bab iii metode penelitian 3.1 desain...

24
Febri Veronika Kristi, 2017 PENERAPAN MODEL JIGSAW DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PEMBELAJARAN SENI TARI UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yaitu cara-cara yang dilakukan tentang bagaimana langkah-langkah untuk meneliti suatu masalah. Adapun pendekatan metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu pendekatan metode kuantitatif. Pendekatan metode penelitian kuantitatif ini dipilih agar kemampuan siswa sebagai variabel terikatnya dapat terukur melalui perhitungan angka, meskipun dalam penjabarannya dijelaskan secara deskriptif. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini merupakan metode penelitian berdasarkan jenisnya, yakni metode penelitian eksperimen. Metode ini bertujuan untuk mencari pengaruh pemberian suatu treatment atau perlakuan terhadap suatu objek penelitian. Seperti yang diungkapkan oleh Sugiyono (2015, hlm. 107) yang menyatakan bahwa penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Terdapat beberapa tipe dalam metode penelitian eksperimen. Peneliti menggunakan tipe metode penelitian Pre-experimental Design. Tipe ini merupakan percobaan suatu sistem pembelajaran tanpa menggunakan kelas kontrol dan sampel tidak dipilih secara random. Adapun cara menghitung tingkat perkembangan siswa dimulai dari sebelum dilakukannya penelitian kemudian sesudah penelitian yaitu dengan menggunakan One Group Pretest Posttest Design. Tes awal atau pretest dilakukan sebelum penerapan modifikasi model Jigsaw dengan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran seni taridiberikan. Tes akhir akhir atau posttest dilakukan sesudah pembelajaran seni tari dengan penerapan model Jigsaw dengan pendekatan kontekstual diberikan. Rumus tes yang diberikan yaitu sebagai berikut :

Upload: others

Post on 22-Oct-2020

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • Febri Veronika Kristi, 2017 PENERAPAN MODEL JIGSAW DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PEMBELAJARAN SENI TARI UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN SOSIAL SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 Desain Penelitian

    Metode penelitian yaitu cara-cara yang dilakukan tentang bagaimana

    langkah-langkah untuk meneliti suatu masalah. Adapun pendekatan metode yang

    digunakan dalam penelitian ini, yaitu pendekatan metode kuantitatif. Pendekatan

    metode penelitian kuantitatif ini dipilih agar kemampuan siswa sebagai variabel

    terikatnya dapat terukur melalui perhitungan angka, meskipun dalam

    penjabarannya dijelaskan secara deskriptif.

    Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini merupakan metode

    penelitian berdasarkan jenisnya, yakni metode penelitian eksperimen. Metode ini

    bertujuan untuk mencari pengaruh pemberian suatu treatment atau perlakuan

    terhadap suatu objek penelitian. Seperti yang diungkapkan oleh Sugiyono (2015,

    hlm. 107) yang menyatakan bahwa penelitian eksperimen adalah metode

    penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap

    yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.

    Terdapat beberapa tipe dalam metode penelitian eksperimen. Peneliti

    menggunakan tipe metode penelitian Pre-experimental Design. Tipe ini

    merupakan percobaan suatu sistem pembelajaran tanpa menggunakan kelas

    kontrol dan sampel tidak dipilih secara random. Adapun cara menghitung tingkat

    perkembangan siswa dimulai dari sebelum dilakukannya penelitian kemudian

    sesudah penelitian yaitu dengan menggunakan One Group Pretest Posttest

    Design. Tes awal atau pretest dilakukan sebelum penerapan modifikasi model

    Jigsaw dengan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran seni taridiberikan.

    Tes akhir akhir atau posttest dilakukan sesudah pembelajaran seni tari dengan

    penerapan model Jigsaw dengan pendekatan kontekstual diberikan.

    Rumus tes yang diberikan yaitu sebagai berikut :

  • 42

    Keterangan :

    O1 = merupakan tes awal yang dilakukan pada siswa sebelum diberikannya

    penerapan modifikasi model Jigsaw dengan pendekatan kontekstual

    dalam pembelajaran seni tari

    X = merupakan eksperimen yang dilakukan, yakni penerapan modifikasi

    model Jigsaw dengan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran

    seni tari dan

    O2 = merupakan tes akhir sesudah diberikan perlakuan (treatment)

    3.2 Partisipan Penelitian dan Tempat Penelitian

    Partisipan merupakan bagian yang terlibat dan membantu penelitian

    ini. Partisipan dalam penelitian ini diambil dari kelas VIII A dengan jumlah

    siswa 27orang (14 perempuan dan 13 laki-laki).

    Lokasi adalah tempat dimana peneliti akan melakukan penelitiannya.

    Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah SMP Muhammadiyah 6

    Kota Bandung yang beralamatkan di Jalan Sukagalih Gang Gojali No. 134

    Sukajadi Bandung. Pemilihan SMP Muhammadiyah 6 sebagai lokasi

    penelitian yaitu karena berdasarkan observasi awal, SMP ini representatif.

    Berdasarkan observasi awal dan wawancara kepada guru mata pelajaran

    Seni Budaya, bahwa pembelajaran seni tari di SMP Muhammadiyah 6

    Bandung masih dirasa kurang mengasah kompetensi siswa pada aspek

    kecerdasan sosialnya karena pembelajaran seni tari di SMP

    Muhammadiyah 6 Bandung lebih menekankan pada teori-teori saja.

    Pembelajaran seni tari yang terintegrasi ke dalam pembelajaran seni budaya

    tidak hanya materi teori namun juga praktik yang dijadikan sebagai media

    untuk membantu siswa memahami esensi dari pembelajaran seni tari.

    3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

    3.3.1 Populasi

    Populasi merupakan keseluruhan subjek yang akan diteliti. Populasi

    juga bisa disebut sebagai kelompok besar yang menjadi objek penelitian.

    Sugiyono (2015, hal.117) menyatakan bahwa, “Populasi adalah wilayah

    generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas

    dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

  • 43

    ditarik kesimpulannya.”. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi

    kelas VIII SMP Muhammadiyah 6, dengan jumlah kelas yakni 4 dan

    jumlah keseluruhan siswa 117 orang (VIII A 30 orang, VIII B 29 orang,

    VIII C 28 orang, dan VIII D 30 orang). Populasi ini dipilih sebab

    kompetensi yang ingin dicapai adalah representatif untuk dijadikan materi

    penelitian yang berfokus masalah pada kelemahan kecerdasan sosial siswa.

    Sesuai kurikulum yang berlaku di sekolah tersebut, yang mana menerapkan

    KTSP pada kelas VIII dengan Standar Kompetensi 14. Mengekspresikan

    Diri Melalui Karya Seni Tari dan Kompetensi Dasar 14.1 Mengeksplorasi

    Pola Lantai Gerak Tari Berpasangan/ Kelompok Nusantara, maka kelas

    VIII cocok menjadi populasi dalam meningkatan kecerdasan sosial pada

    aspek sikap prososial, pemahaman etika sosial, dan komunikasi sosial.

    3.3.2 Sampel

    Tidak memungkinkannya melakukan penelitian populasi, sebab

    dimungkinkan adanya bias pada pengumpulan data, maka peneliti

    menggunakan penelitian sampel. Sampel merupakan bagian terkecil dari

    penelitian ini. Sampel merupakan wakil dari populasi, seperti menurut

    Sugiyono (2015, hlm. 118) yang menyatakan bahwa sampel adalah bagian

    dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Tujuan

    diambilnya sampel karena adanya keterbatasan sarana, waktu, dan biaya

    sehingga peneliti tidak mampu menjangkau itu semua.

    Dalam penelitian ini, peneliti memilih sampel kelasVIII A SMP

    Muhammadiyah 6 Kota Bandung dengan jumlah 30 orang siswa dan 27

    orang siswa yang aktif dan memenuhi kehadiran setiap pertemuannya, yang

    terdiri dari 13 orang perempuan, dan 14 orang laki-laki. PemilihanVIII A

    ini dikarenakan kelas ini representatif. Teknik sampling yang digunakan

    dalam penelitian ini ditentukan dengan cara purposive sampling di mana

    penarikan sampel yang dilakukan memilih subjek berdasarkan kriteria

    spesifik yang ditetapkan peneliti (Arikunto, 2014 hlm. 183). Hal tersebut

    dikarenakan kelas tersebut memiliki kecakapan pada aspek kognitif yang

    tertinggi di antara kelas-kelas yang lain namun pada kompetensi afektifnya

    berkaitan dengan kecerdasan sosial dengan aspek sikap prososial,

  • 44

    pemahaman etika sosal, dan komunikasi sosialnya masih dalam tahap

    cukup dan dianggap tepat untuk mendukung pelaksanaan penelitian.

    3.4 Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan

    3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

    Untuk mempermudah proses pengumpulan data maka peneliti

    melakukan beberapa teknik pengumpulan data. Pengumpulan data juga

    dilakukan meminimalisir pembiasan data yang terkumpul disebabkan

    kesubjektifan peneliti. Adapun beberapa teknik yang dilakukan peneliti

    untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, yaitu:

    1) Studi Pustaka

    Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data berupa studi

    kepustakaan Tujuan dari digunakannya studi pustaka adalah untuk

    mendukung validitas sumber yang didapat sesuai dengan teori-teori

    dan pendapat-pendapat para ahli dan sebagai pisau bedah dalam

    melakukan analisis hasil temuan. Selain itu penggunaan teknik

    pengumpulan data dengan studi pustaka adalah untuk menghindari

    unsur plagiarism. Adapun buku-buku yang digunakan diantaranya

    mengenai konsep dasar pembelajaran, psikologi perkembangan remaja,

    kecerdasan sosial, model-model pembelajaran kooperatif, dan model

    pembelajaran konstruktivisme.

    2) Observasi

    Observasi merupakan kegiatan pengamatan terhadap objek

    penelitian. Observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan

    melakukan pengamatan non partisipan terstruktur. Pengamatan

    mengarah kepada masalah-masalah dan penyebab terkait kecerdasan

    sosial siswa dan metode pembelajaran dan pengajaran guru sebagai

    upayanya meningkatkan kecerdasan sosial siswanya. Observasi yang

    dilakukan pada tanggal 08 Februari 2017 ini berguna untuk melihat

    kondisi awal siswa sebelum penerapan model Jigsaw dengan

    pendekatan kontekstual oleh peneliti. Observasi yang dilakukan pada

    saat penelitian yaitu mengamati aspek-aspek yang mendukung

    terhadap kecerdasan sosial siswa, di antaranya:

  • 45

    (1) Sikap Prososial dalam mengeksplorasi dan menyusun gerak

    Pada saat proses observasi, peneliti menemukan masalah dalam

    kurangnya kesadaran siswa untuk membantu rekan kelompoknya

    dalam melakukan eksplorasi dan penyusunan gerak. Sehingga

    ketika menari secara kelompok, gerakan siswa tersebut tidak

    kompak dalam kelompok.

    (2) Komunikasi Sosial dalam menyelaraskan gerak sesuai karakter

    tarian

    Keterampilan gerak siswa sesuai karakter tarian pun termasuk ke

    dalam kecerdasan sosial, sebab mengarah terhadap kemampuan

    siswa mengungkapkan emosinya kepada komunikan.Permasalahan

    yang muncul yaitu siswa tidak mengetahui ekspresi yang harus

    dikeluarkan sesuai dengan karakter tarian.

    (3) Pemahaman Etika Sosial dalam menyelaraskan gerak sesuai iringan

    Pada saat observasi, harmonisasi gerak dengan iringan musik

    kurang optimal.(Adapun pedoman observasipenilaian terlampir).

    3) Wawancara

    Wawancara merupakan percakapan antara dua orang atau lebih,

    yang terdiri dari pewawancara dan narasumber untuk mencari

    informasi tentang suatu atau beberapa hal. Wawancara digunakan

    untuk dapat memperkuat suatu dugaan,karena wawancara tersebut

    bersifat pasti. Wawancara pun bertujuan untuk menggali informasi-

    informasi yang mendalam mengenai masalah yang diteliti. Wawancara

    yang dilakukan peneliti yaitu wawancara langsung.

    Peneliti melakukan wawancara kepada guru dan siswa yang

    dilakukan pada tanggal 14-15 Maret 2017.

    (1) Wawancara diajukan kepada guru meliputi proses belajar mengajar

    dan seluruh komponen belajar yang dirancang oleh guru untuk

    mengetahui sejauh mana proses pembelajaran berlangsung

    sebelumnya. (Pedoman wawancara yang diajukan dalam penelitian

    ini terlampir).

  • 46

    (2) Wawancara pada siswa dilakukan salah satunya untuk mengetahui

    pemahaman dan antusias siswa dalam kegiatan pembelajaran.

    Untuk menghindari perluasan topik pembicaraan dalam

    wawancara, maka peneliti menyusun pedoman wawancara yang

    akan dilakukan. (Pedoman wawancara terlampir).

    4) Tes

    Tes merupakan sebuah alat ukur yang bertujuan untuk

    mengevaluasi hasil dari proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.

    Tes merupakan suatu bentuk dari pengukuran. Terdapat dua macam tes

    yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini yaitu tes awal atau pretest

    dan posttest dengan menggunakan angket dan tes perbuatan untuk

    memperkuat data. Tes tersebut terdiri dari penguasaan materi tari dan

    bagaimana hubungan sosial yang terjalin selama proses pembelajaran.

    Beberapa aspek penilaian mengukur sejauh mana tingkat kecerdasan

    siswa dengan menilai beberapa indikator kecerdasan sosial di

    antaranya sikap prososial yang terwujud melalui kerjasama yang

    terjalin selama proses pembelajaran yang terjalin dengan melihat

    kekompakan dalam penyajian tarian yang ditampilkan setelah

    penerapan model Jigsaw dengan pendekatan kontekstual dalam

    pembelajaran tari. Indikator selanjutnya adalah rasa kebersamaan yang

    timbul dari pembelajaran seni tari yang diimplementasikan melalui.

    5) Dokumentasi

    Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan yang akurat,

    sebab data yang dihasilkan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

    Dokumentasi dapat berupa foto atau video yang diambil menggunakan

    sebuah alat potret yaitu kamera yang kemudian dicetak menjadi sebuah

    foto atau media gambar yang bertujuan untuk mendukung

    kevaliditasan data, maupun berbagai dokumen penting seperti catatan

    pribadi yang juga dapat mendukung kesahihan data. Peneliti

    menggunakan kamera smartphone pada saat melakukan penelitian.

    Peneliti mengambil gambar dan video ketika proses latihan

    berlangsung, dan menyimpan berbagai arsip, seperti data siswa. Data

  • 47

    hasil dokumentasi yang didapatkan seperti video yang menegaskan

    ketepatan gerak siswa terhadap pola irama musik, foto yang

    menjelaskan tentang ekspresi siswa terhadap tarian, serta foto dan

    video selama proses eksplorasi dan penyusunan gerak oleh siswa.

    3.4.2 Instrumen Penelitian

    Dengan adanya tujuan data yang akan diperoleh lebih mudah

    dianalisis, maka instrumen penelitian dalam penelitian ini tentunya adalah

    peneliti sendiri dengan menggunakan alat bantu. Alat bantu itu sendiri

    antara lain alat tulis, smartphone camera, dan alat pendukung lainnya

    seperti pedoman observasi, pedoman wawancara, tes, serta angket.

    1) Pedoman Observasi

    Pedoman observasi dalam penelitian ini dimaksudkan untuk

    melihat, mengamati, dan mengetahui kondisi awal proses belajar dan

    pembelajaran di sekolah tersebut. Tentunya yang dilihat dan diamati

    yakni kompetensi-kompetensi yang berhubungan dengan proses

    pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk penyusunan tahapan

    pembelajaran hingga pembelajaran yang efektif dan efisien bisa

    tercapai, dan yang paling penting dari hal ini yakni agar tujuan

    pembelajaran untuk meningkatkan kecerdasan sosial tercapai dengan

    baik. Pedoman observasi mendukung untuk pengumpulan data terhadap

    berbagai aspek kecerdasan sosial, yakni sikap prososial, pemahaman

    etika sosial, dan komunikasi sosial.

    2) Pedoman Wawancara

    Pedoman wawancara ditujukan kepada guru maupun siswa.

    Wawancara kepada guru berkaitan dengan materi, model, metode,

    pendekatan, media, bahkan kendala dalam pembelajaran seni tari yang

    telah dilaksanakan. Wawancara dilakukan agar peneliti mempunyai

    gambaran akan kondisi pembelajaran sebelumnya sehingga dapat

    diperbaiki pada tahapan pembelajaran yang akan dilakukan di

    kesempatan selanjutnya.

    Wawancara kepada siswa ditujukan guna mengetahui sejauh

    mana pandangan siswa mengenai pembelajaran seni tari. Di samping itu

  • 48

    wawancara ini ditujukan guna untuk mengetahui respon, tanggapan,

    maupun saran siswa mengenai pembelajaran tari sebelumnya,

    keuntungan dan kelemahan pembelajaran kelompok di dalam kelas,

    serta masalah-masalah yang berkaitan dengan kecerdasan sosial siswa

    di kelas, agar peneliti mempunyai gambaran mengenai tahapan

    pembelajaran yang akan dilakukan melalui penerapan model Jigsaw

    dengan pendekatan kontekstual.

    3) Tes

    Tes merupakan salah satu alat ukur yang diberikan kepada

    responden untuk memperoleh jawaban secara lisan, tulisan, maupun

    perbuatan. Tes perlu dilakukan untuk mengetahui sejauh mana

    keberhasilan proses pembelajaran dilakukan. Ada beberapa tes yang

    dilakukan, yang pertama pretest sebelum treatment diberikan,

    yangkedua posttest setelah treatment diberikan. Tes awal (pretest)

    diberikan sebelum diterapkannya modifikasi model Jigsaw dengan

    pendekatan kontekstual dalam pembelajaran seni tari, dan tes akhir

    (posttest) diberikan setelah diterapkannya modifikasi model Jigsaw

    dengan pendekatan kontekstual. Tes yang digunakan peneliti dalam

    penelitian ini adalah tes perbuatan dan angket.

    1) Tes Perbuatan

    Tes perbuatan digunakan untuk melihat keadaan yang

    sebenar-benarnya sejauh mana tingkat kecerdasan sosial siswa di

    dalam pembelajaran seni tari. Tes tersebut terdiri dari sikap

    prososial dalam mengeksplorasi gerak, pemahaman etika sosial

    melalui kesesuaian gerak dengan hitungan dan pola irama musik,

    dan komunikasi sosial yang diungkap melalui ekspresi wajah atau

    rasa yang diekspresikan sesuai dengan karakter tariannya. Tes

    tersebut bertujuan untuk mengukur sejauh mana tingkat pemahaman

    siswa terhadap pembelajaran seni tari dan khususnya seberapa

    besarkah peningkatan kecerdasan sosial siswa. Aspek kecerdasan

    social siswa dalam pembelajaran seni tari kemudian dinilai

    berdasarkan pedoman penilaian di bawah ini.

  • 49

    Tabel 3.1 Pedoman Penilaian

    No Nama

    Kriteria Penilaian Skor

    Nilai

    Rata

    Rata

    Ket

    Sikap

    Prososial

    Pemahaman

    Etika Sosial

    Komunikasi

    Sosial

    Keterangan penilaian :

    (≤70) = Kurang (D)

    (71– 80) = Cukup (C)

    (81 – 90) = Baik (B)

    (91 – 100) = Sangat Memuaskan (A)

    2) Angket

    Peneliti menggunakan tes tulisan berupa angket untuk

    memperkuat data tentang tingkat kecerdasan sosial siswa sebelum

    diterapkannya modifikasi model Jigsaw dengan pendekatan

    kontekstual dalam pembelajaran seni tari.

    Penyusunan instrument ini berdasarkan penjabaran variable

    kecerdasan sosial menjadi sub-variabel sikap prososial, pemahaman

    etika sosial, dan komunikasi sosial yang lebih spesifik ke dalam

    beberapa indikator kaitannya dengan pembelajaran seni tari.

    Adapun kisi – kisi angket kecerdasan sosial adalah sebagai berikut :

    Tabel 3.2 Kisi-Kisi Angket Kecerdasan Sosial

    No Aspek Indikator

    Jumlah

    Butir

    Soal

    Nomor Butir

    Soal

    (+) (-)

    1 Sikap

    Prososial

    a. Siswa memahami peran setiap anggota kelompok

    untuk membantu dalam

    proses menyusun gerak

    7 10, 16 6

  • 50

    b. Siswa membantu rekannya dalam

    memahami gerakan 8 20

    c. Siswa dapat memperbaiki/mengoreksi

    gerakan yang dilakukan

    rekannya dalam

    kelompok

    9 18

    2 Pemahaman

    Etika Sosial

    a. Siswa mampu berdiskusi kelompok dalam

    menyelaraskan gerak

    dengan iringan tari

    7

    1 19

    b. Siswa dapat mematuhi cara kerja kelompok

    dalam menyelaraskan

    gerak dengan iringan tari 3, 15 4

    c. Siswa mampu menyelaraskan gerakan

    tepat dengan pola iringan

    musik 14 17

    3 Komunikasi

    Sosial

    a. Siswa dapat membedakan karakter dan ekspresi

    dalam penghayatan tari

    6

    13 5

    b. Siswa mendengarkan dan menegoisasi pendapat

    rekannya dengan bahasa

    yang baik, jelas, dan

    santun dalam proses

    eksplorasi gerak

    12 2

    c. Siswa mampu menyelaraskan gerak tari

    sesuai karakter tarian dan

    berdasarkankuat

    lemahnya tenaga

    11 7

    Tiap jawaban responden diberi bobot nilai berdasarkan skala

    Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan

    persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial

    (Sugiyono, 2015 hlm. 134). Adapun skor gradasi jawaban setiap

    item instrumen skala Likert dari yang sangat positif sampai sangat

  • 51

    negative dapat berupa kata – kata berikut : a. Selalu = 4; b. Sering =

    3; c. Kadang-kadang = 2; dan d. Tidak pernah = 1.

    Tabel 3.3 Kriterian Nilai Skala Likert Kecerdasan Sosial

    Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

    Jawaban Skor Jawaban Skor

    Selalu 4 Selalu 1

    Sering 3 Sering 2

    Kadang-kadang 2 Kadang-kadang 3

    Tidak pernah 1 Tidak pernah 4

    Tabel di atas menunjukkan tingkatan penilaian berdasarkan

    jawaban Selalu, Sering, Kadang-kadang, dan Tidak pernah.

    Tingkatan skor dari paling tinggi ke rendah ditunjukkan untuk

    pernyataan positif, sedangkan tingkatan skor dari paling rendah ke

    tinggi ditunjukkan untuk pernyataan negatif.

    Keterangan :

    a. Skor 1 dalam pengukuran Kecerdasan Sosial siswa apabila Siswa

    tersebut ;

    1) Siswa tidak pernah memahami peran setiap anggota kelompok

    untuk membantu dalam proses menyusun gerak

    2) Siswa tidak pernah membantu rekannya dalam memahami

    gerakan

    3) Siswa tidak pernah dapat memperbaiki/mengoreksi gerakan yang

    dilakukan rekannya dalam kelompok

    4) Siswa tidak pernah dapat membedakan karakter dan ekspresi

    dalam penghayatan tari

    5) Siswa tidak pernah mendengarkan dan menegoisasi pendapat

    rekannya dengan bahasa yang baik, jelas, dan santun dalam proses

    eksplorasi gerak

    6) Siswa tidak pernah mampu menyelaraskan gerak tari sesuai

    karakter tarian dan berdasarkan kuat lemahnya tenaga

  • 52

    7) Siswa tidak pernah mendiskusikan cara kerja kelompok dalam

    menyelaraskan gerak dengan iringan musik

    8) Siswa tidak pernah dapat mematuhi cara kerja kelompok

    menyelaraskan gerak dengan iringan musik

    9) Siswa tidak pernah mampu menyelaraskan gerakan tepat dengan

    pola iringan musik

    b. Skor 2 dalam pengukuran Kecerdasan Sosial siswa apabila Siswa

    tersebut ;

    1) Siswa kadang-kadang memahami peran setiap anggota kelompok

    untuk membantu dalam proses menyusun gerak

    2) Siswa kadang-kadang membantu rekannya dalam memahami

    gerakan

    3) Siswa kadang-kadang dapat memperbaiki/mengoreksi gerakan

    yang dilakukan rekannya dalam kelompok

    4) Siswa kadang-kadang dapat membedakan karakter dan ekspresi

    dalam penghayatan tari

    5) Siswa kadang-kadang mendengarkan dan menegoisasi pendapat

    rekannya dengan bahasa yang baik, jelas, dan santun dalam

    proses eksplorasi gerak

    6) Siswa kadang-kadang mampu menyelaraskan gerak tari sesuai

    karakter tarian dan berdasarkan kuat lemahnya tenaga

    7) Siswa kadang-kadang mendiskusikan cara kerja kelompok dalam

    menyelaraskan gerak dengan iringan musik

    8) Siswa kadang-kadang dapat mematuhi cara kerja kelompok

    menyelaraskan gerak dengan iringan musik

    9) Siswa kadang-kadang mampu menyelaraskan gerakan tepat

    dengan pola iringan musik

    c. Skor 3 dalam pengukuran Kecerdasan Sosial siswa apabila Siswa

    tersebut ;

    1) Siswa sering memahami peran setiap anggota kelompok untuk

    membantu dalam proses menyusun gerak

    2) Siswa sering membantu rekannya dalam memahami gerakan

  • 53

    3) Siswa sering dapat memperbaiki/mengoreksi gerakan yang

    dilakukan rekannya dalam kelompok

    4) Siswa sering dapat membedakan karakter dan ekspresi dalam

    penghayatan tari

    5) Siswa sering mendengarkan dan menegoisasi pendapat rekannya

    dengan bahasa yang baik, jelas, dan santun dalam proses

    eksplorasi gerak

    6) Siswa sering mampu menyelaraskan gerak tari sesuai karakter

    tarian dan berdasarkan kuat lemahnya tenaga

    7) Siswa sering mendiskusikan cara kerja kelompok dalam

    menyelaraskan gerak dengan iringan musik

    8) Siswa sering dapat mematuhi cara kerja kelompok menyelaraskan

    gerak dengan iringan musik

    9) Siswa sering mampu menyelaraskan gerakan tepat dengan pola

    iringan musik

    d. Skor 4 dalam pengukuran Kecerdasan Sosial siswa apabila Siswa

    tersebut ;

    1) Siswa selalu memahami peran setiap anggota kelompok untuk

    membantu dalam proses menyusun gerak

    2) Siswa selalu membantu rekannya dalam memahami gerakan

    3) Siswa selalu dapat memperbaiki/mengoreksi gerakan yang

    dilakukan rekannya dalam kelompok

    4) Siswa selalu dapat membedakan karakter dan ekspresi dalam

    penghayatan tari

    5) Siswa selalu mendengarkan dan menegoisasi pendapat rekannya

    dengan bahasa yang baik, jelas, dan santun dalam proses

    eksplorasi gerak

    6) Siswa selalu mampu menyelaraskan gerak tari sesuai karakter

    tarian dan berdasarkan kuat lemahnya tenaga

    7) Siswa selalu mendiskusikan cara kerja kelompok dalam

    menyelaraskan gerak dengan iringan musik

  • 54

    8) Siswa selalu dapat mematuhi cara kerja kelompok menyelaraskan

    gerak dengan iringan musik

    9) Siswa selalu mampu menyelaraskan gerakan tepat dengan pola

    iringan musik

    Indikator penilaian kecerdasan sosial di atas merupakan

    pedoman dalam menilai ketercapaian kompetensi kecerdasan sosial

    dalam pembelajaran seni tari.

    3.5 Validitas

    Penggunaan angket sebagai instrumen dalam penelitian ini tentu perlu diuji

    kesahihannya, maka perlu dilakukannya uji validitas instrumen. Validitas adalah

    suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu

    instrumen. Ada dua macam validitas sesuai dengan cara pengujiannya, yaitu

    validitas internal dan validitas eksternal (Arikunto, 2014 hlm 212). Validitas yang

    digunakan untuk mengukur instrumen kecerdasan sosial ini adalah validitas

    eksternal, yakni mencari kesesuaian data yang dihasilkan dari instrumen dengan

    data mengenai variabel penelitian yang dimaksud. Validitas eksternal atau

    validitas konstruk ini menggunakan rumus korelasi product moment secara

    manual ataupun menggunakan program SPSS, seperti yang digunakan dalam

    penelitian ini. (Lembar validasi terlampir).

    3.6 Prosedur Penelitian

    3.6.1 Langkah – Langkah Penelitian

    1) Pra Pelaksanaan Penelitian

    (1) Menentukan Judul dan Topik Penelitian

    Hal yang pertama dilakukan untuk menyelesaikan penulisan

    skripsi ini berbeda dengan penulisan skripsi yang lain yakni pertama-

    tama menentukan juduldan topik penelitian. Dengan bekal beberapa

    sumber yang dapat dipercaya,peneliti menentukan judul penelitian yang

    diikuti oleh rumusan masalah penelitian yang akan dipecahkan.

    (2) Pembuatan Proposal

    Penyususan dan pembuatan proposal memerlukan proses yang

    matanguntuk menentukan topik penelitian baik dalam perkuliahan

  • 55

    ataupun di luar perkuliahan. Serta sebelumnya topik dan judul ini harus

    diseleksi terlebih dahulu oleh dewan skripsi.

    (3) Menyelesaikan Administrasi Penelitian

    Sebelum peneliti terjun ke lapangan ada hal yang harus

    dipersiapkan yakni penyelesaian administrasi yang berhubungan erat

    dengan perijinan, berupa:

    (a) SK pengangkatan pembimbing I dan pembimbing II

    (b) Surat permohonan ijin permohonan penelitian dari Fakultas

    Pendidikan Seni dan Desain yang melalui proses sebelumnya dari

    bagian kemahasiswaan FPSD.

    (c) Surat permohonan ijin dan surat rekomendasi dari pihak sekolah

    yang menjadi lokasi penelitian.

    (4) Survei

    (5) Menentukan Instrumen Penelitian

    Alat untuk mengumpulkan data pada saat penelitian diperlukan

    intrumen penelitian, tes merupakan instrumen penelitian yang dipilih

    untuk penelitan ini. Tes dalam penelitian ini mempunyai fungsi untuk

    mengetahui dan mengukur tingkat keberhasilan siswa pada proses

    pembelajaran berlangsung. Ada tiga tahap tes yang dilakukan oleh

    peneliti yakni tes yang dilakukan di awal sebelum pembelajaran atau

    biasa kita sebut dengan pretest, pretest ini mempunyai tujuan untuk

    mengetahui bagaimana kondisi awal siswa sebelum melakukan

    pembelajaran. Kedua adalah proses, tes proses disini diberikan pada

    saat proses pembelajaran berlangsung. Terakhir tes yang dilakukan di

    akhir proses pembelajaran dilakukan (posttest), tes ini berfungsi untuk

    mengetahui tingkat keberhasilan dari proses pembelajaran yang telah

    dilakukan. Adapun aspek yangakan diujikan pada setiap tes akan

    diuraikan sebagai berikut :

    (a) Siswa mampu menari sesuai susunan gerak dalam kelompok

    dengan kompak.

    (b) Siswa mampu menari sesuai karakter dan kuat lemahnya

    tenaga.

  • 56

    (c) Siswa mampu menari sesuai pola iringan musik.

    (6) Sistem Penilaian

    Komponen pembelajaran merupakan inti dari semua proses

    pembelajaran, evaluasi merupakan salah satu bagian dari komponen

    pembelajaran. Dalam komponen pembelajaran evaluasi mempunyai

    fungsi untuk mengukur tingkat ketercapaian dari kegiatan pembelajaran

    yang dilaksanakan. Evaluasi tidak hanya dilakukan di akhir proses

    pembelajaran, akan tetapi di awal dan saat proses juga dianggap penting

    sebagai bahan pertimbangan untuk kegiatan yang akan dilakukan.

    Dalam penelitian ini proses penilaian dilakukan di setiap proses

    pembelajaran berlangsung. Tahap-tahap kegiatan menganalisis,

    mengeksplorasi, dan memperagakan akan menjadi fokus dari penilaian

    penelitian yang dilakukan. Untuk menilai atau mengukur mempunyai

    kecenderungan sistem menilai yang objektif mengenai proses

    pembelajaran yang telah dilakukan siswa. Karena penelitian yang

    dilakukan adalah penelitian kuasi eksperimen kuantitatif, maka

    penilaian mengacu pada poin kriteria-kriteria yang dibuat oleh peneliti

    dengan skor nilai mengikuti standar yang digunakan oleh sekolah yang

    bersangkutan. Di bawah ini akan diuraikan standar nilai yang

    dipergunakan oleh peneliti, sebagai berikut:

    (≤70)= Kurang (D)

    (71 – 80)= Cukup (C)

    (81 – 90) = Baik (B)

    (91 – 100) =Sangat Memuaskan (A)

    *Rentang Nilai menurut kesepakatan Guru Seni Budaya SMP

    Muhammadiyah 6 Bandung

    (7) Menentukan Aplikan

    Ketika konsep dan perangkat-perangkat penelitian telah

    dimatangkan, hal selanjutnya adalah memilih aplikan. Memilih aplikan

    merupakan komponen penting karena peran aplikan sangat mendukung

    tercapainya tujuan penelitian yang akan dilakukan. Aplikan memiliki

    kontribusi besar dalam penelitian ini yakni memberikan data atau

  • 57

    informasi yang berkenaan dengan pada proses pembelajaran yang

    menyangkut persoalan teknis ataupun non-teknis. Selain itu

    aplikan dalam penelitian ini mempunyai kedudukan sebagai subjek

    sekaligus mediator penelitian pada tahapan penerapan pembelajaran

    yang telah dirancang. Penelitian ini dilakukan bersamaan dengan

    kegiatan PPL di SMP Muhammadiyah 6 Bandung, maka dalam

    kepentingan penelitian disini peneliti bertindak sebagai aplikan. Peran

    peneliti sebagai aplikan ada dua yakni sebagai observer dan observer

    partisipan, peran observer adalah pekerjaan sangat dioptimalkan

    sebagai pengamat proses pelaksanaan penelitian dilakukan. Sedangkan

    observer partisipan adalah pengimplementasian pembelajaran seni tari

    berbasis kurikulum 2006. Kedua posisi ini mempunyai arti penting

    untuk data dan hasil penelitian dalam perolehan validitas data dan

    informasi. Peran observer partisipan sangat penting dimana peneliti

    melihat relevansi konsep dan kenyataan di lapangan melalui

    pembelajaran langsung yang dilakukan oleh peneliti sendiri.

    2) Pelaksanaan Penelitian

    (1) Pengumpulan Data

    Waktu yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tiga

    bulan, yang dilakukan dari bulan Februari sampai bulan Mei

    disesuaikan dengan kegiatan PPL berlangsung. Tahapan kegiatan

    pengumpulan data penelitian ini sendiri berupa perencanaan, observasi,

    wawancara, penyebaran angket dan implementasi.

    (2) Konsultasi dengan Pembimbing

    Bimbingan dengan pembimbing I dan pembimbing II telah

    dilakukan sebelum kegiatan penelitian berlangsung sampai sidang

    skripsi.

    (3) Pengolahan Data

    Karena dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif

    maka harus dilakukan pengolahan data dengan cara menghitung

    untuk mengetahui apakah penelitian ini berhasil atau tidak serta

  • 58

    memperjelas data yang telah disusun menjadi sebuah tulisan sehingga

    menjadi lebih akurat dan valid.

    (4) Seleksi Data

    Dalam seleksi data dilakukan memilih dan menentukan data dan

    informasi yang telah diperoleh di lapangan, data diseleksi untuk

    kepentingan penelitian. Data yang telah diperoleh dari teknik

    pengumpulan data disesuaikan dengan instrument penelitian yang

    digunakan, lalu diseleksi kembali sesuai dengan masalah-masalah yang

    terdapat dalam penelitian.

    (5) Analisis Data

    Dalam pengolahan data terdapat tahap analisis data dimana dalam tahap

    inidilakukan penganalisian kedalaman data penelitian melalui proses

    analisis data hasil dari penelitian. Seperti yang telah dikemukakan

    sebelumnya teknik analisis data dilakukan secara kuantitatif dengan

    diperkuat oleh data statistik berupa angka hasil penelitian penelti

    terhadap penerapan pembelajaran yang dilakukan.

    (6) Penyusunan Laporan Penelitian

    Laporan peneltian disusun secra sistematis mengacu pada buku

    pedoman penulisan karya ilmiah UPI tahun 2016.

    BAB I PENDAHULUAN berisi tentang latar belakang, rumusan

    masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi

    skripsi.

    BAB II KAJIAN PUSTAKA berisi tentang penelitian terdahulu,

    karakteristik siswa SMP, pembelajaran seni tari, model pembelajaran

    kooperatif tipe Jigsaw dan tahapan pembelajarannya, pendekatan

    kontekstual, kecerdasan sosial, implementasi pembelajaran seni tari

    melalui pengembangan model Jigsaw dengan pendekatan kontekstual

    untuk meningkatkan kecerdasan sosial siswa.

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN berisi tentang:

    pendekatan dan metode penelitian, lokasi, populasi, dan sampel, desain

    penelitian, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen

    penelitian, langkah – langkah penelitian, dan teknik analisis data.

  • 59

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN berisi

    pembahasan hasil penelitian yang sesuai dengan relevan antara rumusan

    masalah dan dengan kajian teoritis yang telah diuraikan. Dalam bab ini

    menguraikan analisis data hasil penelitian.

    Pada bab terakhir yakni BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    adalah berisi kesimpulan dan saran, yang diikuti oleh lampiran

    penelitian untuk memperkuat hasil penelitian.

    3.6.2 Definisi Operasional

    Untuk menegaskan definisi istilah serta menghidari kesalah pahaman agar

    tidak terjadi salah penafsiran dalam memahami judul penelitian, maka diharapkan

    adanya penafsiran-penafsiran terhadap istilah tersebut. Maka dari itu, peneliti

    memberikan definisi operasional terhadap istilah-istilah tersebut sebagai berikut:

    Penerapan model Jigsaw dengan pendekatan kontekstual merupakan salah

    satu model pembelajaran Kooperatif dari rumpun model pembelajaran interaksi

    sosial yang membagi anak ke dalam beberapa kelompok dengan pembelajaran

    bermakna sebagai pendekatannya. Model Jigsaw memiliki pola kerja seperti

    sandwich, yakni tim asal-tim ahli-tim asal (home-expert-home), yang

    memungkinkan siswa tidak hanya berinteraksi dengan kelompoknya sendiri

    namun juga dengan anggota kelompok lain. Melalui pendekatan kontekstual yang

    mana memiliki komponen Questioning, Constructivism, Inquiry, Modelling,

    Learning Community, Authentic Assessment, dan Reflection, siswa mendapatkan

    kebermaknaan dalam pembelajaran seni tari kaitannya dengan kedudukan mereka

    sebagai makhluk sosial dalam kehidupan bermasyarakat.

    Pembelajaran seni tari merupakan kegiatan membelajarkan siswa guna

    memiliki kemampuan atau kecerdasan tertentu dengan seni tari sebagai medianya.

    Pembelajaran seni tari pada dasarnya merupakan suatu pembelajaran yang

    seharusnya di dalamnya bukan hanya berorientasi pada kemampuan siswa dalam

    bergerak, akan tetapi juga melalui kegiatan berkesenian, seni tari dapat

    mengkonstruksi personalitas siswa berdasarkan proses mengolah informasi.

    Kecerdasan Sosial siswa adalah kemampuan dan keterampilan seorang

    individu untuk menciptakan, membangun dan mempertahankan relasi serta

    menghadapi orang lain ataupun lingkungan yang mana individu tersebut dapat

  • 60

    membaca situasi lingkungannya dengan cara yang efektif sehingga kedua belah

    pihak berada dalam situasi yang saling menguntungkan. Aspek kecerdasan sosial

    yang diamati yakni sikap prososial, pemahaman etika sosial, dan keterampilan

    berkomunikasi.

    Eksperimen melalui penerapan Tari Nusantara dengan Tari Boran sebagai

    materinya merupakan pembelajaran Tari Boran yang dikreasikan. Tari Boran

    merupakan sebuah tarian khasyang berasal dari Kabupaten Lamongan, Provinsi

    Jawa Timur. Tarian ini menggambarkan kehidupan para penjual nasi Boran yag

    menjajakan dagagannya dan berinteraksi dengan pembeli. Tari Boran ini

    diberikan kepada siswa dalam bentuk tari kreasi, sehingga siswa sendiri yang aktif

    untuk mengeksplorai gerak, mengembangkan gerak, atau bahkan mencipta gerak.

    Definisi operasional dari penelitian yang berjudul “Penerapan Model Jigsaw

    dengan Pendekatan Kontekstual Dalam Pembelajaran Seni Tari Guna

    Meningkatkan Kecerdasan Sosial Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas

    VIII SMP Muhammadiyah 6 Kota Bandung)” merupakan suatu modifikasi model

    pembelajaran yang diharapkan mampu untuk meningkatkan kecerdasan sosial

    siswa.

    3.6.3 Variabel Penelitian

    Paradigma penelitian ini adalah menggunakan paradigma sederhana, dimana

    paradigma penelitian ini terdiri dari dua variabel. Pertama variabel bebas atau

    variabel (x), yaitu yang mempengaruhi penelitian, dan kedua variabel terikat atau

    variabel (y) yaitu yang dipengaruhi atau yang timbul akibat dari variabel bebas.

    Dalam penelitian ini Penerapan Model Jigsaw dengan Pendekatan Kontekstual

    bertindak sebagai variabel bebas atau yang memberikan pengaruh. Sedangkan

    Kecerdasan Sosial bertindak sebagai variabel terikat, karena mampu memberikan

    respon dari perlakuan variabel bebas. Jika digambarkan, variabel bebas dan

    variable terikat yaitu sebagai berikut :

    X = Pengembangan Model Jigsaw dengan Pendekatan Kontekstual

    Y = Kecerdasan Sosial Siswa

  • 61

    Gambar 4.1 Kerangka Variabel Penelitian

    Berdasarkan bagan kerangka variabel penelitian di atas, maka dapat

    dirumuskan hubungan pembelajaran seni tari dengan kecerdasan sosial yang

    menurunkan beberapa indikator yang dicapai dalam pembelajaran sebagai berikut.

    Tabel 3.4 Hubungan Pembelajaran Seni Tari dengan Kecerdasan Sosial

    Unsur Tari Sub-Variabel

    Kecerdasan Sosial

    Pembelajaran Seni

    Tari

    Indikator

    Wiraga Sikap Prososial Keterampilan

    membuat gerak

    Keterampilan

    menyusun gerak

    Keterampilan

    menarikan

    tarian

    Hafalan gerak

    Siswa memahami peran setiap

    anggota kelompok

    untuk membantu

    dalam proses

    menyusun gerak

    Siswa membantu rekannya dalam

    memahami gerakan

    Siswa dapat memperbaiki/

    mengoreksi

    gerakan yang

    dilakukan rekannya

    Wirama Pemahaman Etika Ketepatan gerak Siswa

    SISWA

    KURIKULUM

    Pengembangan Model Jigsaw

    dengan Pendekatan Kontekstual

    (variable X)

    Kecerdasan Sosial

    (variable Y)

    Lingkungan Sosial Output :

    1. Sikap Prososial

    2. Pemahaman Etika

    Sosial

    3. Komunikasi Sosial

  • 62

    Sosial sesuai iringan

    musik

    mendiskusikan

    cara kerja

    kelompok dalam

    menyusun gerak

    tari sesuai iringan

    Siswa dapat mematuhi cara

    kerja kelompok

    dalam menyusun

    gerak tari sesuai

    iringan

    Siswa mampu menyelaraskan

    gerakan tepat

    dengan pola

    iringan musik

    Wirasa Keterampilan

    Komunikasi Sosial

    Keterampilan

    gerak sesuai

    dengan unsur

    tenaga

    Keterampilan

    gerak sesuai

    dengan karakter

    tarian

    Siswa dapat membedakan

    karakter dan

    ekspresi dalam

    penghayatan tari

    Siswa mendengarkan dan

    menegoisasi

    pendapat rekannya

    dengan bahasa

    yang baik, jelas,

    dan santun

    Siswa mampu menyelaraskan

    gerak tari sesuai

    karakter dan kuat

    lemahnya tenaga

    3.6.4 Asumsi

    Kecerdasan Sosial merupakan kemampuan memahami pikiran,

    sikap, dan perilaku orang lain dimana kecerdasan ini meliputi sikap prososial,

    etika sosial, dan keterampilan berkomunikasi. Kecerdasan Sosial mengalami

    perubahan melalui model pembelajaran yang efektif memberikan pengaruh

    positif. Model pembelajaran yang baik adalah model yang dapat membuat siswa

    aktif serta pintar bukan hanya diteorinya saja, akan tetapi dalam pembentukan

    karakter juga. Penerapan modifikasi model Jigsaw dengan pendekatan kontekstual

    yang diterapkan pada pembelajaran seni tari dapat digunakan untuk meningkatkan

  • 63

    kecerdasan sosial siswa, sebab konsep pembelajaran Jigsaw yang membentuk

    kelompok-kelompok belajar heterogen dengan materi yang mengacu pada

    hubungan-hubungan pengetahuan dengan kehidupan sehari-hari. Asumsi

    penelitian ini adalah bahwa penerapan model Jigsaw dengan pendekatan

    kontekstual dapat meningkatkan kecerdasan sosial siswa pada aspek sikap

    prososial, pemahaman etika sosial, dan keterampilan berkomunikasi.

    3.6.5 Hipotesis

    Hipotesis merupakan dugaan sementara terhadap rumusan masalah pada

    sebuah penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat statistik yang

    hasil penelitiannya diuji dengan perhitungan statistik, maka hipotesisnya

    menggunakan hipotesis nol (Arikunto, 2014 hlm. 113). Hipotesis dalam penelitian

    ini yaitu:

    HO : tidak adanya pengaruh penerapan penerapan model Jigsaw dengan

    pendekatan kontekstual terhadap peningkatan kecerdasan sosial siswa

    dalam pembelajaran seni tari.

    HA : adanya pengaruh penerapan penerapan model Jigsaw dengan pendekatan

    kontekstual terhadap peningkatan kecerdasan sosial siswa dalam

    pembelajaran seni tari.

    3.7 Analisis Data

    Data yang dihasilkan pada penelitian ini merupakan data kuantitatif, maka

    teknik analisis datanya menggunakan formula statistik. Jenis analisis data yang

    digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kuantitatif, untuk bisa

    mendapatkan hasil penelitian diperlukan adanya perlakuan eksperimen dan

    beberapa tes untuk mendapatkan hasil dari eksperimen tersebut (Sugiyono, 2015

    hlm. 333). Analisis data yang dilakukan oleh peneliti dari awal yaitu One Group

    Design, yang terdiri dari:

    a. Pretest

    Pretest adalah suatu tes awal yang dilakukan sebelum treatment diberikan.

    Dengan tujuan melihat kondisi awal, melihat bagaimana masalah – masalah

    yang akan dihadapi

  • 64

    b. Posttest

    Posttest merupakan tes yang dilakukan di akhir sesudah treatment diberikan.

    Tujuannya mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan treatment yang

    dilakukan.

    1. Menghitung rata-rata dari nilai pretest (x) dan posttest (y).

    x

    2. Menghitung Simpangan Baku

    3. Menghitung Uji t

    t =

    Keterangan :

    x : mean atau rata-rata pretest atau posttest Σx : jumlah keseluruhan nilai pretest (x) atau posttest (y)

    n/N : banyaknya subjek

    S : simpangan baku

    : jumlah keseluruhan nilai pretest (x) atau posttest (y) yang di kuadratkan