bab iii metode penelitian 3.1 setting dan karakteristik...
TRANSCRIPT
20
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian
Bab ini menjelaskan tentang penelitian yaitu tempat dan waktu penelitian
serta subjek penelitian yang menjelaskan karakter siswa yang akan diteliti dan
banyaknya siswa baik yang laki-laki dan perempuan.
3.1.1 Setting Penelitian
Penelitian dilakukan di SD Negeri Candirejo 02 Kecamatan Tuntang
Kabupaten Semarang yang beralamatkan di jalan Mertokusumo, No. 32, Sekolah
yang berlokasi sedikit jauh dari jalan raya Semarang.
Penelitian akan dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2015/2016.
Waktu penelitian akan disesuaikan dengan kalender atau jadwal yang sudah ada di
sekolah agar proses belajar mengajar tetap berjalan dengan efektif dan efisian.
Berikut rincian waktu penelitian ditunjukkan dalam Tabel 3.1.
Tabel 3.1
No Keterangan Tanggal
1 Observasi 14 Maret 2016
2
Melakukan uji validitas soal tes siklus
1 di SD Negeri Candirejo 02
Kecamatan Tuntang Kabupaten
Semarang 7 April 2016
3
Melaksanakan tindakan pertemuan 1
siklus 1 di SD Negeri Candirejo 02
Kecamatan Tuntang Kabupaten
Semarag 12 April 2016
Melaksanakan tindakan pertemuan 2
siklus 1 di SD Negeri Candirejo 02 18 April 2016
4
Melakukan uji validitas soal tes siklus
2 di SD Negeri Pateken 16 April 2016
Melaksanakan tindakan pertemuan 1
siklus 2 di SD Negeri Candirejo 2 19 April 2016
10
Melaksanakan tindakan pertemuan 2
siklus 2 di SD Negeri Candirejo 02 25 April 2016
21
3.1.2 Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Candirejo 02
Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang pada tahun ajaran 2015/2016 dengan
jumlah siswa sebanyak 17 siswa yang terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 11 siswa
perempuan.
3.2 Variabel Penelitian
Dalam Sugiyono (2013:60) “Variabel penelitian pada dasarnya adalah
segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari
sehingga diperoleh informasinya tentang hal tersebut kemudian ditarik
kesimpulan”. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang akan diselidiki yaitu
variabel bebas dan variabel terikat yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Variabel bebas
Variabel bebas merupakan varoabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono 2013:61).
Variabel bebas sering disimbolkan dengan X atau juga sering disebut sebagai
variabel X. Dalam penelitian ini yang menjadi Variabel X adalah model
Contextual Teaching and Learning (CTL).
b) Variabel terikat
Menurut Sugiyono (2013:61) Variabel dependen yang sering disebut
sebagai variabel output, kriteria dan konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering
disebut variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi
atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar kelas V SD
Negeri Candirejo 02 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang pada mata
pelajaran IPA. Dalam penelitian hasil belajar yang digunakan adalah pada aspek
kognitif yang diberikan pada akhir setiap siklus.
3.3 Prosedur Penelitian
Penelitian ini adalah jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Kunandar
(2012) penelitian tindakan kelas didefinisikan sebagai suatu penelitian tindakan
yang dilakukan oleh guru sebagai peneliti dikelasnya atau bersama-sama dengan
orang lain (kolaborasi) dengan jalan merancang, melaksanakan, dan
22
merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk
memperbaiki atau meningkatkan mutu atau kualitas proses pembelajaran
dikelasnya melalui suatu tindakan tertentu dalam suatu siklus.
Penelitian ini menggunakan model spiral dari Kemmis dan Mc. Taggart.
Model ini terdiri dari empat hal yaitu perencanaan (plan), tindakan (act),
pengamatan (observe), dan refleksi (reflect) (Wirriatmadja, 2005). Berikut ini
dijelaskan Suhardjono (2015) tentang hal yang dilakukan dalam masing-masing
kegiatan.
a. Tahap perencanaan yaitu penyusunan secara rinci tentang apa yang
dilaukan dan bagaimana melakukannya.
b. Tindakan adalah penerapan model atau cara mengajar yang sudah
direncanakan.
c. Pengamatan adalah kegiatan pengumpulan informasi tentang tindakan.
d. Refleksi dilakukan untuk mengetahui kekurangan tindakan dan hasilnya
yang bisa digunakan untuk memperbaiki pertemuan selanjutnya.
Rencana tindakan penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yaitu siklus
1 yang terdiri dari 2 kali pertemuan dan siklus 2 yang terdiri dari 2 kali pertemuan
dengan diberikan tindakan yang sama yaitu menggunakan model Contextual
Teaching and Learning. Setiap siklus dilaksanakan dalam empat tahapan yaitu
perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Pelaksanaan Siklus 1
Pada tahap ini peneliti merencakan tindakan apa yang akan dilakukan
untuk proses belajar mengajar dikelas, dan model apa yang akan digunakan untuk
menarik minat siswa dalam belajar sehingga bisa meningkatkan hasil belajar
siswa. Kegiatan yang dilakukan pada tahap adalah:
1) Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan menyusun RPP mata pelajaran Ilmiu
Pengetahuan Alam adalah dengan menentukan
1. Standar kompetensi yaitu Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui
kegiatan membuat suatu karya/model.
23
2. Kompetensi dasar yaitu mendeskripsikan sifat-sifat cahaya.
3. Indikator pertemuan 1 yaitu menjelaskan sifat-sifat cahaya dan
menemukan sifat cahaya merambat lurus dan cahaya dapat
dipantulkan.
4. Indikator pertemuan 2 yaitu menjelaskan sifat cahaya yang dapat
dibiaskan, dan menemukan sifat cahaya yang dapat diuraikan.
a. Mempersiapkan sumber dan media pembelajaran berupa benda-benda
dan alat-alat yang akan diamati siswa.
b. Sumber belajar: Silabus IPA Kelas V
Choiril, Azmiyati. 2008. IPA Salintemas. Jakarta: Pusat.
Lingkungan kelas
c. Media : Lembar kerja siswa
Alat/ Bahan Ajar pertemuan 1
Sendok sayur, Pensil, Cermin datar
Alat/ Bahan Ajar pertemuan 2
Gelas bening , Air putih, Mangkuk, Uang logam
d. Menyiapkan sumber observasi untuk mengamati keaktifan dan hasil
belajar siswa dalam proses pembelajaran.
e. Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis (pilihan ganda) dengan
jumlah 30 soal dan lembar kerja siswa.
2) Pelaksanaan Tindakan
1) Kegiatan awal
a. Membuka pelajaran dengan salam,serta mengecek kehadiran siswa
b. Melakukan apersepsi
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa.
2) Kegiatan Inti
Eksplorasi
a. Peserta didik dihadapkan pada pengalaman konkret tentang sifat-sifat
cahaya.
b. Peserta didik diharapkan untuk dapat menemukan topik yang akan
dipelajari baik secara eksperimen maupun noneksperimen.
24
c. Guru bertanya kepada siswa apa yang telah tentang materi sifat-sifat
cahaya yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
Elaborasi
a. Guru membentuk siswa dalam kelompok (tiap kelompok terdiri dari 4-
5 siswa serta memberikan pengarahan mengenai model Contextual
Teaching and Learning.
b. Guru melakukan demonstrasi di depan kelas mengenai sifat-sifat
cahaya, setelah itu siswa bersama kelompok melakukan percobaan
untuk membuktikan sifat-sifat cahaya.
Konfirmasi
a. Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di
depan kelas.
b. Guru memberikan penilaian kepada siswa
c. Kelompok lain memberi tanggapan dan guru membimbing siswa untuk
memperoleh jawaban yang tepat yang sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai.
d. Guru dan siswa bertanya jawab tentang materi sifat-sifat cahaya.
3) Kegiatan Penutup
a. Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan
b. Guru melaksanakan evaluasi dengan membagi tes soal evaluasi yang
dikerjakan secara individu.
c. Guru menutup pembelajaran
d. Salam penutup.
3) Pengamatan.
Pengamat mengamati jalannya proses pembelajaran pada kegiatan guru
dalam menerapkan model Contextual Teaching and Learning termasuk hasil yang
dicapai siswa.
25
1) Refleksi
Setelah melakukan proses pembelajaran menggunakan model Contextual
Teaching and Learning, maka akan dilakukan refleksi atau evaluasi terhadap
proses pembelajaran untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam
pelaksanaan model Contextual Teaching and Learning. Dari kegiatan tersebut
dapat diketahui hal-hal yang perlu diperbaiki guna persiapan pembelajaran pada
siklus selanjutnya.
Pelaksanaan Siklus 2
a. Perencanaan
1. Identifikasi masalah yang muncul pada siklus 1 belum teratasi dan
penetapan alternatif pemecahan masalah.
2. Menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar
3. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan
model Contextual Teaching and Learning.
4. Mempersiapkan media pembelajaran.
5. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati keterlaksanaan
pembelajaran
6. Menyiapkan soal evaluasi dan dokumentasi.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan program tindakan 2 yang mengacu pada identifikasi masalah
yang muncul pada siklus 1, sesuai dengan alternatif pemecahan masalah yang
sudah ditentukan, antara lain:
1) Kegiatan awal
a. Membuka pelajaran dengan salam,serta mengecek kehadiran siswa
b. Melakukan apersepsi
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa.
2) Kegiatan Inti
Eksplorasi
a. Peserta didik dihadapkan pada pengalaman konkret tentang
pemanfaatan sifat-sifat cahaya dalam karya sederhana
26
b. Peserta didik diharapkan untuk dapat menemukan topik yang akan
dipelajari baik secara eksperimen maupun noneksperimen.
c. Guru bertanya kepada siswa apa yang telah tentang materi
pemanfaatan sifat-sifat cahaya dalam karya sederhana yang berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari.
Elaborasi
a. Guru membentuk siswa dalam kelompok (tiap kelompok terdiri dari 4-
5 siswa serta memberikan pengarahan mengenai model Contextual
Teaching and Learning.
b. Guru melakukan demonstrasi di depan kelas mengenai sifat-sifat
cahaya, setelah itu siswa bersama kelompok melakukan percobaan
untuk membuktikan sifat-sifat cahaya.
Konfirmasi
a. Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di
depan kelas.
b. Guru memberikan penilaian kepada siswa
c. Kelompok lain memberi tanggapan dan guru membimbing siswa untuk
memperoleh jawaban yang tepat yang sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai.
d. Guru dan siswa bertanya jawab tentang materi sifat-sifat cahaya.
4) Kegiatan Penutup
a. Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan
b. Guru melaksanakan evaluasi dengan membagi tes soal evaluasi yang
dikerjakan secara individu.
c. Guru menutup pembelajaran
d. Salam penutup.
c. Pengamatan
27
1. Mengisi lembar observasi kegiatan guru dan siswa sesuai dengan tindakan
yang berlangsung dikelas.
2. Menilai hasil tindakan menggunakan format yang sudah dikembangkan.
3. Memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus 1.
d. Refkleksi
Guru melakukan evaluasi terhadap tindakan pada siklus 2 berdasarkan data
nilai atau hasil observasi yang terkumpul. Membahasa evaluasi tentang
pembelajaran pada siklus 2 serta mengevaluasi tindakan siklus 2.
3.4 Data dan Pengumpulannya
Teknik dalam pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat di lakukan
oleh peneliti untuk mengunpulkan data. Untuk mempermudah pengumpulan data
tersebut. Adapun teknik yang digunakan peneliti yaitu observasi, dan tes.
3.4.1 Observasi
Observasi adalah pengamatan yang dilakukan langsung oleh peneliti untuk
melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Observasi ini dilakukan untuk
mengumpulkan data tentang praktik pembelajaran menggunakan model
Contextual Teaching and Learning yang dilaksanakan oleh guru peneliti dalam
proses belajar mengajar.
3.4.2 Tes
Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang diberikan kepada
siswa untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi, pemahaman untuk
mengetahui keberhasilan dalam proses belajar mengajar.
Sedangkan alat atau instrumen pengumpulan data berupa lembar observasi
berupa check list dan soal tes dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Lembar observasi
Lembar observasi yang akan digunakan oleh peneliti adalah check list.
Check list atau daftar cek adalah pedoman di dalam observasi yang berisi aspek-
aspek yang dapat diamati oleh observer atau pengamat, dan observer atau
pengamat memberi tanda centang atau cek untuk memnentukan ada atau tidaknya
28
sesuatu berdasarkan pengamatan.(Sanjaya, 2013:274). Berikut ini kisi-kisi check
list yang disajikan dalam Tabel 3.2 dan 3.3
Tabel 3.1 Kisi-kisi Lembar Observasi Guru
Aspek Indikator Item Jumlah Soal
Pelaksanaan
pembelajaran dengan
model Contextual
Teaching and Learning
I. Pra pembelajaran 1,2 2
II. Kegiatan pendahuluan 3,4,5,6,7,8,9 7
III. Kegiatan inti 17
A. Langkah-langkah
Contextual Teaching and
Learning
Tahap 1 (Konstruktivisme,
menghadapkan siswa pada
pengalaman konkrit))
10,11,12,13
Tahap 2
(Masyarakat belajar)
14,15
Tahap 3
(Pemodelan)
16,17
Tahap 4 (Inkuiri) 18,19,10,21,22
Tahap 5 (Bertanya) 23
Tahap 6 (Refleksi) 24,25
Tahap 7
(Penilaian autentik)
26
IV. Kegiatan Penutup 1,2,3 3
Jumlah 27
Tabel 3.3 Kisi-kisi Lembar Observasi Siswa
Aspek Indikator Item Jumlah Soal
Pelaksanaan
pembelajaran model
Contextual Teaching
and Learning
I. Pra pembelajaran 1,2 1
II. Kegiatan pendahuluan 3,4,5,6,7,8,9 7
III. Kegiatan inti 12
A. Langkah-langkah
Contextual Teaching
29
and Learning
Tahap 1 (Konstruktivisme,
menghadapkan siswa pada
pengalaman konkrit)
10,11,12,13,14
Tahap 2 (Masyarakat
belajar)
15
Tahap 3 (Pemodelan) 16
Tahap 4 (Inkuiri) 17
Tahap 5 (Bertanya) 18,19
Tahap 6 (Refleksi) 20,21
Tahap 7 (penilaian
autentik)
Kegiatan Penutup 1,2,3 2
Jumlah 27
b. Soal Tes
Soal test adalah tes objektif yang berbentuk pilihan ganda.soal tes dibuat
berdasarkan indikator yang sudah ditentukan berdasarkan kompetensi dasar yang
diajarkan setiap siklus. Kisi-kisi soal tes disajikan dalam bentuk Tabel 3.3.
Tabel 3.4 Kisi-kisi Soal Tes
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Item
Soal
Siklus I
6. Menerapkan sifat-sifat
cahaya melalui kegiatan
membuat suatu karya/model
6.1 Mendeskripsikan
sifat-sifat cahaya
.
6.1.1 Menjelaskan
sifat cahaya
1,
2,3,4,
6,
6.1.2 Menemukan
sifat cahaya
merambat
lurus dan
sifat cahaya
dapat
dipantulkan
5,7,8,9,
10,12,1
4,15,16
,18,19
30
6.1.3 Menjelaskan
sifat cahaya
yang dapat
dibiaskan
21,22,
30,23,
24,25
6.1.4 Menemukan
sifat cahaya
yang dapat
diuraikan
11,13,1
7,20,26
,27,28,
29
Siklus II
6.2 Pemanfaatan sifat-
sifat cahaya dalam karya
sederhana
3.2.1 Menjelas
kan
pemanfa
atan
sifat-
sifat
cahaya
dalam
karya
sederhan
a
1,
5,6,8,
10,11,1
2, 14,
15
6.2.2 Membuat
kaleidoskop sederhana
2,3,7,
6.2.3 Membuat lup
sederhana
4,9, 13
Uji validitas dilakukan dengan bantuan SPSS 16.0 for windows. Hasil uji
validitas instrumen siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat pada Tabel 3.4 dan 3.5
Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas Soal Siklus I
Analisis Data No Item Soal Evaluasi Siklus I
Instrumen Valid Instrumen Tidak Valid
Analisis I 1, 2, 3,4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13,
14, 15, 16, 18, 17, 19, 20, 21, 22, 23,
24, 25, 26, 27, 28, 29, 30.
1, 2, 4, 5, 8, 14, 18, 21, 23, 24,
Analisis II 3, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 17,
19, 20, 22, 25, 26, 27, 28, 29, 30.
-
Berdasarkan data pada tabel 3.4 hasil uji validitas siklus I, diuraikan
bahwa hasil uji validitas soal pilihan ganda dengan jumlah soal sebanyak 30
31
terdapat 10 soal yang tidak valid yaitu item soal nomor 1, 2, 4, 5, 8, 14, 18, 21, 23,
dan nomor 24. Sedangkan 20 soal lain yang terbukti valid dapat digunakan
sebagai soal evaluasi siklus I. Output data dan data mentah dapat dilihat
selengkapnya pada lampiran.
Tabel 3.6
Hasil Uji Validitas Soal Siklus II
Analisis
Data
No Item Soal Evaluasi Siklus II
Instrumen Valid Instrumen Tidak Valid
Analisis I 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 11,
14, 15,
3, 4, 5, 9, 13
Analisis II 1, 2, 6, 7, 8, 10, 12, 11, 14, 15, -
Berdasarkan uji validitas soal siklus II yang dapat dilihat pada tabel 3.5
dapat diuraikan bahwa hasil uji validitas soal pilihan ganda dengan jumlah soal
sebanyak 15 soal terdapat 5 soal tidak valid yaitu item nomor 3, 4, 5, 9, dan 13.
Sedangkan 10 soal lainnya terbukti valid sehingga dapat digunakan sebagai soal
evaluasi pada siklus II. Output data dan data mentah dapat dilihat selengkapnya
pada lampiran.
Reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut
dalam menilai apa yang dinilai. Artinya kapan pun alat penilaian tersebut
digunakan akan memberi hasil yang relatif sama (Sudjana 2009:16). Analisis
reliabilitas suatu test atau alat ukur lain pada umumnya menggunakan teknik
korelasi seperti pada analisis validitas.
Sulistya Wardani, Naniek, et al (2012:344), mengemukakan reliabilitas
adalah keajegkan, yaitu kemampuan alat ukur untuk memberikan hasil
pengukuran yang konstan atau ajeg. Rentang indeks reliabilitas Sulistya Wardani,
Naniek (2012:346) sebagai berikut:
Tabel 3.7
Kategori Reliabilitas Data
Nilai Reliabilitas
0,80-1,00 Sangat Reliabel
<0,80 – 0,60 Reliabel
<0,60 – 0,40 Cukup Reliabel
<0,40 – 0,20 Kurang Reliabel
…..≤ 0,20 Tidak Reliabel
Sumber: Wardani dkk. (2012: 346)
32
Hasil perhitungan reliabilitas siklus I dan siklus II dapat dilihat pada Tabel
3.7 dan 3.8.
Tabel 3.8
Hasil Uji Reliabilitas Siklus I
Berdasarkan Tabel 3.7 hasil uji reliabilitas uji instrumen siklus I, dapat
diuraikan bahwa uji reliabilitas soal pilihan ganda sebanyak 20 soal memiliki
Cronbach's Alpha sebesar .713. Hal ini menunjukkan bahwa reliablitas instrumen
soal dininterpretasikan sangat reliabel, sehingga 20 soal yang valid dan reliabel
digunakan sebagai soal evaluasi siklus II
Tabel 3.9
Hasil Uji Reliabilitas Siklus II
Cronbach's
Alpha N of Items
.653 10
Berdasarkan Tabel 3.8 hasil uji reliabilitas uji instrumen siklus II, dapat
diuraikan bahwa uji reliabilitas soal pilihan ganda sebanyak 10 soal memiliki
Cronbach's Alpha sebesar .653. Hal ini menunjukkan bahwa reliablitas instrumen
soal dininterpretasikan sangat reliabel, sehingga 10 soal yang valid dan reliabel
digunakan sebagai soal evaluasi siklus II.
Nana Sudjana (2013:137-137), menganalisis tingkat kesukaran soal artinya
mengkaji soal-soal tes dari segi kesulitannya sehingga di peroleh soal-soal mana
yang termasuk mudah, sedang, dan sukar. Rumus mencari taraf atau indeks
kesukaran adalah :
I = B
N
Cronbach's
Alpha N of Items
.713 20
33
Keterangan:
I= indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
N = jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria tingkat kesukaran soal :
P : 0,00 – 0,30 adalah soal sukar
P : 0,30 – 0,70 adalah soal sedang
P : 0,70 – 1,00 adalah soal mudah
Hasil perhitungan tingkat kesukaran sol siklus I dapat dilihat pada Tabel
3.8.
Tabel 3.10
Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Siklus I
No
Soal
Indeks Kesukaran Kriteria
1 0,3 Sukar
2 0,5 Sedang
3 0,4667 Sedang
4 0,3667 Sedang
5 0,4 Sedang
6 0,3667 Sedang
7 0,3 Sukar
8 0,5 Sedang
9 0,4 Sedang
10 0,4 Sedang
11 0,3667 Sedang
12 0,4 Sedang
13 0,4333 Sedang
14 0,4333 Sedang
15 0,3667 Sedang
16 0,4333 Sedang
17 0,4 Sedang
18 0,5333 Sedang
19 0,4333 Sedang
20 0,5333 Sedang
21 0,5667 Sedang
22 0,4 Sedang
23 0,4 Sedang
24 0,3333 Sedang
25 0,2667 Sukar
26 0,4 Sedang
27 0,4667 Sedang
28 0,3667 Sedang
29 0,4 Sedang
30 0,4333 Sedang
34
Dari tabel 3.9 hasil uji tingkat kesukaran soal siklus I, dapat diurakan
bahwa hasil uji tingkat kesukaran soal pilihan ganda dengan jumlah soal 20
termasuk kedalam kategori sdeang, kategori soal sukar dan sukar 0 (tidak ada).
Berikut ini untuk hasil perhitungan tingkat kesukaran instrumen kesukaran
soal siklus II dapat dilihat pada Tabel 3.10
Tabel 3.11
Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Siklus II
No
Soal
Indeks Kesukaran Kriteria
1 0,4667 Sukar
2 0,4667 Sedang
3 0,6667 Sedang
4 0,2667 Sukar
5 0,6 Sedang
6 0,6 Sedang
7 0,8667 Mudah
8 1 Mudah
9 0,6 Sedang
10 0,3333 Sedang
11 1 Mudah
12 0,2667 Sukar
13 0,4 Sedang
14 0,7333 Mudah
15 0,1333 Sukar
Dari tabel 3.10 hasil uji tingkat kesukaran soal siklus II, dapat diuraikan
bahwa hasil uji kesukaran pilihan ganda dengan jumlah soal sebanyak 15 soal
terdapat 4 soal dengan kategori sukar, 4 soal termasuk kategori mudah dan 7 soal
yang termasuk kedalam kategori sedang.
3.5 Indikator Kinerja
Hasil belajar siswa mengalami peningkatan, dari jumlah siswa yang
mencapai KKM kelas yaitu 80% mengalami ketuntasan KKM 70.
3.6 Interpretasi Data Penelitian
Penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif dan kuantitatif. Seperti
diungkapkan oleh Creswell (2012: 577) bahwa dalam penelitian tindakan metode
pengumpulan data sama dengan metode campuran yaitu menggunakan metode
kuantitatif dan kualitatif. Kusnandar (2011) menyatakan bahwa pengolahan data
Penelitin Tindakan Kelas (PTK) diinterpretasikan dalam bentuk narasi (deskriptif)
kualititatif. Menurut Arikunto (2014), analisis data adalah lembar pengamatan
35
saja, namun menurut Kusnandar (2011) menyatakan bahwa analisis data dalam
PTK diperoleh hasil refleksi dari hasil refleksi tiap siklus.
Sedangkan analisis data kualitatif yaitu membandingkan hasil belajar
siswa prasiklus, siklus I dan siklus II. Penelitian tindakan kelas sebenarnya
merupakan penelitian kualitatif, namun dapat digunakan analisis data kuantitatif
untuk membandingkan hasil prestasi tiap siklus I dan siklus II, Arikunto
(2014,95).
3.6.1 Data Kuantitatif
Data kuantitatif dalam penelitian tindakan kelas ini adalah hasil belajar
siswa. Data hasil belajar siswa diperoleh dari prasiklus, siklus I dan siklus II.
Untuk mendapatkan hasil belajar siklus I dan siklus II dilakukan koreksi terhadap
pekerjaan siswa untuk diberikan skor dan nilai.
Untuk memberikan skor terhadap hasil belajar siswa berbeda-beda sesuai
dengan bentuk soal yang digunakan. Dalam penelitian ini soal yang digunakan
adalah soal tes bentuk pilihan ganda.
a. Penskoran soal pilihan ganda
Arikunto menjelaskan bahwa cara untuk menentukan skor dalam tes
bentuk pilihan ganda yaitu dengan denda dan tanpa denda. Pada penelitian ini
digunakan rumus tanpa denda yaitu:
(Arikunto, 2012: 186)
Keterangan: S = skor yang diperoleh (Raw Score)
R = jawaban benar
Penskoran akan diubah menjadi nilai. Arikunto (2012: 27) menyatakan
bahwa “nilai merupakan angka ubahan dari skor dengan menggunakan acuan
tertentu, yakni acuan standar”. Cara memberikan nilai adalah mengubah skor
mentah yang diperoleh menjadi skor dengan acuan standar 100 sebagai berikut:
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 =Skor yang diperoleh
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 X 100%
Keterangan : 100% dikatakan sebagai tujuan instruksional khuus, jika hasil
hasil nilai yang diperoleh 70 maka instruksional yang dikuasai
adalah 70% dan nilai yang akan diperoleh adalah 70.
S=R
36
b. Menghitung rata-rata hasil belajar
Untuk menghitung rata-rata hasil belajar dapat menggunakan rumus (Arikunto,
2012: 298).
𝑋 =∑ 𝑋
𝑁
Keterangan: jumlah semua skor dibagi banyaknya siswa yang memiliki skor.
c. Menentukan kriteria ketuntasan belajar siswa secara
Ketuntasan belajar siswa akan ditentukan dengan membandingkan KKM yang
sudah ditetapkan di SD Negeri Candirejo 02 untuk kelas V yaitu ≥ 70. Berikut
ini ketuntasan kriteria ketuntasan belajar dalam Tabel 3.5
Tabel 3.12
Kriteria Ketuntasan Belajar
Kriteria Ketuntasan Kategori
≥ 70 Tuntas
< 70 Tidak tuntas
d. Menentukan kriteria ketuntasan belajar klasikal
Kriteria belajar klasikal dihitung menggunakan cara sebagai berikut:
𝐾𝑒𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑘𝑙𝑎𝑠𝑖𝑘𝑎𝑙 =Jumlah siswa yang tuntas
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 X 100%
3.6.2 Data Kualitatif
Dalam penelitian ini data kualititatif diperoleh dari refleksi pada akhir
siklus dan hasil pengamatan aktifitas guru dan siswa dalam pembelajaran
menggunakan model Contextual Teaching and Learning yang dicatat dalam
lembar observasi.
Lembar observasi guru dan sswa terdiri dari 27 pernyataan yang terbagi
dalam pra pembelajaran, kegiatan awal, kegiatan inti, dan penutup. Lembar
observasi yang digunakan adalah bentuk check list. Observer akan memberikan
tanda centang pada kolom “ya atau “tidak” pada lembar observasi sesuai dengan
komponen yang dilakukan oleh guru dan siswa.
37
Berikut adalah pedoman dalam memberikan skor akhir untuk Check List
sebagai berikut:
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 =Jumlah skor yang diperoleh
Skor tertinggi ideal X Jumah kelas interval
(Widoyoko, 2014: 144)
Keterangan : jumlah kelas interval=skala hasil penilaian. Jika menggunakan skala
4 maka hasil penilaian diklasifikasikan menjadi 4 kelas interval.
Berdasarkan skor yang telah diperoleh selanjutnya untuk klasifikasi hasil
penilaian dapat dilihat pada Tabel 3.6
Tabel 3.13
Klasifikasi Hasil Penilaian
Skor Akhir Klasifikasi
> 3,25 - 4,00 Sangat baik (SB)
> 2,50 - 3,25 Baik (B)
> 1,75 – 2,50 Cukup (C)
1,00 – 1,75 Kurang (K)
Sumber: Widoyoko 2014:144