bab iii metode penelitian 1.1. desain...
TRANSCRIPT
1 Isni Triana Dewi, 2017 PENGARUH MODAL KERJA DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP KEBERHASILAN USAHA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
1.1. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey eksplanatory,
yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan bertujuan menjelaskan atau
menguji hubungan antar variabel. Metode survey yang digunakan adalah dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif. Adapun data yang digunakan adalah data
primer.
1.2. Partisipan
Partisan dalam penelitian ini adalah para pengusaha koneksi di Kecamatan
Soreang Kabupaten Bandung yang tergabung dalam 2 Paguyuban, yaitu Paguyuban
Mitra Usaha dan Paguyuban Pedagang Soreang.
1.3. Populasi danSampel
1.3.1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penel itian. Menurut Suharsimi (2013,
hlm.173) mengatakan “apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam
wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi”. Dalam
penelitian, populasi digunakan untuk menyebutkan seluruh
2 Isni Triana Dewi, 2017 PENGARUH MODAL KERJA DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP KEBERHASILAN USAHA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
elemen/anggota dari suatu wilayah yang menjadi sasaran penelitian atau merupakan
keseluruhan (universum) dari objek penelitian (Juliansyah, 2010, hlm.147). Berdasarkan
penjelasan di atas dan masalah yang diteliti maka yang menjadi ukuran populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh masyarakat Kecamatan Soreang yang bermata pencaharian
UMKM di bidang Konveksi yang terdiri dari 390 orang.
Tabel 3.1.
Jumlah Penduduk Kecamatan Soreang Menurut Mata Pencaharian
No. Jenis Pekerjaan Jumlah
1 Petani 11.049
2 Pedagang 2.354
3 PNS/TNI/POLRI 3.852
4 Wiraswasta 8.939
5 Karyawan Swasta 7.898
6 Peternak 569
7 Buruh 10.059
Sumber: Kecamatan Soreang (diolah)
Dari tabel 6 diatas data masyarakat yang bermata pencaharian wiraswata sebanyak
8.939,tidak semua jumlah masyarakat yang berwirausaha memilih untuk bergerak di
bidang konveksi, tercatat pada tahun 2015 hanya 4,1% dari 8.939 jumlah wirausaha
yang bergerak di bidang usaha konveksi yang berjumlah sebesar 370 orang yang
tergabung dalam dua paguyuban seperti dalam tabel 6..
Tabel 3.2
Jumlah Konveksi Kecamatan Soreang Menurut Paguyuban
No. Nama Paguyuban Jumlah
1 Mitra Usaha 208
2 PPS 182
∑ 390
Sumber : Pra Penelitian (data diolah)
3 Isni Triana Dewi, 2017 PENGARUH MODAL KERJA DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP KEBERHASILAN USAHA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1.3.2. Sampel
Menurut Suharsimi Arikuto (2013, hlm.174) sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang akan diteliti. Adapun teknik sampling yang digunakan dalam penelitian
ini adalah Probability Sampling dengan sample random atau sampel acak. Teknik
sampling ini diberi nama demikian karena didalam pengambilan sampelnya, peneliti
“mencampur” subjek-subjek didalam populasi sehingga semua subjek dianggap sama.
Dengan demikian maka peneliti memberi hak yang sama kepada setiap subjek untuk
memperoleh kesempatan (chance) dipilih menjadi sampel. Oleh karena hak setiap subjek
sama, maka peneliti terlepas dari perasaan ingin mengistimewakan satu atau beberapa
subjek untuk dijadikan sampel (Suharsimi, 2013, hlm.177). Untuk menentukan jumlah
sampel digunakan Rumus Slovin untuk menentukan ukuran sampel minimal (n) jika
diketahui ukuran populasi (N) pada taraf signifikansi α adalah:
n =
dimana :
n = sampel minimum
N = jumlah populasi
a = tingkat signifikansi
Jumlah UKM Konveksi di Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung yang terdiri
dari 390 UKM yang tergabung dalam paguyuban. Sehingga dalam menentukan jumlah
sampel setelah dimasukan ke dalam rumus Slovin adalah sebagai berikut :
a) Jumlah Sampel Masyarakat Desa Soreang
n =
n =
n =
n =
n =
n = 197,45
4 Isni Triana Dewi, 2017 PENGARUH MODAL KERJA DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP KEBERHASILAN USAHA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dari perhitungan di atas, maka jumlah sampel sebanyak 197,45 yang diambil dan
dibulatkan menjadi sebanyak 197 orang.
Tabel 3.3.
Perhitungan Jumlah Konveksi Kecamatan Soreang Menurut Paguyuban
No. Paguyuban Jumlah Proporsi Sampel
1 Mitra Usaha 208 n =
105
2 PPS 182 n =
92
∑ 370 197
1.4. Operasional Variabel
Dalam Penelitian ini yang menjadi variabel dependen atau variabel Y adalah hasilbelajar
siswa dan yang menjadi variabel independen atau variabel X adalah konsep diri dan kebiasaan
belajar. Operasionalisasi variabel dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Teoritis Konsep Analisis Skala
Keberhasilan
Usaha (Y)
Keberhasilan usaha pada
hakikatnya adalah
keberhasilan dari bisnis
dalam mencapai tujuannya.
Suatu bisnis dikatakan
berhasil bila mendapatkan
aba, karena laba adalah
tujuan dari seseorang
melakukan bisnis (Noor,
2007:379)
Data yang diperoleh
dari jawaban
responden mengenai
laba yang diterima
pada tiga bulan
terakhir.
Interval
Modal Kerja
(X1)
Modal kerja diartikan
sebagai investasi yang
ditanamkan dalam aktiva
lancar atau aktiva jangka
Data diperoleh dari
jawaban responden
mengenai modal
kerja yang dimiliki
Interval
5 Isni Triana Dewi, 2017 PENGARUH MODAL KERJA DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP KEBERHASILAN USAHA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pendek, seperti kas, bank,
surat-surat berharga, piutang,
persediaan, dan aktiva lancar
lainnya. (Kasmir, 2008 : 250)
oleh perusahaan
selama tiga bulan
terakhir, dengan
indikator sebagai
berikut:
a. Kas
perusahaan
b. Persediaan
c. Piutang
perusahaan
Diferensiasi
Produk (X2)
Diferensiasi produk yaitu
usaha untuk
memproduksikan barang
yang mempunyai sifat
khusus yang dapat
dibedakan dengan jelas
dari produksi perusahaan-
perusahaan lainnya.
(Sadono Sukirno, 2009,
hlm. 305)
Data diperoleh dari
responden
menggunakan skala
numeric mengenai
jenis mengenai
produk yang dilihat
dari:
a. Corak
b. Mutu
c. Desain
d. Mode
e. Merek
Dummy
1.5. Sumber dan Jenis Data
Menurut Suharsimi Arikunto (2010, hlm. 172)yang dimaksud dengan sumber data
dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Adapun sumber data
yang diperoleh dari penelitian ini adalah :
1. Pejabat Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung
2. Referensi studi pustaka, artikel, jurnal, dan lain-lain.
Sedangkan jenis data yang digunakan adalah dalam penelitian ini adalah :
6 Isni Triana Dewi, 2017 PENGARUH MODAL KERJA DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP KEBERHASILAN USAHA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Data primer yang diperoleh dari pengusaha konveksi Kecamatan Soreang
Kabupaten Bandung.
2. Data sekunder diperoleh dari kantor Kecamatan Soreang, Pengurus Paguyuban
pengusaha konveksi Kecamatan Soreang dan Internet.
1.6. Teknik dan Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang berhubungan dengan modal
kerja dan diferensiasi produk. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis
yaitu sebagai berikut:
1. Angket atau kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data melalui penyebaran seperangkat
daftar pertanyaan tertulis kepada responden yang menjadi anggota sampel penelitian.
Suharsimi (2013, hlm.194) menyatakan bahwa “Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan
tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan
tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui”.
2. Studi literatur, yaitu dengan cara memeroleh data atau mengumpulkan data dari buku-
buku, skripsi, disertasi, majalah, dan media cetak lain yag berhubungan dengan
permasalahan yang diteliti.
1.7. Instrumen Penelitian
Dalam suatu penelitian, pengujian instrumen merupakan langkah yang sangat penting
dimana dengan adanya pengujian instrumen penelitian ini dapat menentukan kualitas hasil
data yang diperoleh. Instrumen memiliki kedudukan yang tertinggi, karena data
merupakan penggambaran variabel yang diteliti, dan berfungsi sebagai alat pembuktian
hipotesis(Suharsimi, 2010, hlm.211). Oleh karena itu benar tidaknya data, sangat
menentukan bermutu tidaknya hasil penelitian. Sedangkan benar tidaknya data,
tergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpulan data.
Skala yang digunakan adalah Skala Numerikal (Numerical Scale). Skala ini
mirip dengan skala diferensial semantik, yaitu skala perbedaan semantik berisikan
serangkaian karakteristik bipolar (dua kutub), seperti panas – dingin; popular – tidak
popular; baik tidak baik dan sebagainya (Kuncoro R. d., 2010, hal. 25). Karakteristik
bipolar tersebut mempunyai tiga dimensi dasar sikap seseorang terhadap objek, yaitu:
1. Potensi, yaitu kekuatan atau atraksi fisik suatu objek.
7 Isni Triana Dewi, 2017 PENGARUH MODAL KERJA DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP KEBERHASILAN USAHA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ri =
𝑛 𝑋𝑌− 𝑋 𝑌
𝑛 𝑋 − X n Y − Y
2. Evaluasi, yaitu hal – hal yang menguntungkan atau tidak menguntungkan suatu
objek.
3. Aktivitas, yaitu tingkatan gerakan suatu objek.
Adapun contoh skala numerikal yaitu:
Seberapa puas anda dengan agen real estat yang baru?
Sangat
Puas 7 6 5 4 3 2 1
Sangat
Tidak
Puas
Dari contoh tersebut, responden memberikan tanda (X) pada nilai yang sesuai
dengan persepsinya. Para peneliti sosial dapat menggunakan skala ini misalnya
memberikan penilaian kepribadian seseorang, menilai sifat hubungan interpersonal
dalam organisasi, serta menilai persepsi seseorang terhadap objek sosial atau pribadi
yang menarik. Selain itu skala perbedaan semantik, responden diminta untuk menjawab
atau memberikan penilaian terhadap suatu konsep tertentu misalnya kinerja, peran
pimpinan, prosedur kerja, aktivitas dll. Skala ini menunjukkan suatu keadaan yang
saling bertentangan misalnya ketat – longgar, sering dilakukan – tidak pernah dilakukan,
lemah – kuat, positif – negatif, buruk – baik, besar – kecil dan sebagainya.
Skala numerikal memiliki perbedaan dengan skala diferensial semantik dalam
nomor pada skala 5 titik atau 7 titik yang disediakan, dengan kata sifat berkutub pada
dua ujung keduanya (Sekaran, 2006, hal. 33). Skala ini merupakan skala interval.
1.7.1. Tes Validitas
Validitas menunjukkan kemampuan instrument penelitian mengukur dengan tepat
atau benar apa yang hendak diukur (Kusnendi, 2008:94).
Untuk menguji validitas alat ukur, maka harus dihitung korelasinya, yaitu
menggunakan rumus korelasi item total (item-total correlation). Korelasi item-total
digunakan untuk menguji validitas internal setiap item pertanyaan kuesioner penelitian
yang di susun dalam bentuk skala (Kusnendi, 2008: 94).
Korelasi item-total (ri) didefinisikan sebagai berikut:
8 Isni Triana Dewi, 2017 PENGARUH MODAL KERJA DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP KEBERHASILAN USAHA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(Kusnendi, 2008:94)
di mana:
X = skor setiap item
Y = skor total
n = banyaknya observasi
Adapun selanjutnya menggunakan korelasi item-total dikoreksi (corrected item-
total correlation). Hal ini digunakan jika item yang di uji kurang dari 30 agar tidak
terjadi spurious overlap yaitu tumpang tindih atau pengaruh kontribusi masing-masing
skor item terhadap jumlah skor total. Untuk menghilangkannya maka koefisien korelasi
item-total perlu dikoreksi dengan nilai simpangan baku (standard deviation) skor item
dan skor total.
Koefisien korelasi item-total dikoreksi (ri-itd) didefinisikan sebagai berikut:
(Kusnendi, 2008:95)
di mana:
rix = koefisien korelasi item-total
Si = simpangan baku skor setiap skor item pertanyaan
Sx = simpangan baku skor total
Jika koefisien korelasi item total dikoreksi sama atau lebih besar dari 0,25 atau
0,30 maka mimiliki validitas internal yang memadai, dan kurang dari 0,25 atau 0,30
maka item tersebut tidak valid.
Untuk mengetahui apakah instrumen layak atau tidak untuk diikutsertakan dalam
analisis terlebih dahulu dilakukan pengujian validitas dan realibilitas. Jika instrumen
dintakan valid dan realibel, maka intrumen layak diikutsertakan dalam analisis. Setelah
dilakukan pengolahan data melalui SPSS 21.0 for windows, dapat dilihat hasil validitas
instrumen penelitian pada Tabel 3.5
Tabel 3.5
𝑟𝑖−𝑖𝑡𝑑 =𝑟𝑖𝑥 𝑆𝑥 −𝑆𝑡
𝑆𝑥 ⬚ + 𝑆𝑖 − 2 𝑟𝑖𝑥 𝑆𝑖 𝑆𝑥
.
9 Isni Triana Dewi, 2017 PENGARUH MODAL KERJA DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP KEBERHASILAN USAHA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Uji Validitas
Variabel Nomor
Item r hitung r tabel Validitas
Diferensiasi Produk (X2)
1 0,727 0,139 Valid
2 0,714 0,139 Valid
3 0,492 0,139 Valid
4 0,586 0,139 Valid
5 0,665 0,139 Valid
6 0,670 0,139 Valid
7 0,636 0,139 Valid
8 0,553 0,139 Valid
9 0,772 0,139 Valid
10 0,670 0,139 Valid
11 0,716 0,139 Valid
12 0,672 0,139 Valid
13 0,617 0,139 Valid
14 0,518 0,139 Valid
15 0,604 0,139 Valid
Sumber: data diolah (Lampiran 5)
Tabel 4.33 menunjukan bahwa seluruh hasil rhitung lebih besar dari rtabel
(rhitung>rtabel) untuk α = 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen
pernyataan untuk X2 dinyatakan valid. Hal ini berarti seluruh instrumen dalam
penelitian ini menggambarkan aspek yang diukur. Berdasarkan Tabel 4.33 disimpulkan
bahwa seluruh item instrumen penelitian diferensiasi produk (X2) dinyatakan valid
sehingga dapat diikutsertakan dalam penelitian. Setelah dilakukan uji validitas pada item
variabel diferensiasi produk maka jumlah item yang diikutsertakan dalam penelitian ini
adalah 15 item soal.
1.7.2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk melihat sejauh mana tingkat kesamaan data dalam
waktu yang berbeda. Menurut Sugiyono (2013, hlm. 121), instrumen yang reliabel
adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama
akan menghasilkan data yang sama.
Reliabilitas istrumen dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan Cronbach
Alpha. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:
10 Isni Triana Dewi, 2017 PENGARUH MODAL KERJA DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP KEBERHASILAN USAHA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
r11 = [
− ] ⌈ −
⌉
Dimana:
r11 = Nilai reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pernyataan atau soal
= Varians skor tiap item pertanyaan
= Varians total
Menurut Rianse (2012, hlm. 180-181) langkah-langkah mencari nilai reliabilitas
dengan metode Cronbach Alpha sebagai berikut:
1. Menghitung varians skor setiap item pertanyaan dengan rumus:
= −
Keterangan:
Xi = jumlah skor item pertanyaan
N = Jumlah responden/sampel
2. Menghitung jumlah varians semua item pertanyaan dengan rumus:
ΣSi = S1 + S2 + S3 + ...+ Sn
Keterangan:
S1, S2, S3, ..., Sn = Varians item pertanyaan ke 1, 2, 3, ..., n
3. Menghitung Varians total dengan rumus:
= −
Keterangan:
Xt = Total skor seluruh item pertanyaan
11 Isni Triana Dewi, 2017 PENGARUH MODAL KERJA DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP KEBERHASILAN USAHA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
N = Jumlah responden/sampel
4. Menghitung nilai koefisien reliabilitas Cronbach Alpha dengan rumus:
r11 = [
− ] ⌈ −
⌉ (Rianse, 2012, hlm. 180)
Kriteria pengujiannya adalah jika r hitung lebih besar dari r tabel dengan taraf
signifikansi pada α = 0,05, maka instrumen tersebut adalah reliabel, sebaliknya tidak
reliabel.
Setelah melakukan uji validitas, maka dilanjutkan dengan uji reliabilitas.
Dikarenakan seluruh nomor item valid maka seluruh item dimasukan ke dalam uji
reliabilitas yang berkenaan dengan tingkat keajegan atau ketepatan hasil pengukuran.
Perhitungan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan SPSS 21.0 for
windows. Adapun hasilnya pada Tabel 3.6
Tabel 36
Uji Reliabilitas
r hitung
>
r tabel Hasil
0,922 0,139 Reliabel
Sumber: Lampiran
Tabel 4.34 menunjukan bahwa seluruh hasil rhitung lebih besar dari rtabel
(rhitung>rtabel) 0,922 > 0,139 untuk α = 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh
instrumen pernyataan untuk X2 dinyatakan reliabel. Sehingga dapat dipercaya atau layak
untuk dijadikan alat ukur penelitian.
1.8. Teknik Analisis Data
Menurut Riduwan dan Kuncoro (2013, hlm. 22) langkah-langkah atau prosedur
pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian adalah sebagai berikut.
1. Menyeleksi data agar dapat diolah lebih lanjut, yaitu dengan memeriksa jawaban
responden sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
12 Isni Triana Dewi, 2017 PENGARUH MODAL KERJA DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP KEBERHASILAN USAHA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Menentukan bobot nilai untuk setiap kemungkinan jawaban pada setiap item
variabel penelitian dengan menggunakan skala penilaian yang ditentukan,
kemudian menentukan skornya.
3. Melakukan analisis secara deskriptif, untuk mengetahui kecenderungan data. Dari
analisis ini dapat diketahui rata-rata, median, standar deviasi dan varians data dari
masing-masing variabel.
4. Melakukan uji korelasi atau regresi.
Jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data ordinal dan data
interval. Data ordinal tersebut harus ditransformasikan menjadi data interval terlebih
dahulu. Hal ini berguna untuk memenuhi sebagian syarat analisis parametrik yang mana
data setidak-tidaknya berskala interval(Riduwan dan Kuncoro, 2013, hlm. 30).
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan Analisis Regresi Linier
Berganda dengan bantuan alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu
program SPSS 20.00 for windows. Menurut Rohmana (2010 : 59)“Regresi linear
berganda merupakan analisis regresi linear yang variabel bebasnya lebih dari satu buah.
Sebenarnya sama dengan analisis regresi linear sederhana, hanya variabel bebasnya
lebih dari satu buah”. Tujuan analisis ini untuk mempelajari dan menguji kebenaran dari
dugaan sementara apakah modal kerja (X1) dan diferensiasi produk (X2) berpengaruh
terhadap keberhasilan usaha (Y). Model persamaan regresi linier berganda dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.
Dimana:
Y = Keberhasilan Usaha
β0 = Konstanta Regresi
β1 = Koefisien Regresi X1
β2 = Koefisien Regresi X2
X1 = Modal Kerja
X2 = Diferensiasi Produk
e = Faktor Pengganggu
Y = β0 + β1X1 + β2X2 + e
13 Isni Triana Dewi, 2017 PENGARUH MODAL KERJA DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP KEBERHASILAN USAHA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tingkat kesalahan yang ditolerir dalam penelitian ini adalah 0,05 atau taraf
signifikansinya sebesar 95%. Adapun cara lain yaitu dengan menggunakan komputer
pada program SPSS 20.0 for windows.
1.9. Pengujian Hipotesis
1.9.1. Koefisien determinasi (r2)
Uji ini disebut juga koefisien regresi yaitu angka yang menunjukkan besarnya
derajat kemampuan atau distribusi variabel bebas dalam menjelaskan atau menerangkan
variabel terikatnya dalam fungsi yang bersangkutan. Besarnya nilai R2 diantara nol dan
satu (0<R2<1). Jika nilainya semakin mendekati satu, maka model tersebut baik dengan
tingkat kedekatan antara variabel bebas dari terikat semakin dekat pula.koefisien
determinasi dapat dihitung menggunakan rumus :
R2 =
Dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Jika R2 semakin mendekat 1, maka hubungan antara variabel bebas dengan
variabel terikat semakin dekat/erat, atau dengan kata lain model tersebut dinilai
baik.
2. Jika R2 semakin menjauhi angka 1, maka hubungan antara variabel bebas dengan
variabel terikat jauh atau tidak erat, atau dengan kata lain model tersebut dapat
dinilai kurang baik.
1.9.2. Uji F Statistik
Kita perlu mengevaluasi pengaruh semua variabel independen terhadap variabel
dependen dengan uji F. Uji F statistik ini di dalam regresi berganda dapat digunakan
untuk mengevaluasi hipotesis apakah tidak ada variabel independent yang menjelaskan
variasi Y disekitar nilai rata-ratanya dengan derajat kepercayaan. Pengujian ini dapat
dihitung melalui rumus :
F = 𝒃𝟏𝟐.𝟑 𝑿𝟐𝒀𝒊 𝒃𝟏𝟐.𝟑 𝑿𝟑𝒊𝒀𝒊 𝟐
𝒆𝒊𝟐 𝑵−𝟑
F = 𝑹𝟐 𝒌−𝟏
𝟏−𝑹𝟐
𝒏−𝒌
14 Isni Triana Dewi, 2017 PENGARUH MODAL KERJA DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP KEBERHASILAN USAHA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kriteria Uji F adalah:
1. Jika F Hitung < F tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak (keseluruhan variabel
bebas x tidak berpengaruh terhadap variabel terikat y)
2. Jika F Hitung > F Tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima (keseluruhan
variabel bebas x berpengaruh terhadap variabel terikat y).
1.9.3. .Uji – t Statistik
Uji t merupakan suatu prosedur yang mana hasil sampel yang digunakan untuk
verifikasi kebenaran atau kesalahan hipotesis nul (H0). Keputusan untuk menerima atau
menolak H0 dibuat berdasarkan nilai uji statistik yang diperoleh dari data. (Yana
Rohmana, 2014, hlm. 8)
Ho = = 0
Ha =
Uji parsial ini bertujuan untuk menguji tingkat signifikansi dari setiap variabel
bebas secara parsial terhadap variabel terikat. Angka t hitung selanjutnya
dikonfirmasikan dengan t tabel pada derajat kebebasan dan taraf kesalahan tertentu.
Secara sederhana t hitung menggunakan rumus :
Untuk mengetahui kebenaran hipotesis digunakan kriteria :
Jika nilai t hitung > nilai t kritis maka Ho ditolak atau menerima Ha, artinya
variabel itu signifikan.
Jika nilai t hitung < nilai t kritis maka Ho diterima atau menolak Ha, artinya
variabel itu tidak signifikan.
3.9.4. Uji Asumsi Klasik
3.9.4.1. Uji Multikolinearitas
Rohmana (2010 : 140) menjelaskan bahwa “multikolinearitas berarti adanya
hubungan linear yang sempurna atau eksak (perfect or exact) diantara variabel-variabel
bebas dalam model regresi.” Jadi dapat disimpulkan bahwa adanya multikolinieritas
yaitu adanya huungan-hubungan linier diantara variabel independen.
T =𝛽𝑖
𝑆𝑒𝑖
15 Isni Triana Dewi, 2017 PENGARUH MODAL KERJA DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP KEBERHASILAN USAHA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Salah satu cara untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dengancara
melihat Tolerance (TOL) dan Variance Inflation Factor (VIF). Untuk menentukan
model regresi yang dipakai bebas multikolinieritas digunakan rumus:
Apabila VIF > 10 maka ini menunjukan multikolinearitas tinggi atau adanya
multikolinieritas) dan begitupula sebaliknya.
Untuk melihat gejala multikolinearitas, kita dapat melihat dari hasil coliinerity
Statistics. Hasil VIF yang lebih besar dari lima menunjukan adanya gejala
multikolinearitas.
Jika suatu data terkena multikolinearitas, maka ada dua cara penyembuhan, yaitu :
1. Tanpa Ada Perbaikan
Multikolinearitas hanya menyebkan kita kesulitan memperoleh estimator dengan
standard error yang kecil. Multikolinearitas terkait dengan sampel, jadi untuk
penyembuhannya cukup dengan menambah sampel maka ada kemungkinan data
tersebut terbebas dari multikolinearitas.
2. Ada Perbaikan
Perbaikan dapat dilakukan apabila terdapat multikolinearitas yaitu dengan cara :
a) Informasi apriori
b) Menghilangkan variabel independen
c) Menggabungkan data cross section dan time series
d) Transpormasi variabel
Dimana dalam penelitian ini untuk mendeteksi adanya multikolinearitas adalah
dengan menggunakan Tolerance (TOL) dan Variance Inflation Factor (VIF). Dimana
rumusnya adalah
TOL = 1- Ri2
VIF (𝜷 𝒊) = 𝟏
𝑻𝑶𝑳
VIF =
𝑇𝑂𝐿=
− 𝑅𝑖
16 Isni Triana Dewi, 2017 PENGARUH MODAL KERJA DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP KEBERHASILAN USAHA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dimana Ri2 adalah kofisien korelasi antara X1 dengan var explanatory lainnya.
Ketentuannya adalah :
Apabila VIF>10 maka ini menunjukan multikolinearitas tinggi dan apabila VIF <
10 maka tidak ada multikolinieritas.
3.9.4.2. Uji Heteroskedastis
Dengan adanya heteroskedastisitas maka estimator OLS tidak menghasilkan
estimator yang Best Liniar Unbiased Estimator (BLUE) hanya mungkin baru sampai
Linier Unbiased Estimator (LUE). Maka konsekuensi apabila terjadi heteroskedastisitas
adalah perhitungan standars error metode OLS tidak bisa dipercaya kebenarannya.
Itulah yang menyebabkan interval estimasi ataupun uji hipotesis t maupun uji F tidak
dapat dipercaya untuk evaluasi hasil regresi (Rohmana, 2010, hlm. 160).
Salah satu cara mendeteksi heteroskedastisitas adalah dengan menggunakan Uji
Glejser.Uji ini mengusulkan untuk meregres nlai absolute residual terhadap variabel
independen dengan persamaan regresi. Dengan daras pengambilan keputusan pada Uji
Heteroskedastisitas yaitu sebagai berikut.
1. Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka kesimpulannya tidak terjadi
heteroskedastisitas.
2. Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka kesimpulannya adalah terjadi
heterokedastisitas.
Pada penelitian ini, penulis menggunakan uji Glejser dengan bantuan program
SPSS versi 20.0
Ketika model dalam penelitian ini diketahui mengandung masalah
heteroskedastisitas, maka harus disembuhkan karena walaupun estimator masih linier
dan bias tapi tidak lagi efisien karena tidak mempunyai varian minimum.
Untuk menghilangkan heterokedastisitas ini ada beberapa alternatif yang dapat
dilakukan. Tapi juga, alternatif ini sangat tergantung pada ketersediaan informasi
tentang varian dan residual.
1. Jika varian dan residual diketahui, maka heteroskedastisitas dapat diatasi
dengan metode Weighted Least Square (WLS) atau Kuadrat Terkecil
Tertimbang.
17 Isni Triana Dewi, 2017 PENGARUH MODAL KERJA DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP KEBERHASILAN USAHA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Jika varian tidak diketahui, maka heteroskedastisitas dapat diatasi dengan
metode White dan atau metode transformasi (Rohmana, 2010 hlm. 184).
3.9.4.3. Uji Autokorelasi
Asumsi penting lainnya yang akan diuji dalam penelitian ini adalah uji
autokorelasi atau serial korelasi. Autokorelasi menggambarkan suatu keadaan dimana
tidak adanya korelasi antara variabel penganggu disturbance term. Adanya gejala
autokorelasi dalam model regresi OLS dapat menimbulkan:
1. Estimator OLS menjadi tidak efisien karena selang keyakinan melebar;
2. Variance populasi diestimasi terlalu rendah (underestimated) oleh varians
residual taksiran ( ̂) ;
3. Akibat butir b, R² bisa ditaksir terlalu tinggi (over estimated);
4. Jika tidak diestimasi terlalu rendah, maka varians estimator OLS ( );
5. Pengujian signifikansi (t dan F) menjadi lemah.
Jika terdapat autokorelasi maka konsekuensinya adalah :
1. Parameter yang diestimasi dalam model regresi OLS menjadi bias dan varian
tidak minim lagi sehinnga koefisien estimasi yang diperoleh kurang akurat dan
tidak efisien.
2. Varians sampel tidak menggambarkan varians populasi, karena diestimasi terlalu
rendah oleh varians residual taksiran.
3. Model regresi yang dihasilkan tidak dapat digunakan untuk menduga nilai
variabel terikat dan variabel bebas tertentu.
4. Uji t tidak akan berlaku, jika uji t tetap disertakan maka kesimpulan yang
diperoleh pasti salah.
Ada beberapa cara untuk mendeteksi autokorelasi pada model regresi antaralain
dengan metode Grafik, uji loncatan (Runs Test) atau uji Geary (Geary Test), uji Durbin
Watson (Durbin Watson Test), uji Breusch-Godfrey (Breusch-Godfrey Test).
Pada penelitian ini, penulis enggunakan uji Durbin Watson(DW) untuk endeteksi
autokorelasi, yaitu dengan cara membandingkan DW statistic dengan DW tabel. Adapun
langkah uji Durbin Watsonadalah sebagai berikut.
a. Lakukan regresi OLS dan dapatkan residual e1.
18 Isni Triana Dewi, 2017 PENGARUH MODAL KERJA DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP KEBERHASILAN USAHA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Hitung nilai d (Durbin Watson).
c. Dapatkan nilai kritis dl-du.
d. Pengambilan keputusan, dengan aturan sebagai berikut.
Tabel 3.2
Uji Statistik Durbin-Watson d
0 < d < d1, menolak hipotesis nul; ada autokorelasi positif.
0 d du, daerah keragu-raguan; tidak ada keputusan.
4 – dl < d < 4, menolak hipotesis nul; ada autokorelasi positif.
4 – du d – dl, daerah keragu-raguan, tidak ada keputusan.
du < d < 4 – d, menerima hipotesis nul; tidak ada korelasi positif, negatif.
Autokorelasi
Positif
Ragu-ragu
Tidak Ada
Autokorelasi
Ragu-ragu
Autokorelasi
Negatif
Gambar 3. 1
Uji Statistik Durbin-Watson d
dl du 4-du 4-dl 0