bab iii metode penelitian 3.1 jenis dan lokasi penelitian...

16
28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen. Dimana terdapat dua kelompok dengan kondisi yang homogen. Kelompok pertama yaitu kelompok kontrol atau kelompok yang tidak diberikan perlakuan, kelompok yang kedua yaitu kelompok eksperimen, kelompok inilah yang akan diberikan perlakuan. Perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penggunaan benda kongkret dalam model pembelajaran make a match . Tujuan dari penelitian eksperimen adalah untuk menyelidiki ada tidaknya hubungan sebab-akibat, berapa besar hubungan sebab-akibat tersebut dengan cara memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada beberapa kelompok eksperimen dan menyediakan kontrol untuk perbandingan. 3.1.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2011/ 2012. Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini yaitu di SD Gugus Perkutut Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang dengan mengambil 2 SD yaitu SD Negeri Karangtengah 01 dan SD Negeri Tlogo. 3.1.3 Prosedur Eksperimen Sesuai desain eksperimen yang akan digunakan maka prosedur eksperimennya yaitu sebagai berikut: 1. Membuat kisi-kisi tes 2. Menyusun instrumen tes uji coba berdasar kisi-kisi yang ada 3. Mengujicobakan instrumen tes uji coba yang berbentuk pilihan ganda dan uraian

Upload: ngonguyet

Post on 22-Aug-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/783/4/T1_292008013_BAB III.pdfbenda kongkret dalam model pembelajaran . make a

28

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian

3.1.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen. Dimana

terdapat dua kelompok dengan kondisi yang homogen. Kelompok pertama

yaitu kelompok kontrol atau kelompok yang tidak diberikan perlakuan,

kelompok yang kedua yaitu kelompok eksperimen, kelompok inilah yang

akan diberikan perlakuan.

Perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penggunaan

benda kongkret dalam model pembelajaran make a match . Tujuan dari

penelitian eksperimen adalah untuk menyelidiki ada tidaknya hubungan

sebab-akibat, berapa besar hubungan sebab-akibat tersebut dengan cara

memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada beberapa kelompok

eksperimen dan menyediakan kontrol untuk perbandingan.

3.1.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2011/

2012. Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini yaitu di SD Gugus Perkutut

Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang dengan mengambil 2 SD yaitu

SD Negeri Karangtengah 01 dan SD Negeri Tlogo.

3.1.3 Prosedur Eksperimen

Sesuai desain eksperimen yang akan digunakan maka prosedur

eksperimennya yaitu sebagai berikut:

1. Membuat kisi-kisi tes

2. Menyusun instrumen tes uji coba berdasar kisi-kisi yang ada

3. Mengujicobakan instrumen tes uji coba yang berbentuk pilihan ganda dan

uraian

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/783/4/T1_292008013_BAB III.pdfbenda kongkret dalam model pembelajaran . make a

29

29

4. Menganalisis data hasil instrumen tes uji coba pada kelas uji coba untuk

mengetahui validitas dan reabilitas soal

5. Melakukan tes 1 pada kedua kelompok untuk mengetahui kondisi awalnya

6. Memberi perlakuan pada siswa kelas IV SD Negeri Karangtengah 01

sebagai kelompok kontrol dan SD Negeri Tlogo sebagai kelompok

eksperimen

7. Memberi tes 2 kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

8. Menganalisis hasil yang diperoleh dari tes hasil belajar

9. Menyusun laporan hasil penelitian

Langkah selanjutnya yaitu membuat rancangan penelitian.

Rancangan penelitian yang akan dilakukan yaitu, pertama kali memastikan

kedua kelompok memiliki kondisi awal yang sama, dengan cara melakukan

tes 1 kepada kedua kelompok. Kemudian kelompok kontrol (SD Negeri

Karangtengah 01) diberikan perlakuan secara konvensional sedangkan

kelompok eksperimen (SD Negeri Tlogo) diberikan perlakuan dengan

model pembelajaran make a match dengan menggunakan benda kongkret.

Dilakukan tes 2 untuk mengetahui hasil belajar masing-masing kelompok,

kemudian dianalisis dan digunakan untuk menyusun laporan, terkait

penarikan kesimpulan hasil penelitian. Secara sederhana rancangan

penelitian dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gbr. 3.1

Bagan Rancangan Penelitian Efektifitas Penggunaan Benda Kongkret Pada Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar IPS Kelas IV

SD Di Gugus Perkutut Tuntang Semarang Semester II Tahun Ajaran 2011/2012

Kondisi

A

w

a

l

S

i

s

w

a

s

a

m

a

Kelompok

kont

rol Hasil

B

e

l

a

j

a

r

Perlakuan dengan

pengguna

an benda

kongkret

pada

model

pembelaja

ran make

a match

Perlakuan

konvensio

nal

Kelompok

eksp

erim

en

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/783/4/T1_292008013_BAB III.pdfbenda kongkret dalam model pembelajaran . make a

30

30

Peneliti menggunakan Quasi Experimental Design, jenis desain yang

digunakan Nonequivalent Control Group Design, karena dalam penelitian

ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara

random (Sugiyono, 2011:116). Nonequivalent Control Group Design

merupakan salah satu desain kuasi eksperimen. Kedua kelompok tidak

dipilih berdasarkan random, untuk mengetahui keadaan awal kedua

kelompok sama (homogen) maka dilakukan tes 1, lalu diuji homogenitas

berdasarkan hasil tes 1. Setelah dipastikan kedua kelompok dalam kondisi

yang sama (homogen) maka diberikan perlakuan (x) kepada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan (konvensional),

dengan materi ajar yang sama. Diberikan lagi tes 2 untuk mengetahui

keadaan kedua kelompok setelah diberikan perlakuan (x) kepada kelompok

eksperimen dan konvensional kepada kelompok kontrol. Setelah didapatkan

hasil tes 2, maka dilakukan uji terhadap hasil tes 2 (t-test), lalu dilakukan

analisis untuk mengetahui keadaan kelompok setelah perlakuan serta

pertimbangan untuk mengambil kesimpulan. Desain penelitian secara lebih

jelas dapat dilihat pada gambar di berikut ini:

Gambar 3.2

Desain Eksperimen Nonequivalent Control Group Design

O1 X O2

O3 04

Keterangan:

X : Perlakuan (Penggunaan benda kongkret pada model pembelajaran

make a match)

O1 : Pengukuran tes 1 hasil belajar kelompok eksperimen

O2 : Pengukuran tes 2 hasil belajar kelompok eksperimen

O3 : Pengukuran tes 1 hasil belajar kelompok kontrol

O4 : Pengukuran tes 2 hasil belajar kelompok kontrol

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/783/4/T1_292008013_BAB III.pdfbenda kongkret dalam model pembelajaran . make a

31

31

3.2 Variabel Penelitian

Variabel bebasnya yaitu penggunaan benda kongkret pada model

make a match dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Siswa dibagi menjadi tiga kelompok. Kelompok I sebagai kelompok

pemegang kartu soal, kelompok II sebagai kelompok pemegang kartu

jawaban dan kelompok III sebagai penilai.

b. Guru menyiapkan benda kongkret, kartu soal dan kartu jawaban.

c. Setiap siswa dari kelompok I mendapatkan satu kartu soal dan setiap

anggota dari kelompok II mendapatkan satu kartu jawaban.

d. Kelompok I yang memegang kartu soal memikirkan jawaban sedangkan

kelompok II yang memegang kartu jawaban memikirkan soal yang sesuai.

e. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yangcocok dengan

kartunya (soal maupun jawaban).

f. Selanjutnya setelah kelompok I dan II berpasangan. Kartu yang telah

dipasangkan (soal dan jawaban) diberikan kepada kelompok III untuk

dikoreksi.

g. Kelompok III sebagai penilai memberikan poin kepada kelomok yang

benar.

h. Setelah batas waktu yang ditentukan habis, kemudian ketiga kelompok

bertukar peran, kelompok I menjadi penilai, kelompok II menjadi kelompok

pemegang kartu soal dan kelompok III sebagai pemegang kartu jawaban.

i. Selanjutnya melakukan langkah seperti di atas.

j. Petukaran peran dilakukan sampai semua kelompok merasakan menjadi

kelompok pemegang kartu soal, kartu jawaban dan penilai.

k. Kesimpulan/ penutup.

Variabel terikat (Dependent) adalah variabel yang dipengaruhi oleh

variabel independent (Endang Mulyatiningsih, 2011:90). Dalam penelitian

ini variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa kelas IV semester II tahun

ajaran 2011/2012.

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/783/4/T1_292008013_BAB III.pdfbenda kongkret dalam model pembelajaran . make a

32

32

Hasil Belajar : besarnya skor yang diperoleh siswa kelas IV dari

nilai proses (pemegang kartu soal, kartu jawaban dan penilaian) dan nilai

hasil (tes formatif) pada akhir kegiatan pembelajaran.

Hasil belajar : 40% nilai proses + 60% nilai hasil

3.3 Populasi Dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah sekumpulan orang, hewan, tumbuhan atau benda

yang mempunyai karakteristik tertentu yang akan diteliti (Endang

Mulyatiningsih, 2011:10). Populasi dalam penelitian ini yaitu SD imbas di

gugus Perkutut kecamatan Tuntang kabupaten Semarang semester II tahun

ajaran 2011/2012 yang terdiri dari 5 SD imbas. Data lebih rinci disajikan

pada tabel berikut ini:

Tabel 3.1

Daftar Sekolah Dasar Imbas Gugus Perkutut

Kabupaten Semarang

No Nama Sekolah

1 SD Negeri Tlogo

2 MI Watuagung

3 SD Negeri Watuagung 01

4 SD Negeri Watuagung 02

5 SD Negeri Karangtengah 01

3.3.2 Sampel

Pada saat pelaksanaan penelitian, peneliti tidak memakai semua SD

imbas yang ada. Peneliti menggunakan cluster sampling. Cluster sampling

digunakan apabila populasi sasaran eksperimen cukup luas dan peneliti

berkeinginan untuk mengambil sebagian populasi (sampel) yang mewakili

saja (Endang Mulyatiningsih, 2011:96). Jadi, sampel penelitian yang

digunakan yaitu SD Negeri Tlogo dan SD Negeri Karangtengah 01

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/783/4/T1_292008013_BAB III.pdfbenda kongkret dalam model pembelajaran . make a

33

33

kecamatan Tuntang kabupaten Semarang. Data lebih rinci dapat dilihat

dalam tabel berikut ini.

Tabel 3.2

Data Siswa Kelas IV SD Negeri Tlogo dan SD Negeri Karangtengah 01

Tuntang Semarang Semester II Tahun ajaran 2011/2012

3.4 Teknik Dan Instrumen Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yaitu cara yang digunakan untuk

mengumpulkan atau memperoleh data dalam suatu penelitian. Adapun

teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai

berikut :

1. Tes

Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data utama dalam

penelitian ini adalah tes formatif hasil belajar dalam bentuk tes pilihan

ganda dan uraian. Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas

IV mata pelajaran IPS. Sebelum membuat instrumen pengumpulan data,

maka terlebih dahulu membuat kisi-kisi instrumen. Secara lebih jelas kisi-

kisi instrumen dapat dilihat pada lampiran 3 dan 4.

2. Non tes

Teknik non tes adalah pengukuran yang digunakan untuk

mengetahui kemampuan siswa tanpa menggunakan tes. Penelitian ini

menggunakan teknik observasi yaitu sebuah teknik pengukuran untuk

melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala

Sekolah Total Perlakuan

SD Negeri Tlogo 30 Kelompok Eksperimen

SD Negeri Karangtengah 01 26 Kelompok Kontrol

Jumlah siswa 56

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/783/4/T1_292008013_BAB III.pdfbenda kongkret dalam model pembelajaran . make a

34

34

yang tampak pada objek penelitian. Observasi dilakukan untuk 2 hal yaitu:

implementasi RPP dan kegiatan siswa.

a. Observasi Aktifitas Guru Dalam Pembelajaran

Observasi digunakan untuk mendapatkan data tentang pencapaian

pengajar dalam pemberian treatment di dalam kelas, sehingga di dalam

pelaksanaan pembelajaran benar-benar sesuai dengan kondisi dan proses

yang diharapkan. Observasi dilakukan terhadap proses pembelajaran dengan

menggunakan benda kongkret pada model pembelajaran make a match,

untuk melakukan observasi tersebut maka dibuat instrumen observasi.

Sebelum instrument observasi dibuat, maka dibuat dulu kisi – kisi instrumen

observasi. Konsep dasar penyusunan instrument observasi dalam hal ini

adalah model dan prosedur pelaksanaan pembelajaran yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu penggunaan benda kongkret pada model

pembelajaran make a match dalam kegiatan pembelajaran. Secara lebih jelas

kisi-kisi observasi aktifitas guru dalam pembelajaran disajikan pada tabel

berikut ini:

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Observasi Implementasi RPP Untuk Aktifitas Guru

Indikator Aspek yang diamati

Persiapan

1. Mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa

2. Penggunaan benda kongkret dan kartu-kartu sesuai dengan

materi yang akan diajarkan

3. Menyiapkan masalah yang akan dipecahkan

Pelaksana-

an

Kegiatan Awal

4. Membuka pelajaran dengan salam

5. Melakukan apersepsi dan motivasi

6. Menjelaskan tujuan pembelajaran

7. Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran

Kegiatan Inti

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/783/4/T1_292008013_BAB III.pdfbenda kongkret dalam model pembelajaran . make a

35

35

8. Membentuk tiga kelompok (kelompok pemegang soal, kelompok

pemegang jawaban dan kelompok penilai).

9. Menjelaskan peran setiap kelompok dengan jelas.

10. Menjelaskan manfaat dan kegunaan benda kongkret yang telah

disediakan dalam menunjang pembelajaran.

11. Sebagai fasilitator dalam kegiatan mencari pasangan

12. Merangsang terjadinya interaksi antar siswa

13. Memberi kesempatan kelompok penilai untuk melaporkan hasil

penilaiannya.

14. Memuji siswa yang giat dan aktif dalam kegiatan pembelajaran

Penutup 15. Menyimpulkan materi pembelajaran dengan melibatkan siswa

16. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa

Setelah dibuat kisi-kisi barulah dibuat instrumen observasi aktifitas

guru dalam kegiatan pembelajaran. Instrumen observasi dan rekap hasil

observasi aktifitas guru dalam kegiatan pembelajaran pada lampiran 16 dan

17.

b. Observasi Keaktifan Siswa Dalam Kegiatan Pembelajaran

Observasi ini dilakukan pada kelompok eksperimen yaitu kelas IV

SD Negeri Tlogo kecamatan Tuntang kabupaten Semarang. Sebelum dibuat

instrumen observasi keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran, maka

terlebih dahulu dibuat kisi-kisinya. Kisi-kisi observasi keaktifan siswa

dalam kegiatan pembelajaran secara lebih jelas disajikan pada tabel di

bawah ini:

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Observasi Implementasi RPP Keaktifan Siswa

Indikator Aspek yang diamati

Persiapan 1. Siswa membawa alat tulis dan materi yang akan dipelajari

2. Siswa antusias mengikuti pembelajaran

Pelaksanaan 3. Siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/783/4/T1_292008013_BAB III.pdfbenda kongkret dalam model pembelajaran . make a

36

36

P = Jumlah peserta didik yang menjawab benar dibagi dengan jumlah

peserta didik keseluruhan atau

P = Proporsi peserta didik yang menjawab dengan benar

Indikator

4. Siswa aktif saat kegiatan mencari kartu soal yang cocok

dengan kartu jawaban.

Aspek yang diamati

Pelaksanaan 5. Siswa aktif saat kegiatan mencari kartu jawaban yang cocok

dengan kartu soal.

6. Siswa aktif saat menjadi penilai pasangan kartu yang sesuai.

Penutup 7. Siswa menyelesaikan semua peran dengan baik.

8. Siswa mampu menarik kesimpulan dari materi yang telah

dipelajari.

Langkah berikutnya jika kisi-kisi telah selesai dibuat yaitu membuat

instrumen observasi keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Instrumen observasi dan rekap hasil observasi keaktifan siswa dalam

kegiatan pembelajaran dapat dilihat pada lampiran 18 dan 19.

3.5 Uji Tingkat Kesukaran Soal

Tingkat kesukaran soal adalah angka yang menunjukkan proporsi

peserta didik yang menjawab betul suatu butir soal (Slameto, 2001).

Semakin tinggi tingkat kesukaran berarti soal itu semakin mudah, begitu

pula sebaliknya semakin rendah tingkat kesukaran berarti soal itu semakin

sukar. Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu

soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam

bentuk indeks. Indeks tingkat kesukaran (P), dapat dihitung dengan rumus:

Menurut Naniek Sulistya Wardani (2009:8.7), rentang nilai tingkat

kesukaran soal berkisar antara 0-1, secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/783/4/T1_292008013_BAB III.pdfbenda kongkret dalam model pembelajaran . make a

37

37

Tabel 3.5

Klasifikasi Nilai Tingkat Kesukaran

Rentang Nilai Tingkat Kesukaran

0.00 – 0.25 Sukar

0.26 – 0.75 Sedang

0.76 – 1.00 Mudah

Hasil perhitungan tingkat kesukaran soal, secara rinci disajikan pada

tebel di bawah ini:

Tabel 3.6

Frekuensi Tingkat Kesukaran Butir Soal Pilihan Ganda (30 soal)

Kategori Frekuensi (f) No item soal

Sukar - -

Sedang 26 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15,

16, 17, 18, 19, 20, 21, 23, 25, 26, 27, 29, 30

Mudah 4 5, 22, 24, 28

Dari tabel 3.6 terlihat jelas bahwa tidak ada 1 item soal yang masuk

dalam kategori sukar, 26 soal termasuk dalam kategori sedang dan 4 soal

termasuk dalam kategori mudah. Perhitungan lebih rinci dapat dilihat pada

lampiran 11.

Tingkat kesukaran soal uraian menurut klasifikasi Puspendik dalam

Rahma Zulaiha (2008:34) diperoleh melalui perhitungan dengan

menggunakan rumus:

TK = Mean

Skor maksimum

Keterangan :

TK : Tingkat kesukaran soal uraian

Mean : Rata-rata skor siswa

Skor Maksimum : Skor maksimum perolehan soal

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/783/4/T1_292008013_BAB III.pdfbenda kongkret dalam model pembelajaran . make a

38

38

Hasil perhitungan tingkat kesukaran soal, secara rinci disajikan pada

tebel di bawah ini:

Tabel 3.7

Frekuensi Tingkat Kesukaran Butir Soal Uraian (10 soal)

Kategori Frekuensi (f) No item soal

Sukar 1 1

Sedang 9 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,

10

Mudah - -

Dari tabel 3.7 terlihat jelas bahwa tidak ada soal yang masuk dalam

kategori mudah, 9 soal termasuk dalam kategori sedang dan 1 soal termasuk

dalam kategori sukar. Perhitungan lebih rinci dapat dilihat pada lampiran

11.

3.6 Uji Instrumen Penelitian

3.6.1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan suatu instrumen. Sebuah instrumen dinyatakan valid apabila

mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari

variabel yang diteliti secara tepat (Suharsimi, 2006;168; dalam Dwinanto,

2011:34)

Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik

korelasi product moment yang dikemukakan Pearson (Suharsimi, 2009: 69;

dalam Dwinanto; 2011:34). Rumus korelasi product moment dengan angka

kasar.

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi pearson

x = variabel bebas

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/783/4/T1_292008013_BAB III.pdfbenda kongkret dalam model pembelajaran . make a

39

39

y = variabel terikat

n = jumlah data

Uji validitas dilakukan oleh bantuan SPSS 19.0. Dasar pengambilan

keputusan item yang valid berdasarkan kriteria Naniek Sulistya Wardani

(2009:8.12) bahwa suatu item instrument penelitian dianggap valid jika

memiliki koefisien corrected item to total correlation ≥ 0,20. Kategori

inilah yang digunakan untuk menentukan apakah item valid atau tidak,

dengan rentang indeks validitas sebagai berikut:

Tabel 3.8

Klasifikasi Indeks Validitas

Instrumen soal tes yang akan diberikan pada kelas eksperimen dan

kelas kontrol dilakukan uji coba terlebih dahulu. Instrumen diujikan di SD

Negeri Karanganyar 01 kecamatan Tuntang kabupaten Semarang pada

tanggal 24 maret 2012. Setelah uji coba dilakukan, kemudian dilakukan uji

validitas instrumen. Dari 30 item soal pilihan ganda dan 10 soal uraian,

setelah dilakukan perhitungan uji validitas dengan menggunakan bantuan

SPSS 19,0 diketahui dari 30 item soal pilihan ganda terdapat 5 soal yang

tidak valid terdapat pada item soal nomor 2, 9, 14, 27, dan 29. Kemudian

dari 25 item soal yang sudah valid dilakukan uji validitas lagi, ternyata

semua item soal tetap valid. Dari 25 item soal pilihan ganda yang valid,

semuanya digunakan untuk instrumen penelitian.

Selain item soal pilihan ganda terdapat juga item soal uraian. Uji

validitas soal juga dilakukan terhadap soal uraian. Dari 10 item soal uraian,

No Indeks Interprestasi

1 0.81-1.00 Sangat tinggi

2 0.61-0.80 Tinggi

3 0.41-0.60 Cukup

4 0.21-0.40 Rendah

5 0.00-0.20 Sangat rendah

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/783/4/T1_292008013_BAB III.pdfbenda kongkret dalam model pembelajaran . make a

40

40

setelah dilakukan uji validitas maka diketahui bahwa ada 2 item soal yang

tidak valid yaitu instrumen nomor 3, 8. Kemudian dari 8 item soal yang

sudah valid dilakukan uji validitas lagi, ternyata terdapat 1 soal yang tidak

valid yaitu instrumen nomor 2. Dari 7 item soal uraian yang valid, kemudian

dilakukan uji validitas lagi, ternyata semua item soal tetap valid. Dari 7 item

soal yang sudah valid hanya 5 soal yang digunakan untuk instrumen

penelitian. Instrumen penelitian sebanyak 30 soal terdiri dari 25 soal pilihan

ganda dan 5 soal uraian. Karena seluruh item sudah valid maka item soal

sudah bisa digunakan untuk instrumen penelitian. Hasil uji validitas secara

lebih rinci dapat dilihat pada lampiran 7, 8, 9 dan 10.

3.6.2 Uji Reliabilitas

Menurut Sudjana (2011:16), reliabilitas alat penilaian adalah

ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya.

Artinya, kapanpun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil

yang relatif sama. Rumus reliabilitas dengan metode Alpha (Sugiyono,

2006:282) adalah:

Keterangan :

: koefisien realibilitas alpha

k : mean kuadrat antara subyek

: mean kuadrat kesalahan

: varians total

Koefisien reliabilitas selalu berada dalam rentangan 0 - 1 yang

menunjuk pada prosentase varian error dengan sumber variasi yang

berbeda. Untuk mengetahui reliabilitas skor tes dalam penelitian ini

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/783/4/T1_292008013_BAB III.pdfbenda kongkret dalam model pembelajaran . make a

41

41

menggunakan SPSS 19.0. Berikut tabel rentang indeks reliabilitas menurut

Naniek Sulistya Wardani (2009:8.14):

Tabel 3.9

Klasifikasi Indeks Reliabilitas

No Indeks Interprestasi

1 0.80-1 .00 Sangat reliabel

2 < 0.80-0.60 Reliabe reliabel

3 < 0.60- 0.40 Cukup reliabel

4 < 0.40- 0.20 Agak R reliabel

5 < 0.20 Kurang reliabel

Hasil uji reliabilitas instrumen soal tes dengan bantuan SPSS 19,0

diperoleh hasil untuk uji validitas pertama item soal pilihan ganda sebanyak

30 soal, tingkat reliabilitasnya sebesar 0,871 dengan interprestasi sangat

reliabel, kemudian setelah dilakukan uji reliabilitas lagi terhadap 25 soal

yang sudah valid, reliabilitasnya sedikit meningkat dengan angka 0,889

maka interprestasinya sangat reliabel.

Uji reliabilitas juga dilakukan pada item soal uraian. Item soal uraian

berjumlah 10. Dari hasil uji validitas pertama terhadap 10 item soal uraian,

angka reliabilitasnya 0,612 dengan interprestasi reliabel. Setelah dilakukan

uji validitas kedua terhadap 8 item soal uraian yang sudah valid, angka

reliabilitas meningkat menjadi 0,739 dengan interprestasi reliabel.

Dari hasil uji reliabilitas dengan interprestasi bahwa item soal sudah

reliabel, maka item soal sudah layak digunakan untuk instrumen penelitian,

baik instrumen soal pilihan ganda maupun item soal uraian. Hasil uji

reliabilitas secara lebih rinci dapat dilihat pada lampiran 7, 8, 9 dan 10.

3.6.3 Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk menguji apakah varians-varians

tersebut homogen atau tidak. Kedua kelompok dikatakan homogen jika nilai

signifikansi > 0.05. Rumus uji homogenitas adalah sebagai berikut:

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/783/4/T1_292008013_BAB III.pdfbenda kongkret dalam model pembelajaran . make a

42

42

S2 =

Keterangan:

= jumlah siswa tiap kelompok

= varians tiap kelompok

Kaidah uji homogenitas, jika F hitung < F tabel dan p > 0,05 ( 5 %)

maka hubungan kedua variabel dinyatakan homogen, sebaliknya jika F

hitung > F tabel dan p < 0,05 ( 5%) maka tidak homogen.

Uji homogenitas menggunakan bantuan SPSS 19.0. Metode

pengambilan keputusan pada uji homogenitas menurut Duwi Priyatno

(2010;99) yaitu jika signifikansi > 0,05 maka H0 diterima (varian sama) dan

jika signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak (varian berbeda). Dari data nilai

hasil tes homogenitas (tes 1) antara kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Hasil Uji Homogenitas Tes 1

Test of Homogeneity of Variances

Nilai Tes 1

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1,291 1 54 ,261

Hasil uji homogenitas yang diperoleh melalui perhitungan SPSS

diketahui bahwa angka signifikansi dari hasil uji homogenitas tes 1 antara

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mencapai 0,261. Hal ini berarti

kedua kelompok homogen atau dalam kata lain kedua kelompok dalam

keadaan yang sama jika p > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa kedua

kelompok homogen karena 0,261 > 0,05.

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/783/4/T1_292008013_BAB III.pdfbenda kongkret dalam model pembelajaran . make a

43

43

3.7 Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan desain eksperimen Nonequivalent

Control Group Design, maka analisis data yang tepat adalah menggunakan

independent sample t-tes. Menguji signifikasi perbedaan mean antar

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, analisis data yang digunakan

adalah uji t-test. Data yang terkumpul dari hasil terakhir pada kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan pengujian perbedaan rata-rata.

Untuk menguji perbedaan rata-rata dipakai Uji t yang dilakukan dengan

bantuan SPSS 19.0. Sebelum melakukan uji t dipastikan nilai dalam kondisi

berdistribusi normal. Rumus statistik untuk menghitung t-tes, sebagai

berikut:

Keterangan: t = t hitung

= variansi kelompok eksperimen

= variansi kelompok kontrol

= jumlah kelompok eksperimen

= jumlah kelompok kontrol

= mean nilai tes akhir kelompok eksperimen

= mean nilai tes akhir kelompok kontrol