bab iii metode penelitian 3.1 setting dan karakteristik...

18
20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Bab ini menjelaskan tentang penelitian yaitu tempat dan waktu penelitian serta subjek penelitian yang menjelaskan karakter siswa yang akan diteliti dan banyaknya siswa baik yang laki-laki dan perempuan. 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian dilakukan di SD Negeri Candirejo 02 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yang beralamatkan di jalan Mertokusumo, No. 32, Sekolah yang berlokasi sedikit jauh dari jalan raya Semarang. Penelitian akan dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2015/2016. Waktu penelitian akan disesuaikan dengan kalender atau jadwal yang sudah ada di sekolah agar proses belajar mengajar tetap berjalan dengan efektif dan efisian. Berikut rincian waktu penelitian ditunjukkan dalam Tabel 3.1. Tabel 3.1 No Keterangan Tanggal 1 Observasi 14 Maret 2016 2 Melakukan uji validitas soal tes siklus 1 di SD Negeri Candirejo 02 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang 7 April 2016 3 Melaksanakan tindakan pertemuan 1 siklus 1 di SD Negeri Candirejo 02 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarag 12 April 2016 Melaksanakan tindakan pertemuan 2 siklus 1 di SD Negeri Candirejo 02 18 April 2016 4 Melakukan uji validitas soal tes siklus 2 di SD Negeri Pateken 16 April 2016 Melaksanakan tindakan pertemuan 1 siklus 2 di SD Negeri Candirejo 2 19 April 2016 10 Melaksanakan tindakan pertemuan 2 siklus 2 di SD Negeri Candirejo 02 25 April 2016

Upload: dinhkhanh

Post on 26-May-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11134/3/T1_292012573_BAB III.pdf · d. Guru dan siswa bertanya jawab tentang materi

20

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

Bab ini menjelaskan tentang penelitian yaitu tempat dan waktu penelitian

serta subjek penelitian yang menjelaskan karakter siswa yang akan diteliti dan

banyaknya siswa baik yang laki-laki dan perempuan.

3.1.1 Setting Penelitian

Penelitian dilakukan di SD Negeri Candirejo 02 Kecamatan Tuntang

Kabupaten Semarang yang beralamatkan di jalan Mertokusumo, No. 32, Sekolah

yang berlokasi sedikit jauh dari jalan raya Semarang.

Penelitian akan dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2015/2016.

Waktu penelitian akan disesuaikan dengan kalender atau jadwal yang sudah ada di

sekolah agar proses belajar mengajar tetap berjalan dengan efektif dan efisian.

Berikut rincian waktu penelitian ditunjukkan dalam Tabel 3.1.

Tabel 3.1

No Keterangan Tanggal

1 Observasi 14 Maret 2016

2

Melakukan uji validitas soal tes siklus

1 di SD Negeri Candirejo 02

Kecamatan Tuntang Kabupaten

Semarang 7 April 2016

3

Melaksanakan tindakan pertemuan 1

siklus 1 di SD Negeri Candirejo 02

Kecamatan Tuntang Kabupaten

Semarag 12 April 2016

Melaksanakan tindakan pertemuan 2

siklus 1 di SD Negeri Candirejo 02 18 April 2016

4

Melakukan uji validitas soal tes siklus

2 di SD Negeri Pateken 16 April 2016

Melaksanakan tindakan pertemuan 1

siklus 2 di SD Negeri Candirejo 2 19 April 2016

10

Melaksanakan tindakan pertemuan 2

siklus 2 di SD Negeri Candirejo 02 25 April 2016

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11134/3/T1_292012573_BAB III.pdf · d. Guru dan siswa bertanya jawab tentang materi

21

3.1.2 Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Candirejo 02

Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang pada tahun ajaran 2015/2016 dengan

jumlah siswa sebanyak 17 siswa yang terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 11 siswa

perempuan.

3.2 Variabel Penelitian

Dalam Sugiyono (2013:60) “Variabel penelitian pada dasarnya adalah

segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari

sehingga diperoleh informasinya tentang hal tersebut kemudian ditarik

kesimpulan”. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang akan diselidiki yaitu

variabel bebas dan variabel terikat yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) Variabel bebas

Variabel bebas merupakan varoabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono 2013:61).

Variabel bebas sering disimbolkan dengan X atau juga sering disebut sebagai

variabel X. Dalam penelitian ini yang menjadi Variabel X adalah model

Contextual Teaching and Learning (CTL).

b) Variabel terikat

Menurut Sugiyono (2013:61) Variabel dependen yang sering disebut

sebagai variabel output, kriteria dan konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering

disebut variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi

atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar kelas V SD

Negeri Candirejo 02 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang pada mata

pelajaran IPA. Dalam penelitian hasil belajar yang digunakan adalah pada aspek

kognitif yang diberikan pada akhir setiap siklus.

3.3 Prosedur Penelitian

Penelitian ini adalah jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Kunandar

(2012) penelitian tindakan kelas didefinisikan sebagai suatu penelitian tindakan

yang dilakukan oleh guru sebagai peneliti dikelasnya atau bersama-sama dengan

orang lain (kolaborasi) dengan jalan merancang, melaksanakan, dan

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11134/3/T1_292012573_BAB III.pdf · d. Guru dan siswa bertanya jawab tentang materi

22

merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk

memperbaiki atau meningkatkan mutu atau kualitas proses pembelajaran

dikelasnya melalui suatu tindakan tertentu dalam suatu siklus.

Penelitian ini menggunakan model spiral dari Kemmis dan Mc. Taggart.

Model ini terdiri dari empat hal yaitu perencanaan (plan), tindakan (act),

pengamatan (observe), dan refleksi (reflect) (Wirriatmadja, 2005). Berikut ini

dijelaskan Suhardjono (2015) tentang hal yang dilakukan dalam masing-masing

kegiatan.

a. Tahap perencanaan yaitu penyusunan secara rinci tentang apa yang

dilaukan dan bagaimana melakukannya.

b. Tindakan adalah penerapan model atau cara mengajar yang sudah

direncanakan.

c. Pengamatan adalah kegiatan pengumpulan informasi tentang tindakan.

d. Refleksi dilakukan untuk mengetahui kekurangan tindakan dan hasilnya

yang bisa digunakan untuk memperbaiki pertemuan selanjutnya.

Rencana tindakan penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yaitu siklus

1 yang terdiri dari 2 kali pertemuan dan siklus 2 yang terdiri dari 2 kali pertemuan

dengan diberikan tindakan yang sama yaitu menggunakan model Contextual

Teaching and Learning. Setiap siklus dilaksanakan dalam empat tahapan yaitu

perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.

Pelaksanaan Siklus 1

Pada tahap ini peneliti merencakan tindakan apa yang akan dilakukan

untuk proses belajar mengajar dikelas, dan model apa yang akan digunakan untuk

menarik minat siswa dalam belajar sehingga bisa meningkatkan hasil belajar

siswa. Kegiatan yang dilakukan pada tahap adalah:

1) Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan menyusun RPP mata pelajaran Ilmiu

Pengetahuan Alam adalah dengan menentukan

1. Standar kompetensi yaitu Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui

kegiatan membuat suatu karya/model.

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11134/3/T1_292012573_BAB III.pdf · d. Guru dan siswa bertanya jawab tentang materi

23

2. Kompetensi dasar yaitu mendeskripsikan sifat-sifat cahaya.

3. Indikator pertemuan 1 yaitu menjelaskan sifat-sifat cahaya dan

menemukan sifat cahaya merambat lurus dan cahaya dapat

dipantulkan.

4. Indikator pertemuan 2 yaitu menjelaskan sifat cahaya yang dapat

dibiaskan, dan menemukan sifat cahaya yang dapat diuraikan.

a. Mempersiapkan sumber dan media pembelajaran berupa benda-benda

dan alat-alat yang akan diamati siswa.

b. Sumber belajar: Silabus IPA Kelas V

Choiril, Azmiyati. 2008. IPA Salintemas. Jakarta: Pusat.

Lingkungan kelas

c. Media : Lembar kerja siswa

Alat/ Bahan Ajar pertemuan 1

Sendok sayur, Pensil, Cermin datar

Alat/ Bahan Ajar pertemuan 2

Gelas bening , Air putih, Mangkuk, Uang logam

d. Menyiapkan sumber observasi untuk mengamati keaktifan dan hasil

belajar siswa dalam proses pembelajaran.

e. Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis (pilihan ganda) dengan

jumlah 30 soal dan lembar kerja siswa.

2) Pelaksanaan Tindakan

1) Kegiatan awal

a. Membuka pelajaran dengan salam,serta mengecek kehadiran siswa

b. Melakukan apersepsi

c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa.

2) Kegiatan Inti

Eksplorasi

a. Peserta didik dihadapkan pada pengalaman konkret tentang sifat-sifat

cahaya.

b. Peserta didik diharapkan untuk dapat menemukan topik yang akan

dipelajari baik secara eksperimen maupun noneksperimen.

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11134/3/T1_292012573_BAB III.pdf · d. Guru dan siswa bertanya jawab tentang materi

24

c. Guru bertanya kepada siswa apa yang telah tentang materi sifat-sifat

cahaya yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

Elaborasi

a. Guru membentuk siswa dalam kelompok (tiap kelompok terdiri dari 4-

5 siswa serta memberikan pengarahan mengenai model Contextual

Teaching and Learning.

b. Guru melakukan demonstrasi di depan kelas mengenai sifat-sifat

cahaya, setelah itu siswa bersama kelompok melakukan percobaan

untuk membuktikan sifat-sifat cahaya.

Konfirmasi

a. Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di

depan kelas.

b. Guru memberikan penilaian kepada siswa

c. Kelompok lain memberi tanggapan dan guru membimbing siswa untuk

memperoleh jawaban yang tepat yang sesuai dengan tujuan yang ingin

dicapai.

d. Guru dan siswa bertanya jawab tentang materi sifat-sifat cahaya.

3) Kegiatan Penutup

a. Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan

b. Guru melaksanakan evaluasi dengan membagi tes soal evaluasi yang

dikerjakan secara individu.

c. Guru menutup pembelajaran

d. Salam penutup.

3) Pengamatan.

Pengamat mengamati jalannya proses pembelajaran pada kegiatan guru

dalam menerapkan model Contextual Teaching and Learning termasuk hasil yang

dicapai siswa.

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11134/3/T1_292012573_BAB III.pdf · d. Guru dan siswa bertanya jawab tentang materi

25

1) Refleksi

Setelah melakukan proses pembelajaran menggunakan model Contextual

Teaching and Learning, maka akan dilakukan refleksi atau evaluasi terhadap

proses pembelajaran untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam

pelaksanaan model Contextual Teaching and Learning. Dari kegiatan tersebut

dapat diketahui hal-hal yang perlu diperbaiki guna persiapan pembelajaran pada

siklus selanjutnya.

Pelaksanaan Siklus 2

a. Perencanaan

1. Identifikasi masalah yang muncul pada siklus 1 belum teratasi dan

penetapan alternatif pemecahan masalah.

2. Menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar

3. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan

model Contextual Teaching and Learning.

4. Mempersiapkan media pembelajaran.

5. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati keterlaksanaan

pembelajaran

6. Menyiapkan soal evaluasi dan dokumentasi.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan program tindakan 2 yang mengacu pada identifikasi masalah

yang muncul pada siklus 1, sesuai dengan alternatif pemecahan masalah yang

sudah ditentukan, antara lain:

1) Kegiatan awal

a. Membuka pelajaran dengan salam,serta mengecek kehadiran siswa

b. Melakukan apersepsi

c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa.

2) Kegiatan Inti

Eksplorasi

a. Peserta didik dihadapkan pada pengalaman konkret tentang

pemanfaatan sifat-sifat cahaya dalam karya sederhana

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11134/3/T1_292012573_BAB III.pdf · d. Guru dan siswa bertanya jawab tentang materi

26

b. Peserta didik diharapkan untuk dapat menemukan topik yang akan

dipelajari baik secara eksperimen maupun noneksperimen.

c. Guru bertanya kepada siswa apa yang telah tentang materi

pemanfaatan sifat-sifat cahaya dalam karya sederhana yang berkaitan

dengan kehidupan sehari-hari.

Elaborasi

a. Guru membentuk siswa dalam kelompok (tiap kelompok terdiri dari 4-

5 siswa serta memberikan pengarahan mengenai model Contextual

Teaching and Learning.

b. Guru melakukan demonstrasi di depan kelas mengenai sifat-sifat

cahaya, setelah itu siswa bersama kelompok melakukan percobaan

untuk membuktikan sifat-sifat cahaya.

Konfirmasi

a. Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di

depan kelas.

b. Guru memberikan penilaian kepada siswa

c. Kelompok lain memberi tanggapan dan guru membimbing siswa untuk

memperoleh jawaban yang tepat yang sesuai dengan tujuan yang ingin

dicapai.

d. Guru dan siswa bertanya jawab tentang materi sifat-sifat cahaya.

4) Kegiatan Penutup

a. Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan

b. Guru melaksanakan evaluasi dengan membagi tes soal evaluasi yang

dikerjakan secara individu.

c. Guru menutup pembelajaran

d. Salam penutup.

c. Pengamatan

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11134/3/T1_292012573_BAB III.pdf · d. Guru dan siswa bertanya jawab tentang materi

27

1. Mengisi lembar observasi kegiatan guru dan siswa sesuai dengan tindakan

yang berlangsung dikelas.

2. Menilai hasil tindakan menggunakan format yang sudah dikembangkan.

3. Memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus 1.

d. Refkleksi

Guru melakukan evaluasi terhadap tindakan pada siklus 2 berdasarkan data

nilai atau hasil observasi yang terkumpul. Membahasa evaluasi tentang

pembelajaran pada siklus 2 serta mengevaluasi tindakan siklus 2.

3.4 Data dan Pengumpulannya

Teknik dalam pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat di lakukan

oleh peneliti untuk mengunpulkan data. Untuk mempermudah pengumpulan data

tersebut. Adapun teknik yang digunakan peneliti yaitu observasi, dan tes.

3.4.1 Observasi

Observasi adalah pengamatan yang dilakukan langsung oleh peneliti untuk

melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Observasi ini dilakukan untuk

mengumpulkan data tentang praktik pembelajaran menggunakan model

Contextual Teaching and Learning yang dilaksanakan oleh guru peneliti dalam

proses belajar mengajar.

3.4.2 Tes

Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang diberikan kepada

siswa untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi, pemahaman untuk

mengetahui keberhasilan dalam proses belajar mengajar.

Sedangkan alat atau instrumen pengumpulan data berupa lembar observasi

berupa check list dan soal tes dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Lembar observasi

Lembar observasi yang akan digunakan oleh peneliti adalah check list.

Check list atau daftar cek adalah pedoman di dalam observasi yang berisi aspek-

aspek yang dapat diamati oleh observer atau pengamat, dan observer atau

pengamat memberi tanda centang atau cek untuk memnentukan ada atau tidaknya

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11134/3/T1_292012573_BAB III.pdf · d. Guru dan siswa bertanya jawab tentang materi

28

sesuatu berdasarkan pengamatan.(Sanjaya, 2013:274). Berikut ini kisi-kisi check

list yang disajikan dalam Tabel 3.2 dan 3.3

Tabel 3.1 Kisi-kisi Lembar Observasi Guru

Aspek Indikator Item Jumlah Soal

Pelaksanaan

pembelajaran dengan

model Contextual

Teaching and Learning

I. Pra pembelajaran 1,2 2

II. Kegiatan pendahuluan 3,4,5,6,7,8,9 7

III. Kegiatan inti 17

A. Langkah-langkah

Contextual Teaching and

Learning

Tahap 1 (Konstruktivisme,

menghadapkan siswa pada

pengalaman konkrit))

10,11,12,13

Tahap 2

(Masyarakat belajar)

14,15

Tahap 3

(Pemodelan)

16,17

Tahap 4 (Inkuiri) 18,19,10,21,22

Tahap 5 (Bertanya) 23

Tahap 6 (Refleksi) 24,25

Tahap 7

(Penilaian autentik)

26

IV. Kegiatan Penutup 1,2,3 3

Jumlah 27

Tabel 3.3 Kisi-kisi Lembar Observasi Siswa

Aspek Indikator Item Jumlah Soal

Pelaksanaan

pembelajaran model

Contextual Teaching

and Learning

I. Pra pembelajaran 1,2 1

II. Kegiatan pendahuluan 3,4,5,6,7,8,9 7

III. Kegiatan inti 12

A. Langkah-langkah

Contextual Teaching

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11134/3/T1_292012573_BAB III.pdf · d. Guru dan siswa bertanya jawab tentang materi

29

and Learning

Tahap 1 (Konstruktivisme,

menghadapkan siswa pada

pengalaman konkrit)

10,11,12,13,14

Tahap 2 (Masyarakat

belajar)

15

Tahap 3 (Pemodelan) 16

Tahap 4 (Inkuiri) 17

Tahap 5 (Bertanya) 18,19

Tahap 6 (Refleksi) 20,21

Tahap 7 (penilaian

autentik)

Kegiatan Penutup 1,2,3 2

Jumlah 27

b. Soal Tes

Soal test adalah tes objektif yang berbentuk pilihan ganda.soal tes dibuat

berdasarkan indikator yang sudah ditentukan berdasarkan kompetensi dasar yang

diajarkan setiap siklus. Kisi-kisi soal tes disajikan dalam bentuk Tabel 3.3.

Tabel 3.4 Kisi-kisi Soal Tes

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Item

Soal

Siklus I

6. Menerapkan sifat-sifat

cahaya melalui kegiatan

membuat suatu karya/model

6.1 Mendeskripsikan

sifat-sifat cahaya

.

6.1.1 Menjelaskan

sifat cahaya

1,

2,3,4,

6,

6.1.2 Menemukan

sifat cahaya

merambat

lurus dan

sifat cahaya

dapat

dipantulkan

5,7,8,9,

10,12,1

4,15,16

,18,19

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11134/3/T1_292012573_BAB III.pdf · d. Guru dan siswa bertanya jawab tentang materi

30

6.1.3 Menjelaskan

sifat cahaya

yang dapat

dibiaskan

21,22,

30,23,

24,25

6.1.4 Menemukan

sifat cahaya

yang dapat

diuraikan

11,13,1

7,20,26

,27,28,

29

Siklus II

6.2 Pemanfaatan sifat-

sifat cahaya dalam karya

sederhana

3.2.1 Menjelas

kan

pemanfa

atan

sifat-

sifat

cahaya

dalam

karya

sederhan

a

1,

5,6,8,

10,11,1

2, 14,

15

6.2.2 Membuat

kaleidoskop sederhana

2,3,7,

6.2.3 Membuat lup

sederhana

4,9, 13

Uji validitas dilakukan dengan bantuan SPSS 16.0 for windows. Hasil uji

validitas instrumen siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat pada Tabel 3.4 dan 3.5

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Soal Siklus I

Analisis Data No Item Soal Evaluasi Siklus I

Instrumen Valid Instrumen Tidak Valid

Analisis I 1, 2, 3,4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13,

14, 15, 16, 18, 17, 19, 20, 21, 22, 23,

24, 25, 26, 27, 28, 29, 30.

1, 2, 4, 5, 8, 14, 18, 21, 23, 24,

Analisis II 3, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 17,

19, 20, 22, 25, 26, 27, 28, 29, 30.

-

Berdasarkan data pada tabel 3.4 hasil uji validitas siklus I, diuraikan

bahwa hasil uji validitas soal pilihan ganda dengan jumlah soal sebanyak 30

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11134/3/T1_292012573_BAB III.pdf · d. Guru dan siswa bertanya jawab tentang materi

31

terdapat 10 soal yang tidak valid yaitu item soal nomor 1, 2, 4, 5, 8, 14, 18, 21, 23,

dan nomor 24. Sedangkan 20 soal lain yang terbukti valid dapat digunakan

sebagai soal evaluasi siklus I. Output data dan data mentah dapat dilihat

selengkapnya pada lampiran.

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Soal Siklus II

Analisis

Data

No Item Soal Evaluasi Siklus II

Instrumen Valid Instrumen Tidak Valid

Analisis I 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 11,

14, 15,

3, 4, 5, 9, 13

Analisis II 1, 2, 6, 7, 8, 10, 12, 11, 14, 15, -

Berdasarkan uji validitas soal siklus II yang dapat dilihat pada tabel 3.5

dapat diuraikan bahwa hasil uji validitas soal pilihan ganda dengan jumlah soal

sebanyak 15 soal terdapat 5 soal tidak valid yaitu item nomor 3, 4, 5, 9, dan 13.

Sedangkan 10 soal lainnya terbukti valid sehingga dapat digunakan sebagai soal

evaluasi pada siklus II. Output data dan data mentah dapat dilihat selengkapnya

pada lampiran.

Reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut

dalam menilai apa yang dinilai. Artinya kapan pun alat penilaian tersebut

digunakan akan memberi hasil yang relatif sama (Sudjana 2009:16). Analisis

reliabilitas suatu test atau alat ukur lain pada umumnya menggunakan teknik

korelasi seperti pada analisis validitas.

Sulistya Wardani, Naniek, et al (2012:344), mengemukakan reliabilitas

adalah keajegkan, yaitu kemampuan alat ukur untuk memberikan hasil

pengukuran yang konstan atau ajeg. Rentang indeks reliabilitas Sulistya Wardani,

Naniek (2012:346) sebagai berikut:

Tabel 3.7

Kategori Reliabilitas Data

Nilai Reliabilitas

0,80-1,00 Sangat Reliabel

<0,80 – 0,60 Reliabel

<0,60 – 0,40 Cukup Reliabel

<0,40 – 0,20 Kurang Reliabel

…..≤ 0,20 Tidak Reliabel

Sumber: Wardani dkk. (2012: 346)

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11134/3/T1_292012573_BAB III.pdf · d. Guru dan siswa bertanya jawab tentang materi

32

Hasil perhitungan reliabilitas siklus I dan siklus II dapat dilihat pada Tabel

3.7 dan 3.8.

Tabel 3.8

Hasil Uji Reliabilitas Siklus I

Berdasarkan Tabel 3.7 hasil uji reliabilitas uji instrumen siklus I, dapat

diuraikan bahwa uji reliabilitas soal pilihan ganda sebanyak 20 soal memiliki

Cronbach's Alpha sebesar .713. Hal ini menunjukkan bahwa reliablitas instrumen

soal dininterpretasikan sangat reliabel, sehingga 20 soal yang valid dan reliabel

digunakan sebagai soal evaluasi siklus II

Tabel 3.9

Hasil Uji Reliabilitas Siklus II

Cronbach's

Alpha N of Items

.653 10

Berdasarkan Tabel 3.8 hasil uji reliabilitas uji instrumen siklus II, dapat

diuraikan bahwa uji reliabilitas soal pilihan ganda sebanyak 10 soal memiliki

Cronbach's Alpha sebesar .653. Hal ini menunjukkan bahwa reliablitas instrumen

soal dininterpretasikan sangat reliabel, sehingga 10 soal yang valid dan reliabel

digunakan sebagai soal evaluasi siklus II.

Nana Sudjana (2013:137-137), menganalisis tingkat kesukaran soal artinya

mengkaji soal-soal tes dari segi kesulitannya sehingga di peroleh soal-soal mana

yang termasuk mudah, sedang, dan sukar. Rumus mencari taraf atau indeks

kesukaran adalah :

I = B

N

Cronbach's

Alpha N of Items

.713 20

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11134/3/T1_292012573_BAB III.pdf · d. Guru dan siswa bertanya jawab tentang materi

33

Keterangan:

I= indeks kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar

N = jumlah seluruh siswa peserta tes

Kriteria tingkat kesukaran soal :

P : 0,00 – 0,30 adalah soal sukar

P : 0,30 – 0,70 adalah soal sedang

P : 0,70 – 1,00 adalah soal mudah

Hasil perhitungan tingkat kesukaran sol siklus I dapat dilihat pada Tabel

3.8.

Tabel 3.10

Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Siklus I

No

Soal

Indeks Kesukaran Kriteria

1 0,3 Sukar

2 0,5 Sedang

3 0,4667 Sedang

4 0,3667 Sedang

5 0,4 Sedang

6 0,3667 Sedang

7 0,3 Sukar

8 0,5 Sedang

9 0,4 Sedang

10 0,4 Sedang

11 0,3667 Sedang

12 0,4 Sedang

13 0,4333 Sedang

14 0,4333 Sedang

15 0,3667 Sedang

16 0,4333 Sedang

17 0,4 Sedang

18 0,5333 Sedang

19 0,4333 Sedang

20 0,5333 Sedang

21 0,5667 Sedang

22 0,4 Sedang

23 0,4 Sedang

24 0,3333 Sedang

25 0,2667 Sukar

26 0,4 Sedang

27 0,4667 Sedang

28 0,3667 Sedang

29 0,4 Sedang

30 0,4333 Sedang

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11134/3/T1_292012573_BAB III.pdf · d. Guru dan siswa bertanya jawab tentang materi

34

Dari tabel 3.9 hasil uji tingkat kesukaran soal siklus I, dapat diurakan

bahwa hasil uji tingkat kesukaran soal pilihan ganda dengan jumlah soal 20

termasuk kedalam kategori sdeang, kategori soal sukar dan sukar 0 (tidak ada).

Berikut ini untuk hasil perhitungan tingkat kesukaran instrumen kesukaran

soal siklus II dapat dilihat pada Tabel 3.10

Tabel 3.11

Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Siklus II

No

Soal

Indeks Kesukaran Kriteria

1 0,4667 Sukar

2 0,4667 Sedang

3 0,6667 Sedang

4 0,2667 Sukar

5 0,6 Sedang

6 0,6 Sedang

7 0,8667 Mudah

8 1 Mudah

9 0,6 Sedang

10 0,3333 Sedang

11 1 Mudah

12 0,2667 Sukar

13 0,4 Sedang

14 0,7333 Mudah

15 0,1333 Sukar

Dari tabel 3.10 hasil uji tingkat kesukaran soal siklus II, dapat diuraikan

bahwa hasil uji kesukaran pilihan ganda dengan jumlah soal sebanyak 15 soal

terdapat 4 soal dengan kategori sukar, 4 soal termasuk kategori mudah dan 7 soal

yang termasuk kedalam kategori sedang.

3.5 Indikator Kinerja

Hasil belajar siswa mengalami peningkatan, dari jumlah siswa yang

mencapai KKM kelas yaitu 80% mengalami ketuntasan KKM 70.

3.6 Interpretasi Data Penelitian

Penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif dan kuantitatif. Seperti

diungkapkan oleh Creswell (2012: 577) bahwa dalam penelitian tindakan metode

pengumpulan data sama dengan metode campuran yaitu menggunakan metode

kuantitatif dan kualitatif. Kusnandar (2011) menyatakan bahwa pengolahan data

Penelitin Tindakan Kelas (PTK) diinterpretasikan dalam bentuk narasi (deskriptif)

kualititatif. Menurut Arikunto (2014), analisis data adalah lembar pengamatan

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11134/3/T1_292012573_BAB III.pdf · d. Guru dan siswa bertanya jawab tentang materi

35

saja, namun menurut Kusnandar (2011) menyatakan bahwa analisis data dalam

PTK diperoleh hasil refleksi dari hasil refleksi tiap siklus.

Sedangkan analisis data kualitatif yaitu membandingkan hasil belajar

siswa prasiklus, siklus I dan siklus II. Penelitian tindakan kelas sebenarnya

merupakan penelitian kualitatif, namun dapat digunakan analisis data kuantitatif

untuk membandingkan hasil prestasi tiap siklus I dan siklus II, Arikunto

(2014,95).

3.6.1 Data Kuantitatif

Data kuantitatif dalam penelitian tindakan kelas ini adalah hasil belajar

siswa. Data hasil belajar siswa diperoleh dari prasiklus, siklus I dan siklus II.

Untuk mendapatkan hasil belajar siklus I dan siklus II dilakukan koreksi terhadap

pekerjaan siswa untuk diberikan skor dan nilai.

Untuk memberikan skor terhadap hasil belajar siswa berbeda-beda sesuai

dengan bentuk soal yang digunakan. Dalam penelitian ini soal yang digunakan

adalah soal tes bentuk pilihan ganda.

a. Penskoran soal pilihan ganda

Arikunto menjelaskan bahwa cara untuk menentukan skor dalam tes

bentuk pilihan ganda yaitu dengan denda dan tanpa denda. Pada penelitian ini

digunakan rumus tanpa denda yaitu:

(Arikunto, 2012: 186)

Keterangan: S = skor yang diperoleh (Raw Score)

R = jawaban benar

Penskoran akan diubah menjadi nilai. Arikunto (2012: 27) menyatakan

bahwa “nilai merupakan angka ubahan dari skor dengan menggunakan acuan

tertentu, yakni acuan standar”. Cara memberikan nilai adalah mengubah skor

mentah yang diperoleh menjadi skor dengan acuan standar 100 sebagai berikut:

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 =Skor yang diperoleh

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 X 100%

Keterangan : 100% dikatakan sebagai tujuan instruksional khuus, jika hasil

hasil nilai yang diperoleh 70 maka instruksional yang dikuasai

adalah 70% dan nilai yang akan diperoleh adalah 70.

S=R

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11134/3/T1_292012573_BAB III.pdf · d. Guru dan siswa bertanya jawab tentang materi

36

b. Menghitung rata-rata hasil belajar

Untuk menghitung rata-rata hasil belajar dapat menggunakan rumus (Arikunto,

2012: 298).

𝑋 =∑ 𝑋

𝑁

Keterangan: jumlah semua skor dibagi banyaknya siswa yang memiliki skor.

c. Menentukan kriteria ketuntasan belajar siswa secara

Ketuntasan belajar siswa akan ditentukan dengan membandingkan KKM yang

sudah ditetapkan di SD Negeri Candirejo 02 untuk kelas V yaitu ≥ 70. Berikut

ini ketuntasan kriteria ketuntasan belajar dalam Tabel 3.5

Tabel 3.12

Kriteria Ketuntasan Belajar

Kriteria Ketuntasan Kategori

≥ 70 Tuntas

< 70 Tidak tuntas

d. Menentukan kriteria ketuntasan belajar klasikal

Kriteria belajar klasikal dihitung menggunakan cara sebagai berikut:

𝐾𝑒𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑘𝑙𝑎𝑠𝑖𝑘𝑎𝑙 =Jumlah siswa yang tuntas

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 X 100%

3.6.2 Data Kualitatif

Dalam penelitian ini data kualititatif diperoleh dari refleksi pada akhir

siklus dan hasil pengamatan aktifitas guru dan siswa dalam pembelajaran

menggunakan model Contextual Teaching and Learning yang dicatat dalam

lembar observasi.

Lembar observasi guru dan sswa terdiri dari 27 pernyataan yang terbagi

dalam pra pembelajaran, kegiatan awal, kegiatan inti, dan penutup. Lembar

observasi yang digunakan adalah bentuk check list. Observer akan memberikan

tanda centang pada kolom “ya atau “tidak” pada lembar observasi sesuai dengan

komponen yang dilakukan oleh guru dan siswa.

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11134/3/T1_292012573_BAB III.pdf · d. Guru dan siswa bertanya jawab tentang materi

37

Berikut adalah pedoman dalam memberikan skor akhir untuk Check List

sebagai berikut:

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 =Jumlah skor yang diperoleh

Skor tertinggi ideal X Jumah kelas interval

(Widoyoko, 2014: 144)

Keterangan : jumlah kelas interval=skala hasil penilaian. Jika menggunakan skala

4 maka hasil penilaian diklasifikasikan menjadi 4 kelas interval.

Berdasarkan skor yang telah diperoleh selanjutnya untuk klasifikasi hasil

penilaian dapat dilihat pada Tabel 3.6

Tabel 3.13

Klasifikasi Hasil Penilaian

Skor Akhir Klasifikasi

> 3,25 - 4,00 Sangat baik (SB)

> 2,50 - 3,25 Baik (B)

> 1,75 – 2,50 Cukup (C)

1,00 – 1,75 Kurang (K)

Sumber: Widoyoko 2014:144