bab iii metode penelitian 3.1. tempat dan waktu penelitian ...repository.ump.ac.id/7514/4/rines...

45
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Sungai Logawa Wilayah Kabupaten Banyumas yang ada pada posisi 7 0 20’48 Lintang Selatan dan 109 0 10’58 Bujur Timur dan 7 0 29’16 Lintang Selatan dan 109 0 13’14 Bujur Timur. Sungai Logawa merupakan salah satu sungai di wilayah Kabupaten Banyumas yang bermuara di Sungai Serayu. Gambar lokasi peelitian selengkapnya disajikan pada gambar 3.1.a dan gambar 3.1.b Gambar 3.1. a. Lokasi penelitian keseluruhan 17 PROFIL REPRODUKSI IKAN …. RINES AWDORA ADY, FKIP UMP 2018

Upload: others

Post on 28-Nov-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ...repository.ump.ac.id/7514/4/RINES AWDORA ADY .... BAB III.pdf · Seser bentuk segitiga sama sisi pada masing-masing sisi

17

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

3.1.1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Sungai Logawa Wilayah Kabupaten

Banyumas yang ada pada posisi 7020’48 Lintang Selatan dan 1090

10’58 Bujur Timur dan 7029’16 Lintang Selatan dan 109013’14 Bujur

Timur. Sungai Logawa merupakan salah satu sungai di wilayah

Kabupaten Banyumas yang bermuara di Sungai Serayu. Gambar

lokasi peelitian selengkapnya disajikan pada gambar 3.1.a dan gambar

3.1.b

Gambar 3.1. a. Lokasi penelitian keseluruhan

17

PROFIL REPRODUKSI IKAN …. RINES AWDORA ADY, FKIP UMP 2018

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ...repository.ump.ac.id/7514/4/RINES AWDORA ADY .... BAB III.pdf · Seser bentuk segitiga sama sisi pada masing-masing sisi

18

(A)

(B)

PROFIL REPRODUKSI IKAN …. RINES AWDORA ADY, FKIP UMP 2018

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ...repository.ump.ac.id/7514/4/RINES AWDORA ADY .... BAB III.pdf · Seser bentuk segitiga sama sisi pada masing-masing sisi

19

(C)

Gambar 3.1.b. Sungai Logawa lokasi 1 Karanglewas (A), Sungai Logawa lokasi 2 Bendung Kediri (B), dan Sungai Logawa lokasi 3 Patikraja (C).

Sumber : Peta Administrasi Kabupaten Banyumas (BAPPEDA)

Pengambilan sampel ikan dan pengukuran kualitas perairan

Sungai Logawa dilakukan pada tiga lokasi yang berbeda yaitu : lokasi

satu adalah Sungai Logawa yang berada di Desa Pasir Kidul

Kecamatan Karanglewas yang merupakan daerah hulu dengan

karakter memiliki dasar sungai berbatu dan berarus deras, lokasi dua

adalah Sungai Logawa yang berada di Desa Kediri Kecamatan

Karanglewas merupakan daerah pertengahan sungai yang memiliki

karakter dasar sungai berbatu dan sedikit lumpur, lokasi tiga adalah

Sungai Logawa yang berada di Desa Patikraja Kecamatan Patikraja

merupakan daerah hilir yang memiliki karakter dasar sungai lumpur

PROFIL REPRODUKSI IKAN …. RINES AWDORA ADY, FKIP UMP 2018

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ...repository.ump.ac.id/7514/4/RINES AWDORA ADY .... BAB III.pdf · Seser bentuk segitiga sama sisi pada masing-masing sisi

20

berpasir dan memiliki kondisi perairan yang lebih tenang. Pada lokasi

tiga muaranya sudah mendekati Sungai Serayu sehingga di wilayah ini

Sungai Logawa yang akan bermuara sudah terlihat lebih lebar

dibandingkan pada sungai yang berada di lokasi satu dan dua.

3.1.2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan selama enam bulan yaitu

(Desember 2015 – Mei 2016). Pengambilan sampel dilakukan

sebanyak enam kali dengan interval watu satu bulan, dengan

mempertimbangkan waktu siang hari (pukul 07.00 – 10.00) dan

malam hari (pukul 19.00 – 22.00).

3.2. Alat dan Bahan

3.2.1. Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini selengkapnya

disajikan pada Tabel 3.1.

PROFIL REPRODUKSI IKAN …. RINES AWDORA ADY, FKIP UMP 2018

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ...repository.ump.ac.id/7514/4/RINES AWDORA ADY .... BAB III.pdf · Seser bentuk segitiga sama sisi pada masing-masing sisi

21

Tabel 3.1 Alat-alat yang digunakan dalam penelitian

No Alat Kegunaan

1. Jala tebar dengan ukuran mata jala 0,5 cm dan jaring dengan

ukuran mata jaring 1 cm.

Alat menangkap ikan

2.

Seser bentuk segitiga sama sisi pada masing-masing sisi

diberi penguat memakai bambu. Masing-masing sisi memiliki panjang 75 cm dan

dengan mata seser berukuran satu mm2.

Alat menangkap ikan

3. Penggaris (mm) Mengukur panjang ikan

4. Timbangan digital ACIS AD-300H (gr)

Menimbang ikan

5. DO Meter Lutron, DO 5510

(ppm) Mengukur Oksigen terlarut

6. pH : Merck kGaA Mengukur pH air

7. Secchi Disk (cm) Mengukur kecerahan air

8. Pelepah pisang Mengukur kecepatan arus

9. Stopwatch Mengukur waktu

10. Termometer (ºC) Mengukur suhu air

11. Label Penanda

12. Ice box Tempat penyimpanan ikan sementara

13. Kantong plastik Tempat ikan

14. Botol flakon Tempat sampel plankton

15. Plankton net no. 25 dan no. 21 Pengambilan plankton

3.2.2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel ikan

yang didapatkan dan contoh air yang terdapat pada tiap lokasi

pengambilan sampel, alkohol 70%, formalin 4%, aquades dan es batu.

PROFIL REPRODUKSI IKAN …. RINES AWDORA ADY, FKIP UMP 2018

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ...repository.ump.ac.id/7514/4/RINES AWDORA ADY .... BAB III.pdf · Seser bentuk segitiga sama sisi pada masing-masing sisi

22

3.3. Metode Pengambilan Sampel

3.3.1. Prosedur Pengukuran Kualitas Fisika Perairan Sungai

a. Suhu (temperatur)

Pengukuran suhu perairan dilakukan menggunakan alat

yang sama untuk mengukur Dissolved oxygen yaitu DO meter

merk Lutron-5510. DO meter dicelupkan kedalam air sungai

selama kurang lebih lima menit hingga angka pada DO meter

menunjukan angka yang konstan kemudian mencatat angka yang

terlihat pada DO meter.

b. Kecepatan Arus

Pengukuran kecepatan arus sungai menggunakan metode

terapung, yaitu dengan cara mengapungkan atau menghanyutkan

pelepah pisang pada badan sungai hingga menempuh jarak 10

meter kemudian mengukur waktu yang dibutuhkan pelepah untuk

menempuh jarak tersebut.

Rumus kecepatan arus :

v =

m/s

keterangan : v = kecepatan arus (meter/sekon)

s = jarak tempuh pelepah pisang (meter) t = waktu tempuh pelepah pisang (sekon)

c. Kecerahan

Pengukuran kecerahan perairan dengan cara

menenggelamkan sechi disk yang telah diikat dengan tali ke

PROFIL REPRODUKSI IKAN …. RINES AWDORA ADY, FKIP UMP 2018

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ...repository.ump.ac.id/7514/4/RINES AWDORA ADY .... BAB III.pdf · Seser bentuk segitiga sama sisi pada masing-masing sisi

23

badan sungai sampai cakram tidak terlihat dan ukur jaraknya,

kemudian angkat sampai batas tepat terlihat dan diukur jaraknya.

K=

cm

Keterangan: K= kecerahan

X= jarak saat cakram sechi masih terlihat oleh mata (cm)

Y= jarak saat cakram sechi tepat tidak terlihat oleh mata (cm)

3.3.2. Prosedur Pengukuran Kualitas Kimia Perairan Sungai

a. pH (Derajat Keasaman)

Pengkuran pH air dilakukan dengan cara mencelupkam

kertas ph merk Merck KgaA kedalam air sungai beberapa menit.

Selanjutnya mencocokkan dengan indikator warna pH standar

serta mencatat hasilnya.

b. DO (Dissolved oxygen)

Pengukuran DO atau oksigen dilakukan menggunakan DO

meter merek Lutron seri 5510 ppm. Dengan cara memasukkan

sensor DO meter ke dalam perairan sungai. Angka skala yang

konstan pada DO meter menunjukan nilai kadar oksigen terlarut

perairan.

3.3.3. Prosedur Pengukuran Kualitas Biologi Perairan Sungai

Kualitas biologi perairan sungai berupa pengambilan sampel

plankton, dilakukan dengan cara menyaring air sungai sebanyak 100

PROFIL REPRODUKSI IKAN …. RINES AWDORA ADY, FKIP UMP 2018

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ...repository.ump.ac.id/7514/4/RINES AWDORA ADY .... BAB III.pdf · Seser bentuk segitiga sama sisi pada masing-masing sisi

24

liter menggunakan plankton-net no. 25 dan no. 21 selanjutnya air yang

tertampung dalam botol flakon dipindahkan ke dalam plastik dan

ditambah alkohol 70 %.

Secara ringkas untuk mengetahui kualitas perairan Sungai

Logawa maka diukur beberapa parameter yaitu parameter fisika, kimia

dan biologi. Parameter yang akan diukur selengkapnya disajikan pada

tabel 3.2.

Tabel 3.2. Faktor Fisika, Kimia dan Biologi yang dianalisis.

Parameter Satuan Alat

Fisika 1. Suhu air 2. Kecepatan arus

3. Kecerahan air Kimia

1. Oksigen terlarut 2. pH

Biologi

Plankton

ºC m/s

cm

ppm 1-14

Spesies

DO meter merk Lutron-5510 Pelepah daun pisang

Sechi disk

DO meter merk Lutron-5510 Ph : merck kGaA

Mikroskop

3.4. Metode Pengumpulan Data

Metode yang dipakai dalam penelitian ini yaitu metode survey dengan

melakukan pengamatan secara sistematik terhadap ikan. Pengambilan sampel

ikan dilakukan dengan teknik purposive random sampling, yaitu pemilihan

sekelompok subjek didasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang

dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat

populasi yang sudah diketahui sebelumnya untuk mencapai tujuan tertentu

(Hadi, 1987).

PROFIL REPRODUKSI IKAN …. RINES AWDORA ADY, FKIP UMP 2018

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ...repository.ump.ac.id/7514/4/RINES AWDORA ADY .... BAB III.pdf · Seser bentuk segitiga sama sisi pada masing-masing sisi

25

Pengambilan sampel ikan dan pengukuran kualitas air berupa

parameter fisika, kimia dan biologi dilakukan disetiap lokasi penelitian.

Dalam penelitian ini ditetapkan tiga lokasi berbeda, yaitu lokasi I Sungai

Logawa yang berada di Karanglewas, lokasi II Sungai Logawa yang berada di

Bendung Kediri dan lokasi III Sungai Logawa yang berada di Patikraja.

Masing-masing lokasi penelitian ditetapkan ke dalam 3 titik sampling yaitu :

(1) titik sampling tepi kanan sungai, (2) titik sampling tengah sungai dan (3)

titik sampling tepi kiri sungai.

Pengambilan sampel ikan dilakukan menggunakan jala dengan ukuran

mata jala 0,5 cm dan jaring dengan ukuran mata jaring 1 cm dan serta seser

bentuk segitiga sama sisi dengan mata seser berukuran 1mm². Sampling ikan

dilakukan dengan menebarkan jala sebanyak 10 kali lemparan dan 10 kali

serok untuk seser pada setiap titik sampling. Sampel ikan yang tertangkap

dengan jala adalah ikan-ikan yang bersifat pelagik (permukaan perairan) dan

demersal (dasar perairan), sedangkan ikan yang tertangkap dengan seser

adalah ikan-ikan yang bersifat perifer (daerah tepi) sungai. Sampel ikan yang

didapatkan segera dimasukkan ke dalam kantong plastik yang diberi penanda

menggunakan label dan disimpan dalam ice box yang sudah diberi es batu

untuk tempat penyimpanan sampel ikan sementara. Selanjutnya dibawa ke

Laboratorium Zoologi Universitas Muhammadiyah Purwokerto untuk

diidentifikasi dan diawetkan menggunakan formalin 4%.

PROFIL REPRODUKSI IKAN …. RINES AWDORA ADY, FKIP UMP 2018

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ...repository.ump.ac.id/7514/4/RINES AWDORA ADY .... BAB III.pdf · Seser bentuk segitiga sama sisi pada masing-masing sisi

26

3.5. Identifikasi ikan

Sampel ikan yang didapat dari tiap lokasi dikelompokkan

berdasarkann cirri morfologi ikan, meliputi: perbedaan bentuk tubuh, kepala,

sungut, sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip anus, sirip ekor, dan sisik.

Setiap kelompok ikan diidentifikasi menggunakan buku Taksonomi dan kunci

identifikasi ikan serta buku Ikan Air Tawar Indonesia Bagian Barat dan S

ulawesi (Kottelat dkk., 1993).

3.6. Analisis Data

Untuk mengetahui profil reproduksi ikan yang meliputi rasio kelamin,

tingkat kematangan gonad (TKG), indeks kematangan gonad (IKG) dan

fekunditas dilakukan analisis dengan melakukan beberapa aspek penting

yaitu:

3.6.1. Perhitungan Rasio Kelamin

Ikan yang didapat dari hasil sampling diamati dan dihitung

jumlah ikan jantan serta betinanya. Ikan betina digunakan untuk

perhitungan fekunditas jika sudah ada telur didalam gonad.

Perhitungan rasio kelamin dilakukan dengan menggunakan

rumus Lagler (Effendie, 1979) :

Rasio kelamin =

x 100%

PROFIL REPRODUKSI IKAN …. RINES AWDORA ADY, FKIP UMP 2018

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ...repository.ump.ac.id/7514/4/RINES AWDORA ADY .... BAB III.pdf · Seser bentuk segitiga sama sisi pada masing-masing sisi

27

3.6.2. Tingkat Kematangan Gonad (TKG)

Menurut Effendie (1979) cara untuk menentukan tingkat

kematangan gonad yaitu dengan cara membandingkan gonad sampel

dengan standar tingkat kematangan gonad modifikasi dari Cassie,

sebagaimana disajikan pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Acuan tingkat kematangan gonad (Effendie, 1979).

Tingkat

Kematangan

Gonad (TKG) Betina Jantan

I

Belum berkembang

Ovari seperti benang, memanjang sampai ke bagian depan rongga tubuh. Warna

jernih, permukaan licin.

Belum berkembang

Testes seperti benang, lebih pendek dari pada ovari dan terlihat ujungnya di rongga

tubuh. Warna jernih.

II Perkembangan awal

Ukuran ovari lebih besar dari

pada tingkat I. Pewarnaan lebih gelap kekuningan. Telur belum terlihat jelas.

Perkembangan awal

Ukuran testes lebih besar dari

pada tingkat I. Warna putih seperti susu. Bentuk lebih jelas dari pada tingkat I.

III Sedang berkembang

Ovari berwarna kuning. Secara morfologi telur mulai

kelihatan butirnya.

Sedang berkembang

Permukaan testes licin. Warna makin putih, testes

makin besar. Dalam keadaan diawetkan mudah putus

IV Matang

Ovari makin besar, telur

berwarna kuning, mudah dipisahkan. Butir minyak

tidak nampak, mengisi ½ - 2/3 rongga perut, usus terdesak.

Matang

Seperti pada tingkat III

tampak lebih jelas. Testes semakin pejal.

V Pasca pemijahan

Ovari berkerut, dinding tebal, butir telur sisa terdapat di

dekat anus.

Pasca pemijahan

Testes bagian belakang kempis dan dibagian dekat

anus masih berisi spermatozoa.

PROFIL REPRODUKSI IKAN …. RINES AWDORA ADY, FKIP UMP 2018

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ...repository.ump.ac.id/7514/4/RINES AWDORA ADY .... BAB III.pdf · Seser bentuk segitiga sama sisi pada masing-masing sisi

28

3.6.3. Indeks Kematangan Gonad (IKG)

Menurut Effendie (1979) Indeks kematangan gonad dapat

dihitung berdasarkan rumus:

IKG =

x 100%

Keterangan : IKG = indeks kematangan gonad Bg = berat gonad

Bt = berat tubuh

3.6.4. Perhitungan Fekunditas

Perhitungan fekunditas ikan menggunakan metode volumetri

menurut Effendie (1979) sebagai berikut :

X . x = G . g

Keterangan : X = jumlah telur dalam gonad yang dicari x = jumlah telur dari sampel gonad G = berat seluruh gonad

g = berat telur dari sampel gonad

PROFIL REPRODUKSI IKAN …. RINES AWDORA ADY, FKIP UMP 2018

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ...repository.ump.ac.id/7514/4/RINES AWDORA ADY .... BAB III.pdf · Seser bentuk segitiga sama sisi pada masing-masing sisi

29

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Kualitas Perairan Sungai

Hasil analisis mengenai kualitas perairan Sungai Logawa yang

meliputi faktor fisika (suhu, kecepatan arus, intensitas cahaya), faktor kimia

(pH, Dissolved oxygen) dan faktor biologi (jenis-jenis plankton) disajikan

berturut-turut sebagai berikut :

4.1.1 Parameter Fisika Perairan

Kualitas fisika perairan yang dianalisis adalah suhu

(temperatur) perairan, kecepatan arus dan intensitas cahaya

(kecerahan).

a. Suhu (temperatur) perairan

Hasil analisis suhu selama penelitian disajikan pada

gambar 4.1 .

(A)

22

22,5

23

23,5

24

24,5

25

25,5

26

26,5

27

Desember Januari Februari Maret April Mei

23,81

25,69

26,32

25,84

26,97

26,33

23,71

25,23 25,1

24,29 24,53

26,58

Su

hu

(˚C

)

Siang

Malam

29

PROFIL REPRODUKSI IKAN …. RINES AWDORA ADY, FKIP UMP 2018

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ...repository.ump.ac.id/7514/4/RINES AWDORA ADY .... BAB III.pdf · Seser bentuk segitiga sama sisi pada masing-masing sisi

30

(B)

Gambar 4.1 (A) Rata-rata suhu (°C) berdasarkan waktu pengambilan sampel selama penelitian (Desember 2016 – Mei 2017). (B) Rata-rata suhu

(°C) berdasarkan lokasi pengambilan sampel selama penelitian (Desember 2016 – Mei 2017).

Berdasarkan hasil penelitian Fadlilah (2017) tentang Profil

Reproduksi Ikan di Sungai Logawa Wilayah Kabupaten

Banyumas, suhu yang diperoleh berdasarkan waktu pengambilan

sampel berkisar antara 24,8- 29,2°C dengan suhu tertinggi siang

hari terjadi pada bulan Januari (28,4°C) dan suhu terendah terjadi

pada bulan Desember (24,8°C). Suhu tertinggi malam hari terjadi

pada bulan Mei (29,2°C) dan suhu terendah terjadi pada bulan

Desember (26,03°C). Sedangkan analisis suhu berdasarkan lokasi

penelitian berkisar antara 25,3- 28,4°C. Berdasarkan hasil dapat

dikatakan bahwa suhu yang terukur mempunyai kisaran dan rata-

rata yang hampir sama disebabkan karena kondisi lingkungan dari

masing-masing lokasi penelitian yang hampir sama seperti

intensitas cahaya yang diterima dan tumbuhan yang ada disekitar

22

23

24

25

26

27

Lokasi 1 Lokasi 2 Lokasi 3

24,3

26,07

26,97

24,97 24,74 24,92

Suhu (

˚C)

Siang

Malam

PROFIL REPRODUKSI IKAN …. RINES AWDORA ADY, FKIP UMP 2018

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ...repository.ump.ac.id/7514/4/RINES AWDORA ADY .... BAB III.pdf · Seser bentuk segitiga sama sisi pada masing-masing sisi

31

lingkungan sungai. Menurut Astuti (2011) pengaruh substrat

dasar perairan yang mampu menyerap dan menyimpan panas

cahaya matahari saat siang hari serta mengeluarkannya pada

malam hari sehingga kisaran suhu saat siang dan malam hari

hampir sama atau terkadang lebih tinggi disaat malam hari.

Menurut Subardja (1989) suhu yang aman untuk

kehidupan ikan adalah berkisar antara 25°C sampai 32°C dengan

beda siang dan malam tidak lebih dari 5°C. Kordi (2010)

menambahkan bahwa suhu yang sesuai akan berpengaruh

terhadap pemijahan, pembenihan, aktifitas pertumbuhan dan

perkembangan ikan.

Hasil analisis suhu yang diperoleh berdasarkan waktu

pengambilan sampel suhu tertinggi terjadi pada bulan April

(26,97°C), hal ini diduga disebabkan pada saat pengambilan

sampel sudah memasuki musim kemarau sehingga suhu pada

permukaan tinggi. Suhu terendah berdasarkan waktu pengambilan

sampel terjadi pada bulan Februari (20,0°C) diduga karena curah

hujan yang tinggi pada saat pengambilan sampel, permukaan air

sungai bercampur dengan air hujan sehingga menyebabkan suhu

permukaan perairan sungai rendah. Hasil analisis berdasarkan

lokasi pengambilan sampel suhu tertinggi terjadi pada Lokasi III

(25,94°C), hal ini diduga karena pada Lokasi III pepohonan yang

tumbuh pada pinggiran sungai tidak menutupi permukaan sungai

PROFIL REPRODUKSI IKAN …. RINES AWDORA ADY, FKIP UMP 2018

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ...repository.ump.ac.id/7514/4/RINES AWDORA ADY .... BAB III.pdf · Seser bentuk segitiga sama sisi pada masing-masing sisi

32

sehingga sinar matahari langsung mengenai permukaan sungai.

Hasil analisis berdasarkan lokasi pengambilan sampel suhu

terendah terjadi pada Lokasi I (24,63°C), hal ini diduga karena

pada daerah pinggiran sungai Lokasi I banyak ditumbuhi

pepohonan sehingga dapat menghalangi cahaya matahari jatuh ke

permukaan sungai secara langsung. Berdasarkan analisis suhu

yang diperoleh selama penelitian (Desember 2016 - Mei 2017)

pada setiap waktu dan lokasi, siang maupun malam hari maka

dapat dikatakan bahwa kondisi perairan di Sungai Logawa masih

baik bagi berlangsungnya kehidupan ikan.

b. Kecepatan Arus

Hasil analisis kecepatan arus selama penelitian

berdasarkan waktu dan lokasi pengambilan sampel disajikan pada

gambar 4.2 .

(A)

0

0,2

0,4

0,6

0,8

1

1,2

Desember Januari Februari Maret April Mei

1,15

0,57 0,52 0,56

0,48 0,47

0,73 0,78

0,94

1,17

0,58

0,46

Kecepata

n

Aru

s (

m/s

)

Siang

Malam

PROFIL REPRODUKSI IKAN …. RINES AWDORA ADY, FKIP UMP 2018

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ...repository.ump.ac.id/7514/4/RINES AWDORA ADY .... BAB III.pdf · Seser bentuk segitiga sama sisi pada masing-masing sisi

33

(B)

Gambar 4.2 (A) Rata-rata kecepatan arus (m/s) berdasarkan waktu pengambilan sampel selama penelitian (Desember 2016 – Mei 2017). (B) Rata-

rata kecepatan arus (m/s) berdasarkan lokasi pengambilan sampel selama penelitian (Desember 2016 – Mei 2017).

Menurut penelitian Fadlilah (2017) tentang Profil

Reproduksi Ikan di Sungai Logawa Wilayah Kabupaten

Banyumas, didapatkan hasil analisis pengukuran kecepatan arus

berdasarkan waktu pengambilan sampel pada perairan Sungai

Logawa berkisar antara 0,44 - 0,82 m/s dengan kecepatan arus

terendah terjadi pada bulan Maret (0,44 m/s) dan kecepatan arus

tertinggi pada bulan Desember (0,82 m/s). Kecepatan arus

berdasarkan lokasi penelitian berkisar antara 0,38 - 0.92 m/s

dengan kecepatan arus terendah terjadi pada Lokasi III (0,38 m/s)

dan kecepatan arus tertinggi terjadi pada Lokasi II (0,92 m/s).

Menurut Setijanto dan Sulistyo (2008) kisaran nilai

kecepatan arus yang sesuai untuk kehidupan ikan dikelompokkan

menjadi 3 yaitu kecepatan arus antara 0,1 m/s sampai 0,25 m/s

termasuk sungai dengan kecepatan arus lambat, kecepatan arus

0

0,2

0,4

0,6

0,8

1

1,2

Lokasi 1 Lokasi 2 Lokasi 3

0,64

0,81

0,39

0,85

0,61

0,82

Kecepata

n

Aru

s (

m/s

)

Siang

Malam

PROFIL REPRODUKSI IKAN …. RINES AWDORA ADY, FKIP UMP 2018

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ...repository.ump.ac.id/7514/4/RINES AWDORA ADY .... BAB III.pdf · Seser bentuk segitiga sama sisi pada masing-masing sisi

34

antara 0,25 m/s sampai 0,50 m/s termasuk sungai dengan

kecepatan arus sedang, kecepatan arus antara 0,5 m/s sampai 1,0

m/s termasuk sungai dengan kecepatan arus cepat. Djuhanda

(1981) menambahkan bahwa kebanyakan ikan menyukai kondisi

perairan yang memiliki laju arus yang sedang untuk tempat

hidupnya.

Hasil analisis berdasarkan waktu pengambilan sampel

selama penelitian didapatkan arus yang cepat terjadi pada bulan

Maret (1,17 m/s) dan kecepatan arus yang rendah pada bulan Mei

(0,46 m/s). Kecepatan arus yang cepat diduga dipengaruhi oleh

curah hujan yang tinggi pada saat pengambilan sampel dan

kecepatan arus rendah diduga karena pada saat pengambilan

sampel pada bulan Mei sudah memasuki musim kemarau dan

tidak turun hujan. Hasil analisis berdasarkan lokasi pengambilan

sampel selama penelitian didapatkan arus yang cepat terjadi di

Lokasi I (0,85 m/s) dan kecepatan arus terendah terjadi pada

Lokasi III (0,39 m/s). Kecepatan arus yang cepat diduga karena

pada Lokasi I merupakan daerah hulu yang mempunyai karakter

dasar sungai berbatu dan berarus deras sedangkan kecepatan arus

rendah terjadi pada Lokasi III yang merupakan daerah hilir

dengan karakter sungai berlumpur dan berpasir serta tempat

bermuaranya sudah dekat dengan Sungai Serayu.

Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh rata-rata

kecepatan arus selama penelitian di Sungai Logawa, maka dapat

PROFIL REPRODUKSI IKAN …. RINES AWDORA ADY, FKIP UMP 2018

Page 19: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ...repository.ump.ac.id/7514/4/RINES AWDORA ADY .... BAB III.pdf · Seser bentuk segitiga sama sisi pada masing-masing sisi

35

diketahui bahwa perairan sungai memiliki kecepatan arus sedang

hingga arus cepat yang dapat mempengaruhi pergerakan ikan

secara aktif untuk memperoleh nutrisi sehingga perairan

dikatakan masih baik untuk kelangsungan hidup ikan.

c. Intensitas Cahaya (Kecerahan)

Hasil analisis kecerahan selama penelitian berdasarkan

waktu dan lokasi pengambilan sampel disajikan pada gambar 4.3.

(A)

(B)

Gambar 4.3 (A) Rata-rata kecerahan (cm) berdasarkan waktu pengambilan sampel selama penelitian (Desember 2016 – Mei 2017). (B) Rata-rata kecerahan (cm) berdasarkan lokasi pengambilan sampel selama

penelitian (Desember 2016 – Mei 2017).

0

10

20

30

40

50

60

Desember Januari Februari Maret April Mei

50,67 54,56

51,67

37,67

47,89 43,67

Ke

cera

han

(cm

)

0

10

20

30

40

50

60

Lokasi 1 Lokasi 2 Lokasi 3

50,09 45,88 47,04

Ke

cera

han

(cm

)

PROFIL REPRODUKSI IKAN …. RINES AWDORA ADY, FKIP UMP 2018

Page 20: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ...repository.ump.ac.id/7514/4/RINES AWDORA ADY .... BAB III.pdf · Seser bentuk segitiga sama sisi pada masing-masing sisi

36

Berdasarkan penelitian Fadlilah (2017) tentang Profil

Reproduksi Ikan di Sungai Logawa Wilayah Kabupaten

Banyumas, pada lokasi yang sama didapatkan nilai intensitas

cahaya pada Lokasi I berkisar antara 30,2 cm sampai 39,5 cm,

pada lokasi II berkisar antara 31,4 cm sampai 34,0 cm, pada

lokasi III berkisar antara 34,0 cm sampai 42,47 cm. Berdasarkan

data tersebut maka nilai kecerahan tertinggi terjadi pada Lokasi

III. Data penelitian tersebut menunjukkan hasil analisis intensitas

cahaya yang lebih rendah dibandingkan dengan data penelitian

kali ini. Hal ini diduga terjadi karena pada saat pengambilan

sampel terjadi hujan.

Akrimi dan Subroto (2002) menyatakan bahwa perairan

sungai yang memiliki nilai kecerahan air berkisar 40 - 85 cm

sehingga masih termasuk dalam kriteria nilai kecerahan yang

kurang dari 100 cm, hal ini menunjukkan nilai tingkat kecerahan

yang rendah. Yustina (2001) menambahkan bahwa kecerahan air

yang cukup baik untuk kehidupan organisme air termasuk ikan

dan plankton adalah sebesar 40 cm.

Hasil analisis kecerahan berdasarkan waktu pengambilan

sampel kecerahan tertinggi terjadi pada bulan Januari (54,56 cm)

dan kecerahan terendah terjadi pada bulan Maret (37,67 cm).

Nilai kecerahan yang tinggi diduga karena pada saat pengambilan

sampel tidak turun hujan sedangkan nilai kecerahan yang rendah

PROFIL REPRODUKSI IKAN …. RINES AWDORA ADY, FKIP UMP 2018

Page 21: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ...repository.ump.ac.id/7514/4/RINES AWDORA ADY .... BAB III.pdf · Seser bentuk segitiga sama sisi pada masing-masing sisi

37

diduga karena pada saat pengambilan sampel sedang turun hujan

sehingga substrat yang ada di sungai terbawa arus dan

menyebabkan kecerahan air berkurang. Hasil analisis kecerahan

berdasarkan lokasi pengambilan sampel kecerahan tertinggi

terjadi pada Lokasi I (50,09 m/s) dan kecerahan terendah terjadi

pada lokasi II. Kecerahan yang tinggi pada Lokasi I diduga karena

pada lokasi tersebut merupakan daerah hulu yang memiliki

karakter dasar sungai yang berbatu sedangkan kecerahan yang

rendah pada Lokasi II diduga karena pada lokasi tersebut

merupakan daerah hilir yang memiliki karakter dasar sungai

berpasir dan berlumpur.

Berdasarkan hasil analisis kecerahan perairan Sungai

Logawa dapat dikatakan termasuk dalam sungai dengan

kecerahan yang masih layak bagi berlangsungnya kehidupan ikan.

4.1.2. Parameter Kimia Perairan

Parameter kimia perairan yang dianalisis meliputi pH dan

Dissolved Oxygen (oksigen terlarut).

a. pH

Hasil analisis pH berdasarkan waktu dan lokasi

pengambilan sampel selama penelitian disajikan pada gambar 4.4

PROFIL REPRODUKSI IKAN …. RINES AWDORA ADY, FKIP UMP 2018

Page 22: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ...repository.ump.ac.id/7514/4/RINES AWDORA ADY .... BAB III.pdf · Seser bentuk segitiga sama sisi pada masing-masing sisi

38

(A)

(B)

Gambar 4.4 (A) Rata-rata pH berdasarkan waktu pengambilan sampel selama

penelitian (Desember 2016 – Mei 2017). (B) Rata-rata pH berdasarkan lokasi pengambilan sampel selama penelitian

(Desember 2016 – Mei 2017).

Berdasarkan penelitian Fadlilah (2017) tentang profil

reproduksi ikan di Sungai Logawa Wilayah Kabupaten Banyumas

didapatkan hasil pengukuran pH selama penelitian pada lokasi

yang sama diketahui bahwa pada lokasi I nilai rata-rata berkisar

antara 6,67 sampai 7, pada lokasi II nilai rata-rata pH berkisar

6,75 sampai 7, pada lokasi III nilai rata-rata pH 6,8 sampai 7.

0

1

2

3

4

5

6

7

Desember Januari Februari Maret April Mei

6,72 6,94 6,77 6,61 6,72 6,73 6,77 6,55 6,72 6,77 6,76 6,77

pH

Siang

Malam

0

1

2

3

4

5

6

7

Lokasi 1 Lokasi 2 Lokasi 3

6,65 6,8 6,77 6,72 6,74 6,72

pH

Siang

Malam

PROFIL REPRODUKSI IKAN …. RINES AWDORA ADY, FKIP UMP 2018

Page 23: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ...repository.ump.ac.id/7514/4/RINES AWDORA ADY .... BAB III.pdf · Seser bentuk segitiga sama sisi pada masing-masing sisi

39

Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa perairan bersifat

netral dan baik bagi kehidupan organisme perairan.

Anwar (2008) menyatakan bahwa organisme air dapat

hidup dalam suatu perairan yang mempunyai nilai pH netral

dengan kisaran toleransi antara asam lemah dan basa lemah. Nilai

pH yang ideal bagi kehidupan organisme air pada umumnya

berkisar 7. Asdak (2007) menambahkan bahwa angka pH yang

dianggap sesuai untuk kehidupan ikan berkisar antara 6,5 – 8,4.

Hasil analisis pH berdasarkan waktu pengambilan sampel

diperoleh pH tertinggi terjadi pada bulan Januari (6,94) hal ini

diduga karena curah hujan yang tinggi pada saat pengambilan

sampel sehingga bahan organic dan anorganik yang bersifat asam

terbawa oleh arus sungai. Hasil analisis pH berdasarkan lokasi

pengambilan sampel diperoleh pH tertinggi pada Lokasi II (6,74)

dan pH terendah terjadi pada Lokasi I (6,65). pH tertinggi pada

Lokasi II diduga karena pada lokasi tersebut merupakan daerah

pertengahan sungai sehingga banyak terdapat limbah rumah

tangga yang berasal dari penduduk yang bermukim di pinggiran

sungai dan pH terendah pada Lokasi I diduga karena daerah

tersebut merupakan daerah hulu sehingga belum banyak bahan-

bahan organik maupun anorganik yang mempengaruhi tingginya

pH.

Berdasarkan kriteria tersebut maka nilai kisaran pH yang

diperoleh selama penelitian menunjukkan bahwa perairan Sungai

PROFIL REPRODUKSI IKAN …. RINES AWDORA ADY, FKIP UMP 2018

Page 24: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ...repository.ump.ac.id/7514/4/RINES AWDORA ADY .... BAB III.pdf · Seser bentuk segitiga sama sisi pada masing-masing sisi

40

Logawa memiliki nilai pH yang hampir netral, sehingga termasuk

perairan yangbaik bagi kehidupan ikan.

b. Dissolved Oxygen (Oksigen Terlarut)

Hasil analisis Dissolved oxygen (oksigen terlarut)

berdasarkan waktu dan lokasi pengambilan sampel selama

penelitian disajikan pada gambar 4.5

(A)

(B) Gambar 4.5 (A) Rata-rata DO (ppm) berdasarkan waktu pengambilan sampel

selama penelitian (Desember 2016 – Mei 2017). (B) Rata – rata DO (ppm) berdasarkan lokasi pengambilan sampel selama penelitian

(Desember 2016 – Mei 2017).

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Desember Januari Februari Maret April Mei

8,65

6,51

7,96

3,17 3,13

8,03

5,94

2,78

4,86

2,31

3,29

7,77

DO

(ppm

)

Siang

Malam

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Lokasi 1 Lokasi 2 Lokasi 3

6,74

5,54 4,73

3,88

5,06 5,06

DO

(ppm

)

Siang

Malam

PROFIL REPRODUKSI IKAN …. RINES AWDORA ADY, FKIP UMP 2018

Page 25: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ...repository.ump.ac.id/7514/4/RINES AWDORA ADY .... BAB III.pdf · Seser bentuk segitiga sama sisi pada masing-masing sisi

41

Fadlilah (2017) dalam penelitiannya tentang Profil

Reproduksi Ikan di Sungai Logawa Wilayah Kabupaten

Banyumas, pada lokasi yang sama yaitu perairan Sungai Logawa

memperoleh kisaran nilai kandungan oksigen terlarut yaitu pada

lokasi I berkisar antara 6,1 ppm sampai 7,0 ppm, pada lokasi II

berkisar antara 5,8 ppm sampai 6,8 ppm, pada lokasi III berkisar

antara 4,1 ppm sampai 4,3 ppm. Berdasarkan hasil tersebut maka

ketiga lokasi penelitian masih layak untuk kehidupan ikan.

Konsentrasi minimum oksigen terlarut yang masih dapat

diterima sebagian besar spesies ikan untuk hidup dengan baik

adalah 5 sampai 7 ppm. Hanya beberapa ikan tertentu yang dapat

hidup pada kandungan oksigen terlarut rendah mencapai 2 ppm

(Kordi, 2010). Kandungan oksigen yang optimal bagi kehidupan

ikan harus dipertahankan diatas 5 ppm apabila kurang dari 5 ppm

maka dalam jangka waktu lama ikan akan menghentikan makan

dan pertumbuhannya (Brotowidjoyo et al.,1995).

Hasil analisis oksigen terlarut berdasarkan waktu

pengambilan sampel diperoleh oksigen terlarut tertinggi terjadi

pada bulan Desember siang hari (8,65 ppm) dan terendah terjadi

pada bulan Maret malam hari (2,31 ppm) hal tersebut diduga

disebabkan karena organisme akuatik lebih banyak melakukan

aktifitas fotosintesis pada siang hari seperti halnya pada

fitoplankton sehingga kandungan oksigen pada siang hari

cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan kandungan oksigen

PROFIL REPRODUKSI IKAN …. RINES AWDORA ADY, FKIP UMP 2018

Page 26: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ...repository.ump.ac.id/7514/4/RINES AWDORA ADY .... BAB III.pdf · Seser bentuk segitiga sama sisi pada masing-masing sisi

42

pada malam hari. Hasil analisis oksigen terlarut berdasarkan

lokasi pengambilan sampel diperoleh oksigen terlarut tertinggi

terjadi pada Lokasi I siang hari (6,74 ppm) dan kandungan

oksigen terlarut rendah terjadi pada Lokasi I malam hari (3,88

ppm). Tinggi rendahnya kandungan oksigen terlarut pada suatu

lokasi diduga disebabkan karena adanya limbah yang berasal dari

pembuangan sampah organik maupun anorganik rumah tangga.

Hal ini sesuai pernyataan Subardja et al., (1989) yang menyatakan

bahwa kandungan oksigen dapat berkurang pada dasar sungai

yang kaya akan timbunan bahan organik atau pada air yang

tercemar oleh sisa bahan organik. Berdasarkan pembahasan diatas

maka dapat dikatakan bahwa perairan Sungai Logawa masih baik

bagi ikan untuk melakukan aktivitas kehidupannya.

4.1.3. Kualitas Biologi Perairan

Menurut Junaidi Endri et al., (2013) plankton merupakan

organisme melayang yang hidupnya dipengaruhi oleh arus dan umum

digunakan sebagai indikator perubahan biologis suatu perairan ini

umumnya sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan dan siklus

hidupnya relative singkat. Plankton juga merupakan komponen utama

dalam rantai makanan di perairan. Nontji (2008) menyatakan bahwa

keanekaragaman plankton dapat digunakan sebagai indikator kualitas

suatu perairan. Hal tersebut disebabkan plankton memiliki sensitivitas

yang tinggi terhadap perubahan perairan.

PROFIL REPRODUKSI IKAN …. RINES AWDORA ADY, FKIP UMP 2018

Page 27: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ...repository.ump.ac.id/7514/4/RINES AWDORA ADY .... BAB III.pdf · Seser bentuk segitiga sama sisi pada masing-masing sisi

43

Hasil analisis yang diperoleh terhadap parameter biologi

perairan selama penelitian yaitu dapat mengidentifikasi 20 spesies

plankton yang termasuk kedalam 19 family dan 15 ordo. Jumlah

tersebut terdiri dari 12 Fitolankton dan 8 Zooplankton. Fitoplankton

sebanyak 12 spesies, yang termasuk kedalam 11 family dan 7 ordo.

Fitoplankton yang ditemukan yaitu Melosira sp, Chlorella sp,

Protococcus sp, Euglena sp, Oedogonium sp, Cocconeix sp, Synedra

sp, Gyrosigma sp, Surirella sp, Rhizosolenia sp, Spyrogira sp dan

Zygnema sp. Zooplankton yang ditemukan sebanyak 8 spesies yang

termasuk kedalam 8 family dan 8 ordo. Zooplankton yang ditemukan

yaitu Machotrix sp, Arcella sp, Daphnia sp, Holophrya sp,

Charcesium sp, Paramecium sp, Amphileptus sp dan Cyridopsis

sp.Data lengkap hasil identifikasi variasi spesies plankton selama

penelitian (Desember 2016 – Mei 2016) ditampilkan pada tabel 4.1

Tabel 4.1. Hasil identifikasi variasi spesies plankton selama

penelitian (desember 2016 – Mei 2017)

Fitoplankton

Ordo Family Spesies

Centrales Nitzchiaceae Melosira sp

Chlorocaccales Oocystaceae Chlorella sp

Ctenocladales Ctenocladaceae Protococcus sp

Euglenida Euglenidae Euglena sp

Oedogoniales Oedonlaceae Oedogonium sp

Pennales Achnanthaceae Cocconeix sp

Diatomaceae Synedra sp

Naviculaceae Gyrosigma sp

Surrirellaceae Surirella sp

Rhizosoleniaceae Rhizosolenia sp

Zygnematales Zygnemataceae Spyrogira sp

Zygnema sp

PROFIL REPRODUKSI IKAN …. RINES AWDORA ADY, FKIP UMP 2018

Page 28: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ...repository.ump.ac.id/7514/4/RINES AWDORA ADY .... BAB III.pdf · Seser bentuk segitiga sama sisi pada masing-masing sisi

44

Zooplankton

Ordo Family Spesies

Anopoda Machrothricdae Machotrix sp

Arcellinida Arcellinidae Arcella sp

Cladocera Daphariidae Daphnia sp

Hymnostimatida Holotrichidae Holophrya sp

Oligohimenoparea Peritricida Charcesium sp

Peniculida Paramiciidae Paramecium sp

Pleurozmatida Amphileptidae Amphileptus sp

Podocopida Cyprididae Cyridopsis sp

Hasil analisis menunjukkan bahwa perolehan fitoplankton

lebih melimpah dibandingkan dengan zooplankton, hal ini sesuai

dengan pernyataan Oktavia Nike et al., (2015) bahwa

keanekaragaman fitoplankton yang lebih tinggi menunjukkan bahwa

ekosistem perairan di lokasi penelitian masih relatif stabil, dimana

jumlah jenis fitoplankton selaku produsen utama lebih tinggi daripada

zooplankton selaku konsumen utama fitoplankton secara langsung.

Perolehan plankton selama penelitian berjumlah 20 spesies, hal

tersebut menunjukkan bahwa Sungai Logawa masih baik bagi

kelangsungan hidup ikan. Barus (2004) menambahkan bahwa

kepadatan zooplankton disuatu perairan yang mengalir jauh lebih

sedikit dibandingkan dengan fitoplankon. Oleh karena itu umumnya

zooplankton banyak ditemukan pada perairan yang mempunyai

kecepatan arus rendah serta kekeruhan yang sedikit.

4.2. Jenis-jenis Ikan Sungai

Berdasarkan hasil analisis ikan yang diperoleh selama penelitian

didapatkan jumlah ikan sebanyak 383 ekor yang terdiri atas 20 spesies dari

PROFIL REPRODUKSI IKAN …. RINES AWDORA ADY, FKIP UMP 2018

Page 29: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ...repository.ump.ac.id/7514/4/RINES AWDORA ADY .... BAB III.pdf · Seser bentuk segitiga sama sisi pada masing-masing sisi

45

enam ordo dan 15 famili. Ikan yang banyak ditemukan berasal dari ordo

Cypriniformes yang diwakili oleh enam spesies yaitu Osteochilus vitatus,

Barbonymus balleroides, Hampala macrolepidota, Rasbora lateristriata,

Barbodes binotatus dan Nemacheilus pfeifferae. Jumlah tangkapan ikan

terbanyak adalah spesies Melem (Osteochilus vitatus) yaitu sebanyak 71 ekor.

Berdasarkan penelitian Fadlilah (2017) tentang reproduksi ikan di

Sungai Logawa Wilayah Kabupaten Banyumas didapatkan hasil identifikasi

ikan yang diperoleh selama penelitian berjumlah 292 ekor yang terdiri dari 20

spesies dari tujuh ordo dan 13 famili dengan hasil tangkapan ikan terbanyak

adalah ikan spesies Osteochilus vitatus sebanyak 64 ekor.

Hasil tangkapan ikan selama penelitian lebih banyak dibandingkan

dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Fadlilah (2017). Ikan

yang lebih banyak ditemukan di Sungai Logawa yaitu spesies Osteochilus

vitatus sebanyak 71 ekor. Menurut Djuhanda (1981), ikan dari ordo

Cypriniformes memang lebih banyak dikenal dan merupakan salah satu ordo

yang memiliki jumlah spesies yang relatif banyak di perairan tawar. Hasil

identifikasi ikan selama penelitian (Desember 2016 - Mei 2017) selengkapnya

disajikan pada Tabel 4.2.

PROFIL REPRODUKSI IKAN …. RINES AWDORA ADY, FKIP UMP 2018

Page 30: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ...repository.ump.ac.id/7514/4/RINES AWDORA ADY .... BAB III.pdf · Seser bentuk segitiga sama sisi pada masing-masing sisi

46

Tabel 4.2. Data hasil identifikasi jenis dan jumlah ikan yang tertangkap di Sungai

Logawa Wilayah Kabupaten Banyumas tahun 2017 selama penelitian (Desember 2016-Mei 2017)

Ordo Famili Spesies Nama Lokal

Cacah

Individu

(ekor)

Cypriniformes Cyprinidae Osteochilus vitatus Melem 71

Barbonymus balleroides Brek 51

Hampala macrolepidota Palung 5

Rasbora lateristriata Lunjar

Andong

23

Barbodes binotatus Benter 55

Nemacheilidae Nemacheilus pfeifferae Uceng 1

Beloniformes Zenarchopteridae Dermogenys pusilla Julung-julung 32

Perciformes Cichilidae Oreochromis niloticus Mujaer 8

Amphilophus labiatus Red Devil 30

Anabantidae Anabas testudineus Betik 2

Siluriformes Bagridae Hemibagrus nemurus Baceman 8

Clariidae Clarias batracus Lele lokal 1

Sisoridae Acroch

Ordonichthysrugosus

Kekel 2

Loricariidae Pterygoplichthys

pardalis

Sapu-sapu 28

Perciformes Eleotridae

Oxyeleotris marmorata Betutu 1

Gobiidae Glossogobius

circumpectus

Boso 3

Channidae Channa striata Bogo 11

Osphronemidae Osphronemus goramy Gurameh 32

Synbranchiformes Mastacembelidae Macrognatus aculeatus Sili 3

Cyprinidontiformes Aplocheilidae Aplocheilus panchax Sisi melik 16

6 Ordo 15 Famili 20 spesies 20 383

4.3. Profil Reproduksi Ikan

Analisis profil reproduksi ikan dilakukan pada ikan yang telah

memiliki telur dan sudah dapat dipisah-pisahkan. Kondisi tersebut dapat

dijumpai pada ikan dengan tingkat kematangan gonad (TKG) III, IV dan V.

Hasil analisis mengenai profil reproduksi ikan selama penelitian dari bulan

Desember 2016 - Mei 2017 yaitu meliputi rasio kelamin ikan, tingkat

PROFIL REPRODUKSI IKAN …. RINES AWDORA ADY, FKIP UMP 2018

Page 31: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ...repository.ump.ac.id/7514/4/RINES AWDORA ADY .... BAB III.pdf · Seser bentuk segitiga sama sisi pada masing-masing sisi

47

kematangan gonad (TKG), indeks kematangan gonad (IKG) dan fekunditas

disajikan berturut-turut sebagai berikut :

4.3.1. Perbandingan Rasio Kelamin Ikan

Hasil analisis yang diperoleh selama penelitian yang dilakukan

sebanyak enam kali ulangan ditiga lokasi menunjukkan bahwa dari 20

jenis ikan, dengan jumlah total 383 ekor yaitu ikan betina yang

tertangkap sebanyak 199 ekor dan ikan jantan yang tertangkap

sebanyak 184 ekor.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 10 jenis ikan yang

dapat dihitung rasio kelaminnya dari 20 jenis ikan yang telah

tertangkap selama penelitian. Jumlah rata-rata rasio kelamin yang

didapatkan selama penelitian berkisar antara 33,32% - 66,6%. Jumlah

rata-rata rasio kelamin pada ikan Lunjar Adong (Rasbora lateristriata)

senilai 33,82%, pada ikan Benter (Barbodes binotatus) senilai

66,18%, pada ikan Melem (Osteochilus vitatus) senilai 60,37%, pada

ikan Sapu-sapu (Pterygoplichthys pardalis) senilai 66,66%, pada ikan

Brek (Barbonymus amatus) senilai 42,85%, pada ikan Bogo (Channa

striata) senilai 50%, pada ikan Julung-julung (Dermogenys pusilla)

senilai 45,83%, pada ikan Sisi melik (Aplocheilus panchax)senilai

66,66%, pada ikan Red devil (Amphilophus labiatus) senilai 61,11%

dan pada ikan Baceman (Hemibagrus nemurus) senilai 66,6%. Hasil

analisis rasio kelamin selengkapnya disajikan pada tabel 4.3.

PROFIL REPRODUKSI IKAN …. RINES AWDORA ADY, FKIP UMP 2018

Page 32: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ...repository.ump.ac.id/7514/4/RINES AWDORA ADY .... BAB III.pdf · Seser bentuk segitiga sama sisi pada masing-masing sisi

48

Tabel 4.3. Tabel hasil analisis perbandingan rasio kelamin ikan yang diperoleh

selama penelitian (Desember 2016 - Mei 2017)

No Spesies Pengambilan

sampel

Jumlah ekor Rasio

kelamin

%

∑ (rata-

rata)

% Betina Jantan

1 Andong

(Rasbora

lateristriata)

Desember 2016 0 2 -

33, 32

Januari 2017 6 1 16, 66

Februari 2017 4 2 50

Maret 2017 6 2 33,33

April 2017 0 0 -

Mei 2017 0 0 -

2 Benter

( Barbodes binotatus)

Desember 2016 0 3 -

66,18

Januari 2017 9 3 33,33

Februari 2017 1 1 100

Maret 2017 23 15 65,21

April 2017 0 0 -

Mei 2017 0 0 -

3 Melem

(Osteochilus

vitatus)

Desember 2016 7 3 42,85

60,37

Januari 2017 1 0 -

Februari 2017 7 6 85,7

Maret 2017 5 2 40

April 2017 12 6 50

Mei 2017 12 10 83,33

4 Uceng

( Nemacheilus pfeifferae)

Desember 2016 0 1 -

Januari 2017 0 0 -

Februari 2017 0 0 -

Maret 2017 0 0 -

April 2017 0 0 -

Mei 2017 0 0 -

5 Sapu-sapu

(Pterygoplichthys

pardalis)

Desember 2016 6 3 50

66,66

Januari 2017 4 2 50

Februari 2017 0 6 -

Maret 2017 1 1 100

April 2017 3 2 66,66

Mei 2017 0 0 -

6 Brek

(Barbonymus

amatus)

Desember 2016 1 0 -

42,85

Januari 2017 7 2 28,57

Februari 2017 0 1 -

Maret 2017 0 2 -

April 2017 6 2 33,33

Mei 2017 18 12 66,66

7 Bogo

(Channa striata)

Desember 2016 0 2 -

50

Januari 2017 4 2 50

Februari 2017 1 0 -

Maret 2017 0 2 -

April 2017 0 0 -

Mei 2017 0 0 -

PROFIL REPRODUKSI IKAN …. RINES AWDORA ADY, FKIP UMP 2018

Page 33: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ...repository.ump.ac.id/7514/4/RINES AWDORA ADY .... BAB III.pdf · Seser bentuk segitiga sama sisi pada masing-masing sisi

49

Lanjutan tabel 4.3.

No Spesies Pengambilan

sampel

Jumlah ekor Rasio

kelamin

%

∑ (rata-

rata)

% Betina Jantan

8 Lele lokal

(Clarias batracus)

Desember 2016 0 1 -

Januari 2017 0 0 -

Februari 2017 0 0 -

Maret 2017 0 0 -

April 2017 0 0 -

Mei 2017 0 0 -

9 Gurameh

(Osphronemus

goramy)

Desember 2016 0 12 -

Januari 2017 0 5 -

Februari 2017 0 4 -

Maret 2017 0 11 -

April 2017 0 2 -

Mei 2017 0 0 -

10 Julung-julung

(Dermogenys

pusilla)

Desember 2016 8 3 37,5

45,83

Januari 2017 0 1 -

Februari 2017 5 3 60

Maret 2017 5 2 40

April 2017 0 5 -

Mei 2017 0 0 -

11 Sisi melik

(Aplocheilus

panchax)

Desember 2016 3 1 33,33

66,66

Januari 2017 0 0 -

Februari 2017 3 3 100

Maret 2017 3 3 66,66

April 2017 0 1 -

Mei 2017 0 0 -

12 Sili

(Macrognatus

aculeatus)

Desember 2016 0 1 -

Januari 2017 0 1 -

Februari 2017 0 0 -

Maret 2017 0 0 -

April 2017 1 0 -

Mei 2017 0 0 -

13 Palung

(Hampala

macrolepidota)

Desember 2016 1 0 -

Januari 2017 0 2 -

Februari 2017 0 0 -

Maret 2017 0 1 -

April 2017 0 1 -

Mei 2017 0 0 -

14 Red devil

(Amphilophus

labiatus)

Desember 2016 0 0 -

61,11

Januari 2017 0 1 -

Februari 2017 0 0 -

Maret 2017 0 0 -

April 2017 0 0 -

Mei 2017 18 11 61,11

PROFIL REPRODUKSI IKAN …. RINES AWDORA ADY, FKIP UMP 2018

Page 34: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ...repository.ump.ac.id/7514/4/RINES AWDORA ADY .... BAB III.pdf · Seser bentuk segitiga sama sisi pada masing-masing sisi

50

Lanjutan tabel 4.3.

No Spesies Pengambilan

sampel

Jumlah ekor Rasio

kelamin

%

∑ (rata-

rata)

% Betina Jantan

15 Mujair

(Oreochromis

niloticus)

Desember 2016 0 0 -

Januari 2017 0 1 -

Februari 2017 1 0 -

Maret 2017 0 3 -

April 2017 0 0 -

Mei 2017 0 3 -

16 Betik

(Anabas

testudineus)

Desember 2016 0 0 -

Januari 2017 0 1 -

Februari 2017 0 0 -

Maret 2017 0 1 -

April 2017 0 0 -

Mei 2017 0 0 -

17 Kekel

(Acrochordonichthy

s rugosus)

Desember 2016 0 0 -

Januari 2017 0 0 -

Februari 2017 2 0 -

Maret 2017 0 0 -

April 2017 0 0 -

Mei 2017 0 0 -

18 Boso

(Glossogobius

circumpectus)

Desember 2016 0 0 -

Januari 2017 0 0 -

Februari 2017 1 0 -

Maret 2017 0 2 -

April 2017 0 0 -

Mei 2017 0 0 -

19 Betutu

(Oxyeleotris

marmorata)

Desember 2016 0 0 -

Januari 2017 0 0 -

Februari 2017 0 0 -

Maret 2017 0 0 -

April 2017 1 0 -

Mei 2017 0 0 -

20 Baceman

(Hemibagrus

nemurus)

Desember 2016 0 0 -

66,6

Januari 2017 0 0 -

Februari 2017 0 0 -

Maret 2017 1 1 -

April 2017 3 2 66,6

Mei 2017 1 0 -

Jumlah 199 184

PROFIL REPRODUKSI IKAN …. RINES AWDORA ADY, FKIP UMP 2018

Page 35: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ...repository.ump.ac.id/7514/4/RINES AWDORA ADY .... BAB III.pdf · Seser bentuk segitiga sama sisi pada masing-masing sisi

51

Berdasarkan penelitian Fadlilah (2017) selama peneltiannya

diperoleh hasil yaitu jumlah ikan betina yang tertangkap sebanyak 205

ekor dan ikan jantan sebanyak 87 ekor sehingga lebih banyak ikan

betina yang tertangkap dari pada ikan jantan. Pada bulan Mei 2016

perbandingan rasio kelamin ikan melem (Osteochilus vittatus) tidak

seimbang yaitu sebesar 15,78% dengan jumlah betina 19 ekor dan

jantan 3 ekor. Pada bulan Januari 2016 perbandingan rasio kelamin

ikan Sapu-sapu (Pterigoplichthys pardalis) sebesar 27,77% dengan

jumlah betina 18 ekor dan jantan 5 ekor.

Banyaknya jumlah ikan betina yang tertangkap selama

penelitian (Desember 2016 – Mei 2017) diduga disebabkan karena

pergerakan ikan betina yang lebih pasif. Sebagaimana dijelaskan oleh

Jannah (2001), dalam perairan ikan betina cenderung kurang aktif.

Kelestarian populasi ikan dapat dipertahankan jika

perbandingan ikan jantan dan betina seimbang atau sebaliknya ikan

betina lebih banyak (Sulistiono et al., 2001). Hasil analisis terhadap

rasio kelamin ikan di Sungai Logawa menunjukkan cukup seimbang

dengan ditemukannya jumlah ikan betina yang lebih banyak dari pada

ikan jantan.

4.3.2. Tingkat Kematangan Gonad (TKG)

Hasil analisis tingkat kematangan gonad (TKG) dilakukan

pada ikan yang tertangkap selama penelitian yaitu dari bulan

PROFIL REPRODUKSI IKAN …. RINES AWDORA ADY, FKIP UMP 2018

Page 36: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ...repository.ump.ac.id/7514/4/RINES AWDORA ADY .... BAB III.pdf · Seser bentuk segitiga sama sisi pada masing-masing sisi

52

Desember 2016 - Mei 2017 dan memiliki tingkat kematangan gonad

(TKG) III, IV dan V. Penentuan didasarkan pada klasifikasi menurut

Cassie (Effendie, 1979). Hasil analisis diketahui bahwa rata-rata TKG

pada ikan Sapu-sapu (Pterygoplichthys pardalis) yaitu tingkat III,

pada ikan melem (Osteochilus vitatus) tingkat III dan IV, pada ikan

Lunjar andong (Rasbora lateristriata) tingkat III dan IV, pada ikan

Benter (Barbodes binotatus) tingkat III dan IV, pada ikan Brek

(Barbonymus balleroides) tingkat III dan IV, pada ikan Betik (Anabas

testudineus) tingkat IV, pada ikan betutu (Oxyeleotris marmorata)

tingkat III dan pada ikan Bogo (Channa striata) tingkat IV.

Berdasarkan penelitian Fadlilah (2017) yang dilakukan di

Sungai Logawa dari bulan Desember 2015 - Mei 2016 didapatkan

hasil bahwa ikan yang diperoleh memiliki tingkat kematangan gonad

(TKG) III, IV dan V yaitu tergolong ke dalam ikan dengan gonad

sedang berkembang hingga pada pasca pemijahan. Berdasarkan hasil

dikatakan bahwa pengambilan sampel tidak mempengaruhi tingkat

kematangan gonad. Hasil analisis tingkat kematangan gonad (TKG)

selama penelitian dari bulan Desember 2016 - Mei 2017 selanjutnya

disajikan pada tabel 4.4.

PROFIL REPRODUKSI IKAN …. RINES AWDORA ADY, FKIP UMP 2018

Page 37: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ...repository.ump.ac.id/7514/4/RINES AWDORA ADY .... BAB III.pdf · Seser bentuk segitiga sama sisi pada masing-masing sisi

53

Tabel 4.4. Tabel hasil analisis tingkat kematangan gonad (TKG) ikan

yang diperoleh selama penelitian (Desember 2016 - Mei 2017)

No Jenis Ikan Bulan ∑ Tingkat Kematangan

Gonad

1 Andong Januari

Lokasi I 2 IV

IV

Lokasi II 3 IV

IV

IV

Lokasi III 1 IV

Februari

Lokasi I 2 IV

IV

Maret

Lokasi II 2 III

III

2 Benter Januari

Lokasi I 2 IV

IV

Maret

Lokasi I 1 III

Lokasi II 8 IV

IV

III

III

IV

III

IV

IV

3 Sapu-sapu Desember

Lokasi III 1 IV

Januari

Lokasi I 1 IV

4 Brek April

Lokasi II 2 IV

IV

Mei

Lokasi I 10 IV

IV

IV

III

III

III

III

III

IV

IV

Lokasi II 1 IV

PROFIL REPRODUKSI IKAN …. RINES AWDORA ADY, FKIP UMP 2018

Page 38: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ...repository.ump.ac.id/7514/4/RINES AWDORA ADY .... BAB III.pdf · Seser bentuk segitiga sama sisi pada masing-masing sisi

54

Lanjutan tabel 4.4.

No Jenis Ikan Bulan ∑ Tingkat Kematangan

Gonad

5 Bogo Februari

Lokasi III 1 IV

6 Betik Maret

Lokasi III 1 IV

7 Melem Januari

Lokasi I 1 IV

Februari 5 IV

IV

IV

III

III

Maret

Lokasi I 1 III

April

Lokasi I 7 III

III

III

IV

IV

III

IV

Lokasi II 5 III

III

IV

III

IV

Mei

Lokasi I 5 III

III

IV

IV

IV

8 Betutu April

Lokasi III 1 III

Menurut Effendie (1979) tingkat kematangan gonad

diklasifikasikan menjadi lima tingkat yaitu kondisi gonad belum

berkembang hingga pada pasca pemijahan. Hasil analisis selama

penelitian ikan yang diperoleh memiliki tingkat kematangan gonad

pada tingkat III dan IV yaitu berarti gonad pada ikan sedang dalam

kondisi sedang berkembang hingga matang gonad. Kondisi TKG III

PROFIL REPRODUKSI IKAN …. RINES AWDORA ADY, FKIP UMP 2018

Page 39: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ...repository.ump.ac.id/7514/4/RINES AWDORA ADY .... BAB III.pdf · Seser bentuk segitiga sama sisi pada masing-masing sisi

55

pada ikan betina ditandai dengan telur berwarna kuning secara

morfologi sudah mulai kelihatan butirnya dan pada TKG IV telur

berwarna kuning sudah dapat dipisah-pisahkan dan mengisi sebagian

besar rongga perut ikan.

Hasil analisis ukuran ikan matang gonad tidak sama pada

setiap spesies, demikian pula pada ikan yang sama spesiesnya. Hal ini

sesuai dengan pernyataan Effendie (1997) bahwa ikan yang sama

spesiesnya tersebar pada lintang yang perbedaannya lebih dari lima

derajat, maka terdapat perbedaan ukuran dan umur ikan pertama kali

matang gonad untuk pertama kalinya.

4.3.3. Indeks Kematangan Gonad (IKG)

Hasil analisis indeks kematangan gonad selama penelitian dari

bulan Desember 2016 - Mei 2017 berkisar antara 1,91% sampai

dengan 23,52%. Pada spesies ikan memiliki IKG yang berbeda-beda

yaitu ikan Sapu-sapu (Pterygoplichthys pardalis) berkisar antara

1,91% sampai 3,58%, IKG pada ikan melem (Osteochilus vitatus)

berkisar antara 5,58% sampai 37,94%, IKG pada ikan Lunjar andong

(Rasbora lateristriata) berkisar antara 5,54% sampai 22,2%, IKG

pada ikan Benter (Barbodes binotatus) berkisar 8,32% sampai

23,52%, IKG pada ikan Brek (Barbonymus balleroides) berkisar

antara 2,34% sampai 16,23%, IKG pada ikan Betik (Anabas

testudineus) berkisar 4,81%, IKG pada ikan betutu (Oxyeleotris

marmorata) berkisar sekitar 1,56%, IKG pada ikan Bogo (Channa

striata) berkisar 3,86%.

PROFIL REPRODUKSI IKAN …. RINES AWDORA ADY, FKIP UMP 2018

Page 40: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ...repository.ump.ac.id/7514/4/RINES AWDORA ADY .... BAB III.pdf · Seser bentuk segitiga sama sisi pada masing-masing sisi

56

Hasil analisis prosentase indeks kematangan gonad memiliki

hasil yang lebih rendah dibandingkan dengan penelitian sebelumnya

oleh Fadlilah (2017) dengan kisaran IKG 4,5% sampai dengan

29,26%. Ikan yang didapatkan dari hasil penelitiannya mempunyai

kisaran IKG dibawah 20% dengan demikian ikan yang diperoleh

selama penelitian dapat memijah lebih dari satu kali dalam setahun.

Hasil analisis indeks kematangan gonad (IKG) selama penelitian dari

bulan Desember 2015-Mei 2017 selanjutnya disajikan pada tabel 4.5.

Tabel 4.5. Tabel hasil analisis indeks kematangan gonad (IKG) ikan yang diperoleh selama penelitian (Desember 2016 - Mei 2017)

No Jenis

Ikan Bulan ∑

BT

(Gram)

BG

(Gram)

IKG

(% )

Rata-

rata

IKG

1 Andong Januari

11,23

Lokasi I 2 6, 62 0, 75 11, 32

5, 52 0, 39 7, 06

Lokasi II 3 3, 24 0, 72 22, 2

7, 64 0, 63 8, 24

8, 59 0, 69 8, 03

Lokasi III 1 4, 36 0, 50 11, 46

Februari

Lokasi I 2 10, 64 1, 53 14, 37

6, 81 1, 13 16, 59

Maret

Lokasi II 2 5, 06 0, 38 7, 50

4, 51 0, 25 5, 54

2 Benter Januari

10,04

Lokasi I 2 3, 15 0, 28 8, 88

1, 07 0, 22 20, 56

Maret

Lokasi I 1 3, 17 0, 30 9, 46

Lokasi II 8 3, 34 0, 57 17, 06

1, 21 0, 19 15, 70

0, 85 0, 20 23, 52

1, 86 0, 33 17, 74

2, 11 0, 40 18, 95

1, 89 0, 32 16, 93

4, 54 0, 42 9, 25

4, 19 0, 35 8, 35

3 Sapu-sapu Desember 2,74

PROFIL REPRODUKSI IKAN …. RINES AWDORA ADY, FKIP UMP 2018

Page 41: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ...repository.ump.ac.id/7514/4/RINES AWDORA ADY .... BAB III.pdf · Seser bentuk segitiga sama sisi pada masing-masing sisi

57

Lanjutan tabel 4.5.

No Jenis Ikan Bulan ∑ BT

(Gram) BG

(Gram) IKG (%)

Rata-

rata IKG

3 Sapu-sapu Desember 2,74

Lokasi III 1 145, 93 2, 80 1, 91

Januari

Lokasi I 1 214, 90 7,70 3, 58

4 Brek April

10,44

Lokasi II 2 74, 89 7, 92 10, 57

153, 87 17, 27 11, 22

Mei

Lokasi I 10 52, 77 6, 78 12, 84

50, 39 4, 52 8, 97

47, 35 3, 90 8, 23

55, 15 5, 41 9, 80

61, 91 3, 79 2, 34

72, 87 6, 88 9, 44

68, 76 8, 31 12, 08

66, 88 10, 86 16, 23

81, 00 6, 71 8, 28

76, 05 8, 93 11, 74

Lokasi II 1 55, 79 7, 80 13, 99

5 Bogo Februari 3, 86

Lokasi III 1 363, 87 14, 07 3, 86

6 Betik Maret 4, 81

Lokasi III 1 3, 74 0, 18 4, 81

7 Melem Januari

14,13

Lokasi I 1 17, 04 1, 93 11, 32

Februari 5 46, 20 8, 41 18, 20

53, 71 11, 25 20, 94

55, 00 10, 55 19, 18

34, 77 5, 23 15, 04

37, 94 5, 03 13, 25

Maret

Lokasi I 1 53, 01 4, 50 8, 48

April

Lokasi I 7 19, 39 4, 08 21, 04

25, 12 5, 07 20, 18

27, 23 1, 63 5, 98

30, 39 7, 16 23, 56

35, 35 4, 90 13, 86

51, 39 2, 87 5, 58

61, 79 7, 26 11, 74

Lokasi II 5 26, 83 2, 52 9, 39

36, 32 6, 00 16, 51

47, 61 8, 98 18, 86

25, 24 3, 58 14, 18

45, 02 11, 72 26, 03

Mei

Lokasi I 5 31, 99 4, 23 13, 22

31, 56 1, 84 5, 83

35, 76 2, 49 6, 96

45, 63 5, 00 10, 95

57, 42 5, 16 8, 98

8 Betutu April 1,56

Lokasi III 1 344, 85 5, 41 1, 56

Keterangan : BG = Berat Gonad BT = Berat Tubuh IKG = Indeks Kematangan Gonad

PROFIL REPRODUKSI IKAN …. RINES AWDORA ADY, FKIP UMP 2018

Page 42: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ...repository.ump.ac.id/7514/4/RINES AWDORA ADY .... BAB III.pdf · Seser bentuk segitiga sama sisi pada masing-masing sisi

58

Ikan yang mempunyai musim pemijahan sepanjang tahun,

didapatkan komposisi tingkat kematangan gonad yang terdiri dari

berbagai tingkat dengan prosentase yang tidak sama IKG akan turun

atau bernilai kecil pada saat ikan telah matang gonad dan ikan yang

memiliki IKG dibawah 20% yaitu ikan yang dapat memijah lebih dari

sau kali setiap tahunnya (Effendie, 1979).

Hasil analisis diketahui bahwa dari 23 spesies ikan yang

diperoleh selama penelitian sebagian besar mempunyai IKG dibawah

20% hal tersebut dapat menunjukkan bahwa dalam satu tahun ikan

tersebut dapat memijah lebih dari satu kali. Namun ada beberapa ikan

yang memiliki IKG lebih dari 20% yaitu ikan melem sebanyak 5 ekor,

ikan lunjar andong sebanyak 1 ekor dan ikan benter sebanyak 1 ekor.

4.3.4. Perhitungan Fekunditas Ikan

Hasil analisis fekunditas menunjukkan bahwa terdapat 8

spesies ikan yang dapat dihitung fekunditasnya dari 20 spesies ikan

yang tertangkap selama penelitian. Fekunditas pada ikan Sapu-sapu

(Pterygoplichthys pardalis) berkisar antara 698 - 1466 butir dengan

rata-rata 1082 butir, fekunditas telur pada ikan Melem (Osteochilus

vitatus) berkisar antara 867 - 22500 butir dengan rata-rata 4204 butir,

fekunditas telur pada ikan Lunjar andong (Rasbora

lateristriata)berkisar antara 62 -918 butir dengan rata-rata 335 butir,

fekunditas telur pada ikan Benter (Barbodes binotatus) berkisar 90 -

PROFIL REPRODUKSI IKAN …. RINES AWDORA ADY, FKIP UMP 2018

Page 43: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ...repository.ump.ac.id/7514/4/RINES AWDORA ADY .... BAB III.pdf · Seser bentuk segitiga sama sisi pada masing-masing sisi

59

662 butir dengan rata-rata 280 butir, fekunditas telur pada ikan Brek

(Barbonymus balleroides) berkisar antara 325 - 7675 butir dengan

rata-rata 3521 butir, rata-rata fekunditas telur pada ikan Betik (Anabas

testudineus) 529 butir, rata-rata fekunditas telur pada ikan betutu

(Oxyeleotris marmorata) 20094 butir, rata-rata fekunditas telur pada

ikan Bogo (Channa striata) berkisar 2861 butir.

Berdasarkan penelitian Fadlilah (2017) tentang Profil

Reproduksi Ikan di Sungai Logawa Wilayah Kabuaten Banyumas

yang dilakukan dari bulan Desember 2015-Mei 2016 didapatkan hasil

bahwa terdapat 2 jenis ikan yang dapat dihitung fekundiasnya, yaitu

pada ikan Melem (Osteochilus vittatus) berkisar antara 21,6 sampai

330 butir dan pada ikan Brek (Barbonymus baleroides) berkisar antara

7,5 sampai 720 butir.

Fekunditas mutlak sering dihubungkan dengan bobot ikan,

karena bobot ikan lebih mendekati kondisi ikan tersebut daripada

panjang tubuh (Effendie, 1979). Secara umum bertambahnya berat

tubuh akan mengakibatkan bertambahnya berat gonad dan fekunditas

dan musim hujan mempengaruhi fekunditas ikan (Syandry, 1997).

Hasil analisis fekunditas ikan selama penelitian dari bulan Desember

2016 - Mei 2017 selanjutnya disajikan pada tabel 4.6.

PROFIL REPRODUKSI IKAN …. RINES AWDORA ADY, FKIP UMP 2018

Page 44: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ...repository.ump.ac.id/7514/4/RINES AWDORA ADY .... BAB III.pdf · Seser bentuk segitiga sama sisi pada masing-masing sisi

60

Tabel 4.6. Tabel hasil analisis fekunditas ikan yang diperoleh selama

penelitian (Desember 2016 - Mei 2017)

No Jenis Ikan Bulan ∑ Fekunditas

(butir)

Rata-rata

Fekunditas

(butir)

1 Andong Januari

335

Lokasi I 2 288

178

Lokasi II 3 120

135

138

Lokasi III 1 62

Februari

Lokasi I 2 918

452

Maret

Lokasi II 2 434

625

2 Benter Januari

280

Lokasi I 2 112

84

Maret

Lokasi I 1 90

Lokasi II 8 159

554

600

462

106

662

140

112

3 Sapu-sapu Desember

1080 Lokasi III 1 1466

Januari

Lokasi I 1 698

4 Brek April

3521

Lokasi II 2 3366

7675

Mei

Lokasi I 10 329

2690

2228

2809

3005

6650

4321

7481

3426

1016

Lokasi II 1 780

5 Bogo Februari 2861

Lokasi III 1 2861

PROFIL REPRODUKSI IKAN …. RINES AWDORA ADY, FKIP UMP 2018

Page 45: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ...repository.ump.ac.id/7514/4/RINES AWDORA ADY .... BAB III.pdf · Seser bentuk segitiga sama sisi pada masing-masing sisi

61

Lanjutan tabel 4.6.

No Jenis Ikan Bulan ∑ Fekunditas

(butir)

Rata-rata

Fekunditas (butir)

6 Betik Maret 529

Lokasi III 1 529

7 Melem Januari 4204

Lokasi I 1 867

Februari Lokasi I 5 2900

22500

3918

5230

1087

Maret

Lokasi I 1 1100

April

Lokasi I 7 7555

1532

1108 2864

2450

1187

3111

Lokasi II 5 1181

3000

3634

7675

17184

Mei

Lokasi I 5 3263

1427 1945

3666

516

8 Betutu April 20094

Lokasi III 1 20094

Hasil dari analisis menunjukkan bahwa fekunditas pada setiap

ikan memiliki jumlah yang. berbeda-beda. Fekunditas diduga

disebabkan oleh kondisi lingkungan misalnya pada saat musim

penghujan karena pada saat musim hujan ketersediaan makanan

dilingkungan sungai melimpah sehingga semakin banyak makanan

pertumbuhan ikan akan semakin cepat dan cepat pula mengalami

fekunditas.

PROFIL REPRODUKSI IKAN …. RINES AWDORA ADY, FKIP UMP 2018