bab iii metode penelitian 3 -...
TRANSCRIPT
24
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian
3.1.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
eksperimen. Menurut Sugiyono (2010:107) penelitian ekperimental (experimental
research) adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh
perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.
Dalam penelitian ini perlakuan yang digunakan adalah penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe TPS. Tujuan dari penelitian eksperimental adalah
untuk menyelidiki ada-tidaknya hubungan sebab-akibat, berapa besar hubungan
sebab- akibat tersebut dengan cara memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada
beberapa kelompok eksperimental dan menyediakan kontrol untuk perbandingan.
3.1.2 Desain Eksperimen
Desain eksperimen yang akan digunakan peneliti adalah penelitian kuasi
eksperimen. Penelitian kuasi eksperimen dipilih apabila peneliti ingin menerapkan
sesuatu tindakan atau perlakuan (Mulyatiningsih, 2011:88). Jenis eksperimen
kuasi yang dipilih adalah Two Group Posttest Only (Neuman, 2003; dalam
Mulyatiningsih, 2011:89). Pemilihan ini didasarkan pada asumsi bahwa pada
kedua kelompok tersebut memiliki kemampuan yang setara sebagaimana akan
dibahas pada subbab 3.3. Untuk memperjelas desain penelitian yang digunakan,
maka dapat digambarkan rancangan penelitian pada gambar 3.1.
R X O1
O2
Gambar 3.1 Desain Penelitian Eksperimen
Keterangan:
R : Random Assigment (Pemberian Tes I (Tes Homogenitas)
X : Perlakuan (treatment) untuk kelompok eksperimen yaitu pada SD
25
25
Negeri 2 Genuksuran menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe TPS
O1 : Pemberian tes formatif (Tes II) untuk kelompok eksperimen
O2 : Pemberian tes formatif (Tes II) untuk kelompok kontrol
3.1.3 Prosedur Eksperimen
Langkah – langkah yang akan dilakukan pada kegiatan penelitian
eksperimen ini akan dilakukan sebagai berikut.
1. Menyusun kisi-kisi tes
2. Menyusun instrumen tes uji coba berdasar kisi-kisi yang yang sudah
disusun
3. Mengujicobakan instrumen tes uji coba pada kelas uji coba yang
berbentuk tes objektif untuk tes I (tes homogenitas)
4. Mengujicobakan instrumen tes uji coba yang berbentuk pada kelas uji
coba tes objektif dan uraian untuk tes II (tes formatif)
5. Menganalisis data hasil instrumen tes uji coba (tes I dan tes II) pada
kelas uji coba untuk mengetahui validitas, reabilitas soal, dan tingkat
kesukaran soal
6. Memberi tes I (tes homogenitas) kepada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol untuk uji homogenitas dan normalitas
7. Memberi perlakuan pada kelas V SD Negeri 2 Genuksuran sebagai
kelompok eksperimen dan SD Negeri 1 Genuksuran sebagai
kelompok kontrol
8. Memberi tes II (tes formatif) kepada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol
9. Menganalisis hasil yang diperoleh dari hasil belajar siswa (tes formatif
dan proses)
10. Menyusun laporan hasil penelitian
Pada kondisi awal diharapkan keadaan sama, tidak ada perbedaan. Hal ini
dilihat dari pemberian tes homogenitas (tes I). Setelah kondisi awal sama, maka
26
26
dilanjutkan dengan pembagian dua kelompok yaitu kelompok kontrol adalah
siswa kelas V SD Negeri 1 Genuksuran, dan kelompok eksperimen adalah siswa
kelas V SD Negeri 2 Genuksuran. Kelompok kontrol diberikan perlakuan
pembelajaran menggunakan model pembelajaran konvensional dan kelompok
eksperimen diberikan perlakuan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TPS. Setelah diberikan perlakuan, diberikan tes
formatif (tes II) pada kedua kelompok untuk melihat perkembangan hasil
belajarnya. Untuk kelompok kontrol menggunakan hasil tes formatif sedangkan
kelompok eksperimen menggunakan hasil tes formatif dan penilaian proses
selama pembelajaran. Secara sederhana rancangan penelitian dapat digambarkan
pada gambar 3.2:
Gambar 3.2 Rancangan Penelitian Eksperimen Efektivitas Penggunaan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS
3.1.4 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 1 Genuksuran dan SD Negeri 2
Genuksuran Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan dan penelitian ini
dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2011/2012.
3.2 Variabel Penelitian
3.2.1 Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif
tipe TPS. Model pembelajaran kooperatif tipe TPS adalah suatu model
pembelajaran kooperatif yang dilakukan untuk melatih siswa bagaimana
Kondisi awal
Kelompok
Kontrol
Kelompok
Eksperimen
Perlakuan
Konvensional
Perlakuan
menggunakan
TPS
Hasil
Belajar
IPS
27
27
mengutarakan pendapat dan siswa belajar menghargai pendapat orang lain dengan
tetap mengacu pada materi/tujuan pembelajaran pada materi peristiwa sekitar
proklamasi kemerdekaan dengan langkah – langkah pembelajaran meliputi tahap
berpikir (thinking), tahap berpasangan (pairing), dan tahap berbagi (sharing).
3.2.2 Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar. Hasil belajar
adalah besarnya skor yang diperoleh dari 40% skor non tes (menyimak, diskusi
berpasangan, dan presentasi) dan 60% skor tes formatif.
3.3 Unit Penelitian
Didalam penelitian ini yang menjadi unit penelitian adalah siswa kelas V
di SD Negeri 1 Genuksuran sebagai kelompok kontrol dan SD Negeri 2
Genuksuran sebagai kelompok eksperimen. Peneliti mengambil unit penelitian ini
karena mempertimbangkan waktu dan tempat yang akan digunakan penelitian. SD
Negeri 1 Genuksuran dan SD Negeri 2 Genuksuran keadaannya cukup homogen,
dilihat dari letak wilayah, status sekolah, jumlah siswa kelas V serta prestasi yang
diraih dan dimiliki oleh sekolah.
Tabel 3.1
Jumlah Siswa Kelas V di SD Negeri Genuksuran Tahun Ajaran 2011/2012
Nama Sekolah Jumlah Siswa
Total Laki-Laki Perempuan
SD Negeri 1 Genuksuran 19 16 35
SD Negeri 2 Genuksuran 16 16 32
Jumlah unit penelitian 67
3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yaitu cara yang digunakan untuk
mengumpulkan atau memperoleh data dalam suatu penelitian. Adapun teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut :
28
28
1. Tes
Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini
adalah tes formatif hasil belajar dalam bentuk tes I dan tes II. Tes I dalam bentuk
pilihan ganda dan tes II dalam bentuk pilihan ganda dan uraian. Tes digunakan
untuk mengetahui hasil belajar IPS siswa kelas V pokok bahasan peristiwa sekitar
proklamasi kemerdekaan Indonesia. Sebelum dibuat instrumennya maka
sebelumnya disusun kisi-kisi soal. Untuk kisi-kisi soal lebih jelasnya dapat dilihat
di lampiran 1.
2. Non tes
Teknik non tes adalah pengukuran yang digunakan untuk mengetahui
kemampuan siswa tanpa menggunakan tes. Penelitian ini menggunakan teknik
observasi yaitu sebuah teknik pengukuran untuk melakukan pengamatan dan
pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.
Observasi dilakukan untuk 3 hal yaitu: aktifitas guru, aktifitas siswa, dan rubrik
penilaian proses pembelajaran (unjuk kerja menyimak, diskusi berpasangan, dan
presentasi)
a. Observasi aktifitas guru
Observasi digunakan untuk mendapatkan data tentang pencapaian
pengajar dalam pemberian treatment di dalam kelas, sehingga di dalam
pelaksanaan pembelajaran benar-benar sesuai dengan kondisi dan proses yang
diharapkan. Observasi dilakukan terhadap proses pembelajaran TPS. Untuk
melakukan observasi tersebut maka dibuat instrumen observasi. Sebelum
instrument observasi dibuat, maka dibuat dulu kisi – kisi instrumen observasi.
Konsep dasar penyusunan instrument observasi dalam hal ini adalah teori dan
prosedur pelaksanaan pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
model pembelajaran kooperatif tipe TPS. Sebelum dibuat instrumen observasi
aktifitas guru maka dibuat kisi-kisi observasi aktifitas guru yang akan disajikan
pada tabel 3.2.
29
29
Tabel 3.2
Kisi Kisi Observasi Aktivitas Guru
Indikator Aspek yang diamati
Kegiatan Awal
Pembelajaran
1. Melakukan apersepsi
2. Menginformasikan tujuan pembelajaran
3. Menginformasikan langkah-langkah pembelajaran dengan
menggunakan model TPS
Tahap Berpikir
(Thinking)
1. Mengajukan pertanyaan kepada siswa berdasarkan materi
yang sudah disimak
2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab
pertanyaan yang diajukan
3. Membimbing siswa dalam menjawab pertanyaan yang
diajukan
Tahap
Berpasangan
(Pairing)
4. Membimbing siswa dalam melakukan diskusi berpasangan
5. Membimbing siswa dalam menyelesaikan LKS
Tahap Berbagi
(Sharing)
6. Membimbing siswa dalam melaporkan hasil diskusi
pengerjaan LKS
7. Memberikan kesempatan kepada siswa yang tidak
melaporkan hasil diskusi pengerjaan LKS untuk
memberikan tanggapan
Penutup
1. Membimbing siswa untuk membuat rangkuman
2. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa
Lain-lain
1. Mengelola waktu secara efisien
2. Menggunakan media secara efektif dan efisien
3. Penggunaan bahasa dalam pembelajaran
b. Observasi aktifitas siswa
Observasi ini dilakukan pada kelompok eksperimen yaitu kelas V SD
Negeri 2 Genuksuran Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan. Instrumen
yang digunakan untuk observasi kegiatan siswa adalah observasi aktifitas siswa.
Berikut ini disajikan kisi-kisi observasi aktifitas siswa pada tabel 3.3.
30
30
Tabel 3.3
Kisi Kisi Observasi Aktivitas Siswa
Indikator Aspek yang diamati
Kegiatan Awal
Pembelajaran
1. Kesiapan dalam pembelajaran (mempersiapkan buku
catatan dan buku pelajaran serta menempati tempat duduk
yang telah ditetapkan)
2. Memperhatikan penjelasan mengenai pelaksanaan
pembelajaran yang akan dilakukan
Tahap Berpikir
(Thinking)
1. Menyimak materi pembelajaran yang dibagikan oleh guru
2. Memperhatikan pertanyaan yang diberikan
3. Menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru
Tahap
Berpasangan
(Pairing)
1. Mengerjakan LKS yang dibagikan bersama pasangannya
2. Melakukan diskusi dengan pasangan dalam menyelesaikan
LKS
3. Berani dan aktif dalam dalam mengemukakan pendapat
Tahap Berbagi
(Sharing)
1. Melaporkan hasil pengerjaan LKS ke depan kelas
2. Memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi teman
Penutup
1. Membuat rangkuman materi yang dipelajari ke dalam buku
catatan
2. Melakukan kegiatan refleksi
Lain-lain
1. Penggunaan bahasa dalam pembelajaran
2. Penggunaan waktu yang diberikan
c. Penilaian proses pembelajaran
Penilaian ini dilakukan pada kelompok eksperimen yaitu kelas V SD
Negeri 2 Genuksuran Kecamatan Purwodadi. Instrumen yang digunakan untuk
penilaian proses pembelajaran siswa diantaranya kegiatan menyimak, diskusi
berpasangan, dan presentasi dan instrumen terlampir bersama RPP pada lampiran
11.
31
31
3.4.1 Uji Instrumen Tes
3.4.1.1 Uji Validitas Tes
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
suatu instrumen. Sebuah instrumen dinyatakan valid apabila mampu mengukur
apa yang diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat
mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto, 2006:168).
Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik
korelasi product moment yang dikemukakan Pearson (Arikunto, 2006:170).
Rumus korelasi product moment dengan angka kasar.
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi pearson
x = variabel bebas
y = variabel terikat
n = jumlah data
Uji validitas dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS 19,0. Kriteria
validitas intrumen menurut Azwar dalam Wardani (2010:35) menyatakan bahwa
suatu item instrumen dianggap valid jika memiliki koefissien corrected item to
total correlation ≥ 0,20.
Instrumen tes homogenitas (Tes I) dan tes formatif (Tes II) yang akan
diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan uji coba terlebih
dahulu. Uji coba instrumen tes homogenitas (Tes I) dilakukan pada 34 siswa di
SD Negeri 2 Ngembak, setelah selesai uji coba instrumen tes homogenitas dan
didapatkan hasil (nilai dari pekerjaan siswa), dapat dilakukan penghitungan uji
validitas instrumen hasil. Dari 40 item soal (pilihan ganda 40 item) tes
homogenitas (tes I) setelah dilakukan penghitungan uji validitas dengan bantuan
SPSS 19, diperoleh hasil item soal yang valid sebanyak 25 item soal dan yang
tidak valid sebanyak 15 item soal dari 40 soal yang diuji cobakan. Pada item soal
yang tidak valid dibuang dan tidak digunakan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
di lampiran 3.
32
32
Setelah uji validitas instrumen tes homogenitas (Tes I), maka dilakukan uji
validitas juga pada instrumen tes formatif (Tes II) yaitu seperti pada saat uji
validitas instrumen tes homogenitas (Tes I), yang pertama mengujicobakan
instrumen agar dikerjakan oleh siswa kelas uji coba yaitu siswa kelas V di SD
Negeri 2 Ngembak. Setelah selesai uji coba instrumen tes dan didapatkan hasil
(nilai dari pekerjaan siswa), dapat dilakukan penghitungan uji validitas instrumen
dari 50 item soal (pilihan ganda 40 item, uraian 10 item) tes. Setelah dilakukan
penghitungan uji validitas dengan bantuan SPSS 19 dan diperoleh hasil item soal
yang valid untuk pilihan ganda sebanyak 25 item soal yang valid dan 15 item soal
yang tidak valid dari 40 soal pilihan ganda yang diuji cobakan. Sedangkan untuk
item soal uraian sebanyak 5 item soal yang valid dan 5 item soal yang tidak valid
dari 10 item soal uraian yang diuji cobakan pada kelas uji coba. Item soal pilihan
ganda dan uraian pada tes II yang tidak valid tidak digunakan dan dibuang. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat dilampiran 4.
3.4.1.2 Uji Reliabilitas Tes
Menurut Sudjana (2011:16), reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan
atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Artinya, kapanpun
alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama.
Uji reliabilitas tes yang digunakan dalam penelitian ini meliputi soal
pilihan ganda untuk tes homogenitas (tes I) dan soal pilihan ganda dan uraian
untuk tes formatif (tes II). Untuk menentukan koefisien reliabilitas soal pilihan
ganda menggunakan rumus KR.20. Rumus reliabilitas dengan KR.20 (Sugiyono.
2006:278) adalah:
Keterangan:
k = jumlah item dalam instrument
= proporsi banyaknya subjek yang menjawab pada item 1
= 1-
= varians total
33
33
Untuk melakukan uji reliabilitas tes soal uraian menggunakan rumus Alfa
Croanbach. Rumus reliabilitas Alfa Croanbach (Sugiyono, 2006:282) adalah:
Keterangan:
k = mean kuadrat antara subjek
= mean kuadrat kesalahan
= varians total
Uji reliabilitas tes dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan SPSS
19,0 dan kriteria untuk menentukan tingkat reliabilitas instrument digunakan
pedoman yang dikemukakan oleh George dan Mallery dalam Wardani (2010:35)
sebagai berikut:
α ≤ 0,7 : tidak dapat diterima
0,7 < α ≤ 0,8 : dapat diterima
0,8 < α ≤ 0,9 : reliabilitas bagus
α > 0,9 : reliabilitas memuaskan
Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS 19. Untuk
penghitungan reliabilitas instrumen tes homogenitas (tes I) mendapatkan hasil
penghitungan reliabilitas sebesar 0,874 dengan kategori reliabilitas bagus.
Berdasarkan hasil penghitungan tersebut maka instrumen tes I dapat digunakan
untuk penelitian. Untuk penghitungan reliabilitas instrumes tes II dengan hasil
penghitungan reliabilitas soal pilihan ganda sebesar 0, 900 dengan kategori
reliabilitas bagus dan pada hasil penghitungan reliabilitas soal uraian sebesar
0, 759 dengan kategori reliabilitas dapat diterima. Berdasarkan hasil penghitungan
tersebut maka instrumen tes II dapat digunakan untuk penelitian. Untuk lebih
jelasnya penghitungan uji reliabilitas instrumen tes I dan tes II dapat dilihat di
lampiran 3 dan lampiran 4.
34
34
3.4.1.3 Uji Tingkat Kesukaran Soal
Tingkat kesukaran adalah proporsi siswa yang menjawab benar. Tingkat
kesukaran berkisar dari 0 sampai dengan 1. Makin besar tingkat kesukaran makin
mudah soal tersebut begitu pula sebaliknya makin kecil tingkat kesukaran makin
sukar soal tersebut (Zulaiha, 2008:14).
Tingkat kesukaran soal pilihan ganda diperoleh melalui perhitungan
dengan menggunakan rumus berikut (Zulaiha, 2008:14) :
TK =
Keterangan:
TK = Tingkat kesukaran soal pilihan ganda
JB = Banyak siswa yang menjawab benar
n = Banyak siswa
Tingkat kesukaran soal uraian menurut klasifikasi puspendik dalam
Zulaiha (2008:34) diperoleh melalui perhitungan dengan menggunakan rumus:
TK =
Keterangan
TK = Tingkat kesukaran soal uraian
Mean = Rata-rata skor siswa
Skor Maksimum = Skor maksimum yang ada pada tabel penskoran
Tingkat kesukaran dibagi menjadi 3 kategori yaitu soal sukar, soal sedang,
dan soal mudah. Berikut ini adalah kriteria tingkat kesukaran soal (Zulaiha,
2008:14).
TK < 0, 3 = Sukar
0,3 ≤ TK ≤ 0,7 = Sedang
TK > 0,7 = Mudah
Uji tingkat kesukaran dilakukan setelah instrumen dilakukan uji validitas
dan uji reliabilitas instrumen. Setelah dilakukan uji tingkat kesukaran soal maka
didapatkan hasil untuk instrumen tes I tidak terdapat soal yang masuk dalam
kategori mudah. Untuk kategori sedang terdapat 24 soal yang masuk dalam
35
35
kategori sedang dan untuk kategori sulit terdapat 1 soal yang masuk pada kategori
sulit.
Analisis tingkat kesukaran soal juga dilakukan pada instrumen tes II yang
terdiri dari 25 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian dan mendapatkan hasil untuk
item soal pilihan ganda tidak ada item soal yang masuk dalam kategori rendah dan
sulit tingkat kesukarannya. Untuk kategori sedang terdapat 25 item soal pilihan
ganda masuk dalam kategori sedang. Untuk soal uraian tidak ada soal yang masuk
dalam kategori rendah tingkat kesukarannya. Untuk kategori sedang terdapat 4
item soal uraian yang masuk dalam kategori sedang, dan untuk kategori sulit
terdapat 1 item soal uraian yang masuk dalam kategori sulit. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat dilampiran 5.
3.4.2 Uji Normalitas Tes I
Perhitungan uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah variabel-
variabel dalam penelitian mempunyai sebaran distribusi normal atau tidak.
Perhitungan normalitas ini menggunakan rumus chi-kuadrat, menurut Sugiyono
(2006:104) rumus chi-kuadrat adalah sebagai berikut:
Keterangan:
X2 = chi-kuadrat
fo = Frekuensi yang diobservasi
fh = frekuensi yang diharapkan
Kaidah uji normalitas jika chi-kuadrat hitung < chi-kuadrat tabel dan p >
0,05 ( sig 5%) maka sebaran berdistribusi normal, sebaliknya apabila chi-kuadrat
hitung > chi-kuadrat tabel dan p > 0,05 ( 5%) maka sebaran berdistribusi normal.
Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS 19. Metode
pengambilan keputusan pada uji normalitas menurut Priyatno (2010:40) yaitu jika
signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi normal dan jika signifikansi < 0,05
maka data tidak berdistribusi normal. Berikut disajikan dalam tabel 3.4 hasil uji
normalitas tes homogenitas (tes I) kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
36
36
Tabel 3.4
Hasil Uji Normalitas Tes Homogenitas (Tes I)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
NILAI
EKSPERIMEN
NILAI
KONTROL
N 32 35
Normal Parametersa,b
Mean 62,25 61,14
Std. Deviation 11,581 11,944
Most Extreme
Differences
Absolute ,128 ,152
Positive ,080 ,152
Negative -,128 -,093
Kolmogorov-Smirnov Z ,723 ,901
Asymp. Sig. (2-tailed) ,673 ,391
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Dari tabel 3.4 tentang hasil uji normalitas tes homogenitas dapat
disimpulkan bahwa:
1. Nilai tes homogenitas kelompok eksperimen dengan teknik One Sample
Kolmogorov-Smirnov Test. Dari tabel tersebut nampak tingkat signifikansi
dua sisi dengan taraf kepercayaan 5 % (Asymp. Sig. 2-tailed) adalah 0,673
Jika dirumuskan hipotesis H0 adalah distribusi tidak normal dan H1 adalah
distribusi normal, Maka H1 diterima apabila P > 0.05 dan H1 ditolak apabila
P < 0,05. Pada tabel diatas menunjukan bahwa S = P = 0,673. Artinya
berdasarkan perhitungan peluang kesalahan 5 % maka P > 0,05 atau
0,673 > 0,05. Jadi H1 diterima, artinya data dari nilai tes homogenitas
kelompok eksperimen adalah berdistribusi normal.
2. Nilai tes homogenitas kelompok kontrol dengan teknik One Sample
Kolmogorov-Smirnov Test. Dari tabel tersebut nampak tingkat signifikansi
dua sisi dengan taraf kepercayaan 5 % (Asymp. Sig. 2-tailed) adalah 0,391
Jika dirumuskan hipotesis H0 adalah distribusi tidak normal dan H1 adalah
distribusi normal, Maka H1 diterima apabila P > 0.05 dan H1 ditolak apabila
P < 0,05. Pada tabel diatas menunjukan bahwa S = P = 0,391. Artinya
berdasarkan perhitungan peluang kesalahan 5 % maka P > 0,05 atau
0,391 > 0,05. Jadi H1 diterima, artinya data dari nilai tes homogenitas
kelompok kontrol adalah berdistribusi normal.
37
37
3.4.3 Uji Homogenitas Tes I
Uji homogenitas bertujuan untuk menguji apakah varians-varians tersebut
homogen atau tidak.
Kaidah uji homogenitas, jika F hitung < F tabel dan p > 0,05 ( 5 %) maka
hubungan kedua variabel dinyatakan homogen, sebaliknya jika F hitung > F tabel
dan p < 0,05 (5%) maka tidak homogen.
Uji homogenitas menggunakan bantuan SPSS 19. Metode pengambilan
keputusan pada uji homogenitas menurut Priyatno (2010:99) yaitu jika
signifikansi > 0,05 maka H0 diterima (varian sama) dan jika signifikansi < 0,05
maka H0 ditolak (varian berbeda). Dari data nilai hasil tes homogenitas (tes I)
antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel 3.5.
Tabel 3.5
Hasil Uji Homogenitas Nilai Tes Homogenitas (Tes I)
Test of Homogeneity of Variances
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
,132 1 65 ,717
Dari tabel 3.5 nilai signifikansi adalah 0, 717 > 0,05 maka H0 diterima.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kedua varian sama (varian kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen).
3.5 Teknik Analisis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan
menggunakan dua kelas yaitu sebagai kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol dalam efektivitas penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TPS
terhadap hasil belajar maka analisis yang digunakan yaitu analisis komparatif dua
kelompok sampel. Teknik analisis data yang tergantung pada desain ekperimen
yang digunakan. Karena desain eksperimen klasik yang digunakan, maka analisis
data yang digunakan adalah independent sample t-tes. Analisis data independent
sample t-test digunakan untuk mengukur apakah ada perbedaan hasil belajar
38
38
antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Agar kesimpulan data tidak
menyimpang maka syarat yang digunakan sebelum uji independent sample t-test
adalah melakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Untuk melakukan uji
independent sample t-test digunakan bantuan SPPS 19,0. Rumus statistik untuk
menghitung t-tes (Sugiyono, 2006:135), sebagai berikut:
2121
2
22
1
21
21
11
2
)1()1(
nnnn
snsnt
XX
Keterangan :
1X
= rata-rata kelompok 1
2X = rata-rata kelompok 2
t = nilai t hitung
1n = jumlah sampel kelompok 1
2n = jumlah sample kelompok 2
2
1s = varian kelompok 1
2
2s = varian kelompok 2