bab iii metode penelitian 3.1. metode...

24
31 Angga Herdiana, 2019 STUDI PROSES IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN PADA GEDUNG KOMERSIL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Menurut Sugiyono (2010) metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam melakukan penelitian perlu adanya suatu metode, cara atau taktik sebagai langkah-langkah yang harus ditempuh oleh peneliti dalam memecahkan suatu permasalahan untuk mencapai tujuan tertentu. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013) metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random , pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif / statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Adapun pengertian deskriptif menurut Sugiyono (2013: 29) adalah metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data atau sampel yang telah berkumpul sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku umum. Data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan metode survey, dengan alat yang digunakan adalah kuesioner yang disebarkan kepada responden. Data sekunder dalam penelitian ini bersumber dari studi pustaka dan peraturan yang mengatur tentang Izin Mendirikan Bangunan. Penelitian ini merupakan sebuah studi untuk mengetahui bagaimana proses izin mendirikan bangunan, kendala yang terjadi serta solusi dari kendala tersebut, serta bagaimana presepsi dari pelaku jasa konstruksi terhadap proses izin mendirikan bangunan.

Upload: others

Post on 28-Jan-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 31

    Angga Herdiana, 2019 STUDI PROSES IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN PADA GEDUNG KOMERSIL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1. Metode Penelitian

    Menurut Sugiyono (2010) metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk

    mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam melakukan

    penelitian perlu adanya suatu metode, cara atau taktik sebagai langkah-langkah

    yang harus ditempuh oleh peneliti dalam memecahkan suatu permasalahan untuk

    mencapai tujuan tertentu.

    Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif

    kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013) metode penelitian kuantitatif dapat diartikan

    sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan

    untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik

    pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random

    , pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat

    kuantitatif / statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

    Adapun pengertian deskriptif menurut Sugiyono (2013: 29) adalah metode yang

    berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang

    diteliti melalui data atau sampel yang telah berkumpul sebagaimana adanya, tanpa

    melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku umum.

    Data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder.

    Pengumpulan data primer dilakukan metode survey, dengan alat yang digunakan

    adalah kuesioner yang disebarkan kepada responden. Data sekunder dalam

    penelitian ini bersumber dari studi pustaka dan peraturan yang mengatur tentang

    Izin Mendirikan Bangunan. Penelitian ini merupakan sebuah studi untuk

    mengetahui bagaimana proses izin mendirikan bangunan, kendala yang terjadi

    serta solusi dari kendala tersebut, serta bagaimana presepsi dari pelaku jasa

    konstruksi terhadap proses izin mendirikan bangunan.

  • 32

    Angga Herdiana, 2019 STUDI PROSES IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN PADA GEDUNG KOMERSIL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    3.2. Lokasi Penelitian

    Lokasi penelitian yang pertama yaitu Dinas Tata Ruang serta beberapa proyek

    yang ada di Kota Bandung.

    Nama Lokasi : Dinas Penataan Ruang Kota Bandung

    Alamat : Jl. Cianjur No. 34, Kacapiring, Batununggal, Kota Bandung,

    Jawa Barat 40195.

    Gambar 3.1. Lokasi Dinas Tata Ruang

    Sumber : Google Maps, 2019

    3.3. Rancangan Penelitian

    1.3.1. Variabel Penelitian

    Variabel penelitian adalah suatu hal yang ditetapkan oleh peneliti untuk

    diteliti lebih dalam dan kemudian ditarik kesimpulannya. Pada penelitian

    ini variable yang digunakan adalah variable bebas. Indikator-indikator

    diperoleh dari berbagai referensi seperti studi proses Izin Mendirikan

    Bangunan, pengisian kuesioner dan berbagai studi literatur lain. Variabel

    pada penelitian ini adalah faktor-faktor yang menjadi kendala saat proses

    izin mendirikan bangunan.

    U

  • 33

    Angga Herdiana, 2019 STUDI PROSES IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN PADA GEDUNG KOMERSIL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    Gambar 3.2. Struktur Aspek Penelitian

    1.3.2. Populasi dan Sample Penelitian

    Menurut Sugiyono (2012) populasi adalah wilayah generalisasi yang

    terdiri atas obyek atau sampel yang mempunyai kualitas dan karakteristik

    tertentu yang ditetaptakan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

    ditarik kesimpulannya. Apabila peneliti ingin meneliti semua elemen yang

    ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian

    populasi.

    Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pihak jasa

    konstruksi di kota Bandung yang sebelumnya pernah mengurus kegiatan

    perizinan mendirikan bangunan. Sedangkan sampel menurut Sugiyono

    (2012) sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

    oleh populasi, meskipun sampel hanya merupakan bagian dari populasi,

    kenyataan-kenyataan yang diperoleh dari sampel itu harus dapat

    menggambarkan populasi tersebut, karena keterbatasan penelitian

    sehingga peneliti memperkecil populasi kedalam sampel yang bersifat

    representative (mewakili populasi yang ada).

    Kendala Solusi

    Dokumen

    Proses Izin

    Mendirikan

    Bangunan

    Studi Literatur Kuesioner

  • 34

    Angga Herdiana, 2019 STUDI PROSES IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN PADA GEDUNG KOMERSIL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    Menurut Cohen, et.al, (2007, hlm. 101) semakin besar sample dari

    besarnya populasi yang ada adalah semakin baik, akan tetapi ada jumlah

    batas minimal yang harus diambil oleh peneliti yaitu sebanyak 30 sampel.

    Penarikan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling. Menurut

    Sugiyono (2010) purposive sampling adalah teknik penentuan sampel

    dengan pertimbangan tertentu dengan mengambil sampel dari populasi

    berdasarkan suatu kriteria sehingga objek penelitian menjadi selektif dan

    mempunyai ciri-ciri yang spesifik. Ciri-ciri spesifik yang digunakan untuk

    pengambilan sampel pada penelitian ini adalah :

    1. Kontraktor/konsultan yang pernah membangun gedung komersil

    2. Periode pembangunan gedung komersil ini sejak tahun 2017

    Responden yang diambil pada penelitian ini yaitu kontraktor atau

    konsultan pada 6 perusahaan yang berbeda, dengan masing-masing

    perusahaan diambil sampel sebanyak 5 responden. Sehingga pada

    penelitian ini menggunakan responden sebanyak 32 responden yang

    diuraikan pada tabel 3.1

    Tabel 3.1. Responden

    Nama Alamat Jumlah

    Responden

    PT. Aza Banar JL. Sapujagat No.19A Sukaluyu Cibeunying Kaler -

    Bandung (Kota) - Jawa Barat 5

    PT. Indah Karya Jl. Golf Raya No. 2A, Cisaranten Bina Harapan, Kec

    Arcamanik, Kota Bandung 5

    PT. Areabangun Putra Sejati Jl. AH Nasution, Cigending, Kec. Ujung Berung Bandung 5

    PT. Sangkuriang Biro Arsitek

    dan Insinyur

    Jl. Karang Tinggal No. 23, Cipedes, Kec. Sukajadi, Kota

    Bandung 5

    PT. Titian Usaha Graha Utama Jl. Arcamanik Endah, Ruko IV No. 1, Arcamanik, Kota

    Bandung 5

    CV. Rajaya Rekayasa Jl. Garut No. 6, Kacapiring, Kec. Batununggal, Kota

    Bandung 5

    DISPORA Jl. Tamansari No.76 Siliwangi, Kec. Coblong, Kota

    Bandung 2

  • 35

    Angga Herdiana, 2019 STUDI PROSES IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN PADA GEDUNG KOMERSIL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    1.4. Instrumen Penelitian

    Instrumen Penelitian adalah suatu alat bantu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

    pengumpulan data. Data-data yang didapat dari hasil penelitian yang dilakukan ini

    digunakan untuk membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sebelumnya

    telah dirumuskan dalam rumusan masalah. Instrumen penelitian yang digunakan

    dalam penelitian ini adalah kuesioner.

    1.4.1. Kuesioner

    Kuesioner adalah lembar yang berisi pertanyaan – pertanyaan

    maupun suatu pernyataan yang diajukan kepada responden untuk

    membantu menjawab pertanyaan atau masalah yang sedang diteliti oleh

    penulis. Dalam penelitian ini, jenis kuesioner yang digunakan adalah

    kuesioner tertutup, yaitu kuesioner yang dibuat sedemikian rupa sehingga

    responden dibatasi dalam memberi jawaban kepada beberapa jawaban atau

    satu jawaban saja.

    Secara umum teknik dalam pemberian skor yang digunakan dalam

    kuesioner penelitian ini adalah teknik skala Likert. Penggunaan skala Likert

    menurut Sugiyono (2013) mengemukakan bahwa skala Likert digunakan

    untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seorang atau sekelompak

    orang tentang fenomena sosial.

    Tabel 3.2. Skala Tingkat Kemungkinan atau Frekuensi Kendala yang terjadi

    Skala Keterangan Deskripsi

    5 Sangat Tidak Menjadi Kendala

    (Very Unlikely) Sangat kecil kemungkinannya, tidak pernah terjadi

    4 Tidak menjadi kendala (Unlikely) Dapat terjadi, namun kecil kemungkinannya

    3 Mungkin Menjadi Kendala

    (Possible) Dapat terjadi pada kondisi tertentu

    2 Menjadi Kendala (Likely) Kemungkinan terjadi secara berkala

    1 Sangat Menjadi Kendala

    (Almost Certain) Dapat terjadi kapan saja

  • 36

    Angga Herdiana, 2019 STUDI PROSES IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN PADA GEDUNG KOMERSIL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    Tabel 3.3. Kisi-kisi Penelitian

    Variabel Sub- Variabel Indikator

    Faktor -

    faktor

    kendala

    pada IMB

    Ketaatan

    Persyaratan yang ada pada Ketentuan Rencanan Kota

    Ketentuan teknis lain yang dibutuhkan untuk mendapatkan IMB

    Waktu

    Keberadaan Petugas di Front Office sesuai jam kerja

    Ketepatan waktu penyelesaian IMB

    Kesesuaian jam operasional dengan jadwal pelayanan

    Pelayanan

    Kondisi sarana dan prasarana yang ada pada dinas/badan terkait

    kesiapan petugas membantu masyarakat dalam menangani pengaduan

    Memberikan informasi yang jelas kepada pemohon IMB

    Daya tanggap petugas dalam melayani pengurusan Izin Mendirikan

    Bangunan

    Birokrasi

    Penggunaan sistem pengurusan Izin Mendirikan Bangunan berbasis online

    Sistem birokrasi yang perlu ditempuh dalam pengurusan Izin Mendirikan

    Bangunan

    Kesesuaian alur birokrasi yang ditempuh dengan alur birokrasi yang

    seharusnya

    Tahap

    Prapermohonan

    IMB

    Permohonan Keterangan Rencana Kota (KRK)

    Pengurusan Izin teknis lain sesuai kebutuhan

    Pengambilan Formulir IMB serta pelengkapan persyaratan administratif

    dan teknis

    Pemeriksaan kelengkapan persyaratan administratif dan teknis

    Tahap Proses

    Penerbitan

    IMB

    Penghitungan dan penetapan nilai retribusi

    Pembayaran retribusi dengan bukti penyerahan Surat Setoran Retribusi

    Daerah (SSRD)

    Penerbitan Dokumen IMB

    UKL-UPL

    Penyusunan dokumen UKL-UPL pada tahap perencanaan sesuai dengan

    persyaratan

    Pemeriksaan kelengkapan administrasi dan kebenaran teknis formulir isian

    UKL-UPL oleh bidang Perencanaan Lingkungan Hidup

    Pemeriksaan formulir isian UKL-UPL oleh Tim Teknis Pemeriksa UKL-

    UPL

    Pemberian rekomendasi mengenai UKL-UPL kepada pemohon oleh

    Kepala DLHK

    AMDAL

    Penilaian Kerangka Acuan oleh Komisi Penilai Amdal Kota

    Pengajuan Andal dan RKL-RPL kepada sekretariat Komisi Penilai Amdal

    Kota

    Pemeriksaan kelengkapan administrasi dokumen Andal dan RKL-RPL oleh

    sekretariat Komisi Penilai Amdal

  • 37

    Angga Herdiana, 2019 STUDI PROSES IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN PADA GEDUNG KOMERSIL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    Lanjutan Tabel 3.3.

    Variabel Sub- Variabel Indikator

    Faktor -

    faktor

    kendala

    pada IMB

    Penilaian Andal dan RKL-RPL oleh tim teknis yang ditugaskan oleh

    Komisi Penilai Amdal

    Penyelanggaraan Rapat Komisi Penilai Amdal untuk menyampaikan

    rekomendasi hasil penilaian Andal dan RKL-RPL kepada pejabat

    berwenang

    Pemberian rekomendasi hasil penilaian Andal dan RKL-RPL dalam

    Persyaratan

    Keselamatan

    Pengkajian teknis mengenai kemampuan struktur yang kokoh serta stabil

    dalam memikul beban

    Pengkajian teknis mengenai kemampuan gedung mendukung pengaruh-

    pengaruh aksi akibat beban tetap atau beban sementara (gempa dan angin).

    Pengkajian teknis mengenai kemampuan mencegah dan menanggulangi

    bahaya kebakaran

    Pengkajian teknis mengenai kemampuan mengurangi risiko kerusakan

    bahaya petir dengan sistem penangkal petir yang menjamin perlindungan

    terhadap bangunan gedung, peralatan, dan manusia.

    Pengkajian teknis mengenai kemampuan mencegah bahaya listrik dengan

    perencanaan, pemasangan, pemeriksaan, dan pemeliharaan instalasi listrik

    yang menjamin keandalan bangunan gedung terhadap ancaman bahaya

    kebakaran akibat listrik.

    Pengkajian teknis mengenai kemampuan mencegah bahaya akibat bahan

    peledak dengan perencanaan, pemasangan, dan pemeliharaan sistem

    pengamanan berupa peralatan detektor dan peralatan terkait lainnya yang

    mampu mendeteksi dan memberikan peringatan untuk tindakan

    pencegahan masuknya bahan peledak ke dalam lingkungan bangunan

    gedung.

    Persyaratan

    Kesehatan

    Pengkajian teknis mengenai kemampuan sistem penghawaan berupa

    ventilasi alami, bukaan permanen, kisi-kisi, dan ventilasi mekanik yang

    menjamin sirkulasi udara yang sehat.

    Pengkajian teknis mengenai sistem pencahayaan berupa pencahayaan

    alami, buatan, dan darurat yang menjamin tingkat iluminasi sesuai dengan

    fungsi ruang.

    Pengkajian teknis mengenai sistem air bersih dan sanitasi berupa

    penyediaan air bersih, pembuangan air kotor/limbah, kotoran, dan sampah,

    serta penyaluran air hujan yang menjamin kesehatan manusia dan

    lingkungannya.

    Pengkajian teknis mengenai penggunaan bahan bangunan gedung yang

    menjamin kesehatan dan terjaganya baku mutu lingkungan.

  • 38

    Angga Herdiana, 2019 STUDI PROSES IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN PADA GEDUNG KOMERSIL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    Lanjutan Tabel 3.3.

    Variabel Sub- Variabel Indikator

    Faktor -

    faktor

    kendala

    pada IMB

    Persyaratan

    Kenyamanan

    Pengkajian teknis mengenai kenyamanan ruang gerak dan hubungan antar

    ruang yang sesuai dengan kebutuhan luas ruang untuk pengguna dan

    perabot/peralatan serta menjamin kelancaran sirkulasi.

    Pengkajian teknis mengenai kenyamanan kondisi udara yang menjamin

    kenyamanan temperatur dan kelembaban dalam ruang.

    Pengkajian teknis mengenai kenyamanan pandangan yang memperhatikan

    kaidah perancangan arsitektur, tata ruang-dalam, tata ruang-luar dan

    privacy penghuni dan lingkungan sekitarnya.

    Pengkajian teknis mengenai tingkat kenyamanan terhadap getaran yang

    memperhatikan kaidah perancangan tingkat kenyamanan terhadap getaran.

    Pengkajian teknis mengenai tingkat kenyamanan terhadap kebisingan yang

    memperhatikan kaidah perancangan tingkat kenyamanan terhadap

    kebisingan.

    Persyaratan

    Akses Gedung

    Pengkajian teknis mengenai pencapaian kemudahan ke, dari, dalam

    bangunan gedung melalui penyediaan dan perancangan fasilitas dan

    aksesibilitas hubungan horizontal dan vertikal, pintu, koridor, tangga, ram,

    lif, escalator, dan elevator yang menjamin kemudahan pencapaian dan

    pemanfaatan ruang dalam bangunan gedung.

    Pengkajian teknis mengenai pencapaian kemudahan evakuasi melalui

    penyediaan dan perancangan sistem peringatan tanda bahaya, pintu keluar,

    pintu darurat, dan jalur evakuasi yang menjamin kemudahan evakuasi.

    Pengkajian teknis mengenai fasilitas dan aksesibilitas bagi penca dan lansia

    melalui penyediaan dan perancangan fasilitas dan aksesibilitas minimal

    tempat parkir, rambu dan marka, jalur pemandu ram, tangga, lif, pintu, toilet

    dan telepon umum yang menjamin kemudahan pencapaian, penggunaan

    fasilitas bagi semua orang termasuk penca dan lansia.

    Pengkajian teknis mengenai kelengkapan sarana dan prasarana dalam

    pemanfaatan bangunan gedung melalui penyediaan dan perancangan

    kelengkapan pemanfaatan bangunan seperti ruang ibadah, ruang ganti,

    ruang bayi, toilet, tempat parkir, tempat sampah, fasilitas komunikasi dan

    informasi yang menjamin kenyamanan, kepatutan dan kepantasan serta rasa

    keadilan.

  • 39

    Angga Herdiana, 2019 STUDI PROSES IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN PADA GEDUNG KOMERSIL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    1.5. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini dengan metode

    wawancara, dan pengisian kuesionner yang dilakukan di lapangan, studi literatur,

    dan metode studi proses Izin Mendirikan Bangunan. Adapun data yang dibutuhkan

    dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Data Primer

    Data primer merupakan data yang langsung berasal dari sumber asli atau

    sumber pertama dan bukan merupakan hasil pengolahan dari data

    sebelumnya. Data primer juga menjadi data utama yang akan diteliti. Pada

    penelitian ini, data primer yang diambil dari lapangan adalah data hasil

    pengisian kuesioner .

    2. Data Sekunder

    Data sekunder merupakan data yang tidak langsung berasal dari sumber

    asli atau dapat disebut data yang sudah diolah dari data sebelumnya. Pada

    penelitian ini, data sekunder yang diambil adalah data dari studi literatur dan

    aturan-aturan yang memuat mengenai proses izin mendirikan bangunan.

    1.6. Langkah-langkah penelitian

    1. Identifikasi

    Proses awal identifikasi dimulai dengan mempelajari proses dari Izin

    Mendirikan Bangunan yang terdapat pada peraturan atau perundang-

    undangan yang ada. Setelah itu, ditetapkan variable faktor-faktor kendala pada

    Izin Mendirikan Bangunan. Setelahnya dilakukan studi literatur untuk

    membuat daftar kendala atau variable, sub-variabel, dan indikator. Setelah

    sub-variabel dan indikator ditentukan selanjutnya mengelompokan sub-

    variabel dan indikator tersebut menjadi 3 bagian antara lain:

    a) Pelayanan pengurusan Izin Mendirikan Bangunan

    b) Persyaratan Teknis Lain dalam Pengurusan Izin Mendirikan Bangunan

    c) Persyaratan Teknis pada Kajian Tim Ahli Bangunan Gedung

  • 40

    Angga Herdiana, 2019 STUDI PROSES IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN PADA GEDUNG KOMERSIL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    2. Analisis

    Tahapan proses analisis adalah sebagai berikut :

    a. Menganalisis bagaimana proses pembuatan Izin Mendirikan Bangunan.

    b. Membuat kuesioner dari identifikasi kendala variabel yang telah diolah

    kembali.

    c. Menyebarkan kuesioner kepada pihak pelaku jasa konstruksi untuk

    mengetahui kendala yang terjadi proses Izin Mendirikan Bangunan.

    d. Menganalisis kendala dominan yang mungkin terjadi dari hasil kuesioner

    yang telah disebar.

    e. Membuat daftar kendala dominan hasil dari analisis kendala.

    f. Menarik kesimpulan atau verifikasi dari faktor-faktor yang menjadi

    kendala pada proses izin mendirikan bangunan.

  • 41

    Angga Herdiana, 2019 STUDI PROSES IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN PADA GEDUNG KOMERSIL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    Gambar 3.3. Diagram Alir

    1.7. Analisis Data

    Analisis data adalah proses untuk mengolah data menjadi informasi yang

    mudah dipahami dan dapat menjadi solusi dari permasalahan. Metode analisis data

    yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif. Metode penelitian

    deskriptif ini bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara

    Selesai

    Studi Literatur

    Identifikasi Masalah

    Mulai

    Peraturan terkait IMB

    Normatif Faktual

    Studi Lapangan

    Observasi pihak kontraktor

    Observasi pihak dinas

    Proses dari dinas setempat

    Menentukan Rumusan Masalah

    Menentukan Tujuan dan Ruang Lingkup

    Kajian Pustaka

    Pengumpulan Data

    Observasi

    Kesimpulan dan Saran

    Kuesioner

    Pengolahan dan Analisis Data

    Pemetaan Proses IMB

    Pengolahan Kuesioner

  • 42

    Angga Herdiana, 2019 STUDI PROSES IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN PADA GEDUNG KOMERSIL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar

    fenomena yang diselidiki.

    Tahapan-tahapan analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut :

    1.7.1. Uji Validitas

    Uji Validitas adalah tahap pertama yang dilakukan untuk pengolahan

    data pada variabel kendala di dalam kuesioner I. Kuesioner I berupa

    kendala yang telah dikumpulkan dari studi literatur, teori-teori, pustaka,

    jurnal dan sumber-sumber lainnya yang kemudian dikonsultasikan kembali

    dengan narasumber ahli di lapangan. Disini berbagai narasumber ahli

    diminta pendapatnya tentang variabel kendala yang telah didapat, apakah

    ada perbaikan, tanpa perbaikan ataupun diubah total kendala tersebut.

    Tujuan dari validitas adalah untuk mengetahui apakah variabel-variabel

    dalam kuesioner dapat dikategorikan valid atau relevan untuk mengukur

    variabel yang akan diteliti. Setelah instrument tersebut dianggap valid,

    maka selanjutnya akan dilakukan uji reliabilitas untuk mengetahui

    konsistensi instrument penelitian karena instrumen penelitian harus

    reliabel saat dilakukan pengulangan.

    Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Pearson

    Product Moment, langkah-langkah perhitungannya adalah sebagai berikut

    :

    1. Menghitung nilai rhitung dengan rumus :

    𝑟𝑥𝑦 = 𝑛𝑋𝑌𝑖−(𝑋)(𝑌)

    √(𝑛.𝑋2−(𝑋)2)(𝑛.𝑌2−(𝑌)2)

    Sumber : Riduwan (2015)

    Keterangan :

    r hitung = Koefisien korelasi

    X = Jumlah skor tiap item dari seluruh responden

  • 43

    Angga Herdiana, 2019 STUDI PROSES IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN PADA GEDUNG KOMERSIL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    Y = Jumlah skor total seluruh item dari keseluruhan

    responden

    N = Jumlah responden

    2. Menghitung nilai thitung dengan rumus :

    𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑟√𝑛−2

    √1−𝑟2

    Sumber : Riduwan (2015)

    Keterangan :

    t = Nilai thitung

    r = Koefisien korelasi hasil yang telah dihitung (r hitung)

    n = Jumlah responden

    Uji validitas ini dilakukan pada setiap item pernyataan dengan

    tingkat kepercayaan 95% (taraf signifikan 5% atau α = 0,05) dan derajat

    kebebasan (dk = n – 2). Jika thitung lebih besar dari ttabel maka dapat

    dinyatakan item pernyataan tersebut valid, sebaliknya jika thitung lebih kecil

    dari ttabel maka item pernyataan tersebut tidak valid.

    Apabila instrument tersebut valid, maka dapat dilihat kriteria

    penafsiran mengenai indeks korelasinya (r) sebagai berikut :

    Tabel 3.4. Kriteria Indeks Korelasi

    Nilai Korelasi (rxy) Kriteria

    0,800 – 1,000 Sangat Tinggi

    0,600 – 0, 799 Tinggi

    0,400 – 0,599 Cukup Tinggi

    0,200 – 0,399 Rendah

  • 44

    Angga Herdiana, 2019 STUDI PROSES IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN PADA GEDUNG KOMERSIL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    Rekapitulasi hasil hitung uji validitas faktor-faktor yang menjadi

    hambatan izin mendirikan bangunan dapat dilihat pada tabel berikut ini :

    Tabel 3.5. Rekapitulasi Hasil Uji Validitas

    No t hitung t tabel Keterangan

    1 2,3667 1,7709 valid

    2 2,9517 1,7709 valid

    3 4,3268 1,7709 valid

    4 2,6428 1,7709 valid

    5 2,7633 1,7709 valid

    6 3,8979 1,7709 valid

    7 2,6193 1,7709 valid

    8 1,5601 1,7709 tidak valid

    9 3,6493 1,7709 valid

    10 3,3443 1,7709 valid

    11 4,0023 1,7709 valid

    12 2,3266 1,7709 valid

    13 2,3500 1,7709 valid

    14 4,1711 1,7709 valid

    15 1,5269 1,7709 tidak valid

    16 3,4417 1,7709 valid

    17 1,8942 1,7709 valid

    18 2,0289 1,7709 valid

    19 4,7532 1,7709 valid

    20 2,6428 1,7709 valid

    21 2,4711 1,7709 valid

    22 2,4711 1,7709 valid

    23 1,8431 1,7709 valid

    24 1,0582 1,7709 tidak valid

    25 1,8696 1,7709 valid

    26 1,0467 1,7709 tidak valid

    27 2,4190 1,7709 valid

    28 2,7242 1,7709 valid

    29 1,9692 1,7709 valid

    30 3,0765 1,7709 valid

    31 2,6496 1,7709 valid

    32 1,8165 1,7709 valid

    33 2,6496 1,7709 valid

  • 45

    Angga Herdiana, 2019 STUDI PROSES IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN PADA GEDUNG KOMERSIL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    Lanjutan Tabel 3.5.

    No t hitung t tabel Keterangan

    34 4,9488 1,7709 valid

    35 4,9488 1,7709 valid

    36 1,9392 1,7709 valid

    37 1,4614 1,7709 tidak valid

    38 2,9606 1,7709 valid

    39 3,7431 1,7709 valid

    40 3,5286 1,7709 valid

    41 2,2717 1,7709 valid

    42 1,2968 1,7709 tidak valid

    43 3,7431 1,7709 valid

    44 2,6730 1,7709 valid

    45 3,0884 1,7709 valid

    46 2,1919 1,7709 valid

    47 2,9606 1,7709 valid

    48 2,9606 1,7709 valid Sumber : Hasil Analisis (2019)

    Berdasarkan hasil uji validitas terdapat 6 item pernyataan yaitu

    pernyataan; 8, 15, 24, 26 ,37, dan 42 yang tidak memenuhi syarat atau tidak

    valid (thitung ≥ ttabel) dan didapatkan 42 item pernyataan yang valid (thitung ≥

    ttabel).

    Item indikator atau pernyataan yang tidak valid antara lain:

    1. Memberikan informasi yang jelas kepada pemohon Izin Mendirikan

    Bangunan

    2. Pengambilan formulir Izin Mendirikan Bangunan serta

    perlengkaoan persyaratan administratif dan teknis

    3. Penilaian Kerangka Acuan oleh Komisi Penilai AMDAL Kota

    4. Pemeriksaan kelengkapan administrasi dokumen ANDAL dan

    RKL-RPL oleh sekretariat Komisi Penilai AMDAL.

    5. Pengkajian teknis mengenai sistem pencahayaan berupa

    pencahayaan alami, buatan, dan darurat yang menjamin tingkat

    iluminasi sesuai dengan fungsi ruang.

  • 46

    Angga Herdiana, 2019 STUDI PROSES IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN PADA GEDUNG KOMERSIL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    6. Pengkajian teknis mengenai kenyamanan pandangan yang

    memperhatikan kaidah perancangan arsitektur, tata ruang dalam,

    tata ruang luar dan privacy penghuni dan lingkungan sekitarnya.

    Item pernyataan yang valid akan diuji reliabilitas untuk mengetahui

    konsistensi alat ukur, apakah alat ukur yang digunakan dapat diandalkan

    dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang.

    1.7.2. Uji Reliabilitas

    Jika semua item pernyataan ataupun pertanyaan sudah valid, maka

    dilakukan uji reliabilitas. Pengujian reliabilitas dilakukan untuk

    mengetahui konsistensi terhadap alat ukur, hal tersebut dilakukan untuk

    melihat apakah alat ukur yang digunakan sudah dapat diandalkan dan tetap

    konsisten jika pengukuran tersebut dilakukan pengulangan.

    Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

    metode Alpha. Langkah-langkah yang digunakan dalam uji reliabilitas

    metode Alpha adalah sebagai berikut:

    a. Menghitung Varians Skor tiap item :

    Si = 𝑋𝑖

    2−(𝑋𝑖)2

    𝑁

    𝑁

    Sumber : Riduwan (2015)

    Keterangan :

    Si = Varians skor tiap-tiap item

    Xi2 = Jumlah kuadrat jawaban responden dari setiap item

    (Xi)2 = Jumlah kuadrat jawaban responden dari setiap item

    dikuadratkan

    N = Jumlah responden

  • 47

    Angga Herdiana, 2019 STUDI PROSES IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN PADA GEDUNG KOMERSIL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    b. Menjumlahkan Varians semua item

    𝑆𝑖 = 𝑆1 + 𝑆2 + 𝑆3 + ... + 𝑆𝑛

    Sumber : Riduwan (2015)

    Keterangan :

    𝑆𝑖 = Jumlah Varians skor tiap-tiap item

    𝑆1, 𝑆2, 𝑆3, 𝑆𝑛 = Varians skor tiap-tiap item

    c. Menghitung Varians total

    St = 𝑌𝑖

    2−(𝑌𝑖)2

    𝑁

    𝑁

    Sumber : Riduwan (2015)

    Keterangan :

    St = Harga varians total

    Yi2 = Jumlah kuadrat skor total

    (Yi)2 = Jumlah kuadrat dari skor total

    N = Jumlah responden

    d. Menghitung reliabilitas instrument (𝑟11) dengan rumus Alpha

    𝑟11 = (𝑘

    𝑘−1)(1 −

    𝑆𝑖

    𝑆𝑡)

    Sumber : Riduwan (2015)

    Keterangan :

    𝑟11 = Nilai Reliabilitas

    𝑆𝑖 = Jumlah Varians skor tiap item

    𝑆𝑡 = Varians total

    k = Jumlah Item

  • 48

    Angga Herdiana, 2019 STUDI PROSES IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN PADA GEDUNG KOMERSIL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    Uji reliabilitas menghasilkan nilai 𝑟11 yang dikonsultasikan dengan

    nilai tabel r Product Moment dengan tingkat kepercayaan 95% (taraf

    signifikan 5% atau α = 0,05) dan derajat kebebasan (dk = N – 1). Jika 𝑟11

    lebih besar dari 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka dapat dinyatakan data yang dianalisis adalah

    reliabel, sebaliknya jika 𝑟11 lebih kecil daripada 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka data yang

    dianalisis adalah tidak reliabel.

    Apabila data tersebut reliabel, maka dapat dilihat kriteria penafsiran

    mengenai kriteria reliabilitasnya (𝑟11) sebagai berikut :

    Tabel 3.6. Kriteria Reliabilitas

    Interval Koefisien Reliabilitas (𝑟11) Kriteria

    0,800 – 1,000 Sangat Tinggi

    0,600 – 0,799 Tinggi

    0,400 – 0,599 Cukup Tinggi

    0,200 – 0,399 Rendah

  • 49

    Angga Herdiana, 2019 STUDI PROSES IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN PADA GEDUNG KOMERSIL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    pernyataan yang memiliki tingkat reliabilitas yang sangat tinggi. Maka,

    dapat disimpulkan bahwa alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini

    dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang.

    1.7.3. Statistik Deskriptif

    Statistik deskriptif adalah statistik untuk menganalisis data yang

    dilakukan dengan cara menggambarkan atau mendeskripsikan data-data

    yang telah terkumpul. Statistik deskriptif ini adalah penerapan dari metode

    statistik untuk mengumpulkan, mengolah, menyajikan dan menganalisis

    data-data kuantitatif secara deskriptif. Digunakannya analisis deskriptif ini

    yaitu untuk menganalisis nilai rata-rata (mean) untuk menetapkan nilai

    skala faktor-faktor kemungkinan terjadinya kendala.

    1.7.4. Analisis Menggunakan AHP (Analytical Hierarcy Process) dengan

    Pendekatan Saaty

    Penggunaan AHP pada penelitian ini dikarenakan pada setiap sub-

    variable terdapat indicator-indikator yang dijadikan sebagai acuan untuk

    menjadi factor kendala pada pelaksanaan pengurusan Izin Mendirikan

    Bangunan. Setiap faktor kendala tersebut dapat dianalisis dengan metode

    AHP untuk menjadi faktor-faktor kendala utama pada proses pengurusan

    Izin Mendirikan Bangunan.

    Analisis yang dilakukan yaitu dengan mencari kendala atau

    hambatan yang sering terjadi dalam pengurusan Izin Mendirikan Bangunan

    menggunakan Analytical Hierarcy Process. Menurut Saaty (2008), dalam

    menentukan suatu keputusan diperlukan banyak pendapat dan perlu

    dirundingkan oleh banyak pakar untuk didapatkan hasil yang objektif dari

    permasalahan yang diangkat.

    Menurut Darmanto (2014), Analytical Hierarchy Process (AHP)

    adalah suatu teori umum tentang pengukuran yang digunakan untuk

    menemukan skala rasio, baik dari perbandingan berpasangan yang diskrit

  • 50

    Angga Herdiana, 2019 STUDI PROSES IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN PADA GEDUNG KOMERSIL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    maupun kontinyu. AHP menguraikan masalah multi faktor atau multi

    kriteria yang kompleks menjadi suatu peringkat.

    Pada penelitian ini digunakan metode Analitycal Hierarchy Process

    (AHP) untuk menentukan bobot dari masing-masing option untuk melihat

    skala prioritas frekuensi terjadinya kendala dengan memberikan peringkat

    pada kendala dan untuk menentukan kendala mana saja yang dapat

    dikatakan kendala yang dominan. Metode Analitycal Hierarchy Process

    (AHP) yang ada pada penelitian ini memiliki kelebihan antara lain :

    1. AHP membuat permasalahan yang luas dan tidak terstruktur menjadi

    suatu model yang fleksibel dan mudah dipahami.

    2. AHP memecahkan permasalahan yang kompleks melalui pendekatan

    sistem dan pengintegrasian secara deduktif.

    3. AHP menyediakan skala pengukuran dan metode untuk mendapatkan

    prioritas.

    4. AHP mempertimbangkan konsistensi logis dalam penilaian yang

    digunakan untuk menentukan prioritas.

    5. Metode AHP mampu menghasilkan hasil yang lebih konsisten

    dibandingkan dengan metode-metode lain.

    Suryadi dan Ramdhani (dalam Syaifullah, 2010) menyatakan

    langkah-langkah dalam metode Analytical Hierarchy Process (AHP) ini

    diantaranya adalah sebagai berikut :

    1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan.

    2. Membuat struktur hierarki yang diawali dengan tujuan utama.

    Setelah menyusun tujuan utama sebagai level teratas akan disusun

    level hirarki yang berada dibawahnya yaitu kriteria-kriteria yang

    cocok untuk mempertimbangkan atau menilai kendala yang telah

    diidentifikasi dan menentukan kendala dominannya. Tiap kriteria

    mempunyai intensitas yang berbeda-beda.

  • 51

    Angga Herdiana, 2019 STUDI PROSES IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN PADA GEDUNG KOMERSIL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    Gambar 3.4 Struktur Hirarki Penentuan Prioritas Kendala Dominan

    3. Membuat matrik perbandingan berpasangan yang menggambarkan

    kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap tujuan atau

    kriteria yang setingkat diatasnya.

    4. Mendefinisikan perbandingan berpasangan matriks. Perbandingan

    dilakukan berdasarkan “Judgement” dari pengambil keputusan dengan

    menilai tingkat kepentingan suatu elemen dibandingkan elemen

    lainnya. Saaty menetapkan skala nilai absolut untuk nilai matriks

    perbandingan berpasangan antar elemen yang ditunjukkan pada tabel

    berikut :.

    Prioritas Kendala Dominan

    Sangat

    Tidak

    Menjadi

    Kendala

    Tidak

    Menjadi

    Kendala

    Mungkin

    Menjadi

    Kendala

    Menjadi

    Kendala

    Sangat

    Menjadi

    Kendala

    Kendala

    X1 Kendala

    X2 Kendala

    X3 Kendala

    X4 Kendala

    X5 Kendala

    Xn

  • 52

    Angga Herdiana, 2019 STUDI PROSES IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN PADA GEDUNG KOMERSIL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    Tabel 3.8. Skala Tingkat Kepentingan Matriks

    Intensitas

    Kepentingan Definisi Penjelasan

    1 Sama Pentingnya Dua faktor memiliki pengaruh yang

    sama terhadap sasaran

    2 Sama Pentingnya hingga

    Sedikit Lebih Penting

    3 Sedikit Lebih Penting Salah satu faktor sedikit lebih

    berpengaruh dibanding faktor lainnya

    4 Sedikit Lebih Penting

    hingga Jelas Lebih Penting

    5 Jelas Lebih Penting Salah satu faktor lebih berpengaruh

    dibanding faktor lainnya

    6 Jelas Lebih Penting hingga

    Sangat Jelas Lebih Penting

    7 Sangat Jelas Lebih Penting Salah satu faktor sangat lebih

    berpengaruh dibanding faktor lainnya

    8

    Sangat Jelas Lebih Penting

    hingga Mutlak Lebih

    Penting

    9 Mutlak Lebih Penting Salah satu faktor jauh lebih

    berpengaruh dibanding faktor lainnya

    Sumber : Saaty (2008)

    Perbandingan tingkat kepentingan ini disajikan dalam bentuk matriks

    perbandingan berpasangan dengan nilai skala tingkat kepentingan di atas.

    Nilai skala yang dipilih menjadi elemen matriks adalah 1, 3, 5, 7, dan 9,

    sedangkan nilai 2, 4, 6 dan 8 diabaikan karena nilai tersebut adalah nilai

    rentang antara dua nilai utamanya yang berdekatan.

  • 53

    Angga Herdiana, 2019 STUDI PROSES IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN PADA GEDUNG KOMERSIL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    Cara pengisian elemen-elemen pada matriks berpasangan adalah :

    a. Elemen a[ i,i ] = 1 dimana i = 1,2,3,...,n

    b. Elemen matriks segitiga atas sebagai input.

    c. Elemen matriks segitiga bawah mempunyai rumus a [j,i] = 1

    𝑎 [𝑖,𝑗] untuk

    i≠j.

    Tabel 3.9. Matriks Perbandingan Berpasangan

    Kategori

    Sangat

    Menjadi

    Kendala

    Menjadi

    Kendala

    Kurang

    Menjadi

    Kendala

    Tidak

    Menjadi

    Kendala

    Sangat

    Tidak

    Menjadi

    Kendala

    Sangat

    Menjadi

    Kendala

    1 3 5 7 9

    Menjadi

    Kendala 0,333 1 3 5 7

    Kurang

    Menjadi

    Kendala

    0,2 0,333 1 3 5

    Tidak

    Menjadi

    Kendala

    0,143 0,2 0,333 1 3

    Sangat

    Tidak

    Menjadi

    Kendala

    0,111 0,143 0,2 0,333 1

    Jumlah 1,787 4,676 9,533 16,333 25

    Sumber : Saaty (1993)

    5. Menghitung nilai bobot elemen dengan menggunakan eigen vector dan

    menguji konsistensinya, jika tidak konsisten maka pengambilan data

    diulangi. Menguji konsistensi setiap matriks berpasanga n antar

    alternatif dengan rumus masing-masing elemen matriks berpasangan

    dikalikan dengan nilai prioritas kriteria. Hasilnya masing-masing baris

    dijumlah, kemudian hasilnya dibagi dengan masing-masing nilai

    prioritas kriteria sebanyak 1, 2, 3, ..., n.

    Menghitung Lamda max dengan rumus

  • 54

    Angga Herdiana, 2019 STUDI PROSES IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN PADA GEDUNG KOMERSIL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    max =

    𝑛

    6. Mengulangi langkah 3, 4 dan 5 untuk seluruh tingkat hirarki.

    7. Menghitung eigen vector dari setiap matriks perbandingan

    berpasangan.

    8. Memeriksa konsistensi hirarki. Uji konsistensi hirarki dihitung dari

    consistency ratio (CR), nilai CR harus lebih kecil atau sama dengan

    10% maka dapat dikatakan hasil penelitian hirarki konsisten. Jika

    nilainya lebih dari 10% maka penilaian data harus diperbaiki.

    Menghitung Indeks Konsistensi (CRI) dengan rumus :

    CRI = 𝑚𝑎𝑘𝑠−𝑛

    𝑛−1

    Menghitung Rasio Konsistensi (CRH) dengan rumus :

    CRH = 𝐶𝑅𝐼

    𝑅𝐼

    Tabel 3.10. Nilai Ratio Index (RI)

    Sumber : Saaty (1993)

    Jika CR < 0,1 maka nilai perbandingan berpasangan pada

    matriks kriteria yang diberikan konsisten. Jika CR > 0,1 maka nilai

    perbandingan berpasangan pada matriks kriteria yang diberikan tidak

    konsisten.

    9. Hasil akhirnya berupa nilai prioritas global yang digunakan oleh

    pengambil keputusan berdasarkan skor tertinggi untuk menentukan

    peringkat kendala. Penjelasan mengenai perhitungan lebih jelas pada

    bab IV.

    N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

    Ratio

    Index

    (RI)

    0 0 0,58 0,9 1,12 1,24 1,32 1,41 1,45 1,49 1,51 1,48