bab iii metode penelitian 3.1 desain...
TRANSCRIPT
45
Lili Susilawati, 2014 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas XI Di SMK Negeri 1 Aimas Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Dalam melakukan penelitian tentunya diperlukan suatu metode yang
sesuai dengan tujuan penelitian yang hendak dicapai. Metode penelitian menurut
Sugiyono (2013:1) adalah “ merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.
Penelitian ini menggunakan metode Eksperimental dengan Posttest – Only
control design. Penelitian dengan metode eksperimen ini ingin melihat apakah
model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
kompetensi dasar menyusun laporan rekonsiliasi bank.
Metode eksperimen ini adalah sebuah metode penelitian yang obyektif dan
sistematis untuk memprediksi atau mengontrol fenomena. Menurut Sugiyono
(2013 : 107)
“Metode eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk
mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendalikan”
Penelitian dengan metode eksperimen dilakukan untuk memperoleh
jawaban atas hipotesis yang disusun, yaitu untuk mengetahui adanya pengaruh
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerate Instruction
terhadap peningkatan hasil belajar siswa.
Oleh karena itu rancangan penelitian ini dapat digambarkan dalam tabel
berikut :
46
Lili Susilawati, 2014 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas XI Di SMK Negeri 1 Aimas Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.1
Desain Ekperimen
Kelas Perlakuan Posttes
Eksperimen X
Kontrol -
Keterangan :
X = Treatment / perlakuan yang diberikan
= Hasil pengukuran kelas yang diberikan perlakuan
= Hasil pengukuran kelas yang tidak diberikan perlakuan
Sugiyono (2013 : 112)
3.2 Operasional Variabel
Menurut Arikunto,(2010:116) mendefinisikan : “variabel sebagai gejala
yang bervariasi. Gejala adalah objek penelitian, sehingga variabel adalah objek
penelitian yang bervariasi”. Jadi, variabel adalah objek penelitian, atau apa yang
menjadi titik perhatian suatu penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian yang
ingin melihat pengaruh dari suatu treatment. Suatu objek penelitian diberi
perlakuan (treatment) kemudian diperbandingkan dampaknya antara kelas yang di
beri treatment dengan yang tidak diberi treatment.
Penelitian ini melibatkan suatu variabel berupa hasil belajar siswa yang
diberi perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated
Instraction pada objek penelitian kemudian dibandingkan dampaknya dengan
47
Lili Susilawati, 2014 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas XI Di SMK Negeri 1 Aimas Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional. Berikut operasional
variabel penelitian :
Variabel : Hasil belajar siswa
Treatment : Model pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated
Instruction
Indikator : Hasil posttes
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/subjek yang
memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari untuk kemudian ditarik kesimpulannya” Sugiyono (2013: 117).
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI Akuntansi SMK
Negeri 1 Aimas. Kelas XI Akuntansi di sekolah ini semuanya ada 3 kelas. Dari 3
kelas ini akan dipilih satu kelas yang akan diberikan treatment.
3.3.2 Sampel
Teknik sampel yang digunakan yaitu purposive sample atau sampel
bertujuan. “Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling didasarkan
pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri berdasarkan
ciri atau sifat – sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya” Muhamad Ali
(1987: 65).
48
Lili Susilawati, 2014 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas XI Di SMK Negeri 1 Aimas Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan pertimbangan dari guru akuntansi SMK Negeri 1 Aimas
maka sampel pada penelitian kali ini diambil Kelas XI akuntansi 2. Adapun
peneliti memilih kelas tersebut dengan pertimbangan berdasarkan karakterisatik
siswa, kondisi lingkungan kelas, dan faktor – faktor lain yang mendukung untuk
dilakukan penelitian terhadap sampel tersebut.
3.4 Instrumen Penelitian
Setiap penelitian, peneliti perlu menggunakan instrumen atau alat yang
dapat digunakan sebagai pengumpulan data agar data yang diperoleh lebih akurat.
Pengumpulan data ini diperlukan cara-cara atau teknik tertentu sehingga data
dapat dikumpulkan dengan baik.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes. Menurut
Arikunto (2010:193) “tes merupakan serentetan pertanyaan atau latihan serta alat
lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.” Dalam
penelitian ini tes berbentuk uraian, pemilihan soal dengan bentuk uraian bertujuan
untuk mengungkap kemampuan siswa dalam pemecahan masalah Akuntansi.
Instrumen tes ini digunakan pada saat posttest setelah penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction.
Menurut Makmun (2003:196-197), bahwa tes yang baik harus memenuhi
kriteria tes yang baik, antara lain:
1. Memiliki taraf ketepatan (validity) yang memadai
2. Memiliki taraf kemantapan sehingga pengukuran dapat dipercaya
49
Lili Susilawati, 2014 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas XI Di SMK Negeri 1 Aimas Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Memiliki kepraktisan
4. Memiliki keampuhan.
Cukup jelas bahwa pengukuran kriteria tes yang baik adalah melalui
uji validitas, uji realibilitas, uji taraf kesukaran dan uji daya pembeda.
3.5 Teknik Analisa Data
3.5.1 Tahap Persiapan
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini dilakukan dengan instrumen
tes. Postest dilakukan setelah semua materi penyusunan rekonsiliasi selesai di
sampaikan. Skor pengembangan individu diperoleh dari perbandingan antara
kelas yang diberikan perlakuan dengan kelas yang tidak diberikan perlakuan.
1. Tahap persiapan uji coba soal
1) Materi dan bentuk tes
Materi tes yang akan diujikan adalah materi rekonsiliasi bank kelas
XI AK. Instrumen yang digunakan adalah tes uraian yang dikerjakan
secara individu. Tes dalam bentuk uraian, dimana setiap soal merupakan
sub bab topik materi penyusunan rekonsiliasi.
2) Metode penyusunan perangkat tes
Langkah-langkah untuk penyusunan perangkat tes adalah sebagai
berikut:
1. Menentukan tujuan instruksional umum
2. Membuat kisi-kisi soal
3. Mengadakan pembatasan terhadap bahan yang akan diujiankan
50
Lili Susilawati, 2014 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas XI Di SMK Negeri 1 Aimas Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Menentukan jumlah waktu yang disediakan untuk menyelesaikan
soal
5. Menentukan jumlah butir soal.
2. Tahap uji coba soal
Untuk mengetahui mutu perangkat tes yang telah disusun, soal-soal yang
telah dibuat diuji cobakan terlebih dahulu kepada siswa yang masih dalam
populasi tetapi bukan siswa yang menjadi sampel pada penelitian ini.
tujuannya adalah untuk mengetahui apakah item-item soal tes tersebut
sudah memenuhi syarat tes yang baik atau tidak.
1) Validitas
Menurut Arikunto (2009:64) validitas adalah “suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen”. Suatu
instrumen dikatakan valid apabila dapat mengukur apa yang hendak
diukur secara tepat. Sesuai dengan yang telah disebutkan instrumen
penelitian ini adalah soal tes . Tes yang diberikan berupa soal uraian.
Oleh karena itu, kriterianya adalah dengan cara membandingkan nilai r
hitung dan nilai tabel r.
Kriterianya : 1. jika r hitung > r tabel, maka valid
2. jika r hitung < r tabel, maka tidak valid
Berikut ini hasil perhitungan yang diperoleh melalui bantuan aplikasi
program pengolahan data Anates Versi. 4.0
51
Lili Susilawati, 2014 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas XI Di SMK Negeri 1 Aimas Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.2
Hasil Uji Coba Validitas
Jumlah Subjek = 20 Butir Soal = 25
(Sumber : Lampiran , data diolah)
Berdasarkan tabel 4.1, perhitungan uji validitas dilakukan dengan cara
membandingkan antara dengan . Hasil uji validitas dari 25
butir soal memiliki nilai > yang berarti valid ( untuk df n –
2 = 18 dan α = 0.05). hal ini menunjukan keseluruhan butir – butir soal
No.
Item Nilai Nilai Keterangan
1 0,699 0,396 Valid
2 0,912 0,396 Valid
3 0,727 0,396 Valid
4 0,546 0,396 Valid
5 0,700 0,396 Valid
6 0,476 0,396 Valid
7 0,529 0,396 Valid
8 0,737 0,396 Valid
9 0,682 0,396 Valid
10 0,663 0,396 Valid
11 0,648 0,396 Valid
12 0,508 0,396 Valid
13 0,716 0,396 Valid
14 0,750 0,396 Valid
15 0,558 0,396 Valid
16 0,620 0,396 Valid
17 0,485 0,396 Valid
18 0,744 0,396 Valid
19 0,692 0,396 Valid
20 0,593 0,396 Valid
21 0,695 0,396 Valid
22 0,470 0,396 Valid
23 0,488 0,396 Valid
24 0,579 0,396 Valid
25 0,471 0,396 Valid
52
Lili Susilawati, 2014 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas XI Di SMK Negeri 1 Aimas Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tersebut layak untuk dijadikan instrumen penelitian yang akan digunakan
oleh peneliti.
2) Uji Reliabilitas
Menurut Sugiyono (2005:40) reliabilitas adalah “serangkaian pengukuran
atau serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi bila
pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu dilakukan secara
berulang”. Sebuah tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan
yang tinggi jika tes tersebut memberikan hasil yang tetap. Skala
koefisien reliabilitas yaitu antara 0 - 1. Semakin tinggi koefisien
reliabilitas atau mendekati 1, maka semakin tinggi juga keajegan atau
ketetapannya. Kriteria adalah dengan cara membandingkan nilai hitung r
dan nilai tabel r.
Kriterianya : 1. jika r hitung > r tabel, maka valid
2. jika r hitung < r tabel, maka tidak valid
Berikut, hasil perhitungan pengujian instrumen untuk reliabilitas soal
yang diperoleh melalui bantuan aplikasi program pengolahan data Anates
Versi. 4.0
53
Lili Susilawati, 2014 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas XI Di SMK Negeri 1 Aimas Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.3
Hasil Uji Coba Reliabilitas
Rata – rata =295,45 Kolerasi XY =0,87
Simpangan Baku = 77,20 Reliabilitas Tes = 0,93
No.
Urut No. Subjek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total
1 1 245 140 385
2 2 245 130 375
3 3 220 135 355
4 4 215 140 355
5 5 210 135 345
6 6 220 118 338
7 7 193 140 333
8 8 215 117 332
9 9 200 132 332
10 10 213 120 333
11 11 183 135 318
12 12 195 120 315
13 13 185 130 315
14 14 190 120 310
15 15 195 98 293
16 16 150 95 245
17 17 110 80 190
18 18 95 69 164
19 19 100 41 141
20 20 65 70 135
(Sumber : Lampiran, data diolah)
Berdasarkan tabel 4.2, perhitungan reliabilitas dilakukan dengan cara
membandingkan antara dengan . Nilai yang
diperoleh dari reliabilitas soal sebesar 0,93 sedangkan nilai sebesar
0,396 maka soal tersebut dinyatakan reliabel karena memiliki >
.
54
Lili Susilawati, 2014 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas XI Di SMK Negeri 1 Aimas Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3) Taraf Kesukaran
Menurut Arikunto (2009: 207) bilangan yang menunjukkan sukar
dan mudahnya sesuatu soal disebut indeks kesukaran (difficulty
index). Analisis tingkat kesukaran soal adalah mengkaji soal-soal dari
segi kesulitannya sehinggadapat diperoleh soal-soal mana yang termasuk
rendah, sedang, dan sukar. Angka indeks kesukaran butir itu besarnya
berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,00. Jika seluruh peserta ujian
menjawab dengan salah butir tersebut maka soal tersebut sangat
sukar dengan indeks kesukaran 0,00 dan jika indeks kesukaran 1,00 maka
soal sangat mudah karena dijawab dengan benar oleh seluruh peserta tes.
Kriteria tingkat kesukaran suatu item soal dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 3.4
Indeks Kesukaran
Indeks Kesukaran Keterangan
Kurang dari 0,30 Item soal berkategori sukar
0,30 – 0,70 Item soal berkategori cukup
Lebih dari 0,70 Item soal berkategori mudah
(sumber : Arikunto, 2009 : 210)
Untuk mengukur validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat
kesukaran soal tersebut yang berbentuk bukan pilihan ganda penulis
menggunakan alat bantu yaitu software Anates versi 4.0, perangkat
lunak ini dikembangkan oleh Karnato dan Yudi Wibisono.
55
Lili Susilawati, 2014 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas XI Di SMK Negeri 1 Aimas Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Selanjutnya, hasil yang diperoleh dari pengujian instrumen dengan
menggunakan Anates adalah tingkat kesukaran soal. Hasil pengujian
menggunakan hail sebagai berikut :
Tabel 3.5
Hasil Uji Taraf Kesukaran Soal
No.
Butir
Tingkat
Kesukaran (%) Tafsiran Soal
1 45,00 Sedang Wesel tagih
2 66,67 Sedang Beban dan jasa bank
3 80,00 Mudah Cek kosong
4 80,00 Mudah Deposito in transit
5 74,86 Mudah Kesalahan pencatatan
6 70,00 Sedang Outstanding Check
7 62,00 Sedang Wesel tagih
8 80,00 Mudah Beban dan jasa bank
9 80,00 Mudah Cek kosong
10 50,00 Sedang Deposito in transit
11 68,57 Sedang Kesalahan pencatatan
12 79,00 Mudah Outstanding Check
13 78,00 Mudah Deposito in transit
14 69,00 Sedang Outstanding Check
15 30,00 Sukar Bunga obligasi
16 80,00 Mudah Beban administrasi
17 80,00 Mudah Cek kosong
18 78,00 Mudah Kesalahan pencatatan
19 44,00 Sedang Kesalahan pencatatan
20 75,00 Mudah Cek kosong
21 57,14 Sedang Kesalahan pencatatan
22 72,00 Mudah Outstanding Check
23 50,00 Sedang Bunga obligasi
24 85,00 Mudah Deposito in transit
25 80,00 Mudah Beban administrasi
(Sumber : Lampiran, data diolah)
Dari seluruh item soal didapatkan hasil 14 soal dengan klasifikasi mudah,
10 soal dengan tafsiran sedang, dan 1 soal dengan tafsiran sukar.
Komposisi tersebut memperlihatkan distribusi tingkat kesukaran soal
56
Lili Susilawati, 2014 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas XI Di SMK Negeri 1 Aimas Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang cukup baik. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Arikunto (2007 : 7
)” Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu
sukar”. Bila dilihat dari distribusi tingkat kesukaran pada instrumen
diatas dapat diambil kesimpulan. Soal tersebut layak untuk diberikan
pada saat latihan individu maupun post – test.
4) Daya Pembeda
Menurut Arikunto (2009:103) daya pembeda adalah “kemampuan
sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai dengan
siswa yang bodoh”. Angka yang menunjukkan besarnya daya
pembeda disebut indeks diskriminasi atau disingkat “D”.
Daya pembeda memiliki rentang antara -1 sampai 1. Berbeda
dengan indeks kesukaran daya pembeda menggunakan tanda negatif
pada indeks diskriminasi jika suatu soal menunjukan kualitas siswa
yang berkemampuan sebaliknya atau rendah. Dari perhitungan
Anates diperoleh daftar siswa yang termasuk kelompok atas dan
kelompok asor.
Daya pembeda soal tujuannya untuk kemampuan soal membedakan
antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang
berkemampuan rendah. Berdasarkan hasil perhitungan daya pembeda
soal diperoleh data pada tabel berikut :
57
Lili Susilawati, 2014 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas XI Di SMK Negeri 1 Aimas Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.6
Daya Pembeda Butir Soal
No. Indeks DP (%) Klasifikasi
1 0,60 Baik
2 0,66 Baik
3 0,40 Cukup
4 0,40 Cukup
5 0,50 Baik
6 0,40 Cukup
7 0,36 Cukup
8 0,40 Cukup
9 0,40 Cukup
10 0,60 Baik
11 0,62 Baik
12 0,42 Baik
13 0,44 Baik
14 0,62 Baik
15 0,60 Baik
16 0,40 Cukup
17 0,40 Cukup
18 0,44 Baik
19 0,48 Baik
20 0,50 Baik
21 0,28 Cukup
22 0,36 Cukup
23 0,44 Baik
24 0,30 Cukup
25 0,40 Cukup
(Sumber : Lampiran, data diolah)
Berdasarkan tabel 4.4 dari 25 soal yang diujikan terdapat 13 soal dengan
kualitas baik dan 12 soal berkualitas cukup. Hal ini berarti soal yang
diujikan masih memiliki tingak daya pembeda yang baik.
58
Lili Susilawati, 2014 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas XI Di SMK Negeri 1 Aimas Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk mengukur validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat
kesukaran soal tersebut yang berbentuk bukan pilihan ganda penulis
menggunakan alat bantu yaitu software Anates versi 4.0
Langkah-langkah menjalankan software Anates sebagai berikut:
1. Aktifkan program anates untuk uraian, klik star, klik program, klik
anates.exe
2. Setelah terbuka program anates, pada tab file klik “Buat File Baru” maka
akan terbuka kotak dialog yang meminta user memasukan data jumlah
subjek dan jumlah butir soal, isikan sesuai data yang ada.
3. Setelah memasukan data, akan terbuka halaman yaitu halaman edit
data mentah. Isikan data yang diminta yaitu nama subjek / siswa, skor ideal
dari setiap butir soal, dan skor yang diperoleh siswa untuk setiap butir
soal yang ada.
4. Simpan file
5. Kemudian kembali ke menu utama, klik penyekoran data
6. Kembali ke menu utama
7. Pilih hasil pengolahan yang diinginkan yaitu validitas, reliabilitas, daya
pembeda, dan tingkat kesukaran. Maka secara instant hasil pengolahan
akan muncul dalam bentuk notepad dengan extention .txt.
59
Lili Susilawati, 2014 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas XI Di SMK Negeri 1 Aimas Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.5.2 Tahap Pelaksanaan
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam proses pelaksanaan adalah:
Pertemuan Kegiatan
Alokasi
Waktu
Ke-1 1) Guru menyampaikan teknik pelaksanaan model
pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated
Instruction
2) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk
mempelajari materi pembelajaran secara individual yang
sudah dipersiapkan oleh guru.
3) Guru memberikan kuis kepada siswa untuk mendapatkan
skor dasar atau skor awal selanjutnya pembentukan
kelompok. Skor yang diperoleh akan dijadikan sebagai
dasar dalam pembentukan kelompok secara heterogen.
Pengelompokan heterogen salah satunya dapat dilihat
dari kemampuan akademis (pintar, sedang dan rendah).
Pengelompokan berdasarkan kemampuan akademis harus
berdistribusi secara adil, misalnya satu kelompok terdiri
dari satu orang yang mempunyai kemampuan tinggi, dua
orang berkemampuan sedang, dan satu orang lainnya
berkemampuan akademis rendah. Sehingga, diantara
mereka dapat saling membantu dalam pengalaman
masing – masing.
20 Menit
35 Menit
45 Menit
60
Lili Susilawati, 2014 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas XI Di SMK Negeri 1 Aimas Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4) Hasil belajar siswa secara individu didiskusokan dalam
kelompok. Setiap anggota saling memeriksa jawaban
teman satu kelompoknya.
35
Ke-2 1) Penyampaian kembali teknik pelaksanaan model
pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated
Instruction
2) Setelah itu dilanjutkan dengan mengerjakan soal yang
terdiri dari 7 soal dengan alokasi waktu 50 menit.
Siswa harus mampu mengerjakan soal tersebut dengan
kemampuannya sendiri, dengan aturan mengerjakan dua
soal pertama kemudian melanjutkan dua soal
berikutnya. Begitu sudah selesai baru melanjutkan empat
soal terakhir. Siswa yang mengalami kesulitan bisa
meminta bantuan pada teman sekelompoknya sebelum
meminta bantuan guru. Apabila waktu yang disediakan
sudah habis maka siswa tidak boleh mengerjakan lagi,
kemudian hasil pengerjaan didiskusikan dalam kelompok.
3) Siswa mengerjakan tes formatif A yang terdiri dari enam
soal dengan alokasi waktu menit. Dalam tes ini siswa
juga bekerja sendiri-sendiri sampai selesai. Aturan
pengerjaan soal yaitu dengan mengambil empat soal
pertama, dilajutkan dengan dua soal terakhir. Jika
siswa tidak bisa menjawab ke enam soal tersebut,
15 Menit
50 Menit
40
61
Lili Susilawati, 2014 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas XI Di SMK Negeri 1 Aimas Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
maka guru merespon dan menampung semua masalah
yang dimiliki oleh siswa.
4) Dilanjutkan dengan diskusi kelompok.
30 Menit
Ke-3 1) Penyampaian kembali teknik pelaksanaan model
pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated
Instruction.
2) Setelah itu dilanjutkan dengan soal formatif B yang
terdiri dari enam soal dengan tingkat kesulitan yang
sama dengan soal formatif A. Aturan pengerjaaan soal
dan alokasi waktu sama dengan soal formatif A.
3) Siswa mengikuti tes keseluruhan. Tes ini merupakan tes
terakhir dalam model pembelajaran kooperatif tipe Team
Accellerated Instruction yang terdiri dari enam soal.
Disini juga siswa mengerjakan secara sendiri-sendiri
sama halnya dengan tes sebelumnya dengan alokasi
waktu 40 menit. Setelah itu dilanjutkan dengan diskusi
kelompok dengan saling memeriksa jawaban.
4) Guru menjelas kan materi yang belum dipahami oleh siswa
dengan melakukan pembahasan soal
15 Menit
40 Menit
40 Menit
40 Menit
Ke-4 1) Guru memberikan posttest kepada seluruh siswa
dikerjakan secara individual.
2) Pemberian penghargaan atau reward pada kelompok
yang mempunyai nilai yang paling tinggi, dengan
60 Menit
40 Menit
62
Lili Susilawati, 2014 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas XI Di SMK Negeri 1 Aimas Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kategori kelompok dengan kemampuan bagus diberi
predikat Super Team, kelompok dengan kemampuan
sedang diberi predikat Great Team, dan kelompok
dengan kemampuan kurang diberi predikat Good Team.
3.5.3 Tahap Pasca – Pelaksanaan
Tahap pasca-pelaksanaan terdiri atas beberapa tahapan-tahapan berikut :
1. Melakukan analisis terhadap data hasil penelitian
2. Melakukan pembahasan dan menarik kesimpulan dari hasil analisis data.
3. Menyusun hasil penelitian.
3.6 Teknik Pengujian Hipotesis
Setelah melakukan uji coba instrumen penelitian dengan melakukan uji
validitas dan uji reliabilitas, selanjutnya adalah menganalisis data. Tahap analisis
data antara lain melalui:
3.6.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk melihat bahwa data yang diperoleh dari
skor tes, baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen berdistribusi normal atau
tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Uji Chi
Kuadrat. Berikut ini langkah-langkah untuk menguji normalitas dengan uji chi
kuadrat:
1) Mencari skor terbesar dan terkecil
63
Lili Susilawati, 2014 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas XI Di SMK Negeri 1 Aimas Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2) Mencari nilai rentangan (R)
Rumus : R = skor terbesar – skor terkecil
3) Mencari banyaknya kelas (K)
Rumus : BK = 1 + 3,3 log n
4) Mencari nilai panjang kelas (P)
Rumus : P
5) Membuat tabulasi dengan tabel penolong
No Kelas Interval F (Xi) f. Xi (X - Xi f. ( X – Xi
1 ....
2
3
Jumlah
6) Mencari rata-rata (mean)
Rumus :
∑
7) Mencari simpangan baku (S)
Rumus :
√ ∑
(∑
(
8) Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara :
a. Menentukan batas kelas, yaitu skor kiri kelas interval pertama
dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor kanan kelas interval
ditambah 0,5.
64
Lili Susilawati, 2014 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas XI Di SMK Negeri 1 Aimas Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Mencari nilai Z-score untuk batas kelas interval dengan rumus:
Z =
c. Mencari luas 0-Z dari Tabel Kurva Normal dari 0-Z dengan
menggunakan angka-angka untuk batas kelas.
d. Mencari luas tiap kelas interval dengan jalan mengurangkan angka-
angka 0-Z, yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua,
angka baris kedua dikurangi baris ketiga, dan begitu seterusnya.
Kecuali untuk angka yang berbeda pada baris paling tengah
ditambahkan dengan angka pada baris berikutnya.
e. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan
luas tiap interval dengan jumlah responden (n).
f. Mencari chi-kuadrat hitung (𝜒2hitung)
𝜒 ∑(
g. Membandingkan 𝜒2hitung dengan 𝜒2
tabel
Kaidahnya adalah jika 𝜒2hitung ≥ 𝜒2
tabel, berarti distribusi data tidak
normal. Sedangkan jika 𝜒2hitung ≤ 𝜒
2tabel, artinya data berdistribusi
normal.
(Sudjana, 2004 :180)
3.6.2 Uji t
Teknik analisa data ini digunakan untuk melihat perbandingan antara dua
sampel yang diambil dari dua populasi tersebut memiliki perbedaan rata – rata
atau tidak terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada bahasan laporan
65
Lili Susilawati, 2014 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas XI Di SMK Negeri 1 Aimas Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
rekonsiliasi bank yaitu dengan menggunakan uji-t perbedaan rata – rata. Langkah
– langkahnya sebagai berikut :
1) Menetukan formulasi hipotesis
2) Menentukan taraf nyata α dan t tabel
3) Menentukan nilai uji statistika yaitu dengan mencari t hitung
√
S = √(
(
Keterangan :
X1 = Nilai rata – rata kelas eksperimen
X2 = Nilai rata – rata kelas kontrol
S = Simpangan baku gabungan
= Jumlah siswa kelas eksperimen
= Jumlah siswa kelas kontrol
= Varians kelas eksperimen
= Varians kelas kontrol
Pada hipotesis, peneliti merumuskan bahwa dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction dapat meningkatkan
66
Lili Susilawati, 2014 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas XI Di SMK Negeri 1 Aimas Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
hasil belajar siswa pada pokok bahasan laporan rekonsiliasi bank pada studi
keahlian akuntansi di SMK N 1 Aimas. Dengan demikian, menurut Arikunto
(2010 : 352) “ pengetesan yang dilakukan harus menggunakan pengetesan dua
arah.”. Dalam uji dua arah, maka konsultasi pada dilakukan pada kolom
taraf signifikansi 0,05 atau 5%.
: = Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team
Accelerated Instruction tidak dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada pokok bahasan laporan rekonsiliasi bank.
: > Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team
Accelerated Instruction dapat meningkatkan hasil belajar siswa
pada pokok bahasan laporan rekonsiliasi bank.
Perumusan kriteria uji: diterima jika ≤
ditolak jika ≥
Sudjana (2004 : 162)