bab iii metode penelitian a. 1. lokasi penelitian...

23
51 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilaksanakan di SDN Mandalaherang II, yang berada di Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang. Alasan memilih SDN Mandalaherang sebagai tempat untuk penelitian, karena SD tersebut memiliki tempat yang mudah dijangkau oleh kendaraan, tidak terlalu jauh dari perkotaan, dan tidak terlalu dekat dengan perkotaan. Ketika dilaksanakan penelitian di kelas IV SDN Mandalaherang II pada pembelajaran bahasa Indonesia, ternyata kelas tersebut memiliki masalah untuk diperbaiki. Hasil dari data awal yang dilakukan mengenai materi menyusun karangan tentang berbagai topik sederhana, masih sangat kurang memuaskan, siswa banyak yang tidak memenuhi KKM, dan kemampuan membuat karangannya masih sangat rendah. Oleh karena itu perlu dilakukannya suatu tindakan untuk memecahkan permasalahan tersebut, sebagai solusinya peneliti menerapkan metode Toples berbantuan permainan Cerita Berantai untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan siswa kelas IV di SDN Mandalaherang II. a. Keadaan Sekolah Sekolah SDN Mandalaherang II memiliki 9 ruangan, yang terdapat dari 6 ruang kelas, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang UKS, dan 1 ruang guru yang di dalamnya terdapat ruang tamu, ruang guru dan ruang kepala sekolah. Ruangan kelas di SDN Mandalaherang II semuanya layak untuk dijadikan tempat belajar, meskipun masih terdapat beberapa sarana prasarana yang kurang terpenuhi, seperti media untuk pembelajaran yang kurang, keadaan bangku sekolah yang rusak, keadaan pintu dan dinding pembatas kelas banyak yang rusak. Selain ruang kelas, SDN Mandalaherang II memiliki 1 lapangan, lapangan tersebut memiliki fungsi ganda, selain untuk berolahraga lapang tersebut digunakan pula untuk lapangan upacara bendera. Namun semua permasalahan tersebut tidak terlalu menghambat proses pembelajaran.

Upload: others

Post on 19-Oct-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

51

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di SDN Mandalaherang II, yang

berada di Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang. Alasan memilih

SDN Mandalaherang sebagai tempat untuk penelitian, karena SD tersebut

memiliki tempat yang mudah dijangkau oleh kendaraan, tidak terlalu jauh

dari perkotaan, dan tidak terlalu dekat dengan perkotaan. Ketika

dilaksanakan penelitian di kelas IV SDN Mandalaherang II pada

pembelajaran bahasa Indonesia, ternyata kelas tersebut memiliki masalah

untuk diperbaiki. Hasil dari data awal yang dilakukan mengenai materi

menyusun karangan tentang berbagai topik sederhana, masih sangat

kurang memuaskan, siswa banyak yang tidak memenuhi KKM, dan

kemampuan membuat karangannya masih sangat rendah. Oleh karena itu

perlu dilakukannya suatu tindakan untuk memecahkan permasalahan

tersebut, sebagai solusinya peneliti menerapkan metode Toples berbantuan

permainan Cerita Berantai untuk meningkatkan keterampilan menulis

karangan siswa kelas IV di SDN Mandalaherang II.

a. Keadaan Sekolah

Sekolah SDN Mandalaherang II memiliki 9 ruangan, yang terdapat

dari 6 ruang kelas, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang UKS, dan 1 ruang

guru yang di dalamnya terdapat ruang tamu, ruang guru dan ruang

kepala sekolah. Ruangan kelas di SDN Mandalaherang II semuanya

layak untuk dijadikan tempat belajar, meskipun masih terdapat

beberapa sarana prasarana yang kurang terpenuhi, seperti media untuk

pembelajaran yang kurang, keadaan bangku sekolah yang rusak,

keadaan pintu dan dinding pembatas kelas banyak yang rusak. Selain

ruang kelas, SDN Mandalaherang II memiliki 1 lapangan, lapangan

tersebut memiliki fungsi ganda, selain untuk berolahraga lapang

tersebut digunakan pula untuk lapangan upacara bendera. Namun

semua permasalahan tersebut tidak terlalu menghambat proses

pembelajaran.

52

Gambar3.1.Denah Sekolah SDN Mandalaherang II

Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang Keterangan:

: SDN Mandalaherang II

1 : Ruang kelas 1

2 : Ruang kelas 6

3 : Ruang kelas 5

4 : Ruang UKS

5 : Ruang kelas 4

6 : Ruang kelas 3

7 : Ruang kelas 2

8 : Ruang Guru dan Kepala Sekolah

9 : Ruang Perpustakaan

Lapangan Olahraga dan UpacaraBendera

1 2 3

5 6 7 8 9

4

SDN Mandalaherang I

SDN

Mandala

herang I

Gerbang

53

b. Keadaan Siswa

Siswa SDN Mandalaherang II dari hasil penjumlahan seluruhnya

memiliki siswa159, dengan jumlah laki-laki 82, dan jumlah perempuan

77.Jumlah kelas di SDN Mandalaherang II terdapat 6 kelas mulai dari

kelas 1-6. Jumlah siswa kelas I terdapat jumlah siswa 26, dengan siswa

laki-laki berjumlah 9 orang dan siswa perempuan berjumlah 17 orang.

Kelas II memiliki jumlah 24 siswa, dengan siswa laki-laki berjumlah 14

orang dan siswa perempuan berjumlah 10 orang. Kelas III memiliki

jumlah 23 siswa, dengan siswa laki-laki berjumlah 13 orang dan siswa

perempuan berjumlah 10 orang.Kelas IV yaitu kelas yang dijadikan

subjek dari penelitian memiliki jumlah siswa 23, dengan siswa laki-laki

berjumlah 16 orang dan siswa perempuan berjumlah 7 orang. Untuk

kelas V memiliki jumlah 37 siswa, dengan siswa laki-laki berjumlah 17

orang dan siswa perempuan berjumlah 20 orang. Terakhirkelas VI yang

memiliki jumlah26 orang siswa, dengan siswa laki-laki berjumlah 14

orang dan siswa perempuan berjumlah 12 orang. Total akhir dari semua

jumlah siswa yang terdapat dari kelas 1-6 memilki jumlah siswa 159.

Berikut daftar tebel jumlah siswa dari kelas 1-6:

Tabel 3.2Daftar Siswa SDN Mandalaherang II

Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang

No. Kelas Banyak Siswa

Laki-laki

Banyak Siswa

Perempuan

Jumlah

Keseluruhan

1. I 9 17 26

2. II 14 10 24

3. III 13 10 23

4. IV 16 7 23

5. V 17 20 37

6. VI 14 12 26

Jumlah 81 77 159

c. Keadaan Personil

Personil yang terdapat di SDN Mandalaherang II

berjumlah 15 orang, dengan terdapat 1 kepala sekolah, 13

guru, dan 1 penjaga sekolah. Guru kelas di SDN

Mandalaherang II terdapat guru yang bertugas menjadi wali

kelas berjumlah 6 orang, guru olahraga 1 orang, guru agama 1

orang, guru mulok 4 orang dan sisanya 1 orang guru operator

54

sekolah. Berikut daftar nama dari pengajar dan staf SDN

Mandalaherang II Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang:

Tabel 3.3.Daftar Nama Guru dan Penjaga SDN Mandalaherang II

KecamatanCimalakaKabupatenSumedang No Nama NIP Golongan Jabatan Pendidikan

1. UJU JUNAEDI, S.Pd. 196003261984121002 IV/a Kepala

Sekolah S-1

2. MARTINI, S.Pd. 195803281978032003 IV/a Guru Kelas S-1

3. YEYEN SRI

MULYANI S., S.Pd. 19600817198201206 IV/a

Guru Kelas S-1

4. NUR ASIH, S.Pd. 196208111983052005 IV/a Guru Kelas S-1

5. SITI HASANAH,

S.Pd. 196401061986102001 IV/a Guru Kelas S-1

6. ROHIMAH, S.Pd.I. 196606081986102003 IV/b Guru PAI S-1

7. WAWAN SUKAMA,

S.Pd. 196711102000121002 III/b

Guru

PJOK S-1

8. ANAH ROHANAH,

S.Pd. 197005032003122005 III/b Guru Kelas S-1

9. RISA MARINI

YONITA, S.Pd. 198604072009022002 III/b Guru Kelas S-1

10. NINING, A.Ma.Pd. Guru

Mulok D-2

11. RIA ARDHYA

GARINI, S.Pd.

Guru

Mulok S-1

12. TETY ROSSIVA,

S.Pd.I.

Guru

Mulok S-1

13. ASEP GINANJAR,

S.Pd.

Operator S-1

14. AMI NURUTAMI

NANDITA, S.Pd.

Guru

Mulok S-1

15. TATIS SUPRIADI 196307071994121001 Penjaga SMP

2. Waktu Penelitian

Data awal dilakukan pada hari Selasa tanggal 22

November 2016 pada materi menyusun karangan tentang

berbagai topik sederhana dengan memperhatikan penggunaan

ejaan, yang dilakukan di SDN MandalaherangII, Kecamatan

Cimalaka Kabupaten Sumedang. Penelitian ini dilaksanakan

perkiraan waktu selama enam bulan yang akan datang terhitung

dari bulan Januari 2017 sampai Juni 2017.

55

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang dilakukan adalah siswa kelas IV SDN

Mandalaherang II, yang berada di Kecamatan Cimalaka, Kabupaten

Sumedang. Jumlah siswa di kelas IV terdapat 23 orang siswa,

dengan jumlah siswa laki-laki 16 orang, dan siswa perempuan 7

orang.

Tabel3.4.DaftarSiswaKelas IV SDN Mandalaherang II

No. Nomor

Induk Siswa Nama Siswa

Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan

1. 131401002 Ahmad Sudrajat L -

2. 131401003 Aldi Surya L -

3. 131401004 Anisa Ameliani Putri - P

4. 131401005 A. Anurrohman L -

5. 131401006 AuliaAzahra - P

6. 131401007 DeviraAnindya - P

7. 131401008 FaizanNurrizqi L -

8. 131401009 FajarLesmana L -

9. 131401011 GhinaStania N. R. - P

10. 131401012 Gevandra Galang G. L -

11. 131401013 HelmiArya Nugraha L -

12. 131401014 IneuFitriAulia - P

13. 131401015 Kukuh Perkasa L -

14. 131401016 M. Daffa Ardiansyah L -

15. 131401017 M. Fadli Gustianto L -

16. 131401018 MuhamadFawwaz L -

17. 131401019 MuhamadHafizh R. L -

18. 131401020 M. SahrunAzis L -

19. 131401021 Ridwan Abdul Fajar L -

20. 131401022 Sri Nuralin - P

21. 131401023 Wanda Maharani - P

22. 151603029 Endru M. Fitriah L -

23. 161704030 Zhafir Muhamad

Zubair L

-

Jumlah 16 7

Jumlah Siswa (%)

69,56 % 30,44%

100%

Jumlah Siswa 23

Penelitian dilakukan di kelas IV SDN Mandalaherang II, jumlah

siswa kelas IV pada data awal terdapat 23 siswa dengan jumlah

siswa laki-laki 16 orang dan siswa perempuan 7 orang.Namun pada

56

bulam Maret terdapat satu siswa laki-laki yang dinyatakan pindah

sekolah dengan nama Endru M. Fitriah, sehingga jumlah siswa di

kelas IV menjadi 22 orang siswa, dengan jumlah siswa laki-laki 15

orang, dan jumlah siswa perempuan 7 orang.

C. Metode dan Desain Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalahPenelitian Tindakan

Kelas (PTK). PTK merupakan penelitian berbasis kelas, atau penelitian

yang dilakukan di suatu kelas.PTK memiliki tujuan untuk memperbaiki

pembelajaran yang kurang baik atau kurang memuaskan, proses perbaikan

tersebut dilakukan mulai dari proses maupun hasil dari

pembelajarannya.Seperti yang diungkapkan oleh Arikunto, S. dkk (2015,

hlm. 1) “Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang memaparkan

terjadinya sebab akibat dari perlakuan, sekaligus memaparkan apa saja

yang terjadi ketika perlakuan diberikan, dan memaparkan seluruh proses

sejak awal pemberian perlakuan sampai dengan dampak dari perlakuan

tersebut”.

Selain menurut para ahli di atas, terdapat pula pemaparan dari

peneliti yang telah melakukan penelitian sebelumnya dengan menerapkan

PTK. Halimah, H. dkk. (2016, hlm. 653)menyatakan bahwa

“Metodepenelitiantindakankelasdilaksanakan guru

untukmemecahkanmasalah-masalahpembelajaran yang dihadapioleh guru,

memperbaikimutudanhasilpembelajaran, danmencobakanhal-

halbarupembelajaran demi peningkatanmutudanhasilpembelajaran”.

PTK merupakan proses yang bertujuan untuk memperbaiki

pembelajaran yang terdapat di suatu kelas, dalam pelaksanaan PTK siswa

akan melakukan suatu tindakan, sedangkan guru yang akan melaksanakan

penelitiannya. Menurut Sumadayo, S. (2013, hlm. 20)

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan ragam penelitian

yang berkonteks kelas yang dilaksanakan oleh guru untuk

memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi oleh

guru, memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran dan mencobakan

hal-hal baru pembelajaran demi meningkatkan mutu dan hasil

pembelajaran.

57

Aspek yang diperbaiki dalam PTKmanfaatnya akan dirasakan

bukan oleh siswa saja, numun guru pun akan merasakan manfaatnya,

karena dalam PTK guru akan memperbaiki praktik pembelajaran sehingga

dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan baik, selain itu guru dapat

meningkatkan suatu metode ketika mengajar, sehingga guru akan

diberikan kemudahan untukmenyampaikan pembelajaran.Seperti menurut

Hanifah, N. (2014, hlm. 10), dengan diterapkannya PTK akan memberikan

manfaat sebagai berikut:

a) Inovasi pendidikan yang tumbuh dari bawah, karena guru adalah

ujung tombak pelaksana lapangan;

b) Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat dijadikan sumber

masukan dalam rangka melakukan pengembangan kurikulum.

c) Pengembangan kurikulum di sekolah dan di kelas untuk

kepentingan pengembangan kurikulum pada level kelas.

d) Peningkatan profesionalisme guru.

2. Desain Penelitian

Desain yang dilakukan peneliti dalam PTK (Penelitian Tindakan

Kelas) menggunakan model Spiral dari Kemmis dan Taggart tahun 1988.

Menurut Wiriaatmadja, R. (2005, hlm. 66). “model Spiral ini memiliki

empat tahapan, yaitu tahap perencanaan (plan), tindakan (act), pengamatan

(observe), dan refleksi (reflect)”. Tahapan model Spiral tersebut memiliki

keterkaitan satu sama lain, dan tahapan tersebut dapat dipandang sebagai

satu siklus. Seperti menurut peneliti yang telah melakukan penelitian

sebelumnya menggunakan model Spiral dari Taggart. Yulianingtyas, A.

dkk. (2016, hlm. 284) menyatakan bahwa:

Desain penelitian yang dipilih yaitu model Kemmis dan Mc

Taggart terdiri dari empat langkah yaitu mulai dari perencanaan

(planning), tindakan (action), observasi (observing), refleksi

(reflecting), dan perencanaan kembali. Tahapan tersebut dilakukan

pada setiap siklus sampai tujuan penelitian dapat tercapai.

Jumlah siklus dalam penelitian sesungguhnya tergantung dari hasil

pencapaiannya, apabila hasil dari siklus pertama yang dilakukan belum

memenuhi target pencapaiannya, maka harus disusun kembali untuk

melanjutkan siklus sampai penelitiannya dapat mencapai target.Keempat

58

tahapan pada satu siklus tersebut memiliki keterkaitan satu sama

lain,seperti yang dilihat dari bagan model Spiral berikut:

Gambar 3.2.Model Spiral Kemmis dan Mc Taggart (1988)

Sumber: Wiriaatmadja, R. (2005, hlm. 66)

D. Prosedur Penelitian

1. Tahap Perencanaan Tindakan

Tahap dari perencanaan tindakan yaitu melakukan segala suatu yang

dirasa penting untuk penelitian seperti merancang dan merencanakan suatu

persiapan untuk penelitian dilakukan. Tahapan tersebut yaitu:

a. Melakukan kunjungan ke SDN Mandalaherang II dan melakukan

perizinan kepada kepala sekolah dan wali kelas IV.

b. Melakukan wawancara kepada wali kelas IV dengan tujuan mencari

informasi mengenai permasalahan atau kendala-kendala yang terjadi

pada pelajaran bahasa Indonesia di kelas tersebut.

c. Melakukan persiapan mengenai alat pengumpulan data yang akan

dilakukan untuk memperoleh data awal penelitian, berupa format

observasi kinerja guru, catatan anekdot, dan lembar tes hasil belajar

siswa.

d. Melakukan penelitian data awal yang dilaksanakan di kelas IV

mengenai pembelajaran menyusun karangan.

59

e. Melakukan pengolahan data mengenai berbagai instrumen penelitian

yang telah diberikan dan merumuskan permasalahan yang harus

diperbaiki.

f. Melakukan perencanaan pembelajaran dengan menerapkan metode

Toples berbantu Permainan Cerita Berantai untuk meningkatkan

keterampilan menulis karangan.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini peneliti harus sudah merancang suatu kegiatan

pembelajaran yang nantinya akan dijadikan perbaikan dalam

pembelajarannya. Pelaksanaan perbaikan pembelajaran materi menulis

karangan peneliti menggunakan metode Toples berbantu Permainan Cerita

Berantai untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan. Berikut

langkah pembelajarannya:

a. Kegiatan Awal

1) Guru mengucapkan salam.

2) Guru meninta siswa untuk berdoa.

3) Guru mengecek kehadiran siswa.

4) Guru mengkondisikan siswa untuk siap belajar.

5) Guru melakukan apersepsi dengan bertanya: “siapa yang ketika

liburan tahun baru pergi berlibur? Kemana kalian pergi berlibur?”

6) Guru bertanya mengenai pengalaman yang mereka lakukan ketika

pergi berlibur.

7) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, yaitu menyusun

karangan tentang berbagai topik sederhana dengan memperhatikan

penggunaan ejaan.

b. Kegiatan Inti

1) Siswa dibagi menjadi 6 kelompok, setiap anggota kelompok

terdapat 4 orang siswa dan ada yang terdapat 3 orang siswa.

2) Guru menjelaskan langkah-langkah penulisan karangan yang harus

diperhatikan oleh siswa.

3) Guru dan siswa melakukan tanya jawab mengenai ejaan yang harus

diperhatikan ketika menulis karangan.

60

4) Siswa diberikan soal teks yang penggunaan ejaannya masih salah,

siswa diminta membetulkan teks yang salah tersebut / mengoreksi

teks. Kemudian siswa diberikan kertas panduan mengenai ejaan,

yang di dalamnya terdapat materi mengenai ejaan yaitu huruf

kapital, tanda titik dan koma. Dengan kertas panduan tersebut akan

memudahkan siswa untuk berdiskusi mengenai ejaan, sehingga

ketika berdiskusi tidak melibatkan guru, dan ketika melaksanakan

pembelajaran siswa lebih aktif untuk mencari tahu, tugas guru

hanya mengawasi jalannya pembelajaran.

5) Guru menerapkan metode Toples (Two Stay Two Stray), langkah

pembelajarannya yaitu dua orang siswa dari masing-masing

anggota kelompok diminta untuk meninggalkan kelompok asal dan

bertamu menuju kelompok lain. Sedangkan dua anggota lagi

bertugas untuk menerima tamu dari anggota kelompok lain. Tujuan

dari bertamu yaitu untuk mendapatkan informasi, ide, bahkan

pengetahuan baru dari kelompok lain, dengan cara berdiskusi dan

mengoreksi teks yang penggunaan ejaannya masih salah. Siswa

diminta membetulkan soal yang salah tersebut dengan berdiskusi

bersama teman dan saling bertukar pikiran atau ide. (Two Stay Two

Stray)

6) Sistem bertamu dari metode Two Stay Two Stray yaitu, kelompok

satu bertamu pada kelompok dua, kelompok dua pada kelompok

tiga, kelompok tiga pada kelompok empat, hingga selanjutnya

sampai kelompok terakhir yaitu kelompok enam pada kelompok

satu.

7) Setelah siswa mengoreksi teks yang salah selanjutnya dua orang

siswa yang telah bertamu kembali pada kelompok asal, siswa

diminta untuk berdiskusi ulang bersama kelompok asal mereka,

dan saling bertukar pikiran mengenai apa yang telah dipelajarinya

setelah berdiskusi dengan kelompok lain. (Two Stay Two Stray)

8) Guru menerapkan kembali metode Toples dengan metode

Examples Non Examples,untuk memudahkan siswa untuk membuat

61

kerangka karangan, sebelum memulai metode siswa diberikan

contoh terlebih dahulu mengenai gambar yang terdapat pertanyaan

beserta jawaban 5W1H, sehingga dapat memudahkan siswa

memahami tugas yang diberikan guru. (Tahap Pramenulis)

9) Selanjutnya siswa diberikan gambar yang terdapat pertanyaan

5W1H sesuai dengan gambar, siswa bersama kelompok secara

berdiskusi diminta untuk menjawab soal tersebut, cara

menjawabnya siswa harus bergantian bersama anggota

kelompoknya, sehingga tidak ada yang tidak bekerja ketika

mengerajakan tugas kelompok.(Examples Non Examples)

10) Setelah mengerjakan pertanyaan 5W1H yang sesuai dengan

gambar, siswa diberikan pemahaman bahwa setiap pertanyaan dari

gambar tersebut, jawabannya akan dijadikan kerangka karangan

untuk karangan yang akan mereka buat.(Examples Non Examples)

11) Setelah selesai berdiskusi mengenai metode Toples, guru melatih

siswa untuk membuat karangan dengan menerapkan permainan

“Cerita Berantai”.

a) Guru bertanya kepada siswa mengenai kerangka karangan

yang mereka dapatkan dari kesimpulan jawaban pada gambar

yang mereka isi atau dari jawaban pertanyaan 5W1H, jawaban

tersebut akan dijadikan kerangka karangan untuk permainan

cerita berantai. (Permainan Cerita Berantai)

b) Kemudian guru menyiapkan kertas origami yang dibagikan

pada setiap kelompok, mereka harus mengisi kerangka

karangannya pada kertas tersebut, kertas origami tersebut

nantinya akan diisi dengan karangan siswa dengan cara siswa

berbaris di depan kelas, sehingga siswa bisa mengarang cerita

secara berantai. Ketika menulis karangan secara berkelompok,

siswa harus memperhatikan penggunaan ejaan huruf kapital,

tanda titik dan tanda koma. (Permainan Cerita Berantai)

c) Pembagian gambarnya kelompok 1 akan membuat karangan

yang sesuai dengan gambar no 1, kelompok 2 sesuai dengan

62

gambar no 2, dan seterusnya sampai kelompok terakhir yaitu

kelompok 6 membuat karangan sesuai gambar no 6.

(Permainan Cerita Berantai)

d) Sebelum memulai permainan siswa harus menuliskan kerangka

karangannya yang sesuai dengan gambar yang sudah

dibagikan, misalnya saja kelompok 1 menuliskan kerangka

karangan yang terdapat pada jawaban 5W1H gambar no 1,

kelompok 2 menuliskan kerangka karangan yang terdapat pada

jawaban 5W1H gambar no 2, dan seterusnya.

e) Peraturan permainannya dimulai bersama-sama dengan cara

siswa berbaris satu persatu untuk menulisakan karangannya

satu atau lebih dari dua kalimat, ketika siswa menulis karangan

diberikan waktu 20 detik per orang, ketika waktu habis maka

dilanjutkan oleh siswa pada barisan kedua, begitu pun untuk

selanjutnya.

f) Karangan yang ditulis siswa harus sesuai dengan kerangka

karangan yang terdapat dari gambar, kalimatnya harus runtut,

dan sesuai dengan kalimat sebelumnya yang ditulis oleh

temannya. Setiap anggota yang berjumlah 4 orang boleh

menuliskan kalimatnya lebih atau hanya 5 kalimat, dan

kelompok yang berjumlah 3 orang boleh menuliskan

kalimatnya lebih atau hanya 4 kalimat. (Permainan Cerita

Berantai)

g) Pelaksanaan permainannya dilakukan secara berbaris bersama-

sama, dan menuliskan karangannya secarra bergantian,

sehingga tidak terdapat kelompok yang diam, permainan ini

dilakukan dengan cara berlomba.

h) Setelah selesai berdiskusi mengenai metode Toples, guru

melatih siswa untuk membuat karangan dengan menerapkan

permainan “Cerita Berantai”, tujuannya untuk

mengembangkan kerangka karangan yang terdapat dari metode

Toples Examples Non Examples. (Tahapan Penderafan)

63

12) Setelah diumumkan pemenangnya, siswa diminta mengoreksi hasil

dari karangannya. (Tahapan Perbaikan)

13) Setelah selesai mengoreksi siswa diminta merevisi hasil

karangannya. (Tahapan Penyuntingan)

14) Kelompok yang berhasil memenangkan hadiah perwakilannya,

diminta untuk membacakan karangan dari semua kelompok.

(Tahapan Publikasi)

c. Kegiatan akhir

1) Guru memberikan tindak lanjut mengenai materi yang belum

dipahami oleh siswa.

2) Setelah selesai guru dan siswa menyimpulkan materi pembelajaran.

3) Guru memberikan evaluasi, siswa diminta membuat kerangka

karangan dan karangannya dengan memperhatikan ejaan huruf

kapital dan tanda titik.

4) Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam.

3. Tahap Obeservasi

Observasi merupakan tahap untuk pengamatan kinerja guru dan

aktivitas siswa yang dilakukan pada pelaksanaan pembelajaran. Observer

diminta untuk mengisi format kinerja guru dan aktivitas siswa dengan

menggunakan alat indranya, karena observer harus bisa langsung

merasakan, melihat, dan memperhatikan sendiri proses dari penelitian

yang dilaksanakan oleh peneliti. Observer harus mencatat hal-hal yang

dianggap penting ketika mengobservasi penelitian,tujuan dari tahap ini

peneliti dapat mengetahui kekurangan, kelebihan bahkan kesalahan yang

dilakukan peneliti selama penelitiannya berlangsung.

64

4. Tahap Analisis dan Refleksi

Tahap ini merupakan tahap akhir dari Penelitian Tindakan Kelas

(PTK), peneliti diminta mengumpulkan data dari observasi yang berupa

lembar observasikinerja guru, lembar observasi aktivitas siswa, lembar

catatan lapangan, dan pedoman hasil wawancara yang telah dilakukan,

kemudian data tersebut di analisis untuk mengetahui tahap perkembangan

siswa. Apabila hasil dari pembelajarannya yang diteliti belum mencapai

target maka harus ditambahkan lagi siklus pembelajarannya. Siklus dapat

bertambah tergantung dari target pencapaian, apabila target belum tercapai

maka siklus akan terus bertambah.

E. Pengumpulan Data

Dalam penelitian tindakan kelas membutuhkan suatu teknik pengumpulan

data dan alat untuk mengumpulkan data. Teknik pengumpul data merupakan

cara yang digunakan untuk mendapatkan sejumlah informasi yang diperlukan

dalam penelitian, sedangkan alat untuk pengumpulan data disebut instrumen.

Pengumpulan data dilakukan dengan cara menganalisis data yang didapat dari

hasil wawancara serta catatan lapangan yang selanjutnya dideskripsikan

melalui pemaparan, misalnya teknik yang digunakan adalah observasi, maka

instrumennya adalah lembar observasi.

1. Teknikpengumpul data

a. Observasi

Observasi merupakan suatu teknik dalam pengolahan data

penelitian tindakan kelas, observasi ini dalam pengamatannya

menggunakan seluruh indra yang terdapat dalam diri manusia.

Observasi ini dilakukan untuk melihat kegiatan pembelajaran yang

dilakukan oleh seorang guru. Menurut Best (dalam Hanifah, N. 2014,

hlm. 65) berpendapat bahwa “observasi dilakukan untuk mengamati

dan mengetahui aktivitas dan kinerja guru dalam proses pembelajaran”.

Dengan observai peneliti bisa mengetahui berbagai macam kekurangan

dan kelebihan dalam pelaksanaan pembelajaran.Observasi ini sangat

penting untuk dilakukan, karena dengan observasi peneliti dapat

65

mengetahui permasalah yang terjadi pada tujuan yang akan dilakukan

pada penelitiannya.

b. Wawancara

Wawancara merupakan teknik untuk melakukan suatu

pengolahan data, wawancara juga digunakan peneliti untuk

memperoleh informasi dengan cara bertanya langsung kepada

responden. Sumber dari penelitian ini yaitu guru dan juga siswa, yang

sekaligus merupakan objek dari penelitian yang akan dilakukan.

Menurut Denzin (dalam Wiriaatmaja, R. 2005, hlm. 117) “wawancara

merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada

orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau

penjelasan hal-hal yang dipandang perlu. Menurutnya terdapat tiga

wawancara, yaitu wawancara baku dan tidak baku, wawancara baku

dan tidak terjadwal, serta wawancara tidak baku.” Wawancara ini

merupakan alat penelitian yang relevan karena dilakukan langsung pada

sumber penelitian.

c. Tes Hasil Belajar

Tes hasil belajar dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar

siswa Menurut Sudjana (dalam Hanifah, N. 2014, hlm. 69) mengatakan

bahwa, “Tes sebagai alat penilaian belajar adalah pertanyaan-

pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapatkan jawaban

dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes

tulisan), atau dalam bentuk perbuatan (tes tindakan)”. Tes digunakan

untuk mengukur peningkatan kemampuan siswa dari kemampuan

awalnya hingga kemampuan pada saat berhentinya tindakan penelitian.

d. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan teknik yang digunakan untuk

mencatat informasi yang didapatkan ketika penelitian. Menurut

pendapat Wiriaatmadja, R. (2005, hlm.125) “Catatan lapangan memuat

deskriptif berbagai kegiatan suasana kelas, iklim sekolah,

kepemimpinan, berbagai bentuk interaksi sosial, dan nuansa-nuansa

lainnya”. Dengan catatan lapangan peneliti dapat merefleksi diri

66

terhadap tindakan yang telah dilakukan, apabila tidak mencapai target

maka perlu dilakukan tindakan selanjutnya.

2. Instrumen Pengumpulan Data

a. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan ketika peneliti melaksanakan

observasi secara langsung, dengan lembar observasi akan membantu

peneliti dalam mengumpulkan hasil penelitiannya, misalnya

mengumpulkan data dari objek yang sedang ditelitinya.Melalui lembar

observasi peneliti dapat mengetahui hal-hal yang terjadi dalam

penelitiannya, selain itu dapat merekam data yang digunakan sebagai

hasil dari kinerja guru dan aktivitas siswa dalam penelitian.

b. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara dilakukan dengan cara memberikan

pertanyaan kepada sumber. Wawancara yang dilakukan berisikan

pertanyaan untuk memperoleh informasi mengenai kesulitan, atau

kesan guru dan juga siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran. Dengan

wawancara peneliti dapat mengetahui hal yang sering terjadi ketika

pembelajaran dilaksanakan, sehingga peneliti akan mendapatkan

informasi lebih banyak mengenai penelitiannya.

c. Lembar Soal

Lembar soal merupakan pengumulan data yang berisikan

pertanyaan singkat mengenai uraian, esai, maupun pilihan ganda.

Dalam lembar soal ini dilakukan untuk mengevaluasi dan mengetahui

hasil dari suatu pembelajaran. Sehingga peneliti dapat mengetahui

kemampuan siswa ketika menulis karangan.

d. Lembar Catatan Lapangan

Lembar catatan lapangan merupakan alat pengumpulan data yang

berisikan informasi mengenai proses pelaksanaan penelitian. Dalam

catatan lapangan ini difokuskan atau lebih diberikan pada kinerja yang

telah dilakukan guru dan aktivitas siswa sehingga catatan lapangan ini

akan terlihat mengenai kejadian pada saat proses pembelajaran. Dengan

67

lembar catatan lapangan, peneliti dapat mengetahui permasalahnn yang

terjadi ketika pembelajaran dilaksanakan.

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

1. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan proses yang dilakukan untuk

memperoleh data dari hasil penelitian yang akan diolah. Data yang

diperoleh tersebut merupakan data dari hasil observasi, wawancara, catatan

lapangan, dan data hasil tes belajar yang dilakukan oleh siswa. Data yang

akan diolah dalam penelitian ini yaitu data proses dan data hasil. Data

proses didapat melalui lembar observasi kinerja guru, lembar catatan

lapangan aktivitas siswa, dan hasil wawancara. Sedangkan data hasil

didapat melalui hasil tes belajar siswa. Berikut pemaparannya:

a. Pengolahan Data Proses

Pengolahan data proses pada penelitian yang dilakukan,

penelitiannya menggunakan lembar observasi kinerja guru, lembar

observasi aktivitas siswa, lembar catatan lapangan, dan pedoman hasil

wawancara.

Pengolahan data yang pertama, yaitu observasi kinerja guru, aspek

yang dinilainya mencangkup perencanaan dan pelaksanaan kinerja guru

ketika pembelajaran. Cara penghitungan untuk hasil dari data kinerja

guru yaitu dengan melakukan persentasi terhadap jumlah skor yang

didapatkannya, dengan cara sebagai berikut:

Jumlahskor yang diperoleh

Jumlahskor ideal

Setelah selesai melakukan penghitungan untuk hasil dari data

kinerja guru, kemudian melakukan penilaian.Penilaian untuk persentasi

observasi kinerja guru menurut Hanifah, N. (2014, hlm. 80), dilakukan

dengan menghitung kriteria persentase observasi kinerja guru, sebagai

berikut:

x 100 % PersentaseSkor :

68

Tabel3.5.KriteriaPersentaseObservasi KinerjaGuru

RentangPenilian Kriteriapenilaian

81 % - 100% BaikSekali

61% - 80% Baik

41% - 60% Cukup

21% - 40% Kurang

0% - 20% KurangSekali

Pengolahan data yang kedua, yaitu mengenai pengolahan data

observasi aktivitas siswa, tujuan dari lembar observasi aktivitas siswa

yaitu untuk menilai aktivitas siswa ketika dilaksanakannya

pembelajaran dalam setiap siklus.Aspek yang dinilai dari lembar

observasi aktivitas siswa yaitu mengenai ketelitian, keaktifan dan

kerjasama siswa ketika melaksanakan pembelajaran. Jumlah skor yang

telah didapatkan dipersentasekan menggunakan perhitungan yang

hampir sama dengan persentase kinerja guru, begitu pun cara

penghitungan kriteria observasi siswa hampir sama dengan cara

penghitungan observasi kinerja guru.

Pengolahan data yang ketiga, yaitu mengenai

lembarcatatanlapangan. Tahapini memiliki tujuan untuk menambah

data yang tidak terdapat dalam pedoman observasi, sehingga akan

menambah informasi yang akan dibutuhkan selama penelitian.

Untukpengolahan data yang keempat atau terakhir, yaitu

pedomanhasilwawancara,

untukhasilnyadapatdiolahdandinalisiskedalambentukdeskripsi yang

kemudianakandituangkandalambentuklembarhasilwawancara.

b. Pengolahan Data Hasil

Pangolahan data hasil dari penelitian dilakukan dengan cara

memberikan test kepada siswa, tujuan dari test tersebut yaitu untuk

mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan

mengenai menyusun karangan. Dalam penilaiannya terdapat delapan

aspek yang dinilai untuk menyusun karangan, tiga aspek dalam ranah

pengetahuan dan lima aspek dalam ranah keterampilan. Untuk ranah

pengetahuan, aspek yang dinilai yaitu pembuatan kerangka karangan,

69

Kesesuaian karangan denganlangkahpenulisankerangkakarangan,

penggunaanhurufkapital, penggunaan tanda titik, serta

penggunaantanda koma. Sedangkan ranah keterampilan aspek yang

dinilai terdapat tiga aspek, yaitu ketelitian siswa, keaktifan siswa, dan

kerja sama siswa ketikapelaksanaan

pembelajaran.Rentangskorpadasetiapaspekadalah 0-3,

kriteriaindikatordalampenskoransetiapaspekterdapatpada format

penilaianhasiltesbelajarsiswa

(terlampir).Nilaiakhirdidapatdarijumlahskor yang

diperolehsiswadibagiskor ideal dikali 100.

Penilaian untuk menafsirkan tuntas atau tidaknya nilai yang

diperoleh siswa, ditentukan oleh pencapaian kriteria ketentuan

minimum (KKM), dengan jumlah nilai 70. Penentuan KKM diperoleh

dari kompleksitas, daya dukung, dan intake siswa, ketiganya sangat

berkaitan erat sekali untuk memenuhi nilai KKM yang akan ditentukan

pada pembelajaran bahasa Indonesia, selain itu ketiga kriteria tersebut

akan menjadikan proses pembelajaran menjadi lebih terarah, karena

ketiganya sangat penting sekali untuk proses pembelajaran, sehingga

pembelajaran menjadi lebih bermakna. Berikut ketiga kriteria tersebut:

1) Kompleksitas

a) Kompleksitas berhubungan dengan tingkat kesulitan atau

kerumitan materi.

b) Kompleksitas berhubungan dengan guru pada saat memahami

kompetensi pembelajaran, dan menyampaikan materi pembelajaran

dengan inovasi dan kreatifitas yang tinggi.

c) Kompleksitas berhubungan dengan penalaran dan kecermatan

siswa ketika memahami pembelajaran.

2) Daya Dukung

a) Daya dukung berhubungan dengan kemampuan sumber daya

pendukung dilihat dari tenaga pendidik.

b) Daya dukung berhubungan dengan sarana juga prasarana.

70

c) Daya dukung berhubungan dengan lingkungan sekolah yang

mendukung pada saat pembelajaran dilaksanakan dan juga

mengenai manajemen sekolah.

71

3) Intake Siswa

a) Intake siswa berhubungan dengan tingkat kemampuan siswa ketika

bernalar dengan tinggi.

b) Intake siswa berhubungan dengan keaktifan siswa selama

pembelajaran.

c) Intake siswa berhubungan dengan kecakapan siswa dan

keterampilannya ketika menerapkan konsep atau memahami

pembelajaran.

KKM diperoleh dari hasil menjumlahkan kompleksitas, daya

dukung dan intake yang dibagi 3, dengan rumus sebagai berikut.

Nilai =

Kriteriauntukpenilaiankompleksitas, dayadukung, serta intake

siswaberdasarkan KTSP:

Tabel 3.6.RentangNilaiKriteriaKetuntasan Minimum (KKM)

Kriteria Rentang Skor Kategori

Kompleksitas

50-64 Tinggi

65-80 Sedang

81-100 Rendah

Daya Dukung

81-100 Tinggi

65-80 Sedang

50-64 Rendah

Intake Siswa

81-100 Tinggi

65-80 Sedang

50-64 Rendah

Berikutmerupakanpenentuankriteriaketuntasan minimum (KKM)

padaketerampilanmenyusunkarangan di Kelas IV SDN Mandalaherang

II KecamatanCimalakaKabupatenSumedang:

72

Tabel3.7.Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM)

KompetensiDasar

Kriteria Ketuntasan Minimum

Jumlah Kompleksitas DayaDukung

Intake

Siswa

Menyusun

karangan tentang

berbagai topik

sederhana dengan

memperhatikan

penggunaan ejaan.

70 70 70 70

KKM 70

Standar kompetensi dasar menulis karangan memiliki kriteria:

Kompleksitas sedang : 70

Daya dukung sedang : 70

Intake siswa sedang : 70

70 + 70 + 70

3

Keterangan:

Jikasiswamendapatnilai maka dinyatakan tuntas.

Jika siswamendapatnilai<70makadinyatakantidaktuntas.

2. Analisis Data

Analisis data merupakan proses untuk menyatukan hasil dari

beberapa data yang telah diperoleh dengan cara pengelompokkannya,

dengan tujuan untuk memudahkan membaca suatu data. MenurutMoleong

(dalamHanifah, 2014, hlm. 75) “Proses analisis data

dimulaidenganmenelaahseluruh data yang tersediadariberbagaisumber,

yaituwawancara, hasilpengamatan yang

sudahditulisdalamcatatanlapangan, gambarfoto, dansebagainya.” Analisis

data dapat dilakukan untuk setiap tahapan penelitian agar data yang satu

dan yang lainnya menjadi satu kesatuan utuh, dengan begituanalisis dari

data yang telah dikelompokkan akan menjadi suatu alat kontrol bagi data

yang telah diperoleh sebelumnya.

G. Validasi Data

= 70 KKM

=

73

Validasi data dapat mengetahui validasi peneliti atau kebenaran dari

suatu data yang ditelitinya, dengan validasi peneliti juga dapat mengetahui

data yang diperolehnya valid atau tidak, karena data yang valid akan

dinyatakan sahih dan dapat digunakan dalam suatu penelitian.

MenurutHopkins (dalamWiriaatmadja, R. 2005, hlm. 168) “validasi data

penelitian memiliki beberapa yaitu, Member chek,Member

check,Triangulas,Saturasi, Eksplanasisaingan, Audit trail,Expert opinion,

Key responden review”.Berdasarkan keenam bentuk validasi data diatas,

maka dalam melakukan penelitian digunakan 3 bentuk validasiyaitu,Member

chek,Triangulas, dan Expert

Opinion.Berikutalasanmengapapenelitimenggunakan3validasi data

tersebutdalampenelitiannya:

1. Member check

Member check digunakan karena pada penelitiannya instrumen

data yang digunakan untuk pengumpulan data yaitu lembar obervasi

kinerja guru dan aktivitas siswa selain itu terdapat juga wawancara, lembar

catatanlapangan dan lembar soal. Sehingga peneliti memeriksa

kebenarannya melalui wawancara kepada guru atau wali kelas IV yang

sudah mengetahui lebih mendalam mengani kelas tersebut.

2. Triangulasi

Triangulasi digunakan karena pada penelitian data hasil yang

diperolehnya dapat dibandingkan dengan mitra yang turut serta dalam

penelitian, dengan begitu kebenarannya dapat teruji, namun jika terdapat

perbedaan data maka dapat dijadikan data yang mendukung penelitian.

3. Expert Opinion

Expert Opinion digunakan karena peneliti masih harus

melakasanakan bimbingan atau arahan mengenai penelitian yang

dilakukannya, dengan bimbingan tersebut dapat menjadi masukan atau

saran bagi peneliti untuk mengetahui kebenaran atau kesalahan yang

dilakukannya. Hal tersebut bertujuan untuk menambah suatu kepercayaan

bagi peneliti.