bab iii metode penelitian a. 1. lokasi...
TRANSCRIPT
34 Widi Aimi, 2016 PENGARUH PENGGUNAAN MODEL TUTORIAL BERBASIS KOMPUTER DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan suatu tempat atau daerah yang akan
menjadi tempat suatu penelitian. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP
Negeri 9, tepatnya di Jl. Semar No.5, Cicendo, Kota Bandung, Jawa Barat
40172. Alasan peneliti memilih penelitian di SMP Negeri 9 Bandung karena
hasil dari studi pendahuluan, lokasi ini mempunyai sarana dan prasarana yang
memadai untuk dijadikan tempat penelitian. Hal ini terbukti dengan adanya
laboratorium komputer yang menunjang .
2. Populasi
Populasi merupakan sekumpulan data yang mempunyai karakteristik
yang sama.Dalam penelitian ini populasi yang digunakan seluruh siswa kelas
VII yang ada di SMP Negeri 9 Kota Bandung tahun pelajaran 2015/2016
terdiri dari 10 kelas dengan jumlah 359 orang. Lebih jelasnya disajikan pada
Tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1 Populasi Siswa Kelas VII SMP Negeri 9 Kota Bandung
No Kelas Jumlah peserta didik
jumlah Laki-laki perempuan
1 VII.1 14 22 36
2 VII.2 15 21 36
3 VII.3 16 20 36
4 VII.4 16 20 36
5 VII.5 16 20 36
6 VII.6 16 20 36
7 VII.7 15 20 35
8 VII.8 15 21 36
9 VII.9 16 20 36
10 VII.10 14 22 36
35
Widi Aimi, 2016 PENGARUH PENGGUNAAN MODEL TUTORIAL BERBASIS KOMPUTER DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jumlah 359
Sumber : TU SMP Negeri 9 Kota Bandung (2051-2016)
3. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah populasi. Teknik sampling pada
penelitian ini menggunakan probability sampling (penyampelan peluang).
Menurut Sugiyono (2015, hlm 82)“probability sampling adalah teknik
pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur
(anggota) populasi untuk di pilih menjadi anggota sampel.” Dalam pemilihan
kategori probability sampling peneliti memilih menggunakan Cluster
Sampling .
Alasan peneliti menggunakan Cluster Sampling adalah karena
kelompok siswa yang akan digunakan sebagai sampel telah terbentuk, tanpa
harus memilih lagi secara random. Selain itu karena pada penelitian ini
menggunakan metode penelitian kuasi eksperimen. Hal tersebut dijelaskan
oleh Ali (2010, hlm. 257)“sampel yang diambil menggunakan teknik ini
biasanya adalah kelompok yang telah ada atau telah terbentuk (kelompok
intact). Tanpa ada campur tangan pelaku riset untuk mengubah kelompok itu,
baik dalam jumlah anggota, susunan, maupun suasana dan derajat
kekompakannya.”
Penelitian ini menggunakan dua kelompok sampel yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Adapun yang menjadi kelompok
eksperimen adalah kelas VII.1 dan kelompok kontrol adalah kelas
VII.2.Peneliti menggunakan kelas VII.1 dan VII.2 untuk dijadikan kelompok
sampel karena kedua kelas ini masih banyak siswa yang kurang aktif dalam
mengikuti proses belajar di kelas, sehingga hasil belajarnya tidak memuaskan
yaitu masih ada beberapa nilai siswa yang kurang dari kriteria ketuntasan
minimum (KKM) sebesar 75.
36
Widi Aimi, 2016 PENGARUH PENGGUNAAN MODEL TUTORIAL BERBASIS KOMPUTER DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jumlah dan data sampel diberikan pada Tabel 3.2berikut:
Tabel 3.2 Sampel Siswa Kelas VII SMP Negeri 9 Kota Bandung
No kelas Jumlah peserta didik
Jumlah keterangan Laki-laki Perempuan
1 VII.1 14 22 36 Kelas/ kelompok
eksperimen
2 VII.2 15 21 36 Kelas/kelompok
kontrol
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen dengan model kuasi eksperimen (Quasi Eksperimental) dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Ali (2010, hlm. 140) :
Kuasi eksperimen hampir sama dengan eksperimen sebenarnya,
perbedaanya terletak pada penggunaan subjek yaitu kuasi eksperimen tidak
dilakukan penugasan random, melainkan dengan kelompk yang sudah ada.
Dijelaskan pula oleh Arifin (2012, hlm. 74):
Kuasi eksperimen disebut juga eksperimen semu yang tujuanya adalah
untuk memperbaiki keadaan yang dapat dicapai melalui eksperimen
yang sebenarnya, tetapi tidak ada pengontrolan dan manipulasi terhadap
seluruh variabel yang relevan.
Oleh karena itu, metode penelitian yang digunakan adalah metode kuasi
eksperimen. Metode kuasi eksperimen digunakan apabila mendapatkan
kesulitan dalam menentukan kelompok kontrol dalam penelitian. Dalam
metode kuasi eksperimen pun mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak
dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang
memengaruhi pelaksanaan penelitian.
Menurut Sugiyono (2015, hlm. 38) “variabel penelitian adalah suatu
atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai
variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulanya”.
Pada penelitian ini terdapat dua variable yaitu variabel bebas dan
terikat, Adapun yang menjadi variabel penelitian, antara lain:
37
Widi Aimi, 2016 PENGARUH PENGGUNAAN MODEL TUTORIAL BERBASIS KOMPUTER DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Variabel Bebas (Variabel X) adalah variabel yang menunjukan adanya
gejala atau peristiwa sehingga diketahui intensitas dan pengaruhnya terhadap
variabel terkait. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model tutorial
berbasis komputer dalam pembelajaran berbasis masalah.
2. Variabel Terikat (Variabel Y) adalah variabel yang dipengaruhi oleh
variabel bebas, variabel terikat dalam penelitian ini peningkatan hasil belajar
siswa ranah kognitif aspek pengetahuan, aspek pemahaman dan aspek
aplikasi (C1,C2,C3).
Hubungan antara kedua variabel diatas dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel 3.3 Hubungan Antar Variabel Variabel Bebas
Variabel Terikat
Penggunaan model tutorial
berbasis komputer dalam
pembelajaran berbasis masalah
(X)
Peningkatan hasil belajar siswa
aspek pengetahuan (Y1) XY1
Peningkatan hasil belajar siswa
aspek pemahaman (Y2) XY2
Peningkatan hasil belajar siswa aspek aplikasi (Y3) XY3
Keterangan:
XY1 : Peningkatan hasil belajar siswa aspek pengetahuan dengan
menggunakan model tutorial berbasis komputer dalam pembelajaran berbasis
masalah.
XY2 : Peningkatan hasil belajar siswa aspek pemahaman dengan
menggunakan model tutorial berbasis komputer dalam pembelajaran berbasis
masalah.
XY3 : Peningkatan hasil belajar siswa aspek aplikasi dengan
menggunakan model tutorial berbasis komputer dalam pembelajaran berbasis
masalah.
38
Widi Aimi, 2016 PENGARUH PENGGUNAAN MODEL TUTORIAL BERBASIS KOMPUTER DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Desain penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan Nonequivalent Control Group
Design. Dalam desain ini kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak
dapat dipilih secara random. Menurut Sugiyono (2015, hlm.
79)mengemukakan “desain ini hampir sama dengan pretest posttest control
group design, namun pada desain ini kelompok eksperimen maupun
kelompok kontrol tidak dipilih secara random.”
Tabel 3.4 Desain penelitian Nonequivalent Control Group Design
Kelompok Pretest Treatment Posttest
Eksperimen
Kontrol
O1
O1
X
-
O2
O2
(Sugiyono, 2015, hlm. 79)
Keterangan :
O1 :Pemberian soal pretest
X : Pemberian Treatment atau perlakuan (penggunaan model tutorial
berbasis komputer dalam pembelajaran berbasis masalah).
O2 : Pemberian soal posttest
Dalam pelaksanaannya dua kelompok sampel ini diberikan pretest (O1)
terlebih dahulu untuk mengetahui kemampuan awal, kemudian kelompok
eksperimen diberikan treatment berupa penggunaan Model Tutorial Berbasis
Komputer dalam Pembelajaran Berbasis Masalah,sedangkan kelompok
kontrol tidak diberikan treatment. Selanjutnya dua kelompok sampel tersebut
diberikan posttest (O2) untuk mengetahui hasil akhir. Soal pretest dan
posttest merupakan soal yang sama, tes ini dilakukan untuk mengetahui
perbedaan hasil belajar. Kelompok kontrol dalam penelitian ini digunakan
sebagai pembanding, apabila hasilbelajar kelompok eksperimen pada
dasarnya mengalami peningkatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan
kelompok kontrol setelah diberikan treatment, maka keefektifan treatment
lebih meyakinkan dibandingkan apabila hanya melakukan pretest dan posttest
pada kelompok eksperimen saja.
39
Widi Aimi, 2016 PENGARUH PENGGUNAAN MODEL TUTORIAL BERBASIS KOMPUTER DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D. Definisi Operasional
Untuk menghindari salah pengertian atau salah tafsir tentang makna
istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan makna
beberapa definisi operasional sebagai berikut :
1. Model Tutorial
Model tutorial merupakan model pembelajaran berbasis komputer
.secara konsep pembelajaran berbasis komputer adalah bentuk penyajian
bahan-bahan pembelajaran dan keahlian atau keterampilan dalam satuan
unit-unit kecil, sehingga mudah dipelajari dan dipahami oleh siswa. Menurut
Rusman (2012, hlm. 299) “Program tutorial pada dasarnya sama dengan
program bimbingan yang bertujuan untuk memberikan bantuan kepada siswa
agar dapat mencapai hasil belajar secara optimal”.
Model tutorial pada penelitian ini merupakan pembelajaran yang
digunakan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan software berupa
program komputer yang berisi materi pelajaran dan soal-soal latihan. Materi
pelajaran dalam penelitian ini adalah mata pelajaran ilmu pengetahuan alam
mengenai manusia dan lingkungan. Penekananya terletak pada upaya yang
berkesinambungan untuk memaksimalkan aktivitas pembelajaran sabagai
interaksi kognitif antara siswa, materi pelajaran, dan komputer yang telah di
program.
2. Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Model pembelajaran berbasis masalah dalam penelitian ini adalah
model pembelajaran yang dalam prosesnya lebih menekankan terhadap
masalah dimana siswa dituntut untuk memecahkan masalah tersebut. Model
pembelajaran berbasis masalah ini dilakukan oleh guru dan diterapkan dalam
pembelajaran IPA kelas VII di SMPN 9 kota Bandung dengan topik Manusia
dan Lingkungan. Pada model pembelajaran berbasis masalah terdapat lima
langkah, yaitu orientasi siwa pada masalah, mengorganisasikan siswa untuk
belajar, membimbing penyelidikan individual maupun kelompok,
mengembangkan dan menyajikan hasil karya, serta menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah.
40
Widi Aimi, 2016 PENGARUH PENGGUNAAN MODEL TUTORIAL BERBASIS KOMPUTER DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan proses akhir dari kegiatan pembelajaran yang
dituangkan kedalam beberapa tujuan kompetensi. Bisa dilihat dari dokumen
hasil tes maupun dengan hasil pengamatan sikap kompetensi tertentu. Untuk
Hasil belajar yang peneliti lakukan pada penelitian ini adalah pada ranah
kognitif, aspek pengetahuan (C1), Pemahaman (C2), dan Aplikasi (C3).
Untuk melihat hasil belajar siswa pada penelitian ini menggunakan tes
objektif (tes pilihan ganda atau multiple choice)
4. Mata pelajaran IPA
Berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,
sehingga IPA bukanhanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa
fakta-fakta, konsep atau prinsip-prinsip saja, akan tetapi juga merupakan
proses penemuan. Materi / tema yang akan diangkat dalam penelitian ini
adalah Manusia dan Lingkungan.
E. Instrument Penelitian
Arifin (2012, hlm. 225) mengemukakan bahwa “instrumen merupakan
komponen kunci dalam penelitian. Mutu instrumen akan menentukan mutu
data yang digunakan dalam penelitian, sedangkan data merupakan dasar
kebenaran empirik dari penemuan atau kesimpulan penelitian.”
Instrument penelitian merupakan suatu alat yang digunakan untuk
mengukur variabel penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan jenis
instrument berupa tes hasil belajar. Sudjana N. (2006, hlm. 261)menjelaskan
“dalam menilai hasil belajar, khususnya di bidang kognitif, alat yang banyak
digunakan adalah tes tertulis”.Tes merupakan suatu teknik atau cara yang
digunakan untuk melaksanakan pengukuran yang di dalamnya terdapat
berbagai pertanyaan atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau
dijawab oleh siswa sehingga akan terlihat hasil belajar kognitif yang di
peroleh oleh siswa.
Penelitian ini menggunakan tes objektif (tes pilihan ganda atau multiple
choice) dimana dalam tes ini siswa dituntut untuk memilih jawaban yang
41
Widi Aimi, 2016 PENGARUH PENGGUNAAN MODEL TUTORIAL BERBASIS KOMPUTER DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
benar diantara kemungkinan beberapa jawaban. Jawaban yang benar dalam
tes pilihan ganda disebut kunci jawaban dan jawaban yang salah dinamakan
pengecoh (distractor). Dalam membuat alternatif jawaban pada tes pilihan
ganda tidak ada aturan baku, namun banyak alternatif jawaban yang dibuat
dapat meningkatkan validitas dan reliabilitas soal.Arifin (2012, hlm.
18)mengemukakan “alternatif jawaban empat kurang baik dibandingkan
dengan yang lainya. Semakin banyak alternatif jawaban, semakin kecil
kemungkinan peserta didik menerka”.
F. Pengembangan Instrumen
1. Uji Validitas
Uji validitas sering digunakan dalam pengukuran hasil belajar. Adapun
tujuan utama dari jenis validitas ini adalah untuk mengetahui sejauh mana
penguasaan peserta didik terhadap materi yang telah disampaikan, dan
perubahan-perubahan psikologis apa yang timbul pada peserta didik setelah
proses pembelajaran terjadi. Darmadi (2013, hlm. 110) :
Validitas intrumen adalah kemampuan intrumen untuk mengukur dan
menggambarkan keadaan suatu aspek sesuai dengan maksudnya untuk
apa instrumen itu di buat. Persoalan validitas instrumen berhubungan
dengan pertanyaan apakah suatu instrumen yang dibuat mampu
menggambarkan ciri-ciri, sifat-sifat atau aspek apa saja yang akan
diukur, sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Validitas dapat dicari dengan menghubungkan skor keseluruhan siswa
dalam satu item (X) dengan skor yang diperoleh semua siswa (Y) yaitu
dengan melalui teknik korelasi Pearson Product Moment dengan rumus
sebagai berikut:
rXY =N XY − X Y
N X2 − ( X)2 N Y2 − ( Y)2
(Arifin, 2012:254)
Keterangan :
rxy = koefisien korelasi
N = jumlah sampel
42
Widi Aimi, 2016 PENGARUH PENGGUNAAN MODEL TUTORIAL BERBASIS KOMPUTER DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
X = nilai item
Y = nilai total
Menurut Arikunto (2006, hlm. 75) “koefisien korelasi selalu terdapat
antara (-1,00) sampai (+1,00)”. Koefisien negatif menunjukkan hubungan
kebalikan, sedangkan koefisien positif menunjukkan adanya kesejajaran
untuk mengadakan interpretasi besarnya korelasi sebagai berikut:
Antara 0,800 – 1,00 : validitas sangat tinggi
Antara 0,600 – 0,800 : validitas tinggi
Antara 0,400 – 0,600 : validitas cukup
Antara 0,200 – 0,400 : validitas rendah
Antara 0,00 – 0,200 : validitas sangat rendah
2. Uji Reliabilitas
Instrument dapat dikatakan reliabel apabila memiliki tingkat keajegan
dalam hasil pengukuran. Arifin (2012, hlm. 258)menjelaskan bahwa:
Reliabilitas adalah tingkat atau derajat konsistensi dari suatu instrumen,
suatu tes dapat dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil yang
sama bila diteskan pada kelompok yang sama pada waktu atau
kesempatan yang berbeda.
Hal senada dikemukakan oleh Gronlund dalam Arifin (2012, hlm.
258)bahwa: “Ada empat faktor yang dapat memengaruhi reliabilitas, yaitu
panjang tes, sebaran skor, tingkat kesukaran dan objektivitas.”Suatu
instrument bisa dikatakan memiliki nilai reliabilitas yang tinggi apabila tes
yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak
diukur. Untuk mengukur reliabilitas instrumen digunakan metode cronbach’s
alpha dengan rumus:
(Arikunto, 2006, hlm. 196)
Keterangan : r11 : Reliabilitas Intrumen : Varian Total
k : Banyaknya Soal : Jumlah varian butir
43
Widi Aimi, 2016 PENGARUH PENGGUNAAN MODEL TUTORIAL BERBASIS KOMPUTER DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adapun tolok ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas
instrument yang diperoleh adalah:
Tabel 3.5 Kriteria Reliabilitas
Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas
𝑟11≤ 0,20 Sangat rendah
0,20 ≤ 𝑟11≤ 0,40 Rendah
0,40 ≤ 𝑟11≤ 0,60 Sedang
0,70 ≤ 𝑟11≤ 0,90 Tinggi
0,90 ≤ 𝑟11<1,00 Sangat tinggi
(Arikunto, 2010, hlm. 319)
3. Uji Daya Pembeda Soal
Sampel dalam penelitian ini tidak memiliki kemampuan yang sama,
maka harus dilakukan uji daya pembeda soal. Daya pembeda menurut Arifin
(2012, hlm. 133)bahwa “Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal
untuk membedakan antara peserta didik yang pandai (menguasai materi)
dengan peserta didik yang kurang pandai (kurang/tidak menguasai materi)”.
Rumus untuk menguji daya pembeda soal :
DP = XKA + XKB
Skor Maks
(Arifin, 2012, hlm. 133)
Keterangan :
DP = Daya Pembeda
XKA = rata-rata kelompok atas
XKB = rata-rata kelompok bawah
Skor Maks = skor maksimum
Langkah-langkah yang perlu ditempuh sebelum menggunakan rumus
tersebut, diantaranya :
a. Menghitung jumlah skor total tiap peserta didik.
b. Mengurutkan skor total mulai dari skor terbesar sampai dengan skor
terkecil.
44
Widi Aimi, 2016 PENGARUH PENGGUNAAN MODEL TUTORIAL BERBASIS KOMPUTER DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Menetapkan kelompok atas dan kelompok bawah. Jika jumlah peserta
didik banyak (di atas 30) dapat ditetapkan 27%.
d. Menghitung rata-rata skor untuk masing-masing kelompok (kelompok atas
maupun kelompok bawah).
Setelah diketahui hasil perhitungan menggunakan rumus diatas,
selanjutnya membandingkan daya pembeda soal dengan kriteria sebagai
berikut :
Tabel 3.6 Indeks Daya Pembeda
Daya Pembeda Kategori
0,00 – 0,19
0,20 – 0,29
0,30 – 0,39
0,40 – 1,00
Negatif
Kurang baik
Cukup
Baik
Sangat Baik
Soal Dibuang
(Arifin, 2012, hlm. 133)
4. Uji Tingkat Kesukaran Soal
Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu
soal pada tingkat kemampuan tertentu yang bisa dinyatakan dengan indeks.
Arifin (2012, hlm. 133). Jika suatu soal memiliki tingkat kesukaran seimbang
(proporsional), maka dapat dikatakan bahwa soal tersebut baik. Dalam
membuat soal hendaknya soal tersebut tidak terlalu mudah dan tidak terlalu
sukar.
Langkah-langkah menghitung tingkat kesukaran soal bentuk objektif
dapat digunakan sebagai berikut :
TK=(WL + WH)
(nL + nH )x 100%
(Arifin, 2012, hlm. 266)
45
Widi Aimi, 2016 PENGARUH PENGGUNAAN MODEL TUTORIAL BERBASIS KOMPUTER DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterangan :
WL : jumlah siswa yang menjawab salah dari kelompok bawah
WH jumlah siswa yang menjawab salah dari kelompok atas
nL : jumlah kelompok bawah
nH : jumlah kelompok atas
G. Teknik pengumpulan data
Terdapat dua hal utama yang memengaruhi kualitas dan hasil
penelitian, yaitu kualitas pengumpulan data dan kualitas instrument
penelitian. Instrument dan kualitas pengumpulan data berkenaan ketepatan
cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Dalam penelitian ini
teknik pengumpulan data yang digunakan dengan cara tes hasil belajar siswa.
Tes hasil belajar siswa digunakan untuk mengukur prestasi belajar
peserta didik dalam bidang kognitif, dalam penelitian ini tes yang digunakan
hanya untuk mengukur penguasaan atau kemampuan peserta didik bidang
kognitif pada aspek pengetahuan, aspek pemahaman dan aspek aplikasi. Tes
ini diberikan pada awal (pretest) sebelum diberikan perlakuan penggunaan
model tutorial berbasis komputer dalam pembelajaran berbasi masalah
kemudian di akhir setelah mendapatkan perlakuan (posttest). Tes berupa soal
objektif dalam bentuk pilihan ganda untuk mengetahui apakah terdapat
pengaruh penggunaan model tutorial berbasis komputer dalam pembelajaran
berbasi masalah dalam proses pembelajaran terhadap hasil belajar peserta
didik.
H. Analisis data
1. Analisis data pretes dan posttest
a. Memeriksa jawaban siswa
b. Menghitung nilai jawaban
c. Menghitung nilai total siswa dengan menjumlahkan nilai masing-
masing soal
46
Widi Aimi, 2016 PENGARUH PENGGUNAAN MODEL TUTORIAL BERBASIS KOMPUTER DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Menghitung rata-rata skor (Mean)
Untuk menghitung nilai rata-rata dari nilai yang dihasilkan melalui
pretes maupun posttest menggunakan rumus :
(Sudjana, 2005, hlm. 67)
Keterangan :
𝑋 = rata-rata nilai
∑X = jumlah skor nilai siswa
n = jumlah siswa
3. Menghitung Gain
Selisih antara skor awal dan skor akhir disebut Gain. Nilai Gain dapat
ditentukan dengan rumus berikut :
G = Skor postes – skor pretes
a. Uji Normalitas
Santoso (2010, hlm. 91)mengemukakan “Kriteria pengujiannya adalah
jika nilai Sig (Signifikansi) atau nilai probabilitas < (0,05) maka distribusi
adalah tidak normal, sedangkan jika Sig (Signifikansi) atau nilai probabilitas
> (0,05) maka distribusi adalah normal.”IBM SPSS 21 (Statistical Product
and Service Solution) dengan uji normalitas Kolmogorov Smirnov merupakan
program pengolah data untuk pengujian normalitas.
b. Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas bertujuan untuk mengetahui varian data dari
kedua sampel homogeny (sama) atau tidak. Pengujian homogenitas dihitung
dengan menggunakan rumus uji F sebagai berikut :
𝐹 =𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
47
Widi Aimi, 2016 PENGARUH PENGGUNAAN MODEL TUTORIAL BERBASIS KOMPUTER DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(Sugiyono, 2013, hlm.275)
Pengujian hipotesis memiliki kriteria dimana F hitung lebih kecil dari F
table ((Fhitung< Ftabel) maka varian data dari kedua sampel dapat dinyatakan
homogeny (sama).
c. Uji Hipotesis
Menurut Sugiyono (2013, hlm. 273) “Pengujian hipotesis tersebut
dilakukan karena penelitian ini mengkaji tentang perbandingan hasil belajar
sebelum dan sesudah perlakuan (treatment), atau membandingkan kelompok
kontrol dengan kelompok eksperimen”. Uji hipotesis ini menggunakan uji
signifikasi perbedaan rata-rata dengan analisis data independent Sample T-
Test (uji t independen) atau dua sampel bebas. Kriteria pengambilan
kesimpulan untuk uji hipotesis dengan pengujian dua arah adalah:
Jika –ttabel<thitung<ttabel, maka H1 ditolak dan H0 diterima
Jika –thitung<ttabel<thitung, maka H0 ditolak dan H1 diterima
I. Prosedur Penelitian
Prosedurdalam penelitian ini secara umum dilakukan melalui tiga tahap
yaitu perencanaan penelitian, pelaksanaan penelitian dan tahap akhir
pelaporan penelitian, tahapan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Tahap Perencanaan Penelitian
a. Memilih masalah penelitian dengan melakukan studi pustaka dari
beberapa literatur seperti buku referensi, jurnal, skripsi dan sebagainya.
b. Melakukan studi pendahuluan dengan berkunjung ke sekolah terkait,
analisis kondisi siswa, pemanfaatan media pembelajaran dan sarana
prasarana pembelajaran.
c. Merumuskan masalah dengan melakukan identifikasi masalah,
melakukan perumusan judul penelitian, membuat rancangan penelitian
disertai dengan konsultasi dengan dosen pembimbing.
d. Merumuskan hipotesis penelitian.
e. Memilih metodologi penelitian, metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu kuasi eksperimen dengan pendekatan
48
Widi Aimi, 2016 PENGARUH PENGGUNAAN MODEL TUTORIAL BERBASIS KOMPUTER DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kuantitatif dan menentukan variabel penelitian dalam penelitian ini
yaitu variabel X adalah model tutorial berbasis komputer dalam
pembelajaran berbasis masalah dan variabel Y hasil belajar kognitif
siswa .
f. Menentukan sumber data, diantaranya populasi dalam penelitian ini
adalah siswa kelas VII SMPN 9 Bandung sebanyak 359 orang, pada
penelitian ini peneliti menggunakan teknik sampling Nonprobability
dimana kelas control dan kelas eksperimen yang akan digunakan adalah
kelas VII-9 sebanyak 36 orang.
g. Menentukan dan menyusun instrumen yang akan digunakan dalam
penelitian, dengan berkonsultasi kepada dosen pembimbing dan dosen
ahli, instumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
a. Menentukan kelas eskperimen dan kelas kontrol
b. Melaksanakan pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
c. Menganalisis data hasil pretest .
d. Melaksanakantreatment pembelajaran pada kelompok eksperimen
berupa penggunaan Model Tutorial Berbasis Komputer dalam
Pembelajaran Berbasis Masalah, sedangkan kelompok kontrol tidak
diberikan treatment.
e. Memberikan post-test untuk pengukuran akhir
f. Menganalisis data hasil postest.
3. Tahap Akhir Penelitian
a. Mengolah data hasil pretest dan postest yang telah didapatkan.
b. Menganalisis temuan hasil penelitian.
c. Menarik kesimpulan dan saran berdasarkan hasil pengolahan data.
d. Membuat laporan penelitian dalam bentuk skripsi sesuai dengan
pedoman karya tulis ilmiah.
49
Widi Aimi, 2016 PENGARUH PENGGUNAAN MODEL TUTORIAL BERBASIS KOMPUTER DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu