bab iii metode penelitian a. definisi operasionalrepository.upi.edu/20265/6/s_bio_1106497_chapter...

17
Dita Alawiyah Marcharis, 2015 BEBAN KOGNITIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA BERBASIS PESANTREN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Definisi operasional adalah penjelasan definisi dari variabel yang telah dipilih oleh peneliti. Berikut definisi operasional dalam penelitian ini: 1. Beban Kognitif / Cognitive Load digambarkan dengan besarnya Kemampuan Menerima dan Mengolah Informasi (MMI), Usaha Mental (UM) dan Hasil Belajar (HB) yang dihasilkan serta hubungan antara UM terhadap MMI, UM Terhadap HB, dan MMI terhadap HB. 2. Kemampuan Menerima dan Mengolah Informasi (MMI) merupakan kemampuan siswa dalam memproses informasi selama proses pembelajaran sistem saraf yang digambarkan dengan skor kemampuan menerima dan mengolah informasi diukur melalui pertannyaan-pertanyaan pada worksheet. 3. Usaha Mental (UM) merupakan usaha yang dilakukan siswa dalam mengolah dan memproses informasi selama proses pembelajaran sistem saraf yang digambarkan dengan skor usaha mental yang diukur melalui angket subjective-rating scale. 4. Hasil Belajar (HB) merupakan kemampuan nalar siswa yang dihasilkan dari proses pembelajaran yang digambarkan dengan skor soal tes pada akhir pembelajaran bab sistem saraf. B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi yang diambil dalam penelitian adalah seluruh beban kognitif siswa pada pembelajaran biologi yang ada di SMA berbasis pesantren di Kota Bandung. 2. Sampel Sampel yang diambil adalah beban kognitif siswa pada pembelajaran biologi di SMA berbasis pesantren yaitu pesantren dengan karakteristik berupa pesantren di Bandung yang memiliki sistem wajib tinggal di asrama bagi siswa-siswanya yaitu Pondok Pesantren Al-Basyariyah, Cigondewah Hilir, Kota Bandung. Kelas

Upload: vucong

Post on 18-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Dita Alawiyah Marcharis, 2015 BEBAN KOGNITIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA BERBASIS PESANTREN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

21

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah penjelasan definisi dari variabel yang telah

dipilih oleh peneliti. Berikut definisi operasional dalam penelitian ini:

1. Beban Kognitif / Cognitive Load digambarkan dengan besarnya Kemampuan

Menerima dan Mengolah Informasi (MMI), Usaha Mental (UM) dan Hasil

Belajar (HB) yang dihasilkan serta hubungan antara UM terhadap MMI, UM

Terhadap HB, dan MMI terhadap HB.

2. Kemampuan Menerima dan Mengolah Informasi (MMI) merupakan

kemampuan siswa dalam memproses informasi selama proses pembelajaran

sistem saraf yang digambarkan dengan skor kemampuan menerima dan

mengolah informasi diukur melalui pertannyaan-pertanyaan pada worksheet.

3. Usaha Mental (UM) merupakan usaha yang dilakukan siswa dalam mengolah

dan memproses informasi selama proses pembelajaran sistem saraf yang

digambarkan dengan skor usaha mental yang diukur melalui angket

subjective-rating scale.

4. Hasil Belajar (HB) merupakan kemampuan nalar siswa yang dihasilkan dari

proses pembelajaran yang digambarkan dengan skor soal tes pada akhir

pembelajaran bab sistem saraf.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi yang diambil dalam penelitian adalah seluruh beban kognitif siswa

pada pembelajaran biologi yang ada di SMA berbasis pesantren di Kota Bandung.

2. Sampel

Sampel yang diambil adalah beban kognitif siswa pada pembelajaran biologi

di SMA berbasis pesantren yaitu pesantren dengan karakteristik berupa pesantren

di Bandung yang memiliki sistem wajib tinggal di asrama bagi siswa-siswanya

yaitu Pondok Pesantren Al-Basyariyah, Cigondewah Hilir, Kota Bandung. Kelas

22

Dita Alawiyah Marcharis, 2015 BEBAN KOGNITIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA BERBASIS PESANTREN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

SUMBER BELAJAR

yang diambil sebagai sampel adalah kelas XI IPA Putri Pondok Pesantren Al-

Basyariyah yang terdiri dari 40 siswa.

C. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan pedoman dalam melakukan proses penelitian.

Berikut desain penelitian dalam penelitian ini:

Gambar 3.1 Bagan Desain Penelitian Terhadap Pengukuran Beban Kognitif Siswa

Pesantren

Siswa SMA kelas XI IPA dari Pesantren Al-Basyariyah diukur beban

kognitifnya pada pembelajaran biologi materi sistem saraf disertai dengan melihat

strategi pembelajaran yang digunakan guru di dalam kelas. Kemudian siswa dari

pesantren tersebut diukur MMI, UM, dan HB. Pengukuran MMI menggunakan

instrumen worksheet, pengukuran UM menggunakan instrumen kuisioner dan

pengukuran HB menggunakan soal yang disediakan peneliti sebagai ujian akhir

bab sistem saraf (soal tes). Skor dari MMI akan dikorelasikan dengan skor UM

serta skor HB.

PEMBELAJARAN BIOLOGI

Kelas

XI IPA

Berbasis Pesantren

INPUT OUTPUT

MMI UM HB

BEBAN

KOGNITIF

SISWA

23

Dita Alawiyah Marcharis, 2015 BEBAN KOGNITIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA BERBASIS PESANTREN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan termasuk ke dalam kelompok penelitian

deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau

menginterpretasikan data sebagaimana adanya. Sebagaimana dikemukakan oleh

Arikunto (2006) bahwa penelitian deskriptif merupakan penelitian yang

dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang

ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan.

Peneliti mendeskripsikan hasil pengukuran beban kognitif siswa kelas XI IPA

dalam pembelajaran biologi materi sistem saraf yang diperoleh dari SMA berbasis

pesantren.

E. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-April 2015 di pesantren yang

memiliki karakteristik wajib tinggal di asrama bagi siswa-siswanya. Yaitu Pondok

Pesantren Al-Basyariyah, Cigondewah Hilir, Kota Bandung.

F. Instrumen Penelitian

1. Worksheet mengenai materi sistem saraf

Worksheet berisi pertanyaan-pertanyaan yang mengukur Kemampuan

Menerima dan Mengolah Informasi (MMI) siswa pada materi sistem saraf. Dalam

Worksheet mengukur Kemampuan Menerima dan Mengolah Informasi (MMI)

akan menghasilkan data yang berbanding terbalik dengan besarnya ICL.

Instrumen tes pada worksheet berisi pertanyaan-pertanyaan yang dikembangkan

dengan kompleksitas isi berbeda atau task complexity (Brunken, et al., 2010)

berdasarkan standar pengolahan informasi dari Marzano (1993).

Terdapat lima soal pada worksheet di setiap pertemuan. Skala penilaian yang

digunakan mulai dari 0-3 dilihat dari tingkat kompleksitas jawaban yang diberikan

siswa. Skor kemampuan analisis dikonversi dalam bentuk kualitatif dengan

merujuk pada kategorisasi dari Arikunto (2013).

24

Dita Alawiyah Marcharis, 2015 BEBAN KOGNITIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA BERBASIS PESANTREN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1 Kisi-kisi Pertanyaan Task Complexity pada Worksheet

Task

Complexity Kisi-kisi

Nomor

Soal

Pertemuan

ke-

Komponen

Informasi

Menyebutkan tiga jenis neuron. 1 1

Menyebutkan struktur neuron. 2 1

Menyebutkan perbedaan gerak sadar dan

gerak refleks.

1 2

Menyebutkan fungsi utama sumsum

tulang belakang dalam gerak refleks.

2 2

Integrasi

Informasi

Mengintegrasikan pengetahuan tentang

struktur dan fungsi saraf dengan

mekanisme penghantaran impuls.

3 1

Mengintegrasikan pengetahuan tentang

gerak sadar dan gerak refleks dengan

perbedaan mekanisme penghantaran

impuls antara kedua gerak tersebut.

3 2

Aplikasi

Informasi

Penerapan prinsip mekanisme

penghantaran impuls dan kaitannya

dengan kerusakan pada neuron.

4 1

Penerapan prinsip mekanisme

penghantaran impuls pada gerak refleks

dan kaitannya dengan kejadian sehari-

hari.

4 2

25

Dita Alawiyah Marcharis, 2015 BEBAN KOGNITIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA BERBASIS PESANTREN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk dapat menilai skor siswa dari worksheet, digunakan rubrik yang

dijabarkan pada Tabel 3.2

Tabel 3.2 Rubrik Penskoran Pertanyaan Task Complexity pada Worksheet

Soal Nomor Jawaban Skor

1

Jawaban keseluruhan tepat dan jelas 3

Jawaban tepat tetapi kurang jelas 2

Jawaban kurang tepat dan kurang jelas 1

Jawaban keseluruhan salah 0

2

Jawaban keseluruhan tepat dan jelas 3

Jawaban tepat tetapi kurang jelas 2

Jawaban kurang tepat dan kurang jelas 1

Jawaban keseluruhan salah 0

3

Jawaban benar dan lengkap 3

Jawaban benar tetapi hanya terjawab 2 2

Jawaban benar tetapi hanya terjawab 1 1

Jawaban seluruhnya salah 0

4

Jawaban keseluruhan tepat dan jelas 3

Jawaban tepat tetapi kurang jelas 2

Jawaban kurang tepat dan kurang jelas 1

Jawaban keseluruhan salah 0

Skor total yang telah didapat melalui rubrik penskoran pertanyaan task

complexity pada worksheet, dikategorisasi berdasarkan Tabel 3.3 di bawah ini.

Tabel 3.3 Kategorisasi Kemampuan Menerima dan Mengolah Informasi

Skor Skor Konversi Skala 100 Kategori Kualitatif

2,4 – 3,0 80-100 Sangat Baik

1,8 – 2,3 60-79 Baik

1,2 – 1,7 40-59 Sedang

0,6 – 1,1 20-39 Kurang

0,0 – 0,5 0-19 Sangat Kurang

26

Dita Alawiyah Marcharis, 2015 BEBAN KOGNITIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA BERBASIS PESANTREN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Kuisioner

Kuisioner diberikan untuk mengukur usaha mental (UM) siswa yaitu

seberapa besar siswa berusaha untuk memahami materi pelajaran yang

disampaikan oleh gurunya yang berkaitan dengan strategi yang digunakan guru

dalam proses pembelajaran. Kuisioner yang digunakan untuk mengukur usaha

mental siswa akan menghasilkan data yang berbanding lurus dengan besarnya

ECL. Skala penilaian menggunakan skala Likert. Skala Likert terdiri dari sangat

membantu (skor 1), membantu (skor 2), kurang membantu (skor 3), tidak

membantu (skor 4). Semakin rendah rata-rata nilai yang didapat, semakin rendah

usaha mental yang diperlukan siswa untuk memahami materi ajar. Skala penilaian

yang digunakan mulai dari 1-4 dilihat dari tingkat kompleksitas jawaban yang

diberikan siswa. Skor Usaha Mental (UM) dikonversi dalam bentuk kualitatif

dengan merujuk pada kategorisasi dari Arikunto (2013).

Tabel 3.4 Rubrik Penskoran Lembar Kuisioner dengan Skala Likert

Skor Kategori

1 Sangat membantu

2 Membantu

3 Kurang membantu

4 Tidak membantu

Skor total yang telah didapat melalui rubrik penskoran lembar kuisioner,

dikategorisasi berdasarkan Tabel 3.5 di bawah ini.

Tabel 3.5 Kategorisasi Kualitatif Pembelajaran Melalui Lembar Kuisioner

Skor Skor Konversi Skala 100 Kategori Kualitatif

3,41-4,00 80-100 Sangat kesulitan

2,81-3,40 60-79 Kesulitan

2,21-2,80 40-59 Sedikit kesulitan

1,61-2,20 20-39 Tidak kesulitan

1,00-1,60 0-19 Sangat tidak kesulitan

27

Dita Alawiyah Marcharis, 2015 BEBAN KOGNITIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA BERBASIS PESANTREN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Soal Tes

Soal tes dibuat oleh peneliti untuk mengukur tingkat penalaran (HB) siswa

dalam mempelajari materi sistem saraf. Soal tes berupa soal pilihan ganda

berdasarkan indikator penalaran dari Marzano yang mencakup dimensi tiga yang

meliputi analyzing perspectives, analysis errors, abstracting, deduction,

induction, decision making, comparing, classifying dan constracting support.

Instrumen ini digunakan untuk mengukur beban germane. Skor dari soal tes ini

akan dihubungkan dengan kemampuan menerima dan mengolah informasi siswa

(dari worksheet) dan usaha mental siswa (dari kuisioner). Skor akhir dari soal tes

akan dikonversi ke dalam skala 100. Skor hasil belajar ini merujuk pada

kategorisasi dari Arikunto (2013).

Tabel 3.6 Kategorisasi Hasil Belajar Melalui Soal Tes dan Instrumen

Penelitian

Skor Kategori Kualitatif

80-100 Baik Sekali

66-79 Baik

56-65 Cukup

40-55 Kurang

30-39 Gagal

(Arikunto, 2013)

4. Lembar Observasi

Lembar observasi yang digunakan mencakup lembar wawancara dan video

pembelajaran. Lembar wawancara digunakan untuk mengklarifikasi data hasil

MMI yang berbanding lurus dengan data hasil UM. Wawancara dilakukan setelah

skor hasil dari data MMI dan UM terkumpul. Video pembelajaran digunakan

untuk mengamati strategi yang digunakan guru saat mengajar serta untuk

pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan faktor-faktor lain yang

berhubungan dengan beban kognitif siswa.

28

Dita Alawiyah Marcharis, 2015 BEBAN KOGNITIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA BERBASIS PESANTREN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari

pemberian worksheet untuk mengukur kemampuan siswa dalam menerima dan

mengolah informasi (MMI), pemberian kuisioner untuk mengukur usaha mental

(UM) siswa, tes harian bab sistem saraf untuk mengukur tingkat penalaran siswa

terhadap materi sistem saraf (HB), dan wawancara yang dilakukan ketika hasil

pengukuran MMI dan HB tidak sejalan dengan UM. Adapun rincian teknik

pengumpulan data dapat dilihat pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7 Teknik Pengumpulan Data

No. Data Waktu Pengambilan Data Instrumen

1. Kemampuan siswa

menerima dan

mengolah informasi

(MMI)

Di setiap akhir pembelajaran Worksheet

2. Usaha mental (UM) Di setiap akhir pembelajaran Kuisioner

3. Tingkat pemahaman

siswa/hasil belajar

(HB) terhadap

materi sistem saraf

Di akhir pembelajaran bab

sistem saraf

Soal Tes

4. Lembar observasi Setelah perhitungan skor dari

data MMI dan UM terkumpul

Wawancara

H. Prosedur Pengumpulan Data

Tahap dalam penelitian ini meliputi beberapa tahap, yaitu:

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan ini meliputi:

a. Membuat instrumen penelitian

Instrumen penelitian yang dibuat mencakup worksheet mengenai materi

sistem saraf, kuisioner tentang respon siswa terhadap strategi pembelajaran

yang dilakukan guru, dan tes harian bab sistem saraf. Kisi-kisi worksheet

berisi pertanyaan-pertanyaan yang dikembangkan dengan kompleksitas isi

29

Dita Alawiyah Marcharis, 2015 BEBAN KOGNITIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA BERBASIS PESANTREN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berbeda atau task complexity (Brunken, et al., 2010) berdasarkan standar

pengolahan informasi dari Marzano (1993) sedangkan kisi-kisi tes harian

dibentuk berdasarkan standar berpikir kompleks berupa dimensi belajar dari

Marzano (1994). Setelah instrumen selesai dibuat, instrumen di judgement

oleh dosen ahli, kemudian dilakukan uji coba.

b. Uji coba instrumen

Instrumen yang diuji coba adalah soal tes bab sistem saraf. Uji coba

instrumen dilakukan pada 38 mahasiswa tingkat I jurusan pendidikan biologi

FPMIPA UPI. Untuk menganalisis kelayakan soal yang dibuat, maka

diambillah sampel pengujian. Sampel pengujian diambil dari perhitungan

27% untuk kelompok atas dan 27% untuk kelompok bawah dari seluruh

populasi. Setelah dilakukan penghitungan, didapat 10 mahasiswa tingkat atas

dan 10 mahasiswa tingkat bawah. Hasil tes yang didapat kemudian dianalisis

dengan menggunakan program ANATES versi 5.0.2. Rincian analisis pokok

uji pada tiap butir soal pilihan ganda adalah uji validitas, uji reliabilitas,

tingkat kesukaran soal, dan kualitas pengecoh soal.

1) Uji Validitas Butir Soal

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu

tes. Suatu tes dikatakan sahih apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak

diukur. Tes memiliki validitas yang tinggi jika hasilnya sesuai dengan

kriteria, dalam arti memiliki kesejajaran antara tes dan kriteria (Arikunto,

2013). Berikut rumus uji validitas butir soal dan kriteria validitas pada Tabel

3.8:

rxy = ∑ ∑ ∑

∑ ∑ ∑ ∑

Deskripsi:

rxy = Koefisien korelasi = validitas item

X = Skor tiap siswa pada item tersebut

Y = Skor total tiap siswa

30

Dita Alawiyah Marcharis, 2015 BEBAN KOGNITIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA BERBASIS PESANTREN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

N = Jumlah seluruh siswa

ΣX= Jumlah skor seluruh siswa pada item tersebut

ΣY= Jumlah skor total seluruh siswa pada test

Tabel 3.8 Kriteria Validitas

Koefisien Korelasi Kriteria Validitas

0,80-1,00 Sangat tinggi

0,60-0,80 Tinggi

0,40-0,60 Cukup

0,20-0,40 Rendah

0,00-0,20 Sangat rendah

(Arikunto, 2013)

Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus uji validitas butir soal,

diperoleh hasil yang akan diinterpretasikan pada Tabel 3.9.

Tabel 3.9 Hasil Uji Validitas Butir Soal Pilihan Ganda (Soal Tes)

Kriteria Nomor Soal Total Keterangan

Tinggi 4, 8, 9, 12, 13, 16 6 Digunakan

Cukup 5, 10, 14, 15, 17 5 Digunakan

Rendah 3, 6, 7 3 Revisi

Sangat rendah 1, 2, 11, 18 4 Revisi, nomor 11

soal diubah

2) Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui tingkat keajegan atau

ketetapan hasil pengukuran soal, artinya jika kepada siswa-siswa diberikan

tes yang serupa pada waktu yang berbeda maka setiap siswa akan tetap

berada dalam urutan yang sama dalam kelompok (Arikunto, 2013).

31

Dita Alawiyah Marcharis, 2015 BEBAN KOGNITIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA BERBASIS PESANTREN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Perhitungan uji reliabilitas menggunakan program ANATES versi 5.0.2.

Berikut kriteria reliabilitas pada Tabel 3.10:

Tabel 3.10 Kriteria Reliabilitas

Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas

0,80 - 1,00 Sangat Tinggi

0,60 - 0,79 Tinggi

0,40 - 0,59 Cukup

0,20 - 0,39 Rendah

0,00 - 0,19 Sangat Rendah

(Arikunto, 2013)

Pengukuran reliabilitas dapat menggunakan indikator yang tercantum

dalam Tabel 3.4. Hasil yang diperoleh untuk perhitungan uji reliabilitas pada

soal-soal tes bab sistem saraf yang dihitung dengan bantuan program

ANATES versi 5.0.2 adalah 0,73. Soal pilihan ganda pada soal tes bab sistem

saraf dengan hasil uji reliabilitas 0,73 termasuk ke dalam kategori tinggi.

3) Daya Pembeda

Uji daya pembeda merupakan salah satu cara untuk memeriksa apakah

pertanyaan yang diberikan dapat membedakan antara siswa yang masuk ke

dalam kategori siswa tingkat atas dan siswa tingkat bawah (Arikunto, 2013).

Berikut rumus daya pembeda:

Deskripsi:

DP= Daya pembeda

U = Jumlah siswa yang menjawab benar dari kelompok atas untuk tiap soal

L = Jumlah siswa yang menjawab benar dari kelompok bawah untuk tiap

soal

T = Jumlah siswa kelompok tinggi dan rendah

32

Dita Alawiyah Marcharis, 2015 BEBAN KOGNITIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA BERBASIS PESANTREN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kategorisasi daya pembeda dapat dilihat pada tabel 3.5. Daya Pembeda

dihitung dengan bantuan program ANATES versi 5.0.2. Berdasarkan hasil

perhitungan analisis tiap butir soal, daya pembeda dari soal tes bab sistem

saraf dapat dilihat pada Tabel 3.11.

Tabel 3.11 Kategorisasi Daya Pembeda

Koefisien Daya Pembeda Interpretasi

0,71 – 1.00 Baik sekali

0,41 – 0,70 Baik

0,21 – 0,40 Cukup

0,00 – 0,20 Jelek

(Arikunto, 2013)

Berdasarkan kategorisasi daya pembeda pada Tabel 3.11, didapatkan hasil

perhitungan daya pembeda soal tes bab sistem saraf yang dijabarkan pada

Tabel 3.12.

Tabel 3.12 Hasil Perhitungan Daya Pembeda Soal Tes Bab Sistem

Saraf

Kriteria Daya

Pembeda

Nomor Soal Jumlah

Baik sekali 13 1

Baik 1, 4, 5, 8, 10, 12, 16 7

Cukup 9, 14, 15, 17 4

Jelek 2, 3, 6, 7, 11, 18 6

4) Uji Tingkat Kesukaran Soal

Analisis tingkat kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal

tersebut tergolong mudah, sedang atau sukar sebagaimana penjelasan

Arikunto (2013) yang menjelaskan bahwa tingkat kesukaran adalah bilangan

yang menunjukan sukar atau mudahnya suatu soal. Uji tingkat kesukaran soal

dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

33

Dita Alawiyah Marcharis, 2015 BEBAN KOGNITIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA BERBASIS PESANTREN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Deskripsi:

TK= Tingkat kesukaran

U = Jumlah siswa dari kelompok atas yang menjawab benar untuk tiap soal

L = Jumlah siswa dari kelompok bawah yang menjawab benar untuk tiap

soal

T = jumlah seluruh siswa dari kelompok tinggi dan kelompok rendah

Tabel 3.13 Interpretasi Indeks Kesukaran

Indeks Kesukaran Interpretasi

soal

0,00-0,30 Sukar

0,30-0,70 Sedang

0,70-1,00 Mudah

(Arikunto, 2013)

Berdasarkan interpretasi indeks kesukaran pada Tabel 3.13 di atas,

didapatkan hasil perhitungan tingkat kesukaran pada soal dengan

menggunakan program ANATES versi 5.0.2 yang digambarkan pada Tabel

3.14.

Tabel 3.14 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Tes Bab Sistem Saraf

Interpretasi Nomor Soal Jumlah Presentase Keterangan

Sangat Sukar 18 1 27,8%

Revisi

Sukar 6, 11, 12, 15 4 Digunakan

Sedang

1, 2, 3, 4, 5,

8, 10, 13,

14, 16

10 55,6% Digunakan

Mudah 7, 9, 17 3 16,6% Revisi

34

Dita Alawiyah Marcharis, 2015 BEBAN KOGNITIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA BERBASIS PESANTREN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

a. Melaksanakan tes

Dipilih SMA berbasis pesantren dengan karakteristik pesantren memiliki

aturan wajib tinggal di asrama bagi siswa-siswanya. Kemudian dari pesantren

tersebut dipilih satu kelas IPA untuk dijadikan subjek penelitian. Selama

proses pembelajaran bab sistem saraf, siswa diberikan tes berupa worksheet

dan kuisioner serta pada akhir pembelajaran siswa diberi soal tes yang berisi

soal pilihan ganda mencakup keseluruhan materi sistem saraf.

b. Melakukan wawancara

Berdasarkan uraian sebelumnya, wawancara akan digunakan secara

kondisional, yaitu saat skor worksheet siswa berbanding terbalik dengan

kuisioner atau skor worksheet siswa berbanding terbalik dengan skor soal tes.

3. Tahap Pasca Pelaksanaan Penelitian

a. Melakukan pengolahan data

Hasil tes dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif serta dideskripsikan

untuk mengetahui tingkat beban kognitif siswa pada pembelajaran biologi di

SMA berbasis pesantren.

b. Menyusun kesimpulan

Kesimpulan disusun berdasarkan pertanyaan penelitian yang telah dibuat

dan hasil penelitian yang didapat.

I. Analisis Data

Data yang didapat dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Analisis

kuantitatif digunakan untuk menganalisis hasil perhitungan uji statistika

komponen beban kognitif siswa. Analisis kualitatif digunakan untuk

menggambarkan profil komponen beban kognitif siswa berdasarkan rubrik

kategorisasi dan menganalisis strategi mengajar guru serta hasil wawancara yang

berkaitan dengan hasil pengukuran beban kognitif siswa. Berikut langkah-langkah

analisis data:

35

Dita Alawiyah Marcharis, 2015 BEBAN KOGNITIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA BERBASIS PESANTREN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Analisis data untuk menggambarkan komponen beban kognitif yang

diinterpretasikan berdasarkan rubrik kategorisasi (Tabel 3.3, Tabel 3.5, Tabel

3.6). Analisis ini mencakup:

a. Analisis data dari skor Kemampuan Menerima dan Mengolah Informasi

(MMI) dan Usaha Mental (UM) diinterpretasikan dengan dua cara. Cara

pertama, Skor Kemampuan Menerima dan mengolah Informasi (MMI) dan

Usaha Mental (UM) dihitung berdasarkan skor asal yaitu variabel MMI

memiliki rentang skor 0-3 dengan skor maksimal 3 (Tabel 3.3). Sedangkan

skor asal dari variabel Usaha Mental (UM) ada pada rentang 1-4 dengan skor

maksimal 1 (tabel 3.5). Skor asal yang telah didapat, dapat menentukan

besarnya MMI dan UM berdasarkan rubrik kategorisasi. Interpretasi data

dengan cara kedua adalah dengan mengkonversikan data ke dalam skala 100

dari skor asal yang telah didapat. Skor konversi dari variabel MMI dan UM

memiliki skor maksimal 100. Skor konversi digunakan dalam uji statistika.

Selain itu, data yang telah dikonversi, digunakan untuk mencari tingkat beban

kognitif siswa dengan skor Kemampuan Menerima dan Mengolah Informasi

(MMI) dan skor Usaha Mental (UM) dengan perhitungan MMI-UM.

Perhitungan ini digunakan berdasarkan pada Tabel 3.15.

Tabel 3.15 Kategori Tingkat Beban Kognitif

Tingkat Beban Kognitif Keterangan

Tidak Ada Beban Kognitif MMI > UM

Terdapat Beban Kognitif MMI < UM

b. Analisis data Hasil Belajar (HB) diinterpretasikan langsung ke dalam

konversi skala 100 (skor maksimal 100). Data dari variabel Hasil Belajar

(HB) dapat dikategorikan berdasarkan rubrik kategorisasi pada Tabel 3.6.

Skor variabel HB digunakan pula dalam uji statistika. Selain itu, skor Hasil

Belajar (HB) merepresentasikan kemampuan penalaran siswa, sehingga

dibentuk presentase Hasil Belajar (HB) berdasarkan indikator penalaran dari

Marzano (1993).

36

Dita Alawiyah Marcharis, 2015 BEBAN KOGNITIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA BERBASIS PESANTREN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Analisis kuantitatif berdasarkan uji statistika untuk melihat hubungan antar

komponen beban kognitif. Skor konversi yang telah dihasilkan, diuji

normalitas dan homogenitasnya untuk menetapkan apakah suatu sampel di

dalam suatu populasi berdistribusi normal dan homogen atau tidak.

Perhitungan statistik dilakukan dengan bantuan Statistical Package for Sosial

Science (SPSS) 20 for Window dengan tipe aplikasi uji Kolmogorov-Smirnov

dengan tingkat signifikansi (α) 0,05. Analisis data untuk melihat besarnya

beban kognitif siswa SMA berbasis pesantren dilakukan dengan uji korelasi

dan regresi. Uji korelasi dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel

UM terhadap MMI, MMI terhadap HB serta UM terhadap HB dari kelas XI

SMA berbasis pesantren yang diukur beban kognitifnya. Keseluruhan data

terdistribusi normal, sehingga uji korelasi yang digunakan adalah korelasi

Pearson. Uji korelasi dilakukan dengan bantuan program SPSS 20 for

window. Uji Regresi dilakukan ketika dua variabel menunjukkan adanya

korelasi yang signifikan.

Tabel 3.16 Makna Koefisien Korelasi

Makna Koefisien

Korelasi Besar Angka (Positif) Besar Angka (Negatif)

Tidak ada 0,00 0,00

Rendah sekali 0,00 < ρ < 0,20 -0,20 < ρ < -0,00

Rendah 0,20 < ρ < 0,40 -0,40 < ρ < -0,20

Sedang 0,40 < ρ < 0,60 -0,60 < ρ < -0,40

Tinggi 0,60 < ρ < 0,80 -0,80 < ρ < -0,60

Tinggi sekali 0,80 < ρ < 1,00 -1,00 < ρ < -0,80

(Panggabean, 2001)

37

Dita Alawiyah Marcharis, 2015 BEBAN KOGNITIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA BERBASIS PESANTREN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

J. Bagan Alur Penelitian

Gambar 3.2 Bagan Alur Penelitian

Revisi Instrumen

Penyusunan dan Pembuatan Instrumen Penelitian

Uji Coba Instrumen

Judgement Instrumen

Studi Kepustakaan

Penyusunan Proposal

Seminar Proposal

Revisi Proposal

Perizinan Penelitian

Penentuan Sampel Penelitian

Perizinan Penelitian Pesantren

Wawancara (jika perlu)

Pelaksanaan Penelitian di Sekolah

Worksheet (ICL) Kuisioner (ECL) Tes Harian (GCL)

Data

Pengolahan data dan Pembahasan

Kesimpulan

Penyusunan Laporan Hasil Penelitian