝐞𝐧𝐠𝐮𝐧𝐠𝐤𝐚𝐩𝐚𝐧 𝐢𝐭𝐞𝐦 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐮𝐧𝐠𝐤𝐚𝐩𝐤𝐚𝐧

𝐩𝐞𝐧𝐠𝐮𝐧𝐠𝐤𝐚𝐩𝐚𝐧 𝐢𝐭𝐞𝐦 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐞𝐡𝐚𝐫𝐮𝐬𝐧𝐲𝐚 x 100%

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN A.eprints.umm.ac.id/46709/4/BAB III.pdf · dengan memberikan nilai (score). 2. Analisis Statistik Deskriptif . Statistik deskriptif memberikan gambaran atau

42

Umur Perusahaan = tahun annual report − tahun berdiri

nantinya memerlukan total aset (sumber daya) yang banyak untuk

menjalankan kegiatan usahanya. Sehingga dalam penelitian ini total

asset digunakan untuk mengukur ukuran perusahaan. Berdasarkan

penelitian terdahulu (Haniffa, 2002), untuk menghitung ukuran

perusahaan dapat dirumuskan sebagai berikut :

b. Umur Perusahaan

Umur perusahaan adalah lamanya perusahaan beroperasi sejak

berdiri sampai dengan laporan tahunan terakhir yang diterbitkan oleh

perusahaan. Umur perusahaan dapat digunakan untuk menunjukkan

kemampuan perusahaan dalam menghadapi persaingan bisnis. Umur

perusahaan dapat dihitung dari sejak berdirinya perusahaan tersebut

sampai tahun annual report. Berdasarkan penelitian terdahulu

(Raditya, 2012), untuk mengetahui umur perusahaan dapat dirumuskan

sebagai berikut :

c. Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba

dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal

sendiri (Maghfur, 2018). Profitabilitas menggambarkan tentang tingkat

keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan dari penggunaan assets

(aktiva) dan equity (Modal). Indikator yang digunakan adalah ROA

(Return On Asset). ROA mengukur kemampuan perusahaan

SIZE = Ln (Nilai total asset)

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN A.eprints.umm.ac.id/46709/4/BAB III.pdf · dengan memberikan nilai (score). 2. Analisis Statistik Deskriptif . Statistik deskriptif memberikan gambaran atau

43

menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu. Dengan

demikian ROA dapat dihitung dengan rumus berikut (Othman, 2009) :

d. Islamic Governance Score

Variabel Islamic Governance Score diukur dengan jumlah Dewan

Pengawas Syariah, cross membership, latar belakang pendidikan, serta

reputasi dari Dewan Pengawas Syariah yang diperoleh dari laporan

tahunan perusahaan. Setiap komponen ini diberikan nilai dengan

menggunakan metode content analysis, yaitu apabila informasi

mengenai komponen tersebut terdapat pada laporan tahunan maka

diberi nilai 1, apabila tidak ada maka diberi nilai 0.

1) Jumlah Dewan Pengawas Syariah

Apabila bank syariah memiliki jumlah Dewan Pengawas Syariah

sebanyak 2 atau lebih maka diberi nilai 1, jika kurang dari 2 maka

diberi nilai 0.

2) Cross membership

Cross membership dinilai dari apakah Dewan Pengawas Syariah

melakukan rangkap jabatan pada lebih dari satu lembaga keuangan

Islam maka diberi nilai 1, apabila tidak merangkap jabatan pada

lembaga keuangan Islam lainnya maka diberi nilai 0.

3) Latar belakang pendidikan

Pengukuran dalam indikator ini adalah dengan melihat apakah

terdapat anggota Dewan Pengawas Syariah yang memiliki tingkat

ROA = 𝑳𝒂𝒃𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉 𝒔𝒆𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝒑𝒂𝒋𝒂𝒌

𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒔𝒆𝒕 𝒙 𝟏𝟎𝟎%

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN A.eprints.umm.ac.id/46709/4/BAB III.pdf · dengan memberikan nilai (score). 2. Analisis Statistik Deskriptif . Statistik deskriptif memberikan gambaran atau

44

IGS = JDPS + RJ + LBP + RDPS

pendidikan yang baik atau tidak. Tingkat pendidikan minimal yang

digunakan dalam penelitian ini telah tertuang di dalam Peraturan

Otoritas Jasa Keuangan Tentang Ahli Syariah Pasar Modal Nomor

16/Pojk.04/2015, yaitu Strata 1 (S1). Jadi, bila anggota Dewan

Pengawas Syariah berpendidikan minimal (S1) maka akan diberi

skor 1, dan bila tidak terdapat maka akan diberi skor 0.

4) Reputasi Dewan Pengawas Syariah

Sedangkan reputasi Dewan Pengawas Syariah dinilai dari

pengalaman-pengalamannya. Apabila DPS memiliki reputasi

sebagai ulama atau pengalaman di lembaga atau institusi islam

lain, maka diberi nilai 1, apabila tidak ada maka diberi nilai 0.

Nilai yang diperoleh dari setiap perusahaan dijumlahkan untuk

mendapatkan nilai total Islamic Governance Score. Rumus yang

digunakan yaitu sebagai berikut :

Keterangan :

IGS = Islamic Governance Score

JDPS = Jumlah Dewan Pengawas Syariah

RJ = Rangkap Jabatan/Cross membership

LBP = Latarbelakang Pendidikan

RDPS = Reputasi Dewan Pengawas Syariah

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN A.eprints.umm.ac.id/46709/4/BAB III.pdf · dengan memberikan nilai (score). 2. Analisis Statistik Deskriptif . Statistik deskriptif memberikan gambaran atau

45

D. Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data yang

diperoleh dalam bentuk sudah jadi, hasil dari pengumpulan dan pengolahan

pihak lain (Muhidin & Abdurahman, 2007). Alasan menggunakan data

sekunder ini yaitu dengan pertimbangan bahwa data sekunder mempunyai

validitas data yang dijamin oleh pihak lain sehingga handal untuk digunakan

dalam penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa

annual report dari item laporan keuangan, good corporate governance dan

pelaksanaan corporate social responsibility yang dipublikasikan oleh bank

umum syariah di Indonesia pada periode 2013 - 2017. Data sekunder atau

laporan tahunan yang diperoleh dalam penelitian ini bersumber dari website

masing-masing bank syariah.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik studi dokumentasi, yaitu teknik yang dilakukan dengan mengumpulkan

seluruh data sekunder dan seluruh informasi yang diperlukan. Adapun data-

data yang dikumpulkan yaitu mengenai laporan keuangan, Good Corporate

Governance dan Corporate Social Responsibility yang terdapat dalam laporan

tahunan Bank Umum Syariah di Indonesia dari periode 2013-2017 yang

dipublikasikan melalui website masing-masing bank syariah.

Teknik Analisis Data

1. Content Analysis

Analisis isi (content analysis) adalah penelitian yang bersifat

pembahasan mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN A.eprints.umm.ac.id/46709/4/BAB III.pdf · dengan memberikan nilai (score). 2. Analisis Statistik Deskriptif . Statistik deskriptif memberikan gambaran atau

46

dalam media massa. Pelopor analisis isi adalah Harold D. Lasswell, yang

memelopori teknik symbol coding, yaitu mencatat lambang atau pesan

secara sistematis, kemudian diberi interpretasi (Yuris, 2009). Metode

content analysis digunakan untuk mengidentifikasi jenis pengungkapan

dengan cara membaca dan menganalisis laporan tahunan perusahaan.

Dalam penelitian ini penggunaan content analysis hanya terdapat pada

variabel independen Islamic governance score dan variabel dependen

Islamic social reporting dengan memberikan nilai (score).

2. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data

yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,

minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemelencengan distribusi)

(Ghozali, 2013). Statistik deskriptif disajikan dalam bentuk tabel numerik

yang berasal dari pengolahan program SPSS.

3. Uji Asumsi Klasik

Untuk menguji hipotesis penelitian ini, yaitu dengan menggunakan

regresi linier berganda. Sebagai prasyarat regresi linier berganda,

dilakukan uji asumsi klasik untuk memastikan bahwa data penelitian valid,

tidak bias, konsisten, dan penaksiran koefisien regresinya bersifat efisien

(Widiawati, 2012). Pengujian asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji

multikolinearitas, uji heterokedastisitas dan uji autokorelasi.

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN A.eprints.umm.ac.id/46709/4/BAB III.pdf · dengan memberikan nilai (score). 2. Analisis Statistik Deskriptif . Statistik deskriptif memberikan gambaran atau

47

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.

Terdapat dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi

normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Uji

normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati,

secara visual kelihatan normal padahal secara statistik bisa sebaliknya

(Ghozali, 2013). Oleh karena itu digunakan uji statistik. Uji statistik

yang dapat digunakan untuk uji statistic non-parametrik Kolmogorov-

Smirnov (K-S). Jika nilai signifikansi (asymptotic significance) dari

Uji K-S diatas dari 0,05 maka data memiliki distribusi yang normal

(Ghozali, 2013).

b. Uji Multikolinearitas

Uji mutikolinearitas bertujuan untuk menguji ada atau tidaknya

korelasi antara variabel independen dalam model regresi. Model

regresi yang baik seharusnya tidak terjadi kolerasi diantara variabel

independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel

ini tidak orthogonal (variabel independen yang nilai korelasi antar

sesama variabel independen sama dengan nol).

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam

model regresi dapat dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan

Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan

setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel

independen lainnya. Jika nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10, dapat

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN A.eprints.umm.ac.id/46709/4/BAB III.pdf · dengan memberikan nilai (score). 2. Analisis Statistik Deskriptif . Statistik deskriptif memberikan gambaran atau

48

diartikan tidak terdapat multikolinearitas dalam data penelitian

tersebut. Jika nilai tolerance < 0,10 dan VIF >10, mengartikan bahwa

data tersebut terjadi multikolinearitas (Ghozali, 2013).

c. Uji Heterokedastisitas

Tujuan dari pengujian heteroskedastisitas adalah untuk menguji

apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari

residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari

residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut

Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas.

Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak

terjadi Heteroskedastisitas (Ghozali, 2011).

Untuk menguji ada atau tidaknya heteroskedastisitas dalam

penelitian ini digunakan uji Glejser, yaitu dengan cara meregresikan

nilai absolute residual terhadap variabel independen. Ada atau

tidaknya heteroskedastisitas diketahui dengan melihat signifikansinya

terhadap derajat kepercayaan 5%. Jika nilai signifikansi > 0,05, maka

tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2011).

d. Uji Autokorelasi

Uji autokolerasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi linear terdapat kolerasi antara kesalahan pengganggu pada

periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1. Jika terjadi

kolerasi, maka dinamakan adanya problem autokolerasi. Autokolerasi

muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN A.eprints.umm.ac.id/46709/4/BAB III.pdf · dengan memberikan nilai (score). 2. Analisis Statistik Deskriptif . Statistik deskriptif memberikan gambaran atau

49

satu sama lainnya. Masalah ini timbul dikarenakan residual (kesalahan

pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya.

Model regresi yang baik adalah regresi bebas dari autokolerasi.

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendetekasi ada atau

tidaknya autokolerasi (Ghozali, 2013). Salah satu cara untuk

mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi yaitu dengan menggunakan

uji Durbin Watson, dasar pengambilan keputusan ada tidaknya gejala

autokorelasi adalah :

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < dw < dl

Tidak ada autokorelasi positif No decision dl < dw < du

Tidak ada autokorelasi negatif Tolak 4-dl < dw < 4

Tidak ada autokorelasi negatif No decision 4-du < dw < 4-dl

Tidak ada autokorelasi positif

atau negatif

Tidak ditolak du < dw < 4-du

Sumber: Ghozali (2013)

4. Uji Hipotesis

a. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variable

indepeden atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai

pengaruh secara bersamasama terhadap variabel dependen/terikat

(Ghozali, 2011). Pengujian melalui uji F adalah dengan

membandingkan Fhitung dengan Ftabel dan nilai α < 5%. (Ghozali,

2011). Apabila Fh > Ft, maka model regresi berhasil menerangkan

pengaruh variable bebas secara keseluruhan terhadap variabel

terikatnya. Apabila Fh < Ft, maka model regresi tidak berhasil

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN A.eprints.umm.ac.id/46709/4/BAB III.pdf · dengan memberikan nilai (score). 2. Analisis Statistik Deskriptif . Statistik deskriptif memberikan gambaran atau

50

ISR = a + b₁UK + b₂UM + b₃PROF + b₄IGS + e

menerangkan pengaruh variabel bebas secara keseluruhan terhadap

variabel terikatnya.

b. Uji Koefisien Determinasi (R²)

Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen

(Ghozali, 2011). Nilai R² atau koefisien determinasi adalah antara 0

dan 1. Nilai koefisien determinasi yang kecil atau mendekati 0,

menandakan kemampuan variabel-variabel independen dalam

menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Sedangkan nilai

yang besar atau mendekati 1 menandakan variabel-variabel

independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan

untuk memprediksi variasi variabel dependen. Terdapat kelemahan

dalam koefisien determinasi yakni bias terhadap jumlah variabel yang

dimasukkan dalam model.

c. Analisis Regresi Linier Berganda

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis

regresi linier berganda (Multiple Linear Regression) dengan alasan

bahwa variabel independennya lebih dari satu. Analisis ini digunakan

untuk menentukan hubungan antara ISR dengan variabel-variabel

independennya. Penelitian ini menggunakan model regresi linier

berganda dengan persamaan sebagai berikut :

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN A.eprints.umm.ac.id/46709/4/BAB III.pdf · dengan memberikan nilai (score). 2. Analisis Statistik Deskriptif . Statistik deskriptif memberikan gambaran atau

51

Keterangan :

ISR = Islamic Social Reporting

a = Konstanta

b₁ – b₄ = koefisien regresi berganda

UK = Ukuran Perusahaan

UM = Umur Perusahaan

PROF = Profitabilitas

IGS = Islamic Governance Score

e = error term

d. Uji Parsial (Uji t)

Uji.tmdigunakan untuk mengetahui kemampuan masing-masing

variabel independen secara individu (parsial) dalam menjelaskan

perilaku variabel dependen. Pengujian ini dilakukan dengan

menggunakan tingkat signifikansi 0,05 (α = 5 %).

Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis (Rochaety et al., 2009

dalam Halida, 2017) :

a) Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima

b) Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak

Kriteria dasar signifikansi adalah sebagai berikut :

a) Jika t hitung > dari t tabel maka H0 ditolak

b) Jika t hitung < dari t tabel maka H0 diterima

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN A.eprints.umm.ac.id/46709/4/BAB III.pdf · dengan memberikan nilai (score). 2. Analisis Statistik Deskriptif . Statistik deskriptif memberikan gambaran atau