bab iii metode penelitian 3.1 desain...

35
25 Yuyun Desfrita Azura, 2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN D AN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan studi kuasi eksperimen. Menurut Ruseffendi (2005) pada penelitian kuasi eksperimen subjek (siswa) tidak dikelompokkan secara acak, tetapi peneliti menerima keadaan subjek apa adanya. Pemilihan sampel secara tidak acak dilakukan dengan pertimbangan bahwa kelas telah terbentuk sebelumnya sehingga tidak dilakukan pengelompokan secara acak, karena pembentukan kelas baru akan menyebabkan kekacauan jadwal pelajaran yang telah ada di sekolah. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain kelompok kontrol non-ekuivalen (the nonequivalent control group design), dimana pada desain penelitian ini melibatkan dua kelompok yang tidak dipilih secara acak. Kelompok pertama memperoleh perlakuan yaitu pembelajaran berbasis masalah sedangkan kelompok lainnya memperoleh pembelajaran konvensional. Masing-masing kelompok diberi tes sebanyak dua kali, yaitu sebelum perlakuan (pretes) dan sesudah perlakuan (posttes). Kemudian dilihat perbedaan peningkatan kemampuan menyusun dan menguji konjektur matematis dan Self-Confidence siswa antara kedua kelompok. Dengan demikian maka desain penelitiannya (Ruseffendi, 2005) adalah sebagai berikut: O X O O O Keterangan: O :pretes atau posttes X :perlakuan berupa pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran berbasis masalah

Upload: phunghanh

Post on 14-Mar-2019

263 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/27856/6/S_MAT_1206652_Chapter3.pdf · Kriteria perhitungannya adalah sebagai berikut: 1) Validitas Suatu alat evaluasi

25 Yuyun Desfrita Azura, 2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan studi kuasi eksperimen. Menurut Ruseffendi

(2005) pada penelitian kuasi eksperimen subjek (siswa) tidak dikelompokkan

secara acak, tetapi peneliti menerima keadaan subjek apa adanya. Pemilihan

sampel secara tidak acak dilakukan dengan pertimbangan bahwa kelas telah

terbentuk sebelumnya sehingga tidak dilakukan pengelompokan secara acak,

karena pembentukan kelas baru akan menyebabkan kekacauan jadwal pelajaran

yang telah ada di sekolah.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain

kelompok kontrol non-ekuivalen (the nonequivalent control group design),

dimana pada desain penelitian ini melibatkan dua kelompok yang tidak dipilih

secara acak. Kelompok pertama memperoleh perlakuan yaitu pembelajaran

berbasis masalah sedangkan kelompok lainnya memperoleh pembelajaran

konvensional. Masing-masing kelompok diberi tes sebanyak dua kali, yaitu

sebelum perlakuan (pretes) dan sesudah perlakuan (posttes). Kemudian dilihat

perbedaan peningkatan kemampuan menyusun dan menguji konjektur matematis

dan Self-Confidence siswa antara kedua kelompok. Dengan demikian maka desain

penelitiannya (Ruseffendi, 2005) adalah sebagai berikut:

O X O

O O

Keterangan:

O :pretes atau posttes

X :perlakuan berupa pembelajaran dengan menggunakan

pembelajaran berbasis masalah

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/27856/6/S_MAT_1206652_Chapter3.pdf · Kriteria perhitungannya adalah sebagai berikut: 1) Validitas Suatu alat evaluasi

26

Yuyun Desfrita Azura, 2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Pengambilan data dalam penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1

Sungai Apit, Kabupaten Siak, Riau. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Sungai Apit sebanyak 157 siswa yang terbagi ke

dalam 5 kelas. Pertimbangan yang diambil yaitu pola pikir siswa sudah masuk

pada tahap operasi formal. Sedangkan sampel dari penelitian ini adalah siswa

kelas tujuh SMP yang didasarkan pada pertimbangan pengambilan subjek dalam

penelitian ini sesuai dengan Lasmanawati (2011) yang menyebutkan bahwa siswa

SMP merupakan siswa yang sudah dapat menyesuaikan diri dengan kondisi di

lingkungan sekolahnya, dan telah memiliki dasar matematika yang relatif sama.

Siswa SMP berusia sekitar 13-15 tahun, dan dalam rentang usia tersebut siswa

sudah dianggap matang untuk menerima pembaharuan dalam penggunaan model

maupun pendekatan pembelajaran.

Dari beberapa kelas tujuh yang ada di sekolah tersebut yang setiap

kelompok kelasnya memiliki karakteristik yang sama, dipilih dua kelas untuk

dijadikan sampel penelitian. Satu kelas digunakan sebagai kelas eksperimen dan

satu kelas lagi digunakan sebagai kelas kontrol. Dalam penelitian ini kelas VII-

1 sebagai kelas Ekserimen dan kelas VII-2 sebagai kelas kontrol.

3.3 Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2010) jika dilihat berdasarkan hubungan antar satu

variabel dengan variabel yang lain, maka jenis-jenis variabel dapat dibedakan

menjadi dua jenis yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat

(dependent variable).

A. Variabel Bebas

Sugiyono (2008) berpendapat bahwa variabel bebas merupakan variabel

yang akan mempengaruhi dan dapat dikatakan sebagai sebab timbulnya variabel

terikat. Berdasarkan pengertian tersebut, maka yang menjadi variabel bebas dalam

penelitian ini adalah pembelajaran berbasis masalah.

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/27856/6/S_MAT_1206652_Chapter3.pdf · Kriteria perhitungannya adalah sebagai berikut: 1) Validitas Suatu alat evaluasi

27

Yuyun Desfrita Azura, 2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

B. Variabel Terikat

Sugiyono (2008) berpendapat bahwa variabel terikat merupakan variabel

yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat dari variabel bebas. Berdasarkan

pengertian tersebut, maka yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini

adalah kemampuan menyusun dan menguji konjektur matematis dan Self-

Confidence siswa.

3.4 Pengembangan Perangkat Pembelajaran dan Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, perangkat pembelajaran yang akan dikembangkan

berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa

(LKS) sedangkan instrumen penelitian berupa instrumen tes dan non tes.

A. Perangkat Pembelajaran

1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan rencana

pembelajaran yang dikembangkan secara rinci mengacu pada silabus, buku teks

pelajaran, dan buku panduan guru. RPP mencakup: identitas sekolah/madrasah,

mata pelajaran, dan kelas/semester; alokasi waktu; SK, KD, indikator pencapaian

kompetensi; tujuan pembelajaran; materi pembelajaran; strategi pembelajaran;

kegiatan pembelajaran; penilaian; dan media/alat, bahan, dan sumber belajar.

Dalam penelitian ini, RPP untuk kelas kontrol disesuaikan dengan langkah-

langkah pembelajaran konvensional. Sedangkan RPP untuk kelas eksperimen

disesuaikan dengan langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah.

2) Lembar Kerja Kelompok (LKK)

Lembar Kerja Kelompok (LKK) dalam pembelajaran mempunyai peran

untuk mengonstruksi pemahaman konsep siswa. Untuk membuat Lembar Kerja

Kelompok yang baik haruslah mengacu kepada tujuan pembelajaran yang ingin

dicapai dan dapat membimbing siswa untuk mendapatkan suatu pemahaman yang

baru. LKK yang digunakan berisi tentang permasalahan dan petunjuk yang harus

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/27856/6/S_MAT_1206652_Chapter3.pdf · Kriteria perhitungannya adalah sebagai berikut: 1) Validitas Suatu alat evaluasi

28

Yuyun Desfrita Azura, 2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

diselesaikan siswa. Petunjuk ini menuntun siswa untuk menyelesaikan

permasalahan dan mengarahkan pada konsep matematika.

B. Instrumen Penelitian

Instrumen tes adalah suatu alat pengumpulan data untuk mengevaluasi

kemampuan kognitif, afektif, dan psikmotor siswa. Instrumen tes yang digunakan

berupa tes kemampuan menyusun dan menguji konjektur matematis. Dalam

penelitian ini akan dilaksanakan dua kali tes, yaitu pretes untuk mengetahui

kemampuan awal siswa dalam memahami konsep suatu materi matematika yang

dipelajarinya sebelum mendapatkan perlakuan dan posttes untuk mengetahui

sejauh mana variabel bebas berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan

menyusun dan menguji konjektur matematis dan Self-Confidence siswa setelah

mendapatkan perlakuan.

Jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis dengan

bentuk uraian. Tes uraian dipilih karena dengan tes uraian akan terlihat sejauh

mana siswa dapat mencapai setiap indikator kemampuan menyusun dan menguji

konjektur matematis. Menurut Suherman (2003) penyajian soal tipe subjektif

dalam bentuk uraian ini mempunyai beberapa kelebihan, yaitu: 1) pembuatan soal

bentuk uraian relatif lebih mudah dan bisa dibuat dalam kurun waktu yang tidak

terlalu lama; 2) hasil evaluasi lebih dapat mencerminkan kemampuan siswa

sebenarnya; dan 3) proses pengerjaan tes akan menimbulkan kreativitas dan

aktivitas positif siswa, karena tes tersebut menuntut siswa agar berpikir secara

sistematik, menyampaikan pendapat dan argumentasi, mengaitkan fakta-fakta

yang relevan.

Ruseffendi (2005) mengatakan bahwa suatu instrumen dikatakan valid

bila instrumen itu mampu mengukur apa yang semestinya diukur. Oleh sebab itu,

sebelum digunakan dalam penelitian, instrumen tes kemampuan menyusun dan

menguji konjektur matematis diujicobakan terlebih dahulu kepada subjek lain

diluar sampel yang telah mempelajari materi yang terdapat pada instrumen

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/27856/6/S_MAT_1206652_Chapter3.pdf · Kriteria perhitungannya adalah sebagai berikut: 1) Validitas Suatu alat evaluasi

29

Yuyun Desfrita Azura, 2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

tersebut. Pengujian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui validitas,

reliabilitas, daya pembeda, dan indeks kesukaran dari tiap soal pada instrumen

tersebut. Kriteria perhitungannya adalah sebagai berikut:

1) Validitas

Suatu alat evaluasi dapat dikatakan valid apabila alat tersebut mampu

mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Pada penelitian ini digunakan

korelasi produk moment memakai angka kasar (raw score) dalam menentukan

koefisien validitas soal. Untuk validitas soal, dilakukan pengujian validitas tiap

butir dan validitas banding. Dalam penelitian ini untuk mengetahui validitas

instrumen dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment Pearson (dalam

Suherman, 2003) sebagai berikut:

∑ (∑ )(∑ )

√( ∑ (∑ ) )( ∑ (∑ ) )

Keterangan:

menyatakan koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y,

menyatakan skor testi pada tiap butir soal,

menyatakan skor total tiap testi,

menyatakan banyak testi.

Kriteria koefisien validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah

interpretasi kriteria koefisien validitas menurut Gulford yang diadaptasi oleh

Suherman (2003) sebagai berikut:

Tabel 3.1

Kriteria Koefisien Validitas

Koefisien Validitas ( ) Keterangan

0,90 1,00 Validitas sangat tinggi

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/27856/6/S_MAT_1206652_Chapter3.pdf · Kriteria perhitungannya adalah sebagai berikut: 1) Validitas Suatu alat evaluasi

30

Yuyun Desfrita Azura, 2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

0,70 < 0,90 Validitas tinggi

0,40 < 0,70 Validitas sedang

0,20 < 0,40 Validitas rendah

0,00 < 0,20 Validitas sangat rendah

< 0,00 Tidak valid

Hasil pengujian validitas instrumen tes kemampuan menyusun konjektur

matematis yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2

Data Hasil Uji Validitas Kemampuan Menyusun Konjektur Matematis

No Soal Koefisien (rxy) Kategori Kriteria

1 0,747 Tinggi Valid

2 0,768 Tinggi Valid

3 0,745 Tinggi Valid

4 0,743 Tinggi Valid

5 0,645 Sedang Valid

Berdasarkan data dari Tabel 3.2 diperoleh informasi bahwa hasil uji

validitas kemampuan menyusun konjektur matematis untuk butir soal nomor 1

dengan koefisien validitas sebesar 0,747 termasuk pada kategori tinggi dengan

kriteria valid. Koefisien validitas kemampuan menyusun konjektur matematis

untuk butir soal nomor 2 sebesar 0,768 termasuk pada kategori tinggi dengan

kriteria valid. Koefisien validitas kemampuan menyusun konjektur matematis

untuk butir soal nomor 3 sebesar 0,745 termasuk pada kategori tinggi dengan

kriteria valid. Koefisien validitas kemampuan menyusun konjektur matematis

untuk butir soal nomor 4 sebesar 0,743 termasuk pada kategori tinggi dengan

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/27856/6/S_MAT_1206652_Chapter3.pdf · Kriteria perhitungannya adalah sebagai berikut: 1) Validitas Suatu alat evaluasi

31

Yuyun Desfrita Azura, 2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

kriteria valid. Koefisien validitas kemampuan menyusun konjektur matematis

untuk butir soal nomor 5 sebesar 0,645 termasuk pada kategori sedang dengan

kriteria valid.

Hasil pengujian validitas instrumen tes kemampuan menguji konjektur

matematis yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3

Data Hasil Uji Validitas Kemampuan Menguji Konjektur Matematis

No Soal Koefisien (rxy) Kategori Kriteria

1 0,705 Tinggi Valid

2 0,780 Tinggi Valid

3 0,803 Tinggi Valid

4 0,914 Sangat Tinggi Valid

5 0,900 Tinggi Valid

Berdasarkan data dari Tabel 3.3 diperoleh informasi bahwa hasil uji

validitas kemampuan menguji konjektur matematis untuk butir soal nomor 1

dengan koefisien validitas sebesar 0,705 termasuk pada kategori tinggi dengan

kriteria valid. Koefisien validitas kemampuan menguji konjektur matematis untuk

butir soal nomor 2 sebesar 0,780 termasuk pada kategori tinggi dengan kriteria

valid. Koefisien validitas kemampuan menguji konjektur matematis untuk butir

soal nomor 3 sebesar 0,803 termasuk pada kategori tinggi dengan kriteria valid.

Koefisien validitas kemampuan menyusun konjektur matematis untuk butir soal

nomor 4 sebesar 0,914 termasuk pada kategori sangat tinggi dengan kriteria valid.

Koefisien validitas kemampuan menyusun konjektur matematis untuk butir soal

nomor 5 sebesar 0,900 termasuk pada kategori tinggi dengan kriteria valid.

2) Reliabilitas

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/27856/6/S_MAT_1206652_Chapter3.pdf · Kriteria perhitungannya adalah sebagai berikut: 1) Validitas Suatu alat evaluasi

32

Yuyun Desfrita Azura, 2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Reliabilitas suatu alat ukur atau alat evaluasi dimaksudkan sebagai suatu

alat yang memberikan hasil yang tetap sama (konsisten/ajeg). Hasil pengukuran

itu harus tetap sama (relatif sama) jika pengukurannya diberikan pada subjek yang

sama meskipun dilakukan oleh orang yang berbeda, waktu yang berbeda, dan

tempat yang berbeda pula (Suherman, 2003). Alat ukur yang reliabel adalah alat

ukur yang reliabilitasnya tinggi.

Teknik yang digunakan dalam menentukan koefisien realibilitas bentuk

uraian adalah dengan menggunakan formula Alpa-Cronbach’s (dalam Suherman,

2003) yaitu:

(

)(

)

Keterangan:

menyatakan koefisien reliabilitas,

menyatakan banyak butir soal (item),

∑ menyatakan jumlah varians skor setiap item,

menyatakan varians skor total.

Sedangkan untuk menghitung varians (Suherman, 2003) digunakan

rumus:

(∑ )

∑ menyatakan jumlah kuadrat skor tiap item

(∑ ) menyatakan jumlah skor tiap item dikuadratkan

menyatakan jumlah responden

Kriteria koefisien reliabilitas alat evaluasi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah interpretasi kriteria koefisien reliabilitas menurut Guilford

(dalam Suherman, 2003) sebagai berikut:

Tabel 3.4

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/27856/6/S_MAT_1206652_Chapter3.pdf · Kriteria perhitungannya adalah sebagai berikut: 1) Validitas Suatu alat evaluasi

33

Yuyun Desfrita Azura, 2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Kriteria Koefisien Reliabilitas

Koefisien Reliabilitas ( ) Keterangan

0,90 1,00 Derajat Reliabilitas sangat tinggi

0,70 < 0,90 Derajat Reliabilitas tinggi

0,40 < 0,70 Derajat Reliabilitas sedang

0,20 0,40 Derajat Reliabilitas rendah

< 0,20 Derajat Reliabilitas sangat rendah

Adapun koefisien reliabilitas kemampuan menyusun konjektur matematis

yang diperoleh melalui hasil uji Anates secara keseluruhan adalah 0,78, sehingga

dapat diinterpretasikan bahwa soal tes kemampuan menyusun konjektur

matematis mempunyai reliabilitas yang tinggi. Sedangkan koefisien reliabilitas

kemampuan menguji konjektur matematis yang diperoleh melalui hasil uji coba

reliabilitas butir soal secara keseluruhan adalah 0,86, hal ini menunjukkan bahwa

soal tes kemampuan menguji konjektur matematis juga mempunyai reliabilitas

yang tinggi.

3) Daya Pembeda

Daya pembeda (DP) dari sebuah butir soal menyatakan seberapa jauh

kemampuan butir soal tersebut mampu membedakan antara testi yang mengetahui

jawabannya dengan benar dengan testi yang tidak dapat menjawab soal tersebut

(atau testi yang menjawab salah) (Suherman, 2003). Daya pembeda dihitung

dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

Keterangan:

menyatakan daya pembeda,

menyatakan rata-rata skor kelompok atas,

menyatakan rata-rata skor kelompok bawah,

menyatakan skor maksimal ideal (bobot).

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/27856/6/S_MAT_1206652_Chapter3.pdf · Kriteria perhitungannya adalah sebagai berikut: 1) Validitas Suatu alat evaluasi

34

Yuyun Desfrita Azura, 2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Klasifikasi daya pembeda yang digunakan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.5

Klasifikasi Daya Pembeda

Daya Pembeda (DP) Keterangan

0,70 < DP 1,00 Sangat baik

0,40 < DP 0,70 Baik

0,20 < DP 0,40 Cukup

0,00 < DP 0,20 Jelek

DP 0,00 Sangat jelek

Hasil pengujian daya pembeda instrumen tes kemampuan menyusun

konjektur matematis yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel

3.6.

Tabel 3.6

Data Hasil Uji Daya Pembeda Kemampuan Menyusun Konjektur Matematis

No Soal Indeks Daya Pembeda Keterangan

1 0,35 Cukup

2 0,35 Cukup

3 0,46 Baik

4 0,32 Cukup

5 0,21 Cukup

Berdasarkan Tabel 3.6 diperoleh informasi , dapat dikatakan bahwa butir

soal nomor 1 dengan indeks daya pembeda sebesar 0,35 dengan kriteria cukup, ini

berarti soal diterima namun diperbaiki. Butir soal nomor 2 dengan indeks daya

pembeda sebesar 0,35 dengan kriteria cukup, ini berarti soal diterima dan

diperbaiki. Butir soal nomor 3 dengan indeks daya pembeda sebesar 0,46 dengan

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/27856/6/S_MAT_1206652_Chapter3.pdf · Kriteria perhitungannya adalah sebagai berikut: 1) Validitas Suatu alat evaluasi

35

Yuyun Desfrita Azura, 2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

kriteria baik, ini berarti soal diterima. Butir soal nomor 4 dengan indeks daya

pembeda sebesar 0,32 dengan kriteria cukup, ini berarti soal diterima dan

diperbaiki. Butir soal nomor 5 dengan indeks daya pembeda sebesar 0,21 dengan

kriteria cukup, ini berarti soal diterima dan diperbaiki.

Sedangkan hasil pengujian daya pembeda instrumen tes kemampuan

menguji konjektur matematis yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat

pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7

Data Hasil Uji Daya Pembeda Kemampuan Menguji Konjektur Matematis

No Soal Indeks Daya Pembeda Keterangan

1 0,39 Cukup

2 0,57 Baik

3 0,53 Baik

4 0,67 Baik

5 0,67 Baik

Berdasarkan Tabel 3.7 diperoleh informasi bahwa butir soal nomor 1

dengan indeks daya pembeda sebesar 0,39 dengan kriteria cukup, ini berarti soal

diterima namun diperbaiki. Butir soal nomor 2 dengan indeks daya pembeda

sebesar 0,57 dengan kriteria baik, ini berarti soal diterima. Butir soal nomor 3

dengan indeks daya pembeda sebesar 0,53 dengan kriteria baik, ini berarti soal

diterima. Butir soal nomor 4 dengan indeks daya pembeda sebesar 0,67 dengan

kriteria baik, ini berarti soal diterima. Butir soal nomor 5 dengan indeks daya

pembeda sebesar 0,67 dengan kriteria baik, ini berarti soal diterima.

4) Indek Kesukaran

Derajat kesukaran suatu butir soal dinyatakan dengan bilangan yang

disebut indeks kesukaran. Bilangan tersebut adalah bilangan real pada interval

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/27856/6/S_MAT_1206652_Chapter3.pdf · Kriteria perhitungannya adalah sebagai berikut: 1) Validitas Suatu alat evaluasi

36

Yuyun Desfrita Azura, 2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

0,00 sampai dengan 1,00. Soal dengan indeks kesukaran mendekati 0,00 berarti

butir soal tersebut terlalu sukar, sebaliknya soal dengan indeks kesukaran 1,00

berarti soal tersebut terlalu mudah. Indeks kesukaran dihitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut.

Keterangan:

menyatakan indeks kesukaran,

menyatakan rata-rata,

menyatakan skor maksimal ideal.

Klasifikasi indeks kesukaran yang digunakan adalah sebagai berikut

(Suherman, 2003):

Tabel 3.8

Klasifikasi Indeks Kesukaran

Indeks Kesukaran (IK) Keterangan

IK 0,00 Soal terlalu sukar

0,00 < IK < 0,30 Soal sukar

0,30 IK < 0,70 Soal sedang

0,70 IK 1,00 Soal mudah

IK 1,00 Soal terlalu mudah

Adapun hasil pengujian indeks kesukaran instrumen tes kemampuan

menyusun konjektur matematis dapat dilihat pada Tabel 3.9.

Tabel 3.9

Data Hasil Uji Indeks Kesukaran Kemampuan Menyusun Konjektur

Matematis

No Soal Indeks Kesukaran (IK) Keterangan

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/27856/6/S_MAT_1206652_Chapter3.pdf · Kriteria perhitungannya adalah sebagai berikut: 1) Validitas Suatu alat evaluasi

37

Yuyun Desfrita Azura, 2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

1 0,75 Mudah

2 0,78 Mudah

3 0,73 Mudah

4 0,83 Mudah

5 0,78 Mudah

Berdasarkan Tabel 3.9 diperoleh informasi bahwa indeks kesukaran

untuk butir soal nomer 1 sebesar 0,75 dengan kriteria mudah. Indeks kesukaran

butir soal nomer 2 sebesar 0,78 dengan keriteria mudah. Indeks kesukaran butir

soal nomer 3 sebesar 0,73 dengan kriteria mudah. Indeks kesukaran butir soal

nomer 4 sebesar 0,83 dengan kriteria mudah. Dan indeks kesukaran butir soal

nomer 5 sebesar 0,78 dengan kriteria mudah. Karena secara keseluruhan indeks

kesukaran instrumen tes kemampuan menyusun konjektur matematis memiliki

kriteria mudah, maka instrumen tersebut diperbaiki.

Sedangkan hasil pengujian indeks kesukaran instrumen tes kemampuan

menguji konjektur matematis dapat dilihat pada Tabel 3.10.

Tabel 3.10

Data Hasil Uji Indeks Kesukaran Kemampuan Menguji Konjektur

Matematis

No Soal Indeks Kesukaran (IK) Keterangan

1 0,51 Sedang

2 0,46 Sedang

3 0,48 Sedang

4 0,51 Sedang

5 0,48 Sedang

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/27856/6/S_MAT_1206652_Chapter3.pdf · Kriteria perhitungannya adalah sebagai berikut: 1) Validitas Suatu alat evaluasi

38

Yuyun Desfrita Azura, 2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan Tabel 3.10 diperoleh informasi bahwa indeks kesukaran

yang diperoleh untuk butir soal nomer 1 sebesar 0,51 berada pada kategori

sedang. Indeks kesukaran butir soal nomer 2 sebesar 0,46 berada pada katgori

sedang. Indeks kesukaran butir soal nomer 3 sebesar 0,48 berada pada kategori

sedang. Indeks kesukaran butir soal nomer 4 sebesar 0,51 berada pada kategori

sedang. Dan indeks kesukaran butir soal nomer 5 sebesar 0,48 berada pada

kategori sedang. Karena secara keseluruhan indeks kesukaran instrumen tes

kemampuan menguji konjektur matematis berada pada kategori sedang maka

instrumen tersebut diperbaiki.

Selain instrumen tes, instrumen non-tes juga digunakan dalam penelitian

ini, yaitu angket, lembar observasi, dan wawancara. Definisi angket menurut

Suherman (2003) adalah sebuah daftar pertanyaan atau pernyataan yang harus

dijawab oleh responden yang berfungsi sebagai alat pengumpul data. Angket

berfungsi sebagai alat pengumpul data yang berupa keadaan atau data diri,

pengalaman, pengetahuan, sikap dan pendapat mengenai suatu hal. Pada

penelitian ini, angket digunakan sebagai alat pengukur skala Self-Confidence

siswa. Untuk menjawab angket ini siswa diminta untuk menjawab dengan

memberi tanda centang pada jawaban yang telah tersedia yang terdiri dari lima

pilihan, yaitu Sangat Sering (SS), Sering (S), Jarang (J ), Jarang Sekali (JS), dan

Tidak Pernah . Lima pilihan ini digunakan untuk menghindari pilihan ragu-ragu

siswa terhadap pertanyaan yang diberikan.

Selanjutnya, untuk mengukur Self-Confidence siswa perlu dilakukan uji

validitas dan reliabilitas terhadap angket yang akan diberikan agar layak dijadikan

instrumen penelitian. Validitas muka dan validitas isi dilakukan oleh dosen

pembimbing. Kemudian untuk mengukur validitas muka instrumen juga diberikan

kepada beberapa siswa di SMP Negeri 14 Bandung. Berdasarkan hasil yang

deperoleh baik dari dosen pembimbing maupun siswa, instrumen diperbaiki dalam

hal susunan kalimat dan redaksi kata yang digunakan. Selanjutnya dilakukan uji

coba di lapangan untuk uji validitas dan reliabilitas angket tersebut. Selain

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/27856/6/S_MAT_1206652_Chapter3.pdf · Kriteria perhitungannya adalah sebagai berikut: 1) Validitas Suatu alat evaluasi

39

Yuyun Desfrita Azura, 2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

menggunakan angket untuk mengukur Self-Confidence siswa dalam pembelajaran

matematika, guru juga menggunakan lembar observasi dan melakukan wawancara

terhadap beberapa siswa.

Lembar observasi adalah lembar aktivitas guru dan aktivitas siswa

selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi aktivitas guru

bertujuan untuk mengetahui kesesuaian penggunaan pembelajaran berbasis

masalah di dalam kelas. Selain itu, lembar observasi ini juga digunakan sebagai

bahan evaluasi bagi guru dengan melihat apakah pembelajaran berlangsung sesuai

dengan langkah pelaksanaan model pembelajaran yang digunakan atau tidak.

Lembar observasi aktivitas siswa digunakan untuk mengamati sikap siswa

terhadap pembelajaran. Lembar observasi ini diisi oleh observer selama proses

pembelajaran berlangsung pada setiap pertemuan pembelajaran. Adapun hasil uji

instrumen angket Self-Confidence menunjukkan bahwa 22 dari jumlah

keseluruhan butir angket sebanyak 20 butir menunjukkan hasil yang valid,

sedangkan 2 butir lainnya tidak valid. Hal ini dilihat dari nilai Pearson

Correlation sebesar 0,219 <0,5 dan 0,151<0,5.

Tabel 3.11

Data Hasil Uji Validitas Self-Confidence

No

Pernyataan

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) Keterangan

1. 0,550 0,003 Valid

2. 0,646 0,000 Valid

3. 0,471 0,013 Valid

4. 0,568 0,002 Valid

5. 0,646 0,000 Valid

6. 0,423 0,028 Valid

7. 0,399 0,039 Valid

8. 0,683 0,000 Valid

9. 0,396 0,041 Valid

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/27856/6/S_MAT_1206652_Chapter3.pdf · Kriteria perhitungannya adalah sebagai berikut: 1) Validitas Suatu alat evaluasi

40

Yuyun Desfrita Azura, 2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

10. 0,403 0,037 Valid

11. 0,554 0,003 Valid

12. 0,683 0,000 Valid

13. 0,539 0,004 Valid

14. 0,506 0,007 Valid

15. 0,705 0,000 Valid

16. 0,683 0,000 Valid

17. 0,470 0,013 Valid

18. 0,219 0,273 Tidak Valid

19. 0,151 0,454 Tidak Valid

20. 0,683 0,000 Valid

21. 0,680 0,000 Valid

22. 0,554 0,003 Valid

Berdasarkan Tabel 3.11 diperoleh informasi bahwa instrumen pada

pernyataan ke-18 dan ke-19 tidak valid maka kedua pernyataan tersebut dibuang

dengan kata lain pernyataan tersebut tidak digunakan dalam instrumen penelitian

ini, dengan pertimbangan bahwa instrumen tersebut tidak merubah kisi-kisi dari

indikator yang akan diukur.

Hasil pengujian reliabilitas Self-Confidence yang dilakukan

menggunakan SPSS 20 dapat dilihat pada Tabel 3.12.

Tabel 3.12

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

.868 22

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/27856/6/S_MAT_1206652_Chapter3.pdf · Kriteria perhitungannya adalah sebagai berikut: 1) Validitas Suatu alat evaluasi

41

Yuyun Desfrita Azura, 2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan Tabel 3.12 diperoleh informasi bahwa indeks reliabilitas

data Self-Confidence yang dihasilkan sebesar 0,868. Hal ini menunjukkan bahwa

reliabilitas data Self-Confidence berada pada kategori tinggi.

3.5 Prosedur Penelitian

A. Tahap awal penelitian

Dalam tahap awal penelitian dilakukan kegiatan sebagai berikut:

1. Pengkajian masalah beserta latar belakangnya dan studi literatur.

2. Pencarian lokasi penelitian untuk dijadikan populasi dalam penelitian.

3. Pembuatan proposal penelitian.

B. Tahap Pengambilan data

Dalam tahap pengambilan data dilakukan kegiatan sebagai berikut:

1. Merancang desain bahan ajar yang menggunakan pembelajaran berbasis

masalah.

2. Membuat instrumen yang diperlukan, yaitu tes kemampuan menyusun dan

menguji konjektur matematis, angket, lembar observasi dan pedoman

wawancara untuk kemudian dihitung validitas, reliabilitas, daya pembeda dan

indeks kesukaran.

3. Pemilihan sampel penelitian, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol.

4. Pemberian pretes pada kedua kelompok untuk mengetahui kemampuan

menyusun dan menguji konjektur matematis siswa.

5. Memberikan perlakuan (pembelajaran) kepada kelompok pertama dengan

menggunakan pembelajaran berbasis masalah, sedangkan kelompok yang

kedua menggunakan pembelajaran konvensional.

6. Selama pembelajaran, peneliti menggunakan lembar observasi.

7. Pemberian posttes pada kedua kelompok untuk mengetahui peningkatan

kemampuan menyusun dan menguji konjektur matematis setelah diberikan

perlakuan.

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/27856/6/S_MAT_1206652_Chapter3.pdf · Kriteria perhitungannya adalah sebagai berikut: 1) Validitas Suatu alat evaluasi

42

Yuyun Desfrita Azura, 2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

8. Pemberian angket skala Self-Confidence siswa untuk mengetahui tingkat Self-

Confidence siswa pada kedua kelompok.

C. Tahap Pengolahan data

Dalam tahap penyelesaian dilakukan kegiatan sebagai berikut:

1. Pengumpulan data hasil penelitian.

2. Pengolahan data hasil penelitian.

3. Analisis data hasil penelitian.

4. Penyimpulan data hasil penelitian.

5. Penulisan laporan hasil penelitian.

D. Teknik Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian terbagi menjadi dua, yaitu data

kuantitatif dan data kualitatif. Adapun prosedur analisis data adalah sebagai

berikut:

1. Analisis Data Kemampuan Menyusun Konjektur Matematis

Data kemampuan menyusun konjektur matematis merupakan data

kuantitatif meliputi data hasil pretes, posttes, dan data N-gain.

a) Analisis Data Tes Awal (pretes)

Pretes dilakukan untuk melihat kemampuan awal dari kedua kelas apakah

sama atau berbeda. Hal ini dapat dilihat melalui uji kesamaan rata-rata terhadap

data hasil pretes kedua kelas. Uji dilakukan dengan bantuan software IBM SPSS

Statistics 20 for Windows, yaitu dengan menggunakan Independent Sample T-

Test. Jika hasil pengujian menunjukkan hasil yang signifikan, artinya tidak ada

perbedaan rata-rata yang berarti dari kedua kelas, maka dapat dikatakan bahwa

kemampuan awal kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sama.

Asumsi yang harus dipenuhi sebelum melakukan uji-t adalah normalitas

dan homogenitas data. Oleh karena itu, sebelum pengujian Independent Sample T-

Page 19: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/27856/6/S_MAT_1206652_Chapter3.pdf · Kriteria perhitungannya adalah sebagai berikut: 1) Validitas Suatu alat evaluasi

43

Yuyun Desfrita Azura, 2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Test terhadap data pretes dilakukan, maka terlebih dahulu dilakukan langkah-

langkah berikut:

1) Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data kedua kelas

berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Karena sampel

jumlahnya lebih dari 30, uji normalitas yang digunakan adalah uji Shapiro-Wilk.

Hipotesis dalam pengujian normalitas data pretes sebagai berikut:

i. H0 : Data pretes berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

ii. H1 : Data pretes berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal.

Taraf signifikan yang digunakan adalah 5% dengan kriteria pengujiannya

sebagai berikut:

i. Jika nilai signifikansi (Sig) < 0,05 maka H0 ditolak.

ii. Jika nilai signifikansi (Sig) 0,05 maka H0 diterima.

2) Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh

memiliki varians yang homogen atau tidak. Pengujian homogenitas data pretes

menggunakan uji Levene dengan perumusan hipotesis sebagai berikut:

i. H0 :

: Varians data pretes homogen.

ii. H1 :

: Varians data pretes tidak homogen.

Taraf signifikan yang digunakan adalah 5% dengan kriteria pengujiannya

sebagai berikut:

i. Jika nilai signifikansi (Sig) < 0,05 maka H0 ditolak.

ii. Jika nilai signifikansi (Sig) 0,05 maka H0 diterima.

3) Uji Kesamaan Dua Rata-Rata

Uji kesamaan dua rata-rata bertujuan untuk mengetahui kesamaan dua

rata-rata dari data pretes yang diperoleh. Hipotesis dirumuskan dalam bentuk

hipotesis statistik (uji dua pihak) sebagai berikut:

Page 20: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/27856/6/S_MAT_1206652_Chapter3.pdf · Kriteria perhitungannya adalah sebagai berikut: 1) Validitas Suatu alat evaluasi

44

Yuyun Desfrita Azura, 2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

i. H0 : : Tidak terdapat perbedaan rata-rata kemampuan awal

yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

ii. H1 : : Terdapat perbedaan rata-rata kemampuan awal yang

signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Jika kedua data berdistribusi normal dan homogen, maka dilakukan uji-t

(uji independent sample t-test). Jika kedua data berdistribusi normal tetapi tidak

homogen, maka dilakukan uji-t dengan asumsi varians tidak sama (uji

independent sample t-test dengan equal variances not assumed). Jika salah satu

atau kedua data berdistribusi tidak normal, maka dilakukan uji Mann-Whitney.

Taraf signifikan yang digunakan adalah 5% dengan kriteria

pengujiannya:

i. Jika nilai signifikansi (Sig) < 0,05 maka H0 ditolak.

ii. Jika nilai signifikansi (Sig) 0,05 maka H0 diterima.

b) Analisis Data Tes Akhir (Posttes)

Posttes dilakukan untuk melihat perbedaan pencapaian pada kedua kelas

setelah diberi perlakuan apabila rata-rata pretes tidak terdapat perbedaan dari hasil

uji statistik sebelumnya. Uji dilakukan dengan bantuan software IBM SPSS

Statistics 20 for Windows, yaitu dengan menggunakan Independent Sample T-

Test. Jika hasil pengujian menunjukkan hasil yang signifikan, artinya tidak ada

perbedaan rata-rata yang berarti dari kedua kelas. Asumsi yang harus dipenuhi

sebelum melakukan uji-t adalah normalitas dan homogenitas data. Langkah-

langkah yang dilakukan adalah:

1) Uji Normalitas

Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:

i. H0 : Data posttes berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Page 21: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/27856/6/S_MAT_1206652_Chapter3.pdf · Kriteria perhitungannya adalah sebagai berikut: 1) Validitas Suatu alat evaluasi

45

Yuyun Desfrita Azura, 2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

ii. H1 : Data posttes berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal.

Taraf signifikan yang digunakan adalah 5% dengan kriteria pengujiannya

sebagai berikut:

i. Jika nilai signifikansi (Sig) < 0,05 maka H0 ditolak.

ii. Jika nilai signifikansi (Sig) 0,05 maka H0 diterima.

2) Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas data posttes menggunakan uji Levene dengan

perumusan hipotesis sebagai berikut:

i. H0 :

Varians data posttes homogen.

ii. H1 :

Varians data posttes tidak homogen.

Taraf signifikan yang digunakan adalah 5% dengan kriteria pengujiannya

sebagai berikut:

i. Jika nilai signifikansi (Sig) < 0,05 maka H0 ditolak.

ii. Jika nilai signifikansi (Sig) 0,05 maka H0 diterima.

3) Uji Perbedaan Dua Rata-Rata

Hipotesis dirumuskan dalam bentuk hipotesis statistik (uji dua pihak)

sebagai berikut:

i. H0 : : Tidak terdapat perbedaan rata-rata kemampuan akhir

yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

ii. H1 : : Terdapat perbedaan rata-rata kemampuan akhir yang

signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Jika kedua data berdistribusi normal dan homogen, maka dilakukan uji-t

(uji independent sample t-test). Jika kedua data berdistribusi normal tetapi tidak

homogen, maka dilakukan uji-t dengan asumsi varians tidak sama (uji

independent sample t-test dengan equal variances not assumed). Jika salah satu

Page 22: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/27856/6/S_MAT_1206652_Chapter3.pdf · Kriteria perhitungannya adalah sebagai berikut: 1) Validitas Suatu alat evaluasi

46

Yuyun Desfrita Azura, 2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

atau kedua data berdistribusi tidak normal, maka dilakukan uji Mann-Whitney.

Taraf signifikan yang digunakan adalah 5% dengan kriteria pengujiannya:

i. Jika nilai signifikansi (Sig) < 0,05 maka H0 ditolak.

ii. Jika nilai signifikansi (Sig) 0,05 maka H0 diterima.

c) Analisis Data Gain Ternomalisasi (N-Gain)

Perhitungan gain ternomalisasi atau N-gain bertujuan untuk mengetahui

peningkatan kemampuan menyusun konjektur matematis siswa. Perhitungan

tersebut diperoleh dari nilai pretes dan posttes masing-masing kelas yaitu kelas

eksperimen dan kelas kontrol.

Pengolahan gain ternomalisasi (dalam Hake, 1999) dihitung dengan

rumus:

N-gain

Keterangan:

N-gain menyatakan gain ternomalisasi

Spre menyatakan skor pretes

Spos menyatakan skor posttes

SMI menyatakan skor maksimal ideal

Analisis data N-gain sama dengan analisis data pretes, dengan asumsi

yang harus dipenuhi sebelum uji perbedaan dua rata-rata, adalah normalitas dan

homogenitas data N-gain. Menurut Hake (1999), peningkatan yang terjadi pada

kedua kelas dapat dilihat menggunakan rumus N-gain dan ditaksir menggunakan

kriteria N-gain yang ada pada Tabel berikut.

Page 23: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/27856/6/S_MAT_1206652_Chapter3.pdf · Kriteria perhitungannya adalah sebagai berikut: 1) Validitas Suatu alat evaluasi

47

Yuyun Desfrita Azura, 2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.13

Kriteria Tingkat N-Gain

N-gain Keterangan

N-gain > 0,7 Tinggi

0,3 < N-gain 0,7 Sedang

N-gain 0,3 Rendah

2. Pengolahan Kemampuan Menguji Konjektur Matemati

Data kemampuan menguji konjektur matematis merupakan data

kuantitatif meliputi data hasil pretes, posttes, dan data N-gain.

a) Analisis Data Tes Awal (pretes)

Pretes dilakukan untuk melihat kemampuan awal dari kedua kelas apakah

sama atau berbeda. Hal ini dapat dilihat melalui uji kesamaan rata-rata terhadap

data hasil pretes kedua kelas. Uji dilakukan dengan bantuan software IBM SPSS

Statistics 20 for Windows, yaitu dengan menggunakan Independent Sample T-

Test. Jika hasil pengujian menunjukkan hasil yang signifikan, artinya tidak ada

perbedaan rata-rata yang berarti dari kedua kelas, maka dapat dikatakan bahwa

kemampuan awal kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sama.

Asumsi yang harus dipenuhi sebelum melakukan uji-t adalah normalitas

dan homogenitas data. Oleh karena itu, sebelum pengujian Independent Sample T-

Test terhadap data pretes dilakukan, maka terlebih dahulu dilakukan langkah-

langkah berikut:

Page 24: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/27856/6/S_MAT_1206652_Chapter3.pdf · Kriteria perhitungannya adalah sebagai berikut: 1) Validitas Suatu alat evaluasi

48

Yuyun Desfrita Azura, 2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

1) Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data kedua kelas

berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Karena sampel

jumlahnya lebih dari 30, uji normalitas yang digunakan adalah uji Shapiro-Wilk.

Hipotesis dalam pengujian normalitas data pretes sebagai berikut:

i. H0 : Data pretes berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

ii. H1 : Data pretes berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal.

Taraf signifikan yang digunakan adalah 5% dengan kriteria pengujiannya

sebagai berikut:

i. Jika nilai signifikansi (Sig) < 0,05 maka H0 ditolak.

ii. Jika nilai signifikansi (Sig) 0,05 maka H0 diterima.

2) Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh

memiliki varians yang homogen atau tidak. Pengujian homogenitas data pretes

menggunakan uji Levene dengan perumusan hipotesis sebagai berikut:

i. H0 :

Varians data pretes homogen.

ii. H1 :

Varians data pretes tidak homogen.

Taraf signifikan yang digunakan adalah 5% dengan kriteria pengujiannya

sebagai berikut:

i. Jika nilai signifikansi (Sig) < 0,05 maka H0 ditolak.

ii. Jika nilai signifikansi (Sig) 0,05 maka H0 diterima.

Page 25: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/27856/6/S_MAT_1206652_Chapter3.pdf · Kriteria perhitungannya adalah sebagai berikut: 1) Validitas Suatu alat evaluasi

49

Yuyun Desfrita Azura, 2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

3) Uji Kesamaan Dua Rata-Rata

Uji kesamaan dua rata-rata bertujuan untuk mengetahui kesamaan dua

rata-rata dari data pretes yang diperoleh. Hipotesis dirumuskan dalam bentuk

hipotesis statistik (uji dua pihak) sebagai berikut:

i. H0 : : Tidak terdapat perbedaan rata-rata kemampuan awal

yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

ii. H1 : : Terdapat perbedaan rata-rata kemampuan awal yang

signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Jika kedua data berdistribusi normal dan homogen, maka dilakukan uji-t

(uji independent sample t-test). Jika kedua data berdistribusi normal tetapi tidak

homogen, maka dilakukan uji-t dengan asumsi varians tidak sama (uji

independent sample t-test dengan equal variances not assumed). Jika salah satu

atau kedua data berdistribusi tidak normal, maka dilakukan uji Mann-Whitney.

Taraf signifikan yang digunakan adalah 5% dengan kriteria

pengujiannya:

i. Jika nilai signifikansi (Sig) < 0,05 maka H0 ditolak.

ii. Jika nilai signifikansi (Sig) 0,05 maka H0 diterima.

b) Analisis Data Tes Akhir (Posttes)

Posttes dilakukan untuk melihat perbedaan pencapaian pada kedua kelas

setelah diberi perlakuan apabila rata-rata pretes tidak terdapat perbedaan dari hasil

uji statistik sebelumnya. Uji dilakukan dengan bantuan software IBM SPSS

Statistics 20 for Windows, yaitu dengan menggunakan Independent Sample T-

Test. Jika hasil pengujian menunjukkan hasil yang signifikan, artinya tidak ada

perbedaan rata-rata yang berarti dari kedua kelas. Asumsi yang harus dipenuhi

Page 26: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/27856/6/S_MAT_1206652_Chapter3.pdf · Kriteria perhitungannya adalah sebagai berikut: 1) Validitas Suatu alat evaluasi

50

Yuyun Desfrita Azura, 2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

sebelum melakukan uji-t adalah normalitas dan homogenitas data. Langkah-

langkah yang dilakukan adalah:

1) Uji Normalitas

Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:

i. H0 : Data posttes berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

ii. H1 : Data posttes berasal dari populasi yang berdistribusi tidak

normal.

Taraf signifikan yang digunakan adalah 5% dengan kriteria pengujiannya

sebagai berikut:

i. Jika nilai signifikansi (Sig) 0,05 maka H0 diterima.

ii. Jika nilai signifikansi (Sig) < 0,05 maka H0 ditolak.

2) Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas data posttes menggunakan uji Levene dengan

perumusan hipotesis sebagai berikut:

i. H0 :

Varians data posttes homogen.

ii. H1 :

Varians data posttes tidak homogen.

Taraf signifikan yang digunakan adalah 5% dengan kriteria pengujiannya

sebagai berikut:

i. Jika nilai signifikansi (Sig) < 0,05 maka H0 ditolak.

ii. Jika nilai signifikansi (Sig) 0,05 maka H0 diterima.

3) Uji Perbedaan Dua Rata-Rata

Hipotesis dirumuskan dalam bentuk hipotesis statistik (uji dua pihak)

sebagai berikut:

i. H0 : : Tidak terdapat perbedaan rata-rata kemampuan akhir

yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

ii. H1 : : Terdapat perbedaan rata-rata kemampuan akhir yang

signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Page 27: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/27856/6/S_MAT_1206652_Chapter3.pdf · Kriteria perhitungannya adalah sebagai berikut: 1) Validitas Suatu alat evaluasi

51

Yuyun Desfrita Azura, 2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Jika kedua data berdistribusi normal dan homogen, maka dilakukan uji-t

(uji independent sample t-test). Jika kedua data berdistribusi normal tetapi tidak

homogen, maka dilakukan uji-t dengan asumsi varians tidak sama (uji

independent sample t-test dengan equal variances not assumed). Jika salah satu

atau kedua data berdistribusi tidak normal, maka dilakukan uji Mann-Whitney.

Taraf signifikan yang digunakan adalah 5% dengan kriteria

pengujiannya:

i. Jika nilai signifikansi (Sig) < 0,05 maka H0 ditolak.

ii. Jika nilai signifikansi (Sig) 0,05 maka H0 diterima.

c) Analisis Data Gain Ternomalisasi (N-Gain)

Perhitungan gain ternomalisasi atau N-gain bertujuan untuk mengetahui

peningkatan kemampuan menguji konjektur matematis siswa. Perhitungan

tersebut diperoleh dari nilai pretes dan posttes masing-masing kelas yaitu kelas

eksperimen dan kelas kontrol.

Pengolahan gain ternomalisasi (dalam Hake, 1999) dihitung dengan

rumus:

N-gain

Keterangan:

N-gain menyatakan gain ternomalisasi

Spre menyatakan skor pretes

Spos menyatakan skor posttes

SMI menyatakan skor maksimal ideal

Page 28: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/27856/6/S_MAT_1206652_Chapter3.pdf · Kriteria perhitungannya adalah sebagai berikut: 1) Validitas Suatu alat evaluasi

52

Yuyun Desfrita Azura, 2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Analisis data N-gain sama dengan analisis data pretes, dengan asumsi

yang harus dipenuhi sebelum uji perbedaan dua rata-rata, adalah normalitas dan

homogenitas data N-gain. Menurut Hake (1999), peningkatan yang terjadi pada

kedua kelas dapat dilihat menggunakan rumus N-gain dan ditaksir menggunakan

kriteria N-gain yang ada pada Tabel berikut.

Tabel 3.13

Kriteria Tingkat N-Gain

N-gain Keterangan

N-gain > 0,7 Tinggi

0,3 < N-gain 0,7 Sedang

N-gain 0,3 Rendah

3 Pengolahan Data Self-Confidence

Data Self-Confidence merupakan kualitatif diperoleh dari angket dan

lembar observasi. Prosedur pengolahan data kualitatif adalah sebagai berikut:

a. Pengolahan Data Angket

Pengolahan data angket dilakukan dengan menggunakan Skala Likert.

Data yang diperoleh dari angket dikelompokkan berdasarkan jawaban Sangat

Sering (SS), Sering (S), Jarang (J ), Jarang Sekali (JS), dan Tidak Pernah (T)

untuk tiap pernyataan. Setiap jawaban memiliki bobot tertentu. Untuk pernyataan

bersifat positif (favorable), jawaban Sangat Sering (SS) diberi skor 5; Sering (S)

diberi skor 4; dan Jarang (J) diberi skor 3, Jarang Sekali (JS) diberi skor 2, dan

Tidak Pernah (TP) diberi skor 1.

Adapun selanjutnya untuk mengukur skala Self-Confidence siswa

dilakukan langkah- langkah berikut:

Page 29: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/27856/6/S_MAT_1206652_Chapter3.pdf · Kriteria perhitungannya adalah sebagai berikut: 1) Validitas Suatu alat evaluasi

53

Yuyun Desfrita Azura, 2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

1) Transformasikan data ordinal skala Self-Confidence ke data interval

menggunakan Method of Successive Interval (MSI). Adapun langkah-langkah

yang digunakan dalam melakukan transformasi tersebut adalah:

i. Menghitung banyak frekuensi setiap pilihan jawaban pada masing-masing

item pernyataan dalam skala ordinal.

ii. Menentukan proporsi untuk setiap frekuensi jawaban.

iii. Mejumlahkan proporsi secara berurutan untuk setiap respon, sehingga

diperoleh nilai proporsi kumulatif.

iv. Menentukan nilai Z untuk setiap kategori, dengan asumsi bahwa proporsi

kumulatif dianggap mengikuti distribusi normal baku.

v. Menghitung nilai densitas dari nilai Z (nilai f(z)) yang dihitung dengan rumus:

( )

√ (

)

vi. Menghitung SV (Scale Value) dengan rumus:

vii. Mentransformasikan nilai skala dengan menggunakan rumus:

( | |)

b. Melakukan uji asumsi statistik, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas

varians. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data skor Self-

Confidence siswa setelah pembelajaran berdistribusi normal. Hipotesis yang

diuji adalah sebagai berikut:

H0 : Data berdistribusi normal

H1 : Data berdistribusi tidak normal

Taraf signifikasi yang digunakan yaitu 5% atau α = 0,05. Uji statistik

yang digunakan adalah uji Shapiro-Wilk. Kriteria pengujiannya adalah sebagai

Page 30: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/27856/6/S_MAT_1206652_Chapter3.pdf · Kriteria perhitungannya adalah sebagai berikut: 1) Validitas Suatu alat evaluasi

54

Yuyun Desfrita Azura, 2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

berikut: jika nilai signifikasi kurang dari 0,05 maka H0 ditolak dan jika nilai

signifikasi lebih dari atau sama dengan 0,05 maka H0 diterima.

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah variansi kedua

kelas homogen atau tidak homogen. Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut:

H0 : Variansi skor Self-Confidence kedua kelas homogen.

H1 : Variansi skor Self-Confidence kedua kelas tidak homogen.

Taraf signifikasi yang digunakan yaitu 5% atau α = 0,05. Uji

statistik yang digunakan adalah uji statistik Levene (Levene Statistic).

Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut: jika nilai signifikasi kurang

dari 0,05 maka H0 ditolak dan jika nilai sginifikasi lebih dari atau sama dengan

0,05 maka H0 diterima.

Selanjutnya, dilakukan uji coba perbedaan dua rata-rata terhadap data

Self-Confidence siswa untuk melihat apakah Self-Confidence siswa yang

memperoleh pembelajaran berbasis masalah lebih baik daripada siswa yang

memperoleh pembelajaran secara konvensional. Hipotesis yang diuji adalah

sebagai berikut:

H0 : Self-Confidence siswa yang memperoleh pembelajaran berbasis

masalah tidak lebih baik secara signifikan dibandingkan

dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional

H1 : Self-Confidence siswa yang memperoleh pembelajaran berbasis

masalah lebih baik secara signifikan dibandingkan dengan

siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional

Taraf signifikasi yang digunakan yaitu 5% atau α = 0,05. Jika data

berdistribusi normal dan homogen maka uji statisitik yang digunakan adalah uji-t

sampel independen. Jika data berdistribusi normal tetapi tidak homogen maka uji

statistik yang digunakan adalah uji-t’. Sedangkan jika data berdistribusi tidak

normal, maka uji statisik yang digunakan adalah uji non parametik, yaitu uji

Mann-Whitney. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut: jika nilai signifikasi

Page 31: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/27856/6/S_MAT_1206652_Chapter3.pdf · Kriteria perhitungannya adalah sebagai berikut: 1) Validitas Suatu alat evaluasi

55

Yuyun Desfrita Azura, 2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

kurang dari 0,05 maka H0 ditolak dan jika nilai siginifikasi lebih dari atau sama

dengan 0,05 maka H0 diterima.

4 Pengolahan Data Hasil Observasi

Lembar observasi aktivitas guru dan siswa memberikan gambaran

mengenai aktivitas pembelajaran menggunakan pembelajaran berbasis masalah.

Lembar observasi aktivitas pembelajaran memberikan gambaran aktivitas guru

dan siswa selama pembelajaran berlangsung. Data yang diperoleh dari lembar

observasi tersebut diolah dan dianalisis secara deskriptif.

Selain lembar aktivitas guru dan siswa, guru menggunakan lembar

observasi Self-Confidence siswa dalam pembelajaran. Data ini digunakan sebagai

penunjang terhadap angket yang diberikan kepada siswa.

5 Pengolahan Data Hasil Wawancara

Wawancara yang dilakukan oleh guru terhadap siswa digunakan sebagai

penunjang untuk mengukur Self-Confidence yang dialami siswa selama

pembelajaran. Data ini diolah dan dianalisis secara diskriptif bersama dengan

angket dan lembar observasi Self-Confidence siswa.

Page 32: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/27856/6/S_MAT_1206652_Chapter3.pdf · Kriteria perhitungannya adalah sebagai berikut: 1) Validitas Suatu alat evaluasi

56

Yuyun Desfrita Azura, 2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

E. Tahapan Penelitian

1. Prosedur Pengolahan Data Kemampuan Menyusun Konjektur Matematis

Tidak

Ya Tidak

Ya

2. Prosedur Pengolahan Data Kemampuan Menguji Konjektur Matematis

Tidak

Ya Tidak

Ya

Data Penelitian

Normal? Uji Mann Whitney

Homogen?

Uji t

Hasil

Uji t’

Data Penelitian

Normal? Uji Mann Whitney

Homogen?

Uji t

Hasil

Uji t’

Page 33: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/27856/6/S_MAT_1206652_Chapter3.pdf · Kriteria perhitungannya adalah sebagai berikut: 1) Validitas Suatu alat evaluasi

57

Yuyun Desfrita Azura, 2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

3. Pengolahan data Self-Confidence

Tidak

Ya Tidak

Ya

Data Penelitian yang ditransformasikan

Normal? Uji Mann Whitney

Homogen?

Uji t

Hasil

Uji t’

Page 34: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/27856/6/S_MAT_1206652_Chapter3.pdf · Kriteria perhitungannya adalah sebagai berikut: 1) Validitas Suatu alat evaluasi

58

Yuyun Desfrita Azura, 2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

No. Keterangan

Waktu

Feb Mar Apr Mei Jun Juli Ags Sep Okt

1. Penyusunan

Proposal

Penelitian

2. Seminar Proposal

Penelitian

3. Pembuatan

Instrumen

Penelitian

4. Pelaksanaan

Penelitian

5. Penyusunan Hasil

Penelitian dan

Pembahasan

6. Ujian Sidang

Page 35: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/27856/6/S_MAT_1206652_Chapter3.pdf · Kriteria perhitungannya adalah sebagai berikut: 1) Validitas Suatu alat evaluasi

59

Yuyun Desfrita Azura, 2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGUJI KONJEKTUR MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

4. Prosedur Penelitian

F. Jadwal Penelitian

egiatan Penelitian

Identifikasi Masalah, Rumusan Masalah, Studi Literatur

Penyusunan Bahan Ajar dan Instrumen Penelitian

Validasi Bahan Ajar dan Instrumen Penelitian

Revisi Bahan Ajar dan Istrumen Penelitian

Uji Coba Instrumen

Analisis Hasil Uji Coba Instrumen

Revisi Instrumen

Pemilihan Subjek Penelitian

Pretes

Pembelajaran Konvensional

pada Kelas Kontrol

Pembelajaran Berbasis Masalah pada Kelas

Eksperimen

Posttes

Laporan

Analisis Data

Observasi + Angket + Wawancara